You are on page 1of 28

LAPORAN TEKNOLOGI SEDIAAN 1

PERCOBAAN
TABLET KONVENSIONAL
( OBAT FLU)
FORMULA
PARAFRIN TABLET

OLEH:
NAMA

: ASTUTI

NIM

: 70100111014

KELAS

: FARMASI A

KELOMPOK : VII (TUJUH)


ASISTEN

: FITRIA ALWI

LABORATORIUM FARMASETIK
JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA
2013

FORMULA TEKNO I
I.

Formula Asli
Tablet Obat Flu

II.

III.

Rancangan Formula
Nama Produk

: Parafrin Tablet

Jumlah Produk

: 100 tablet @ 500 mg

Tanggal Formulasi

: 1 Mei 2013

Tanggal Produksi

: 5 Juni 2013

Nomor Registrasi

: DTL 1300707310 A1

Nomor Batch

: 06131073

Komposisi

: Tiap 500 mg parafrin mengandung:


Efedrin

100 mg

Parasetamol

300 mg

Avicel

5%

Povidone

2%

Talk

2%

Laktosa monohidrat

ad 500 mg

Master Formula
Diproduksi

Tanggal

Tanggal

Dibuat

Disetujui

Oleh

Formula

Produksi

Oleh

Oleh

5 Juni 2013

Astuti

Fitria Alwi

Kegunaan
Zat Aktif
(anti flu)
Zat Aktif

Per Dosis
30 mg

Per Batch
3g

300 mg

30 g

10 mg

1g

25mg
10 mg

2.5g
1g

At-Tahirah
1 Mei 2013
Farma
Kode Bahan Kode Bahan
01-Eh
Efedrin HCl
02-Pc

Paracetamol

03-Tl

Talk

04-Av
05-Pv

Avicel
Povidone

(antipirtik)
Zat Pelicin
Zat Pelincir
Zat Penghancur
Zat Pengikat

06-Lm

Laktosa

Zat Pengisi

135 mg

13.5 g

monohidrat
IV.

Alasan Pembuatan Produk


Penyakit flu merupakan penyakit yang umum dan sering ditemukan
dalam kalangan masyarakat, dimana penyebarannya sangat mudah dan
cepat.
Penyakit flu adalah salah satu penyakit pernafasan yang disebabkan
oleh virus (virus influenza). Influenza disebabkan oleh virus RNA yang
dapat hidup pada manusia, kuda, babi, ikan, paus, ayam, itik dan burung.
Infeksi terjadi melalui inhalasi dari tetesan liur (pada waktu bersin, batuk,
berbicara) masa inkubasinya selama 1-3 hari. Gejalanya muncul setelah
masa inkubasi dan berupa demam sampai 40oC, nyeri sendi dan otot di
seluruh tubuh, sakit tenggorokan dan kepala, radang mukosa hidung dan
batuk kering yang dapat bertahan berminggu (Tjay dan Kirana. 2007: 121).
Di samping virus influenza masih terdapat lebih dari seratus jenis
virus penyebab selesma/pilek. Gangguan ini sering kali dikelirukan dengan
influenza, karena gejala-gejalanya sama walaupun tidak sehebat dan praktis
tidak pernah mengakibatkan kematian. Selesma juga sembuh spontan
melalui pengobatan simtomatis dengan analgetika, obat batuk dan tetes
hidung atau telinga (Tjay dan Rahardja. 2006: 121).
Dalam ilmu kesehatan umumnya dari sediaan obat yang beredar dan
digunakan, tablet merupakan sediaan obat yang lebih disukai oleh dokter
maupun pasien, dibandingkan dengan bentuk sediaan lain. Hal ini
disebabkan karena disamping mudah cara pembuatan dan penggunaanya,
dosisnya lebih terjamin, relatif stabil dalam penyimpanan karena tidak
mudah terosidasi oleh udara, transportasi dan distribusinya tidak sulit
sehingga mudah sampai kepada pemakai (www.scribd.com). Sehingga
sediaan farmasi yang akan dibuat merupakan sediaan dalam benuk tablet.
Salah satu jenis zat aktif dalam industri farmasi yang berperan dalam
mengatasi gejala influenza yakni efedrin. Efedrin merupakan alkaloida dari

tumbuhan Epheravulgaris sudah digunakan di China lebih dari 5000 tahun


(Ma Huang), kini dibuat sinetis. Efedrin membantu belajar, berpikir, atau
berkonsentrasi pada tingkat yang lebih besar dari kafein. Beberapa siswa
dan beberapa pekerja kerah putih telah menggunakan efedrin (atau ephedra
yang mengandung suplemen herbal) untuk tujuan ini, serta beberapa atlet
profesional dan angkat besi. Hal ini umum bagi banyak atlet menggunakan
stimulan selama berolahraga. Penggunaan tersebut dari efedrin telah
dikaitkan dengan ketergantungan stimulan, serta kematian dari pitam panas
pada atlet dan masalah peredaran darah seperti aneurisma aorta di angkat
besi, meskipun efek samping ini jarang terjadi (Tjay dan Kirana. 2006: 121).
Adapun mekanisme dari zat aktif yaitu, zat aktif bekerja pada
reseptor , 1. Efek perifer zat aktif melalui kerja langsung dan melalui
penglepasan NE endogen (Sweetman. 2009: 1573-1574). Kerja tidak
langsungnya mendasari timbulnya takifilaksis terhadap efek perifernya.
Efedrin adalah alkaloid yang dikenal sebagai obat simpatomimetik aktif
pertama secara oral. Pada sistem kardiovaskuler, efedrin meninggikan
tekanan darah baik sistolik maupun diastolik melalui vasokonstriksi dan
terpacunya jantung. Efedrin berefek bronkodilatasi tetapi lebih lemah dan
lebih lambat dibandingkan epinefrin atau isoproteronol. Efedrin memacu
ringan SSP sehingga menjadi sigap, mengurangi kelelahan, tidak memberi
efek tidur dan dapat digunakan sebagai midriatik.
Efedrin digunakan sebagai dekongestan hidung, bekerja sebagai
vasokonstriktor lokal bila diberikan secara topikal pada permukaan mukosa
hidung, karena itu bermanfaat dalam pengobatan kongesti hidung
pada Hayfever, rinitis alergi, influenza dan kelainan saluran napas atas
lainnya.
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan
atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat
digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa (Syamsuni. 2006: 78).
Bentuk sediaan obat ini adalah tablet dengan berat 500 mg. Adapun
kelebihan dan keuntungan bentuk sediaan tablet dalam farmasetika dasar

(Yohana. 2009: 79-80) dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan


tablet mempunyai keuntungan antara lain:
1. Volume

sediaan

cukup

kecil

dan

wujudnya

padat

sehingga

memudahkan dalam pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan.


2. Tablet menawarkan kemampuan terbaik diantara semua bentuk sediaan
oral dalam hal ketetapan ukuran serta memiliki variabilitas kandungan
yang paling rendah.
3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume kecil
dibandingkan dengan sediaan lain.
4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil
5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air
6. Pemberian identitas produk pada tablet relatif mudah dan murah
7. Tablet paling mudah ditelan serta memiliki paling kecil kemungkinan
tertinggal ditenggorokan
8. Dapat dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus misalnya tablet
lepas tunda, lepas lambat, lepas terkendali
9. Dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang
tidak enak dan untuk terapi lokal (salut enterik)
10. Merupakan bentuk sediaan yang paling mudah diproduksi secara missal
dengan proses pengemasan yang mudah dan murah sehingga biaya
produksi lebih rendah
11. Pemakaian oleh pasien lebih mudah, sehingga keberterimaan pasien
relatif tinggi.

Selain keuntungan diatas, sediaan tablet juga mempunyai beberapa


kerugian antara lain (Yohana. 2009: 79):
1. Beberapa pasien tertentu tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan
tidak sadar/pingsan).
2. Formulasi tablet cukup rumit antara lain:
a. Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak dan padat, karena
sifat amorf, flokulasi atau rendahnya berat jenis
b. Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya
kombinasi dari sifat tresebut akan sulit diformulasi.
c. Zat aktif yang rasanya pahit, zat aktif dengan bau yang tidak dapat
dihilangkan
d. Zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer dan kelembaban
udara memerlukan enkapsulasi atau penyalutan dahulu sebelum di
kempa.
Dengan adanya keuntungan dan kekurangan dalam suatu bentuk
sediaan, akan memudahkan sorang formulator dalam membuat bentuk
sediaan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Influenza atau kita biasanya menyebutnya dengan flu merupakan
penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza. Virus flu
menyerang sel-sel permukaan saluran napas. Jaringan menjadi bengkak dan
meradang. Tetapi jaringan yang meradang tersebut akan kembali ke keadaan
semula dalam beberapa minggu. Infeksi virus flu ini dapat mengakibatkan
penyakit yang berkisar dari komplikasi ringan sampai komplikasi berat yang
berujung pada terancamnya nyawa.
Gejala yang ditimbulkan dari penyakit influenza ini adalah sakit
kepala, rasa lelah yang luar biasa, batuk kering, sakit tenggorokan, hidung
berair atau hidung tersumbat, sakit di seluruh tubuh (terutama di punggung
dan kaki), sakit kepala yang parah dengan sakit disekitar dan di belakang
mata, gejala gangguan pencernaan seperti mual, muntah dan diare yang
lebih sering terjadi kalangan anak-anak dibanding orang dewasa.

Dengan adanya gejala yang sama maka dapat disimpulkan bahwa


penyakit yang diderita oleh pasien merupakan penyakit flu, sehingga
diberikan jenis obat flu yang bertindak sebagai dekongestan (dekongestan
bekerja dengan melakukan penyempitan pembuluh darah kapiler. Misalnya
pada kondisi influenza, terjadi pelebaran pada pembuluh darah kecil
(kapiler) pada daerah hidung sehingga dapat mengakibatkan sumbatan.
Dengan adanya penyempitan dari pembuluh darah kapiler (kerja
dekongestan),

maka

hidung

dapat

menjadi

lega

kembali)

yang

dikombinasikan dengan antipiretik, analgetik, dan antiinflamasi, sebagai


pembantu dalam meredakan gejalanya.
Adapun contoh-contoh obat flu yang lain, Obat flu pada umumnya
adalah obat tanpa resep dokter yang dapat diperoleh di apotek-apotek dan toko obat
berizin. Obat flu umumnya merupakan kombinasi dari beberapa zat aktif, seperti
kombinasi-kombinasi dari :

1. Analgesik/antipiretik + nasal dekongestan


2. Analgesik/antipretik + nasal dekongestan + antihistamin
3. Analgesik/antipiretik + nasal dekongestan + antihistamin + antitusif /
ekspektoran
Berikut adalah zat aktif yang umumnya terdapat sebagai komponen obat flu:
1. Analgesik dan antipiretik
Secara umum obat golongan ini mempunyai cara kerja obat
yang dapat meringankan rasa sakit dan menurunkan demam. Zat aktif
yang memiliki khasiat analgesik sekaligus antipiretik yang lazim
digunakan dalam obat flu adalah : parasetamol.
2. Antihistamin
Antihistamin adalah suatu kelompok

obat

yang

dapat

berkompetisi melawan histamin, yaitu salah satu mediator dalam tubuh


yang dilepas pada saat terjadi reaksi alergi. Zat aktif yang termasuk
golongan ini antara lain klorfeniramin maleat, deksklorfeniramin
maleat.

3. Dekongestan hidung
Dekongestan hidung adalah obat yang mempunyai efek
mengurangi hidung tersumbat. Obat-obat yang dapat digolongkan
sebagai dekongestan hidung antara lain : fenilpropanolamin; fenilefrin,
pseudoefedrin dan efedrin.
4. Ekspektoran dan Mukolitik
Ekspektoran dan mukolitik digunakan untuk batuk berdahak,
dimaksudkan untuk mempermudah pengeluaran dahak. Zat aktif yang
termasuk ke dalam kelompok ini antara lain gliseril guaiakolat,
ammonium klorida, bromheksin.
5. Antitusif
Antitusif yaitu obat yang bekerja pada susunan saraf pusat
menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk. Zat aktif
yang termasuk antitusif antara lain dekstrometorfan HBr dan
difenhidramin HCl (dalam dosis tertentu).

V.

Alasan Penambahan Bahan


1. Efedrin (zat aktif)
Berikut adalah alasan penggunaan efedrin:
a) Efedrin

rendah

mudah

dan

benar-benar

diserap

dari

saluran pencernaan (Rowe. 2009: 1574)


b) Bekerja langsung di otot polos dan resorpsinya dari usus baik (Tjay
dan Kirana. 2006: 198).
c) Efektif pada pemberian oral karena efek kerja efedrin jauh lebih
panjang, dan efek sentralnya jauh lebih panjang (Fakultas
Kedokteran UI. 2007: 74).
2. Paracetamol (zat aktif)
a) Efek iritasi, erosi, dan perdarahan lambung tidak telihat, demikian
juga

gangguan

pernapasan

dan

keseimbangan

asam

basa

(Farmakologi Fakultas Kedokteran UI. 1995: 238).


b) Digunakan pada nyeri ringan sampai sedang dan dapat digunakan
bersama dengan obat opioid untuk mengurangi dosis masingmasing (Sukandar. 2008: 174).
c) Hambatan biosintesis PG hanya bisa terjadi bila lingkunganya
rendah kadar peroksid yakni di hipotalamus. Lokasi inflamasi
biasanya mengandung banyak peroksid yang dihasilkan oleh
leukosit. Ini menjelaskan mengapa efek anti-inflamasi parasetamol
praktis tidak ada. Parasetamol diduga menghambat isoenzim COX3 (variant COX-1. COX-3 ini hanya ada di otak ((Departemen
Farmakologi dan Teraupetik Fakultas Kedokteran UI. 2007: 231232).
3. Avicel
1) Mikrokristalin selulosa (Avicel) banyak digunakan sebagai
pengikat dalam formulasi tablet pada kompresi langsung. Selain
itu, Avicel berfungsi pula sebagai penghancur pada sediaan tablet
(Sweetman. 2009: 130).

2) Sifat mengalir avicel bak dan sifat-sifat pencetakan langsungnya


bagus sekali. Avicel bersifat unik karena pada saat menghasilkan
kohesi gumpalan, zat ini juga berfungsi sebagai pengisi dan
penghancur (Lachman. 2008: 701).
3) Avicel PH MCC diduga menimbulkan perubahan perubahan bentuk
yang melepas stress menurut beberapa mekanisme. Proses ini akan
menghasilkan tablet keras dengan forsa pengempaan rendah
(Yohana. 2008: 199).
4. Laktosa kering beku monohidrat (super tab)
1) Laktosa monohidrat sekaligus bertindak sebagai pengikat tablet dan
pengisi tablet (Rowe. 2009: 364).
2) Pada kempa langsung, bentuk kasar, derajat regular, atau sudah
diayak, fraksi kristalin laktosa monohidrat dapat digunakan
karena sifat alirannya bagus (Agoes. 2008: 202).
3) Zat tambahan yang cocok untuk bahan aktif yang kelarutan dalam
air rendah (Swarbrick. 2007: 3655).
5. Povidone
1)Povidone yang umum digunakan adalah K-29/32, yang biasanya
digunakan dalam konsentrasi 2%-5% dari formulasi (Agoes. 2008:
207).
2)Digunakan sebagai zat pengikat, pensuspensi dan penghancur pada
sediaan tablet (Rowe. 2009: 611).
3)Sifat

mengalir

povidone

baik

dan

sifat-sifat

pencetakan

langsungnya bagus sekali (Lachman. 2008: 701).


6. Talk
1) Digunakan karena talk tidak diserap secara sistemik setelah
konsumsi oral sehingga dianggap tidak beracun (Rowe. 2009: 728).
2) Selama penegluaran tablet mengurangi gesekan tablet dan dinding
cetakan ketika tablet dilempar dari mesin dan memberikan rupa
yang bagus pada tablet yang sudah jadi (Ansel. 2008: 266).
3) Talk mempunyai sifat-sifat anti lekat (Lachman. 2008: 703).

VI.

Uraian Bahan
1. Efedrin HCl

(Sweetman. 2009: 1573-1574)

Nama Resmi

: EPHEDRINE HYDROCHLORIDE

Nama Lain

: Efedriinihydrokloridi, Efedrin Hidroklorr, Efedrin


hydrochlorid,

Efedrina,

hidrocloruro

selatan,

Efedrin-hidroklorid, Efedrinhydroklorid, Efedrino


hidrochloridas,

Efedryny

Ephedrinae
chlorhydrated,

chlorowodorek,

Hydrochloridum,
Ephedrine

efedrin,

Chloride,

Ephedrini

hydrochloridum, Ephedrinium Chloratum;


Nama Kimia

: l-Ephedrinum Hydrochloricum.

Rumus Molekul : C10H15NO, HCl


Rumus Struktur :

Berat Molekul

: 201,7

Pemerian

: Hablur putih atau serbuk kristal putih halus, tidak


berbau rasa pahit,

Kelarutan

: Larut dalam lebih kurang 4 bagian air, dalam lebih


kurang 14 bagian etanol (95%) P, praktis tidak laru
dalam eter P.

Farmakologi

: Mekanisme kerja:
Efedrin bekerja pada reseptor , 1. Efek perifer
efedrin

melalui

kerja

langsung

dan

melalui

penglepasan NE endogen. Kerja tidak langsungnya


mendasari timbulnya takifilaksis terhadap efek
perifernya.

Farmakokinetik:
Efedrin mudah dan benar-benar diserap dari
saluran pencernaan. Hal ini diekskresikan sebagian
besar tidak berubah dalam urin, dengan sejumlah
kecil metabolit yang dihasilkan oleh metabolisme
hati. Efedrin telah beragam dilaporkan memiliki
plasma paruh mulai dari 3 sampai 6 jam tergantung
pada pH kemih; eliminasi ditingkatkan dan paruh
pendek sesuai dalam asam urin.
Farmakodinamik:
Efek farmakodinamik efedrin banyak menyerupai
efek Epi (epinefrin). Perbedaannya adalah bahwa
efedrin efektif pada pemberian oral, masa kerjanya
jauh lebih panjang, efek sentralnya lebih kuat, tetapi
diperlukan dosis yang jauh lebih besar dari pada epi.
Efek

kardiovaskular

efedrin

menyerupai

efek

epinefrin tetapi berlangsung kira-kira 10 kali lebih


lama. Tekanan sistolik meningkat, dan biasanya juga
tekanan diastolik, serta tekanan nadi membesar.
Peningkatan tekanan darah ini sebagian disebabkan
oleh vasokonstriksi, tetapi terutama oleh stimulasi
jantung yang meningkatkan kekuatan kontraksi
jantung dan curah jantung. Denyut jantung mungkin
tidak berubah akibat refleks komensasi vagal
terhadap kenaikan tekanan darah. Aliran darah ginjal
dan viseral berkurang, sedangkan aliran darah
koroner, otak, dan otot rangka meningkat. Berbeda
dengan epinefrin, penurunan tekanan darah pada
dosis

rendah

tidak

nyata

pada

efedrin.

Bronkorelaksasi oleh efedrin lebih lemah tetapi

berlangsung lebih lama daripada oleh epinefrin.


Penetesan larutan efedrin pada mata menimbulkan
midriasis. Refleks cahaya, daya akomodasi, dan
tekanan intraokular tidak berubah. Aktivitas uterus
biasanya dikurangi oleh efedrin. Efek sentral efedrin
menyerupai efek amfetamin
Indikasi

: Bronkospasme, nasal dekongestan, hipotensi

Kontraindikasi

: Sakit jantung, hipertensi, diabetes, tidak bisa


berkemih

Efek Samping

: Pada dosis biasa sudah bisa terjadi efek sentral,


seperti gelisah, nyeri kepala. Pada overdosis timbul
tremor, tachycardia

Dosis

: Diberikan secara oral, dosis dewasa 30-60 mg per


hari,

Penyimpanan

: Terlindung dari cahaya

Kegunaan

: Simpatomimetikum (obat yang memacu saraf


simpatis atau obat yang menyerupai stimulasi saraf
simpatis)

2. Parasetamol

(Sweetman. 2009: 129)

Nama Resmi

: ACETAMENOPHENUM

Nama Lain

: Acetaminofeno; Acetaminophen; N-Acetylpaminophenol; Asetaminofen; Paractamol;


Paracetamolis; Paracetamolum; Parasetamol;
Parasetamoli.

Nama Kimia

: 4-Hydroxyacetanilide; N-(4Hydroxyphenyl)acetamide.

Rumus Molekul : C8H 9NO2


Berat Molekul

: 151,2

Rumus Struktur :

Pemerian

: Putih, tidak berbau, mirip serbuk kristal, rasa pahit.

Kelarutan

: 1 gram larut dalam 70 ml air, 20 ml air panas, 10 ml


alkohol, 50 ml kloroform, 40 ml gliserin, mudah
larut dalam eter.

Penyimpanan

: Dalam wadah kedap udara, terlindung dari cahaya

Kegunaan

: Sebagai antipiretik dan analgesik, yan mempunyai


mekanisme yang hampir sama dengan salisilat.
Menghasilkan efek antipiretik dengan jalan bekerja
pada hipotalamus pengatur panas pada saraf pusat
dan

bekerja

sebagai

analgesik

dengan

jalan

menghambat mediator nyeri. Efektif digunakan


untuk pengobatan artritis dan rematik.
Farmakologi

: Mempunyai daya kerja yang identik dengan asetosal,


berkhasiat

analgesik

dan

antipiretik

tanpa

menimbulkan rangsangan pada lambung


Indikasi

: Influenza, pilek, nyeri kepala, pusing dan demam,


mengatasi gejala demam, dan rasa nyeri seperti
setelah vaksinasi, pada pertumbuhan gigi, sakit gigi.

Dosis

: Oral

Dewasa

: 300 mg 1 g, 3 4 kali sehari


Anak < 1 Thn

: 60 mg, 3 4 kali sehari

32 Thn

: 60 120 mg, 3 4 kali sehari

35 Thn

: 120 mg, 3 4 kali sehari

612 Thn

: 150 325 m, 3 -4 kali sehari

Kontraindikasi

: Penderita dengan gangguan fungsi hati dan ginjal

Efek Samping

: Reaksi hipersensitivitas dan kelainan darah. Pada


penggunaan

konis

dari

3-4

sehari

dapat

terjadikerusakan hati dan pada dosis di atas 6 g


mengakibatkan necrosis hati yang tidak reversibel.
Hepatoksisitas

ini

disebabkan

oleh

metabolit-

metaolitnya yang pada dosis normal dapat ditangkal


oleh glutathione (suatu tripeptida dengan SH). Pada
dosis di atas 10 g persediaan peptide tersebut habis
dan metabolit-metabolit mengikat diri pada protein
dengan gugusan-SH di sel-sel hati dan terjadilah
kerusakan irreversible. Dosis dari 20 gsudah berefek
fatal. Overdose dapat menimbulkan antara lain,
mual, muntah, dan anoreksia. Penanggulangannya
dengan cuci lambung, disamping perlu pemberian
zat penawar (amino-amino N-asetilsistein atau
metionin) sedini mungkin, sebaiknya dalam 8-10
jam setelah intoksikasi.
3. Laktosa Monohidrat (Rowe. 2009: 364-366)
Nama Resmi

: LACTOSUM

Nama Lain

: CapsuLac,

GranuLac,

monohydricum,

Lactochem,

Monohydrate,

lactosum

Pharmatose,

PrismaLac, SacheLac, SorboLac, SpheroLac, Super


Tab 30GR, Tablettose.
Nama Kimia

: O--D-Galactopyranosyl-(14)--Dglucopyranosemonohydrate [5989-81-1]

Rumus Molekul : C12H22O11.H2O


Rumus Struktur :

Berat Molekul

360,31

Pemerian

: Dalam bentuk padat, laktosa terlihat memiliki variasi


bentuk isomeric, tergantung pada kristalisasi dan
kondisi pengeringan. Laktosa berwarna putih atau
tidak berwarna dalam bentuk kristalnya maupun
serbuk. Tidak berbau, rasa manis.

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam kloroform, etanol, dan eter.


Larut

dalam

air

dan

semakin

meningkat

kelarutannya dengan pemanasan


Range

:-

Stabilitas

: Jamur tumbuh saat kelembapan tinggi. Laktosa


berubah

menjadi

kecoklatanpada

penyimpana,

adanya reaksi yang dipercepat dengan pemanasan,


kondisi basah. Kemurnian dari laktosa yang berbeda
dapat berubah-ubah dan penting untuk dilakukan
evaluasi

warna,

terutama

jika

tablet

sedang

diformulasi. Stabilitas warna dari berbagai jenis


laktosa juga berbeda.
Penyimpanan

: Simpan pada wadah yang tertutup baik, dingin dan


tempat yang kering.

Inkompatibilitas : Reaksi kondensasi (Maillard-type) seperti terjadi


antara laktosa dan senyawa amina primer menjadi
produk yang berwarna coklat atau kuning. Interaksi
Maillard juga terjadi antara laktosa dan amina
sekunder. Laktosa juga inkompatibel dengan asam
amino, amfetamin, dan lisinopril.
Kegunaan

: Zat pengisi tablet.

4. Avicel

(Rowe. 2009: 129)

Nama Resmi

: MICROCRYSTALLINE CELLULOSE

Nama lain

: Avicel PH; Cellets; Celex; cellulose gel; hellulosum


microcristallinum; Celphere; Ceolus KG; crystalline
cellulose; E460; Emcocel; Ethispheres; Fibrocel;
MCC Sanaq; Pharmacel; Tabulose; Vivapur.

Rumus Molekul : (C6H10O5)n


Rumus Struktur :

Berat Molekul

: 3600

Pemerian

: Berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, serbuk


krisatal, higroskopik.

Kelarutan

: Sedikit larut dalam 5% w/v NaOH solute, praktis


tidak larut dalam air, asam lemah, dan beberapa

pelarut organik
Range
: Penghancur (5-15%)
Stabilitas
: Material higroskopik
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik dan tempat yang kering.
Inkompatibilitas : Inkom dengan agen oksidator kuat
Kegunaan
: Sebagai Desintegrant
5. Povidone

(Rowe. 2009: 611)

Nama resmi

: POVIDONE

Nama lain

: Kollidon; Plasdone; poly [1 - (2-oxo-1-pyrrolidinyl)


ethylene]; dan polyvidone; polyvinylpyrrolidone;
serta PVP.

Nama kimia

: 1-vinyl-2-pyrrolidinone polymer.

Rumus molekul : (C6H9NO)n


Rumus struktur :

Berat molekul

25003.000.000

Pemierian

: Serbuk berwarna putih, krem-putih, tidak berbau


atau hamper tidak berbau, higroskopik.

Kelarutan

: Larut dalam asam bebas, kloroform, etanol (95 %),


keton, methanol, dan air, praktis tidak larut dalam
eter, hidrokarbon dan minyak mineral.

Range

: Pengikat (0,5-5%)

Stabilitas

: Stabil pada paparan panas sekitar 110-130oC, dapat


disimpan

di

tempat

biasa

tanpa

mengalami

dekomposisi atau degradasi


Penyimpanan

: Disimpan dalam wadah kedap udara dan di tempat


yang sejuk dan kering

Inkompabilitas

: Kompatibel dalam larutan dengan berbagai garam


organik, resin alami, dan sintesis dan bahan kimia
lainnya. Senyawa ini membentuk molekul dalam
larutan sulfathiazole, natrium salisilat, asam salisilat,
fenobarbital,

tannin,

Kemanjuran

beberapa

dan

senyawa
pengawet

lainnya.
misalnya

thimerosal, mungkin akan terpengaruh dengan


pembentukan kompleks dengan povidone.
Kegunaan
6. Talk

: Sebagai zat pengikat


(Rowe. 2009: 728-729)

Nama Resmi

: TALCUM

Nama Lain

: Altalc, hydrous magnesium calcium silicate, hydrous


magnesium silicate,imperial, magnesium hydrogen

metasilicate,

Magsil

Osmanthus,

magsil

star,

powdered talc, p purtalc, soapstone, steatite,


superior, talc.
Nama Kimia

: Talc [14807-96-6]

Rumus Molekul : Mg6(Si2O5)4(OH)5


Rumus Struktur :

Berat Molekul

: 667

Pemerian

: Putih hingga putih keabu-abuan, tidak berbau,


serbuk kristal, mudah melekat pada kulit dan bebas
butiran.

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam asam lemah dan alkalis,


pelarut organik dan air

Range

: Lubricant dan Glidant : 1,0 10,0 %

Stabilitas

: Talk merupakan materil stabil dan bisa disterilkan


pada suhu 160 tidak kurang dari 1 jam

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik dan tempat kering

Inkompatibilitas : inkom dengan campuran amoniak


Kegunaan

: Zat lubricant dan glidant

VII.

Perhitungan Bahan
1. Per Dosis
a.

Efedrin HCl

= 30mg

b.

Parasetamol

= 300 mg

c.

Avicel :

5
100

x 500 mg

= 25 mg

d.

Talk :

2
100

x 500 mg

= 10 mg

e.

Povidone :

2
100

x 500 mg

= 10 mg

f.

Laktosa monohidrat :

500 - (30+300+25+10+10) = 125 mg

2. Per Batch
a.

Efedrin

30 mg x 100 tablet

= 3000 mg

b.

Paresetamol

300 mg x 100 tablet

= 30000 mg

c.

Avicel

25 mg x 100 tablet

= 2500 mg

d.

Povidone

10 mg x 100 tablet

= 1000 mg

e.

Talk

10 mg x 100 tablet

= 1000 mg

f.

Laktosa monohidrat

125 mg x 100 tablet

= 12500 mg

VIII. Cara Kerja


Metode pembuatan Papafrin Tablet adalah dengan kempa langsung
atau cetak langsung. Langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut:
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ditimbang zat aktif dan zat tambahannya.
Yang terdiri dari:
a. Zat aktif:
Efedrin

3000 mg

Parasetamol

30000 mg

b. Zat tambahan:

Avicel

2500 mg

Povidone

1000 mg

Talk

1000 mg

Laktosa monohidrat

12500 mg

3. Digerus zat aktif dan pada lumping hingga halus


4. Ditambahkan zat tambahannya sedikit demi sedikit, yang dimulai dari
avicel (0,25 g), povidone (1 g), laktosa monohidrat ad 500 mg. gerus
hingga homogeny.
5. Dimasukkan talk pada mesin pencetak tablet
6. Dikempa tablet pada mesin pencetak tablet.
7. Dibersihkan tablet yang telah jadi
8. Dimasukkan ke dalam wadah botol gelap yang telah diberi etiket obat.
9. Dimasukkan botol ke dalam wadah sekunder obat
10. Dimasukkan brosur obat.

Daftar Pustaka
Agoes, Goeswin. 2008. Pengembangan Sediaan Farmasi. Bandung: Penerbit ITB.
Ansel, Howard C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI Press.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2011. Farmakologi dan Terapi. Jakarta:
FK-UI.
Lachman, Leon. 2007. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: UI Press.
Mycek, Mary. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Jakarta : Widya Medika.
Rowe, Raymond C dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
Edition. Great Britain: RPS Publishing.
Sukandar, Ellin dkk. 2009. ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT ISFI.
Sweetman, Sean C.2009. Martindale The Complete Drug Reference Thirty-sixth
Edition. Great Britain: RPS Publishing.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja.2010. Obat-obat Penting. Jakarta: Elex
Media Komputindo.

Lampiran 3. Brosur

Lampiran 2. Etiket

per tablet @ 500 mg


KomposisiTablet
PAPAFRIN
Efedrin..30 mg

PARAFRIN

Tablet

Netto 100
tablet
Parasetamol..300
mg

Netto : 100 Tablet


Komposisi

Indikasi:
Obat Flu

Keterangan jelas lihat brosur


SIMPAN DI TEMPAT KERING DAN
SEJUK, TERLINDUNG CAHAYA
SERTA JAUH DARI ANAK-ANAK

: Tiap PAPAFRIN Tablet mengandung Efedrin 30 mg dan


Kontraindikasi :
Asetaminofen 300 mg
Farmakologi
: Efedrin bekerja padaSakit
reseptor , jantung,
1. Efek perifer hipertensi,
zat aktif melalui kerja
diabetes, tidak bisa berkemih
langsung dan melalui
penglepasan NE endogen. Efedrin adalah
No Reg
alkaloid yang dikenal
sebagai
obat simpatomimetik aktif pertama
Efek
samping:
No. Batch
secara oral. Efedrin memacu
ringan
SSPPada
sehingga
menjadi sigap,
Gelisah, nyeri
kepala.
overdosis
PT. AT-TAHIRAH FARMA
timbul
tachycardia.
mengurangi kelelahan,
tidaktremor,
memberi
efek tidur dan dapat digunakan
Makassar- Indonesia
sebagai midriatik. Efedrin digunakan sebagai dekongestan hidung,
bekerja sebagai vasokonstriktor lokal bila diberikan secara topikal
pada permukaan mukosa hidung, karena itu bermanfaat dalam
pengobatan kongesti hidung pada Hayfever, rinitis alergi, influenza
dan kelainan saluran napas atas lainnya.
Kontraindikasi
: Tidak dianjurkan pada penderita sakit jantung, hipertensi, diabetes,
tidak bisa buang air kecil
Efek samping
: Pada dosis biasa sudah bisa terjadi efek sentral, seperti gelisah, nyeri
kepala. Pada overdosis timbul tremor, tachycardia.
Indikasi
: Obat flu
Aturan pakai
: 3 x dalam sehari

: 1300707310 A1
: 06131073

Peringatan dan Perhatian :


Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.
Berhubungandengan resiko tachyfylaxis sebaiknya jangan dikonsumsi secara kontinue
Kemasan
: 100 tablet @ 500 mg
No. Reg
: 1300707310 A1
No. Batch
: 06131073

Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung


dari cahaya, dan jangkauan anak-anak

Diproduksi Oleh:
PT. AT-TAHIRAH
FARMA
Makassar -Indonesia

SIMPAN DI TEMPAT KERING DAN SEJUK, TERLINDUNG CAHAYA SERTA JAUH DARI ANAK-ANAK

PARAFRINTa
bletNetto : 100

Komposisi per tablet @


500 mg
Mebrendazol
..30 mg

tablet

Aturan pakai
Dewasa : 3 x sehari

PARAFRIN
Netto : 100

Tablet tablet
Indikasi
Flu

Obat

Kontraindikasi

Penyimpanan
Simpan di tempat sejuk dan
kering, terlindung dari cahaya,
dan jangkauan anak-anak

Keterangan Jelas, Lihat


Brosur!

Sakit jantung, hipertensi,


diabetes, tidak bisa

Diproduksi Oleh:
PT. AT-TAHIRAH
FARMA
Makassar -Indonesia

Efek samping :
Pada dosis biasa sudah bisa
terjadi efek sentral, seperti
gelisah, nyeri kepala. Pada
overdosis timbul tremor,
tachycardia.

Diproduksi Oleh:
PT. AT-TAHIRAH
FARMA
Makassar -Indonesia

No Reg

: 1300707310 A1

No. Batch

: 06131073

PARAFRIN
Tablet

You might also like