Professional Documents
Culture Documents
A. Penalaran
Sesuai dengan kodratnya manusia dibekali dengan hasrat ingin tahu. Dengan adanya
hasrat ingin tahu itu dalam diri manusia selalu muncul berbagai macam pertanyaan.
Sebagai akibatnya, manusia juga selalu berusaha mencari jawaban atas pertanyaan
yang muncul tadi. Hasrat ingin tahu tersebut akan terpenuhi apabila manusia
memperoleh pengetahuan baru atau mampu memecahkan masalah sebagai jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan sendiri.
Biasanya manusia selalu berpikir jika berhadapan dengan banyak permasalahan. Akan
tetapi, tidak semua masalah membuat kita terdorong untuk memikirkannya secara
sungguh-sungguh. Kegiatan berpikir tentang sesuatu secara sungguh-sungguh dan logis
inilah yang biasanya disebut penalaran.
Menurut John Dewey, proses penalaran manusia melalui tahapan sebagai berikut.
a. Timbulnya rasa kesulitan, baik dalam bentuk kesulitan penyesuaian terhadap suatu
peralatan, kesulitan mengenai sifat, ataupun kesulitan dalam menerangkan berbagai
hal yang muncul secara tiba-tiba.
b. Perasaan kesulitan ini selanjutnya diberi definisi dalam bentuk permasalahan
c. Ide-ide pemecahan tersebut diuraikan secara rasional dengan jalan mengumpulkan
bukti-bukti (data).
d. Menguatkan pembuktian tentang ide-ide di atas dan menyimpulkan baik melalui
keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan
Suatu penalaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Logis, suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang
ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang shahih.
b. Analitis, berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif
seseorang dalam merangkai, menyusun, atau menghubungkan petunjuk-petunjuk akal
pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
c. Rasional, artinya adalah apa yang sedang dinalar merupakan suatu fakta atau
kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam
Contoh:
Premis mayor : semua siswa SMA kelas X wajib mengikuti pelajaran sosiologi
Premis minor : Tuti adalah siswi kelas X SMA
Kesimpulan : Tuti wajib mengikuti jam pelajaran sosiologi
b. Induktif
Cara ini sangat berbeda dengan deduktif, sebab memulai suatu penalaran dari hal-hal
atau pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus untuk mementukan kesimpulan atau
hukum yang bersifat mum. Dalam penalaran induktif, kesimpulan ditarik dari
sekumpulan fakta, peristiwa, atau pernyataan yang bersifat khusus. Misalnya setiap
manusia yang diamati akan merasa lapar jika tidak makan apapun selama 12 jam. Oleh
sebab itu disimpulkan bahwa manusia akan merasa lapar jika tidak makan selama 12
jam.
c. Pendekatan ilmiah
Merupakan gabungan antara cara penalaran deduktif dan induktif. Dalam pendekatan
ilmiah, penalaran disertai suatu dugaan sementara (hipotesis).
B. Definisi Penelitian
Menurut Kamus Websters international penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati
dan kritis dalam mencari fakta serta prinsip-prinsip atau suatu penyelidikan yang amat
cerdik untuk menetapkan sesuatu.
Penelitian adalah usaha memperoleh fakta atau prinsip dengan cara mengumpulkan
dan menganalisis data (informasi) yang dilaksanakan dengan jelas, teliti, sistematis dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Sebagai akibat definisi di atas, penelitian mempunyai ciri sebagai berikut:
a. Bersifat ilmiah, artinya dilakukan melalui prosedur yang sistematis dan fakta harus
diperoleh secara objektif
b. Merupakan suatu proses yang berjalan terus- menerus, karena hasil suatu penelitian
harus dapat disempurnakan lagi.
pada logika.
Sikap-sikap lain
a. Bersikap objektif, artinya si peneliti harus dapat memisahkan pendapat pribadi
dengan kenyataan.
b. Kompeten artinya seorang peneliti harus memiliki kompetensi (kemampuan)
menyelenggarakan penelitian dengan menggunakan metode dan teknik penelitian
tertentu.
c. Faktual, artinya seorang peneliti harus bekerja dengan menggunakan fakta.
d. Jujur, seorang peneliti tidak memasukkan keinginannya sendiri ke dalam data.
e. Terbuka, seorang peneliti bersedia memberikan bukti penelitian dan siap menerima
pendapat pihak lain tentang hasil penelitiannya.
Menurut Whitney (1960) ada beberapa kriteria yangharus dimiliki oleh seorang peneliti,
yaitu sebagai berikut.
a. Daya nalar. Seorang peneliti harus memiliki daya nalar yang tinggi, yaitu kemampuan
untuk memberi alasan dalam memecahkan masalah, baik secara induktif maupun
deduktif.
b. Orisinalitas. Seorang peneliti harus mempunyai daya khayal ilmiah dan kreatif.
Peneliti harus brilian, mempunyai inisiatif yang terencana, serta harus penuh dengan
ide-ide rasional dan menghidnarkan peniruan atau jiplakan.
c. Daya ingat. Seorang peneliti harus mempunyai daya ingat yang kuat, selalu ekstensif
dan logis, serta dapat dengan sigap melayani serta menguasai fakta.
d. Kewaspadaan. Peneliti harus secara cepat dapat melakukan pengamatan terhadap
perubahan yang terjadi atas suatu variabel atau sifat suatu fenomena.
e. Akurat. Peneliti harus mempunyai tingkat pengamatan serta perhitungan yang
akurat, tajam dan beraturan.
f. Konsentrasi. Seorang peneliti harus memiliki kekuatan untuk berkonsentrasi yang
tinggi, kemauan yang besar, dan tidak cepat merasa bosan.
g. Dapat bekerja sama. Seorang peneliti harus mempunyai sifat kooperatif sehingga
dapat bekerja sama dengan siapapu, serta harus mempunyai keinginan untuk berteman
secara intelektual dan dapat bekerja secara kelompok (team work).
h. Kesehatan. Seorang peneliti harus sehat baik jiwa maupun fisiknya.
i. Pandangan moral. Seorang peneliti harus mempunyai kejujuran intelektual, kejujuran
moral, beriman dan dapat dipercaya.
E. Macam-macam penelitian
1. Menurut tujuannya
Menurut tujuannya penelitian dibagi atas penelitian murni dan penelitian terapan.
4. Menurut pendekatannya
a. Penelitian survei. Pada umumnya dilakukan untuk membuat generalisasi dari suatu
pengamatan terbatas menjadi simpulan yang berlaku umum bagi populasi.
b. Penelitian Kualitatif. Dilakukan untuk memahami fenomena sosial untuk pandangan
pelakunya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi
partisipasi, wawancara secara mendalam, dan metode lain yang menghasilkan data
yang bersifat deskriptif guna mengungkapkan sebab dan proses terjadinya peristiwa
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan agar judul atau topik kita
memenuhi syarat sebagai judul atau topik yang tepat dan baik, yaitu:
a. Judul ditulis dalam kalimat pernyataan bukan pertanyaan
b. Cukup jelas, singkat dan tepat
c. Berisi variabel-variabel yang akan diteliti
2. Merumuskan Masalah
Rumusan masalah penelitian yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
b. Masalah dirumuskan dalam kalimat yang sederhana
c. Rumusan masalah harus mencerminkan keinginan yang hendak dicapai
d. Rumusan masalah tidak mempersulit pencarian data lapangan
e. Rumusan masalah harus direfleksikan ke dalam judul penelitian
Rumusan masalah lebih spesifik dan operasional daripada judul penelitian. Hal ini
dimaksudkan agar peneliti lebih mudah dan terarah dalam menyusun instrumen
pengumpul data, seperti kuesioner atau daftar pertanyaan wawancara.
Berikut ini adalah contoh bahwa rumusan masalah lebih spesifik dan operasional
daripada judul penelitian.
Judul Penelitian : Minat remaja terhadap Akademi Fantasi Indosiar
Rumusan masalah : Bagaimana minat remaja terhadap Akademi Fantasi Indosiar?
Rumusan masalah dapat terdiri dari beberapa variabel. Variabel adalah faktor yang
apabila diukur memerikan nilai yang bervariasi. Contoh jenis kelamin, tingkat
kecerdasan, hasil belajar, usia. Dilihat dari fungsinya dalam penelitian
Yaitu hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara variabel-variabel
dalam masalah tersebut. Misalnya, Tidak terdapat pengaruh positif antara pemberian
julukan atau labeling terhadap penyimpangan sosial.
Menurut Borg dan Gall, ada empat kriteria untuk mengembangkan hipotesis yang baik.
Kriteria itu antara lain:
a. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan antara dua variabel.
b. Peneliti harus memiliki alasan yang tepat dan didasarkan pada teori atau bukti untuk
mempertimbangkan bahwa hipotesis itu layak diuji kebenarannya.
c. Sebuah hipotesis harus bisa diuji, artinya variabel yang ada di dalamnya harus bisa
diukur.
d. Hipotesis harus dirumuskan sesingkat mungkin demi kejelasannya.
4. Variabel
Variabel penelitian memiliki posisi yang penting dalam penelitian. Setiap penelitian
memang harus memiliki beberapa variabel. Pada hakikatnya, permasalahan penelitian
pada akhirnya harus diterjemahkan dalam berbagai variabel penelitian agar
permasalahan tersebut bisa terjawab dengan suatu penelitian. Variabel adalah setiap
karakteristik yang memiliki variasi nilai.
b. Menurut jenis
1) Organismic variable
Adalah variabel yang karakteristiknya berkaitan erat dengan individu manusia, seperti
jenis kelamin, intelegensi, dan sikap.
2) Intervening variable
Adalah variabel yang keberadaannya hanya dapat disimpulkan dari adanya suatu teori
tertentu, tetapi tidak dapat dimanipulasi atau dikur.
3) Control variable
Merupakan variabel penelitian yang dampaknya terhadap dependent variable dapat
diketahui oleh peneliti.
4) Moderator variable
Adalah variabel penelitian yang memiliki akibat secara tidak langsung terhadap
e. Sampel Proporsi
Sampel ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau
sampel wilayah. Kadangkala banyaknya subjek pada setiap strata atau wilayah tidak
sama, maka pengambilan subjek dari setiap strata atau wilayah ditentukan seimbang
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah.
dari kategori yang lain. Contoh kategori : kawin, belum kawin, janda, duda.
3) Data yang ditunjukkan oleh bilangan-bilangan yang bukan merupakan hasil
penghitungan tetapi hasil pencacahan , misalnya banyaknya benda, banyaknya orang,
banyaknya kejadian dan sebagainya. Contoh: banyaknya pensil ada 120 buah.
4) Data yang ditunjukkan oleh bilangan-bilangan bukan hasil perhitungan dan juga
bukan hasil pencacahan, misalnya nomer rumah, nomer telpon, nomer urut dan
sebagainya.
b. Data Ordinal
Data ordinal adalah data yang menunjuk pada tingkatan sesuatu. Istilah ordinal
sendiri sudah menunjuk pada tingkatan. Dalam bidang pendidikan data ordinal dapat
dikenakan pada semua predikat yang menunjukkan tingkatan. Pandai, Kurang pandai
dan Tidak pandai, menunjukkan pada tingkata kepandaian. Di dalam kaitan dengan
analisis data, terhadap data ordinal seringkali diberikan skor sesuai tingkatannya.
Istilah skor diberi tanda petik karena skor tersebut bukan skor sebenarnya, tetapi
hanya sebagai atribut yang menunjukkan tinggatan.
Contoh : Sangat pandai . diberi atribut 5
Pandai . diberi atribut 4
Sedang . diberi atribut 3
Bodoh . diberi atribut 2
Sangat Bodoh . diberi atribut 1
c. Data Interval
Data interval tergolong sebagai data yang mempunyai tingkatan lebih tinggi lagi
dibandingkan dengan data ordinal karena mempunyai tingkatan yang lebih banyak lagi.
Data interval menunjukkan adanya jarak antara data yang satu dengan data yang lain.
Contoh : Sepuluh orang siswa mendapat nilai hasil ulangan umum IPS dengan variasi
antara 1 dan 10. Di antara sepuluh orang siswa tersebut : nilai Surti 8, nilai Amir 10,
nilai Wahyu 4. Dalam pengertian data, nilai-nilai merupakan interval karena antara satu
nilai dengan yang lain diketahui jaraknya. Antara 8 dengan 10 berjarak 2; antara nilai 8
dengan 4 berjarak 4. Namun yang kita ketahui hanya jaraknya dan tidak boleh
mengatakan perbandingan terhadap nilai-nilai tersebut. Jika nilai Surti 8 dan nilai Wahyu
4 tidak boleh diartikan bahwa kepandaian Surti dau kali kepandaian Wahyu.
e. Data Rasio
Data rasio merupakan data yang lebih tinggi tingkatannya dari data interval, karena
dalam data rasion diperbolehkan perbandingan. Contoh: berat badan Ibu adalah 50 kg
sedangkan berat badan noni adalah 10 kg. Dengan demikian maka berat badan ibu
adalah 5 kali lipat berat badan Noni. Berat 50 kg mengandung arti bahwa berat tersebut
dibandingkan dengan satuan berat yang digunakan sebagai ukuran. Satuan ukuran
tersebut adalah kilogram yang merupakan satuan ukuran yang sudah terstandar.
Disamping itu masih banyak lagi satuan ukuran terstandar yang lian seperti meter, mil
PENGUMPULAN DATA
A. Pengantar
Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam penelitian. Oleh
karena itu, pengumpulan data harus dilakukan secara sistematis, terarah dan sesuai
dengan masalah yang diteliti. Dalam proses pengumpulan data, hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain adalah:
a. Jenis data yang diperoleh
b. Sumber data
c. Penyusunan instrumen sebagai alat untuk mengumpulkan data
d. Jumlah data yang diperlukan
e. Siapa saja yang menjadi responden dan bagaimana cara menghubunginya
f. Mempersiapkan orang-orang yang akan diminta bantuannya untuk mengumpulkan
data
g. Menyiapkan surat izin untuk meneliti seseorang atau instansi tertentu
h. Biaya yang diperlukan untuk mengumpulkan data
B. Analisis Isi
Analisis isi dalam pelaksanaan penelitian bertujuan untuk mengungkapkan isi sebuah
buku atau bacaan di media yang menggambarkan situasi penulis dan masyarakatnya
pada waktu buku atau bacaan di media masa itu ditulis.
Dalam melakukan analisis, seorang peneliti dapat menghitung:
a. Frekuensi munculnya suatu konsep tertentu
b. Penyusunan kalimat menurut pola yang sama
c. Kelemahan pola berpikir yang sama
d. Cara menyajikan bahan ilustrasi, gambar dan lain-lain
Selain itu dengan cara ini dapat dibandingkan antara satu buku dengan buku yang lain
dalam bidang yang sama, baik berdasarkan perbedaan waktu penulisannya maupun
mengenai kemampuan buku-buku tersebut mencapai sasarannya sebagai bahan yang
disajikan kepada masyarakat atau sekelompok masyarakat tertentu.
C. Observasi
Dalam pengertian psikologi, observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap
sesuatu objek dengan menggunakan seluruh indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan
melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan dan pengecapan. Semua
kegiatan itu disebut pengamatan atau observasi langsung.
Observasi ada dua macam, yaitu:
1. Observasi partisipasi
Dalam melakukan observasi partisipasi, pengamat ikut terlibat dalam kegiatan yang
sedang diamatinya. Contohnya seorang antropolog yang tinggal bersama orang sakai di
Riau untuk keperluan penelitian.
2. Observasi non partisipasi
Dalam melakukan observasi, pengamat tidak terlibat langsung dalam kegiatan orang
yang sedang diamatinya.
D. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan di
penjawab atau responden.
Hal-hal yang membedakan wawancara dengan percakapan biasa sehari-hari adalah:
a. Pewawancara dan responden pada umumnya belum saling mengenal
b. Pewawancara selalu bertanya
c. Responden selalu menjawab
d. Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti alur pembicaraan yang telah disiapkan
sebelumnya. Pertanyaan panduan ini dinamakan interview guide
e. Pewawancara bersifat netral
2. Sikap pewawancara
Netral jangan menentang atau bereaksi terhadap jawaban responden
Ramah kesan yang diberikan akan besar pengaruhnya terhadap diri responded
Adil tidak memihak, semua responden harus diperlakukan sama
Hindarkan ketegangan hindarilah kesan seolah-olah responden sedang diuji
Panduan (pedoman) wawancara perlu juga disiapkan, agar hal-hal seperti tersebut di
atas dapat dipenuhi. Panduan wawancara ini ada dua macam, yaitu:
a. Pertanyaan berstruktur
Yaitu pertanyaan yang semuanya telah dirumuskan sebelumnya dengan cermat,
biasanya secara tertulis. Responden tinggal memilih di antara jawaban yang disediakan.
Contoh:
Apakah anda setuju jika murid yang merokok dikeluarkan dari sekolah?
Sangat setuju
Setuju
Tidak tahu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Pertanyaan terbuka
Yaitu pertanyaan yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab
sesuai dengan keinginannya sendiri dan memberikan komentar terhadap jawaban
pertama yang berstruktur.
Contoh: Bagaimana pendapat anda jika murid yang merokok dikeluarkan dari sekolah?
3. Keuntungan wawancara
a. Dapat diperoleh keterangan sedalam-dalamnya mengenai suatu masalah
b. Informasi yang diinginkan dapat diperoleh dengan cepat
c. Dapat dipastikan bahwa memang betul respondenlah yang memberikan jawaban
d. Cara bertanya lebih fleksibel
e. Pewawancara yang sensitif dapat menilai gerak-gerik, nada suara dan air muka
responden
f. Informasi yang diperoleh lebih dipercayai kebenarannya
g. Responden akan lebih bersedia mengungkapkan keterangan-keterangan yang
enggan diberikan dalam angket tertulis
4. Kelemahan wawancara
a. Terdapat kesangsian akan kebenaran jawaban yang diperoleh
b. Kondisi pewawancara tidak selalu stabil
c. Adanya perbedaan antara pribadi dan keterampilan para petugas peneliti
d. Lebih banyak diperlukan biaya
f. Menggunakan sejumlah pewawancara memerlukan usaha untuk memilih, melatih dan
PENGOLAHAN DATA
A. Mengelompokkan Data
Setelah data dikumpulkan lengkap dari lapangan, tahap berikut yang harus dikerjakan
adalah mengelompokkan dan menganalisis data. Jadi data yang dikumpulkan akan
digunakan untuk:
1. Memecahkan masalah-masalah yang ada
2. Mengambil/menyarankan kebijakan
3. Mencapai tujuan
Analisis data dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kualitatif dan kuantitatif.
Perbedaan ini tergantung pada sifat data yang dikumpulkan oleh si peneliti. Apabila
data yang dikumpulkan itu hanya sedikit dan berbentuk kasus-kasus, maka analisisnya
pasti kualitatif. Demikian pula, kalau data yang dikumpulkan itu berjumlah besar dan
mudah untuk diklasifikasikan, maka analisisnya kuantitatif dan disebut juga analisis
statistik. Proses pengolahan data dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
1. Tahap pendahuluan atau pengolahan data
2. Tahap kedua atau tahap pokok, yaitu tahap pengorganisasian data
3. Tahap ketiga adalah tahap penemuan hasil
a. Editing
Editing merupakan meneliti kembali catatan-catatan yang telah kembalid ari lapangan.
Editing dilakukan terhadap kuesioner-kuesioner yang disusun secara berstruktur dan
diisi lewat wawancara formal. Hal-hal yang diteliti kembali dalam editing meliputi:
Keterbacaan tulisan
Lengkapnya pengisian
Kejelasan makna jawaban
Relevansi jawaban
Keajegan dan kesesuaian jawaban satu sama lain
Keseragaman satuan data
b. Coding (pengkodean)
Setelah editing diselesaikan, kegiatan selanjutnya yang perlu dilakukan adalah memberi
kode (pengkodean). Pengkodean dilakukan dengan memberi tanda (simbol) yang
berupa angka pada jawaban responden yang diterima. Tujuan pengkodean adalah untuk
menyederhanakan jawaban responden. Jadi coding ialah usaha mengklasifikasikan
jawaban-jawaban para responden menurut macamnya yang dilakukan dengan
menandai masing-masing jawaban dalam bentuk angka.
Pemberian kode dapat dilakukan dengan melihat jenis pertanyaannya. Maka,
pengkodean dapat dibedakan atas:
Jawaban berupa angka
Pertanyaan yang jawabannya berupa angka seperti pertanyaan tentang umur, jumlah
anak, penghasilan dan sebagainya. Jawaban semacam itu tidak perlu diubah menjadi
kode. Misalnya:
Jawaban kode
Umur : 47 th
Jumlah anak : 4 orang
Penghasilan : Rp. 410.000,-
b. Tabulasi
Tabulasi artinya menyusun data ke dalam bentuk tabel. Pada tahap ini data dianggap
telah selesai diproses. Melalui tabulasi, data dari lapangan akan tampak ringkas dan
bersifat merangkum. Dalam keadaannya yang ringkas dan tersusun dalam tabel yang
baik, data akan dapat mudah dipahami.
c. Tabulasi Silang
Tabulasi silang dibuat dengan jalan memecah setiap kesatuan data ke dalam setiap
kategori menjadi dua atau tiga atau lebih sub-kesatuan. Pemecahan ini dilakukan atas
suatu kriteria baru yang lain
Share this post :