You are on page 1of 5

Fragmentasi adalah istilah umum untuk menunjukkan ukuran setiap bongkah

batuan hasil peledakan. Ukuran fragmentasi tergantung pada proses selanjutnya.


Untuk tujuan tertentu ukuran fragmentasi yang besar atau boulder diperlukan,
misalnya disusun sebagai penghalang (barrier) di tepi jalan tambang.
Namun kebanyakan diinginkan ukuran fragmentasi yang kecil karena
penanganan selanjutnya akan lebih mudah. Ukuran fragmentasi terbesar biasanya
dibatasi oleh dimensi mangkok alat gali (excavator atau shovel) yang akan
memuatnya ke dalam truck dan oleh ukuran gap bukaan crusher.
1. Metode Pengukuran Fragmentasi
Empat metode pengukuran fragmentasi peledakan (Hustrulid, 1999; 38-42)
adalah sebagai berikut :
a. Pengayakan (sieving)
Metode ini menggunakan ayakan dengan ukuran saringan berbeda untuk
mengetahui persentase lolos fragmentasi batuan hasil peledakan.
b. Boulder counting (production statistic)
Metode ini mengukur hasil peledakan melalui proses berikutnya, apakah
terdapat kendala dalam proses tersebut, misalnya melalui pengamatan digging rate,
secondary breakage dan produktivitas crusher.
c. Image analysis (photographic)
Metode ini menggunakan perangkat lunak (software) dalam melakukan
analisis fragmentasi. Software tersebut antara lain Fragsize, Split Engineering, gold
size, power sieve, fragscan, wipfrag, dan lain-lain.
d. Manual (Measurement)
Dilakukan pengamatan dan pengukuran secara manual di lapangan, dalam
satuan luas tertentu yang dianggap mewakili (representatif).
2. Prediksi Distribusi Fragmentasi Kuz-Ram
Model Kuz-Ram merupakan gabungan dari persamaan Kuznetsov dan
persamaan Rossin Rammler. Persamaan Kuznetsov memberikan ukuran fragmen
batuan rata-rata dan persamaan Rossin Rammler menentukan persentase material
yang tertampung di ayakan dengan ukuran tertentu. Persamaan Kuznetsov adalah
sebagai berikut :

V
x Ax o
Q

0.8

0.167

xQ

..................................................................................(3.9)

Dengan :
X

= Ukuran rata-rata fragmentasi batuan (cm)

A = Faktor batuan
Vo = Volume batuan yang terbongkar (m3)
Q = Berat bahan peledak tiap lubang ledak (kg)

V
x Ax o
Q

0.8

0.1667

x Q

115

0 , 63

Persamaan di atas untuk tipe bahan

peledak ANFO. Untuk itu Cunningham memodifikasi persamaan tersebut untuk


memenuhi penggunaan TNT dan ANFO sebagai bahan peledak. Sehingga pesamaan
tersebut menjadi :

.......................................................... (3.10)
Dengan :
Q = Berat bahan peledak tiap lubang ledak (kg)
E = RWS bahan peledak : ANFO = 100, TNT = 115

Re

X n
)
Xc

Untuk menentukan distribusi fragmen batuan hasil

peledakan digunakan persamaan Rossin-Rammler, yaitu :

................................................................................. (3.11)
Dengan :
R = Persentase massa batuan yang lolos dengan ukuran X (%)
Xc = Karakteristik ukuran (cm)
X = Ukuran Ayakan (cm)
n

= Indeks Keseragaman

Xc

x
(0,693)1 / n
Xc dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :
........................................................................ (3.12)

Indeks n adalah indeks keseragaman yang dikembangkan oleh Cunningham


dengan menggunakan parameter dari desain peledakan. Indeks keseragaman (n)
ditentukan dengan persamaan di bawah ini :

n= 2,2

14 B

S
B

0,5

( )
1+

( PCL )

.................................................. (3.13)

Dengan :
B = Burden (m)

D = Diameter (mm)

S = Spasi (m)

L = Kedalaman Lubang Ledak (m)

PC = Panjang muatan handak (m)


3. Pembobotan Faktor Batuan
Salah satu data masukan untuk model Kuz-Ram adalah faktor batuan yang
diperoleh dari indeks kemampuledakkan atau Blastability index (BI). Nilai BI
ditentukan dari penjumlahan bobot lima parameter yang diberikan oleh Lily (dalam
Hustrulid, 1999), yaitu : Rock mass description (RMD), join plane spacing (JPS),
joint plane orientation (JPO), specific gravity influence (SGI), dan Mohs hardness
(H). Parameter-parameter tersebut kenyataanya sangat bervariasi. Secara lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel
Pembobotan Massa Batuan Untuk Peledakan
Parameter

Pembobotan

1. Rock Mass Description (RMD)

Powdery / Friable

10

Blocky

20

Totally massive

50

2. Joint Mass Description (JPS)

Close (Spasi < 0,1 m)

Intermediate (Spasi 0,1 - 1


m)
Wide (Spasi > 1 m)

10
20
50

3. Joint Plane Orientation (JPO)

Horizontal

10

Dip out of face

20

Strike normal to face

30

Dip into face

40

4.

Spesific Gravity Influence (SGI)

5.

Hardness (H)

SGI = 25 x SG - 50
1 - 10

Tabel
Skala Mohs
Kekerasan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama Mineral
Talc (Talk)
Gypsum (Gipsum)
Calcite (Kalsit)
Flourspar (Flourite)
Apatite (Apatit)
Feldspar / Ortoklas
Quartz (Kuarsa)
Topaz
Corondum
Diamond (Intan)

Alat penguji
Sangat Lunak
Tergores kuku manusia
Tergores koin perunggu
Tergores paku besi
Tergores kaca
Tergores pisau lipat
Tergores pisau baja
Tergores amplas

*Sumber : Hustrulid, 1999; 83

Hubungan antara kelima parameter tersebut terhadap BI dapat dilihat pada


persamaan berikut :
BI = 0,5 (RMD+JPS+JPO+SGI+H)

..(3.14)

Persamaan yang memberikan hubungan antara faktor batuan dengan indeks


kemampuledakkan suatu batuan menurut Lily (1986) adalah sebagai berikut :
RF = 0,12 x (BI) ......................................................................................(3.15)

http://www.academia.edu/6857793/PROPOSAL_TUGAS_AKHIR

You might also like