You are on page 1of 13

RESUME STUDI KELAYAKAN BISNIS

ASPEK-ASPEK YANG DIANALISIS DALAM STUDI


KELAYAKAN BISNIS

Diajukan untuk Memenuhi Tugas,


Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis,
Semester Ganjil, Tahun Akademik
2016/2017

Disusun oleh:
Anggy Sapta Pradyka

(145020201111022)

JURUSAN S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016

Aspek Hukum
Secara spesifik analisis aspek hukum pada studi kelayakan bisnis bertujuan untuk:
a. Menganalisis legalitas usaha yang akan dijalankan
b. Menganalisis ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis yang akan
dilaksanakan
c. Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi persyaratan
perizinan
d. Menganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akan dibiayai dengan
pinjaman

Jenis-jenis badan usaha


Bentuk badan usaha yang dipilih tergantung pada modal yang dibutuhkan dan jumlah
pemilik. Pemilihan badan usaha didasarkan pada:
a. Besarnya modal yang diperlukan untuk menjalankan bisnis
b. Tingkat kemampuan dan tanggungjawab hukum dan keuangan
c. Bidang industri yang dijalankan
d. Persyaratan perundang-undangan yang berlaku
Beberapa bentuk badan usaha:
a. Perusahaan perseorangan
Definisi:
Merupakan bentuk badan usaha tanpa adanya pembedaan pemilikan antara
hak milik pribadi dengan hak milik perusahaan (Indriyo, 2005)
Dengan tidak adanya pemisahan pemilikan antara hak milik pribadi dengan
milik perusahaan, yang setiap saat harus menanggung utang-utang perusahaan.
Peraturan Hukum:
Tidak ada peraturan , hanya izin permohonan dari kantor perizinan setempat
b. Firma (Fa)
Definisi:
Menurut Manulang (1975), persekutuan dengan firma adalah persekutuan
untuk menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama.
Para anggota yang berkumpul merupakan anggota aktif sehingga satu
perusahaan dikelola dan dimiliki oleh beberapa orang.
Peraturan Hukum:
Ketentuan tentang firma diatur dalam pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang yang berbunyi Perseroan dibawah firma adalah suatu persekutuan
untuk menjalankan perusahaan di bawah nama bersama.
Selain itu, pasal 18 UU Hukum Dagang menyebutkan inti dari firma, yaitu
bahwa tiap-tiap anggota saling menanggung dan semuanya bertanggunghawab
terhadap perjanjian firma tersebut.
Kemudian diperkuat lagi oelh pasal 16 dan 18 Kitab undang-Undang Hukum
Perdata.
c. Perserikatan komanditer (CV)

Definisi:
Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan
untuk mengelola usaha bersama, dimana ada anggota aktif dan pasif.
Anggota aktif merupakan anggota yang mengelola usahanya serta
bertanggungjawab penuh terhadap utang perusahaan. Sedangkan, anggota
pasif merupakan anggota yang hanya menyetorkan modalnya saja dan tidak
ikut mengelola perusahaan, bertanggungajawab sebatas pada modal yang
disetorkannya saja.
Peraturan Perundang-undangan:
Ketentuan tentang CV diatur dalam Pasal 19 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang yang bunyinya Persekutuan secara melepas uang yang dinamakan
persekutuan komanditer didirikan antara satu orang atau beberapa sekutu yang
secara tanggung-menanggung bertanggungjawab untuk seluruhnya pada pihak
satu dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak lain.
d. Perseroan terbatas (PT)
Definisi:
Merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan
untuk mengelola usaha bersama, dimana perusahaan memberikan
kesempatan kepada masyarakat luas untuk menyertakan modalnya ke
perusahaan dengan cara membeli saham perusahaan.
Peraturan Hukum:
Ketentuan tentang Perseroan Terbatas ini diatur dalam UU RI Nomor 1
Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.
e. Yayasan
Menurut UU Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, yayasan adalah badan
hukum yang terdiri atas kekayaan yang di pisahkan dan diperuntukkan untuk
mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan yang
tidak mempunyai anggota.
f. Koperasi
Menurut pasal 1 ayat 1 UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian,
koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Langkah-langkah mendirikan badan usaha


a. Perusahaan Perseorangan
1. Persiapan
2. Pendaftaran ke notaris
b. Perserikatan Komanditer (CV)
1. Persiapan
2. Pendaftaran notaris
3. Untuk memperkokoh posisi CV, sebaiknya CV yang telah didirikan dengan
akta notaris didaftarkan pada pengadilan negeri setempat
c. Perseroan Terbatas

1. Pembuatan akta notaris


2. Anggaran dasar
3. Pengesahan Menteri Kehakiman
4. Pendaftaran wajib
5. Pengumuman dalam Tambahan Berita Negara (TBN)
d. Yayasan
1. Penyampaian dokumen-dokumen yang diperlukan
2. Penandatanganan akta pendirian yayasan
3. Pengurusan surat keterangan domisili Usaha Perseroan Terbatas
4. Pengurusan NPWP
5. Pengesahan yayasan menjadi badan hukum di Dep. Keh dan HAM
6. Pengumuman dalam Berita Negara RI (BNRI)
e. Koperasi
1. Menyelenggarakan rapat pendirian koperasi oleh anggota masyarakat yang
menjadi pendirinya
2. Pelaksanaan rapat pendirian yang dihadiri oleh para pendiri ini dituangkan
dalam berita acara rapat pembentukan dan akta pendirian yang memuat
anggaran dasar koperasi
3. Apabila diperlukan, dan atas permohonan para pendiri, pejabat Departemen
Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah dalam wilayah domisili para
pendiri dapat diminta hadir untuk membantu kelancaran jalannnya rapat dan
memberikan petunjuk seperlunya
4. Para pendiri koperasi mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian
secara tertulis kepada pejabat
5. Permohonan pengesahan akta pendirian kepada pejabat, tergantung pada
bentuk koperasi yang didirikan dan luasnya wilayah keanggotaan koperasi
yang bersangkutan
6. Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian ditolak, alasan penolakan
diberitahukan oleh pejabat kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu
paling lambat 3 bulan setelah diterimanya permintaan
7. Pengesahan akta pendirian diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 bulan
setelah diterimanya permintaan pengesahan
8. Pengesahan akta pendirian diumumkan dalam BNRI

Pengurusan izin usaha dan izin lokasi


Persyaratan perizinan usaha dan izin lokasi:
a. Pengurusan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
b. Pengurusan izin prinsip
c. Pengurusan izin lokasi
d. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
e. Izin HO (Hinder Ordonasi)
f. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
g. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
h. Izin Usaha Industri (IUI)
i. Izin Perluasan Usaha (IUP)
j. Izin Reklame

k. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)

Ketentuan jual beli tanah

Proses jual beli tanah harus dilakukan secara cermat sesuai dengan ketentuan
yang berlaku agar tidak terjadi permasalahan hukum, yang berakibat terhadap
kelancaran dalam menjalankan usahanya.
Pejabat yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan jual beli tanah adalah
Pejabat Pembuat Akta Tanah, yang terdiri dari:
a. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) sementara
b. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
Data dan dokumen saat proses jual beli tanah:
a. Data tanah
b. Data penjual dan pembeli (masing-masing): terdiri dari perorangan ataupun
perusahaan

Aspek Teknis dan Operasi


Secara spesifik analisis dari aspek ini dalam studi kelayakan bisnis
adalah:
a. Menganalisi kelayakan lokasi untuk menjalankan bisnis.
b. Menganalisis besarnya skala produksi untuk mencapai tingkatan skala ekonomis.
c. Menganalisis kriteria pemilihan mesin peralatan dan teknologi untuk menjalanlkan
proses produksi.
d. Menganalisis layout pabrik, layout bangunan, dan fasilitas lainnya.
e. Menganalisis teknologi yang akan digunakan.

Beberapa hal yang perlu dipahami kaitannya dengan aspek


teknik/operasi:
1. Penentuan Lokasi Bisnis
Lokasi bisnis adalah lokasi dimana bisnis akan dijalankan, baik lokasi untuk lahan pabrik
maupun lokasi untuk perkantoran (administrasi).
Lokasi bisnis mempunyai pengaruh yang besar terhadap biaya operasional dan biaya
investasi.
Variabel-variabel utama dalam pemilihan lokasi bisnis:
a. Ketersediaan bahan mentah
- Jumlah bahan mentah yang dibutuhkan
- Harga bahan mentah
- Kapasitas, kualitas, dan kontinuitas sumber bahan mentah
- Biaya pendahuluan yang diperlukan
b. Letak pasar yang dituju
c. Ketersediaan sumber energi, air, dan sarana komunikasi
d. Ketersediaan tenaga kerja
- Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
- Upah tenaga kerja
- Biaya pendahuluan sebelum tenaga kerja bekerja (biaya rekruitmen dan biaya
pelatihan)
e. Ketersediaan fasilitas transportasi
Variabel-variabel pendukung dalam pemilihan lokasi bisnis:
a. Hukum, peraturan, dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat setempat
b. Iklim, keadaan tanah, dan struktur topografis lain
c. Sikap masyarakat terhadap ide bisnis yang akan dijalankan
d. Rencana pengembangan perusahaan pada masa yang akan datang
e. Biaya pengerasan tanah

2. Penentuan Luas Produksi


Luas produksi merupakan jumlah atau volume hasil produksi yang seharusnya diproduksi
oleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Hal ini harus direncanakan secara matang
untuk pencapaian keuntungan yang optimal.
3. Pemilihan Mesin, Peralatan, dan Teknologi
Pemilihan mesin, peralatan, dan teknologi merupakan hal yang penting. Karena apabila
terjadi kesalahan pemilihan mesin, peralatan, dan teknologi akan menimbulkan kerugian
jangka panjang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan mesin dan peralatan:
a. Kesesuaian dengan teknologi
b. Harga perolehan
c. Kemampuan
d. Tersedianya pemasok
e. Tersedianya suku cadang
f. Kualitas
g. Umur ekonomis
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan teknologi:
a.
b.
c.
d.

Kemampuan tenaga kerja


Kesesuaian teknologi dengan bahan baku yang digunakan
Kemungkinan untuk mengembangkan teknologi di masa yang akan datang
Keberhasilan pemakaian teknologi di tempat lain

4. Penentuan Layout Pabrik dan Bangunan


Layout pabrik merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan dalam proses produksi.
Layout yang baik memiliki beberapa kriteria:
1. Meminimalkan jarak angkut antar bagian
2. Aliran material yang baik
3. Efektif dalam penggunaan ruang
4. Luwes atau indah
5. Memberikan keselamatan atas barag-barang yang diangkut
6. Memungkinkan adanya perluasan bisnis
7. Meminimalkan biaya produksi
8. Memberikan jaminan keamanan yang cukup bagi keselamatan tenaga kerja
3 macam layout:
a. Layout proses atau fungsional
b. Layout produk atau garis
c. Layout kelompok

Aspek Manajemen dan Organisasi


Tujuan dari analisis aspek manajemen dan organisasi pada studi kelayakan bisnis
bertujuan untuk:
Menganalisis penjadwalan pelaksanaan pembangunan bisnis
Menganalisis jenis-jenis pekerjaan yang diperlukan untuk pembangunan bisnis
Menganalisis waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan yang
diperlukan untuk pembangunan bisnis
Menganalisis persyaratan yang diperlukan untuk memangku pekerjaan pada suatu
bisnis
Menganalisis struktur organisasi yang cocok untuk menjalankan bisnis
Menganalisis metode pengadaan tenaga kerja untuk menjalankan bisnis
Menganalisis kesiapan tenaga kerja untuk menjalankan bisnis

Dasar-dasar Manajemen Proyek:


1. Perencanaan dan penjadwalan proyek
Perencanaan proyek merupakan usaha untuk membuat dan menentukan apa yang
harus dicapai pada suatu proyek, kapan, dan bagaimana proyek tersebut dilaksanakan.
Penjadwalan proyek merupakan bagian dari proyek secara keseluruhan. Penjadwalan
ini bertujuan untuk menentukan kapan sebuah proyek dilaksanakan berdasarkan
urutan tertentu, dari awal sampai akhir proyek.
Hal-hal yang perlu diidentifikasi pada perencanaan proyek:
Kegiatan-kegiatan yang diperlukan pada pembangunan proyek
Sumber daya manusia yang akan melakukan setiap tahap pelaksanaan kegiatan
Fasilitas yang diperlukan untuk setiap tahap pelaksanaan kegiatan
Waktu mulai setiap pelaksanaan tahap pekerjaan
Waktu pelaksanaam setiap tahap pekerjaan
Waktu berakhirnya tahap pekerjaan
Bahan dan peralatan yang dibutuhkan
Biaya yang diperlukan setiap tahap pekerjaan
Pengawasan yang diperlukan untuk setiap tahap pekerjaan
Usaha-usaha yang harus dilakukan untuk melakukan perbaikan
Biaya yang diperlukan untuk mempercepat setiap tahap kegiatan
Kegiatan penjadwalan proyek:

Membagi proyek ke dalam bentuk tugas dan mengestimasi waktu serta sumber
daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut
Pengorganisasian tugas yang bersamaan untuk membuat jadwal yang optimum
Meminimumkan ketergantungan tugas untuk menghindari adanya jeda waktu
yang ditimbulkan oleh suatu tugas yang pengerjaannya harus menunggu tugas
lainnya selesai.

Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk merencanakan dan


menjadwalkan proyek:
a. Bagan GANTT: memberikan informasi tentang jenis-jenis pekerjaan yang
dilakukan dan lama waktu untuk setiap kegiatan.
b. PERT (Program Evaluation and Review Technique): membagi
proyek/kegiatan induk menjadi kegiatan yang lebih kecil dan menyusunnya
menjadi jalur kerja yang logis sehingga jangka waktu dan biaya pengerjaan
dapat dioptimalkan
c. CPM (Critical Path Method): metode ini dapat digunakan untuk aktivitas
yang durasinya sudah diketahui

2. Analisis jabatan
Analisis jabatan merupakan kegiatan mempelajari dan mengumpulkan informasi
tentang suatu pekerjaan berkaitan dengan berbagai operasi dan kewajiban suatu
jabatan.

3. Deskripsi jabatan
Merupakan uraian tentang tugas dan kewajiban suatu jabatan tertentu, yang
semestinya memuat beberapa hal berikut ini:
Identifikasi jabatan
Ringkasan jabatan
Tugas yang harus dilaksanakan
Pengawasan yang diberikan dan diterima
Hubungan dengan jabatan-jabatan lainnya
Bahan-bahan, alat-alat, dan mesin yang digunakan
Kondisi kerja
Penjelasan istilah-istilah yang tidak lazim
Komentar tambahan untuk melengkapi penjelasan sebelumnya

4. Spesifikasi pekerjaan
Spesifikasi pekerjaan adalah penentuan syarat-syarat minimum yang dapat diterima
agar seseorang dapat menjalankan suatu pekerjaan dengan baik.

5. Proyeksi kebutuhan tenaga kerja


Besarnya proyeksi kebutuhan tenaga kerja tergantung pada proyeksi penjualan yang
diperoleh pda perhitungan aspek pasar dan luas produksi yang diperoleh dari
perhitungan pada aspek teknis.

6. Rekrutmen karyawan
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menarik calon karyawan:
Melalui iklan
Kantor penempatan tenaga kerja
Rekomendasi dari karyawan yang sedang bekerja
Lembaga pendidikan
Lamaran yang masuk secara kebetulan
Nepotisme
Leasing

Serikat buruh

7. Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antarkomponen bagianbagian dan posisi-posisi dalam suatu organisasi. Tujuannya adalah agar pekerjaan
dapat diselesaikan dengan lebih baik dibandingkan tanpa adanya pembagian tugas
kerja.
Pembagian departemen:
a. Struktur organisasi fungsional
Merupakan struktur organisasi yang mengelompokkan individu-individu pada
organisasi berdasarkan pekerjaan sama.
b. Struktur organisasi produk
Merupakan struktur organisasi yang mengelompokkan individu-individu pada
oragnisasi berdasarkan jenis produk yang dihasilkan/dipasarkan.
c. Struktur organisasi matriks
Merupakan kombinasi dari struktur organisasi fungsional dan organisasi produk.

Aspek Politik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya

Aspek Politik
Aspek politik tentunya sangat berkaitan erat dengan kebijakan pemerintah, karena hal
ini akan sangat mempengaruhi proses, kuantitas, kualitas, karakteristik, volume, dan
pertumbuhan pembangunan.
Kebijakan pemerintah juga mengatur pembangunan sektor publik dan pembangunan
sektor bisnis. Dengan adanya jembatan lalu lintas menjadi lancar sehingga distribusi
barang dan jasa juga akan semakin baik sehingga memperlancar kinerja perusahaan.
Kinerja perusahaan yang baik nantinya akan berdampak pada laba perusahaan yang
baik (besar), laba yang baik akan dikenakan pajak yang besar dalam hal ini tentunya
sejalan dengan pajak progresif.
Lingkup aspek politik yang harus diperhatikan dalam mendirikan suatu bisnis:
1. Stabilitas politik
Jika tingkat stabilitas nasional (tingkat keamanan) dari suatu negara rendah maka
negara tersebut akan sangat sulit untuk melakukan pembangunan, baik dari
pemerintah maupun pihak bisnis.
Masalah lain yang harus diperhatikan yaitu stabilitas pemerintah di masa yang
akan datang.
2. Arah kebijakan pemerintah pada pembangunan
Kebijakan pembangunan selalu mengalami perubahan maka berbagai peraturan
dan ketentuan yang digariskan oleh pemerintah juga mengalami perubahan.
Kebijakan ini aka dibedakan kedalam kebijakan pusat dan daerah, bisnis harus
memahami hal ini.
3. Syarat mendirikan proyek
Calon pimpinan puncak harus mengetahui secara tepat proses pengurusan izin
mendirikan bisnis, termasuk prosedur dan persyaratannya.
4. Memilih daerah lokasi proyek
Daerah proyek adalah suatu daerah yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk
boleh ditempati suatu perusahaan tertentu.
5. Peraturan moneter
Para analis proyek atau para pendiri bisnis harus memperhatikan fluktuasi nilai
tukar mata uang suatu negara, yang paling penting dengan siapa negera itu
berhubungan dan bagaimana fluktuasinya di negara yang berkaitan.
6. Birokrasi pemerintah
Memperhatikan bagaimana sikap pemerintah terhadap perusahaan asing yang
beroperasi di negara yang bersangkutan apabila ingin menanam bisnis di negara
lain.

Aspek Ekonomi
Aspek ini menunjuk kepada pengertian bahwa beban dan manfaat proyek ditinjau dari
sudut pandang masyarakat secara keseluruhan atau dengan kata lain pertimbangan
beban dan manfaat tidak dikaitkan dengan kepentingan atau pandangan investor yang
hanya melihat pada hasil yang akan diperoleh melainkan dikaitkan dengan beban dan
manfaat kepentingan dan pandangan masyarakat.
Dalam aspek ekonomi yang menjadi perhatian adalah laba non finansial atau laba.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Manfaat ekonomi suatu proyek:


Menaikkan pendapatan (daya beli) masyarakat
Membantu proses pemerataan pendapatan
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Mengatasi kesenjangan ekonomi
Mengurangi pengangguran
Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat
Memperlancar lalu lintas kendaraan
Dll.

Secara tidak langsung semuanya akan meningkatkan daya beli masyarakat secara
keseluruhan dan hal itu dapat memberikan kontribusi positif bagi proyek bisnis.
Dalam kaitannnya dengan studi kelayakan bisnis, aspek ekonomi dapat dilihat dari
struktur industri dan distribusi pendapatan suatu negara.

4 jenis struktur industri:


1.
2.
3.
4.

Struktur ekonomi sederhana


Struktur ekonomi pengekspor bahan baku
Struktur ekonomi menuju semi industri
Struktur ekonomi menuju industri

7 kelompok kategori distribusi pendapatan:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kategori sangat rendah


Kategori rendah
Kategori menengah
Kategori menengah atas
Kategori atas
Kategori teratas
Kategori khusus

Aspek Sosial
Setiap orang di dunia ini tidak akan dapat mengisolir diri dari orang lain, karena
adanya proses saling membutuhkan yang menjadikan manusia membentuk kelompok.
Kelompok ini dalam teori sosiologi dinamakan dengan kelas sosial. Oleh karena itu,
para pebisnis harus membuat tabulasi, mempelajari, dan menganalisis secara seksama
dan hati-hati terhadap kelas sosial ini dan mempertimbangkan seberapa besar
pengaruhnya terhadap produk dan jasa yang akan dihasilkannya.
Kelas sosial mempunyai beberapa ciri:
1. Orang yang berada dalam setiap kelas sosial cenderung lebih berperilaku serupa
daripada orang yang berasal dari dua kelas yang berbeda
2. Orang dipandang mempunyai pekerjaan yang rendah atau tinggi sesuai dengan
kelas sosialnya
3. Kelas seseorang umumnya dinyatakan dengan beberapa variabel seperti jabatan,
penghasilan, kekayaan, pendidikan, dan orientasi terhadap nilai
4. Seseorang mampu berpindah dari satu kelas ke kelas yang lain, baik dari bawah ke
atas maupun sebaliknya. Sampai sejauh mana perubahan itu berlangsung
tergantung kepada ketat longgarnya lapisan sosial dalam masyarakat.
Dalam hubungannnya dengan bisnis, maka sangat jelas bahwa setiap anggota kelas
sosial menunjukkan pilihan produk dan jasa yang berbeda dalam hal kualitas,
kuantitas, merek, harga, dan lain sebagainya. Sehingga akan tau pasar mana yang
akan jadi sasaran.

Aspek Budaya
Dalam aspek budaya yang harus diperhatikan meliputi agama, kepercayaan, adat
istiadat, dan kebiasaan masyarakat setempat.
Pembangunan bisnis di suatu daerah juga harus memperhatikan dan disesuaikan
dengan budaya masyarakat yang tinggal di daerah tersebut, karena jika tidak sesuai
dengan budaya dan menentang kebiasaan masyarakat maka akan menjadi penghalang
dan tantangan tersendiri bagi suatu bisnis.

DAFTAR PUSTAKA
Husnan, Suad, dan Suwarsono Muhammad. 2014. Studi Kelayakan Proyek.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Ichsan, Kusnadi, Wahyudi N Saleh, dan Wiyono. 1998. Studi Kelayakan Proyek.
Malang: Universitas Brawijaya
Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis (Pendekatan Praktis). Yogyakarta: CV.
ANDI OFFSET

You might also like