You are on page 1of 19

FORMULA TEKHNO I

I.
II.

III.

Formula Asli
Tablet Sustained-release
Rancangan Formula
Nama Produk
Jumlah Produk
Tanggal Formulasi
Tanggal Produksi
Nomor Registrasi
Nomor Batch
Komposisi

:
:
:
:
:
:
:

Doxalazin tablet
50 tablet @ 50 mg
5 Mei 2013
3 JUNI 2013
DKL 1300707310 A1
M5131073
Tiap 50 mg Doxalazin mengandung:
Doxazosin
10 mg
Metil selulosa
40 %
Magnesium Silicate 15 %
Talk
1%
Laktosa monohidrat ad 50 mg

Master Formula
Diproduksi

Tanggal

Tanggal

Dibuat

Disetujui

Oleh

Formulasi

Produksi

Oleh

Oleh

At-Tahirah
Farma

5 Mei 2013

5 Mei 2014

Astuti

Rifqiyati

Kode Bahan

Bahan

Sam
Kegunaan

Per

Per Batch

Tablet
01-Dz

Doxazosin
Magnesium

02-Ms

03-Ms
04-Tl

Silicate
Metil
selulosa
Talk
Laktosa
Monohidrat

05-Lm

IV.

Alasan Pembuatan Produk

Zat aktif
(Antihipertensi)
Pelincir
Matriks
(Sustained
release)
Pelicin
Pengisi

10 mg

0,5 g

7.5 mg

0,375 g

20 mg

1g

0,5 mg

0,025 g

12 mg

0,6 g

Hipertensi merupakan suatu kelainan, suatu gejala dari gangguan


pada mekanisme regulasi tekanan darah yang diuraikan. Resiko hipertensi
yang tidak diobati adalah besar sekali dan dapat menyebabkan kerusakan
pada jantung, otak dan mata (Tjay dan Kirana, 2007; 540).
Seseorang dikatakan menderita hipertensi labil, bila tekanan
darahnya tidak selalu berada dalam kisaran hipertensif. Pada hipertensi
akselerasi (tekanan darah meningkat lebih dari 120 mmHg, ditandai dengan
kelainan pada mundus kope), peningkatan tekanan darah terjadi progresif
dan cepat, disertai kerusakan vaskular yang terlihat pada funduskope
sebagai perdarahan retina tetapi tanpa udem papil. Hipertensi maligna
adalah hipertensi akselerasi yang disertai udem papil (pembengkakan papil),
pada kedaan ini tekanan darah seringkali lebih dari 200/140 mmHg
(Farmakologi Fakultas Kedokteran UIJ, 1995; 316).
Tekanan Darah (TD) ditentukan oleh dua faktor utama yaitu curah
jantung dan resistensi perifer. Curah jantung adalah hasil kali denyut
jantung dan isi sekuncup. Besar isi sekuncup ditentukan oleh kekuatan
kontraksi miokard dan alir balik vena. Resistensi merupakan gabungan
resistensi pada pembuluh darah (arteri dan arteriol) dan viskositas darah.
Resistensi pembuluh darah ditentukan oleh tonus otot polos arteri dan
arteriol, dan elastisitas dinding pembuluh darah dan viskositas darah.
Semua parameter di atas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
sistem saraf simaptis dan parasimpatis, sistem saraf renin angiotensinaldosteron (SRAA) dan bahan-bahan lokal berupa bahan-bahan vasoaktif
yang diproduksi oleh sel endotel pembuluh darah (Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007: 341).
Seseorang dikatakan hipertensi jika bila tekanan darahnya >120/90
mmHg (Bagian Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI,
2007: 342).
Hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan tingginya tekanan
darah dan etiologinya.
a. Berdasarkan tingginya tekanan darah

Berikut tabel untuk usia 18 tahun atau lebih berdasarkan JNC


VI, 1997:
Klasifikasi
Optimal
Normal
Normal tinggi
Hipertensi
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3
Hipertensi sistolik

Sistol (mmHg)
< 120
< 130
130-139

Diastol (mmHg)
< 80
< 85
85-89

140-159
160-179
> 180
> 140

90-99
100-109
> 110
< 90

terisolasi
Berikut tabel untuk usia 18 tahun atau lebih berdasarkan JNC
VII, 2003:
Klasifikasi
Sistol (mmHg)
Diastol (mmHg)
Normal
< 120
< 80
Prehipertensi
120-139
80-89
Hipertensi
Tingkat 1
140-159
90-99
Tingkat 2
>160
> 100
b. Berdasarkan etiologinya sebagai berikut :
1) Hipertensi esensial
Hipertensi esensial atau hipertensi primer atau idiopatik adalah
hipertensi tanpa kelainan dasar patologi yang jelas
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder meliputi 5-10% kasus hipertensi. Meliputi
akibat penyakit ginjal, hipertensi endokrin, kelainan saraf pusat,
obat-obatan dan lain-lain.
Dalam ilmu kesehatan umumnya dari sediaan obat yang beredar dan
digunakan, tablet merupakan sediaan obat yang lebih disukai oleh dokter
maupun pasien, dibandingkan dengan bentuk sediaan lain. Hal ini
disebabkan karena disamping mudah cara pembuatan dan penggunaanya,
dosisnya lebih terjamin, relatif stabil dalam penyimpanan karena tidak
mudah terosidasi oleh udara, transportasi dan distribusinya tidak sulit
sehingga mudah sampai kepada pemakai (www. scribd. com). Sehingga
sediaan farmasi yang akan dibuat merupakan sediaan dalam benuk tablet.
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang
biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang

sesuai. Tablet-tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat,


kekerasan, ketebalan, daya hancurnya, dan dalam aspek lainnya tergantung
pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya. Kebanyakan tablet
digunakan pada pemberian obat-obat secara oral, dan kebanyakan dari tablet
ini dibuat dengan penambahan zat warna, zat pemberi rasa, dan lapisanlapisan dalam berbagai jenis (Ansel, 2008: 244).
Salah satu bentuk sediaan yang dapat diberikan pada penderita
hipertensi yaitu, tablet sustained-release (penglepasan lambat), yang
dirancang supaya pemakaian satu unit dosis tunggal menyajikan
penglepasan sejumlah obat segera setelah pemakaiannya, secara tepat
menghasilkan efek terapeutik yang diinginkan secara berangsur-angsur dan
terus-menerus melepaskan sejumlah obat lainnya untuk memelihara tingkat
pengaruhnya selama periode waktu yang diperpanjang biasanya 8-12 jam.
Keunggulan tipe bentuk sediaan ini menghasilkan kadar obat dalam darah
yang merata tanpa perlu mengulangi pemberian unit dosis (Ansel, 2008;
287-291).
Adapun kelebihan-kelebihan bentuk sediaan lepas lambat diantaranya:
a. Aktivitas obat diperpanjang di siang dan malam hari
b. Mampu untuk mengurangi terjadinya efek samping
c. Mengurangi frekuensi pemberian obat
d. Meningkatkan kepatuhan pasien
e. Mampu membuat lebih rendah biaya harian bagi pasien karena lebih
sedikit satuan dosis yang harus digunakan.
Produk sustained relase ialah obat yang memiliki laju absorbsi dan
eksresi sedikit tinggi, obat yang dosisnya relatif kecil, obat yang tidak
merata diabsorbsi dari saluran cerna dan obat yang digunakan untuk
mengobati keadaan kronik daripada yang akut (Ansel, 2008: 292).
Doxazosin yang merupakan jenis antihipertensi golongan -bloker
derifat kuinazolin yang merupakan antagonis kompetitif pada reseptor 1
yang sangat seletif dan sangat poten, yang memiliki potensi yang sama pada
reseptor 1A, 1B, dan 1D.
Efek yang utama adalah hasil hambatan reseptor 1 pada otot polos
arteriol dan vena, yang menimbulkan vaso- dan venodilatasi sehingga

menurunkan resistensi perifer dan alir balik vena. Penurunan resistensi


perifer menyebabkan penurunan tekanan darah.
Dosis kecil yang dimiliki oleh doxazosin serta efek obat yang dapat
mengobati penyakit kronik baik dibuat dalam bentuk sustained release
berdasarkan karakteristik jenis zat aktif yang baik dibuat dalam sediaan
sustained release, serta dibuat sediaan sustained release agar memudahkan
penderita yang tidak suka minum obat terlalu sering, sehingga dengan
sustained release penderita hanya minum obat 1 x dalam sehari, yang efek
terapeutik obatnya sama pada sediaan tablet lain ketika diminum 3 kali
dalam sehari.

V.

Alasan Penambahan Bahan


A. Zat Aktif
Zat aktif yang digunakan pada tablet sustained-release ini adalah
doxazosin, dengan beberapa alasan:
1. Doxazosin
a) Jarang mengakibatkan hipotensi (perubahan tekanan darah
secara tiba-tiba dari perubahan posisi tubuh misalnya dari
posisi terlentang ke posisi duduk) berbahaya (Tjay dan Kirana,
2007; 546).
b) Doxazosin merupakan derivat kuinazolin diabsorbsi dengan
baik pada pemberian oral, terikat kuat pada protein plasma
(terutama 1-glikoprotein), mengalami metabolisme yang
ekstensif di hati, dan hanya sedikit yng di ekskresi utuh
melalui ginjal (Departemen Farmakologi dan terapeutik
fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007; 88).
c) Doxazosin baik diserap dalam dosis oral, konsentrasi plasma
tertinggi terjadi 2 sampai 3 jam setelah dosis. Bioavailabilitas
oral adalah sekitar 65%. Itu adalah secara ekstensif
dimetabolisme dalam hati, dan diekskresikan dalam feses
sebagai metabolit dan sejumlah kecil obat tidak berubah.
Penyisihan dari plasma adalah biphasic, dengan terminal ratarata paruh sekitar 22 jam (Sweetman, 2009; 1290).
B. Zat Tambahan
1. Magnesium Silicate
a) Magnesium silikat digunakan dalam formulasi obat farmasi dan
produk makanan sebagai pelincir dan agen antipengendap.
Umumnya merupakan senyawa yang tidak beracun dan tidak
mengiritasi bahan (Excipient: 403).
b) Beberapa bahan yang umum pada bahan tablet sebagai bahan
pelincir/lubrikan dan pendorong aliran ( Lachman, Leon. 2008:
692).
c) Biasanya digunakan sebagai lurikan/pelincir dengan dosis 1,21,5 g beberapa pelepasan dalam perut (maksimum: 9g/d)
(Kartzung, Bertram G: 63).
2. Laktosa Monohydrat

a) Laktosa monohidrat menunjukkan laju pelepasan obat yang


baik, granulnya cepat kering dan harganya murah (Lachman,
2008: 699).
b) Laktosa monohidrat dugunakan dalam bentuk serbuk untuk
pembuatan tablet dan sifat alirannya bagus (Agoes, 2008: 202).
c) Laktosa monohydrat dapat digunakan sebagai zat pengisi
dalam pembuatan tablet (Ruwe, 2009: 364).
3. Metil selulosa
a) Metil selulosa selain dapat digunakan sebagai matriks dalam
sustained release juga dapat digunakan sebagai zat pengisi, zat
pengikat (Rowe, 2009: 438).
b) Metil selulosa merupakan turunan selulosa yang tersubstitusi
hidroksipropil dan metil. Metil selulosa merupakan bahan
matriks

hidrofil

yang

dapat

mengendalikan

pelepasan

kandungan obat di dalamnya ke dalam medium pelarut. Metil


selulosa dapat membentuk lapisan hidrogel dengan viskositas
tinggi pada sekeliling sediaan setelah kontak dengan cairan
medium pelarut. Gel ini merupakan penghalang fisik lepasnya
obat dari matriks secara cepat (Ikhlas, 2010: 64).
c) Bahan ini diproses menjadi granul yang dapat dimasukkan
dalam kapsul atau dijadikan tablet yang perlahan-lahan akan
dikikis oleh cairan tubuh (Ansel, 2008: 294).
4. Talk
a) Talk digunakan karena talk tidak diserap secara sistemik
setelah konsumsi oral sehingga dianggap tidak beracun (Rowe,
2009: 728).
b) Selama penegluaran tablet mengurangi gesekan tablet dan
dinding cetakan ketika tablet dilempar dari mesin dan
memberikan rupa yang bagus pada tablet yang sudah jadi
(Ansel, 2008: 266).
c) Talk mempunyai sifat-sifat anti lekat (Lachman, 2008: 703)
VI.

Uraian Bahan
1. Doxazosin
Nama Resmi

(Sweetman, 2009: 1290-1291)


: DOXAZOSIN MESILATE

Nama Lain

: Methanesulphonate,

Doxazosine,

mesilat

de,

Doxazosini mesilas; Doxazosin-mesylt; Mesilato


Nama Kimia

de doxazosina; doxazosin; doxazosin mesilat.


: 1 -(4 Amino-6,7 dimethoxyquinazolin 2 il) 4 (1,4
benzodioxan 2 ylcarbonyl) piperazine methane

Berat Molekul
Pemerian

sulphonate
: 547,6
: Sebuah putih

bubuk

cokelat

berwarna.

Sangat sedikit larut dalam air dan metil alkohol,


Rumus Molekul
Rumus Struktur

mudah larut dalam asam formiat.


: C23H25N5O5. CH3SO3H
:

Kelarutan

: Larut dalam campuran 15 volume air dan 35


volume tetrahidrofuran; praktis tidak larut dalam

Farmakologi

aseton. Simpan dalam kedap udara kontainer.


: Doxazosin merupakan derifat kuinazolin yang
merupakan antagonis kompetitif pada reseptor 1
yang sangat seletif dan sangat poten, yang
memiliki potensi yang sama pada reseptor 1A, 1B,

dan 1D.
Farmakodinamik : Efek yang utama adalah hasil hambatan reseptor 1
pada

otot

polos

arteriol

dan

vena,

yang

menimbulkan vaso- dan venodilatasi sehingga


menurunkan resistensi perifer danalir balik vena.
Penurunan

resistensi

perifer

menyebabkan

penurunan tekanan darah tetapi biasa menimbulkan


reflex takikardi. Hal ini disebabkan
1. 1-bloker tidak memblok reseptor 2 prasinaps
sehingga tidak meningkatkan penglepasan NE

dari ujung saraf (yang akan merangsang


jantung melalui reseptor 1 yang tidak diblok);
2. penurunan alir balik vena menyebabkan
berkurangnya peningkatan curah jantung dan
denyut jantung (berbeda dengan fasodilator
murni,

misalnya

hidralasin,

yang

tidak

menyebabkan venodilatasi);
3. bekerja sentral untuk mengurangi penglepasan
NE dari ujung saraf di perifer; dan
4. menekan fungsi baroreseptor pada pasien
hipertensi.
Karena efek vasodilatasinya, maka aliran darah
dari organ-organ vital (otak jantung, ginjal) dapat
dipertahankan, demikian juga dengan aliran darah
perifer

di

ekstremitas.

Kelompok

obat

ini

cenderung memounyai efek yang baik terhadap


lipid serum pada manusia, menurunkan kolesterol
LDL dan trigliserid serta meningkatkan kadar
kolesterol HDL.
Farmakokinetik

: Doksazosin baik diserap pada pemberian dosis


oral, diabsorbsi baik, terikat kuat pada protein
plasma (terutama 1-gliko-protein), mengalami
metabolisme yang ekstensif di hati, dan hanya
sedikit diekskresikan utuh melalui ginjal.

Dosis

: Permulaan oral malam hari 1 mg selama 1-2


minggu, bila perlu dinaikkan sampai 1 dd 2-8 mg.

Penyimpanan
Kegunaan

(1-16 mg).
: Disimpan di dalam wadah yang tertutup rapat
: sebagai antihipertensi

2. Magnesium silika (Excipient, 2009: 402)


Nama Resmi
: MAGNESIUM SILICATE
Nama Lain
: Synthetic magnesium silicate
Rumus Molekul : MgO.SiO2.xH2O

Pemerian

: Serbuk putih, tidak berbau, tidak berasa, bersifat

Kelarutan
Kestabilan

higroskopik
: Praktis tidak larut dalam (95%) etanol, eter, dan air.
: magnesium silika stabil dalam tempat tertutup rapat

Range
Penyimpanan
Incomtibilis

dan kering.
: 15-20%
: Dalam wadah tertutup rapat dan kering
: Magnesium silika terdekomposisi dengan baik oleh
asam-asam

mineral,

bioavailabilitasnya
mebeverine

mungkin

apabila

hydrochloride,

meningkatkan

bereaksi

dengan

sucralfate,

dan

tetrasiklin; preservatif antimikroba seperti paraben


Kegunaan

bila ditambahkan magnesium silica


: Sebagai pelincir

3. Laktosa Monohidrat (Exipients, 2009: 364-366)


Nama Resmi
: LACTOSUM
Nama Lain
: CapsuLac, GranuLac, Lactochem,
monohydricum,

Monohydrate,

lactosum

Pharmatose,

PrismaLac, SacheLac, SorboLac, SpheroLac,


Super Tab 30GR, Tablettose.
: O--D-Galactopyranosyl-(14)--D-

Nama Kimia
Rumus Molekul
Rumus Struktur

glucopyranosemonohydrate [5989-81-1]
: C12H22O11.H2O
:

Berat Molekul
Pemerian

:
:

360,31
Dalam bentuk
padat, laktosa terlihat memiliki variasi bentuk
isomerik, tergantung pada kristalisasi dan kondisi
pengeringan. Laktosa berwarna putih atau tidak
berwarna dalam bentuk kristalnya maupun serbuk.
tidak berbau, rasa manis.

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam kloroform, etanol, dan


eter. Larut dalam air dan semakin meningkat

Stabilitas

kelarutannya dengan pemanasan


: Jamur tumbuh saat kelembapan tinggi. Laktosa
berubah menjadi kecoklatan pada penyimpanan,
adanya reaksi yang dipercepat dengan pemanasan,
kondisi basah. Kemurnian dari laktosa yang
berbeda dapat berubah-ubah dan penting untuk
dilakukan evaluasi warna, terutama jika tablet
sedang diformulasi. Stabilitas warna dari berbagai

Penyimpanan

jenis laktosa juga berbeda.


: Simpan pada wadah yang tertutup baik, dingin dan

Inkompatibilitas

tempat yang kering.


: Reaksi kondensasi (Maillard-type) seperti terjadi
antara laktosa dan senyawa amina primer menjadi
produk yang berwarna coklat atau kuning. Interaksi
Maillard juga terjadi antara laktosa dan amina
sekunder. Laktosa juga inkompatibel dengan asam

Kegunaan
4. Metil selulosa
Nama Resmi
Nama Lain

amino, amfetamin, dan lisinopril.


: Diluent
(Rowe, 2009: 438-441)
: METHYLCELLULOSE
: Benecel, Cellacol, Culminal MC, E461, Mapalose,
Methocel, Methycellulosum, Metolose, Tylose,

Nama Kimia

Viscol.
: Cellulose methyl ether [9004-67-5]

Rumus Struktur

Berat Molekul

: 10000 - 220000

Pemerian

: Berwarna putih, serbuk kasar atau granul, tidak

Kelarutan

berbau dan tidak berwarna.


: Praktis tidak larut dalam

aseton,

metanol,

kloroform, etanol (95%), eter, toluen, dan air


panas. Larut dalam asam asetat glasial dan dalam
campuran volume yang sama dari etanol dan
kloroform. Dalam air dingin, metil selulosa
mengembang

dan

terdispersi

dengan

lambat

menjadi bentuk bening sampai seperti opal,


Range
Stabilitas

melekat, dispersi koloid.


: matriks (5-75%)
Pengikat (1-5%)
: Stabil, meskipun sedikit higroskopik. Stabil pada
alkalis dan asam lemah pada pH 3-11 pada suhu

Penyimpanan

kamar
: Dalam wadah tertutup baik dan terlindung dari

Inkompatibilitas

cahaya
: Inkom dengan aminecrine HCl, chlorocresol,
merkuri klorida, fenol, resersinol, asam tanik,
silver nitrat, cetylperidinum klorida, asam amino
benzoat, metal paraben, propel paraben, butyl

Kegunaan
5. Talk
Nama Resmi
Nama Lain

paraben.
: Matriks sustained release dan zat pengikat
(Rowe, 2009: 728-729)
: TALCUM
: Altalc, E553b, hydrous

magnesium

calcium

silicate, hydrous magnesium silicate,imperial,


magnesium

hydrogen

metasilicate,

Magsil

Osmanthus, magsil star, powdered talc, p purtalc,


Nama Kimia
Rumus Molekul

soapstone, steatite, superior, talc.


: Talc [14807-96-6]
: Mg6(Si2O5)4(OH)4

Rumus Struktur

O
-O

OHO

Mg++

Si
OH

Si
O

Berat Molekul
Pemerian

: 667
: Putih hingga putih keabu-abuan, tidak berbau,
serbuk kristal, mudah melekat pada kulit dan bebas

Kelarutan

butiran
: Praktis tidak larut dalam asam lemah dan alkalis,

Range
Stabilitas

pelarut organik dan air


: Pelincir (1,0-10,0%)
: Talk merupakan materil stabil dan bias disterilkan
pada suhu 160 tidak kurang dari 1 jam

Penyimpanan
Inkompatibilitas
Kegunaan

: Dalam wadah tertutup baik dan tempat kering


: Inkom dengan campuran amoniak
: Antiadheran

VII.

VIII.

Perhitungan Bahan
1. Per Tablet
a. Doxazosin

= 10 mg

b. Magnesium Silicate

15
100

x 50 mg

= 7,5 mg

c. Metil selulosa

40
100

x 50 mg

= 20 mg

d. Talk

1
100

x 50 mg

= 0,5 mg

e. Laktosa monohidrat
50 - (10+7.5+20+0,5)
= 12 mg
2. Per Batch
a. Doxazosin
10 mg x 50 tablet
= 500 mg
b. Magnesium Silicate
7,5 mg x 50 tablet
= 375 mg
c. Metil selulosa
20 mg x 50 tablet
= 1000 mg
d. Talk
0,5 mg x 50 tablet
= 25 mg
e. Laktosa monohidrat
12 mg x 50 tablet
= 600 mg
Cara Kerja
Metode pembuatan dokzalazin tablet menggunakan granulasi basah,
yakni sebagai berikut:
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dikeringkan dan digiling bahan-bahan yang akan digunakan
c. Ditimbang bahan-bahan yang akan digunakan diantaranya doxazosin 0,5
g, metil selulosa 1 g, Magnesium Silicate 0,375 g, talk 0,025 g, dan
laktosa monohidrat 0,6 g
d. Dicampur zat aktif (doxazosin) dengan sedikit zat pengisi (laktosa
monohidrat), digerus pada lumpang,
e. Dibuat larutan pengikat, metil selulosa sebanyak 1 g ditambahkan pelarut
air secukupnya
f. Dicukupkan bahan dengan bahan pengisi hingga 50 mg
g. Dicampur larutan pengikat dengan bahan-bahan yang telah tercampur
tadi
h. Diayak granul basah pada ayakan No. 6 atau 8.
i. Setelah semua bahan berubah menjadi granul. Ditebarkan granul tersebut
diatas selembar kertas yang lebar dalam nampan
j. Dikeringkan granul basah tersebut.
k. Setelah kering, granul kering tersebut diayak kembali pada ayakan No.
12
l. Ditambahkan zat pelincir (magnesium silika) dan pelicin (Talk)
m. Dikempa tablet menggunakan mesin pencetak tablet.

n. Dibersihkan tablet yang telah jadi, dan dimasukkan ke dalam wadah


botol gelap
o. Diberi etiket, dan Dimasukkan botol ke dalam wadah obat dan
dimasukkan brosur obat.

DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard. 2008, PengantarbBentuk Sediaan Farmasi, Jakarta: UIP
Agoes, Goeswin. 2008, Pengembangan Sediaan Farmasi, Bandung: Penerbit ITB.
Ganiswarna, Sulistia G, dkk 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta:
FK-UI.
Katzung, Bertram. 2001, Farmakologi Dasar dan Klinik, Jakarta: Salemba
Medika.
Lachman, Leon,dkk. 2008, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Jakarta: UI- Pres.
Ikhlas, Muh Asrul. 2010, Teknologi Sediaan Farmasi Padat, Makassar: UIN
Alauddin Makassar
Mycek, Mary J, dkk. 2001, Farmakologi Ulasan Bergambar, Jakarta: Widya
Medika
Rowe, Raymond C dkk. 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth
Edition. Great Britain: RPS Publishing.
Sweetman, Sean C.2009, Martindale The Complete Drug Reference Thirty-sixth
Edition. Great Britain: RPS Publishing.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2010, Obat-obat Penting. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
(http://www.scribd.com/doc/76420317/54929416-Kelompok-3-Eksipien-UntukSustained-release-1), 8 mei 2013.

Lampiran Brosur

DOXALAZ

Peringatan dan Perhatian :

Hindarkan pada penyakit Hipotensi


prostulat/ sinkop
mgHati-hati pada penderita gangguan
Komposisi:Tiap DOXALAZIN Tablet mengandung Doxazosin 10
fungsi hati
Farmakologi:Doxazosin yang merupakan jenis antihipertensi golongan -bloker
derifat kuinazolin yang merupakan antagonis kom
Sebaiknya
tidakdikonsumsi
oleh ibuvaso- dan venodilatasi
Efek yang utama adalah hasil hambatan reseptor 1 pada otot polos arteriol
dan vena,
yang menimbulkan
hamilHamil
Indikasi:Antihipertensi

Laktasi
Efek samping:Hipotensi orthostatis, pusing, nyeri kepala, hidung mampat, pilek, gangguan tidur, udema, debar jantung, perasaan
Kontra indikasi : Hipersensitifitas terhadap Penderita hipotensi
Aturan pakai
: 1 tablet sehari
Kemasan : 50 tablet @ 50 mg
No. Reg
: DKL 1300707310 A1
No. Batch : M5131073

Harus dengan Resep


dokter

Simpan di tempat sejuk dan


kering, terlindung dari cahaya,
dan jangkauan anak-anak

Diproduksi Oleh:
PT. AT-TAHIRAH FARMA
Makassar -Indonesia

lampiran Etiket

DOXALAZIN

Tablet
50 Tablet

Komposisi per tablet @ 50


mg
Doxazosin..10
mg

Indikasi:
Antihipertensi
PT. AT-TAHIRAH FARMA
Makassar- Indonesia

Efek samping: pusing,


sakit kepala, letih, edema,
asthenia, somnolen, mual,

SIMPAN DI TEMPAT KERING DAN


SEJUK, TERLINDUNG CAHAYA
SERTA JAUH DARI ANAK-ANAK
Harus dengan

Keterangan jelas lihat


brosur

Harus Berdasarkan Resep Dokter

DOXALAZIN
Tablet

DOXALAZIN
Tablet

Netto : 50
tablet

Komposisi:
Tiap 300 mg
mengandung;
Doxazosin

Indikasi:
Hipertensi, hyperplasia
prostat jinak dan untuk
mengurangi aliran urin yang
berhubungan dengan
hyperplasia prostat jinak

DOXALAZIN
Tablet

Netto : 50 tablet

Aturan pakai : 1 tablet


sehari
Penyimpanan
Simpan di tempat sejuk dan
kering, terlindung dari
cahaya, dan jangkauan anakanak

Efek Samping:

pusing, sakit kepala,


letih, malaise, pusing
pada perubahan posisi,
vertigo, edema, asthenia,
somnolen, mual, rhinitis.
Diproduksi Oleh:
PT. AT-TAHIRAH FARMA
Makassar -Indonesia

Harus dengan
Resep dokter

Diproduksi Oleh:
PT. AT-TAHIRAH FARMA
Makassar -Indonesia

Keterangan Jelas, Lihat


Brosur!
No. Reg: DKL 1300707310 A1
No. Batch
: M4131073

You might also like