Professional Documents
Culture Documents
TUGAS AKHIR
Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Oleh:
Muhammad Sonny Abfertiawan
NIM 15304029
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat (2,13% tiap tahun) dan didukung
dengan peningkatan di sektor pembangunan perekonomian telah memicu terjadinya
perubahan terhadap kualitas lingkungan di Kota Palembang. Salah satu permasalahan
yang akan dihadapi ialah peningkatan jumlah timbulan air buangan domestik. Selama
ini sarana pembuangan air limbah domestik yang ada berupa pemakaian tangki septik
bahkan ada yang langsung dibuang begitu saja ke saluran drainase atau langsung ke
badan air penerima yakni Sungai Musi. Perilaku ini akan berpotensi untuk
menurunkan kualitas lingkungan.Oleh karena itu, diperlukan suatu instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) domestik terpusat. Melalui sistem pengelolaan ini
diharapkan akan mengurangi beban pencemaran yang terjadinya bada air Sungai
Musi. Direncananakan IPAL akan melayani hingga 70% total populasi pada tahap II
dengan debit mencapai 1,373 m3/detik. Jumlah penduduk akan diproyeksikan dengan
menggunakan metode logaritmik, diperoleh sebesar 1.052.722 jiwa pada tahun 2028.
Parameter utama yang diolah pada IPAL ini adalah BOD5 dan TSS sesuai KepMenLH
No.112 tahun 2003, yakni BOD5 sebesar 273 mg/l dan TSS sebesar 248 mg/l. Sistem
IPAL yang akan digunakan ialah pengolahan fisika dan biologi dengan kapasitas
maksimum pada Tahap I yakni 1,114 m3/detik dan Tahap II sebesar 2,279 m3/detik.
Dalam pengolahan biologi terdapat beberapa sistem unit yang akan dijadikan
alternatif pemilihan yakni Complete Mixed Activated Sludge, Oxydation Ditch, dan
Aerated Lagoon. Pemilihan alternatif terbaik dilakukan dengan melihat efektifitas
pengolahan dan present value annual cost. Dari pertimbangan-pertimbangan ini maka
dipilih sistem Complete Mixed Activated Sludge sebagai sistem pengolahan biologi
yang memiliki efektifitas terbaik. Unit-unit yang digunakan pada IPAL ini antara lain
bar screen dan grit chamber sebagai pengolahan primer, tangki aerasi dan clarifier
sebagai pengolahan sekunder, gravity thickener dan sludge digester sebagai
pengolahan lumpur dan bak klorinasi sebagai unit desinfeksi. Total biaya yang
diperlukan untuk membangun sistem IPAL ini adalah Rp. 27 milyar atau Rp 17 juta
per m3 per detik debit air buangan.
Kata kunci : IPAL, CMAS, BOD5, TSS
ABSTRACT
The increase of population (2,13% per year) and economic growth have caused the
decrease of enviromental quality of Palembang City. One of the problems is
wastewater becoming larger in quantity. Most of this wastewater is treated using
septic tank system and in fact many people wasting directly to the rivers. This
behaviour will decrease the environmental quality.Therefore, a wastewater treatment
plant is urgently needed. This wastewater treatment is expected to reduce water
pollution in Musi River. This wastewater treatment plant is planned to cover 70% of
city`s population until the second planning (2028) with waste water flowrates of 1,373
m3/second. The population is projected using logaritmic method, resulting as many as
1.052.722 people in the end of the planing year (2028). The main parameter treated
are BOD5 and TSS ( according to KepMenLH No.112 year 2003), 311 mg/l for BOD5
and 248 mg/l for TSS with plan maximum capacity in the first planning is 1,114
m3/second and in the second planning is 2,279 m3/second. The treatment used in this
WWTP are physical and biological treatment. There are three alternatives for
biological treatment Complete Mix Activated Sludge(CMAS), Oxydation Ditch, and
Rotating Biological Contactor(RBC). The best alternatives will be choosen from the
effectivity and the present value of annual cost. From these aspects, the best system is
Complete Mixed Activated Sludge that has the best effectivity. The system that will be
used in wastewater treatment plant are bar screen and grit chamber for primary
treatment, aeration tank and clarifier for the second treatment, gravity thickener and
sludge digester fot the sludge treatment and chlorination tank for desinfection. The
total cost which is needed to build this plant is estimated 27 billion rupiahs or Rp 17
millions per m3 per second wastewater flowrates.
Key words : WWTP, CMAS, BOD5, TSS
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Rasa syukur yang tak henti nya saya panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah
menganugerahkan nikmat kesehatan dan kesempatan untuk menggapai ilmu di Institut
Teknologi Bandung. Begitu banyak hal yang saya terima yang dapat menjadi suatu
pembelajaran berarti dalam menjalankan kewajiban saya kelak yakni memanfaatkan
ilmu secara bertanggung jawab untuk masyarakat luas.
Selama empat tahun mengenyam pendidikan di Teknik Lingkungan ITB, mulai dari
Pengantar Teknik Lingkungan sampai dengan Pengelolaan Limbah Industri, akhirnya
dalam melaksanakan satu studi terakhir yakni Tugas Akhir, saya memilih tema Disain
Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik. Saya menilai bahwa sebagai seorang
engineer lingkungan harus mampu berbicara banyak tentang bagaimana melakukan
rekayasa terhadap pengolahan limbah. Selain itu, Tugas Akhir ini juga bermaksud
untuk memperbaiki dan meningkatkan kompetensi saya dalam bidang perencanaan
instalasi air limbah, sehingga kelak saya berharap lebih siap untuk masuk dalam
kondisi nyata di lingkungan kerja.
Tugas Akhir ini telah dimulai pada bulan Januari yakni melakukan survei lapangan
dan pengambilan data di Kota Palembang. Sedangkan pengelolaan data dilakukan
selama kurang lebih 6 bulan. Jadi, kurang lebih Tugas Akhir ini membutuhkan waktu
selama 7 bulan. Cukup melelahkan dengan pasang surut semangat selama pengerjaan.
Namun, akhirnya Tugas Akhir ini bisa saya selesaikan dengan cukup baik.
Saya yakin bahwa hasil pekerjaan ini jauh dari sempurna. Masih banyak kekurangan
yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, semoga Tugas Akhir ini mampu menjadi
masukan yang berarti bagi mahasiswa lain yang memilih tema disain sehingga dapat
memberikan hasil yang jauh lebih baik.
Selain itu, sebagai bentuk apresiasi yang tinggi, izinkan saya untuk mengucapkan
terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada saudara, rekan dan sahabat-sahabat yang
telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung selama
iii
pengerjaan Tugas Akhir ini. Kepada keluarga tercinta, Ibunda Hopikah Mochtaria,
Kakak ku Surpinda Dian Magdarina dan suami Mas Indra, nenekku, om Dedi, tante
Yuli, om Arus, dan para om dan tante yang lain, teh ana, dan adik-adikku yang aku
sayangi, rasa cinta dan terimah kasih ku atas doa dan semangat yang telah mereka
berikan kepadaku. Serta untuk Bilqis yang telah berbagi semangat dan keceriaan.
Pihak-pihak lain yang tak absen dalam memberikan dukungan penuh terhadap
penyelesaian Tugas Akhir ini :
Sahabat-sahabatku Nanda Kamila Salim (FKG Unsri), Muhammad Hafiz (Fisip UI),
Bayu Dwi Samudera (Aristektur ITB 2004), Gandhi Firmansyah Putra (Elektro ITB
2004) dan Ade Mareta (Teknik Industri ITB 2006), Randi (Elektro ITB 2004) dan
Gilang Kartika (Arsitektur ITB 2005), Shinta Handayani (Planologi ITB 2005),
Nurlina (Farmasi ITB 2004), Tyas (Fisika ITB 2004), Annisa Indryani (Teknik
Lingkungan ITB 2005), Surya Hatina (Teknik Kimia Unsri 2004), dan lain-lain.
Ibu Driejana dan Pak Teddy sebagai penguji sidang akhir, Bapak Agus Jatnika selaku
Ketua Program Studi Teknik Lingkungan ITB, seluruh dosen TL ITB, mba Titi dan
staf TU lainnya, Tim Program Hibah Kompetensi, keluarga besar U-Green ITB,
keluarga besar Mahasiswa Bumi Sriwijaya ITB, keluarga besar Purna Paskibraka
Indonesia, keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB.
Teman-temanku TL 2004 yang luar biasa : Ari Kemas, Poppy, Mba Jul, Ayi, Icha
Palembang, dan semuanya : SEQUEL 2004.
iv
Serta pihak-pihak lain yang tak mungkin untuk dituliskan satu persatu, saya
mengucapkan terimah kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Akhir kata, semoga laporan akhir ini dan ilmu yang saya peroleh dapat bermanfaat.
Saya mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan laporan dan kepada Allah
saya mohon diberikan kesempatan untuk melakukan lebih baik di lain waktu dan lain
tempat.
Wassalamualaikum wr. wb.
DAFTAR ISI
ABSTRAK
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xvi
BAB I PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
I-1
I.2
I-2
I.3
Ruang Lingkup
I-3
I.4
Sumber Data
I-3
I.5
Metodologi
I-3
I.6
Sistematika Pembahasan
I-4
Umum
II-1
II.2
Wilayah Administrasi
II.1
II.3
II.4
II.1.1
Klimatologi
II-4
II.1.2
II-4
II.1.3
Hidrologi
II-4
II.4
Kependudukan
II.4.1
II.4.2
Struktur Penduduk
II-3
I II-5
II-7
II.5
II-8
II.6
II-9
II.7
Fasilitas Perkotaan
II-9
II.3.1
II-9
Fasilitas Pendidikan
vi
II.8
II.3.2
Fasilitas Peribadatan
II-11
II.3.3
Fasilitas Perniagaan
II-11
II.3.4
Fasilitas Transportasi
II-12
II.3.5
II-12
II-13
II.4.1
II-13
II.4.2
II-13
II.4.3
Permasalahan
II-14
Umum
III-1
III.2
Rencana Pelayanan
III-2
III.2.1
Daerah Pelayanan
III-2
III.2.1
III-2
III.3
Sumber Limbah
III-4
III.4
III-4
III.4.1
III-4
III.4.2
III-6
III.5
III-9
III.6
Kualitas Effluen
III-9
IV-1
IV.2
IV-2
IV.2.1
Pengolahan Tingkat I
IV-2
IV.2.2
Pengolahan Tingkat II
IV-4
IV.2.3
Pengolahan Lumpur
IV-8
IV.3
IV-14
IV.4
IV-15
IV.5
IV-17
Umum
V-1
vii
V.2
V-4
V.3
Pengolahan Pertama
V-1
V.3.1
Bar Screen
V-7
V.3.2
Grit Chamber
V-16
V.3.3
Comminutor
V-27
V.3.4
Bak Ekualisasi
V-28
V.3.5
Bak Pengendap I
V-34
V.3.6
V-43
V.4
V.5
V.6
V-46
V.2.1
Tangki Aerasi
V-46
V.2.2
V-60
V.2.3
Clarifier
V-62
V.2.4
V-72
Pengolahan Lumpur
V-73
V.3.1
V-73
V.3.3
V-74
V.3.2
Gravity Thickener
V-75
V.3.4
V-83
V.3.5
Anaerobic Digester
V-84
V.3.6
V-95
V.3.7
V-96
V.3.8
V-103
V.3.9
V-104
V.3.10
V-106
V.3.11
V-108
Desinfeksi
V-109
Persyaratan Umum
VI-1
VI.1.1
VI-1
VI.1.2
Pemberi Tugas
VI-1
VI.1.3
Pemborong
VI-1
VI.1.4
Pengawas Lapangan
VI-1
viii
VI.2
VI.3
VI.4
VI.1.1
Bangunan Sementara
VI-2
VI.1.2
VI-2
VI.1.3
Gambar-Gambar
VI-3
VI.1.4
Rencana Kerja
VI-3
VI.1.5
Peraturan peraturan
VI-3
VI-3
VI.2.1
Umum
VI-3
VI.2.2
Semen Portland
VI-4
VI.2.3
VI-4
VI.2.4
Air
VI-6
VI.2.5
Baja Tulangan
VI-6
VI.2.6
VI-6
VI.2.7
Standar Pipa
VI-7
VI.2.8
Perlengkapan Pipa
VI-7
VI.2.9
Gate Valve
VI-7
Pekerjaan Sipil/Konstruksi
VI-7
VI.3.1
Pekerjaan Persiapan
VI-8
VI.3.2
VI-8
VI.3.3
Pekerjaan Pondasi
VI-9
VI.3.4
Pekerjaan Beton
VI-10
VI.3.5
VI-12
VI.3.6
VI-12
VI-12
VI.4.1
Pemasangan Pipa
VI-12
VI.4.2
Pompa
VI-13
VI.4.3
Aerator
VI-17
Umum
VII-1
VII.2
VII-1
VII.2.1
Bar Screen
VII-1
VII.2.2
Grit Chamber
VII-3
VII.2.3
Comminutor
VII-4
ix
VII.3
VII.2.4
Ekualisasi
VII-5
VII.2.5
Bak Pengendap I
VII-5
VII-6
VII.3.1
Tangki Aerasi
VII-6
VII.3.2
Clarifier
VII-8
VII.4
Desinfeksi
VII-8
VII.5
Pengolahan Lumpur
VII-10
VII.5.1
Gravity Thickener
VII-10
VII.5.1
Anaerobic Digester
VII-12
VII.5.3
VII-13
Persiapan Pembangunan
VIII-1
VIII.2
Bar Screen
VIII-2
VIII.3
Grit Chamber
VIII-3
VIII.4
Comminutor
VIII-4
VIII.5
Bak Ekualisasi
VIII-5
VIII.6
Bak Pengendap I
VIII-6
VIII.7
Tangki Distribusi AB I
VIII-7
VIII.8
Tangki Aerasi
VIII-8
VIII.9
Tangki Distribusi AB II
VIII-9
VIII-10
VIII-11
VIII-12
VIII-13
VIII-14
VIII-15
VIII-16
VIII-17
VIII-18
VIII-19
VIII-20
VIII-21
VIII-22
VIII-23
VIII-24
VIII-25
VIII-27
VIII.23
VIII-28
Bangunan Kantor
VIII.24 Infrastruktur
VIII-29
VIII-31
VIII.26 Rekapitulasi
VIII-31
BAB IX KESIMPULAN
IX-1
DAFTAR PUSTAKA
P-1
xi
DAFTAR LAMPIRA
Lampiran A
Lampiran B
Lampiran C
Lampiran D
Lampiran E
Lampiran F
Proyeksi Penduduk
Proyeksi Fasilitas Umum
Kuantitas Air Limbah
Perhitungan Dimensi Alternatif Pengolahan Air Limbah
Perhitungan Analisis Biaya Tiap Alternatif
Kesetimbangan Massa
hal
A-1
B-1
C-1
D-1
E-1
F-1
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
Tabel 2.5
Tabel 2.6
Tabel 2.7
Tabel 2.8
Tabel 2.9
Tabel 3.1
Tabel 3.2
hal
II-1
II-5
II-5
II-7
II-9
II-9
II-11
II-12
II-13
Tabel 3.4.
Tabel 3.5
III-8
III-10
III-10
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4.
Karakteristik Influen
Tingkat Pengolahan Beberapa Unit Operasi dan Unit Proses
Hasil Analisa Present Value of Annual Cost Tiap Alternatif
Analisa Pemilihan Alternatif
IV-2
IV-16
IV-17
IV-18
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
Tabel 5.5
Tabel 5.6
Tabel 5.7
Tabel 5.8
Tabel 5.9
Tabel 5.10
Tabel 5.11
Tabel 5.12
V-7
V-7
V-8
V-10
V-11
V-11
V-12
V-13
V-14
V-14
V-15
V-15
Tabel 3.2
Tabel 3.3
III-5
III-6
III-8
xiii
Tabel 5.13
Tabel 5.14
Tabel 5.15
Tabel 5.16
Tabel 5.17
Tabel 5.18
Tabel 5.19
Tabel 5.20
Tabel 5.21
Tabel 5.22
Tabel 5.23
Tabel 5.24
Tabel 5.25
Tabel 5.26
Tabel 5.27
Tabel 5.28
Tabel 5.29
Tabel 5.30
Tabel 5.31
Tabel 5.32
Tabel 5.33
Tabel 5.34
Tabel 5.35
Tabel 5.36
Tabel 5.37
Tabel 5.38
Tabel 5.39
Tabel 5.40
Tabel 5.41
Tabel 5.42
Tabel 5.43
Tabel 5.44
Tabel 5.45
Tabel 5.46
Tabel 5.47
Tabel 5.48
Tabel 5.49
Tabel 5.50
Tabel 5.51
Tabel 5.52
Tabel 5.53
Tabel 5.54
Tabel 5.55
Tabel 5.56
V-16
V-16
V-18
V-20
V-21
V-22
V-23
V-24
V-25
V-25
V-26
V-26
V-26
V-27
V-29
V-30
V-32
V-33
V-34
V-35
V-36
V-43
V-46
V-47
V-60
V-61
V-63
V-63
V-67
V-72
V-74
V-75
V-76
V-76
V-83
V-85
V-85
V-96
V-97
V-97
V-98
V-103
V-105
V-106
xiv
Tabel 5.57
Tabel 5.58
Tabel 5.59
Tabel 5.60
V-108
V-110
V-110
V-115
Tabel 6.1
Tabel 6.2
Tabel 6.3
VI-5
VI-5
VI-11
Tabel 7.1
Tabel 7.2.
Tabel 7.3
Tabel 7.4
Tabel 7.5
Tabel 7.6
Tabel 7.7
Tabel 7.8
VII-2
VII-3
VII-5
VII-6
VII-9
VII-11
VII-12
VII-13
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 3.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 5.1.
Gambar 5.2.
Gambar 5.3
Gambar 5.4
Gambar 5.5
Gambar 5.6
Gambar 5.7
hal
II-3
II-14
III-3
III-12
IV-13
IV-14
V-1
V-2
V-3
V-10
V-55
V-68
V-100
xvi
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia,
Malaysia,
dan
Singapore),
sehingga
sangat
potensial
dalam
I-1
Bab I Pendahuluan
Sungai Musi yang melintas di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) kini kondisinya
sangat memprihatinkan. Sungai yang membelah kota Palembang itu ternyata tercemar limbah
yang didominasi limbah rumah tangga, dan sisanya limbah industri.
Data yang disampaikan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
(Bapedalda) Sumsel, Amir Massani di Komisi III DPRD setempat, Kamis (20/4)
menyebutkan, sekitar 70 persen air Sungai Musi tercemar limbah rumah tangga. Sedangkan
sisanya 30 persen tercemar limbah perusahaan atau industri. (Republika, 21 April 2006)
Akibat dari pencemaran tersebut tentu akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
masyarakat. Masyarakat Kota Palembang sangat rentan terhadap berbagai paparan dari
pencemar air sungai Musi. Berdasarkan data yang diperoleh penderita diare yang disebabkan
bakteri E.colli di Palembang meningkat cukup tajam selama tiga bulan terakhir. Pada Agustus
2007 ini terjadi peningkatan jumlah penderita diare di Kota Palembang sebesar 11% dari
bulan sebelumnya. Pada Juli lalu, penderita diare tercatat sebanyak 4.110 penderita,
sedangkan pada saat ini penderita diare meningkat menjadi 4.600 penderita. (Koran Sindo, 25
Agustus 2007)
Permasalahan-permasalahan di atas merupakan akibat dari terganggunya sistem
sanitasi di Kota Palembang. Kota Palembang belum memiliki suatu Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) Domestik sebagai sarana sanitasi masyarakat. Dikhawatirkan tanpa adanya
IPAL akan berpotensi memperburuk pencemaran Sungai Musi dan akan berdampak pada
kesehatan masyarakat serta tentunya akan mempengaruhi pertumbuhan perekonomian
masyarakat. Dengan direncanakan suatu sistem pengolahan air limbah domestik secara
terpusat diharapkan akan dapat mengurangi tingkat pencemaran air tanah maupun permukaan
(Sungai Musi) dan dapat meningkatkan kualitas lingkungan pada umumnya.
I-2
Bab I Pendahuluan
I.5 Metodologi
1. Identifikasi masalah
Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada di Kota Palembang dalam aspek
kualitas lingkungan sehingga akan diperoleh kondisi eksisting hingga feasibility dari
perencanaan IPAL.
2. Studi Literatur
Mencari dan mempelajari data-data teoritis pendukung yang akan digunakan dalam
perencanaan disain IPAL domestik. Sumber-sumber yang dapat digunakan ialah sumber
yang berasal dari perpustakaan, internet maupun layanan publik.
3. Pengambilan data
Data primer dan sekunder yang dibutuhkan dalam perencanaan IPAL dapat diambil di
pemerintah Kota setempat. Baik itu Dinas Kependudukan, Dinas Pekerjaan Umum,
maupun Dinas Pengendalian Dampak Lingkungan Kota Palembang.
I-3
Bab I Pendahuluan
ini
berisi
ketentuan pelaksanaan,
spesifikasi
teknis material,
pekerjaan
I-4
Bab I Pendahuluan
I-5
BAB II
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
II.1 Umum
Kota Palembang merupakan Ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan yang terletak pada
104o37 sampai 104o52 BT dan 2o52 sampai 3o5 LS dengan batas-batas wilayah yakni :
Batas Utara
: Kabupaten Banyuasin
Batas Selatan
Batas Timur
: Kabupaten Banyuasin
Batas Barat
: Kabupaten Banyuasin
2007
Ilir Barat II
Gandus
Seb. Ulu I
Kertapati
Seb. Ulu II
Plaju
Ilir Barat I
Bukit Kecil
Luas Wilayah
622
6878
1744
4256
1069
1517
1977
992
II-1
Luas Wilayah
650
900
2558
2792
4250
9856
40061
Ke-14 kecamatan tersebut terbagi menjadi dua kelompok besar sesuai dengan letaknya yang
terpisahkan oleh Sungai Musi. Sebagian berada pada kawasan hulu dan sebagian lainnya
berada pada kawasan hilir. Daerah hilir terdapat kecamatan ILir Barat I, Kecamatan Ilir Barat
II, Kecamatam Gandus, Kecamatan Sukarami, Kecamatan Kemuning, Kecamatan Ilir Timur
I, Kecamatan Ilir Timur II, Kecamatan Kalidoni, Kecamatan Sako,dan Kecamatan Bukir
Kecil. Sedangkan pada kawasan hulu terdapat kecamatan Seberang Ulu I, Kecamatan
Seberang Ulu II, Kecamatan Plaju, dan Kecamatan Kertapati. Peta wilayah administrasi Kota
Palembang dapat dilihat pada Gambar 2.1.
II-2
II-3
2. Satuan Palembang Tengah, mempunyai batuan lempung dan lempung pasiran yang kedap
air, tersebar dibagian utara yaitu Kenten, Talang Betutu dan Sungai Ringgit (Kabupaten
Banyu Asin). Sedangkan disebelah selatan tersebar kearah Indralaya (Kabupaten Ogal
Ilir) dan Gelumbang (Kabupaten Muara Enim).
3. Satuan Palembang Bawah, tersebar dibagian dalam Kota Palembang dengan arah
memanjang ke barat daya tenggara dan merupakan suatu rangkaian antiklin.
Sebagian besar jenis tanah di wilayah Kota Palembang adalah tanah liat dan lapisan
aluvial terutama di wilayah Seberang Ilir. Sedangkan pada wilayah Seberang Ulu terdiri dari
tanah liat berpasir.
II.3.3 Hidrologi
Adanya perbedaan karakter topografi di Kota Palembang (kawasan Seberang Ulu
dengan Seberang Ilir) terkait dengan kondisi hidrologi, berupa keadaan anak-anak sungai
dalam wilayah. Di bagian wilayah Seberang Ulu terdapat anak-anak sungai yang relatif besar
dengan muara pada Sungai Musi. Anak-anak Sungai Musi yang relatif besar dan berhulu di
Pegunungan Bukit Barisan adalah Sungai Ogan dan Sungai Komering. Sedangkan anak-anak
Sungai Musi yang relatif kecil adalah Sungai Keramasan yang berhulu di Kabupaten Muara
Enim.
Selain anak-anak sungai tersebut, terdapat pula anak-anak sungai kecil dan pendek
yang bermuara pada Sungai Musi dan berhulu pada wilayah Kota Palembang dan kawasan
sekitarnya, seperti Sungai Aur dan Sungai Sriguna.
Pada bagian wilayah Seberang Ilir, aliran anak-anak sungai terbagi menjadi 2 (dua)
sesuai dengan karakteristik topografi yang ada, berupa adanya punggungan topografi. Pada
bagian selatan punggungan, terdapat anak-anak sungai yang mengalir pada Sungai Musi dan
berhulu pada punggungan topografi. Anak-anak sungai tersebut meliputi Sungai Lambidaro,
Sekanak, Buah, Batang, Selincah dan sebagainya. Pada bagian utara punggungan terdapat
anak-anak sungai yang mengalir keutara, yang bermuara antara lain ke Sungai Kenten.
II.4 Kependudukan
II.4.1 Kepadatan dan Distribusi Penduduk
Jumlah penduduk Kota Palembang meningkat sebesar 2,27% per tahun. Pada
pertengahan tahun 2006 jumlah penduduk mencapai 1.369.239 jiwa. Laju pertumbuhan ini
II-4
didasarkan pada faktor alami yakni kelahiran dan kematian serta dipengarhui oleh faktor
migrasi. Kepadatan penduduk tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Penduduk (jiwa)
2003
2004
2005
2007
Ilir Barat II
60.761
62.032
63.264
64.708
Gandus
48.502
49.015
50.078
51.182
Seb. Ulu I
142.587
146.403
149.135
152.607
Kertapati
74.738
76.417
77.978
79.736
Seb. Ulu II
82.902
86.109
86.889
88.833
Plaju
76.996
79.155
80.749
82.581
Ilir Barat I
106.727
109.952
112.099
114.668
Bukit Kecil
45.408
45.865
46.789
47.850
Ilir Timur I
75.448
77.450
78.674
80.599
Kemuning
80.246
81.865
83.423
85.351
Ilir Timur II
154.864
157.602
160.818
164.449
Kalidoni
86.418
87.718
89.617
91.596
Sako
90.229
90.263
92.214
94.251
Sukarame
161.609
163.705
167.066
170.828
1.287.435
1.312.551
1.338.793
1.369.239
Total
Tabel 2.3 Kepadatan Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan di
Kota Palembang Tahun 2006
(Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Palembang,2006)
Kecamatan
Luas
(km)
Jumlah
Rumah
Penduduk
Tangga
(jiwa)
Kepadatan Penduduk
(jiwa/km)
Ilir Barat II
6,22
12.827
64.708
10.403,2
Gandus
68,78
11.011
51.182
744,1
Seb. Ulu I
17,44
31.995
152.607
8.750,4
II-5
Kecamatan
Luas
(km)
Jumlah
Rumah
Penduduk
Tangga
(jiwa)
Kepadatan Penduduk
(jiwa/km)
Kertapati
42,56
16.942
79.736
1.873,5
Seb. Ulu II
10,69
19.749
88.833
8.309,9
Plaju
15,17
17.168
82.581
5.443,7
Ilir Barat I
19,77
25.249
114.668
5.800,1
Bukit Kecil
9,92
9.751
47.850
4.823,6
Ilir Timur I
6,50
16.604
80.599
12.399,8
Kemuning
9,00
19.656
85.351
9.483,4
Ilir Timur II
25,58
32.111
164.449
6.428,8
Kalidoni
27,92
21.135
91.596
3.280,7
Sako
42,50
19.380
94.251
2.217,7
Sukarame
98,56
36.598
170.828
1.733,2
Total
400,61
290.176
1.369.239
3.417,9
Dari Table 2.3 dapat dilihat bahwa penduduk Kota Palembang terakumulasi di Kecamatan
Sukarame sebesar 12,48% yakni 170.828 jiwa. Selain itu, dapat diketahui bahwa kepadatan
penduduk Kota Paelmbang tahun 2006 sebesar 3.417,9 jiwa/km2. Kecamatan terpadat adalah
kecamatan Ilir Timur I dengan kepadatan sebesar 12.399,8 jiwa/km2, sedangkan kepadatan
terendah berada pada Kecamatan Gandus yakni 744,1 jiwa/km2.
jumlah terbesar yakni 149.103 jiwa yang terdiri dari 70.712 jiwa penduduk laki-laki
dan 78.391 jiwa perempuan. Jumlah penduduk produktif (15-64 tahun) di Kota
Palembang ialah 928.000 jiwa dengan menanggung 441.239 jiwa penduduk bukan
usia produktif. Hal ini berarti bahwa angka beban ketergantungan di kota ini pada
tahun 2006 ialah 2,1 atau satu orang penduduk berusia produktif menanggung lebih
dari 2 orang usia bukan produktif.
II-6
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan Di
Kota Palembang Tahun 2006
Kecamatan
Penduduk (jiwa)
Sex Ratio
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Ilir Barat II
31.968
32.740
64.708
97,64
Gandus
24.341
26.841
51.182
90,69
Seb. Ulu I
77.254
75.353
152.607
102,52
Kertapati
38.938
40.798
79.736
95,44
Seb. Ulu II
42.960
45.873
88.833
93,65
Plaju
40.571
42.010
82.581
96,57
Ilir Barat I
57.038
57.630
114.668
98,97
Bukit Kecil
23.516
24.334
47.850
96,64
Ilir Timur I
43.152
37.447
80.599
115,23
Kemuning
42.884
42.467
85.351
100,98
Ilir Timur II
80.353
84.096
164.449
95,55
Kalidoni
43.608
47.988
91.596
90,87
Sako
44.902
49.349
94.251
90,00
Sukarame
83.239
87.589
170.828
95,03
Total
674.724
694.515
1.369.239
97,15
II-7
perusahaan
atau
industri.
Berdasarkan
Surat
Tanda
Uji
No.
II-8
memiliki kualitas di atas baku mutu yang ada yakni Baku Mutu Air Sungai Kelas I Peraturan
Gubernur No. 16 Tahun 2005. Berikut ini gambaran kondisi kualitas sungai Musi di beberapa
titik tersebut.
Parameter
Titik I
Titik 2
Titik 3
Titik 4
Baku Mutu
BOD (mg/l)
2,058
2,864
2,035
0,815
DO (mg/l)
1,67
1,44
2,6
1,3
TDS (mg/l)
1000
TSS (mg/l)
34
22
18
11
50
pH
6,64
6,46
6,52
6,58
6-9
Kecamatan
Ilir Barat II
Negeri
Swasta
Gandus
Negeri
Swasta
TK
SD
SMP
SMU
SMK
14
12
3
11
16
15
4
2
2
3
PT
II-9
10
11
12
13
14
Kecamatan
Seb. Ulu I
Negeri
Swasta
Kertapati
Negeri
Swasta
Seb. Ulu II
Negeri
Swasta
Plaju
Negeri
Swasta
Ilir Barat I
Negeri
Swasta
Bukit Kecil
Negeri
Swasta
Ilir Timur I
Negeri
Swasta
Kemuning
Negeri
Swasta
Ilir Timur II
Negeri
Swasta
Kalidoni
Negeri
Swasta
Sako
Negeri
Swasta
Sukarame
Negeri
Swasta
JUMLAH
TK
SD
SMP
SMU
SMK
1
16
35
37
6
10
1
6
33
35
3
10
1
4
13
13
16
2
11
1
9
11
29
30
2
13
1
8
1
26
34
32
5
11
4
12
2
4
10
12
2
5
22
12
19
2
13
1
8
2
2
14
20
24
2
9
2
12
1
7
28
31
32
4
19
2
16
1
5
16
30
34
5
12
1
10
31
19
18
5
7
2
2
41
246
36
34
682
10
10
198
3
10
129
1
5
49
PT
47
II-10
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Kecamatan
Ilir Barat II
Gandus
Seb. Ulu I
Kertapati
Seb. Ulu II
Plaju
Ilir Barat I
Bukit Kecil
Ilir Timur I
Kemuning
Ilir Timur II
Kalidoni
Sako
Sukarame
Total
Masjid
(buah)
Langgar/Mushola
(buah)
Gereja
(buah)
Vihara
(buah)
Pura
(buah)
23
24
54
50
33
34
74
29
29
31
59
49
64
110
663
47
19
74
22
12
9
48
118
59
46
36
490
1
2
6
2
1
2
16
2
7
3
5
6
53
1
8
1
8
1
4
1
11
35
9
3
12
II-11
2. Tipe B
3. Tipe C
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kota Palembang, bahwa pada tahun 2004, jumlah terminal
yang akan beroperasi berjumlah 13 unit.
II-12
mempunyai arti penting guna peningkatan pelayanan kenyamanan penduduk. Pada tahun
2004, fasilitas olahraga (GOR) berjumlah 54 unit. Sedangkan fasilitas hotel berjumlah 4029
bed dan 54 bioskop.
II.8 Kondisi Eksisting Penyediaan Air Bersih dan Pengelolaan Air Limbah
II.8.1 Penyediaan Air Bersih
Tingkat kebocoran PDAM Tirta Musi Kota Palembang masih tergolong tinggi yakni
mencapai 50%. Oleh karena itu, sampai pada tahun 2008, pemerintah bertekad untuk
meningkatkan pelayanan hingga mencapai 80% dengan membuat jaringan baru dan
mengganti perpipaan yang telah tua. Jumlah pelanggan, air minum yang didistribusikandan
tariff air minum pada tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9 Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum Kota Palembang
(Sumber : PDAM Tirta Musi Palembang)
Jenis Pelanggan
Didistribusikan (m3)
(m3)
2005
2006
2005
2006
Rumah Tangga
27.718.136
34.763.306
1.345
1.345
Usaha
1.421.535
5.782.261
3.350
3.350
28.165
38.570
3.350
3.350
3.707.330
538.391
1.845
1.845
807.527
626.735
4.700
4.700
Industri
Instansi Pemerintah
Lain-lain
II-13
Gambar 2.2 menyajikan kondisi eksisting pengolahan air buangan domestik Kota
Palembang.
2,51%
6,10%
15,87%
MCKPribadi
Fasilitas Bersama
Fasilitas Umum
Tidak Ada Fasilitas
75,51%
II.8.3 Permasalahan
Petumbuhan perekonomian Kota Palembang yang pesat memicu pertumbuhan
penduduk yang pesat pula. Hal ini tentu akan mempengaruhi kondisi kualitas lingkungan
dengan semakin meningkatnya air limbah domestik Kota Palembang. Untuk mengeliminasi
beban pencemaran yang diterima oleh badan air maka perlu dilakukan pengelolaan terhadap
air limbah domestik secara terpusat
II-14