Professional Documents
Culture Documents
Kesehatan kerja :
Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua
lapangan kerja setinggi2nya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya
Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang diakibatkan
oleh keadaan/kondisi lingkungan kerja
Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerjaannya dari kemungkinan bahaya
yang disebabkan oleh faktor2 yang membahayakan kesehatan
(Prof.dr.Soekidjo Notoatmodjo.2007.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta:Rineka Cipta)
3) Apa tujuan dan manfaat HIPERKES ?
DEFINISI
Hiperkes adalah spesialisasi dalam ilmu hygiene beserta segala
sesuatu prakteknya yang dengan mengadakan penilaian kepada
faktor-faktor penyebab penyakit baik kualitatif maupun kuantitatif
dalam lingkungan kerja melalui pengukuran-pengukuran yang
hasilnya digunakan untuk tindakan korektof dan upaya pencegahan.
http://kesmasy.wordpress.com/2010/02/03/hiperkes-higieneperusahaan-ergonomi-dan-kesehatan/
TUJUAN :
yang
setinggi-tingginya
baik
fisik,
mental
dan
sosialnya.
Agar masyarakat sekitar perusahaan terlindung dari bahaya2
pengotoran oleh bahan2 yang berasal dari perusahaan.
Agar hasil produksi perusahaan tidak membahayakan kesehatan
masyarakat konsumennya.
Agar efisiensi kerja dan daya produktivitas para karyawan
meningkat dan dengan demikian akan meningkatkan pula
produksi perusahaan.
Entjang, Indan, Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2000
4) Apa saja program-program dari HIPERKES ?
Secara umum penerapan ergonomi terdiri dari banyak tujuan. berikut ini tujuan dalam
penerapan ergonomi:
baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan
antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas
kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan. Produktivitas. UNIBA
PRESS. Cetakan Pertama. Surakarta
lingkungan.
Peraturan penggunaan bahan-bahan
tenaga
keselamatan,
kerja
berhak
kesehatan,
mendapat
perlindungan
kesusilaan, pemeliharaan
atas
moral
terjadinya
kecelakaan
dan
penyakit
akibat
kerja,
Faktor biologi, yaitu binatang atau hewan dan tumbuhantumbuhan yang menyebabkan pandangan tidak enak dan
mengganggu misalnya: nyamuk, lalat, kecoa, lumut, taman yang
tak teratur, dan sebagainya.
1. Golongan fisik
Suara pekak atau tuli
Radiasi sinar Ro atau sinar radioaktif penyakit susunan darah, penyakit kulit
Suhu heat stoke, heat cramps, hyperpyrexia, frostbite
Tekanan tinggi caisson disease
Penerangan lampu yang kurang caisson disease
2. Golongan kimia
Debu pneumokoniosis
Uap metal fume fever, dermatitis, keracunan
Gas keracunan oleh CO, H2S, dll
Larutan dermatitis
Awan atau kabut misalnya racun serangga, racun jamur, dll keracunan
3. Golongan infeksi oleh bibit penyakit (misal anthrax & brucella pada pekerja
penyamak kulit)
4. Golongan fisiologis
Disebabkan oleh kesalahan konstruksi mesin, sikap badan kurang baik, salah cara
melakukan pekerjaan, dll yang kesemuanya menimbulkan kelelahan fisik bahkan
lambat laun perubahan fisik tubuh pekerja.
5. Golongan mental-psikologis
Misal hubungan kerja yang tidak baik, keadaan monoton.
(Sumamur.1986.Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja.Jakarta : Gunung Agung)
12)
PENCEGAHAN
Upaya pengendalian terhadap penyakit akibat kerja:
Substitusi : yakni mengganti bahan berbahaya dengan bahan yang kurang atau
tidak berbahaya sama sekali, tanpa mengurangi hasil pekerjaan maupun mutunya.
Isolasi, yakni memisahkan proses yg berbahaya dari pekerja atau unit lainnya.
Misalnya menyendirikan mesin-mesin yg sangat gemuruh, atau proses2 yg menghasilkan
gas atau uap yang berbahaya.
Ventilasi umum yang dilakukan dengan mengalirkan udara kedalam ruang kerja
agar kadar bahan yang berbahaya berkurang.
Penyuluhan sebelum kerja agar diketahui bahaya dan cara kerja yang benar
dan aman.
13)
1.
SILICOSIS
Silicosis adalh penyakit yang paling penting dari golongan pneumokoniasis.
Penyebabnya adalah silica hebas (SiO2) yang terdapat pada debu yang dihirup waktu
bernafas dan ditimbun dalam paru-paru. Tidaklah boleh dilupakan, bahwa silica bebas
berlainan dengan garam-garam silicat yang tidak rnenyebabkan silicosis. Penyakit ini
biasanya terdpat pada pekerja-pekerja di perusahaan yang menghasilkan batu-batu
untuk bangunan, di perusahaan granit, di perusahaan keramik, di tambang timah putih,
di tambang besi, di tambang batu bara, di perusahaan tempat menggerinda besi, di
pabrik besi dan baja, dalam proses sandblasting, dan lain-lain. Singkatnya, penyakit
tersebut selalu mungkin terdapat pada pekerja yang menghirup debu dengan silica
bebas di dalamnya.
2.
ANTHRACOSIS
Anthracosis adalah pneumokosis oleh karena debu-debu arang batu. Masa inkubasi
penyakit ini adalah 2-4 tahun. Anthracosis terlihat dalam tiga gambaran klinis, yaitu
anthracosis murni, silicoanthracosis dan tuberculosilicoanthracosis. Anthracosis murni
biasanya lambat menjadi berat dan tidak begitu berbahaya, kecuali jika terjadi
emphysema yang rnungkin menyebabkan kematian. Pada silicoanthracosis jarang
terjadi mphysema. Pada tuberculosilicanthracosis, selain terdapat ke!ainan paru-paru
oleh debu yang mengandung silica dan arang batu juga oleh basil-basil tubeculosa
yang menyerang paru-paru. Dalam hal ini gambaran klinis tidaklah begitu berbeda
dengan silicosis murni. Riwayat penyakit secara klinis dari anthracosis mungkin
bertahun-tahun. Kadang-kadang penderita tidak memperlihatkan gejala, walaupun
rontgen paru nenunjukkan kelainan-kelainan. Untuk waktu yang lama gejala yang
menonjol hanyalah sesak nafas. Sering kali penderita batuk dengan dahak kehitaman,
gejala tersebut disebut melanoptysis, yang terjadi bertahun-tahun. Dada penderita
menjadi bundar dan ujung-ujung jarinya membesar (clubbing fingers). Perkusi
hyperresonant terdapat di dasar paru, sedangkan pada auskultasi adalah lemah.
Krepitasi terdengar, apabila penderita dihinggapi bronchitis juga. Pemeriksaan laju
endapan darah secara berkala memperlihatkan hasil-hasil trus meninggi. Gambaran
klinis berakhir dengan kegagalan jantung kanan atau silicotuberculosis yang
menyebabkan kematian.
Cara-cara pencegahan anthracosis dan komplikasi-komplikasinya adalah sebagai
berikut :
a. Ventilasi penting untuk mengurangi kadar debu di udara.
ASBESITOSIS
Asbesitosis adalah salah satu jenis pneumokoniasis yang penyebabnya adalah asbes.
Asbes adalah campuran berbagai silikat, tapi yang terpenting adalah magnesium
silikat. Pekerjaan-pekerjaan dengan bahaya penyakit tersebut adalah bahan asbes,
penenunan dn pemintalan asbes, reparasi tekstil yang terbuat dari asbes dan lain-lain.
penggunaan asbes untuk keperluan pembangunan. Kelainan dalam paru-paru tidak
berbentuk noduli yang terpisah satu dengan yang lainnya, melainkan kelainan fibrous
yang diffuse dan disertai penebalan pleura dan juga emphysema. Debu asbes yang
dihirup masuk dalam paru-paru mengalami perubahan menjadi badan-badan
asbestos oleh pengendapan-pengendapan fibrin di sekitar serat-serat asbes tersebut,
badan-badan ini pada pemeriksaan mikrskopis berupa batang dengan panjang sampai
200 mikrn. Gejala-gejala asbesitosis adalah sesak nafas, batuk, dan banyak
mengeluarkan dahak. Tanda-tanda fisis adalah cyanosis, pelebaran ujung-ujung jari,
dan krepitasi halus di dasar paru pada auskultasi. Ludah mengandung badan-badan
asbestos yang Baru mempunyai arti untuk diagnosa apabila terdapat dalam kelompokkelornpok. Kelainan radiologis lambat terlihat, sedangkan gejala-gejala telah lebih
dahulu tampak. Gambaran rontgen pada permulaan sakit menunjukkan gambaran
ground glass appearance atau dengan titik-titik halus di basis paru, sedangkan batasbatas jantung dan diafragma tidaklah jelas. Cara pencegahan asbesitosis antara lain
dengan usaha-usaha :
a.
b.
c.
f.
BERRYLIOSIS
Berryliosis adalah pneumokoniosis yang penyebabnya adalah debu berrylium.
Menghirup udara yang mengandung berrylium berupa logam oksida fluorida
menyebabkan bronchitis dan pneumonitis. Apabila yang dihirup itu adalah debu silikat
dari seng brrytium, dan mangan, pada banyak peristiwa terjadi pneumonitis terlambat
atau kemudian, yang dikenal sebagai berryliosis chronica. Gejala-gejalanya adalah
berat badan menurun sangat cepat dan disertai keluhan sesak nafas. Batuk dan banyak
dahak bukan rnerupakan gejala terpenting pada riwayat penyakit berryliosis.
Pernriksaan klinik biasanya tidak menunjukkan kelainan-kelainan yang luar biasa,
tetapi mungkin terdengar suara-suara tambahan pada auskultasi. Pada keadaan sakit
dini gambaran rontgen memperlihatkan bayangan kabur, tapi kemudian retikuler, dan
akhirnya nodul yang terpisah-pisah serta tersebar.
6.
STANNOSIS
Stannosis adalah pneumokoniosis yang tidak begitu berbahaya, yang penyebabnya
adalab debu biji timah putih. Penyakit ini terdapat pada pekerja yang berhubungan
dengan pengolahan biji timah atau industri-industri yang menggunakan timah putih.
Pada stannosis biasanya tidak terdapat fibrosis yang massif tidak ada tanda-tanda cacat
paru-paru, dan jarang terjadi komplikasi. Pada keadaan sakit tingkat permulaan,
gambaran rontgen paru-paru menunjukkan penambahan corakan dan penyebaran hilus.
Kemudian nampak noduli di daerah antar iga ketiga, rnula-mula di paru kanan, lalu di
paru kiri. Lebih lanjut, penambahan corakan hilang, sedangkan noduli semakin jelas
dan opak.
7.
SIDEROSIS
Debu yang mengandung prsenyawaan besi dapat menyebabkan siderosis. Penyakit ini
tidak begitu berbahaya dan tidak progresif. Sidarosis terdapat pada pekerja-pekerja
yang menghirup debu dan pengolahan bijih besi. Biasanya pada siderosis murni tidak
terjadi fibrosis atau emphysema, sehingga tidak ada pula cacat paru.
8.
TALKOSIS
Talkosis adalah pneurnokoniasis yang disebabkan oleh debu talk yang masuk ke dalam
paru-paru. Biasanya talk merupakan campuran mineral-mineral, jadi bukan hanya Mgsilikat saja. Menghirup talk bisa menyebabkan fibrosis peribronchial dan perivaskuler.
Gambaran rontgen paru menunjukkan bulla emphysema dan fibrosis.
Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung
Jakarta
.
15)