You are on page 1of 3

HABITAT DAN PENYEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii)

Udang Galah termasuk jenis udang yang hidup di perairan tawar berasal dari keluarga
palamonidae dan marga macrobranchium. Udang ini merupakan udang asli perairan
Indonesia. Selain di Indonesia, udang berjulukan baby lobster ini juga ditemukan di beberapa
negara Asia tenggara, terutama Malaysia. Daerah penyebarannya meliputi perairan Indonesia
Pasific hingga ke timur Afrika. Hingga saat ini udang galah banyak ditemukan disungai atau
danau yang langsung memiliki akses ke laut. Nama udang galah di ambil dari bentuk dan
ukuran kakinya yang bercapit dan panjang mirip galah. disetiap daerah, udang galah memiliki
nama yang berbeda, misalnya uang galah (Riau dan sebagian Sumatera), udang satang (Jawa
dan Sunda), dan udang watang (Sumatra).
Udang galah hidup di sungai, danau, rawa dan perairan umum yang bermuara ke laut.
Pada satadium larva hingga benur (juvenil) udang galah hanya ditemukan di air payau.
Setelah itu, udang galah muda dan dewasa akan bermigrasi dan berkembang biak di air tawar.
Khusus pada stadia larvan kandungan oksigen terlarut di atas 5 g/l cukup memadai untuk
mendukung kehidupan larva udang galah (Law et al., 2002 dalam Syafei, 2006). Menurut
New (2002) kandungan oksigen terlarut yang optimal untuk udang galah berkisar 3-8
mg/liter, dan menimbulkan stres jika di bawah 2 mg/liter.
Apabila diperhatikan tingkah laku dan kebiasaan hidupnya fase dewasa udang galah
sebagian besar dijalani di dasar perairan tawar dan fase larva bersifat planktonik yang sangat
memerlukan air payau. Udang galah mempunyai habiat perairan umum, misalnya rawa,
danau, dan sungai yang berhubungan dengan laut sebagai hewan yang bersifat Eurohaline.
Mempunyai sifat toleransi tinggi terhadap salinitas yaitu antara 0 20 ppt, hal ini
berhubungan erat dengan siklus hidupnya. Moreira et al., (1980) dalam Hamzah (2004)
menyebutkan udang galah pada tingkat larva sampai akhir mertamorfosis hidup di perairan
payau pada salinitas optimum 10-12 ppm. Sedangkan untuk udang dewasa yang melakukan
pentasan, salinitas yang baik untuk tempat hidupnya adalah 0-7 ppm (Malecha, 1983 dalam
Hamzah, 2004).
Aquacop (1977) dalam Khasani (2002) menerangkan bahwa intensitas cahaya yang
tinggi dalam bentuk cahaya langsung akan menurunkan selera makan dan menyebabkan
kematian massal larva udang galah. Selain permasalahan intensitas cahaya, penggunaan
lampu untuk mendukung kestabilan suhu tidak begitu efektif karena hanya bisa menjaga
kestabilan suhu 26-28 0C pada media, nilai tersebut belum optimal untuk mendukung

kehidupan larva udang galah. Menurut Zikri, et al . (2013) Udang galah dapat dipelihara pada
suhu antara 14sampai 35C, tetapi yang optimal adalah 29 sampai 31C.
Udang galah berkembang biak di daerah air tawar pada jarak 100 km dari muara, lalu
telurnya terbawa aliran sungai hingga ke laut. Larva yang menetas dari telur paling lambat 35 hari harus mendapatkan air payau. Kemudian larva berkembang dan melakukan
metamorfosis hingga mencapai pascalarva di perairan payau. Stelah tumbuh menjadi udang
galah muda dan dewasa, udang galah akan kembali bermigrasi ke parairan tawar untuk
tumbuh dan kembali berkembang biak. Selama masa penetasan dan pemeliharaan larva
derajat keasaman (pH) masih dalam kisaran yang optimal bagi kehidupan larva udang galah.
Menurut Chen dan Chen (2003) dalam Syafei (2006), kisaran nilai pH yang layak untuk larva
udang galah berkisar antara 7,0-8,5.
Secara alami penyebaran udang galah meliputi daratan Indopasifik mulai dari bagian
timur benua Afrika sampai dengan kepulauan Malaysia termasuk Indonesia, Diperairan
Indonesia sendiri udang galah tersebar luas mulai dari Sumatra, Jawa, Kalimantan sampai
dengan ke Papua.
Ikut campurnya manusia dalam penyebaran ini telah terlihat dengan ditemukannya
udang galah dibenua Amerika dan Australia, sebelumya didaerah tersebut tidak pernah
terdapat udang galah alami, Walaupun dengan demikian tidak tertutup kemungkinan adanya
cara penyebaran lain selain campur tangan manusia.

Daftar Pustaka
Hamzah, M. 2004. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan juvenil udang galah
(Macrobrachium rosenbergii de Man) pada berbagai tingkat salinitas media.
Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Khasani, I. 2002. Upaya Peningkatan Produksi Hatcheri Udang Galah Melalui Optimalisasi
Lingkungan Pemeliharaan. Warta Penlitian Perikanan Indonesia. 9 (3) : 6-10.
New, M.B. 2002. Farming freshwater prawns a manual for the culture of the giant river
prawn Macrobrachium rosenbergii. FAO Fisheries, United Kingdom.
Syafei, L. S. 2006. Pengaruh beban kerja osmotik terhadap kelangsungan hidup, lama waktu
perkembangan larva dan potensi tumbuhan pascalarva udang galah. Tesis.
Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Zikri, O., HT. Ferdinand dan Marsi. 2013. Penentuan Pola Perubahan Salinitas Pada
Penetasan

dan

Pemeliharaan

Larva

Udang

rosenbergii) Asal Sumatra Selatan. 1(1) : 46-56.

Galah

(Macrobrachium

You might also like