Professional Documents
Culture Documents
DI PUSKESMAS CIPUTAT
TAHUN 2010
Laporan Penelitian Ini Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
OLEH:
ROYSAM AZMAL SITANGGANG
108103000016
1.
Laporan penelitian
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakana.
":
:!:.
"'jl
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
a
.)-
Jika
di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan
jiplakan
dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Laporan Penelitian
Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
untuk memenuhi Persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Kedoktelan (S.Ked)
Oleh
NIm : 108103000016
Pembimbing 1 Pembimbing 2
dr.Riva A
t432}Itz0ltl{
JAKARTA
Ciputat Tahun 2010 yang diajukan oleh Roysam Azmal Sitanggang (NIM :108103000016)
telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 2l September
2011. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Kedoheran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.
DEWAN PENGUJI
Penguji II
Penguji I
\tr
dr.Yanti Susianti, Sp.A
Penguji III
i\
{V\ -'
\./
^'t-\
Or. W\tri
Ardini, SpGK.
PIMPINAN FAKULTAS
Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD
FKIK UIN
Wfr,
,}'ll,
Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd
DR. dr.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang
telah diberikan sehingga mengizinkan saya untuk dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul
Gambaran Epidemiologi Kejadian Campak Di Puskesmas Ciputat Tahun 2010ini. Sehingga
saya berterimakasih kepada:
1) Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd, Drs. H. Achmad Ghalib, MA, dan Dra. Farida
Hamid, M.Pd selaku Dekan dan Pembantu Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah mendengarkan keluh kesah kami angkatan 2008 PSPD dan senantiasa
memberikan semangat agar terus berjuang untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
2) DR. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM sebagai Kaprodi PSPD dan untuk semua dosen saya,
yang telah begitu banyak membimbing dan memberikan kesempatan untuk menimba
ilmu selama saya menjalani masa pendidikan di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, rasa hormat saya atas segala yang telah mereka berikan.
3) dr.Riva Auda, Sp.A, M.Kes sebagai dosen pembimbing I dan Minsarnawati, SKM,
M.Kes sebagai pembimbing II yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran
untuk membimbing dan mengarahkan saya dalam penyusunan riset ini.
4) Silvia Fitrina Nasution, M.Biomed selaku penanggung jawab riset PSPD 2008 yang
selalu mengingatkan kami untuk segera menyelesaikan riset.
5) Kepala Puskesmas Ciputat dan Ibu Feby sebagai Kepala Program Campak Puskesmas
Ciputat yang telah memberikan izin serta kesempatan kepada saya untuk mengambil data
di Puskesmas Ciputat.
6) Kedua orang tua tercinta, Ayah Syahluddin Sitanggang dan Nuraidah Nasution, berkat
cinta kasihnya sepanjang masa, pengorbanannya tanpa pamrih, d baik, senyumnya yang indah dan
peluknya yang hangat, serta ridho untuk anakmu.
Terima kasih atas segala kebaikan dan pelajaran kehidupan yang telah diberikan. Begitu
juga Adik-adik tersayang, terima kasih banyak atas support yang telah diberikan.
iv
7) Teman-teman kelompok riset, yang selalu berbagi pengetahuan dalam diskusi demi
kelancaran penulisan penelitian ini
8) Kepada OMO, yang bersedia menerima segala keluh-kesah dan selalu menyemangati
dikala hati gundah.
9) Seluruh teman dan sahabat di PSPD 2008-2011 dan teman-teman yang telah memberikan
bantuannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
ABSTRAK
Roysam Azmal sitanggang Program Studi Pendidikan Dokter.Gambaran Epidemiologi
campak di Puskesmas Ciputat pada tahun 2010
Penyakit Campak merupakan penyakit yang bersifat akut dan menular yang disebabkan oleh
virus morbili.Campak merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya gejala seperti demam,
pilek, batuk, mata yang sakit dan merah, serta ruam yang meluas ke seluruh tubuh yang
berlangsung selama 4 hingga 7 hari. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
epidemiologi kejadian campak di Puskesmas Ciputat yang meliputi, umur, jenis kelamin, riwayat
imunisasi, pemberian Vitamin A, asal kelurahan dan waktu. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dilakukan terhadap 52 kasus campak yang ada di Puskesmas Ciputat. Dari hasil
deskriptif tersebut, sebagai gambaran kejadian campak di Puskesmas Ciputat berdasarkan umur
diperoleh bahwa anak-anak memiliki angka kejadian yang terbanyak dengan 25 kasus (48%),
dan berdasarkan jenis kelamin, laki-laki lebih banyak terkena campak dari perempuan dengan 29
kasus (55,8%), berdasarkan jumlah riwayat imunisasi terbanyak adalah riwayat imunisasi dengan
satu kali imunisasi dengan 34 kasus(65,4%), riwayat penatalaksanaan pemberian vitamin A
dengan 100%. Dan berdasarkan asal kelurahan, Kelurahan Ciputat memiliki angka kejadian yang
terbanyak dengan 14 kasus (26,5%), berdasarkan waktu diperoleh bahwa bulan Januari dan bulan
Oktober masing-masing dengan 8 kasus(15,4%). Disarankan kepada Puskesmas Ciputat untuk
lebih meningkatkan promosi kesehatan khususnya penyakit campak pada masyarakat terutama di
Kelurahan Ciputat dan sekitarnya.
Kata kunci :Campak, epidemiologi,Puskesmas Ciputat
Roysam Azmal Sitanggang. Medical study Program. Descriftion of Epidemiology measles
in Ciputat Primary Health care at 2010
Measles is an acute disease that is caused by a virus transmitted morbili.Campak is a disease
characterized by symptoms such as fever, runny nose, cough, sore and red eyes, and a rash that
extends throughout the body that lasts for 4 to 7 days . This study aims to obtain a picture of the
epidemiology of measles incidence in the Ciputat Primary Health Care which includes C, age,
sex, history of immunization, provision of Vitamin A, and the village of origin. This study is a
descriptive study conducted on 52 cases of measles in Ciputat Primary Health Care. From these
descriptive results, as the picture of the incidence of measles in the community health center in
Chester by age that children have the highest incidence with 25 cases (48%), and by gender,
more men than women exposed to measles by 29 cases (55.8%), based on the largest number of
immunization history is a history of immunization with a single immunization with 34 cases
(65.4%), history of management of the vitamin A by 100%. And based on the original village,
Ciputat Village has the highest incidence with 14 cases (26.5%), based on the time found that in
January and October of each with 8 cases (15.4%). Ciputat Primary Health Care is suggested to
further enhance the promotion of health for disease, especially measles in the community,
especially
in ciputat villages and surroundi
Keyword ; Measles, Epidemiologi, Ciputat Primary Health Care
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
iii
LEMBAR PENGESAHAN iv
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
... vii
2.1.12.Pecegahan
11
2.1.13.Epidemiologi 12
1.Defenisi Epidemiologi
12
2.Tujuan Epidemiologi13
3. manfaat Epidemiologi
14
4.Segitiga Distribusi Epidemiologi
2.1.14.Epidemiologi Penyakit Campak
2.2.Kerangka Konsep
16
2.3.Defenisi Operasional 18
BAB III METODELOGI PENELITIAN 19
3.1. Desain Penelitian
19
3.2 .Lokasi Dan Waktu Penelitan 19
3.3.Populasi Dan Sampel Penelitian
3.3.1.Populasi 19
3.3.2.Sampel
19
3.4. Cara Kerja Penelitian 20
3.4.1.Alur Penelitian 20
3.5. Manajemen Data
20
3.5.1.Cara pengumpulan data 20
3.5.2.Cara pengolahan data 21
3.5.3.Analis Data
21
14
16
19
37
viii
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Definisi Operasional
18
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kejadian Campak Berdasarkan Umur di Puskesmas Ciputat
Pada Tahun 2010
24
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kejadian Campak di Puskesmas Ciputat Pada Tahun 2010
Berdasarkan Jenis Kelamin
26
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kejadian Campak Berdasarkan Riwayat Imunisasi di
Puskesmas Ciputat Pada Tahun 2010
27
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Kejadian Campak Berdasarkan Penatalaksanaa Vitamin A
Di Puskesmas Ciputat Pada Tahun 2010 29
Tabel 4.5.Distribusi Frekuensi Kejadian Campak Di Puskesmas Ciputat Pada Tahun 2010
Berdasarkan Asal Kelurahan
31
Tabel 4.6.Distribusi Frekuensi Kejadian Campak Berdasarkan Waktu Kejadian di
Puskesmas Ciputat Pada Tahun 2010
34
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1.1
1.2
1.3
Riwayat Hidup
Surat Izin Peneliti
Laporan Kasus Campak Puskesmas Ciputat Tahun 2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Penyakit Campak merupakan penyakit yang bersifat akut dan
1
atau
tugas
perguruan
tinggi
sebagai
lembaga
yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Landasan Teori
2.1.2. Etiologi
Campak adalah virus RNA dari Famili Paramixoviridae, genus
morbilivirus. Hanya satu tipe antigen yang diketahui. Selama masa
prodormal dan selama waktu singkat sesudah ruam tampak, virus
ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah, dan urin. Virus dapat tetap
aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar. Virus campak
dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia atau jaringan ginjal kera
rhesus. Perubahan sitopik tampak dalam 5-10 hari terdiri dari sel raksasa
multinukleus dengan inklusi intranuklear. Antibodi dalam sirkulasi
dideteksi bila ruam muncul.
2.1.3. Patologi
Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan
proliferasi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus di sekitar
kapiler, kelainan ini terdapat pada kulit, selaput lender nasofaring, bronkus
dan konjungtiva. Biasanya ada hiperplasia jaringan limfoid, terutama pada
apendiks, dimana sel raksasa multinukleus berdiameter sampai 100m (sel
raksasa retikuloendotelial warthin-finkeldey) dapat ditemukan. Dikulit
reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan
4
folikel rambut. Bercak koplik terdiri dari eksudat serosa dan proliferasi sel
endotel dengan bercak pada lesi kulit. Reaksi radang menyeluruh pada
mukosa dan faring meluas ke dalam jaringan limfoid dan membrane
mukosa trakeobronkial. Pneumonitis interstisial akibat dari virus campak
mengambil bentuk pneumonia sel raksasa Hecht. Bronkopnumonia dapat
disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder. Pada kasus ensefalomielitis yang
mematikan, terjadi dengan demielinisasi perivaskuler pada daerah otak dan
medulla spinalis. Pada panensefalitis sklerotikans subakut Dawson dapat
ada degenerasi korteks dan subtansi putih (alba) dengan benda-benda
inklusi intranuklear dan intrasitoplasmatik.
2.1.4. Patofisiologi
Virus campak ditularkan lewat infeksi droplet lewat udara,
menempel dan berkembang biak pada epitel nasofaring. Tiga hari setelah
invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan
terjadi viremia yang pertama. Virus menyebar pada semua sistem
retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi
awal. Adanya giant cells dan proses peradangan merupakan dasar
patologik ruam dan infiltrat peribronchial paru. Juga terdapat udema,
bendungan dan perdarahan yang tersebar pada otak. Kolonisasi dan
penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan batuk, pilek, mata merah (3
C : coryza, cough, and conjuctivitis) dan demam yang makin lama makin
tinggi. Gejala panas, batuk, pilek makin lama makin berat dan pada hari ke
10 sejak awal infeksi (pada hari penderita kontak dengan sumber infeksi)
mulai timbul ruam makulopapuler warna kemerahan.Virus dapat berbiak
juga pada susunan saraf pusat dan menimbulkan gejala klinik ensefalitis.
Setelah masa konvelesen pada turun dan hipervaskularisasi mereda dan
menyebabkan ruam menjadi makin gelap, berubah menjadi desquamasi
dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan karena pada awalnya terdapat
perdarahan perivaskuler dan infiltrasi limfosit.
8,9,10
2.
3.
4.
Stadium Erupsi
Koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema atau titik
merah di palatum durum dan palatum mole. Kadang terlihat pula bercak
koplik terjadinya eritema yang berbentuk makula-papula disertai menaiknya
suhu badan. Di antara makula terdapat kulit yang normal, mula-mula
eritema timbul di belakang telinga, dibagian atas lateral tengkuk, sepanjang
rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat
perdarahan ringan pada kulit, rasa gatal, muka bengkak. Ruam mencapai
anggota badan bawah pada hari ketiga dan akan menghilang dengan urutan
seperti terjadinya. Terdapat perbesaran kelenjar getah bening di sudut
mandibula dan daerah leher belakang, juga terdapat splenomegali. Tidak
jarang disertai diare dan muntah. Variasi dari campak yang biasa ini ialah
black measlesyaitucampakyangdisertai perdarahan pada kulit, mulut,
hidung dan traktus digestivusi.
2.
infeksi
karena
ekovirus,
virus
koksaki,
dan
adenovirus,
6,7
globulin atau oleh imunitas parsial karena vaksin campk, atau pada bayi
dengan antibodi ibu mungkin sukar untuk dibedakan.
6,7
2.1.9. Komplikasi
Pada penyakit campak terdapat resistensi umum yang menurun
sehingga dapat terjadi alergi (uji tuberculin yang semula positif berubah
menjadi negative). Keadaan ini menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi
sekunder
seperti
otitis
media
akut,
ensefalitis,
bronkopnemonia.
1
0
umur 2 tahun, sedangkan SSPE bias timbul sampai 7 tahun setelah morbili.
SSPE yang terjadi setelah vaksinasi morbili didapatkan kira-kira 3 tahun
kemudian. Kemungkinan menderita SSPE setelah vaksinasi morbili adalah
0,5 -1,1 tiap juta, sedangkan setelah infeksi morbili sebesar 5,2-9,7 tiap 10
juta. Immunosuppressive measles encephalopathy didapatkan pada anak
dengan morbili yang sedang menderita defisiensi imunologik karena
keganasan atau karena pemakaina obat-obatan imunosupresif. Di Afrika
didapatkan kebutaan sebagai komplikasi campak pada anak yang menderita
malnutrisi. Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak
yang lebih kecil. Komplikasi yang mungkin muncul, antara lain gangguan
respirasi (bronkopneumonia, laringotrakeobronkitis, pneumonia, otitis
media), Komplikasi neurologis (seperti hemiplegi, paraplegi, afasia,
gangguan mental, neuritis optika dan ensefalitis), dan diare, miokarditis,
trombositopeni, malnutrisi pasca serangan campak, keratitis, hemorragic
measles (morbili yang parah dengan perdarahan multiorgan, demam, dan
gejala cerebral) serta kebutaan.
6,8,10,12
2.1.10. Pengobatan
Untuk pengobatan simptomatik diberikan antipiretik bila suhu
tinggi, sedativum, obat batuk dan memperbaiki keadaan umum. Tindakan
lain ialah pengobatan segera terhadap komplikasi yang timbul. Pada
komplikasi
seperti
ensefalitis,
panensefalitis
sklerotikans
subakut,
6,7
2.1.11. Prognosis
Baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi prognosis
buruk bila keadaan umum buruk, anak yang sedangmenderita penyakit
kronis atau bila ada komplikasi. Angka kematian kasus di Amerika
11
serikat telah menurun pada tahun-tahun ini sampai tingkat rendah pada
semua kelompom umur, terutama karena keadaan sosioekonomi membaik,
tetapi juga karena terapi antibacterial efektid untuk pengobatan infeksi
sekunder. Bila campak dimasukkan pada populasi yang sangat rentan,
akibatnya mungkin bencana. Kejadian demikian di Pulau Faroe pada tahun
1846 mengakibatkan kematian sekita seperempat, hampir 2000 dari populasi
total tanpa memandang umur. Di Ugava Bay, Kanada, dimmana 99 % dari
900 orang menderita campak angka mortalitasnya adalah 7%.
6,7
2.1.12. Pencegahan
1. Imunisasi Aktif
Ini dilakukan livedenganattenuated measlespemberianvaccine mula-mula
digunakan strain edmonstonstrainini B menyebabkan panas tinggi dan eksantem pada hari
ketujuh sampai hari
kesepuluh setelah vaksinasi, maka strain edmonston B diberikan bersamasama dengan globulin-gama pada lengan yang lain. Sekarang digunakan
strain Schwarz dan moraten dan tidak diberikan globulin gama.Vaksin
tersebut diberikan secara subkutan dan menyebabkan imunitas yang
berlangsung lama. Pada penyelidikan serologis ternyata bahwa imunitas
tersebut mulai mengurang 8-10 tahun setelah vaksinasi. Dianjurkan untuk
memberikan vaksin campak tersebut pada anak umur 15 bulan yaitu karena
sebelum umur 15 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk antibodi
secara baik karena masih ada antibodi dari ibu. Tetapi dianjurkan pula agar
anak yang tinggal di daerah endemis morbili terdapat banyak tuberkulosis
diberikan vaksinasi pada umur 6 bulan dan revaksinasi dilakukan umur 15
bulan. Pada anak yang divaksinasi sebelum umur 10 bulan tidak ditemukan
antibodi, begitu pula setelah revaksinasi kadang-kadang titer antibodi tidak
naik secara bermakna. Di Indonesia saat ini masih dianjurkan memberikan
vaksin campak pada umur 9 bulan keatas. Vaksin campak tersebut diatas
dapat pula diberikan pada orang yang alergi terhadap telut, karena vaksin
campak ini ditumbuhkan dalam biakan jaringan janin ayam yang secara
antigen adalah berbeda dengan protein telur. Hanya bila terdapat suatu
penyakit alergi sebaiknya vaksinasi ditunda sampai 2 minggu sembuh,
1
2
vaksin campak juga dapat diberikan kepada penderita tuberkulosis aktif yang
sedang mendapat tuberkulostatika. Vaksin campak tidak boleh diberikan
kepada wanita hamil, anak dengan tuberkioosis yang tidak diobati. Penderita
leukemia dan anak yang sedang mendapat pengobatan imunisupresif. Vaksin
campak dapat diberikan sebagai vaksin campak saja atau sebagai vaksin
measles-mumps-rubella (MMR).
6,7
2. Imunisasi Pasif
Baik diketahui bahwa morbili yang perjalanan penyakitnya
diperingan dengan pemberian gamma-globulin dapat mengakibatkan
ensefalitis dan penyebaran proses tuberkulosis, dengan dosis 0,25 mL/kg
diberikan secara intramuskuler dalam 5 hari sesudah pemajanan tetapi lebih
baik sesegera mungkin. Proteksi sempurna terindikasi untuk bayi, untuk
anak dengan sakit kronis, dan untuk kontak bangsal rumah sakit dan
lembaga-lembaga anak. Pelemahan mungkin disempurnakan dengan
penggunan gamma-globulin dengan dosis 0,05 mL/kg. Gamma globulin
adalah sekitar 25 kali lebih kuat dalam titer antibody daro pada kumpulan
serum dewasa, dan ia mencegah resiko hepatitis. Pelemahan bervariasi, dan
pola klinis yang dimodifikasi dapat bervariasi dari mereka yang sedikit atau
tidak ada gejala. Ensefalitis dapat menyertai campak yang dimodifikasi
dengan gamma globulin. Sesudah hari ke 7-8 inkubasi, jumlah antibodi yang
diberikan harus harus ditambah pada setiap tingkat proteksi. Jika injeksi
ditunda sampai hari ke 9,10 atau 11, sedikit demam mungkin telah mulai dan
hanya dapat diharapkan sedikit modifikasi.
6,7
2.1.13. Epidemiologi
1. Definisi Epidemiologi
Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagai studi epidemi. Hal
ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit
menular saja tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga
mempelajari penyakit non infeksi sehingga pada saat ini epidemiologi
1
3
11
11
12
12
2. Tujuan Epidemiologi
Menurut Mac Mahon dan Pugh (2001) , tujuan utama epidemiologi
adalah mendapatkan pengetahuan tentang cara kerja penyebab penyakit.
Tujuan tersebut meliputi :
1.
2.
1
4
3.
4.
3.
12
12
gejala-gejala
penyakit
yang
belum
jelas
di
1
5
(place), dan waktu (time): Ketiga faktor ini dapat digunakan untuk
menggambarkan adanya perbedaan dalam keterpaparan dan susceptibilitas.
Apabila terdapat perbedaan dalam factor orang, tempat, dan waktu, maka hal
tersebut itu dapat menjadi petunjuk adanya perbedaan paparan agen dan
kepekaan penjamu. Perbedaan ini dapat digunakan sebagai petunjuk tentang
sumber, agen yang bertanggungjawab transmisi dan penyebaran suatu
penyakit.
1. Faktor Orang (Person)
Person adalah karakteristik dari individu yang mempengaruhi
ketepaparan yang mereka dapatkan dan susceptibilitasnya terhadap penyakit.
Individu yang karekteristiknya mudah terpapar dan peka terhadap suatu
penyakit akan mudah jatuh sakit. Karakteristik dari factor orang (person) ini
bisa berupa faktor genetik, umur, jenis kelamin, pekerjaan, kebiasaan, dan
status sosial ekonomi.
2. Faktor Tempat (Place)
Epidemiolgi juga terkait erat terhadap tempat kejadian suatu penyakit.
Faktor tempat ini berkaitan dengan karakteristik geografis. Informasi tempat
dapat berupa batas alamiah seperti sungai dan gunung, serta berdasarkan
batas administratif dan batas-batas historis/kominiti. Perbedaan distibusi
penyakit menurut tempat ini memberikan petunjuk pola perbedaan penyakit
yang dapat menjadi acuan dalam mencari faktor-faktor lain yang belum
diketahui.
3. Faktor Waktu (Time)
Waktu kejadian penyakit dapat dinyatakan dalam jam, hari, bulan, atau
tahun. Informasi waktu bisa menjadi pedoman tentang kejadian yang timbul
dalam masyarakat. Misalnya banyaknya kelahiran dalam setahun dapat
menunjukkan keberadaan faktor-faktor terkait lainnya seperti banyaknya
perkawinan dan perceraian, banyaknya anak yang diinginkan keadaan
ekonomi, migrasi yang terjadi, pelayanan abortus yang ada dan program
13
keluarga berencana.
1
6
Kerangka Konsep
Kerangka konsep digunakan sebagai dasar untuk melakukan
penelitian dan menjawab permasalahan yang ada dengan gambaran
17
Pemberian Vit.A
Waktu terjadinya
campak
Asal Kelurahan
Campak
Riwayat
Imunisasi
Jenis Kelamin
Umur
18
2.3
Definisi Operasional
Tabel 2.1. Definisi Operasional
Variabel
Definisi
Umur
Rentang
kehidupan yang
diukur dengan
tahun
Jenis kelamin
Karakteristik
seseorang yang
dibedakan antara
laki-laki dan
perempuan
Riwayat
imunisasi
campak
Pemberian
vitamin A
Asal kelurahan
Waktu Kejadian
Kategori
Skala
1. Bayi
0-12 bulan
2. Anak
1-9 tahun
3. Remaja
10-19 tahun
4. Dewasa
20 t
1. laki-laki
2. Perempuan
Ordinal
1. 2 kali
2. 1kali
3. belum
pernah
4. tidak tahu
Ordinal
1.Diberikan
vitamin A
2.Tidak
diberikan
vitamin A
Nominal
Saat mulai
timbulnya
campak menurut
bulan
Data sekunder
Data sekunder
Nominal
A.wilayah kerja :
1. Ciputat
2. Cipayung
B.Bukan wilayah
kerja :
1. Pisangan
2. Sawah lama
3. Kedaung
4. Pisangan
5. Cirendeu
6. Bambu
Apus
7. Pondok Ranji
8. Jombang
9. Serua
Nominal
1. Januari
2. Februari
3. Maret
4. April
5. Mei
6. Juni
7. Juli
8. Agustus
9. September
10.Oktober
11.November
12.Desember
Nominal
BAB III
METODOLOGI
3.1.
Desain Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk
mengetahui gambaran epidemiologi kejadian campak di Puskesmas
Ciputat meliputi umur, jenis kelamin, riwayat imunisasi, penatalaksanaan
pemberian vitamin A, asal kelurahan, dan waktu kejadian.
3.2.
3.3.
3.3.1. Populasi
Populasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu seluruh kasus
penderita campak yang dilaporkan di Puskesmas Ciputat pada tahun 2010.
3.3.2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi penderita campak di
Puskesmas Ciputat Tahun 2010 sebanyak 52 kasus campak. Cara
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total
sampling.
19
2
0
3.4.
Studi Pendahuluan
Penyusunan Proposal
Pengambilan data di
Puskesmas Ciputat
Penyusunan Laporan
3.5.
Manajemen Data
2
1
frekuensi
setiap
variabel
untuk
memperoleh
gambaran
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Sebelah Timur
2. Luas Wilayah
Puskesmas Ciputat terletak 6 km sebelah Utara Kota Tangerang
Selatan. Luas wilayah Kecamatan Ciputat kira kira 13.311 Ha dengan
sebagian besar berupa tanah darat / kering ( 93,64% ) sisanya adalah tanah
rawa / danau.
3. Data Demografi
Puskesmas Ciputat mempunyai 2 kelurahan binaan dengan total
jumlah penduduk 36.441 jiwa yang terdiri dari 19.614 jiwa laki-laki dan
16.827 jiwa perempuan dengan tingkat kepadatan penduduk 85 jiwa per
km2. Tingkat kepadatan penduduk lebih banyak di kelurahan Ciputat yaitu
109 jiwa/km2 dibandingkan dengan kelurahan Cipayung yaitu 67
2
22
23
Frekuensi
Persentasi (%)
Bayi
1-12 bulan
13
25.0
Anak-Anak
1-9 Tahun
25
48.1
Remaja
10-19 Tahun
17.3
9.6
52
100.0
Dewasa
20 tahun
Total
2
4
bagian pertama dari tahun kedua. Di periode ini, semua umur sepertinya
memiliki kerentanan yang sama terhadap infeksi, umur terkena campak
lebih tergantung oleh kebiasaan individu daripada sifat alamiah virus .
7,10
Penyakit campak biasanya akan sembuh dengan sendirinya (selflimited disease) dan diketahui hanya bisa menyerang anak satu kali saja,
artinya bila seorang anak telah terkena campak, dia akan kebal. Namun
sebetulnya penyakit campak ini mempunyai potensi untuk menimbulkan
komplikasi yang cukup berbahaya, yaitu komplikasi jangka pendek berupa
diare, radang paru, radang telinga dan komplikasi jangka panjang yang
biasanya fatal yaitu subacute scleroting pan-encephalitis (SSPE). Penyebab
penyakit campak adalah virus campak, yang bersifat monotipik, yaitu
hanya terdiri dari satu tipe saja. Sebelum ditemukannya imunisasi campak,
penyakit ini merupakan penyebab kematian utama pada anak. Dengan
ditemukannya vaksin campak, maka angka kematian ini turun sangat
dratis. Walaupun saat ini angka cakupan imunisasi campak sudah tinggi,
namun dibeberapa tempat masih sering terjadi wabah. Dengan kemajuan
teknologi
mutakhir
dibidang
biologi
molekuler,
yaitu
dengan
14
25
14
15
Frekuensi
Persentasi (%)
Laki-laki
Perempuan
29
23
55.8
44.2
Total
52
100.0
2
6
7,10
Frekuensi
Persentasi (%)
2 Kali
3.8
1 Kali
34
65.4
Belum Pernah
10
19.2
Tidak Tahu
11.5
Total
52
100.0
2
7
saja, yaitu sebanyak 34 kasus (65,4%). Dan kejadian campak paling sedikit
dialami pada penderita yang telah mendapatkan imunisasi sebanyak dua kali
(3.8%). Cakupan imunisasi campak yang di Puskesmas Ciputat adalah 90%
melihat cakupan imunisasi yang telah dilakukan oleh Puskesmas Ciputat
sudah memenuhi standar dari Universal Child Immunization ( UCI ) dan The
World Summit For Children yaitu sebesar 90 %.
15
imunisasi
perlindungan.
yang
diberikan
tidak
dapat
memberikan
16
28
transportasi vaksin di dalam kotak dingin atau termos yang tertutup rapat,
tidak terendam air, terlindung dari sinar matahari langsung, belum
melewati tanggal kadaluarsa, indikator suhu berupa VVM (vaccine vial
monitor) atau freeze watch/tag belum melampaui batas suhu tertentu.
10
10
Frekuensi
Persentasi (%)
Ya
52
100.0
Tidak
Total
52
0
100.0
2
9
17
18
19
3
0
Kelurahan
Ciputat
14
Persentasi (%)
26.9
Cipayung
Sawah Lama
5
19
10
9.6
36.4
19.5
Kedaung
15.4
Pisangan
11.5
Cirendeu
1.5
Bambu Apus
3.8
Pondok Ranji
5.8
Jombang
1.5
Serua
3.8
33
52
63.6
100
Jumlah
Frekuensi
Jumlah
Total
3
1
Dari hasil ini diperoleh hasil bahwa angka kejadian campak dari
kelurahan yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Ciputat sebanyak 19
kasus, 14 dari kelurahan Ciputat, 5 dari kelurahan Cipayung. Prevalensi
kejadian campak di Ciputat lebih tinggi dibanding Kelurahan Cipayung. Hal
ini di mungkinkan karena jumlah penduduk di Kelurahan Ciputat memang
lebi banyak dibanding dari Kelurahan Cipayung yaitu masing-masing 20.072
jiwa dari Kelurahan Ciputat dan 16.369 jiwa dari Kelurahan Cipayung.
Menurut Teori Blum (1972), kesehatan dipengaruhi oleh: (1) keturunan;
(2) lingkungan hidup, (3) perilaku, dan (4) pelayanan kesehatan. Akan tetapi
konsep ini dinilai sulit untuk menerangkan hubungan antara demand terhadap
.
19
3
2
3. Kesehatan dapat dianggap sebagai bahan investasi karena tahan lama dan
tidak terdepresiasi dengan segera.
4. Kesehatan dapat dianggap sebagai bahan konsumsi sekaligus sebagai
bahan investasi.
19
12
6,7
33
Frekuensi
Persentasi (%)
Januari
15.4
Februari
3.8
Maret
11.5
April
13.5
Mei
5.8
Juni
3.8
Juli
1.9
Agustus
9.6
September
5.8
Oktober
15.4
November
9.6
Desember
3.8
Total
52
100.0
34
15
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa angka
kejadian campak di Puskesmas Ciputat tahun 2010 sebanyak 52 kasus,
dengan karakteristik kasus sebagai berikut:
1. Angka kejadian campak menurut kelompok umur, didapatkan
terbanyak pada kelompok umur 1-9 tahun dengan 25 kasus (48,1%).
2. Angka kejadian campak menurut jenis kelamin didapatkan pada lakilaki sebanyak 29 kasus (55,8%) dan perempuan 23 kasus (44,2%).
3. Angka kejadian campak menurut riwayat imunisasi, didapatkan
terbanyak pada riwayat satu kali imunisasi sebanyak 34 kasus (65,4%),
riwayat imunisasi dua kali sebanyak 2 kasus ( 3,8%) dan riwayat tanpa
imunisasi sebanyak 10kasus (19,2%)
4. Penatalaksanaan setiap penderita campak yang berobat di Puskesmas
Ciputat yaitu diberikan Vitamin A.
5. Angka kejadian campak menurut asal kelurahan di wilayah cakupan
kerja Puskesmas Ciputat, 14 kasus (26,9%) dari Kelurahan Ciputat dan
5 kasus (9,6%) di Kelurahan Cipayung. Sedangkan yang berasal dari
luar wilayah cakupan kerja Puskesmas Ciputat, 10 kasus (19,2%) dari
Kelurahan Sawah Lama, 8 kasus (15,4%) dari Kelurahan Kedaung, 6
kasus (11,5%) dari Kelurahan Pisangan, 3 kasus (5,8%) dari Kelurahan
Pondok Ranji, dan dari Kelurahan Bambu Apus serta Serua 2 kasus
(3,8%), Cirendeu serta Jombang 1 kasus (1,9 %).
6. Angka kejadian campak menurut waktu, didapatkan terbanyak pada
bulan Januari dan Oktober sebanyak 8 kasus (15,4%) dan pada bulan
juli sebanyak 1 kasus (1,9%).
35
3
6
5.2. SARAN
5.2.1. Bagi Penelitian Selanjutnya
1. Disarankan bagi peneliti berikutnya, mengumpulkan data primer terkait
status gizi, sosial ekonomi, dan lain-lain yang tidak terdapat dalam data
sekunder .
2. Penelitian selanjutnya melakukan dengan analisis bivariat dengan
menggunakan uji statistik
5.2.2. Bagi Institusi Puskesmas
1.
2.
3
7
DAFTAR PUSTAKA
diaksespada
3
8
Pemberian
Vitamin
A,
2008
diakses
September
Nama
Tempat dan tanggal
lahir
Pendidikan
Telepon
RIWAYAT HIDUP
j
Modern Unggulan
085262352232
KEMENTERIAN AGAMA
TINI\'ERSITASISLAM NEGERI ( UIN )
Hal
Izin Penelitian
Kepada Yth,
Kepala
Dinas Kesehatan Tangerang Selatan
Banten
Dengan
ini
Nama
: Rosyam Azmal
Program Studi
: Pendidikan Dokter
Sehubungan dengan
melakukan
untuk
Demikian,
penelitian
kasih.
A.n.
'iJr'-
Tembusan:
DINAS KESEHATAN
Perihal
, lOiKM,030 1144271201I
: ,
Nomor
Lampiran
Perihai
Nama
: Rosyam Azmal
NIM
:108103000016
:800 ffi'4Dinkes
i:
Dokter
: Izin
tersebut diatas
untuk
mtrngaclakan Penelitiarr
Sehub
ungan
"Bpidemiologi
Kejadian
dari
UIN
Syarif
Hidaya
tullah
ditujLr'
ini karrri
Demikial
sanrpaikan srirat
atas perltatian dan
kerjasarnanya
dir-rcapkall
Nomo
r:
U
n
.
il.lr,qrr
OSBH
ATAN
*"x9
T4 14
NG
*SELAT
AN
l/
-''lrrlli'sKF.$
[HATAi'!l
'-**e"rO
i,.t"^. / t,
Pembina
NrP. 19690204
1990031 006
Ternbusart:Yth
Selatan ,(sebagai
laporan)
2. Kepalrt UPT
Puskesrncs
Ciputat di
Ciputat;
3. Yang
;Bersangkutan
'Eoo
.4
Jiq-rf:
:t,i
I.,r't
t$$-*h$
R
E
.o
tt
'o
.El
9',il
ffi
lf'.1ffiffi1
6i!i.i
:tr
,t
"l
i!
,i'F1:i
,.-;t,t:.,
x
11.1:1.'J
;Lli- .;i
,"tii'l:rt
!i;)iiiri:ri:.i:li.ir
ffr'iitl
ffii$
lil,r'.liNt!\i'i;li
jii
ro
IHffilffiffi
*X
#'H
o4
rCA
FfE
E$g
Lao
{DN
Min-tsI< f
ftsH t-.2?
{4h
Ed
do
s3
!tlv
---
:f
.F.frjl5lt
irffix*
llli+:ir.9lt:,..r'
- - -,
-T
(:
o
e
c
a
a o o
c
o o
r:
cl
o o o
c!
t!
N
A
G
c
e o
c
a
o
o
@
a
o
c o a o o o
c O o
Q O
o o
c!
rc
.o .o
N
N
e!
.@
a s
o o o c
{!
(!
c!
'o
o o
o o o
o o
o o
o a
a cc o o oa oa a
o
c:
o o o
o
o
N
e
o
o o
c!
6 o
o o
z.
f,
F
o
o
F
r<
U)
=o-
()
N
o
F
- -
=F
o
B
P
=
5
'@
z. F:f
a TL
= d
,-
7-
=G
z.
z.
o_ U)
6 d
=F
F-
,ts
-F
zc
=
o
LU
v
b
d
:f a
uJ
E o
o
-
=
a
(D
Iu
o
lg= 6
(9
=@
ct
(t
=
ot!
g)
2
<t
=
C
.a
F
F
J
o
r
F
(.
o
o
D a
o
O
3 E
'9,
2
B
=
t!=d
6 o aL
at
l!
u.l
E
Y
:l
o-
oU)
& 2
&
CI
o-
o
d
tr
o
o
z
z z
cn
:.
(9 o-
(D
z z z I = =z
5
5
k
u
c:
z. o
(, F
=F
o
O o
o
o
cn
(r
UJ
oU
at)
CD
6-F
ff
AO
('(,
E.E
.b.q
-o ts
J6
16g
d.
I
uJ
#, o
o
2
-t
'e
E
q
ts
.6
30
.a!
U)
E E
B
d
al)
at)
t!
v
E
I
r
E
F@
E
:E
.h
E
E I
1d
E
@
.o
d.
oc
E E E
t
E
F
ts o
s
e
6 E
6
4 o
a
=
E
:q
H
E
&
= B
s -(:
3
f
aE
E
E
<i
a q
-o
e)
:El
&
i
F
EI I
$E
s 9
E E
E
.J
G 'ao F
aa
E
5
g I
ft tt
6t
I
t
c
G
F
6
IJJ
N
N
3
o
8 E a 8
:
E E E
t
E
o
d
lE
E
6
6
E
E
6
o
N
rl r
-x
I E
>t
>-
o o c
B
q
z
E
@
+-i
<t
6l
z.
E
.8,
2 t-2.
d
{ t+
- l-
tp
It-
= if,lq
:-:t.
at
bl
N]
a
$
al
3.
)\"
\ ----.--"4--.n
\\\
E-
,Et
^5
P
e
n
y
a
k
i
l
o xl
oo
La in
op
-c c
(!
-c
G
b
i<
ca
O)
:i
() or
ttrd
N
f
(o
,s
(0
6
!
c) o-
,
.L
+,
ro
+,
,Jl
bo
L
o b!
(o p
O ln
F{
)
c.,
3bo)
.E
L
o
-o
o
o
co
(g
P
L
OJ
qJ
G
.4:
(E
L
(9
a
G.
Yo
h!
rl\r
Nd6@gN
o
'i
I
I
:
i
I
I
I
I
I
I
I
I
-l
I
I
Nl
I
xi^l
.i
I
r
i
:
dl
ilco
Eo
c
)
o
c
.
E
F
tU
J
:
I
c
)
=
-
o
!
.
1
o
N
z
:
E
z
F
J
U
(
9
z
d
,tr
,
o
(
u
o
F
F
o
)
c
g
c
o
o
a
l
r
J
o
l
r
l
v
r
a
M
.
d
,(
9
O
N
r
@
u
)
c
c
o
_
q
c
o
s
I
0
o
o
g
o
E
o
F-
O-
NE
oc
Xo
ood
o,^
=l:t o
ll N
El v
@>
N:
ql3
<;a
rl o
cia
llb
!v
JO
ol.
Eo
oo
tuo o
N
ol
Lampiran
Statistics
kota
N
Valid
Missing
52
0
kota
Cumulative
Frequency
Valid
ciputat
Valid Percent
Percent
14
26.9
26.9
26.9
11.5
11.5
38.5
10
19.2
19.2
57.7
kedaung
15.4
15.4
73.1
cipayung
9.6
9.6
82.7
cirendeu
1.9
1.9
84.6
bambu apus
3.8
3.8
88.5
pondok ranji
5.8
5.8
94.2
jombang
1.9
1.9
96.2
serua
3.8
3.8
100.0
Total
52
100.0
100.0
pisangan
sawah lama
Statistics
usia
N
Percent
Valid
Missing
52
0
usia
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
0-7
37
71.2
71.2
71.2
8-14
15.4
15.4
86.5
15-21
9.6
9.6
96.2
22-28
3.8
3.8
100.0
Total
52
100.0
100.0
Statistics
jeniskelamin
N
Valid
Missing
52
0
jeniskelamin
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
laki-laki
29
55.8
55.8
55.8
perempuan
23
44.2
44.2
100.0
Total
52
100.0
100.0
Statistics
riwayatimunisasisebelumcampa
k
N
Valid
52
Missing
riwayatimunisasisebelumcampak
Cumulative
Frequency
Valid
Valid Percent
Percent
34
65.4
65.4
65.4
3.8
3.8
69.2
10
19.2
19.2
88.5
11.5
11.5
100.0
52
100.0
100.0
belum
tidak tahu
Total
Statistics
menurut_bulan_terjadinya_keja
dian_campak
N
Percent
Valid
Missing
52
0
menurut_bulan_terjadinya_kejadian_campak
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
januari
15.4
15.4
15.4
februari
3.8
3.8
19.2
maret
11.5
11.5
30.8
april
13.5
13.5
44.2
mei
5.8
5.8
50.0
juni
3.8
3.8
53.8
juli
1.9
1.9
55.8
agustus
9.6
9.6
65.4
september
5.8
5.8
71.2
oktober
15.4
15.4
86.5
november
9.6
9.6
96.2
desember
3.8
3.8
100.0
52
100.0
100.0
Total
Statistics
pemberian_vit_A
N
Valid
52
Missing
pemberian_vit_A
Cumulative
Frequency
Valid
Ya
52
Percent
100.0
Valid Percent
100.0
Percent
100.0