You are on page 1of 24

Makal

ah
M.Zaqrulla Pasya
Olimp
iade

Daftar isi
1 Olimpiade kuno
2 Olimpiade modern
2.1 Pelopor
2.2 Kebangkitan
2.3 Olimpiade 1896
2.4 Perubahan dan adaptasi
o 2.4.1 Olimpiade Musim Dingin
o 2.4.2 Paralimpiade
o 2.4.3 Olimpiade Remaja
2.5 Olimpiade masa kini
3 Komite Olimpiade Internasional
3.1 Kritik
4 Komersialisasi
4.1 Anggaran
4.2 Pengaruh televisi
5 Biaya
6 Simbol, motto dan maskot
7 Perayaan
7.1 Pembukaan
7.2 Penutupan
7.3 Penyerahan medali
8 Cabang olahraga
9 Kontroversi

Olimpiade kuno
Sejak ribuan tahun lalu bangsa Yunani sudah mengenal olahraga dalam
arti yang paling sederhana. Mereka melakukannya untuk kepentingan
pasukan perang atau kemiliteran. Dengan berolahraga diharapkan para
prajurit akan tangkas dan sigap dalam bertempur. Olimpiade yang paling
awal konon sudah diselenggarakan bangsa Yunani kuno pada tahun 776
Sebelum Masehi. Kegiatan itu diikuti seluruh bangsa Yunani dan
dilangsungkan untuk menghormati dewa tertinggi mereka, Zeus. Zeus
bermukim di Gunung Olimpus yang kemudian dipakai sebagai nama
Olimpiade hingga sekarang. Olimpiade kuno juga diselenggarakan
setiap empat tahun, para olahragawan terbaik dari seluruh Yunani
berdatangan ke arena di sekitar Gunung Olimpus. Mereka bertanding
secara perorangan, bukan atas nama tim. Para atlet yang akan bertanding
terlebih dulu berlatih keras selama sepuluh bulan di daerah masingmasing. Dulu, di Yunani sering terjadi perang saudara, namun ketika
pesta olahraga berlangsung, pihak yang bertikai melakukan gencatan
senjata. Siapa yang melanggar konsensus akan dikenakan denda. Bangsa
Sparta pernah diharuskan membayar denda karena melanggar gencatan
senjata selama Perang Peloponnesus. Menjelang pertandingan, panitia
pelaksana menyembelih babi kurban.
Saat ini di wilayah Olympia, Yunani terdapat sekelompok bangunan
kecil dan gelanggang di alam terbuka. Sisa-sisa puing gelanggang
latihan itu merupakan peninggalan arkeologis yang dilestarikan
pemerintah Yunani. Pada pesta Olimpiade kerap terjadi perjanjian
perdamaian atau persekutuan antar bangsa. Juga timbul berbagai
kegiatan transaksi. Barang-barang yang dijajakan antara lain anggur,
makanan, jimat, dan benda-benda ibadah. Olimpiade kuno
mempertandingkan cabang-cabang atletik seperti lari, loncat, dan
lempar. Ada juga pacuan kuda dan pacuan kereta. Karena aturannya

belum baku, para penonton sering terkena lemparan batu atau ditabrak
kereta kuda para peserta.
Di Olympia juga masih dijumpai batu-batu yang merupakan pijakan
olahraga lari. Pijakan batu itu disusun sedemikian rupa agar para pelari
bisa mendapat ruang gerak ke kiri dan ke kanan. Pada saat start para
pelari harus menempatkan telapak kaki pada batu-batu pijakan itu. Ada
pula panel-panel tentang lomba lari khusus membawa perisai. Lomba ini
banyak disukai penonton karena dianggap lucu. Pembukaan Olimpiade
selalu diwarnai lomba kereta dengan empat kuda. Sekitar 40 kereta
dijajarkan dalam kandang di gerbang keluar. Jarak yang ditempuh
hampir 14 km, yakni 12 kali pulang pergi antara dua tiang batu yang
ditancapkan di tanah. Berbeda dengan Olimpiade modern, dulu mahkota
kemenangan tidak diberikan kepada sais atau joki, melainkan kepada
pemilik kereta dan kuda yang umumnya orang-orang kaya. Orang kaya
yang haus kehormatan biasanya mengirim paling sedikit tujuh kereta
kuda untuk mengikuti perlombaan.
Berbagai pertandingan dalam Olimpiade kuno boleh dikatakan serba
keras. Para pelari berpacu secepat-cepatnya tanpa memakai alas kaki.
Para penunggang kuda berlomba habis-habisan tanpa pelana atau
sanggurdi. Para peloncat membawa pemberat yang diayun-ayunkan
untuk menambah dorongan maju. Olahraga yang terkeras adalah
pankration, yakni perpaduan antara gulat dan tinju gaya tradisional. Para
atlet boleh menyepak atau mencekik lawan, yang tidak diperbolehkan
adalah memijit mata, menggigit, dan mematahkan jari. Fairplay benarbenar diperhatikan para atlet. Beberaba artefak purba memperlihatkan
adegan tinju antara dua atlet. Pemenang adu tinju adalah pihak yang
dapat memukul kepala lawan. Pihak yang kalah harus mengacungkan
jari tanda mengaku kalah.

Olimpiade kuno hanya boleh ditonton dan diikuti oleh para pria. Sebab
para atlet harus bertanding dengan tubuh telanjang, kecuali untuk
kesempatan khusus, seperti lomba kereta kuda. Mereka berbusana
beraneka ragam untuk menunjukkan status sosial si pemilik kereta dan
kuda. Bagi orang Yunani telanjang merupakan cara paling sesuai untuk
berolahraga. Mereka bangga kalau memiliki tubuh yang atletis.
Pemenang pertandingan mendapatkan mahkota dedaunan, seperti daun
zaitun liar sebagai pengganti medali. Kadang-kadang sang juara diarak
masuk kota melalui sebuah lubang yang dibuat khusus pada tembok
kota. Mereka dielu-elukan di jalan kota dan disambut pembacaan puisi.
Penghargaan lain kepada olahragawan berprestasi berupa pembebasan
dari pajak dan mendapat makanan gratis. Beberapa kota juga
memberikan bonus uang dalam jumlah besar. Bahkan di kota kediaman
pemenang didirikan patung mereka. Banyak patung batu dan perunggu
masih tersisa sampai kini dan itulah hadiah paling abadi milik sang
juara. Salah satu bagian cabang atletik yang masih tetap dikenal hingga
kini adalah maraton, yakni perlombaan lari sejauh kira-kira 42 km.
Olimpiade mencapai puncaknya pada abad ke-6 dan ke-5 SM, tetapi
kemudian secara bertahap mengalami penurunan seiring jatuhnya
Yunani ke tangan Romawi. Tidak ada konsensus yang menyatakan
secara resmi mengenai berakhirnya Olimpiade, namun teori yang paling
umum dipegang saat ini adalah pada tahun 393 M, saat Kaisar Romawi,
Theodosius menyatakan bahwa semua budaya praktik-praktik kuno
Yunani harus dihilangkan. Kemudian, pada tahun 426 M, Theodosius II
memerintahkan penghancuran semua kuil Yunani. Setelah itu, Olimpiade
tidak diadakan lagi sampai akhir abad ke-19

Olimpiade modern
Pelopor
Dr. William Penny Brookes.

Ajang olahraga pertama yang pelaksanaannya serupa dengan Olimpiade kuno


adalah L'Olympiade de la Rpublique, sebuah festival olahraga nasional yang
diadakan pada tahun 1796 sampai 1798 selama masa Revolusi Perancis.[17] Dalam
pelaksanaannya, ajang ini mengadopsi beberapa peraturan-peraturan yang berlaku
dalam Olimpiade kuno. Ajang ini juga menandai diterapkannya sistem metrik ke
dalam cabang-cabang olahraga.[17]
Pada tahun 1850 sebuah Kelas Olimpiade didirikan oleh Dr. William Penny
Brookes di Much Wenlock, Shropshire, Inggris. Selanjutnya, pada tahun 1859, Dr.
Brookes mengganti nama Kelas Olimpiade menjadi Olimpiade Wenlock. Ajang
tersebut tetap diadakan hingga hari ini.[18] Tanggal 15 November 1860, Dr.
Brookes membentuk Perkumpulan Olimpiade Wenlock.[19]:28.
Antara tahun 1862 dan 1867, di Liverpool diadakan ajang Grand Olympic Festival.
Ajang ini dicetuskan oleh John Hulley dan Charles Melly dan merupakan ajang
olahraga pertama yang bersifat internasional, meskipun atlet-atlet yang
berpartisipasi kebanyakan merupakan "atlet amatir".[20][21] Penyelenggaraan
Olimpiade modern pertama di Athena pada tahun 1896 hampir identik dengan
Olimpiade Liverpool.[22] Pada tahun 1865, Hulley, Dr. Brookes dan EG
Ravenstein mendirikan Asosiasi Olimpiade Nasional di Liverpool, yang
merupakan cikal bakal terbentuknya Asosiasi Olimpiade Britania Raya.
Selanjutnya, pada tahun 1866, sebuah ajang bernama Olimpiade Nasional Britania
Raya diselenggarakan di London untuk pertama kalinya.[23]
Kebangkitan
Baron Pierre de Coubertin.

Semangat bangsa Yunani untuk menghidupkan kembali Olimpiade dimulai seiring


dengan berlangsungnya Perang Kemerdekaan antara Yunani dengan Kekaisaran
Ottoman pada tahun 1821. Ide untuk membangkitkan Olimpiade pertama kali
dicetuskan oleh seorang penyair dan editor majalah bernama Panagiotis Soutsos

lewat puisinya yang berjudul "Dialogue of the Dead" yang diterbitkan pada tahun
1833.[19]:1 Evangelis Zappas, seorang bangsawan Yunani-Rumania adalah orang
yang pertama kali menulis kepada Raja Otto, menawarkan untuk mendanai
kebangkitan Olimpiade.[19]:14 Zappas mensponsori penyelenggaraan Olimpiade
pada tahun 1859 yang diselenggarakan di pusat kota Athena. Atlet-atlet yang
berpartisipasi dalam ajang tersebut berasal dari Yunani dan Kekaisaran Ottoman.
Zappas juga mendanai perenovasian Stadion Panathinaiko kuno agar dapat dipakai
sebagai tempat penyelenggaraan Olimpiade pada tahun-tahun berikutnya.[19]:14
Stadion Panathinaiko digunakan sebagai tempat penyelenggaraan Olimpiade tahun
1870 dan 1875.[19]:2, 1323, 81 Sekitar Tiga puluh ribu penonton menghadiri
Olimpiade pada tahun 1870 namun tidak ada catatan kehadiran resmi yang tersedia
untuk penyelenggaraan Olimpiade tahun 1875.[19]:44 Pada tahun 1890, setelah
menghadiri Olimpiade Wenlock, seorang sejarawan Perancis bernama Baron Pierre
de Coubertin terinspirasi untuk mendirikan Komite Olimpiade Internasional
(International Olympic Committee/IOC).[24] Coubertin punya ide untuk
menyelenggarakan suatu ajang Olimpiade internasional setiap empat tahun sekali
berdasarkan ajang Olimpiade Yunani yang dibangkitkan oleh Brookes dan Zappas.
[24] Dia mempresentasikan ide ini dalam kongres pertama IOC yang berlangsung
pada tanggal 16-23 Juni 1894 di Universitas Sorbonne, Paris. Pada hari terakhir
kongres, diputuskan bahwa penyelenggaraan Olimpiade internasional berada di
bawah naungan IOC dan penyelenggaraan pertamanya akan dilangsungkan di
Athena, Yunani pada tahun 1896.[25] Hasil kongres juga memutuskan bahwa
Demetrius Vikelas dari Yunani terpilih sebagai presiden IOC pertama.[19]:100105
Olimpiade 1896
Olimpiade pertama yang diadakan di bawah naungan IOC berlangsung di stadion
Panathinaiko, Athena, pada tahun 1896. Olimpiade pertama ini diikuti oleh 14
negara dengan total 241 atlet yang berlaga dalam 43 pertandingan.[26] Seperti
janjinya pada Pemerintah Yunani, Zappas dan sepupunya, Konstantinos Zappas
turut membantu membiayai penyelenggaraan Olimpiade 1896.[19]:117[27][28]
George Averoff, seorang pengusaha Yunani bersedia untuk mendanai perenovasian
stadion dalam rangka persiapan Olimpiade.[19]:128 Pemerintah Yunani juga turut
menyediakan dana, berharap dana tersebut dapat diperoleh kembali melalui
penjualan tiket dan dari penjualan set perangko peringatan Olimpiade pertama.
[19]:128

Sebagian besar atlet yang berpartisipasi dalam Olimpiade Athena 1896 berasal dari
Yunani, Jerman, Perancis, dan Britania Raya. Negara-negara tersebut juga
menguasai perolehan medali.[19]:128 Pada saat itu, wanita tidak boleh
berpartisipasi. Penyelenggara menyebut kesertaan mereka tidak praktis, tidak
menarik, dan tidak tepat. Sekitar 80.000 penonton hadir, termasuk Raja George I
dari Yunani.[29]

Meskipun Yunani tidak berpengalaman dalam menyelenggarakan ajang olahraga


internasional dan awalnya juga mempunyai masalah keuangan, namun akhirnya
berhasil mempersiapkan segalanya tepat waktu. Jumlah atlet yang berpartisipasi
juga terbilang kecil jika dibandingkan dengan ukuran saat ini, namun Olimpiade
1896 merupakan keikut sertaan internasional terbesar untuk ajang olahraga pada
masanya. Olimpiade tersebut pun terbukti sukses bagi rakyat Yunani.[19]:128

Perubahan dan adaptasi


Setelah kesuksesan Olimpiade 1896, Olimpiade memasuki masa-masa stagnasi
yang mengancam keberlangsungan ajang tersebut. Olimpiade Paris 1900 dan
Olimpiade St. Louis 1904 adalah buktinya. Olimpiade Paris tidak memiliki stadion,
namun ini adalah Olimpiade di mana pertama kalinya wanita diijinkan ikut serta
dalam pertandingan. Olimpiade St. Louis tahun 1904 diikuti oleh 650 atlet, namun
580 di antaranya berasal dari Amerika Serikat. Hal-hal di atas menjadi dasar bagi
IOC untuk melakukan perubahan pada Olimpiade.[30] Olimpiade di tata ulang
setelah diadakannya Olimpiade Interkala (disebut demikian karena Olimpiade ini
adalah Olimpiade ketiga yang diadakan sebelum waktu penyelenggaraan
Olimpiade ketiga) pada tahun 1906 di Athena. Olimpiade Interkala ini tidak diakui
secara resmi oleh IOC dan tidak pernah diselenggarakan lagi sejak saat itu.
Namun, Olimpiade Interkala yang diselenggarakan di Stadion Panathinaiko,
Athena ini telah menarik minat banyak peserta secara internasional dan
menghasilkan kepentingan publik yang besar, menandai kenaikan popularitas dan
ukuran dari Olimpiade itu sendiri.[31]
Olimpiade Musim Dingin
Olimpiade Musim Dingin (pertama kali diadakan di Chamonix, Perancis, pada
tahun 1924) diciptakan untuk memperlombakan cabang-cabang olahraga musim
dingin seperti seluncur es dan ski yang tidak bisa diperlombakan dalam Olimpiade

Musim Panas. Seluncur es (tahun 1908 dan 1920) serta hoki (tahun 1920) pernah
diperlombakan dalam ajang Olimpiade Musim Panas. IOC ingin memperluas
daftar tersebut dengan ikut memperlombakan cabang-cabang olahraga untuk
musim dingin lainnya. Pada kongres Olimpiade tahun 1921 di Lausanne,
diputuskan untuk menyelenggarakan versi musim dingin dari Olimpiade. Acara
bertajuk Pekan Olahraga Musim Dingin diadakan pada tahun 1924 di Chamonix,
Perancis. Acara ini menjadi penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin pertama.
[32]

Pada awalnya, IOC memutuskan untuk menyelenggarakan Olimpiade Musim


Dingin pada tahun yang sama dengan penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas.
[33] Tradisi ini bertahan sampai Olimpiade Musim Dingin 1992 di Albertville,
Perancis. Setelah itu, sejak tahun 1994 Olimpiade Musim Dingin diadakan setiap
dua tahun berselang setelah penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas.[32] Jumlah
negara yang berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin juga lebih sedikit
dibandingkan Olimpiade Musim Panas, karena negara-negara yang berada di
ekuator tidak mengenal olahraga musim dingin dan juga tidak memiliki fasilitas
untuk olahraga tersebut.[32]

Paralimpiade
Pada tahun 1948, Sir Ludwig Guttmann, yang bertekad untuk mempromosikan
rehabilitasi prajurit yang cacat akibat Perang Dunia II menyelenggarakan
pertandingan olahraga antar rumah sakit bertepatan dengan penyelenggaraan
Olimpiade London 1948. Pertandingan tersebut dikenal sebagai Stoke Mandeville
Games dan selanjutnya diselenggarakan setiap tahunnya selama dua belas tahun.
Kemudian, dalam Olimpiade Roma 1960, Guttman membawa 400 atlet untuk
berlaga dalam ajang Olimpiade Paralel, yang kemudian dikenal sebagai
Paralimpiade pertama. Sejak itu, Paralimpiade telah diselenggarakan di setiap
tahun penyelenggaraan Olimpiade. Dalam Olimpiade 1988, Seoul sebagai kota
tuan rumah juga menjadi tuan rumah untuk penyelenggaraan Paralimpiade.[34]
Pada tahun 2001, Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Komite Paralimpiade
Internasional (IPC) menandatangani perjanjian yang menjamin bahwa kota tuan
rumah Olimpiade juga akan dikontrak untuk menjadi tuan rumah Paralimpiade.
[35][36] Perjanjian ini mulai diberlakukan dalam penyelenggaraan Olimpiade
Musim Panas Beijing 2008 dan Olimpiade Musim Dingin Vancouver 2010. Ketua

panitia Olimpiade Musim Panas London 2012, Lord Coe, menyatakan soal
penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade 2012 di London:
Upacara pembukaan Paralimpiade Tokyo 1964.

Kami ingin mengubah sikap publik terhadap kecacatan,


merayakan kehebatan olahraga Paralimpik dan untuk menegaskan bahwa dua
pertandingan ini adalah satu keseluruhan yang utuh.[37]

Olimpiade Remaja
Pada tahun 2010, Olimpiade menambah daftar pertandingannya dengan
menyertakan Olimpiade Remaja ke dalam penyelenggaraan Olimpiade. Olimpiade
Remaja ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada atlet yang berusia
antara 14 sampai 18 tahun untuk berkompetisi dalam Olimpiade. Olimpiade
Remaja sebenarnya sudah dicetuskan oleh Presiden IOC, Jacques Rogge pada
tahun 2001 dan baru disetujui dalam Kongres IOC ke 119 pada tahun 2007.[38]
[39] Olimpiade Remaja Musim Panas pertama diselenggarakan di Singapura pada
tanggal 14-26 Agustus 2010, sedangkan Olimpiade Remaja Musim Dingin pertama
diselenggarakan di Innsbruck, Austria pada bulan Januari 2012.[40] Waktu
penyelenggaraan Olimpiade Remaja ini akan lebih singkat dibanding Olimpiade
yang lainnya; versi musim panasnya berlangsung selama dua belas hari, sedangkan
versi musim dinginnya berlangsung selama sembilan hari.[41] IOC mengizinkan
3.500 atlet dan 875 ofisial untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Remaja Musim
Panas, serta 970 atlet dan 580 ofisial di Olimpiade Remaja Musim Dingin.[42][43]
Cabang olahraga yang diperlombakan akan disesuaikan dengan Olimpiade yang
lainnya, namun akan ada variasi pada beberapa cabang olahraga, misalnya tim
negara campuran dan tim gender campuran serta dikuranginya beberapa cabang
dan peraturan pertandingan.[44]

Olimpiade masa kini


Dengan 241 atlet yang mewakili 14 negara pada tahun 1896, peserta Olimpiade
terus tumbuh sepanjang tahun. Pada Olimpiade Beijing 2008, terhitung sebanyak
10.500 atlet dari 204 negara turut berkompetisi dalam Olimpiade.[45] Sedangkan
ruang lingkup dan skala dari Olimpiade Musim Dingin lebih kecil. Dalam
Olimpiade Musim Dingin 2006 di Turin, Italia, cuma sekitar 2.508 atlet dari 80

negara yang berpartisipasi.[46] Selama Olimpiade berlangsung, para atlet dan


ofisial mereka tinggal di sebuah lokasi yang dinamakan "desa Olimpiade". Desa ini
dimaksudkan untuk menjadi sebuah lokasi mandiri bagi semua peserta Olimpiade.
Lokasi tersebut juga dilengkapi dengan kafetaria, klinik kesehatan dan tempat
ibadah.[47]

IOC memperbolehkan pembentukan Komite Olimpiade Nasional (NOC) yang


mewakili negara-negara yang tidak berdaulat namun diakui secara internasional.
Akibatnya, negara-negara koloni, teritori dan dependensi diizinkan untuk berlaga
di Olimpiade. Negara-negara ini termasuk wilayah seperti Puerto Riko, Bermuda,
Palestina dan Hong Kong, yang semuanya berkompetisi membawa nama negara
mereka sendiri meskipun secara hukum merupakan bagian dari negara lain.[48]
Pada tahun 2011, terdapat 206 NOC yang mewakili negara berdaulat dan daerah
geografis lainnya. Kesemua 192 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa
mempunyai Komite Olimpiade Nasional beserta 14 teritori lainnya. Sedangkan
NOC lainnya yang belum diakui oleh IOC meliputi Catalan[49], Gibraltar
Britania[50], Polinesia Perancis[51], Niue[52], Kosovo[53], Somaliland[54],
Kaledonia Baru[55], Kurdistan Irak[56][57], Siprus Utara[58], Abkhazia [59],
Kepulauan FaroeAnguilla, Montserrat, dan Kepulauan Turk & Caicos

Komite Olimpiade Internasional


Kantor pusat IOC di Lausanne, Swiss.
Gerakan Olimpiade terdiri dari sejumlah besar organisasi dan federasi olahraga
nasional dan internasional, termasuk mitra media beserta atlet, ofisial, juri serta
setiap orang dan lembaga yang setuju untuk mematuhi aturan dari Piagam
Olimpiade.[62] Sebagai organisasi payung dari Gerakan Olimpiade, Komite
Olimpiade Internasional (IOC) bertanggung jawab untuk memilih kota tuan rumah,
mengawasi perencanaan dan pelaksanaan Olimpiade, memperbaharui dan
menyetujui cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan dan bernegosiasi
dengan sponsor serta pemberian hak siar pada media.[63] Komite Olimpiade
Internasional terdiri dari tiga badan utama, yaitu:

Federasi Internasional (International Federations/IF): merupakan badan yang


mengawasi olahraga di tingkat internasional. Sebagai contoh: Federasi
Internasional Sepak Bola (FIFA) adalah IF untuk olahraga sepak bola, Federasi
Bola Voli Internasional (FIVB) adalah IF untuk olahraga bola voli. Saat ini ada 35
IF dalam Gerakan Olimpiade, mewakili masing-masing cabang olahraga yang
dipertandingkan dalam Olimpiade.[64]
Komite Olimpiade Nasional (National Olympic Committees/NOC): merupakan
organisasi yang mengatur Gerakan Olimpiade di masing-masing negara. Sebagai
contoh: Komite Olimpiade Amerika Serikat (USOC) adalah NOC Amerika Serikat,
Komite Olimpiade Indonesia adalah NOC Indonesia, dan sebagainya. Saat ini ada
206 NOC yang diakui oleh IOC.[45]
Komite Pengorganisasian Olimpiade (Organizing Committees for the Olympic
Games/OCOG): merupakan komite sementara yang bertanggung jawab untuk
perayaan saat Olimpiade berlangsung. OCOG dibubarkan setelah Olimpiade
berakhir dan setelah laporan akhir dikirim ke IOC.[45]

Bahasa Perancis dan bahasa Inggris merupakan bahasa resmi dari Gerakan
Olimpiade. Bahasa lain yang digunakan pada setiap Olimpiade adalah bahasa
negara tuan rumah. Setiap acara proklamasi (pengumuman nama-nama negara
peserta dalam upacara pembukaan) diucapkan dalam tiga atau dua bahasa,
tergantung pada negara tuan rumah; apakah negara tersebut menggunakan bahasa
Inggris atau Perancis.[65]

Kritik
IOC sering dikritik dan dicap sebagai "organisasi yang keras kepala" dengan para
pemimpin yang penuh kontroversi. Avery Brundage dan Juan Antonio Samaranch
adalah dua Presiden IOC yang paling kontroversial. Brundage adalah presiden
yang menjabat lebih dari 20 tahun, dan selama masa jabatannya, Brundage
melarang dan melindungi Olimpiade dari keterlibatan politik.[66] Dia juga dituduh
rasisme karena melarang delegasi dari Afrika Selatan bergabung dalam IOC.[67]
Sedangkan Di bawah pemerintahan Samaranch, IOC terpuruk kedalam kasus

nepotisme dan korupsi.[68] Hubungan antara Samaranch dengan rezim Franco di


Spanyol juga menjadi sumber kritik.[69]

Pada tahun 1998, terungkap bahwa beberapa anggota IOC telah menerima suap
dari anggota komite Salt Lake City untuk menjadikan kota tersebut sebagai tuan
rumah Olimpiade Musim Dingin 2002. Atas peristiwa ini, empat orang anggota
IOC mengundurkan diri dan enam lainnya dipecat. Skandal ini telah memicu
dilakukannya reformasi lebih lanjut mengenai pemilihan kota-kota yang akan
menjadi tuan rumah Olimpiade untuk menghindari terjadinya kasus serupa pada
masa mendatang.[70]

Sebuah film dokumenter BBC berjudul Panorama: Buying the Games ditayangkan
pada bulan Agustus 2004. Film ini menyelidiki tentang adanya dugaan suap dalam
prosesi pemilihan London sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2012.[71]
Disebutkan bahwa anggota Komite Olimpiade Britania Raya kemungkinan besar
menyuap IOC setelah London kalah tipis dari Paris dalam pemilihan kota tuan
rumah untuk penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas 2012.[72] Wali kota Paris,
Bertrand Delano menuduh Perdana Menteri Inggris, Tony Blair dan anggota
Komite Olimpiade London (yang diketuai oleh mantan juara Olimpiade Sebastian
Coe) telah melakukan kecurangan dalam pemilihan kota tuan rumah Olimpiade
Musim Panas 2012, namun tuduhan itu tidak pernah benar-benar diselidiki.[73]
Pemilihan Turin, Italia sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2006 juga
penuh kontroversi. Seorang anggota IOC terkemuka bernama Marc Hodler
menduga telah terjadi kasus suap oleh anggota panitia Turin terhadap anggota IOC.
Tuduhan ini menyebabkan penyelidikan luas dan dari hasil penyelidikan, terbukti
bahwa sebagian besar anggota IOC menolak pencalonan Sion, Swiss sebagai kota
tuan rumah supaya Turin bisa mendapatkan status tersebut.[74]
Juan Antonio Samaranch.

Komersialisasi
IOC awalnya menolak pendanaan Olimpiade dari perusahaan sponsor. Namun,
setelah presiden Avery Brundage pensiun pada tahun 1972, IOC mulai
mengeksplorasi potensi media televisi dan pasar iklan yang akan menguntungkan

mereka.[75] Di bawah kepemimpinan Juan Antonio Samaranch, Olimpiade mulai


membuka diri terhadap sponsor-sponsor internasional yang ingin mendanai
Olimpiade dan menciptakan produk-produk dagang dengan logo Olimpiade.[76]

Anggaran
Pada awal dan pertengahan abad ke-20, IOC dibiayai dengan anggaran yang kecil.
[76][77] Avery Brundage, presiden IOC periode 1952-1972 menolak
mengkomersialisasikan IOC.[75] Brundage menganggap bahwa komersialisasi di
tubuh IOC akan berdampak terhadap pengambilan keputusan dalam organisasi
tersebut.[75] Brundage melarang perusahaan-perusahaan yang ingin mendanai
Olimpiade dan menolak penggunaan logo Olimpiade untuk tujuan komersial.[75]
Ketika Brundage pensiun tahun 1972, IOC hanya memiliki aset sebesar $2 juta.
Delapan tahun kemudian, pundi-pundi IOC telah membengkak menjadi $45 juta.
[75] Hal ini terutama sekali disebabkan oleh pergeseran ideologi IOC ke arah
perluasan pendanaan Olimpiade melalui penarikan sponsor dan penjualan hak siar
ke stasiun-stasiun televisi.[75] Saat Juan Antonio Samaranch terpilih sebagai
presiden IOC pada tahun 1980, dia berkeinginan untuk menjadikan IOC sebagai
organisasi yang mandiri secara finansial.[77]

Olimpiade Los Angeles 1984 merupakan Olimpiade yang paling menguntungkan


dalam sejarah penyelenggaraan Olimpiade. Panitia Olimpiade Los Angeles yang
dipimpin oleh Peter Ueberroth mampu menghasilkan surplus sebesar $ 225 juta,
jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya pada waktu itu.[78] Surplus sebesar
itu sukses diraup oleh panitia berkat menjual hak sponsor hanya kepada
perusahaan-perusahaan terpilih.[78] IOC berusaha mengontrol hak-hak sponsor
tersebut. Samaranch kemudian mendirikan The Olympic Program (TOP) pada
tahun 1985 untuk menciptakan sebuah merek dagang Olimpiade.[76] Keanggotaan
di TOP sangat eksklusif dan mahal. Biaya untuk masuk saja sebesar $50 juta untuk
keanggotaan selama 4 tahun.[77] Perusahaan-perusahaan yang menjadi anggota
TOP menerima hak eksklusif global untuk mengiklankan produk mereka dalam
penyelenggaraan Olimpiade serta bebas menggunakan logo Olimpiade dalam
publikasi dan iklan produk mereka.[79]

Pengaruh televisi

Sebuah kartun dari Olimpiade Berlin 1936 yang menggambarkan suasana


Olimpiade pada tahun 2000, di mana penonton digantikan oleh radio dan televisi.

Olimpiade Berlin 1936 adalah Olimpiade pertama yang penyelenggaraannya


disiarkan melalui televisi, meskipun hanya untuk penonton lokal.[80] Baru pada
Olimpiade Musim Dingin 1956 di Cortina d'Ampezzo, Italia, acara Olimpiade
disiarkan oleh televisi secara Internasional,[81] dan pada Olimpiade Musim Dingin
berikutnya, untuk pertama kalinya hak siar Olimpiade dijual ke saluran televisi
CBS, yang membayar sebesar $394.000 untuk hak siar di Amerika Serikat,[82]
serta Uni Penyiaran Eropa (EBU) yang membayar sebesar $660.000 untuk hak siar
di seluruh Eropa.[76] Pada dekade berikutnya, Olimpiade memanfaatkan Perang
Dingin untuk mengeruk keuntungan. Negara adidaya saling berebut supremasi
politik, dan IOC ingin mengambil keuntungan melalui media penyiaran.[82]
Penjualan hak siar memungkinkan IOC untuk meningkatkan eksposur Olimpiade,
sehingga menghasilkan keuntungan dan jumlah pemirsa yang lebih banyak, yang
pada gilirannya akan menciptakan daya tarik bagi para pengiklan di televisi. Siklus
ini memungkinkan IOC untuk menaikkan biaya penjualan hak siar Olimpiade.[82]
Sebagai contoh, CBS merogoh $375 juta untuk membeli hak siar Olimpiade
Musim Dingin 1998 di Nagano,[83] sedangkan NBC menghabiskan $3,5 miliar
untuk mendapatkan hak siar seluruh pertandingan Olimpiade dari tahun 2000
sampai tahun 2012.[76]

Jumlah pemirsa yang menonton Olimpiade meningkat secara eksponensial dari


tahun 1960 sampai akhir abad ini. Hal ini disebabkan oleh penggunaan satelit
untuk menyiarkan siaran langsung di seluruh dunia pada tahun 1964 dan
pengenalan televisi berwarna pada tahun 1968.[84] Perkiraan penonton global
dalam Olimpiade Mexico City 1968 adalah 600 juta, sedangkan dalam Olimpiade
Los Angeles 1984, jumlah penonton meningkat menjadi 900 juta. Jumlah ini terus
membengkak menjadi 3,5 miliar pada Olimpiade Barcelona 1992.[85] Namun,
pada Olimpiade Sydney 2000, NBC mencatatkan jumlah pemirsa terendah untuk
setiap ajang Olimpiade sejak tahun 1968.[86] Hal ini antara lain disebabkan oleh
dua faktor: meningkatnya persaingan dari saluran televisi kabel dan perkembangan
internet, yang mampu menampilkan hasil dan video pertandingan secara tepat
waktu. Sementara perusahaan televisi masih mengandalkan rekaman tunda
pertandingan, suatu hal yang sangat ketinggalan di era informasi.[87] Penurunan

jumlah pemirsa membuat saluran televisi harus mengurangi iklan yang berarti
kurangnya pemasukan bagi mereka.[88] Dengan biaya yang tinggi untuk
menyiarkan pertandingan ditambah dengan tekanan dari internet dan meningkatnya
kompetisi dari TV kabel membuat perusahaan televisi pemegang hak siar menuntut
konsesi dari IOC untuk meningkatkan jumlah pemirsa.[89] IOC menanggapinya
dengan membuat sejumlah perubahan pada acara pertandingan Olimpiade. Pada
Olimpiade Musim Panas, kompetisi cabang-cabang olahraga populer seperti
senam, renang dan loncat indah ditayangkan pada jam-jam primetime, yaitu pukul
6 hingga 9 malam dan gala Champions ditambahkan untuk menarik minat pemirsa
televisi.[90][90] Hasilnya beragam: jumlah pemirsa pada Olimpiade Musim Dingin
2006 di Turin secara signifikan lebih rendah dibanding dengan jumlah pemirsa
dalam Olimpiade Musim Dingin 2002 di Salt Lake City, sementara terjadi
peningkatan tajam jumlah pemirsa pada Olimpiade Beijing 2008.[88][91]

Biaya
Biaya Olimpiade (Musim Panas dan Musim Dingin) telah diteliti oleh sarjana
Oxford, Bent Flyvbjerg dan Allison Stewart.[92] Mereka menemukan bahwa
selama 50 tahun terakhir, penyelenggaraan Olimpiade dengan biaya paling mahal
adalah Olimpiade Sochi 2014, yaitu US$ 51 miliar,[93][94] diikuti oleh Olimpiade
Beijing 2008 ($44 miliar),[95] dan Olimpiade London 2012 ($14,8 miliar).[92]
Biaya di sini hanya mencakup biaya yang berhubungan dengan olahraga, tidak
termasuk biaya umum lainnya seperti konstruksi jalan, rel, infrastruktur bandara,
atau biaya pribadi lainnya seperti akomodasi dan investasi bisnis yang terjadi
dalam persiapan Olimpiade yang besarnya bervariasi, tergantung kondisi ekonomi
kota tuan rumah dan sulit untuk membandingkannya secara konsisten.[92]

Flyvbjerg dan Stewart lebih lanjut menemukan bahwa cost overrun


(pembengkakan biaya) merupakan masalah yang terus-menerus terjadi dalam
penyelenggaraan Olimpiade:

Pembengkakan biaya dalam penyelenggaraan Olimpiade mencapai angka 100


%. Tidak ada mega proyek yang bisa diprediksi pembengkakan biayanya.
Biasanya, mega proyek seperti konstruksi, infrastruktur, bendungan dan ICT

biayanya dianggarkan secara bertahap dari waktu ke waktu, namun hal seperti ini
tidak berlaku dalam penyelenggaraan Olimpiade.[92]
Dengan rata-rata pembengkakan biaya riil 179 % dan 324 % secara nominal,
pembengkakan biaya dalam Olimpiade secara historis merupakan yang terbesar
dibanding mega proyek lainnya di dunia.[92]
Pembengkakan biaya terbesar dalam sejarah Olimpiade terjadi dalam
penyelenggaraan Olimpiade Montreal 1976 (796%), Barcelona 1992 (417%) dan
Lake Placid 1980 (321%).[92]
Data menunjukkan bahwa kota dan negara yang memutuskan untuk menjadi
tuan rumah Olimpiade harus siap menghadapi risiko finansial terburuk mereka.
Sebagai contoh, pembengkakan biaya dalam Olimpiade 2004 menyebabkan Athena
mengalami kebangkrutan dan harus berutang, secara substansial turut
memperburuk kondisi keuangan negara dan menjadi salah satu penyebab krisis
ekonomi Yunani 2008-2012. Sementara itu, Montreal membutuhkan waktu 30
tahun untuk melunasi utang akibat pembengkakan biaya yang terjadi dalam
penyelenggaraan Olimpiade 1976.[92]

Pada akhirnya, Flyvbjerg dan Stewart menyimpulkan bahwa selama satu dekade
terakhir, pembengkakan biaya dalam Olimpiade sudah mengalami penurunan.
Untuk periode 2000-2010 rata-rata pembengkakan biaya adalah 47 %, padahal
sebelum itu rata-ratanya mencapai 258 %. Namun, Olimpiade London 2012 telah
mengembalikan tren ini dengan pembengkakan biaya yang dikeluarkannya yang
menembus angka 101 persen; mengembalikannya ke angka tiga digit. Ke
depannya, merupakan tantangan bagi para perencana dan pengelola Olimpiade
untuk menurunkan kembali pembengkakan biaya tersebut.[92]

Simbol, motto dan mascot


Gerakan Olimpiade menggunakan simbol untuk mewakili cita-cita yang
terkandung dalam Piagam Olimpiade. Simbol Olimpiade- yang lebih dikenal
dengan nama cincin Olimpiade- terdiri dari lima buah cincin yang saling berkait
dan merupakan kesatuan dari lima benua yang ada di bumi (Amerika, Afrika, Asia,
Australasia dan Eropa). Versi berwarna dari simbol itu berupa cincin-cincin yang
berwarna biru, kuning, hitam, hijau dan merah dengan latar berwarna putih yang

membentuk bendera Olimpiade. Warna-warna ini dipilih karena setiap negara


setidaknya memiliki satu dari warna-warna tersebut dalam bendera nasionalnya.
Bendera ini diadopsi pada tahun 1914 tetapi baru dikibarkan pertama kali dalam
Olimpiade Antwerpen 1920 di Belgia. Setelah itu, bendera ini selalu berkibar
dalam perayaan Olimpiade setiap tahunnya.[96]

Moto Olimpiade adalah "Citius, Altius, Fortius", yang merupakan ungkapan dalam
bahasa Latin yang berarti "Faster, Higher, Stronger" (bahasa Inggris) atau "Lebih
cepat, Lebih tinggi, Lebih kuat" (bahasa Indonesia). Kutipan Coubertin selanjutnya
dinyatakan dalam kredo Olimpiade, yang berbunyi:

"Hal terpenting dalam Olimpiade bukanlah untuk menang,


tetapi untuk berpartisipasi. Seperti juga hal yang paling penting dalam hidup
bukanlah kemenangan, tetapi perjuangan. Hal terpenting bukannya karena telah
berhasil mengalahkan, namun karena telah berjuang dengan baik."[96]

Sebulan sebelum perayaan Olimpiade dimulai, api Olimpiade menyala di Olympia,


Yunani dalam sebuah upacara ritual yang mencerminkan budaya Yunani kuno.
Seorang pendeta wanita yang bertindak sebagai imam membakar obor dengan
menempatkannya di dalam cermin parabola yang memfokuskan sinar matahari, ia
kemudian menyalakan obor pembawa estafet pertama, yang akan memulai estafet
obor Olimpiade ke berbagai kota di dunia dan berakhir di stadion di kota tuan
rumah penyelenggara Olimpiade.[97] Meskipun api telah menjadi simbol
Olimpiade sejak tahun 1928, estafet obor baru diperkenalkan dalam Olimpiade
Berlin 1936 sebagai bagian dari upaya pemerintah Jerman saat itu untuk
mempromosikan ideologi Sosialis Nasionalis-nya.[96]

Maskot Olimpiade biasanya berupa binatang atau sosok manusia yang mewakili
warisan budaya negara tuan rumah dan mulai diperkenalkan pada tahun 1968.
Pemilihan maskot ini berperan penting dalam mempromosikan identitas Olimpiade
pada penyelenggaraan Olimpiade Moskwa 1980 di Rusia saat beruang Misha,
maskot Olimpiade saat itu, mencapai ketenaran internasional.[98] Maskot dari
Olimpiade Beijing 2008 adalah Fuwa, lima makhluk yang mewakili lima fengshui;
unsur penting dalam kebudayaan Cina.[99] Sedangkan maskot untuk Olimpiade

London 2012 bernama Wenlock dan Mandeville; dua karakter animasi yang
menggambarkan dua tetes baja dari industri baja di Bolton.[10

Cabang olahraga
Olimpiade terdiri dari 35 cabang olahraga, 30 disiplin dan hampir 400
pertandingan. Sebagai contoh, gulat adalah olahraga Olimpiade Musim Panas yang
terdiri dari dua disiplin: Greco-Roman dan Freestyle. Masing-masing disiplin
diperlombakan ke dalam empat belas pertandingan untuk pria dan empat
pertandingan untuk wanita, masing-masing mewakili kelas berat yang berbeda.
[111] Olimpiade Musim Panas mempertandingkan 26 cabang olahraga, sedangkan
Olimpiade Musim Dingin hanya menawarkan 15 cabang olahraga untuk
diperlombakan.[112] Atletik, renang, anggar dan senam artistik adalah cabangcabang olahraga yang tidak pernah absen diperlombakan dalam Olimpiade Musim
Panas. Sedangkan ski lintas alam, seluncur indah, hoki dan seluncur es merupakan
cabang-cabang olahraga yang rutin diperlombakan dalam Olimpiade Musim
Dingin. Bulu tangkis, bola basket dan bola voli pada awalnya dipertandingkan
sebagai cabang olahraga demonstrasi, kemudian dipromosikan sebagai cabang
olahraga Olimpiade tetap. Beberapa cabang olahraga seperti tarik tambang, polo
dan golf pernah dipertandingkan dalam Olimpiade sebelumnya, namun tidak
dilanjutkan pada Olimpiade baru-baru ini.[113]

Olahraga Olimpiade diatur oleh Federasi Olahraga Internasional (IF) yang dikelola
oleh IOC. Saat ini terdapat 35 IF dalam Gerakan Olimpiade, mewakili masingmasing cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Olimpiade.[112] Ada cabang
olahraga yang diakui oleh IOC tapi tidak termasuk dalam program Olimpiade
seperti rugbi dan boling. Olahraga ini tidak di klasifikasikan sebagai olahraga
Olimpiade, namun dapat di promosikan ke status ini.[114][115] Beberapa cabang
olahraga yang sama sekali belum pernah dipromosikan sebagai olahraga Olimpiade
antara lain catur dan selancar.[116]

Kongres IOC ke-112 pada tahun 2002 membatasi cabang olahraga dalam
Olimpiade maksimal 28 cabang olahraga, 301 pertandingan dan 10.500 atlet.[117]
Tiga tahun kemudian, dalam kongres IOC ke-117, revisi dilakukan, yang
mengakibatkan tersingkirnya softbol dan bisbol dari daftar cabang olahraga dalam

Olimpiade London 2012. Karena tidak ada kesepakatan untuk mempromosikan


dua olahraga tersebut, Olimpiade London berlangsung dengan hanya
mempertandingkan 26 cabang olahraga.[117] Pada pelaksanaan Olimpiade Rio de
Janeiro 2016 nanti, Olimpiade akan kembali ke sistem maksimum 28 cabang
olahraga dengan menambahkan rugbi dan golf ke dalam daftar

Perayaan
Pembukaan

Sebagaimana yang diamanatkan oleh Piagam Olimpiade, berbagai elemen


pertunjukan dilakukan dalam upacara pembukaan Olimpiade.[101][102] Tata cara
penyelenggaraan upacara pembukaan Olimpiade ditetapkan dalam Olimpiade
Antwerpen 1920 di Belgia.[103] Upacara pembukaan biasanya dimulai dengan
pengibaran bendera dan pengumandangan lagu kebangsaan negara tuan rumah.
[101][102] Negara tuan rumah kemudian menampilkan pertunjukan tari, musik,
nyanyian dan teater yang memperlihatkan identitas lokal mereka.[103] Pertunjukan
artistik ini telah menjadi ajang prestise sendiri bagi negara-negara tuan rumah
Olimpiade untuk menyajikan pembukaan yang lebih meriah dan lebih memorable
dari negara tuan rumah sebelumnya. Upacara pembukaan Olimpiade Beijing 2008
dilaporkan menelan biaya sebesar $100 juta, sebagian besar terpakai untuk sesi
pertunjukan artistik.[104]

Setelah sesi pertunjukan artistik, para atlet berparade ke dalam stadion yang
dikelompokkan menurut negaranya masing-masing. Yunani secara tradisional
ditetapkan sebagai negara pertama yang berparade untuk menghormati asal usul
Olimpiade. Selanjutnya, masing-masing negara berparade sesuai dengan urutan
abjad dan negara tuan rumah menjadi negara terakhir yang berparade. Pada
Olimpiade Athena 2004, bendera Yunani di paradekan pertama kali memasuki
stadion, sementara kontingen Yunani berparade paling terakhir. Kemudian, obor
Olimpiade dibawa masuk ke dalam stadion dan diteruskan sampai mencapai
tempat penyalaan obor -biasanya dibawa oleh atlet Olimpiade terkenal dari negara
tuan rumah- untuk selanjutnya dinyalakan, yang menandai berakhirnya sesi
upacara pembukaan Olimpiade.[101][102]

Parade atlet dalam upacara penutupan Olimpiade Moskwa 1980.


Penutupan

Upacara penutupan Olimpiade berlangsung setelah semua pertandingan olahraga


selesai. Pembawa bendera dari masing-masing negara memasuki stadion, diikuti
oleh keseluruhan kontingen secara bersama-sama tanpa adanya pengelompokkan
berdasarkan negara. Tiga bendera nasional dikibarkan bersamaan dengan
pengumandangan lagu kebangsaan negara tuan rumah: bendera Yunani; untuk
menghormati tempat kelahiran Olimpiade, bendera negara tuan rumah saat ini, dan
bendera negara tuan rumah penyelenggara Olimpiade berikutnya.[105] Ketua
panitia penyelenggara dan Presiden IOC petahana berpidato untuk menyatakan
Olimpiade secara resmi ditutup kemudian diikuti dengan pemadaman obor
Olimpiade.[106] Dalam sesi upacara penutupan Olimpiade Antwerpen 1920, wali
kota tuan rumah menyerahkan bendera Olimpiade kepada presiden IOC kemudian
diteruskan kepada wali kota tuan rumah Olimpiade berikutnya.[107] Setelah
upacara penutupan, negara tuan rumah secara singkat memperkenalkan dirinya
dengan menampilkan seni tari dan teater yang mewakili budaya mereka.[105]
Upacara penyerahan medali dalam Olimpiade Beijing 2008.
Penyerahan medali

Upacara penyerahan medali diadakan setelah hasil dari masing-masing


pertandingan diputuskan. Peringkat pertama, kedua dan ketiga dari masing-masing
cabang olahraga berdiri di atas podium bertingkat tiga untuk selanjutnya
dikalungkan medali.[108] Setelah medali dikalungkan oleh salah seorang pejabat
IOC, bendera nasional dari ketiga negara pemenang dikibarkan diiringi dengan
pengumandangan lagu kebangsaan negara peraih medali emas.[109] Kesukarelaan
warga negara tuan rumah juga diperlukan dalam prosesi penyerahan medali untuk
membantu para pejabat yang mengalungkan medali dan mengibarkan bendera
negara pemenang.[110] Dalam setiap perayaan Olimpiade, upacara penyerahan
medali biasanya diadakan setelah hasil pertandingan diputuskan. Untuk cabang
olahraga maraton putra, pertandingan biasanya diadakan pada pagi hari terakhir
pelaksanaan Olimpiade dan penyerahan medalinya diadakan pada malam upacara
penutupan.[105]

Kontroversi
Diskriminasi gender
Atlet wanita pertama kalinya diijinkan untuk ikut serta dalam Olimpiade Paris
1900, namun dalam Olimpiade Barcelona 1992, sekitar tiga puluh lima negara
masih mengirimkan semua kontingen pria ke Olimpiade.[149] Jumlah ini turun
pesat selama tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 1996, Lita Fariman adalah atlet
wanita pertama yang mewakili Iran dalam Olimpiade lewat cabang olahraga
menembak.[150] Dalam Olimpiade Sidney 2000, Bahrain mengirimkan dua atlet
wanita untuk pertama kalinya ke ajang Olimpiade: Fatema Hameed Gerashi dan
Mariam Mohamed Hadi Al Hilli.[151] Tahun 2004, Robina Muqim Yaar dan Friba
Razayee mencatatkan diri sebagai atlet wanita pertama yang berlaga mewakili
Afghanistan dalam ajang Olimpiade.[152] Empat tahun berikutnya, Uni Emirat
Arab juga mengirim atlet wanita ke Olimpiade Beijing untuk pertama kalinya:
Maitha Al Maktoum (taekwondo) dan Latifa Al Maktoum (berkuda).[153]

Hingga tahun 2010, tercatat tiga negara yang sama sekali belum pernah
mengirimkan atlet wanita ke ajang Olimpiade. Negara-negara tersebut adalah:
Brunei, Arab Saudi dan Qatar. Brunei cuma pernah berpartisipasi dalam tiga
perayaan Olimpiade, itupun dengan jumlah atlet yang sangat sedikit. Arab Saudi
dan Qatar telah berpartisipasi dalam banyak ajang dan tetap konsisten mengirim
kontingen pria ke Olimpiade. Tahun 2010, Komite Olimpiade Internasional
menyatakan akan "menekan" negara-negara tersebut untuk memperbolehkan dan
memfasilitasi keikutsertaan atlet-atlet wanita dalam Olimpiade London 2012. Anita
DeFrantz, ketua Komisi Perempuan IOC menyarankan agar negara-negara yang
mencegah keikutsertaan atlet-atlet wanita supaya dilarang untuk mengikuti
Olimpiade. Tak lama kemudian, Komite Olimpiade Qatar mengumumkan bahwa
mereka akan mengirim empat atlet wanita dari cabang menembak dan anggar pada
Olimpiade London 2012. Di Arab Saudi, hukum nasional di negara tersebut secara
eksplisit memang melarang wanita untuk berlaga dalam Olimpiade.[154][155]

Pada bulan Juni 2012, secara mengejutkan Kedutaan Arab Saudi di London
mengumumkan akan mengirimkan atlet wanita untuk berkompetisi dalam ajang
Olimpiade 2012 untuk pertama kalinya. Brunei juga mengumumkan kalau mereka
akan mengirimkan atlet wanitanya ke ajang Olimpiade yang mulai berlangsung

pada tanggal 27 Juli 2012 di London, Inggris.[156] Pada akhirnya, Arab Saudi
mengirim dua atlet wanita ke London (Wodjan Ali Seraj Abdulrahim Shahrkhani;
judo dan Sarah Attar; lari 800-meter); Qatar 4 atlet dan Brunei satu (Maziah
Mahusin; rintangan 400m).[157] Dengan demikian, Olimpiade London 2012
menjadi Olimpiade pertama di mana kesemua negara peserta mengikutsertakan
atlet perempuan dalam kontingennya.[158]

Cabang olahraga pada Olimpiade yang menampilkan pria dan wanita berlaga
secara bersamaan adalah berkuda. Tidak ada istilah "olahraga wanita" atau
"olahraga pria" dalam Olimpiade. Meskipun demikian, pada tahun 2008 cabang
olahraga yang diperlombakan untuk atlet pria masih lebih banyak dibanding atlet
wanita. Dengan penambahan cabang tinju wanita dalam Olimpiade London 2012,
diharapkan para atlet wanita akan dapat bersaing di semua cabang olahraga yang
sama dengan para atlet pria.[159]

Kekerasan
Tiga ajang Olimpiade tidak dirayakan karena peperangan: tahun 1916, Olimpiade
dibatalkan karena Perang Dunia I, sedangkan Olimpiade Musim Panas dan Musim
Dingin tahun 1940 dan 1944 tidak dirayakan karena Perang Dunia II. Perang
Ossetia Selatan antara Rusia dan Georgia meletus pada hari pertama pembukaan
Olimpiade Beijing 2008. Presiden Amerika Serikat, George W. Bush dan Perdana
Menteri Rusia, Vladimir Putin sama-sama menghadiri pembukaan Olimpiade saat
itu dan saling mengobrol tentang konflik tersebut pada acara jamuan makan malam
yang diadakan oleh Presiden RRT, Hu Jintao.[160] Saat Nino Salukvadze dari
Georgia memenangkan medali perunggu dari cabang menembak, dia berdiri di
podium kemenangan berdampingan dengan Natalia Paderina, atlet menembak dari
Rusia yang meraih medali perak. Dari apa yang dipublikasikan oleh media,
dikabarkan kalau Salukvadze dan Paderina saling memeluk di podium setelah
upacara penyerahan medali berakhir.[161]

Terorisme juga pernah menghantui penyelenggaraan Olimpiade. Dalam Olimpiade


Mnchen 1972 di Jerman, sekelompok teroris dari Palestinian Black September
berhasil memasuki kamp atlet Israel lalu menyandera dan membunuh 11 atlet
Israel beserta seorang polisi Jerman. Tragedi tersebut dikenal sebagai Peristiwa

Mnchen. Atas peristiwa ini, penyelenggaraan Olimpiade saat itu dijeda untuk
memberi penghormatan pada para korban dan kemudian dilanjutkan kembali.[162]
Dalam Olimpiade Atlanta 1996 di Amerika Serikat, sebuah bom diledakkan di
Centennial Olympic Park, menewaskan 2 orang dan melukai 111 lainnya.
Pengeboman tersebut di gembongi oleh Eric Robert Rudolph, seorang teroris
domestik Amerika yang kemudian dijatuhi hukuman seumur hidup atas
perbuatannya.[163] Tingkat pengamanan dalam perayaan Olimpiade juga semakin
diperketat setelah terjadinya serangan 11 September 2001

You might also like