You are on page 1of 2

B.

Agegat
Agregat / batuan didefenisiskna secara umum sebagai formasi kulit bumi yang keras dan penyal )solid) . ATM (1974)
mendefenisikan batuan sebagai suatu bahan yang terdiri dari mineral padat, berupa masa berukuran besar maupun berupa
fragmen fragmen (39)
Agregat/batuan merupakan komponen utama dari lapisan perkerasan jalan yaitu mengandung 90 95% agregat berdasarkan
persentase berat atau 75 85 % agregat berdasrkan persentase volume. Dengan demikian daya dukung, keawetan dan mutu
perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain.
1. Klasifikasi Agregat
a. Ditinjau dari asl kejadiannya
agegat batuan dapat dibedakan atas batuan beku, batuan sediment dan batuan matamorf.
Batuan Beku
Batuan yang berasl dari magma yang mendingin dan membeku. Dibedakan atas batuan beku luar (extrusive igneous rock)
dan batuan beku dalam (intrusive igneous rock). Batuan beku luar dibentuk dari material yang kelua dari permukaan bumi di
saat gunung merapi meletus. Akibat pengaruh cuaca mengalami pendinginaan dan membeku. Umumnya berbutir halus
seperti batu apug, andesit, baslt oksidian dll. Batuan beku dalam dibentuk dalam dibentuk dari magma yng tidak dapat keluar
ke permukaan bumi. Magma mengalami pendinginan dan membeku secara perlahan- lahan, bereksur kasar dan dapat
ditemui dipermukaan bumi karena proses erosi dan gerakan bumi. Batuan beku jenis ini antara lain granit, gabbro, diorite dll.
Batuan Sedimen
Sedimen dapat berasl dari campuran partikel maineral, sisa hewan dan tanaman. Pada umunya merupakan lapisan lapisan
pada kulit bumi, asil endapat di danau, laut dst.
Berdasarkan cara pembentuknya batuan sedimen dapat dibedakan atas.
Batuan sedimen yang dibentuk secara mekanik seperti breksi, kongongmerat, batu pasir, batu lempung. Batuan ini banyak
mengandung silika.
Batuan sidimen yang dibentuk secara organis seperti batu gamping , batu bara dll
Batuan sedimen yang dibentuk secara kimiawi seperti batu gamping, garam, gips, flint.
Batuan Metamorf
Berasal dari batuan sedimen ataupun batuan beku yang mengalami proses perubhan bentuk akibat adanya perubahan tekanan
dan temperatur dari kulit bumi.
Berdasarkan strukturnya dapat dibedakan atas batuan metamorf yang masif seperti marmer, kwarsif dan batuan metamorf
yang berfoliasi/ berlapis seperti batu sabak, filit dan sekis.
b. Berdasarkan Proses Pengolahannya
Agregat ynag dipergunkan pada perkerasan lentur dapat dibedakan atas agregat alam, agregat yang mengalami proses
pengolahan terlebih dahulu, dan agregat buatan.
http://rizaldyberbagidata.blogspot.com/2012/06/analisa-ayaksaringan-agregat-halus-dan.html
20 mei 2016. 19 11.
3.2 PENGUJIAN ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR DAN HALUS
3.2.1 Dasar Teori
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan gradasi / pembagian butir agregat kasar dan agregat halus dengan
menggunakan saringan. Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran dari agregat. Bila butir-butir agregat mempunyai
ukuran yang sama (seragam), maka volume pori akan besar. Sebaliknya bila ukuran butir-butirnya bervariasi akan terjadi
volume pori yang kecil. Hal ini karena butiran yang kecil, akan mengisi pori diantara butiran yang lebih besar, sehingga poriporinya menjadi sedikit, dengan kata lain kemampatannya tinggi.
Pada agregat untuk pembuatan mortar atau beton, diinginkan suatu butiran yang kemampatannya tinggi, karena
volume porinya sedikit dan ini berarti hanya membutuhkan bahan pengikat saja.
https://rahmadsigit.files.wordpress.com/2012/08/ analisa-saringan.doc 20 mei 2016. 19 08

A. LATAR BELAKANG
Pengetahuan tentang bahan bangunan khususnya bangunna jalan raya merupakan sangat penting
bagi mereka yang berkecimpung didunia konstruksi. Pengetahuan tentang bahan bangunan ini
meliputi : macam macamnya, sifat - sifatnya, bahan dasrnya, cara memproduksinya, syarat syarat
yang harus dipenuhi pengunaan dalam konstruksi perkerasan jalan
Aspal merupakan salah satu bahan yang sering digunakan dalam pembutan konstruksi perkerasan
jalan khusunya pada lapis permukaan karena kelebihan yang dimilikinya antara lain, memiliki sifat
elastis bila menerima beban kendaraan, memiliki skin resistence, mampu manhan bising, dan
nyaman.
Sehinnga untuk mendapatkan sifat yang diinginkan dari aspal tersebut maka, perlu dilakukan
perencanaan cmapuran. Untuk mendapatkan persentase agregat dan aspal yang digunakan dalam
aspal tersebut. Dalam melakukan perencanaan campuran diperlukan data karakteristik dari bahan
penyusun agar diperoleh hasil komposisi yang tepat
Penggunaan bahan bangunaan ini haruslah proporsional dengan katalain adanya kesesuaian
pelaksanaan dengan perencanaan. Hal ini gunannya untuk menghindari kesalah dalam proses
pelaksanaan sehingga umur rencana jalan tersebut tidak sesuai dengan umur rencana. Untuk
menghasilkan suatu campuran aspal panas yang bekualitas perlu diadakan Pemeriksaan terhadap
bahan bahan penyususn acampuran tersebut. Mengingat banyaknya hal yang memungkinkan
dapat mempengaruhi kualitas dari campuran aspal panas maka pemilihan bahan dan cara pengujiaan
tidaklah mudah untuk dikerjkan dalam hal ini kualitas dan faktor ekonomis dari bahan harus
diperhatikan.
C. TUJUAN DAN MAMFAAT
Adapun tujuan dan mamfaat dari pengujian diats adalah sebagai berikut :
1. Agar dapat menambah wawasan mahasiswa agar lebih memahami karakterisrik bahan campuran
aspal panas.
2. Untuk mengetahui secara detail bagaimana karakteistik dari bahan capuran aspal panas terhadap
penggunaanya dalam konstruksi jalan raya, baik mutu, kualitas, komposisi, dan campurannya.
3. Agar mahasiswa dapat menentukan apakan bahan campuran aspal panas tersebut memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan sehingga mampu mengambil keputusan layak atau tidaknya bahan
tersebut untuk digunakan dalam campuran aspal panas

You might also like