Professional Documents
Culture Documents
Pokok bahasan
Media
Waktu
: 09.00 09.40
Tempat
Sasaran
: Ibu Hamil
C. Metode
1.
2.
3.
Ceramah
Diskusi
Demonstrasi
D. Media
1. Leaflet
2. Alat tulis
E. Rencana Kegiatan
No
Tahap
Kegiatan
Penyuluh
Audience
Media
Waktu
1.
Pembukaan
a. Salam
Memberikan
salam
b. Perkenalan
Menjawab salam
Power
Mendengarkan
point
Leaflet
Mendengarkan
Power
5 menit
Memperkenalkan
c.
d.
e.
f.
2.
diri
Kontrak Waktu
Tujuan
Apersepsi
Kontrak materi
Setuju
Mengerti
Sikap siap
Mengerti
Materi Penyuluhan
a.
b.
Menjelaskan
pengertian anemia
Menjelaskan
penyebab anemia
c.
Menjelaskan
tanda
dan
Menjelaskan
Menjelaskan
Menjelaskan
gejala
anemia
d.
Menjelaskan
e.
Menjelaskan
Mendengarkan
Leaflet
Mendengarkan
Menjelaskan
Menjelaskan
komplikasi anemia
Menjelaskan
Mendengarkan
25 menit
Membuka sesi
akibat anemia
f.
Menjelaskan cara tanya jawab
Mendengarkan
Power
Mendengarkan
mencegah anemia
g.
point
point
Leaflet
Tanya Jawab
Mengajukan
pertanyaan
3.
Penutup
a
Evaluasi
Menjawab
pertanyaan
Kesimpulan
Salam Penutup
Mendengarkan
Flipchart
10 menit
leaflet
Membuat
kesimpulan
Mendengarkan
Mendengarkan
Memberikan
salam
Mengucapkan
terima kasih
Total
40 menit
2
F. Evaluasi
1. Struktur
SAP disiapkan
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah power point & leaflet.
2. Proses :
a
G. Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan Audience mampu :
1.
2.
3.
Audience mampu menjawab dari penyaji tentang tanda dan gejala anemia
4.
5.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Bakta, I.M. 2007. Hematologi Klinik Ringkas. Buku Kedokteran EGC, Denpasar.
Cunningham G., et al. 2009. Williams obstetrics (23rd ed). New York: McGraw-Hill.
Departemen Kesehatan RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI
Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.
Mochtar, R. 2009. Sinopsis Obstetri. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
and
Population
Statistics
http://www.nationsencyclopedia.com/WorldStats/HNP-prevalence-anemiapregnant-women.html.
Noversiti, E. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang Tahun
2012. Jurnal penelitian.pdf
Proverawati, atikah. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Tangkilisan, Helena. A. dan Rumajan, Debby. 2002. Defisiensi Asam Folat. Sari Pediatri, Vol.
4, No. 1.
Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC.
WHO,
2008.
Worldwide
prevalence
of
anaemia
19932005.
http://whqlibdoc.who.int/publications/2008/9789241596657eng.pdf.
http://www.info-kes.com/2013/04/anemia-pada-kehamilan.html
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya
hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital
pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika
konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl (Varney H, 2006).
Anemia atau kurang darah saat kehamilan adalah keadaan ibu dengan kadar
hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr%
pada trimester II (Depkes RI, 2009).
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin yang di jumpai selama kehamilan
pada wanita sehat yang tidak mengalami defisiensi besi atau folat yang di sebabkan oleh
penambahan volume plasma yang relative lebih besar dari pada penambahan massa
hemoglobin dan volume sel darah (Cunningham G, 2005)
B. Penyebab
1. Menurut Mochtar( 2009) penyebab anemia pada umunya adalah :
a. Perdarahan
b. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B 12 dan asam folat.
c. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema, dll.
d. Kelainan darah
e. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.
f. Malabsorpsi
2. Penyebab anemia pada kehamilan :
a. Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin
b. Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil
c. Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
d. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)
e. Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.
3. Faktor Resiko Anemia pada Ibu Hamil
a. Umur < 20 tahun atau > 35 tahun
b. Perdarahan akut
5
c. Pekerja berat
d. Makan < 3 kali dan makanan yang dikonsumsi kurang zat besi
Anneke dan Debby, 2002). Folat tersebar luas pada berbagai tumbuh-tumbuhan dan
jaringan hewan, terutama sebagai poliglutamat dalam bentuk metil atau formil tereduksi.
Sumber yang paling kaya akan asam folat adalah ragi, hati, ginjal, sayur-sayuran berwarna
hijau, kembang kol, brokoli; dalam jumlah yang cukup terdapat dalam makanan yang terbuat
dari susu, daging dan ikan, dan sedikit dalam buah-buahan. Untuk wanita hamil dan wanita
menyusui dianjurkan 0,4 mg/hari atau 400 mg /hari.
Folat, biasa juga disebut asam folat, termasuk dalam kelompok vitamin B.
Tubuh membutuhkan folat untuk menghasilkan sel-sel baru, termasuk sel darah merah
yang sehat. Selama kehamilan, wanita membutuhkan folat tambahan. Tapi kadangkadang mereka tidak mendapatkan cukup dari makanannya. Ketika itu terjadi, tubuh
tidak dapat membuat sel-sel darah merah yang normal yang cukup untuk mengangkut
oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Kekurangan folat bisa langsung berkontribusi
terhadap beberapa jenis cacat lahir.
3. Anemia Kekurangan Vitamin B12
Tubuh membutuhkan vitamin B12 untuk membentuk sel darah merah yang
sehat. Ketika seorang wanita hamil tidak mendapatkan cukup vitamin B12 dari
makanan, tubuhnya tidak dapat memproduksi cukup sel darah merah yang sehat.
Wanita yang tidak mengkonsumsi daging, unggas, produk susu, dan telur memiliki
risiko lebih besar terkena kekurangan vitamin B12, yang dapat berkontribusi untuk
cacat lahir. Kehilangan darah selama dan setelah melahirkan juga dapat menyebabkan
anemia.
E. Pemeriksaan Penunjang
Selama pemeriksaan kehamilan yang pertama, sang ibu akan mendapatkan pemeriksaan
darah yang dapat membantu dokter atau bidan memeriksa apakah ia mengalami anemia
atau tidak. Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
1. Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg/%
2. Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )
3. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak
F. Komplikasi
Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu
diwaspadai.
1. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan : abortus,
missed abortus dan kelainan kongenital.
7
G. Penatalaksanaan
1. Therapy pengobatan
a. Therapy oral
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar
tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu
polisakarida.
Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan.
Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan
usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam
dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan
gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja
menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak
berbahaya. Dan biasanya asupan nutrisi yang mengandung zat besi cenderung
lebih tinggi pada ibu hamil daripada wanita normal. Umumnya asupan nutrisi
meningkat 2 kali lipat daripada wanita normal.Pengobatan yang lain:
Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat
diberikan transfusi darah.
b. Therapi parenteral
Diberikan jika penderita tidak tahan akan obat besi peroral ada gangguan
penyerapan oenyakit saluran pencernaan atau apabila kehamilannya sudah tua.
Therapy parenteral ini diberikan dalam bentuk ferri. Secara intramusculus dapat
disuntikan dextran besi (imferon) atau sorbitol besi (Jectofer)
Makanan dapat diberikan 4-6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan
ibu.
Perbanyak minum air putih, sari buah, air rebusan kacang hijau, sebagai
pengganti cairan karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dan sering BAK.
Hindari minuman kafein serta soft drink yang dapat memicu hipertensi.
Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan
pewarna.
Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak.
Sumber tenaga digunakan untuk tumbang janin dan proses perubahan biologis
yang terjadi dalam tubuh yang meliputi : pembentukan sel-sel baru, pemberian
makanan dari ibu ke bayi melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan
hormone penunjang pertumbuhan janin. Kekurangan energi dalam asupan
makanan dapat menyebabkan tidak tercapainya penambahan berat badan ideal
yaitu sekitar 11-14 kg. Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein
yang dipecah menjadi energi.
1) Vitamin A
2) Vitamin B1 dan B2
3) Vitamin B6
4) Vitamin B12
5) Vitamin C
6) Vitamin D
Kalsium
Zat besi
Caranya :
Hidangan harus tersusun dari bahan makanan bergizi yang terdiri dari
makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan dan diusahakan minum
susu satu gelas setiap hari.
2. Trimester ke 2
Di trimester dua, ibu dan janin mengalami lebih banyak lagi kemajuan dan
perkembangan. Kebutuhan gizi juga semakin meningkat seiring dengan semakin
besarnya kehamilan.
a. Minggu ke-13
11
Ibu: Kurangi atau hindari minum kopi. Sebab kafeinnya (juga terdapat di teh,
kola dan cokelat) berisiko mengganggu perkembangan sistem saraf pusat janin
yang mulai berkembang.
Janin: Perkembangan organ tubuhnya mengalami percepatan.
b. Minggu ke-14
Ibu: Anda perlu menambah asupan 300 kalori per hari untuk tambahan energi
yang dibutuhkan untuk tumbuh-kembang janin. Penuhi antara lain dari 2 cangkir
nasi atau penggantinya. Juga perlu lebih banyak ngemil, 3-4 kali sehari porsi
sedang.
Janin: Cikal bakal telinga terbentuk, begitu juga telinga luar dan daun telinga.
c. Minggu ke-17
Ibu: Jangan lupa makan sayur dan buah serta cairan untuk mencegah sembelit.
Penuhi kebutuhan cairan tubuh yang meningkat. Pastikan minum 6-8 gelas air
setiap hari. Selain itu, konsumsi sumber zat besi (ayam, daging, kuning telur, buah
kering, bayam) dan vitamin C untuk mengoptimal pembentukan sel darah merah
baru, karena jantung dan sistem peredaran darah janin sedang berkembang.
Ibu & Janin: Jantung dan sistem peredaran darah berkembang pesat
d. Minggu ke-24
Ibu: Batasi garam, karena memicu tekanan darah tinggi dan mencetus kaki
bengkak akibat menahan cairan tubuh. Bila ingin jajan atau makan di luar, pilih
yang bersih, tidak hanya kaya karbohidrat tapi bergizi lengkap, tidak berkadar
garam dan lemak tinggi (misal, gorengan dan junk food). Bila mungkin pilih yang
kaya serat.
Janin: Pankreas mempersiapkan diri untuk bekerja membantu fungsi sistem
pencernaan.
e. Minggu ke-28
Ibu: Konsumsi aneka jenis seafood untuk memenuhi kebutuhan asam lemak
omega-3 bagi pembentukan otak dan kecerdasan janin. Vitamin E sebagai
antioksidan harus dipenuhi pula. Pilihannya, bayam dan buah kering.
Janin: Retina atau selaput pelangi bola matanya terbentuk. Begitu juga bakal bulu
mata dan alis
12
3. Trimester ke 3
Di trimester ke III, ibu hamil butuh bekal energi yang memadai. Selain untuk
mengatasi beban yang kian berat, juga sebagai cadangan enerji untuk persalinan
kelak. Itulah sebabnya pemenuhan gizi seimbang tak boleh dikesampingkan baik
secara kualitas maupun kuantitas. Pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali
pada dua bulan terakhir menjelang persalinan. Karena itu, jangan sampai kekurangan
gizi.
Berikut ini sederet zat gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan pada kehamilan
trimester ke III ini, tentu tanpa mengabaikan zat gizi lainnya:
a. Kalori.
Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 -80.000 kilo kalori
(kkal), dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg. Pertambahan kalori ini
diperlukan terutama pada 20 minggu terakhir. Untuk itu, tambahan kalori yang
diperlukan setiap hari adalah sekitar 285-300 kkal. Tambahan kalori diperlukan
untuk pertumbuhan jaringan janin dan plasenta dan menambah volume darah serta
cairan amnion (ketuban). Selain itu, kalori juga berguna sebagai cadangan ibu
untuk keperluan melahirkan dan menyusui.
Agar kebutuhan kalori terpenuhi, Anda harus menggenjot konsumsi makanan
dari sumber karbohidrat dan lemak. Karbohidrat bisa diperoleh melalui serelia
(padi-padian) dan produk olahannya, kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian
dan susu. Sementara untuk lemak, Anda bisa mengonsumsi mentega, susu, telur,
daging berlemak, alpukat dan minyak nabati.
b. Vitamin B6 (Piridoksin).
Vitamin ini dibutuhan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia di dalam
tubuh yang melibatkan enzim. Selain membantu metabolisma asam amino,
karbohidrat, lemak dan pembentukan sel darah merah, juga berperan dalam
pembentukan neurotransmitter (senyawa kimia penghantar pesan antar sel saraf).
Semakin berkembang otak jianin, semakin meningkat pula kemampuan untuk
mengantarkan pesan. Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah sekitar
2,2 miligram sehari. Makanan hewani adalah sumber yang kaya akan vitamin ini.
c. Yodium.
Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin yang berperan
mengontrol setiap metabolisma sel baru yang terbentuk. Bila kekurangan senyawa
ini, akibatnya proses perekembagan janin, termasuk otaknya terhambat dan
terganggu. Janin akan tumbuh kerdil. Sebaliknya, jika tiroksin berlebih, sel-sel
baru akan tumbuh secara berlebihan sehingga janin tumbuh melampaui ukuran
13
normal. Karenanya, cermati asupa yodium ke dalam tubuh saat hamil. Angka yang
ideal untuk konsumsi yodium adalah 175 mikrogram perhari.
d. Tiamin (vitamin B1), Riboflavin (B2) dan Niasin (B3).
Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur metabolisma
sistem pernafasan dan enerji. Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi Tiamin
sekitar 1,2 miligram per hari, Riboflavin sekitar 1,2 miligram perhari dan Niasin
11 miligram perhari. Ketiga vitamin B ini bisa Anda konsumsi dari keju, susu,
kacang-kacangan, hati dan telur.
e. Air.
Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari makanan tapi juga
dari cairan. Ari sangat penting untuk pertubuhan sel-sel baru, mengatur suhu
tubuh, melarutkan danmengatur proses metabolisma zat-zat gizi, serta
mempertahankan volume darah yang meningkat selama masa kehamilan. Jika
cukup mengonsumsi cairan, buang air besar akan lancar sehingga terhindar dari
sembelit serta risiko terkena infeksi saluran kemih. Sebaiknya minum 8 gelas air
putih sehari. Selain air putih, bisa pula dibantu dengan jus buah, makanan berkuah
dan buah-buahan. Tapi jangan lupa, agar bobot tubuh tidak naik berlebihan,
kurangi minuman bergula seperti sirup dan softdrink.
I. Pencegahan
1. Makanlah makanan yang kaya akan sumber zat besi secara teratur.
2. Makanlah makanan yang kaya sumber vitamin C untuk memperlancar penyerapan zat
besi.
3. Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah penyakit infeksi dan
penyakit cacingan.
4. Hindari minum teh, kopi, susu coklat setelah makan karena dapat menghambat
penyerapan zat besi.
14