Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
berbau khas. Cairan mani pada saat ejakulasi kental kemudian akibat enzim proteolitik
menjadi cair dalam waktu yang singkat (10-20 menit). Dalam keadaan normal, volume cairan
mani 3-5 ml pada satu kali ejakulasi dengan pH 7,2-7,6. Cairan mani mengandung
spermatozoa, sel-sel epitel, dan sel-sel lain yang tersuspensi dalam cairan yang disebut
plasma seminal yang mengandung spermin dan beberapa enzim seperti fosfatase asam.
Spermatozoa mempunyai bentuk khas untuk spesimen tertentu dengan jumlah yang
bervariasi, biasanya antara 60-120 juta/ml.2
Sperma itu sendiri didalam liang vagina masih dapat bergerak dalam waktu 4-5 jam
post-coitus; sperma masih dapat ditemukan tidak bergerak sampai sekita 24-36 jam postcoitus dan bila wanitanya mati masih akan dapat ditemukan 7-8 hari.
Pemeriksaan cairan mani dapat digunakan untuk membuktikan :
1.
Adanya persetubuhan melalui penentuan adanya cairan mani dalam labia
2.
2.2.
2.2.1
bentuk glikoprotein yang diproduksi oleh kelenjar prostat dan disekresikan kedalam plasma
mani, dan merupakan penanda yang spesifik untuk membuktikan adanya suatu cairan mani,
baik yang berasal dari individu yang normal, individu yang mengalami azoospermia atau
vasektomi sekalipun. Namun, komponen ini juga dapat ditemukan sebagai penanda adanya
suatu proses peradangan yang terjadi pada kelenjar prostat hingga keganasan kelenjar prostat.
Banyak metode pemeriksaam yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya struktur ini,
diantaranya
melalui
Ouchterlony
Doublr
Diffusion,
Elektroforesis
silang,
lama, sehingga tidak digunakan lagi sebagai anjuran pemeriksaan. Tes ELISA merupakan
metode pemeriksaan yang dianggap paling sensitif dan efektif, apalagi bila sampel yang akan
diperiksa jumlahnya cukup banyak, namun dinilai biaya yang dibutuhkan juga sangat mahal.
Beberapa waktu terakhir ini, mulai digunakan pula metode pemeriksaan dengan PSA
Membran test Assays (Rapid Test-PSA), yang akan memberikan hasil positif dengan
konsentrasi PSA 4mg/mL. PSA ini juga masih dapat ditemukan pada cairan vagina hingga
72
jam post coital. Pada penelitian yang dilakukan oleh Hochmeister dkk mengenai
pemeriksaan PSA dengan menggunakan. Membran Test Assay, dari beberapa sumber sampel
cairan mani, bahkan pada pakaian bahan katun yang ada bercak cairan maninya dan disimpan
dalan suhu ruangan, hingga usia bercak mani 2-30 tahun peun hal tersebut diatas, maka PSA
merupakan pemeriksaan biokimiawi yang paling spesifik dan sensitif terhadap cairan mani,
baik melalui pemeriksaan Rapid Test-PSA atau ELISA. 3
2.2.2. Choline
Choline adalah suatu produk degradasi dari lechitine yan ditemukan dalam
konsentrasi tinggi pada cairan mani. Konsentrasi choline dalam cairan mani bekisar antara
0,9-1, mg/ml. komponen ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan Florence.
Prinsip kerja dari pemeriksaan ini adalah akan terjadi ikatan antara iodide-iodida yang
terdapat dalam reagen fluorence dengan choline yang ada dalam cairan mani. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan cara meneteskan sampel yang telah dioleskan diatas kaca objek dengan
reagen Florence (6,6 gl KI, 10,16 gr I 2, 120 ml Aquadest). Kemudian sampel tersebut
diperiksa dibawah mikroskop, dan bila positif maka akan tampak adanya kristal cholin
peryodida yang berwarna coklat, berbentuk rhomboid dengan ujung yang terbelah. Namun,
pemeriksaan ini hanya digunakan sebagai tes preliminary saja terhadap sampel yang diduga
cairan mani, bukan merupakan tes identifikasi untuk cairan mani, bukan merupakan tes
identifikasi untuk cairan mani. Pada jaringan otak, hati, pancreas, lambung, uterus, lemak,
juga dapat ditemukan adanya kandungan choline. 3
2.2.3 Spermin
Spermin merupakan suatu struktur polyamino yang ada dalam cairan mani, yang
berasal dari kelenjar prostat. Konsentrasi spermim dalam cairan mani, jauh lebih tinggi bila
dibandingkan dengan jaringan lainnya. Struktur ini bisa diketahui melalui pemeriksaan
Berberio. Pemeriksaan ini dilakukan dilakukan dengan cara meneteskan cairan asam pikrat ke
atas kaca objek yang telah dioleskan sampel. Kemudian, sampel tersebut diperiksa dengan
menggunakan mikroskop. Bila positif, maka akan tampak adanya kristal spermin pikrat yang
berwarna kuning, berbentuk seperti jarum dengan ujung tumpul. Sama halnya dengan tes
Florence, tes Berberio ini juga merupakan tes premilinary saja terhadap sampel yang diduga
cairan mani, namun bukan merupakan tes identifikasi untuk cairan mani. Struktur spermin
ini dapat juga ditemukan dalam otot, jaringan persarafan, dan jaringan lainnya, dalam
konsentrasi yang bervariasi. 3
2.2.4
Zinc
Dalam plasma mani, kandungan seng ditemukan dalam konsentrasi yang cukup
tinggi, sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi suatu cairan tubuh yang diduga cairan
mani. 3
2.2.5. Fruktosa
Komponen fruktosa yang ada dalam plasma mani, bermanfaat sebagai sumber energi
oleh spermatozoa untuk memproduksi ATP. Dengan kata lain, kadar/konsentrasi fruktosa
dalam cairan mani sangat tergantung atau dipengaruhi oleh jumlah spermatozoa dalam cairan
mani. Fruktosa yang terkandung didalam cairan mani akan mengalami fruktolisis (pemecahan
fruktosa), sehingga semakin banyak jumlah spermatozoa dalam cairan mani, maka fruktolisis
pun akan ikut meningkat, karena spermatozoa membutuhkan energy yang berasal dari
pemecahan fruktosa tersebut, untuk digunakan sebagai sumber ATP bagi spermatozoa.
Kandungan fruktosa yang ada di dalam cairan mani juga dipengaruhi oleh faktor usia.
Kondisi ini telah diteliti oleh Nowakowski dkk, dan didapatkan kesimpulan bahwa kadar
fruktosa yang terkandung di dalam cairan mani, jumlahnya akan menurun secara kontinu
dengan usia. Hubungan ini dapat di lihat pada gambar 2.1. 3
jumlahnya ketika usia produktif, dan setelah usia bertambah maka kemampuan kelenjar dan
organ untuk memproduksi suatu hormon pun akan mulai menurun. Sehingga faktor usia
memiliki pengaruh cukup penting terhadap kadar fruktosa yang terkandung dalam caran
mani. 3
2.3
pemeriksaan analisa cairan mani. Analisa cairan mani ini, dilakukan dalam waktu tidak lebih
dari 1 jam setelah ejakulasi, atau sekitar 30 menit segera setelah cairan mani mulai mencair.
Hal ini harus diperhatikan, dengan tujuan untuk mecegah terjadinya dehidrasi atau perubahan
dalam temperature yang akan mempengaruhi kualitas dari cairan mani yang kita periksa.
Karakteristik-karakteristik cairan mani tersebut antara lain sebagai berikut: 3
1. Tampak sebagai massa semisolid yang kental, lalu dengan berjalannya waktu, cairan
mani biasanya akan mulai menjadi lebih cair, dengan waktu yang bersamaan akan tampak
ada gumpalan yang heterogen. Ketika proses ini terus berjalan, maka cairan akan tampak
menjadi lebih homogen dan sangat cair, hingga pada tahap akhir proses likuefaksi ini, hanya
akan tampak sebagian kecil daerah yang menggumpal saja. Pada pengumpulan sampel cairan
mani yang dilakukan dirumah atau dengan menggunakan kondom, secara normal cairan mani
baru akan mengalami likuefaksi pada saat tiba di laboratorium (dengan suhu diatur sekitar
37C).
2. Cairan mani memiliki viskositas normal sekitar 2cm. Dimana, hal ini didapatkan
melalui pemeriksaan dengan menggunakan pipet plastik disposable, yang memiliki diameter
sekitar 1,5mm, kemudian cairan mani akan diteteskan dari pipet tersebut sesuai pengaruh
gaya gravitasi, lalu dilihat panjang dari cairan mani yang mengalami
penetesan tersebut.
3. Memiliki osmolaritas yang tinggi, bahkan osmolaritasnya lebih tinggi bila dibandingkan
dengan plasma darah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mandal and Bhattacharyya,
1987, menyebutkan bahwa tingkat osmolaritas dari cairan mani sangat tergantung dengan
konsentrasi gula dan zat-zat organik lain (konsentrasi ion-ion) yang terkandung didalamnya.
Peneliti lain yaitu Velazquez et al, 1977, menyebutkan bahwa osmolaritas dari cairan mani
semakin meningkat secara pasti sesuai dengan usia cairan mani.
4. Tampak berwarna putih keabu-abuan keruh. Dimana kekeruhan ini akan tampak
semakin berkurang jika konsentrasi sperma didalam cairan mani tersebut sedikit. Dengan kata
lain, semakin keruh tampilan warna dari cairan mani , akan menunjukkan semakin besarnya
konsentrasi dari sel sperma didalamnya.
5. Jumlah volume dari cairan mani berkisar antara 1,4 mL-1,7 Ml (1,5mL). Namun,
pada beberapa penelitian volume cairan mani yang dihasilkan ternyata bervariasi, dengan
rata-rata volume yaitu 3,4 mL.
6. Cairan mani memiliki pH yang cenderung bersifat basa yaitu sekitar > 7,2. pH ini
didapatkan sebagai suatu keseimbangan antara terutama sekresi dari Vesikula Seminalis yang
bersifat basa, dengan sekresi dari Prostat yang bersifat asam. Walaupun cairan mani
komposisinya terdiri dari spermatozoa dan unsur unsur lain seperti yang telah disebutkan
diatas, jika spermatozoa mengalami perubahan, ternyata hanya akan memberikan kontribusi
yang kecil dalam perubahan komposisi cairan mani. Dari beberapa penelitian sebelumnya,
seperti yang dilakukan oleh Mortimer, 1994, menyebutkan bahwa sperma justru memiliki
kontribusi terkecil dalam membentuk komposisi cairan mani, yaitu hanya berkisar antara 15%. Bahkan, dari penelitian yang dilakukan oleh Bondani dkk, 1973, dengan
membandingkan komposisi plasma mani dan cairan mani utuh, menunjukkan indikasi bahwa
hadirnya sperma dalam kedua cairan tersebut, justru tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kadar total komponen ion dalam cairan mani. Oleh karena itu, perubahan
komposisi-komposisi yang ada dalam sperma, hanya memberikan kontribusi yang kecil
dalam perubahan komposisi cairan mani.
2.4
Pada saat pemeriksaan, dokter harus didampingi perawat yang sama jenis
kelaminnya dengan korban (biasanya wanita) atau bidan.
Tujuannya adalah untuk mengurangiVrasa malu korban dan sebagai saksi
terhadap prosedur pemeriksaan dan pengambilan sampel. Selain itu, hal ini
juga perlu demi menjaga keamanan dokter pemeriksa terhadap tuduhan palsu
bahwa dokter melakukan perbuatan tidak senonoh terhadap korban saat
pemeriksaan.
Status pernikahan,
When:
Where:
Who:
2. Pemeriksaan fi sik
Saat melakukan pemeriksaan fi sik, gunakan prinsip top-to-toe. Artinya,
pemeriksaan fisik harus dilakukan secara sistematis dari ujung kepala
sampai ke ujung kaki. Pelaksanaan pemeriksaan fi sik juga harus
memperhatikan keadaan umum korban. Apabila korban tidak sadar atau
keadaan umumnya buruk, maka pemeriksaan untuk pembuatan visum
dapat ditunda dan dokter fokus untuk life-saving terlebih dahulu. Selain
itu, dalam melakukan pemeriksaan fisik, perhatikan kesesuaian dengan
keterangan korban yang didapat saat anamnesis.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan dapat dibagi menjadi pemeriksaan
umum dan khusus.
Pemeriksaan fisik umum mencakup:
Tingkat kesadaran,
Keadaan umum,
Tanda vital,
Status generalis,
Rambut (tercabut/rontok)
Status lokalis dari luka-luka yang terdapat pada bagian tubuh selain
daerah kemaluan atau bercak cairan mani;
Labia mayora dan minora (bibir kemaluan besar dan kecil), apakah
ada perlukaan pada jaringan lunak atau bercak cairan mani;
2.5
1. Tanpa Pewarnaan
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat motilitas spermatozoa. Pemeriksaan ini
paling bermakna untuk memperkirakan saat terjadinya spermatozoa. 2
Cara Pemeriksaan :
Letakkan satu tetes cairan vagina pada kaca objek kemudian ditutup. Periksa
dibawah mikroskop dengan pembesaran 500 kali. Perhatikan pergerakkan
spermatozoa. 2
Hasil :
Umumnya disepakati dalam 2 3 jam setelah persetubuhan masih dapat
ditemukan spermatozoa yang bergerak dalam vagina. Haid akan memperpanjang
waktu 3 4 jam. Setelah itu spermatozoa tidak bergerak lagi dan akhirnya ekornya
akan menghilang (lisis), sehingga harus dilakukan pemeriksaan dengan pewarnaan.
Berdasarkan beberapa penelitian, dapat disimpulkan bahwa spermatozoa masih dapat
ditemukan 3 hari, kadang kadang sampai 6 hari pasca persetubuhan. Pada orang
mati, spermatozoa masih dapat ditemukan hingga 2 minggu pasca persetubuhan,
bahkan mungkin lebih lama lagi. 2
2. Dengan Pewarnaan
Cara Pemeriksaan :
Buat sediaan apus dan fiksasi dengan melewatkan gelas sediaan apus tersebut
pada nyala api. Pulas dengan HE, Methy Lene Blue atau Malachite Green. 2
Cara pewarnaan yang mudah dan baik untuk kepentingan forensik adalah pulasan
dengan Malachite Green dengan prosedur sebagian berikut :
Warnai dengan larutan Malachite Green 1% selama 10-15 menit, lalu cuci
dengan air mengalir dan setelah itu lakukan counter stain dengan larutan Eosin
Yellowish 1% selama 1 menit, terakhir cuci lagi dengan air. 2
Hasil :
Keuntungan dengan pulasan ini adalah inti sel epitel dan leukosit tidak
terdiferensiasi, sel epitel berwarna merah muda merata dan leukosit tidak terwarnai.
Kepala spermatozoa tampak merah dan lehernya merah muda, ekornya berwarna
hijau. 2
Bila persetubuhan tidak ditemukan, belum tentu dalam vagina tidak ada
ejakulat karena kemungkinan azoosperma atau pascavasektomi. Bila hal ini terjadi,
maka perlu dilakukan penentuan cairan mani dalam cairan vagina. 2
Dasar reaksi adanya enzim fosfatase asam dalam kadar tinggi yang
dihasilkan oleh kelenjar prostat. Aktifitas enzim fosfatase asam rata-rata
adalah sebesar 2500 U.K.A. (Kaye). Dalam secret vagina setelah 3 hari
abstinensi seksualis ditemukan aktifitas 0-6 Unit (Risfeld). 2
Dengan menentukan secara kuantitatif aktifitas fosfatase asam per 2
cm2 bercak, dapat ditentukan apakah bercak tersebut adalah bercak mania atau
bukan. Aktifitas 25 U.K.A. per 1 cc ekstrak yang diperoleh dari 1 cm 2 bercak
dianggap spesifik sebagai bercak mani. 2
Reagens untuk pemeriksaan ini adalah :
Larutan A :
Brentamin Fast Blue
1 g (1)
10 ml (3)
Aquadest
100 ml (4)
Larutan B :
Natrium-alfa-napthyl phosphate 800 mg
Aquadest
10 ml
ini
dilakukan
bila
terdapat
azoospermia/tidak
ditemukan
Akuades 30 ml
Hasil :
Bila terdapat mani, tampak kristal kolin periodida coklat berbentuk
jarum dengan ujung sering terbelah. 2
Test ini tidak khas untuk cairan mani karena bahan yang berasal dari
tumbuhan atau binatang akan memperlihatkan kristal yang serupa
tetapi hasil postif pada test ini dapat menentukan kemungkinan
terdapat cairan mani dan hasil negative menentukan kemungkinan lain
selain cairan mani. 2
c. Reaksi Berberio
A+H
B
B+H
A
H*
H*
H*
A+H
A+B
H* : hanya H
Jika dari secret vagina wanita golongan O, ditemukan substansi A dan H atau B
dan H, berarti terdapat substansi sendiri bersama dengan substansi asing. Jika
ditemukan substansi A atau B atau A dan B, berarti pada secret vagina tersebut
terdapat substansi asing. Adanya substansi asing menunjukkan bahwa di dalam
vagina tersebut terdapat cairan mani. 2
5. Pemeriksaan Bercak Mani Pada Pakaian
a. Secara visual
Bercak mani berbatas tegas dan warnanya lebih gelap daripada sekitarnya.
Bercak yang sudah agak tua berwarna kekuningan. Pada bahan sutera / nilon,
batas sering tidak jelas, tetapi selalu lebih gelap daripada sekitarnya. Pada tekstil
yang tidak menyerap, bercak segar menunjukkan permukaan mengkilat dan
translusen kemudian mengering. Dalam waktu kira-kira 1 bulan akan berwarna
kuning sampai coklat.Pada tekstil yang menyerap, bercak segar tidak berwarna
atau bertepi kelabu yang berangsur-angsur menguning sampai coklat dalam waktu
1 bulan. 2
Dibawah sinar ultraviolet, bercak semen menunjukkan flouresensi putih.
Bercak pada sutera buatan atau nilon mungkin tidak berflouresensi. Flouresensi
terlihat jelas pada bercak mani pada bahan yang terbuat dari serabut katun. Bahan
makanan, urin, sekret vagina, dan serbuk deterjen yang tersisa pada pakaian sering
berflouresensi juga. 2
b. Secara taktil (perabaan)
Bercak mani teraba kaku seperti kanji. Pada tekstil yang tidak menyerap,
bila tidak teraba kaku, masih dapat dikenali dari permukaan bercak yang teraba
kasar. 2
c. Uji pewarnaan Baecchi
Asam klorida 1 % 40 ml
Cara Pemeriksaan :
Gunting bercak yang dicurigai sebesar 5 mm x 5 mm pada bagian pusat
bercak. Bahan dipulas dengan reagen Baecchi selama 2 5 menit, dicuci
dalam HCL 1 % dan dilakukan dehidrasi berturut-turut dalam alkohol 70 %,
80 % dan 95 100 % (absolut). Lalu dijernihkan dalam xylol (2x)dan
keringkan di antara kertas saring. 2
Ambillah 1 2 helai benang dengan jarum.Letakkan pada gelas objek dan
uraikan sampai serabut-serabut saling terpisah. Tutup dengan kaca penutup
dan balsem Kanada. Periksa dengan mikroskop pembesaran 400 x. 2
Hasil :
Serabut pakaian tidak berwarna, spermatozoa dengan kepala berwarna merah
dan ekor berwarna merah muda terlihat banyak menempel pada serabut
benang. 2
Cara pemeriksaan :
Sehelai kertas saring yang telah dibasahi akuades ditempelkan pada bercak
yang dicurigai selama 5 10 menit. Keringkan lalu semprotkan / teteskan
dengan reagen. Bila terlihat bercak ungu, kertas saring diletakkan kembali
pada pakaian sesuai dengan letaknya semula untuk mengetahui letak bercak
pada kain. 2
Reaksi fosfatase asam dan florence dilakukan bila pada pemeriksaan tidak
dapat ditemukan sel spermatozoa. 2
Cara lugol
Kaca objek ditempelkan dan ditekan pada glans penis, terutama pada
bagian kolum, korona serta frenulum, kemudian letakkan dengan spesimen
menghadap kebawah diatas tempat yang berisi larutan ligol dengan tujuan
agar uap yodium akan mewarnai sediaan tersebut. Hasil akan