Professional Documents
Culture Documents
HIPERSPEKTRAL
Koreksi Atmosfer pada Citra AVIRIS menggunakan metode FLAASH
Oleh:
Nama : Salwa Nabilah
NRP : 3513 100 010
Dosen Pembimbing:
Nama : Lalu Muhamad Jaelani, ST, M.Sc, Ph.D
NIP : 19801221 200312 1 001
LABORATORIUM GEOSPASIAL-JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum .................................................................................................. 1
BAB II. DASAR TEORI ........................................................................................................................................ 3
2.1 Hiperspektral .................................................................................................................................... 2
2.2 AVIRIS .................................................................................................................................................. 2
2.3 Koreksi Atmosfer Metode FLAASH ........................................................................................... 2
BAB III. PELAKSANAAN.................................................................................................................................... 5
3.1 Koreksi Atmosfer menggunakan FLAASH ............................................................................. 5
BAB IV. PENUTUP ............................................................................................................................................ 10
REFERENSI .......................................................................................................................................................... 12
LAMPIRAN
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam menyelesaikan laporan praktikum Koreksi Atmosfer pada
Citra AVIRIS menggunakan metode FLAASH, saya mendapat banyak bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Kedua Orang Tua saya yang telah memberi doa dan restu untuk
menyelesaikan laporan ini.
2. Bapak Lalu Muhamad Jaelani, ST, MSc, Ph.D., selaku dosen pembimbing
Hiperspektral.
3. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Geomatika Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya angkatan 2013 dan semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan laporan ini.
Demikian laporan ini diselesaikan, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penyelesaian laporan ini. Saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca terutama kepada mahasiswa Teknik Geomatika ITS yang mengambil mata kuliah
Hiperspektral.
Surabaya, 08 Oktober 2016
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Teknologi penginderaan jauh (inderaja) hiperspektral yang merupakan
pengembangan teknologi inderaja terkini memiliki beberapa keunggulan yang
sangat nyata dibanding teknologi inderaja multispectral sebelumnya. Dengan
memiliki jumlah band yang berjumlah hingga ratusan kanal, membuat teknologi ini
sangat memungkinkan untuk dikaji secara lebih rinci dalam memantau vegetasi
pada umumnya, maupun yang lebih khusus seperti untuk memantau pertumbuhan
dan perkembangan kondisi tanaman padi. Teknologi inderaja memiliki potensi
untuk memberikan informasi tentang tanaman pertanian secara kuantitatif dan
cepat, tanpa merusak tanaman itu sendiri di daerah cakupan yang sangat luas.
Selain itu juga karena inderaja dapat memberikan informasi tentang status
sebenarnya dari tanaman pertanian, maka integrasi antara data inderaja dan model
simulasi pertumbuhan tanaman merupakan tren penting untuk estimasi hasil dan
prediksi.
Akan tetapi, di balik dari keunggulan inderaja hiperspektral yang memiliki
hingga ratusan band ini, terdapat beberapa kelemahan. Biaya yang cukup mahal
untuk melakukan pengambilan data di lapangan, sehingga data yang terkumpul dan
akan digunakan untuk analisis sangat terbatas sekali. Selain itu juga kemungkinan
terdapat hubungan multikolinear antar band yang saling berdekatan, yang dapat
menimbulkan kutukan dimensi (curse of dimension), sehingga hasil analisis akan
mengalami overfitting.
Selain mengalami curse of dimension, data hiperspektral juga dapat terkena
efek atmosfer, salah satunya citra satelit AVIRIS yang ketinggian terbangnya
mencapai 20 km dari permukaan bumi sedangkan jarak Troposfer dari permukaan
bumi adalah 18 km dan Atmosfer yang sangat berpengaruh pada data citra satelit
adalah Troposfer, sehingga harus di koreksi atmosfer terlebih dahulu sebelum
menggunakan data citra satelit AVIRIS.
1.2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Hiperspektral
Teknologi Hiperspektral (hyperspectral technology) yang juga dikenal dengan
istilah Imaging Spectrometer, merupakan kelanjutan dari teknologi multispektral
(multispectral). Sistem Penginderaan Jauh Hiperspektral merupakan paradigma baru
dalam dunia penginderaan jauh. Teknik ini menggunakan jumlah sensor hyper alias
berlebih sehingga hasil yang didapat lebih detail dan akurat. Untuk kebutuhan bidang
pertanian misalnya, dari satelit dapat dikumpulkan data detail mengenai lokasi rawan
hama, lokasi panen, rawan kekeringan, rawan banjir, sampai pendugaan umur
tanaman dan penentuan jenis tanaman. Sementara di bidang pertambangan, teknologi
ini mampu mengidentifikasi jenis jenis material tambang (mineral).
Teknologi Hiperspektral merupakan kelanjutan dari multispektral, Sensor
Hiperspektral memanfaatkan jumlah kanal yang jauh lebih banyak dari pada sensor
multispektral dengan resolusi bandwidth yang lebih sempit. Umumnya sensor
hiperspektral terdiri dari 100-200 kanal dengan resolusi bandwidth 5-10 nm. Akan
jauh berbeda jika dibandingkan dengan multispektral yang rata-rata hanya terdiri
dari 5 - 10 kanal, dengan resolusi bandwidth yang lebih besar: 70-400 nm. Dengan
kanal-kanal yang lebih sempit dengan jumlah yang jauh lebih banyak, sensor
hiperspektral dapat digunakan untuk melakukakan pemisahan, klasifikasi dan
identifikasi objek/material di muka bumi, sebagaimana objek aslinya. Kemampuan
lainnya adalah untuk mendeteksi target subpixel, yang akan sangat membantu dalam
mendeteksi objek dengan resolusi pixel yang lebih kecil.
400-2500 nanometer. AVIRIS telah diterbangkan pada empat platform pesawat: NASA
ER-2 jet, Twin Otter International turboprop, Scaled Composites 'Proteus, dan NASA
WB-57. ER-2 terbang di sekitar 20 km di atas permukaan laut, di km tentang 730 / hr.
Pesawat Twin Otter terbang di 4km permukaan tanah di atas di 130 km / jam. AVIRIS
telah diterbangkan Amerika Utara, Eropa, bagian dari Amerika Selatan, Argentina dan.
Tujuan utama dari proyek AVIRIS adalah untuk mengidentifikasi, mengukur,
dan memantau konstituen dari permukaan bumi dan atmosfer berdasarkan
penyerapan dan partikel hamburan tanda tangan molekul. Penelitian dengan data
AVIRIS didominasi terfokus pada proses yang berkaitan dengan lingkungan global
dan perubahan iklim memahami.
Harap dicatat bahwa kami sedang bekerja untuk menggunakan istilah
"pencitraan spektroskopi" dan "data citra spektrometer " daripada "hiperspektral".
Hal ini memungkinkan kita untuk berkomunikasi lebih jelas dengan rekan fisika,
kimia, dan ilmu biologi kita.
2.3 FLAASH
FLAASH adalah prinsip pertama alat koreksi atmosfer yang mengoreksi
panjang gelombang dalam terlihat melalui daerah inframerah Near-infrared dan
gelombang pendek, sampai 3 pm. (Untuk daerah panas, gunakan Toolbox pilihan
Radiometri Koreksi> Thermal Atmospheric Correction). FLAASH bekerja dengan
sebagian besar sensor hyperspectral dan multispektral. uap air dan pengambilan
aerosol hanya mungkin bila gambar berisi band di posisi panjang gelombang yang
sesuai. FLAASH dapat memperbaiki gambar yang dikumpulkan baik vertikal (nadir)
atau miring-melihat geometri.
BAB III
PELAKSANAAN
3.1 Spectral Library
Berikut adalah langkah pelaksanaan Spectral Library menggunakan ENVI 5.1 :
1. Buka Software ENVI 5.1
2. Klik
Open
pilih
file
citra
(f080927t01p00r07rdn_c_sc01_ort_img)
yang
akan
diproses
4. Untuk melihat Raster value dari citra satelit dapat dilakukan dengan cara klik
kanan pada pojok kanan bawah => pilih Raster Data Value.
6. Pilih GAIN FILE => pada kotak dialog Input ASCII File, Scale Column isi dengan 1
=> OK.
7. Pada Output Reflectance File pilih tempat penyimpanan, pada Output Directory for
FLAASH Files pilih juga tempat penyimpanan, pada Rootname for FLAASH Files
isilah dengan nama yang diinginkan. Lat dan Lon akan Otomatis terisi sendiri.
Sensor Type
: AVIRIS
Sensor Altitude
: 20 km (sudah dipastikan)
Ground Elevation : 0.6 km (sudah dipastikan)
Pixel Size
: 3 m (sudah otomatis dari citranya)
Flight Date
: 27 September 2008
Flight Time GMT : 18.06 sesuai dengan yang ada pada metadata
Atmospheric Model: U.S. Standard
Water Retrieval : Yes
Setelah terisi semua klik Apply. Dan akan memproses.
9. Klik icon
(Data Manager) untuk membuat citra natural, maka klik kanan pada
hasil Flaash => klik Load True Color. Centang Load in New View. Maka hasilnya
akan muncul seperti ini.
10. Klik Views pada Toolbar => klik Link Views => Klik New Link => Link All => OK.
12. Untuk menyimpan hasil spectral profile, klik Export => Spectral Library => pilih
tempat penyimpanan => OK.
15. Untuk mengetahui nilai pada setiap objek yang dipilih, klik Open => buka semua
spectral profile yang telah dibuat (format *.sli) => Open.
16. Klik setiap hasil pilihan objeknya maka histogram akan muncul sesuai dengan
yang disimpan sebelumnya.
10
17. Klik panah di samping kanan, kemudian klik kanan pada data objek untuk melihat
spectral value dari objek yang telah di plot sebelumnya.
11
19. Ulangi langkah 17 untuk melihat spectral value dari objek lainnya.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Hasil
Sebelum FLAASH
Setelah FLAASH
TANAH
13
RUMPUT
14
BANGUNAN
15
4.2 Kesimpulan
Dalam praktikum kali ini digunakan software ENVI 5.1 menggunakan Citra Satelit
AVIRIS yang telah dalam keadaan Radiance. Spectral Profile ini dilakukan untuk melihat
spectral value dari objek yang dipilih. Di sini dipilih 3 objek, antara lain Tanah,
Bangunan, dan Rumput. Spectral Profile kali ini menggunakan metode FLAASH
Atmospheric Correction. Hasil histogram sebelum di FLAASH biasa tetapi setelah di
FLAASH hasil histogramnya putus-putus dan pada Plot Value nya ada yang bernilai
minus.
16
REFERENSI
Harrisgeospatial.
Flaash.
Oktober
8,
http://www.harrisgeospatial.com/docs/FLAASH.html (accessed Oktober 8, 2016).
2016.
Jaelani, L.M. Hiperspektral, Masa Depan Teknologi Inderaja. Surabaya : Teknik Geomatika
FTSP ITS
Nasa. Aviris. Mei 13, 2015. http://aviris.jpl.nasa.gov/aviris/index.html (accessed Oktober 8,
2016).
17
LAMPIRAN
======================================================================
===
AVIRIS Distribution Document 030217
SEND COMMENTS TO rog@jpl.nasa.gov
Additional informatin may be found on http://aviris.jpl.nasa.gov
------------------------------------------------------------------------All distibuted files are in a tar file.
The following types of files should be found:
PER FLIGHT LINE (i.e., occurs once per tar file/tape):
*.info
general information about the flight line,
*.gain
multiplication factors, radiance to 16-bit integer,
*.geo
geometric calibration data,
*.eng
engineering data,
*.nav
navigation data,
*.rcc
radiometric calibration coefficients,
*.readme
this file,
*.spc
spectral calibration file.
*.glt
geometric look up table
*.glt.hdr geometric look up t
*.igm
input geometry file
*.igm.hdr input geometry file header
18
PER SCENE (i.e., occurs once or several times per tar file/tape):
*.img
calibrated AVIRIS radiance (image) data,
*.img.hdr image format of the scene
To list files (table-of-contents):
tar tvf "tar file name" (on disc),
tar tvf "device name"
(on tape).
To extract files:
tar xvf "tar file name" "extract file name"
tar xvf "device name" "extract file name"
(on disc),
(on tape).
File type:
ASCII.
- Multiplication factor,
- Channel number.
When each spectrum is divided by the factors in this file
16-bit integers are converted to radiance in units of
(microwatts/cm^2/nm/sr).
--------------------------------------------------------------------------19
*.geo
Contents:
File type:
Format:
to center
coeff.,
- Channel number.
--------------------------------------------------------------------------*.readme
File type:
THIS FILE
ASCII.
--------------------------------------------------------------------------*.spc
Contents:
File type:
Units:
Format:
nanometers.
Five columns:
position,
- Uncertainty in FWHM for equivalent
gaussian,
- Channel number.
--------------------------------------------------------------------------*.eng
File type:
ENGINEERING DATA
ASCII
NAVIGATION DATA
ASCII.
File type:
Binary
Contents:
element
--------------------------------------------------------------------------*.igm.hdr
File type:
ASCII
Contents:
--------------------------------------------------------------------------21
*.glt
File type:
Binary
Contents:
location.
location.
A negative value indicates the georectified value has been
nearest neighbor interpolated
--------------------------------------------------------------------------*.glt.hdr
File type:
ASCII
Contents:
======================================================================
===
PER SCENE (2048 AVIRIS lines of data)
--------------------------------------------------------------------------*.img
Contents:
stored as
File type:
Units:
gain times (microwatts per centimeter_squared per
nanometer per
steradian).
Format:
dimensions
Contents:
Format of each AVIRIS calibrated radiance scene.
file contains
This
22
ASCII
======================================================================
===
KNOWN ARTIFACTS
1) There is a slew effect in the AVIRIS detector array readout.
expresses itself as a slight shift in the IFOV when moving from
regions of
very different brightnesses.
Slew
23