You are on page 1of 18

RANCANGAN RENCANA PEMBELAJARAN (RPP) DAN LEMBAR KERJA SISWA(LKS)

FISIKA SMA KELAS X SEMESTER 2


KONSEP PEMUAIAN PANJANG
MENGGUNAKAN METODE DISKUSI DAN EKSPERIMEN DAN MODEL
PEMBELAJARAN JIGSAW
PERENCANAAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA
Dosen Pengampu : Dra. Rini Budiharti, M.Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 6


1.
2.
3.
4.
5.

Apriliyani Puji Hastuti


Dodik Setiawan
Luthfiyah Dyaka Rose
Nur Oktavia
Rulita Niana

(K2312009)
(K23120
(K23120
(K2312052)
(K2312063)

PENDIDIKAN FISIKA 2012


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


I.

Identitas

Satuan Pendidikan

: SMA

Mata Pelajaran

: Fisika

Kelas/ Semester

: X/2

Pokok bahasan

: Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor

Sub pokok bahasan

: Suhu dan pemuaian

Alokasi waktu

: 1x 45

II.
KI 1
KI 2

Kompetensi Inti
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

KI 3

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.


Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

KI 4

masalah
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

III.

Kompetensi Dasar

3.7
IV.

Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari


Indikator

3.7.1
3.7.2
3.7.3
3.7.4

Menjelaskan konsep pemuaian panjang


Menyebutkan faktor-faktor pemuaian panjang
Menjelaskan hubungan antar variabel dalam pemuaian panjang
Merumuskan persamaan matematis pemuaian panjang

3.7.5
3.7.6
V.

Menghitung perubahan panjang suatu kawat logam


Mengaplikasikan prinsip pemuaian panjang dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan

3.7.1

Melalui diskusi dan eksperimen siswa dapat menjelaskan konsep pemuaian panjang

3.7.2

dengan benar.
Melalui diskusi dan eksperimen siswa dapat menyebutkan faktor-faktor pemuaian

3.7.3

panjang dengan tepat.


Melalui diskusi dan eksperimen siswa dapat menjelaskan hubungan antar variabel dalam

3.7.4

pemuaian panjang dengan benar.


Melalui diskusi dan eksperimen siswa dapat merumuskan persamaan matematis

3.7.5

pemuaian panjang dengan tepat.


Melalui diskusi siswa dapat menghitung perubahan panjang pada sebuah logam kawat

3.7.6

dengan tepat.
Melalui diskusi siswa dapat mengaplikasikan prinsip pemuaian panjang dalam kehidupan

VI.

sehari-hari dengan benar.


Materi
Pemuaian panjang disebut juga dengan pemuaian linier. Pemuaian panjang zat padat

berlaku jika zat padat itu hanya dipandang sebagai satu dimensi (berbentuk garis). Di SMP
materi ini sudah dibahas dan percobaan yang telah membahas tentang pemuaian panjang zat
padat adalah percobaan Musschenbroek, dimana dari hasil percobaannya disimpulkan bahwa
pertambahan panjang, zat padat yang dipanasi sebanding dengan panjang mula-mula,
sebanding dengan kenaikan suhu dan tergantung pada jenis zat padat. Untuk membedakan
sifat muai berbagai zat digunakan konsep koefisien muai.
Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima
kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai
panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada. Contoh benda yang
hanya mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat kecil yang panjang sekali. Pemuaian
panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa factor:
a. panjang awal benda
b. koefisien muai panjang
c. besar perubahan suhu.
Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan.
Semakin besar koefisien muai panjang suatu benda maka pertambahan panjangnya juga

semakin besar, sedangkan semakin kecil koefisien muai panjangnya maka semakin kecil pula
pertambahan panjangnya. Sehingga koefisien muai panjang berbanding lurus dengan
pertambahan panjang. Selanjutnya semakin besar panjang mula-mula suatu kawat logam maka
semakin besar pula pertambahan panjangnya, sedangkan semakin kecil panjang mula-mulanya
juga semakin kecil pertambahan panjangnya. Sehingga dapat dikatakan panjang mula-mula
berbanding lurus dengan pertambahan panjangnya. Hal tersebut juga berlaku untuk perubahan
suhu, perubahan suhu berbanding lurus dengan pertambahan panjang.
Secara matematis persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan panjang
benda setelah dipanaskan pada suhu tertentu adalah:
L=Lo . . T
Lt=Lo {1+ . T }
Keterangan:
L=Peruba h an panjang(m)

Lo= panjang mulamula(m)


Peruba h an su h u( 0 C )
T =
0

koefisien muai panjang / C


=
Contoh soal:
Sebuah kuningan memiliki panjang 1 m. Tentukan pertambahan panjang kuningan tersebut
jika temperaturnya naik dari 10 sampai 40 .
Jawab:
Diketahui

Lo=1 m
T =40 . - 10 =30 =303 K

kuningan=19 106 / K

L= L0 T
106
L=1 m.19
.303 K
K
L=5,76 103=5,76 mm .
Jadi pertambahan panjangnya yaitu 5,76 mm.
Konsep pemuaian panjang dapat terjadi pada pemasangan baja rel kereta api yang dibuat
renggang ketika siang hari dan suhu sangat tinggi maka baja rel kereta api dapat memuai
(bertambah panjang) sedangkan pada saat suhu sangat rendah (pada malam hari) maka baja rel
kereta api dapat menyusut (bertambah pendek). Hal tersebut juga terjadi pada pemasangan
kabel listrik yang dibuat kendur, hal ini untuk mengantisipasi terjadinya pemuaian pada siang
hari dan terjadinya penyusutan(bertambah pendek) pada malam hari saat suhunya terlalu
dingin yang dapat membuat kabel listrik putus.
Metode pembelajaran

Diskusi

Eksperimen

VII.

Kegiatan Belajar Mengajar


No
1.

Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan awal (pendahuluan)
Guru memberikan salam
Guru menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan kenyamanan untuk
belajar
Guru memimpin berdoa bersama menurut kepercayaan masing-masing
Menanyakan kehadiran peserta didik
Menyampaikan motivasi
Pernahkah kalian melihat pemasangan bantalan rel kereta api yang
dibuat renggang dan pemasangan kabel listrik yang dibuat kendur?
Menyampaikan materi prasyarat.
Guru menanyakan:
Apakah yang dimaksud dengan suhu?
Apakah yang dimaksud dengan sifat termometrik?

Alokasi
Waktu
2 menit

Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran serta kompetensi


yang harus dicapai siswa
2.

KEGIATAN INTI

a. Eksplorasi
Guru membagi siswa ke dalam kelompok, terdiri dari 6 kelompok

20 menit

asal yang kemudian dibentuk menjadi 4 kelompok ahli.


Guru memberikan pengarahan proses kegaiatan pembelajaran

(Tahap-tahap pembelajaran)
Guru membagikan LKS Kepada kepada kelompok ahli.
b. Elaborasi
Guru mengarahkan siswa untuk melakukan ekperimen pemuaian
panjang sesuai dengan masing-masing bagian LKS.
LKS 1 ( Untuk menemukan Konsep pemuaian panjang)
LKS 2 ( Untuk menemukan hubungan variabel koefisien muain
panjang dengan pertambahan panjang)
LKS 3 ( Untuk menemukan hubungan variabel perubahan suhu
dengan pertambahan panjang)
LKS 4 ( Untuk menemukan hubungan variabel panjang mual-mula

dengan pertambahan panjang)


Guru membimbing dalam kegiatan diskusi dan eksperimen pada

kelompok ahli.
Guru membimbing dalam kegiatan diskusi pada kelompok asal.
Siswa membagian informasi yang telah diperoleh dari hasil diskusi

dan eksperimen pada kelompok ahli.


Guru membimbing siswa untuk menemukan konsep pemuaian

3.

panjang melalui LKS Kelompok Asal.


c. Komunikasi
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui
Memberikan penjelasan dan pelurusan hasil diskusi siswa
Meluruskan jawaban siswa apabila ada kesalahan dalam memaparkan

hasil diskusinya.
Kesimpulan

Guru bersama siswa memberikan kesimpulan tentang konsep

pemuaian panjang
Guru memberikan evaluasi kepada siswa
Guru membahas soal-soal evaluasi bersama siswa.

8 menit

Guru menyampaikan materi pertemuan selanjutnya yaitu pemuaian

luas
Guru mengucapkan salam.
Sumber Belajar

VIII.

Media: LKS(Lembar Kerja Siswa), Video fenomena pemuaian panjang.


Buku:
Suparno dan Tri Widodo.2009.Panduan Pembelajaran Fisika SMA/MA kelas X.
Jakarta:Pusat Perbukuan Departmen Pendidikan Nasional
Alat dan bahan percobaan:

IX.

Kawat besi,

kawat tembaga

bunsen, korek api,

jangka sorong
Evaluasi

Teknik

Bentuk instrument: Tes tertulis uraian.

Soal instrumen

: Tugas individu.

1. Apakah pengertian dari pemuaian panjang?


2. Sebutkan 3 faktor-faktor yang mempengaruhi pemuaian panjang ?
3. Jelaskan hubungan antara panjang mula-mula, koefisien muai panjang dan
perubahan suhu dalam pemuaian panjang?
4. Apakah rumus matematis dari pertambahan panjang dalam pemuaian panjang?
5. Sebatang besi pada suhu 300 C panjangnya 100cm, dipanaskan hingga suhunya
900C. Berapakah pertambahan panjang besi jika koefisien besi 0,000012/0C?
6. Sebutkan aplikasi prinsip pemuaian panjang dalam kehidupan sehari-hari?

Kunci jawaban:

1. Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena


menerima kalor.
2. Faktor-faktor pemuaian panjang:

a. Perubahan suhu
b. Panjang mula-mula
c. Jenis zat
3. Panjang mula-mula suatu benda, perubahan suhu dan jenis bahan (koefisien muai
panjang) suatu benda berbanding lurus dengan perubahan panjang pada pemuaian
panjang.
4. Rumus matematis pemuaian panjang
L=Lo . . T
Lt=Lo {1+ . T }
5. Jawaban soal:
0
Diketahui : T 1 =30 C

T 2 =900 C
0,000012/ 0 C
=
Ditanyakan

: Perubahan panjang ( L)

Jawab

Lt=Lo {1+ . T }
Lt=100 cm {1+0,0000120 C/(900 C300 C ) }
Lt=100 cm {1+0,000012 C/(60 C) }
0

Lt=100 cm { 1+0,00072 }
Lt=100,072 cm
L=Lt L0
L=100,072 cm100 cm=0,072cm

Caralain

L=Lo . . T
L=100 cm . 0,0000120 C .(900 C300 C )
L=100 cm . 0,0000120 C .(600 C )
L=0,072cm
6. Aplikasi prinsip pemuaian panjang dalam kehidupan sehari-hari:
a. Pemasangan bantalan rel kereta yang dibuat renggang untuk menhindari
melengkungnya baja pada saat terkena terik matahari.
b. Pemasangan kabel listrik yang dibuat kendur. Pada siang hari kabel terlihat lebih
kendur dibandingkan pada malam hari.

Tabulasi hubungan antara indicator dengan butir soal


Nomor Indikator
Indikator 1: Menjelaskan pengertian pemuaian panjang
Indikator 2: Menyebutkan faktor-faktor pemuaian panjang
Indikator 3: Menjelaskan hubungan antar variabel dalam

Nomor butir soal


Butir soal nomor 1
Butir soal nomor 2
Butir soal nomor 3

pemuaian panjang
Indikator 4: Merumuskan persamaan matematis pemuaian

Butir soal nomor 4

panjang
Indikator 5: Menghitung koefisien muai pada dua buah

Butir soal nomor 5

logam
Indikator 6: Mengaplikasikan prinsip pemuaian panjang

Butir soal nomor 6

dalam kehidupan sehari-hari


Pedoman Pensekoran:
No Soal
Skor

1
10

2
15

3
15

4
10

Skor maksimum ideal = 10+15+15+10+30+20


Nilai=

Skore
100
Skore maksimum ideal

5
30

6
20

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)


Kegiatan I

Percobaan pemuaian panjang


(Menemukan Konsep Pemuaian Panjang)

Alat dan Bahan :

Kawat besi
kawat tembaga
bunsen
korek api
jangka sorong

Langkah Kerja :

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)


Percobaan pemuaian panjang

Kegiatan II
(Hubungan Variabel Koefisien Muai Panjang dengan pertambahan panjang)

Alat dan Bahan :

Kawat besi
kawat tembaga
bunsen
korek api
jangka sorong

Langkah Kerja :
1. Mengukur panjang kawat (besi,tembaga dan kuningan) mula-mula dengan panjang yang
sama menggunakan jangka sorong. Catatlah sebagai L0 panjang mula-mula pada table 1.1 !
2. Panasilah ujung masing masing kawat dengan menyalakan Bunsen
3. Setelah beberapa 3 menit matikan api,kemudian ukurlah panjang kawat tembaga
menggunakan jangka sorong sebagai panjang akhir(Lt).
Apa yang terjadi pada kawat besi dan tembaga setelah dipanaskan?apakah bertambah
panjangnya atau semakin kecil panjangnya?

4. Hitung pertambahan panjangnya kemudian catat dalam table 1.1. Pertambahan


panjang(L) yaitu selisih panjang kawat setelah dipanaskan dan panjang kawat sebelum
dipanaskan.
L = Lt-L0
Tabel 1.1
Jenis Kawat

Panjang mula-mula

Panjang

Pertambahan

(L0) cm

Akhir(Lt)cm

panjang(L) cm

Tembaga
10 cm
Besi
10 cm
Dimana koefisien muai panjang
Tembaga : 17 10-6
Besi

: 12 10-6

5. Pertambahan

panjang

pada

kawat

tembaga

..daripada

pertambahan panjang pada kawat besi.


Mengapa hal tersebut terjadi?
.................
....
Gambarkan grafik hubungan antara Koefisien muai panjang dengan penambahan panjang.

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)


Percobaan pemuaian panjang
Kegiatan III
(Hubungan Variabel perubahan suhu dengan pertambahan panjang)

Alat dan Bahan :

Kawat besi
kawat tembaga
bunsen
korek api

jangka sorong

Langkah Kerja :
1. Siapkan dua kawat tembaga dengan panjang yang sama, ukur panjang mula-mulanya
menggunkan jangka sorong. Tulislah panjang mula-mula sebagai L0 pada table 2.1
2. Nyalakan api untuk memanaskan kedua kawat secara bersamaan.
3. Setelah 3menit, ambil satu kawat dan ukur panjang akhirnya sebagai Lt pada table 2.1
4. Setelah 5menit, matikan api, lalu ukur panjang kawat tembaga yang lainnya sebagai Lt
pada table 2.1
5. Hitung pertambahan panjangnya kemudian catat dalam table 2.1. Pertambahan
panjang(L) yaitu selisih panjang kawat setelah dipanaskan dan panjang kawat sebelum
dipanaskan.
L = Lt-L0
Tabel 2.1
Jenis

Waktu

Panjang mula-mula

Panjang

Pertambahan

Kawat
(L0) cm
Akhir(Lt)cm
panjang(L) cm
Tembaga 1 3 menit
10 cm
Tembaga 2 5 menit
10 cm
Pertambahan panjang pada kawat tembaga 1 lebih .daripada pertambahan
panjang pada kawat tembaga 2.
Mengapa hal tersebut demikian?Asumsikan bahwa lamanya waktu sebanding dengan
besarnya suhu.

Grafik hubungan antara waktu dengan penambahan panjang

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)


Percobaan pemuaian panjang

Kegiatan III
(Hubungan Variabel perubahan suhu dengan pertambahan panjang)

Alat dan Bahan :

Kawat besi
kawat tembaga
bunsen
korek api
jangka sorong

Langkah Kerja :
1. Siapkan dua kawat tembaga dengan panjang yang berbeda, ukur panjangnya menggunakan
jangka sorong. Tulislah panjang mula-mula sebagai L0 pada table 3.1
2. Panasilah ketiga kawat tembaga dengan menyalakan bunsen!

3. Setelah 3 menit, matikan api, ukurlah panjang kawat tembaga menggunakan jangka sorong
sebagai Lt (panjang akhir) dan tulis pada table 3.1.
4. Hitung pertambahan panjangnya kemudian catat dalam table 3.1. Pertambahan
panjang(L) yaitu selisih panjang kawat setelah dipanaskan dan panjang kawat sebelum
dipanaskan.
L = Lt-L0
Tabel 3.1
Jenis Kawat

Panjang mula-mula

Panjang

Pertambahan

(L0) cm

Akhir(Lt)cm

panjang(L) cm

Tembaga 1
10 cm
Tembaga 2
8 cm
Pertambahan panjang pada kawat tembaga 1 lebih .daripada pertambahan
panjang pada kawat tembaga 2.
Mengapa hal tersebut demikian?

Grafik hubungan antara panjang mula-mula dengan pertambahan panjang:

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

ASAL

Percobaan pemuaian panjang


KELOMPOK ASAL

Jika suatu kawat apabila dipanaskan akan mengalami pertambahan panjang dapat disebut
dengan peristiwa pemuaian panjang. Oleh karena itu definisi pemuaian panjang
adalah

Dari ketiga kegiatan percobaan yang telah dilakukan diperoleh factor-faktor yang
mempengaruhi pemuaian volume:
1.
2.
3.
Hubungan antara jenis zat, perubahan suhu, panjang mula-mula terhadap pemuaian panjang
(perubahan panjang) adalah:
1. Jenis zat / koefisien muai panjang (berbanding lurus/berbanding terbalik)
dengan pemuaian panjang.

2. perubahan suhu (berbanding lurus/berbanding terbalik) dengan pemuaian


panjang
3. panjang mula-mula (berbanding lurus/berbanding terbalik) dengan
pemuaian panjang
Dari hubungan antar variable tersebut diperoleh persamaan matematis sebagai berikut:
L=L0. . T
Keteranagan:
L = pertambahan panjang(m)

L0

= Panjang mula-mula (m)

= koefisien muai panjang (/oC)

T = perubahan suhu (oC)

Tambahi yaaaa???LKS asal.e

You might also like