You are on page 1of 7

a.

pengertian ideologi
Ideologi berasal dari bahasa yunani dan merupakan gabungan dari dua kata, yaitu edios yang
artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Kata ideologi sendiri diciptakan
oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 (tahun 1796) untuk mendefinisikan sains tentang
ide. Pengertian ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan, dan
kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, gagasan, keyakinan, dan
kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti lusa, ideologi adalam pedoman
normatif yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nilai dasar, dan
keyakinan yang dijunjung tinggi.
Selain difenisi tersebut, ada beberapa definisi lain tentang ideologi.
1) Gunawan Setiadjo
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau akidah 'aqliyyah (akhida yang melalui proses
berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan.
2) Descartes
Ideologi adalah initi dari semua pemikiran manusia.
3) Machiavelli
Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.
4) Thomas. H
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan
dapat mengatur rakyatnya.
5) Francis Bacon
Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup.
6) Karl Marx
Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahtaraan bersama dala
masyarakat.
b. Hakikat dan fungsi ideologi
Pada hakikatnya ideologi merupakan hasil refleksi (perenungan dan pemantulan kembali)
manusia terhadap dunia kehidupannya. Manusia melihat bahwa ada hal-hal yang baik dan
hal-hal yang dianggap baik serta bagaimana cara mewujudkannya.
Apabila hal tersebut dijalankan, maka akan terwujud kehidupan ideal seperti yang di citacitakan.
Ideologi bukan sekedar pengetahuan teoritis belaka, tetapi merupakan sesuatu yang dihayati
menjadi suatu keyakinan. Ideologi adalah satu pilihan yang menuntut suatu komitmen untuk
mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang berarti semakin tinggi
pula komitmennya untuk melaksanakannya. Komitmen tercermin dalam sikap seseorang
yang menyakini ideologinya sebagai ketentuan-ketentuan normatif yang harus ditaati dalam
hidup masyarakat.

Dari uaraian tersebut dapat dikemukakan bahwa ideologi mempunyai beberapa


fungsi, yaitu sebagai berikut.

1) struktur kognitif, yaitu keseluruhan pengetahuan yang merupakan landasan untuk


memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam alam sekitarnya.
2) Orientasi dasar dengan memb membuka wawasan yang memberikan makna serta
menunjukan tujuan dalam kehidupan manusia.

3) Norma-norma yang menjadi pegangan dan pedoman bagi sesorang untuk melangkah dan
bertindak.
4) Bekal dan jalan bagi sesorang untuk menemukan identitasnya.
5) Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan
kegiatan dan mencapai tujuan.
6) Pendidikan bagi sesorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta melakukan
tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung didalamnya.
c. Peranan ideologi
Menurut pandangan ahli filsafat Perancis Jacques Ellul dan Prof. Dr. Paut Ricour, suatu
ideologi memiliki peranan sebagai berikut.
1) Sebagai jawaban atas kebutuhan akan citra atau jati diri suatu kelompok sosial, komunitas,
organisasi, atau bangsa.
2) Untuk menjembatani founding fathers dan para generasi penerus.
3) Menanamkan keyakinan akan kebenaran perjuang kelompok yang berpegang pada
ideologi tersebut.
4) Sebagai suatu kode atau keyakinan para pendiri yang mengusai mempengaruhi seluruh
kegiatan sosial. Dampak negatifnya, orang akan terjebak dalam kondisi yang disebut
''rerstang'' (Keadaan beku), di mana orang lain berideologi sama akan dianggap kawan dan
menganggap lawan terhadap orang yang memiliki ideologi lain.
d. Macam-macam ldeologi Besar di Dunia
Ideologi di dunia terbagi dalam beberapa bentuk, antara lain sebagai berikut.
1) Sosialisme
Sosialisme adalah sebuah istilah umum untuk semua doktrin ekonomi yang menentang
kemutlakan milik perseorangan dan menyokong pemakaian milik tersebut untuk
kesejahteraan umum.
Masyarakat sosialis, yakni suatu konitas yang teroganisir memiliki wewenang untuk
mengelola secara mandiri, seperti tanah, modal, mekanisme produksi, pendistribusian barang,
dan hal-hal lain yang dianggap perlu bagi tercapainya kesejahteraan umum.
2) Fasisme
Fasisme berakar pada idealisme, nasionalisme, sosialisme, dan republikanisme.
Konsep dan fasisme adalah bahwa negara memilik suatu kehidupan, kesatuan, dan
kewenangan yang tidak selalu sama dengan yang diinginkan individu. Orang dibuat seragam
dan menjalani disiplin tertentu dalam rangka meraih tujuan-tujuan moral dan kultural.
pemerintah fasis selalu otoriter dan totalitarian.
3) Liberalisme
Ideologi liberalisme berlaku di negara-negara Eropa , Amerika dan Sekutu-sekutunya.
Ideologi liberalisme mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a) Bidang ekonomi menganut kapitalisme, yaitu: paham perekonomian diserahkan
sepenuhnya kepada kepentingan perseorangan.
b) Bidang politik, yaitu: kebebasan individu sangat ditonjolkan. Dikenal adanya dua partai,
yaitu partai yang berkuasa (Yang menang dalam pemilu) dan partai oposisi (yang kalah dalam
pemilu), tugasnya mengawasi dan mengevaluasi pemerintah.

c) Bidang sosial budaya, yaitu anggota masyarakat bersifat individual dan mementingkan
prestasi pribadi.
d)Mengenal paham sekuler, negara tidak mau ikut campur tangan dalam urusan agama, sebab
agama adalah urusan masing-masing pribadi dan lembaga keagamaan.
4)komunis
Ideologi komunis berlaku di negara Uni Soviet-Rusia dan negara Eropa Timur sebelum
terjadi perpecahan. Ideologi komunis mempunyai ciri-ciri sebagi berikut.
a) Bidang ekonomi, sistem ekonomi dikuasai oleh negara dipimpin dari pusat, sistem tersebut
kurang berhasil memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.
b) Bidang politik, tertutup dan yang berkuasa adalah pucuk pimpinan partai komunis, dan
hanya dikenal satu partai yaitu partai komunis.
c) Bidang sosial, diberlakukan semua orang sama rasa dan sama rata.
5) Ideologi Pancasila
Salah satu keunggulan ideologi Pancasila adalah bahwa Pancasila digali dari kebudayaan
bangsa Indonesia sendiri, sehingga cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia. kelebihan
ideologi Pancasila, antara lain sebagai berikut.
a) Persamaan derajat.
b) Keseimbangan hak dan kewajiban.
c) kebebasan yang bertanggung jawab.
d) Musyawarah untuk mufakat.
e) Persatuan nasional kekeluargaan dan tenggang rasa.

PERTEMUAN KE-8

Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Partai Politik

1.Pengertian Partai Politik


Menurut UU No.2 Tahun 2008 tentang partai politik, Partai Politik adalah organisasi
yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela
atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela
kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Secara umum Parpol adalah suatu organisasi yang disusun secara rapi dan stabil yang
dibentuk oleh sekelompok orang secara sukarela dan mempunyai kesamaan kehendak, citacita, dan persamaan ideologi tertentu dan berusaha untuk mencari dan mempertahankan
kekuasaan melalui pemilihan umum untuk mewujudkan alternatif kebijakan atau programprogram yang telah mereka susun.
2. Tujuan Partai Politik
Tujuan

parpol

adalah

untuk

mencari

dan

mempertahankan

kekuasaan

guna

melaksanakan /mewujudkan program-program yang telah mereka susun sesuai dengan


ideologi tertentu.
3. Fungsi Partai Politik
Fungsi parpol sebagai sarana:
Parpol sebagai saran komunikasi politik

Komunikai politik adalah proses penyampaian informasi politikdari pemerintah kepada


masayarakatdan sebaliknya dari masyarakat kepada pemerintah. Parpol disini berfungsi untuk
menyerap, menghimpun (mengolah, dan menyalurkan aspirasi politik masyarakat dalam
merumuskan an menetapakan suatu kebijakan.
Contoh: misal dilingkungan sekolah, OSIS itu ibarat Parpol. Jika ada aspirasi ataupun
masalah yang dituntut siswa, misanya perbaikan fasilitas sekolah. Pada saat itu terjadi
interaksi antara siswa dan OSIS menmbahas mengenai kurangnya fasilitas sekolah.
Selanjutnya OSIS menyampaikan aspirasi/tuntutan siswa tadi kepada pihak sekolah. Interkasi
antara siswa(masyarakat), OSIS (parpol) dan pihak sekolah (pemerintah), merupakan suatu
komunikasi. OSIS sebgai suatu sarana komunikasi antara pihak siswa dan pihak sekolah.
Dalam kehidupan politik suatu negara contoh tadi dapat diibaratkan para siswa itu
masyarakat, OSIS itu Parpol, dan pehak sekolah itu Pemerintah.
b. Parpol sebagai sarana sosialisasi politik
Sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik mengenai suatu
fenomena politik yang sedang dialami suatu negara. Proses ini disampaikan melalui
pendidikan politik. Sosialisai yang dilakukan oleh parpol kepada masyarakat berupa
pengenalan program-program dari partai tersebut. Dengan demikian , diharapkan pada
masyarakat dapat memilih parpol tersebut pada pemilihan umum.
Contoh: penyampaian program politik parpol pada acara kampanye menjelang pemilu. Hal
tersebut merupakan salah satu fungsi papol sebagai sarana sarana sosialisasi politik.
c.Parpol sebagai sarana rekrutmen politik
Rekrutmen politik adalah proses seleksi dan pengangkatan seseorang atau kelompok
untuk melaksanakan sejumlah peran dalam istem politik ataupun pemerintahan. Atau dapat
dikatakan proses seleksi dan pengangkatan seseorang atau kelompok untuk menduduki suatu
jabatan ataupun beberapa jabatan politik ataupun mewakili parpol itu dalam suatu bidang.
Rekrutmen politik gunanya untuk mencari otang yang berbakat aatupun berkompeten untuk
aktif dalam kegiatan politik.
Contoh: misal seperti pada contoh komuikasi politik tadi, dilingkungan sekolah. OSIS akan
mengganti ketua dan anggotanya karena masa jabatannya sudah habis. Nah proses OSIS
tersubut dalam mencari ketua dan anggota OSIS baru merupakan suatu proses rekrutmen.
Entah itu melalui penujukan dan penyeleksian ataupun melalui pemilihan. Sama hal nya
dengan Papol, parpol akan mencari, menyeleksi, dan mengangkat suatu anggota baru untuk
menduduki suatu jabatan partai atau di pemerintahan, ataupun untuk mewakili dalam pemilu.
d. Parpol sebagai saran pengatur konflik
Pengatur konflik adalah mengendalikan suatu konflik (dalam hal ini adanya perbedaan
pendapat atau pertikaian fisik) mengenai suatu kebijakan yang dilakukan pemerintah.

Pengendalian konflik ini dilakuakan dengan cara dialog, menampung dan selanjutnya
membawa permasalahan tersebut kepada badan perwakilan rakyat(DPR/DPRD/Camat)untuk
mendapatkan keputusan politik mengenai permasalahan tadi.
Contoh: di dalam masyarakat terjadi masalah mengenai naiknya harga BBM yang dilakukan
oleh pemerintah. Banyak terjadi demo menentang kebijakan tersebut. Dalam kasus ini parpol
sebagai salah satu perwakilan dalam masyarakat di badan pewakilan rakyat (DPR/DPRD),
mengadakan dialog bersama masyarakat mengenai kenaikan harga BBM tersebut. Parpol
dalam hal ini berfungsi sebagai mengendalikan konflik dengan cara menyampaikan kepada
pemerintah guna mendapatkan suatu putusan yang bijak mengenai kenaikan harga BBM
tersebut.
Pengertian Sistem Kepartaian
Menurut Ramlan Subekti(1992) - Sistem Kepartaian adalah opola perilaku dan interaksi
diantara partai politik dalam suatu sistem politik.
Austin Ranney(1990)- Sistem Kepartaian adalah pemahaman terhadap karakteristik umum
konflik partai dalam lingkungan dimana mereka berkiprah yang dapat digolongkan menurut
beberapa kriteria.
Riswanda Imawan (2004)- Sistem Kepartaian adalah pola interaksi partai politik dalam satu
sistem politik yang menentukan format dan mekanisme kerja satu sistem pemerintahan.
Hague and Harrop(2004) - Sistem Kepartaian merupakan interaksi antara partai politik yang
perolehan suaranya signifikan.
Sistem Kepartaian Indonesia menganut sistem multi partai. Aturan ini tersirat dalam pasal
6A(2) UUD 1945 yang menyebutkan bahwa presiden dan wakil presiden diusulkan oleh
partai politik atau gabungan partai politik. Frasa gabungan partai politik mengisyaratkan
paling tidak ada dua partai atatu lebih yang bergabung untuk mengusung seorang calon
pasangan presiden dan wakio presiden dan bersaing dengan calon lain yang diusulkan partaipartai lain. Ini artinya sistem kepartaian di Indonesia harus diikuti oleh minimal 3 partai
politik atau lebih.
Sejak era kemerdekaan, sebetulnya Indonesia telah memenuhi amanat pasal tersebut. Melalui
Keputusan Wakil Presiden No X/1949, pemilihan umum pertama tahun 1955 diikuti oleh 29
partai politik dan juga peserta independen.
Pada masa pemerintahan orde baru, Presiden Soeharto memandang terlalu banyaknya partai
politik menyebabkan stabilitas poltik terganggu, maka Presiden Soeharto pada waktu itu
memiliki agenda untuk menyederhanakan jumlah partai politik peserta pemilu. Pemilu tahun
1971 diikuti oleh 10 partai politik dan pada tahun 1974 peserta pemilu tinggal tiga partai
politik saja. Presiden Soeharto merestrukturisasi partai politik menjadi tiga partai(Golkar,
PPP, PDI) yang merupakan hasil penggabungan beberapa partai. Walaupun jika dilihat secara
jumlah, Indonesia masih menganut sistem multi partai, namun banyak ahli politik
menyatakan pendapat sistem kepartaian saat itu merupakan sistem kepartaian tunggal. Ini
dikarenakan meskipun jumlah partai politik masa orde baru memenuhi syarat sistem

kepartaian multi partai namun dari segi kemampuan kompetisi ketiga partai tersebet tidak
seimbang.
Pada masa Reformasi 1998, terjadilah liberasasi di segala aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara. Politik Indonesia merasakan dampak serupa dengan diberikannya ruang bagi
masyarakat untuk merepresentasikan politik mereka dengan memiliki hak mendirikan partai
politik. Banyak sekali parpol yang berdiri di era awal reformasi. Pada pemilu 1999 partai
politik yang lolos verifikasi dan berhak mengikuti pemilu ada 48 partai. Jumlah ini tentu
sangat jauh berbeda dengan era orba.
Pada tahun 2004 peserta pemilu berkurang dari 48 menjadi 24 parpol saja. Ini disebabkan
telah diberlakukannya ambang batas(Electroral Threshold) sesuai UU no 3/1999 tentang
PEMILU yang mengatur bahwa partai politik yang berhak mengikuti pemilu selanjtnya
adalah parpol yang meraih sekurang-kurangnya 2% dari jumlah kursi DPR. Partai politikyang
tidak mencapai ambang batas boleh mengikuti pemilu selanjutnya dengan cara bergabung
dengan partai lainnya dan mendirikan parpol baru.
tuk partai politik baru. Persentase threshold dapat dinaikkan jika dirasa perlu seperti
persentasi Electroral Threshold 2009 menjadi 3% setelah sebelumnya pemilu 2004 hanya 2%.
Begitu juga selanjutnya pemilu 2014 ambang batas bisa juga dinaikan lagi atau diturunkan.

You might also like