Professional Documents
Culture Documents
PERBANKAN
SYARIAH:
Transaksi Murabahah
Fakultas
Ekonomi dan
Bisnisl
Program
Studi
Akuntansi
Abstract
Tatap
Muka
07
Kode MK
Disusun Oleh
MK84048
Kompetensi
mampu
transaksi-
Pendahuluan
Pengertian Murabahah
Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan
keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Dalam murabahah, bank
syariah dapat bertindak sebagai penjual dan juga pembeli. Sebagai penjual apabila bank
syariah menjual barang kepada nasabah, sedangkan sebagai pembeli apabila bank
syariah membeli barang kepada supplier untuk dijual kepada nasabah.
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan
ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan
barang tersebut kepada pembeli (PSAK 102 Paragraf 5). Definisi ini menunjukkan bahwa
transaksi murabahah tidah harus dalam bentuk pembayaran tangguh (kredit), melainkan
dapat juga dalam bentuk tunai setelah menerima barang, ditangguhkan dengan mencicil
setelah menerima barang ataupun ditangguhkan dengan membayar sekaligus di kemudian
hari (PSAK 102 paragraf 8).
201
5
Perbankan Syariah
Sofyan Halim, SE. M. Ak.
201
5
Perbankan Syariah
Sofyan Halim, SE. M. Ak.
b.
201
5
Perbankan Syariah
Sofyan Halim, SE. M. Ak.
Pertama, dimulai dari pengajuan pembelian barang oleh nasabah. Pada saat itu, nasabah
menegosiasikan harga barang, margin, jangka waktu pembayaran, dan besar angsuran
perbulan.
Kedua, Bank sebagai penjual selanjutnya mempelajari kemampuan nasabah dalam
membayar piutang murabahah. Apabila rencana pembelian barang tersebut disepakati oleh
kedua belah pihak, maka dibuatlah akad murabahah. Isi akad murabahah setidaknya
mencakup berbagai hal agar rukun murabahah dipenuhi dalam transaksi jual beli yang
dilakukan.
Ketiga, setelah akad disepakati pada murabahah dengan pesanan, bank selanjutnya
melakukan pembelian barang kepada pemasok. Akan tetapi, pada murabahah tanpa
pesanan, bank dapat langsung menyerahkan barang kepada nasabah karena telah
memilikinya terlebih dahulu. Pembelian barang kepada pemasok dalam murabahah
dengan pesanan dapat diwakilkan kepada nasabah atas nama bank. Dokumen pembelian
barang tersebut diserahkan oleh pemasok kepada bank.
Keempat, barang yang diinginkan oleh pembeli selanjutnya diantar oleh pemasok kepada
nasabah pembeli.
Kelima, setelah menerima barang, nasabah pembeli selanjutnya membayar kepada bank.
Pembayaran kepada bank biasanya dilakukan dengan cara mencicil sejumlah uang
tertentu selama jangka waktu yang disepakati.
Syarat-syarat dalam Murabahah :
1. Mengetahui harga pertama (harga pembelian ). Mengetahui harga pertama adalah
syarat sahnya transaksi murabahah.
2. Mengetahui keuntungan. Keuntungan adalah bagian dari harga (tsaman), sedangkan
mengetahui harga adalah syarat sahnya jual beli.
3. Modal hendaklah dari komoditi yang memiliki kesamaan dan sejenis.
4. Sistem murabahah dalam harta riba hendaknya tidak dinisbatkan riba tersebut terhadap
harga pertama.
5. Transaksi pertama haruslah sah.
6. Beberapa hal yang berkaitan dengan jual beli murabahah :
201
5
Perbankan Syariah
Sofyan Halim, SE. M. Ak.
7. Menurut sebagian besar ulama Hanafiyah,jika cacat yang ada di atas kehendak
manusia, maka ia diperbolehkan menjualnya dengan harga utuh tanpa menjelaskan
bagian yang cacat.
8. Zufar dan sebagian besar ulama mengatakan bahwa barang yang cacat tidak dijual
secara murabahah sehingga menjelaskan cacat tersebut untuk mencegah adanya unsur
khianat.
9. Jika cacat tersebut hasil perbuatan si pembeli atau orang lain, maka tidak boleh dijual
secara murabahah sehingga cacat tersebut dijelaskan. Ini adalah kesepakatan para
ulama.
10.Apabila membeli sesuatu secara angsur (nasiah), maka tidak boleh menjualnya secara
murabahah sehingga menjelaskannya.
penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aktiva
2. Apabila dalam murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak mengikat
terdapat indikasi kuat pembeli batal melakukan transaksi, maka aktiva murabahah
a. Dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi, mana
yang lebih rendah
b. Jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah maka selisihnya diakui sebagai
kerugian.
201
5
Perbankan Syariah
Sofyan Halim, SE. M. Ak.
Potongan pembelian dari pemasok diakui sebagai pengurang biaya perolehan aktiva
murabahah.
Pada saat akad, piutang murabahah diakui sebesar biaya perolehan aktiva murabahah
ditambah keuntungan yang disepakati. Pada akhir periode laporan keuangan, piutang
murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang dikurangi
penyisihan kerugian piutang.
Keuntungan murabahah diakui, antara lain:
a. Pada periode terjadinya, apabila akad berakhir pada periode laporan keuangan yang
sama.
b. Selama periode akad secara proporsional, apabila akad melampaui satu periode laporan
keuangan.
Potongan pelunasan dini diakui dengan menggunakan salah satu metode berikut :
a. Jika potongan pelunasan diberikan pada saat penyelesaian, bank mengurangi piutang
murabahah dan keuntungan murabahah
b. Jika potongan pelunasan diberikan setelah penyelesaian, bank terlebih dulu menerima
pelunasan piutang murabahah dari nasabah, kemudian bank membayar potongan
pelunasan kepada nasabah dengan mengurangi keuntungan murabahah.
Denda dikenakan apabila nasabah lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai akad. Pada
saat diterima, denda diakui sebagai dana sosial.
Pengakuan dan pengukuran urbun (uang muka) adalah sebagai berikut
a. Urbun diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima bank pada
saat diterima.
b. Pada saat barang jadi dibeli oleh nasabah, maka urbun diakui sebagai pembayaran
piutang.
201
5
Perbankan Syariah
Sofyan Halim, SE. M. Ak.
c. Jika barang batal dibeli oleh nasabah, maka urbun dikembalikan kepada nasabah
setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan bank.
201
5
Perbankan Syariah
Sofyan Halim, SE. M. Ak.
1. Rincian piutang murabahah berdasarkan jumlah, jangka waktu, jenis valuta, kualitas
piutang, jenis penggunaan, sektor ekonomi dan cadangan kerugian penurunan nilai.
2. Jumlah piutang murabahah yang diberikan kepada pihak yang berelasi.
3. Kebijakan dan metode akuntansi untuk pengakuan pendapatan, cadangan kerugian
penurunan nilai, penghapusan dan penanganan piutang murabahah yang bermasalah.
4. Besarnya piutang murabahah baik yang dibebani sendiri oleh bank maupun secara
bersama-sama dengan pihak lain sebesar bagian pembiayaan bank,
Pencatatan Transaksi
Lihat contoh kasus Materi pada Power Point tentang Transaksi Mubarahah
Daftar Pustaka
201
5
1.
Akuntansi Perbankan Syariah: Teori dan Praktik Kontemporer, Yaya, R., Martawiredja, Aji Erlangga dan
Abdurahim, A. (2014), Salemba Empat, Jakarta.
2.
3.
4.
5.
KDPPLKS, IAI
Perbankan Syariah
Sofyan Halim, SE. M. Ak.