You are on page 1of 11

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kekurangan tenaga kerja di sektor pertanian saat ini
menjadi

masalah

yang

menghambat

produktifitas

hasil

pertanian. Keadaan ini disebabkan karena kesempatan kerja


diluar

sektor

pertanian

cukup

luas,

lebih

menarik

serta

menawarkan pendapatan yang lebih baik dan profesi sebagai


petani masih mengandung pandangan yang kurang baik bagi
masyarakat. Dengan kurangnya tenaga kerja di sektor pertanian,
secara tidak langsung mengakibatkan mahalnya upah kerja yang
harus dibayar oleh petani. Masalah ini sudah ditanggulangi oleh
pemerintah dengan penerapan mekanisasi pertanian. Salah satu
penggunaan

alat

mekanisasi

pertanian

yang

tidak

kalah

pentingnya adalah pada saat penyiangan padi sawah.


Tumbuhan
penyebab

utama

pengganggu
rendahnya

(gulma)
produksi

merupakan
Gulma

dapat

mengurangi produksi padi sawah 17 % dan padi gogo

40 %,

karena bersaing dalam hal pengambilan

padi.

suatu

unsur hara, sinar

matahari, udara dan ruang. Selain mengurangi kuantitas maupun


kualitas hasil, gulma juga dapat bertindak

sebagai inang bagi

hama penyakit. Selain itu juga dapat menambah ongkos tenaga


kerja. Oleh karena itu gulma perlu disiang, pada umumnya
penyiangan dilakukan petani secara manual ataupun kimia,
tergantung biaya tenaga kerja.
Selain cara pengendalian di atas, gulma juga dapat diatasi
melalui persiapan tanah

yang baik, multiple cropping, dan

pengaturan barisan tanaman yang baik. Namun yang sering


dilakukan adalah kombinasi

penggunan herbisida

yang tidak

mahal

dan

penanganan

secara

manual

(hand

weeding).

Pengendalian gulma sangat penting agar penggunaan pupuk


untuk tanaman padi tidak sia-sia. Untuk meningkatkan hasil,
pengendalian gulma

harus

dilakukan sebelum pemupukan.

Biasanya pengendalian gulma di lahan irigasi atau lahan sawah


lebih mudah

dibandingkan di lahan kering, karena pada lahan

kering kelembaban tanahnya sangat cocok untuk pertumbuhan


dan

pekembangan

gulma,

terutama

pada

periode

awal

pertumbuhan tanaman padi. Sedangkan pada lahan irigasi


(digenangi air) persoalan gulma tidak terlalu berat karena
penggenangan merupakan cara yang sangat efektif untuk
menekan perkembangan gulma. Lagi pula dilahan kering banyak
jenis rumput yang sulit dikendalikan dengan herbisida, seperti
rumput teki (Cyperus rotundus).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, rumusan masalah yang
diambil adalah sebagai berikut:
a. bagaimana gambaran umum mesin penyiang gulma tanaman padi?;
b. bagamana mutu kerja mesin penyiang gulma tanaman padi?;
c. bagaimana kapasitas kerja mesin penyiang gulma tanaman padi?;
d. bagaimana sisi ekonomi dan ergonomi dari mesin penyiang gulma tanaman
padi?.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan, tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
a. mengetahui gambaran umum mesin penyiang gulma tanaman padi;
b. memahami mutu kerja mesin penyiang gulma tanaman padi;
c. mengetahui kapasitas kerja mesin penyiang gulma tanaman padi;

d. mengetahui sisi ekonomi dan sisi ergonomi dari mesin penyiang gulma
tanaman padi.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Defenisi Mesin Penyiang
Penyiangan merupakan suatu kegiatan mencabut gulma yang berada di selasela tanaman pertanian dan segaligus berfungsi untuk menggemburkan tanah.
Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan
pertanian, karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.
Penyiang bertujuan untuk membersihkan tanaman yang sakit, mengurangi
persaingan penyerapan hara, mengurangi hambatan produksi anakan, dan
mengurangi persaingan penetrasi sinar matahari. Tanaman yang ditumbuhkan
harus mendapatkan semua nutrisi dan air yang diberikan oleh Petani agar mampu
menghasilkan secara optimal.
Penyiangan biasanya dilakukan secara mekanis, yakni dengan membongkar
gulma dengan menggunakan cangkul atau brujul (alat untuk melubangi tanah,
berbentuk seperti garu, ditarik oleh ternak). Penyiangan dengan menggunakan
cangkul pada umumnya lebih baik karena dengan cara ini penyiangan dapat
dilakukan dengan teliti meskipun hasilnya sedikit dan memakan banyak waktu.
Sebaliknya penyiangan dengan menggunakan brujul lebih cepat, tetapi hasilnya
kurang baik karena tanaman sering rusak terinjak-injak oleh ternak yang menarik
brujul. Kalau gulma yang tumbuh sangat banyak, perlu dilakukan penyiangan
ketiga yakni saat Kedelai berumur 60 hari. Penyiangan tidak boleh dilakukan

waktu Kedelai sedang berbunga karena akan mengakibatkan bunga rontok


(Yulianti, 2004).
Sedangkan mesin penyiang merupakan mesin yang digunakan untuk
mencabut gulma sekaligus menggemburkan tanah di lahan pertanian sekaligus
untuk mengurangi upah kerja petani dan efisiensi waktu untuk mencabut gulma
dengan cara manual. Mesin ini sangat menguntungkan untuk kegiatan pertanian.
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBPMP Serpong) pada
tahun 2004 sebagai lambaga riset dibawah Badan Litbang Departemen Pertanian
telah dan terus melakukan riset dan rekayasa untuk mewujudkan mesin penyiang
padi sawah mekanis bermotor. Cara kerja dan mekanisme penyiangan
menggunakan mesin ini sepintas mirip alat landak putar yang didorong oleh
operator, hanya saja bedanya piringan putarnya berbentuk segi 6 untuk lahan yang
dangkal berukuran diamater 35 cm dan berbentuk segi 8 berdiameter 45 untuk
tanah yang dalam. Tenaga putar didapatkan darisebuah motor bakar berukuran 2
HP hasil modifikasi motor dari mesin potong rumput gendong.
Komponen penyiang tipe bajak dua sayap adalah kerangka besi yang dapat
dipasang knock down. Dengan system knock down tersebut, waktu yang
diperlukan untuk membongkar mesin berkisar 25 menit, sedangkan untuk merakit
kembali mesin penyiang tipe bajak dua sayap berkisar 35 menit. Jumlah tenaga
kerja yang diperlukan untuk membongkar dan merakit kembali alat ini adalah
dengan menggunakan dua orang operator ( Setyadi, 2004).
Penyiangan yang dilakukan memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a. Membersihkan gulma sehingga tidak terjadi persaingan akan
kebutuhan metabolisme tanaman.
b. Memasok udara ke dalam tanah sehingga terjadi aerasi yang
baik.
c. Memotong akar tanaman. dengan terpotongnya akar tanaman
akan memacu partumbuhan cabang cabang akar yang lebih
banyak dengan banyaknya akar maka pertumbuhan tanaman
akan lebih bagus.

2.2 Jenis-Jenis Mesin Penyiang


Berdasarkan jenis lahan power weeder padi dapat dibedakan menjadi dua:
2.2.1 Power Weeder Roda Satu
Mesin penyiang ini hanya dapat dioperasikan untuk penyiangan gulma pada
lahan yang tergenang air sekitar 5 cm dan berlumpur dengan kedalaman lapisan
maksimum 25 cm (diukur dengan cara orang berdiri di lumpur). untuk jarak
tanam 2025 cm dengan baris yang lurus dengan kedalaman air sekitar 5-10 cm
sehingga mesin dapat berjalan tanpa didorong.

2.2.2

Power Weeder Roda Dua


Mesin jenis ini dapat dioprasikan untuk pencabut rumput liar pada tanah

kering dan juga cocok untuk lahan basah dengan menggunakan mesin
bertenaga 8.3 Hp kekuatan mesin diteruskan ke roda tanah melalui v puli pitamesin. Mesin pencabut rumput liar berputar terdiri dari tiga baris piringan berjajar
dengan 6 jumlah pisau yang lentur berlawanan arah sebagai alternatif pada setiap
piringan. Pisau ini bila berputar mengaktifkan pemotong dan menggemburkan
tanah.

BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Mission Statement
Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan
pertanian, karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.
Penyiangan selain dimaksudkan untuk membersihkan lahan
budidaya

tanaman

dari

gulma,

juga

dapat

menambah

produktifitas tanaman itu sendiri.


3.2 Hakekat Proses
Proses penyiangan bertujuan untuk memberikan banyak
keuntungan bagi tanaman budidaya. Penyiangan yang dilakukan
memiliki beberapa fungsi yaitu:
a. Membersihkan gulma sehingga tidak terjadi persaingan akan
kebutuhan metabolisme tanaman.
b. Memasok udara ke dalam tanah sehingga terjadi aerasi yang
baik.

c. Memotong akar tanaman. dengan terpotongnya akar tanaman


akan memacu partumbuhan cabang cabang akar yang lebih
banyak dengan banyaknya akar maka pertumbuhan tanaman
akan lebih bagus.
2.3 Output Ideal
Output ideal yang didapatkan dari penggunaan mesin penyiang gulma
tanaman padi adalah tanaman padi yang berkualitas baik, bulir padi yang bisa
berukuran besar. Karena nutrisi yang didapatkan tanaman padi dapat maksimal.
Proses penyiangan yang tepat dapat memberikan dampak maksimal pada
produktifitas tanaman padi.
2.3 Kapasitas Kerja
2.3.1 Kapasitas Kerja Teoritis
Kapasitas kerja teoritis pada mesin penyiang dilakukan
dengan mengukur kecepatan kerja dan lebar kerja alat. Kapasitas
kerja teoritis dipengaruhi oleh kecepatan operasi dan lebar kerja
dari alat tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh
Hunt (1970), bahwa kapasitas kerja teoritis adalah kemampuan
alat dalam menyelesaikan suatu pekerjaan pada sebidang lahan
jika alat tesebut berjalan maju dengan sepenuh waktu (100 %)
dan bekerja dengan lebar maksimum. Ketinggian genangan air
pada lahan sawah juga sangat menentukan dalam kecepatan
penyiangan.
2.3.2 Kapasitas Kerja Efektif
Kapasitas kerja efektif mesin penyiang diketahui dengan
mengukur luasnya lahan yang dapat dikerjakan dalan satuan
waktu. Pengujian alat ini dilakukan sebanyak
lahan dengan

8 buah luasan

tiga kali ulangan tiap luasan. Bila dibandingkan

hasil yang diperoleh dari penyiangan dengan cara manual, dan


dengan mengunakan landak, maka mesin ini akan memberikan

hasil yang lebih cepat. Hal ini disebabkan karena mesin berputar
dengan tenaga yang cukup besar, dan pengoperasian mesin
yang lebih mudah.
2.4 Masalah Sosial Ekonomis
Secara sosial penyiangan secara manual dan semi mekanis
dapat

menimbulkan

kejerihan

kerja

serta

membosankan,

sedangkan dari segi ekonomis membutuhkan banyak tenaga


kerja dan waktu sehingga banyak biaya yang dikeluarkan untuk
penyiangan dibandingkan alat penyiang dengan menggunakan
penggerak mesin potong rumput.
2.5 Ergonomi
Penyiangan dengan tangan lebih efektif, namun mahal dan
menyita banyak waktu untuk pekerja. Mesin penyiang ini
dirancang bertujuan untuk

memudahkan dan meringankan

beban petani untuk penyiang gulma. Mesin penyiang yang ringan


dan

mudah

digunakan

dapat

memudahkan

petani

untuk

menyiang gulma di segala lahan (basah mapun kering).


2.6 Pendekatan Rancangan
2.6.1 Rancangan Fungsional
Alat penyiang padi dengan memanfaatkan mesin potong
rumput ini memiliki bentuk dan konsep yang cukup sederhana.
Adapun bagian-bagian dari rancangan mata penyiang dari alat
penyiang padi ini yang memiliki fungsi tersendiri

diantaranya

yaitu :
a.

Piring penyiang
Piring pada alat penyiang berfungsi sebagai pemutar dan

tempat

menempelnya

paku-paku

penyiang

dan

menghubungkannya dengan sumber tenaga putaran, piring


penyiang ini akan berputar berlawanan arah jarum jam.

b.

Paku penyiang
Pada saat operasional, mata penyiang berputar, bagian

yang tajam pada ujung paku penyiang akan memotong gulma,


selanjutnya akan menghancurkan tanah yang ada dibawahnya.
Sehingga akan diperoleh tanah yang mempunyai porositas yang
baik.

Gambar Alat penyiang Manual


2.6.2 Rancangan Struktural
Dalam rancangan struktural bentuk dan ukuran dari mata
penyiang alat penyiang yang dirancang disesuaikan dengan
pelindung alat penyiang dan jarak dari tanaman padi di
lapangan. Rancangan mata penyiang alat penyiang padi ini
memiliki 3 bagian penting yaitu :
a.

Piring penyiang
Bentuk dari piring penyiang akan dibuat dua macam, yaitu

berbentuk lingkaran dan berbentuk palang, dengan tebal besi


plat 2 mm. Diameter luar piring penyiang dan panjang palang

disesuaikan dengan pelindung alat penyiang dan jarak tanaman


padi. Untuk piring penyiang dengan bentuk lingkaran diameter
luarnya 14 cm dan diameter dalam atau diameter lubang
tengahnya 2 cm, sedangkan diameter lubang tiap-tiap pakunya
adalah 0,5 cm seperti pada Lampiran 5. Untuk piringan yang
berbentuk palang panjangnya sama dengan diameter luar mata
penyiang bentuk lingkaran yaitu 14 cm dan lebar masing-masing
sisi palangnya adalah 4 cm.
b.

Jarak dan jumlah paku penyiang


Jarak antara paku-paku penyiang disesuaikan dengan

diameter piring, jumlah paku penyiang dan letak paku penyiang


dibuat acak
pakunya

untuk

masing-masing

mata

penyiang.

Jumlah

dibuat mulai dari 6, 8, 10, dan 12, sehingga nanti

setelah uji di lapangan diketahui mana letak dan jumlah paku


yang paling efektif untuk penyiangan padi.
c.

Diameter dan tinggi paku penyiang


Paku-paku penyiang ini dibuat dengan menggunakan mor

dan baut dengan diameter paku penyiang dibuat 0,5 cm. Paku
penyiang ini dibuat dengan panjang 7 cm yang dipasang pada
piring penyiang, dimana pada ujung paku penyiang dibengkokan
dan ditajamkan.

BAB 4. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dan saran yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
1. Penyiangan merupakan suatu kegiatan mencabut gulma yang berada di selasela tanaman pertanian dan segaligus berfungsi untuk menggemburkan tanah.
2. Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan
pertanian, karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.
3. Sedangkan mesin penyiang merupakan mesin yang digunakan untuk
mencabut gulma sekaligus menggemburkan tanaman di lahan pertanian
sekaligus untuk mengurangi upah kerja petani dan efisiensi waktu untuk
mencabut gulma dengan cara manual.

You might also like