You are on page 1of 12

TUGAS DOKTER MUDA BAGIAN GIGI DAN MULUT

Nama
: Syeba Dinda Hasianna
NIM
: 04054821618103
Periode
: 29 September 2016 17 Oktober 2016

1. Bagaimana mekanisme terjadinya karies hingga gigi dapat dicabut?


Mekanisme terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak (lapisan
yang menutupi permukaan gigi), dimana 70% dari volume plak terdiri dari
bakteri. Bakteri tersebut berasal dari streptococcus mutans dan lactobacillus
akan mengubah dan menfermentasikan gula dari sisa makanan yang tertinggal
pada gigi dalam jangka waktu tertentu sehingga berubah menjadi asam yang
akan menurunkan pH mulut menjadi rendah (sekitar pH 5,5) dan menyebabkan
terganggunya keseimbangan kondisi di sekitar mulut, diikuti dengan terjadinya
demineralisasi yang akan yang akan berlanjut pada jaringan-jaringan gigi
didalamnya sehingga terbentuklah lubang (kavitas) yang sering disebut karies
gigi.
Pada kondisi ini proses supersaturasi fisikokimia akan terjadi berulang
kali dalam mulut dan akan kecenderungan email untuk mendapatkan Ca dan P
dari dalam rongga mulut dalam upaya untuk mengganti elemen yang hilang
pada proses demineralisasi. Bila proses tersebut tercapai maka menghasilkan
keadaan

yang

disebut

remineralisasi

email.

Karies

sebagai

akibat

ketidakseimbangan demineralisasi dan remineralisasi yang terjadi pada gigi.


Jika gigi dapat dipertahankan kebersihannya dari plak dan konsumsi gula
dikurangi, maka proses remineralisasi pada daerah tersebut dapat terjadi
dengan adanya deposit kristal dari mineral-mineral yang terdapat pada saliva.
Dengan kata lain ada aliran mineral keluar dari gigi. Namun jika lebih banyak
kristal mineral yang larut pada suartu bagian permukaan gigi dapat rusak.
Apabila hal ini terjadi proses remineralisasi tidak mungkin terjadi dan lubang
pada gigi mulai terlihat.
Karies diawali dengan lesi karies berwarna putih akibat dekalsifikasi
dan akan berkembang menjadi lubang berwarna coklat atau hitam yang

mengikis gigi. Warna putih terbentuk karena hilangnya mineral interprismata


dan larutannya mineral pada perifer prismata sehingga garis-garis pertumbuhan
yang bermuara pada permukaan email hilang sehingga mudah terjadi keausan.
Akumulasi plak pada permukaan gigi utuh dalam dua sampai tiga minggu
menyebabkan terjadinya bercak putih.
Waktu berlangsungnya bercak putih menjadi kavitas tergantung pada
mulut dan kondisi individu.

Biasanya kavitas di dalam email tidak

menyebabkan nyeri, email tidak sensitif dalam rangsangan nyeri. Nyeri baru
timbul apabila sudah mencapai dentin, dimana dentin memiliki serabut syaraf
dan saluran-saluran yang sangat halus, yang rentan terhadap asam yang
dihasilkan oleh fermentasi karbohidrat.
Pada tahap akhir adalah saat kerusakan gigi sudah mencapai lapisan
email dan dentin kemudian mencapai bagian syaraf ditengah gigi yaitu pulpa.
Sewaktu bakteri dan plak mencapai pulpa, bakteri tersebut menyebarkan
infeksi kumannya dan gigi mulai terasa sakit. Rasa sakit itu disebabkan oleh
adanya peradangan pada pulpa yang menyebabkan peningkatan tekanan di
dalam ruang pulpa. Tekanan tersebut menyebabkan pembuluh darah di dalam
pulpa rusak sehingga rasa sakit bertambah. Karies yang timbul sampai pulpa
menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.

2. Apa makna karies D1D6?


D0 : gigi yang sehat.
D1 : perubahan awal pada email yang tampak secara visual. Biasa dilihat
dengan cara mengeringkan permukaan gigi, dan tampak adanya lesi
putih di gigi tersebut.
D2 : perubahan pada email yang jelas tampak secara visual. Terlihat lesi putih
pada gigi, walau gigi masih dalam keadaan basah.
D3 : kerusakan email, tanpa keterlibatan dentin (karies email).

D4 : terdapat bayangan dentin (tidak ada kavitas pada dentin). Karies pada
tahap ini sudah menuju dentin, berada pada perbatasan dentin dan email
(dentino-enamel junction).
D5 : kavitas karies yang tampak jelas dan juga terlihatnya dentin (karies
sudah mencapai dentin).
D6 : karies dentin yang sudah sangat meluas (melibatkan pulpa).

3. Bagaimana persarafan gigi?


Nervus sensori pada rahang dan gigi berasal dari cabang nervus cranial
ke-V atau nervus trigeminal pada maksila dan mandibula.
NERVUS MAKSILA

Cabang

maksila

nervus trigeminus mempersarafi gigi-gigi


pada maksila, palatum, dan gingiva di maksila. Selanjutnya cabang maksila
nervus trigeminus ini akan bercabang lagi menjadi nervus alveolaris superior.
Nervus alveolaris superior ini kemudian akan bercabang lagi menjadi tiga,
yaitu nervus alveolaris superior anterior, nervus alveolaris superior medii, dan
nervus alveolaris superior posterior. Nervus alveolaris superior anterior
mempersarafi gingiva dan gigi anterior, nervus alveolaris superior medii
mempersarafi gingiva dan gigi premolar serta gigi molar I bagian mesial,
nervus alveolaris superior posterior mempersarafi gingiva dan gigi molar I
bagian distal serta molar II dan molar III.
NERVUS MANDIBULA

Cabang awal yang menuju ke mandibula adalah nervus alveolar


inferior. Nervus alveolaris inferior terus berjalan melalui rongga pada

mandibula di bawah akar gigi molar sampai ke tingkat foramen mental. Cabang
pada gigi ini tidaklah merupakan sebuah cabang besar, tapi merupakan dua atau
tiga cabang yang lebih besar yang membentuk plexus dimana cabang pada
inferior ini memasuki tiap akar gigi.
Selain cabang tersebut, ada juga cabang lain yang berkonstribusi pada
persarafan mandibula. Nervus buccal, meskipun distribusi utamanya pada
mukosa pipi, saraf ini juga memiliki cabang yang biasanya di distribusikan ke
area kecil pada gingiva buccal di area molar pertama. Namun, dalam beberapa
kasus, distribusi ini memanjang dari caninus sampai ke molar ketiga. Nervus
lingualis, karena terletak di dasar mulut, dan memiliki cabang mukosa pada
beberapa area mukosa lidah dan gingiva. Nervus mylohyoid, terkadang dapat
melanjutkan perjalanannya pada permukaan bawah otot mylohyoid dan
memasuki mandibula melalui foramen kecila pada kedua sisi midline. Pada
beberapa individu, nervus ini berkontribusi pada persarafan dari insisivus
sentral dan ligament periodontal.
4. Bagaimana diagnosis penyakit gigi berdasarkan ICD 10 WHO?

K00.
1
K00.
2
K00.
3
K00.
4
K00.
5
K00.
6
K00.
7
K00.
8
K00.
9
K01.
0
K01.
1
K02.
0
K02.
1
K02.
2
K02.
3
K02.
4
K02.
8
K02.
9
K03.
0
K03.
1
K03.
2
K03.
3
K03.
4
K03.
5
K03.
6
K03.
7
K03.
8
K03.

K00.0
Supernumerary teeth
Kelainan ukuran dan bentuk gigi
Gigi berbintik-bintik
Gangguan pada pembentukan gigi
Gangguan herediter dalam struktur gigi , tidak diklasifikasikan di
tempat lain
Gangguan pada erupsi gigi
Tumbuh gigi sindrom
Gangguan lain dari perkembangan gigi
Gangguan perkembangan gigi , tidak spesifik
gigi tertanam
gigi yang terkena dampak
Karies terbatas pada enamel
Karies dentin
Karies sementum
Ditangkap karies gigi
Odontoclasia
Karies gigi lainnya
Karies gigi , tidak spesifik
Gesekan yang berlebihan dari gigi
Abrasi gigi
Erosi gigi
Resorpsi patologis gigi
Hipersementosis
Ankilosis gigi
Simpanan [ penambahan-penambahan ] pada gigi
Perubahan warna pascaletusan jaringan keras gigi
Penyakit tertentu lainnya dari jaringan keras gigi
Penyakit jaringan keras gigi , spesifik

5. Jelaskan pemeriksaan subyektif dan obyektif:


a. White spot
White spot/ lesi putih adalah proses awal terjadinya lubang gigi yang timbul
akibat pelepasan ion kalsium dan fosfat dari email gigi yang disebut dengan
demineralisasi namun pada fase ini permukaan gigi masih utuh
warnanya putih seperti kapur
tidak terasa sakit atau ngilu
terjadi karena adanya demineralisasi struktur gigi
bersifat reversibel atau bisa mengalami mineralisasi kembalitreatment
menggunakan tooth mouse dan rajin menggunakan pasta gigi berfluoride
Terapi: tidak diperlukan penambalan akan tetapi jika mengganggu
penampilan maka bisa dilakukan perbaikan oleh dokter gigi

b. Karies enamel
Karies email merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi
(lapisan terluar dan terkaras dari gigi), dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email. Apabila keseimbangan antara laju
proses demineralisasi dengan remineralisasi berlanjut maka permukaan lesi
awal akan runtuh akibat dari pelarutan apatie yang sudah melemah sehingga
menghasilkan kavitas.
Gejala Subjektif
Tidak ada keluhan rasa sakit.
Gejala Objektif
Ditemukannya karies superficialis.
Pemeriksaan Klinis
Tes clore etil : Sonde : Palpasi : Terapi : bergantung pada kondisi karies
Jika menganggu estetika harus dilakukan penumpatan
Jika tidak menganggu estetika:
- Recountering
- Proses ulasan fluor
- Semua tindakan harus dilakukan dengan edukasi dan konsul diet pada
pasien
c. Karies dentin

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi) atau
bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa. Gigi biasanya
terasa sakit bila terkena rangsangan dingin, makanan asam dan manis.
Gejala Subjektif
Rasa sakit yang timbul bila ada rangsangan, misalnya minuman panas atau
dingin
Rangsangan dingin lebih nyeri daripada rangsangan panas
Gejala Objektif:
Tampak karies media
Pemeriksaan Klinis
Tes clore etil : +
Sonde : +
Palpasi : +
Pemeriksaan Penunjang
Pada radiografi tidak ada radiolusensi
Terapi
Jika menganggu estetika harus dilakukan penumpatan: Penambalan tetap
dengan menggunakan basis semen gelas ionomer
Jika tidak menganggu estetika
- Recountering
- Poles ulasan fluor
Semua tindakan terapi harus dilakukan dengan edukasi dan konsultasi diet
pasien

d. Iritasi pulpa
Iritasi pulpa adalah suatu keadaan dimana lapisan enamel gigi mengalami
kerusakan sampai batas dentino enamel junction
Gejala-gejala :
- Kadang-kadang ngilu bila makan/ minum dingin,manis,asam dan bila sikat
-

gigi
Rasa ngilu akan hilang bila rangsangan dihilangkan

Pemeriksaan objektif :
- Terlihat karies yang kecil
- Dengan sonde : tidak memberi reaksi, tetapi kadang-kadang terasa sedikit

Tes thermis : dengan chlor etil terasa ngilu, bila rangsang dihilangkan
biasanya rasa ngilu juga hilang

Terapi :diberi tumpatan sesuai indikasinya

e. Pulpitis reversible
Suatu kondisi inflamasi pulpa ringan sampai sedang yang disebabkan oleh
adanya jejas, tetapi pulpa masih mampu kembali pada keadaan tidak
terinflamasi setelah jejas dihilangkan. Rasa sakit biasanya sebentar, yang
dapat dihasilkan oleh karena jejas termal pada pulpa yang sedang mengalami
inflamasi reversibel, tetapi rasa sakit ini akan hilang segera setelah jejas
dihilangkan. Pulpitis reversibel yang disebabkan oleh jejas ringan contohnya
erosi servikal atau atrisi oklusal, fraktur email.
Gejala Subyektif: ditemukan lokasi nyeri lokal (setempat), rasa linu
-

timbul bila ada rangsangan, durasi nyeri sebentar.


Gejala Obyektif: kariesnya tidak dalam (hanya mengenai enamel,
kadang-kadang mencapai selapis tipis dentin), perkusi, tekanan tidak

sakit.
Tes vitalitas: gigi masih vital
Terapi: jika karies media dapat langsung dilakukan penumpatan, tetapi
jika karies porfunda perlu pulp capping terlebih dahulu, apabila 1
minggu kemudian tidak ada keluhan dapat langsung dilakukan
penumpatan.

f. Pulpitis irreversible
Pulpitis irreversible adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten dapat
simtomatik maupun asimtomatik yang disebabkan oleh suatu stimuli noksius.
Rasa sakit bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam dan tetap ada
setelah stimuli dihilangkan.
Pada tingkat awal, suatu paroksisme (serangan hebat) rasa sakit dapat
disebabkan oleh :
- Perubahan suhu yang drastis (terutama dingin)
- Makanan manis atau asam
- Tekanan makanan ke dalam kavitas atau pengisapan oleh lidah atau pipi.

Pada Anamnesa ditemukan rasa nyeri spontan, menusuk, tajam menusuk atau
menyentak-nyentak yang berkepanjangan serta menyebar
- Gejala Subyektif: nyeri tajam (panas, dingin), spontan (tanpa ada
-

rangsangan sakit), nyeri lama sampai berjam-jam.


Gejala Obyektif: karies profunda, kadang-kadang profunda perforasi,

perkusi dan tekan kadang-kadang ada keluhan.


Tes vitalitas: peka pada uji vitalitas dengan dingin, sehingga keadaan gigi
dinyatakan vital.

Terapi: pulpektomi
g. Nekrosis pulpa
Nekrosis pulpa yaitu suatu proses kematian pulpa yang tidak disertai dengan
bakteri ini merupakan kematian yang steril.
Gejala gejala :
Tidak ada keluhan sakit
Warna gigi berubah
Pemeriksaan objektif :
Gigi berubah warna
Gigi dengan tumpatan silikat
Dengan test termis tidak menimbulkan reaksi apa-apa
Test vitalitas tidak mempunyai reaksi
Terapi :
Untuk gigi yang mempunyai akar satu diadakan perawatan urat syaraf.
Untuk gigi yang mempunyai akar lebih dari satu diadakan pencabutan bila
ada keluhan
h. Periodontitis
Peradangan penyakit yang mempengaruhi periodontium, yaitu jaringan yang
mengelilingi dan mendukung gigi. Periodontitis melibatkan hilangnya
progresif dari tulang alveolar di sekitar gigi, dan jika tidak diobati dapat
menyebabkan melonggarnya kemudian kehilangan gigi.
Pemeriksaan:
1. Inflamasi gingiva dan pendarahan
Adanya dan keparahan inflamasi gingiva tergantung pada statu kebersihan
mulut; bila buruk, inflamasi gingiva akan timbul dan terjadi pendarahan
waktu penyikatan atau bahkan pendarahan spontan. Bila penyikatan gigi
pasien cukup baik, plak cukup terkontrol tetapi ada deposit subgingiva karena

skaling yang kurang adekuat, adnya penyakit periodontal mungkin tidak


ditemukan pada pemeriksaan superfisial.bila dilakukan pemeriksaan riwayat
dengan cermat pasien sering melaporkan riwayat pendarahan dimasa lalu
yang berhenti ketika ia makin rajin membersihkan giginya.
2. Poket
Pengukuran kedalaman poket merupakan bagian penting dari diagnosis
periodontal tetapi harus tetap diinterpretasikan bersama dengan inflamasi
gingiva dan pembengkakan.
Teoritis, bila tidak ada pembengkakan gingiva, poket sedalam lebih dari 2
mm menunjukkan adanya migrasi ke apikal dari epiteluim krevikular, tetapi
pembengkakan inflamasi sangat sering mengenai individu muda usia
sehingga poket sedalam 3-4mm dapat seluruhnya merupakan poket gingiva
atau poket palsu.
3. Resesi gingiva
Resesi gingiva dan terbukanya akar dapat meyertai periodontitis kronis tetapi
tidak selalu merupakan tanda dari penyakit. Bila ada resesi, pengukuran
kedalaman poket hanya merupakan cerminan sebagian dari kerusakan
periodontal seluruhnya.
4. Mobilitas gigi
Beberapa mobilitas gigi pada bidang labiolingual dapa terjadi pada gigi yang
sehat, berakar tunggal, khususnya pada gigi insisivus bawah yang lebih kecil
mobil daripada gigi berakar jamak.
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menekan salah satu sisi gigi yang
bersangkutan dengan alat atau ujung jari dengan ujung jari lainnya pada sisi
gigi yang berseberangna dan gigi tetangganya yang digunakan sebagai titik
pedoman sehingga gerakan realtif dapat diperiksa. Cara lain untuk memeriksa
mobilitas (walaupun tidak megukurnya) adalah dengan pasien mengoklusikan
gigi-geliginya.
Derajat mobilitas gigi dapat dikelompokkan
Grade 1. Hanya dirasakan
Grade 2. Mudah dirasakan, pergeseran labiolingual 1 mm
Grade 3. Pergeseran labiolingual lebih dri 1 mm, mobilitas dari gigi ke
atas dan kebawah pada arah aksial.

5. Nyeri
Nyeri atau sakit waktu gigi diperkusi menunjukkan adanya inflamasi aktif
dari jaringan penopang, yang paling akut bila ada pembentukan abcess
dimana gigi sangan sensitif terhadap sentuhan. Sensitivitas terhadap dingin
atau panas dan dingin kadang ditemukan bila ada resesi gingiva dan
terbukanya pulpa
Diagnosis:
Diagnosis periodontitis ditegakkan berdasarkan anamnesa, gambaran klinik
dan pemeriksaan penunjang.
Dari anamnesa didapatkan gejala berupa gusimudah berdarah, gigi goyang.
Dari pemeriksaan penunjang untuk memastikan bakteri penyebab dapat
dilakukan kultur, dan untuk pemeriksaan radiologis, gambaran radiologik
pada gigi yang mengalami kelainan periondontium biasa memperlihatkan
kehilangan tulang yang menyeluruh baik vertikal maupun horizontal
sepanjang permukaan pada ketinggian yang berberda-beda atau tampak
gambaran destruksi processus alveolaris berbentuk V (cup like resorption).
Terapi:
1. Skaling dan root planing
2. Antibiotik
3. Kumur-kumur antiseptik
4. Bedah periodontal
5. Ektraksi gigi

You might also like