You are on page 1of 26

Anatomi Soulder

A. LATAR BELAKANG
Otot merupakan jaringan aktif, karena otot mampu secara aktif mengembangkan
ketegangan atau berkontraksi. Karena otot adalah jaringan aktif, maka otot memiliki fungsi
yang penting untuk mempertahankan postur tubuh, menggerakkan segmen tubuh &
meredam terjadinya shock.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian shoulder kompleks?
2. Untuk mengetahui otot-otot apa saja yang ada di shoulder kompleks
A. SHOULDER KOMPLEKS
a. Shoulder joint
Shoulder kompleks merupakan sendi yang paling kompleks pada tubuh manusia
karena memiliki 5 sendi yang saling terpisah. Yang terdiri atas 3 sendi synovial yaitu
sternoclavicular joint, acromioclavicular joint dan glenohumeral joint (shoulder joint) dan 2
sendi non-sinovial yaitu suprahumeral joint (coracoclavicular joint) dan scapulothoracic joint.
1. Sternoclavikular joint
Sternoclavicular joint dibentuk oleh ujung proksimal dari clavicula yang bersendi
dengan incisura clavicular dari sternum dan cartilago costa I. Sendi ini merupakan modifikasi
ball and socket joint atau saddle joint yang memiliki 2 cavitas sendi atau 2 cavum articularis.
Sendi ini memiliki diskus artikular fibrokartilago yang dapat memperbaiki kesesuaian kedua
permukaan tulang yang bersendi & berperan sebagai shock absorber. Kapsul articularisnya
tebal dan kendor, diperkuat oleh lig. sternoclavicular anterior dan posterior. Ujung proksimal
dari clavicula juga berhubungan dengan costa I melalui lig. costoclavicular dan kedua ujung
proksimal clavicula saling berhubungan oleh adanya lig. interclavicularis. Sternoclavicular
joint berperan besar dalam gerakan shoulder girdle dan secara keseluruhan berperan
dalam gerakan protraksi retraksi, elevasi depresi, abduksi elevasi lengan/shoulder. Pada
gerakan protraksi retraksi terjadi gerak arthrokinematika yaitu ventral slide dorsal slide,
sedangkan gerakan elevasi depresi terjadi gerak arthrokinematika yaitu caudal slide
cranial slide.

2. Acromioclavicular joint
Acromioclavicular joint dibentuk oleh processus acromion scapula yang bersendi
dengan ujung distal clavicula. Sendi ini termasuk irregular joint atau plane joint, dimana
permukaan sendi pada acromion berbentuk konkaf dan pada ujung distal clavicula
berbentuk konveks permukaan sendinya hampir rata. Kapsul artikularisnya diperkuat oleh
lig. acromiocla-vicularis pada bagian superior. Pada bagian belakang sendi diperkuat oleh
aponeurosis otot upper trapezius dan deltoid. Ujung distal clavicula distabilisasi oleh lig.
Coraco-clavicularis yang terdiri atas 2 serabut ligamen yaitu lig. trapezoideum dan lig.
conoideum . Acromioclavicular joint memberikan kontribusi pada gerakan elevasi depresi,
protraksi retraksi dan abduksi elevasi lengan. Pada saat gerakan elevasi depresi
processus acromion akan slide kearah cranial caudal, se-dangkan saat gerakan protraksi
retraksi akan slide kearah ventral dorsal.

3. Glenohumeral joint
Glenohumeral joint dibentuk oleh caput humeri yang bersendi dengan cavitas
glenoidalis yang dangkal. Glenohumeral joint termasuk sendi ball and socket joint, tetapi
merupakan sendi yg paling bebas pada tubuh manusia. Caput humeri yang berbentuk
hampir setengah bo-la memiliki area permukaan 3 4 kali lebih besar daripada fossa
glenoidalis scapula yang dangkal se-hingga memungkinkan terjadinya mobilitas yg ting-gi
pada shoulder. Fossa glenoidalis diperlebar oleh sebuah bibir/la-brum fibrokartilago yang
mengelilingi tepi fossa disebut denganlabrum glenoidalis, labrum ini dapat membantu
menambah stabilitas glenohume-ral joint. Kapsul artikularisnya kendor dan jika lengan tergantung ke bawah akan membentuk kantong kecil pada permukaan medial, yang
disebut recessus axillaris. Bagian atas kapsul diperkuat oleh lig. coracohume-ral dan

bagian anterior kapsul diperkuat oleh 3 se-rabut lig. glenohumeral yang lemah (lig. glenohumeral superior, middle & inferior).
4. Suprahumeral joint
5. Scapulothoracic joint

b. shoulder girdle (gelang bahu)


Gelang bahu yaitu persendian yang menghubungkan lengan dengan badan.
Pergelangan ini mempunyai mangkok sendi yang tidak sempurna oleh karena bagian
belakangnya terbuka. Gelang bahu terdiri atas tulang selangka yang melengkung berupa
huruf S, dan tulang belikat yaitu sebuah tulang ceper berbentuk segi tiga. Gelang bahu
berhubungan dengan rangka batang badan hanya pada satu tempat saja. Ujung sebelah
tengah tulang selangka dihubungkan dengan pinggir atas tulang dada oleh sendi dadaselangka. Ujung sebelah luar tulang selangka berhubungan dengan dengan sebuah taju
tulang belikat (ujung bahu) dengan perantaraan sendi akromioklavikula.

B. OTOT-OTOT SHOULDER
1. M. Deltoideus
Origo : Pars clavicularis : sepertiga acromio clavicula
Pars acromialis : acromion
Pars sternalis : Tepi bawah spina scapula
Insertio : Tuberositas deltoidea
Fungsi :
Pars clavicularis : Adduksi (abduksi kira-kira 60 keatas), rotasi kedalam anteversi
Pars acromialis : Abduksi sampai horisontal
Pars Spinalis: Adduksi (abduksi kira-kira 60 keatas), rotasi keluar

2. Otot Rotator cuff


M. Supraspinatus
Origo : Fossa supraspinata Fascia supraspinata
Insertio : Faset proksimal tuberculum majus

Fungsi : Abduksi pada bidang scapular sampai posisi hirisontal, rotasi keluar

M. Subscapularis
Origo : Facies costalis, fossa subscapularis
Insertio : Tuberculum minus dan bagian yang membatasi crista tuberculi minoris humeri
Fungsi : Rotasi kedalam

M. infraspinatus
Origo: Fossa infraspinata, Fascia infraspinata
Insertio : Faset tengah tuberculum majus
Fungsi : Rotasi keluar

M. Teres Minor

Origo ;

Bagian caudal fossa infraspinata, sepertiga tengah margo lateralis

Insertio : Faset distal tuberculum majus


Fungsi : Rotasi keluar, adduksi pada bidang scapular

3. M. Teres Mayor
Origo ; Margo lateralis dan angulus inferior
Insertio : Crista tuberculi minoris humeri
Fungsi : Rotasi kedalam, adduksi pada bidang scapular

4. M. Subclavius
Origo ; Iga ke I (batas tulang rawan)
Insertio : Clavicula (sepertiga lateral)
Fungsi : Menarik tarikan kearah samping pada clavicula

5. M. Pectoralis Mayor
Origo ; Pars clavicularis : Clavicula (setengah sternal)
Pars sternocostali : Manubrium sterni dan Corpus sterni, cartilago costa 1 6.
Pars Abdominalis : Aponeurosis musculi abdominalis
Insertio : Crista Tuberculi minoris humeri
Fungsi : Adduksi ( terutama dari posisi elevasi lengan ) rotasi kedalam .
Pars clavicularis anteversi

6. M. Pectoralis minor
Origo ; Iga (ke2) 3-5 dekat batas tulang rawan
Insertio : Ujung lancip processus coracoideus clavicula
Fungsi : Lingkar bahu : Mengangkat iga bagian atas pada saat lengan diangkat dan pada saat
fiksasi lingkar bahu
Thorax : Memperlebar thorax (otot bantu pada saat inspirasi dalam)

7. M.coracobrakhialis
Origo ; Ujung Processus coracoideus
Insertio : Facies anterior humeri (medial dan distal dari crista tuberculi minoris humeri)
Fungsi : Rotasi kedalam, abduksi dan anteversi

8. M. Biceps Brachii
Origo ; Caput longum : Tuberculum supraglenoidale, labrum supraglenoidale.
Caput Brevis : Ujung proc. coracoideus
Insertio : Tuberositas radii
Fungsi : Sendi bahu : Caput longum :Abduksi anteversi rotasi kedalam
Caput brevis: Adduksi anteversi rotasi kedalam
Kedua bagian: menopang beban lengan
Sendi siku : Fleksi, Supinasi

9. M. Triceps brachii
Origo ; Caput longum : Tuberculum infraglenoidale
Caput mediale: Facies posterior humeri (medial,distal dari sulcus nefri radialis)
Capul lateral : Facies posterior humeri (Lateral, proksimal dari sulcus nefri radialis)
Insertio : Olecranon
Fungsi : Sendi bahu : Adduksi (hanya caput longum yang menahan beban)
Sendi siku : Ekstensi

10. M. Latissimus dorsi


Origo ; Proc. Spinosi enam vertebra bagian bawah,vertabra lumbalis, Fasis dorsalis ossis
sacri, labium eksternal crista iliaca, iga ke (9), 10 12, seringkali berorigo pada angulus
inferior scapulae.
Insertio : Crista tuberculi minoris humeri
Fungsi : Sendi bahu :Adduksi Rotasi kedalam, Retroversi
Lingkar bahu : Adduksi dan penurunan scapula
.

11. M. Levator scapula


Origo ; Keempat processus transverses vertebra bagian bawah
Insertio : angulus superior scapula
Fungsi : menarik scapula kearah cranial (elevasi), median

12. M. Trapezius
Origo ; Upper : Processus spinosus vertebra cervical I-VII
Middle : Processus spinosus thoracal I-IV
Lower : Processus spinosus thoracal V-XII
Insertio : Upper : bagian sepertiga lateral lavicula
Middle : acromion
Lower : spina scapula
Fungsi : Upper : Menarik scapula ke arah cranial (Elevasi)
Middle : Menarik columna ke arah columna vertebralis (Retraksi)
Lower : Menarik scapula ke arah caudal scapula (Depresi)

13. M. Rhomboideus Mayor


Origo ; Processus spinosus Thoracal-IV
Insertio : Margo medial, bagian caudal spina scapula
Fungsi : Menarik scapula ke arah cranial (elevasi), menarik scapula ke arah columna vertebralis

14. M. Rhomboideus Minor


Origo ; Processus spinosus Cervical-II
Insertio : Margo medial cranial dan angulus superior
Fungsi : Menarik scapula ke arah cranial (elevasi),menarik scapula ke arah columna vertebralis

15. M. Serratus Anterior


Origo ; Pars Superior ; Iga I-II
Pars Middle : Iga II-Iv
Pars Inferior : Iga V-(VIII)IX
Insertio : Pars Superior : Angulus Superior scapula facies costalis

Pars Middle: Margo medialis scapula facies costalis


Pars inferior : Angulus Inferior scapula facies costalis
Fungsi : Menarik scapula ke medial, bersama-sama dengan mm.rhomboidei menekan scapula pada
thorax (elevasi, depresi, gerakan scapula rhytim bersama M.trapezius)

sunflower
Sabtu, 22 September 2012

Anatomy Sistem Saraf

ANATOMY SISTEM SARAF


A. Struktur Anatomi Otak
Otak nampak seperti sebuah kembang kol yang beratnya rata-rata 1,2 kg
pada laki-laki dan 1 kg pada perempuan. Otak dapat dibagi ke dalam tiga bagian
umum, yaituotak depan, otak tengah, dan otak belakang. Nama bagian-bagian
tersebut
didasarkan
pada
posisi
saat
manusia
masih
berbentuk
embrio. Kemudian posisi bagian-bagian otak tersebut berubah selama
perkembangan janin dalam kandungan.
Otak Belakang terletak di dasar kepala, terdiri dari empat bagian
fungsional, yaitumedulla oblongata, pons, bentuk reticular (reticular formation),
dan cerebellum.

1.

Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang belakang dari sebelah kiri
badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya. Medulla mengontrol
funsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan, dan
pencernaan.

2.

Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak


bersama dengan formasi reticular. Ponslah yang menentukan apakah kita terjaga
atau tertidur.

3.

Formasi Reticular memiliki peranan penting dalam pengaturan gerakan dan


perhatian Anda. Formasi reticular seolah-olah berfungsi untuk mengaktifkan
bagian lain dalam otak.

4.

Selain bagian-bagian yang telah disebutkan tadi, ada juga bagian yang
dinamakancerebellum dengan banyak lilitannya. Cerebellum disebut juga otak
kecil yang berkerut sehingga hampir seperti otak besar (otak secara
keseluruhan). Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak. Tapi,
sebenarnya fungsi tersebut perlu dipelajari dan dilatih, seperti keseimbangan
dan koordinasi. Misalnya saat berjalan, apabila jalan yang kita lalui sudah biasa
dilewati, maka tanpa berpikirpun, kita sudah bisa sampai ditujuan. Itulah salah
satu kegunaan cerebellum, yang berfungsi sebagai kendali/ control atas gerakan
kita.
Otak Tengah merupakan pusat saraf dalam lingkup kecil. Otak tengah
adalah lanjutan dari formasi reticular dan merespon pendengaran dan
pengelihatan (seperti gerak mata). Otak tengah tampaknya lebih penting
fungsinya pada hewan mamalia daripada manusia, karena pada manusia yang
lebih dominan digunakan adalah otak depan. Otak tengah adalah bagian
terbesar pada otak. Bagiannya yang paling utama adalah korteks yang
mengandung kurang lebih 10 miliar saraf dan terletak pada lapisan luar otak.
Otak tengah juga merupakan puncak fungsional otak yang respon terhadap
fungsi yang lebih rumit, tindakan sengaja, dan kesadaran.Adapun bagianbagian penting otak depan adalahthalamus, hypothalamus, dan system limbic.

a.

Thalamus terdiri dari sejumlah pusat saraf dan berfungsi sebagai tempat
penerimaan untuk sensor data dan sinyal-sinyal motorik. Contohnya untuk
mengirim data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks.

b.

Hypothalamus berfungsi untuk mengontrol nafsu makan dan syahwat dan


mengatur kepentingan biologis lainnya. Hypothalamus, thalamus, otak tengah,
dan otak belakang (tidak termasuk cerebellum) bersama-sama membentuk apa
yang disebut tangkai/batang otak (the brain stem). Batang otak berfungsi
untuk mengatur seluruh proses kehidupan yang mendasar. Jika batang otak

tersebut kekurangan aktivitas (kurang dirangsang), maka menurut psikiater akan


menyebabkan brain death atau kelumpuhan otak.
c.

Di antara pusat otak dan korteks terletak system limbic (limbic berasal dari
bahasa Latin yang berarti batas). Anatomi system limbic ini hampir seperti
hypothalamus. System limbic memungkinkan kita mengontrol insting/naluri kita.
Misalnya, kita tidak serta merta memukul seseorang yang tidak sengaja
menginjak kaki kita. System limbic terdiri dari tiga bagian utama,
yaitu amygdala dan septum yang berfungsi mengontrol kemarahan, agresi, dan
ketakutan, serta hippocampus yang penting dalam merekam memori baru.

d.

Korteks (korteks cerebral) adalah helaian saraf yang tebalnya kurang dari 5
mm, tapi luas bagiannya mencapai 155cm. korteks menyusun 70 persen bagian
otak. Lipatan korteks yang erat kaitannya dengan tengkorak manusia membuat
otak tampak berkerut. Saraf dalam korteks memproses data. Warna korteks
kelabu (inilah alasan mengapa korteks diistilahkan dengan benda/zat kelabu
the grey mater). Korteks pun secara luas berhubungan satu sama lain (dengan
bagian dalam otak). Jaringan panjang yang menghubungkan bagian-bagian
terpisah (secara luas) pada otak tersusun dari saraf yang tertutup penyekat
berlemak yang disebut myelin. Myelin membuat jaringan tersebut berwarna
putih (disebut juga benda/zat putih)Korteks mempunyai sejumlah struktur dan
bagian-bagian fungsional. Yang paling nyata dari pembagian ini adalah belahan
kiri dan kanannya.

Beberapa ahli berpendapat bahwa kedua belahan otak dihubungkan oleh


sebuah bundel serat tebal yang disebut corpus callosum. Corpus callosum
membantu menyatukan aktivitas otak (memberitahu otak kiri tentang apa yang
dilakukan otak kanan, juga sebaliknya). Pembagian penting lainnya dalam
korteks adalah empat buah lobus atau cuping, yaitu temporal, frontal,
occipital, dan parietal.
Bagian-bagian tersebut dinamai berdasarkan letaknya setelah tulang
tengkorak. Sejak lama muncul berbagai pendapat tentang fungsi tersebut dalam
otak. Lobus
frontalberhubungan
dengan
konsentrasi, lobus
temporal berhubungan dengan bahasa dan ingatan,lobus parietal berhubungan
dengan sensor data dan lobus occipital berhubungan dengan pengelihatan dan
persepsi. Jadi, proses kesadaran pikiran bergantung pada interaksi kompleks di
bagian-bagian otak.

B. Saraf Kranial, Saraf Spinal, SSP dan SSO (Saraf Sensory Otonom)

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar
(sistem saraf otonom). Saraf perifer ( saraf sadar ) di bagi menjadi 2 yaitu :

1.

Saraf kranial
Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada dibagian luar otak dan
medulla spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf kranial yang berasal dari otak,
saraf spinal, yang berasal dari medulla spinalis dan ganglia serta reseptor
sensorik yang berhubungan.
Merupakan bagian dari sistem saraf sadar. Dari 12 pasang saraf, 3 pasang
memiliki jenis sensori (saraf I, II, VIII); 5 pasang jenis motorik (saraf III, IV, VI, XI,
XII) dan 4 pasang jenis gabungan (saraf V, VII, IX, X). Pasangan saraf-saraf ini
diberi nomor sesuai urutan dari depan hingga belakang, Saraf-saraf ini terhubung
utamanya
dengan
struktur
yang
ada
di kepala dan leher manusia
seperti mata, hidung, telinga, mulut dan lidah. Pasangan I dan II mencuat
dari otak besar, sementara yang lainnya mencuat dari batang otak.

Terdapat 12 pasang syaraf cranial yaitu :


a.

SK I (olfactorius) Adalah saraf sensorik


Fungsi : penciuman, Sensori Menerima rangsang dari
menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai sensasi bau II

hidung

dan

Mekanisme : Sistem olfaktorius dimulai dengan sisi yang menerima rangsangan


olfaktorius Saraf ini merupakan saraf sensorik murni yang serabut-serabutnya
berasal dari membran mukosa hidung dan menembus area kribriformis dari
tulang etmoidal untuk bersinaps di bulbus olfaktorius, dari sini, traktus
olfaktorius berjalan dibawah lobus frontal dan berakhir di lobus temporal bagian
medial sisi yang sama.

b.

SK II (Opticus) Adalah saraf sensorik


Fungsi : Penglihatan, input refleks fokusing dan konstriksi pupil di limbic, Sensori
Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke otak untuk diproses
sebagai persepsi visual III
Mekanisme : Saraf Optikus merupakan saraf sensorik murni yang dimulai di
retina. Serabut-serabut saraf ini, ini melewati foramen optikum di dekat arteri
optalmika dan bergabung dengan saraf dari sisi lainnya pada dasar otak untuk

membentuk kiasma optikum, Serabut-serabut dari lapangan visual temporal


(separuh bagian nasal retina) menyilang kiasma, sedangkan yang berasal dari
lapangan visual nasal tidak menyilang. Serabut-serabut untuk indeks cahaya
yang berasal dari kiasma optikum berakhir di kolikulus superior, dimana terjadi
hubungan dengan kedua nuklei saraf okulomotorius. Sisa serabut yang
meninggalkan kiasma berhubungan dengan penglihatan dan berjalan di dalam
traktus optikus menuju korpus genikulatum lateralis. Dari sini serabut-serabut
yang berasal dari radiasio optika melewati bagian posterior kapsula interna dan
berakhir di korteks visual lobus oksipital.
Dalam perjalanannya serabut-serabut tersebut memisahkan diri sehingga
serabut-serabut untuk kuadran bawah melalui lobus parietal sedangkan untuk
kuadaran atas melalui lobus temporal. Akibat dari dekusasio serabut-serabut
tersebut pada kiasma optikum serabut-serabut yang berasal dari lapangan
penglihatan kiri berakhir di lobus oksipital kanan dan sebaliknya.

c.

SK III (Okulomotorius) Adalah saraf motorik


Fungsi : Pergerakan bola mata elevasi alis, konstriksi pupil dan memfokuskan
lensa, Saraf ini mengontrol sebagian besar gerakan mata, konstriksi pupil, dan
mempertahankan terbukanya kelopak mata (saraf kranial IV dan VI juga
membantu pengontrolan gerakan mata.)

d.

SK IV (Trochlearis) Adalah saraf motorik


Fungsi: Pergerakan bola mata ke bawah

e.

SK V (Trigeminus) Adalah saraf motorik dan saraf sensorik


Fungsi :

1)

oV1(Syaraf optalmik) adalah saraf sensorik, fungsi : input dari kornea, rongga
hidung bagian atas, kulit kepala bagian frontal, dahi, bagian atas alis,
konjungtiva kelenjar air mata

2)

oV2 (Syaraf maksilari) adalah saraf sensorik, fungsi : input dari dagu, bibir
atas, gigi atas, mukosa rongga hidung, palatum, faring

3)

oV3 (Syaraf Mandibular)adalah saraf motorik dan sensorik


fungsi :

a) sensorik : input dari lidah (bukan pengecapan), gigi bawah, kulit di bawah dagu
b) motorik : mengunyah

f.

SK VI (Abdusen) Adalah saraf motorik, fungsi : Pergerakan mata ke lateral

g.

SK VII (Fasialis) Adalah saraf motorik dan sensorik

1) Fungsi :
a)

Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses di otak
sebagai sensasi rasa

b) Motorik: Mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah


2) Mekanisme :
Saraf fasialis mempunyai fungsi motorik dan fungsi sensorik fungsi motorik
berasal dari Nukleus motorik yang terletak pada bagian ventrolateral dari
tegmentum pontin bawah dekat medula oblongata. Fungsi sensorik berasal dari
Nukleus sensorik yang muncul bersama nukleus motorik dan saraf
vestibulokoklearis yang berjalan ke lateral ke dalam kanalis akustikus
interna.Serabut motorik saraf fasialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah
terdiri dari otot orbikularis okuli, otot buksinator, otot oksipital, otot frontal, otot
stapedius, otot stilohioideus, otot digastriktus posterior serta otot platisma.
Serabut sensorik menghantar persepsi pengecapan bagian anterior lidah.

h.

SK VIII(Vestibulocochlearis): Adalah saraf sensorik

1) Fungsi : Vestibular untuk keseimbangan, cochlearis untuk pendengaran


2) Mekanisme :
Saraf vestibulokoklearis terdiri dari dua komponen yaitu serabut-serabut aferen
yang mengurusi pendengaran dan vestibuler yang mengandung serabut-serabut
aferen yang mengurusi keseimbangan. Serabut-serabut untuk pendengaran
berasal dari organ corti dan berjalan menuju inti koklea di pons, dari sini terdapat
transmisi bilateral ke korpus genikulatum medial dan kemudian menuju girus
superior lobus temporalis. Serabut-serabut untuk keseimbangan mulai dari
utrikulus dan kanalis semisirkularis dan bergabung dengan serabut-serabut
auditorik di dalam kanalis fasialis. Serabut-serabut ini kemudian memasuki pons,
serabut vestibutor berjalan menyebar melewati batang dan serebelum.

i.

SK IX(Glossofaringeus) Adalah saraf motorik dan sensorik,

1) Fungsi :
a) Motoris : membantu menelan
b) Sensoris : Menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses di otak
sebagai sensasi rasa
2) Mekanisme :
Saraf Glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan asesorius pada
waktu meninggalkan kranium melalui foramen tersebut, saraf glosofaringeus
mempunyai dua ganglion, yaitu ganglion intrakranialis superior dan
ekstrakranialis inferior. Setelah melewati foramen, saraf berlanjut antara arteri
karotis interna dan vena jugularis interna ke otot stilofaringeus. Di antara otot ini
dan otot stiloglosal, saraf berlanjut ke basis lidah dan mempersarafi mukosa
faring, tonsil dan sepertiga posterior lidah.

j.

SK X (vagus) Adalah saraf motorik dan sensorik

1) Fungsi :
Sensori : Menerima rangsang dari organ dalam
Motorik : Mengendalikan organ-organ dalam XI
2) Mekanisme :
Nervus vagus meninggalkan anterolateral bagian atas medula oblongata sebagai
rangkaian dalam jalur oliva dan pedunculus serebelaris inferior. Serabut saraf
meninggalkan tengkorak melalui foramen jugulare. Nervus vagus memiliki dua
ganglia sensorik, yaitu ganglia superior dan ganglio inferior. Nervus vagus kanan
dan kiri akan masuk rongaa toraks dan berjalan di posterior radix paru kanan
untuk ikut membentuk plexus pulmonalis. Selanjutnya, nervus fagus berjalan ke
permukaan posterior esofagus dan ikut membentuk plexus esogafus. Nervus
fagus kanan kemudian akan didistrubusikan ke permukaan posterior gaster
melalui cabang celiaca yang besar ke duodenum, hepar, ginjal, dan usus halus
serta usus besar sampai sepertiga kolon transversum.

k.

SK XI(Aksesorius) Adalah saraf motorik

1) Fungsi : Motorik: Mengendalikan pergerakan kepal


2) Saraf
aksesoris
adalah
saraf
motorik
yang
mempersarafi
sternokleidomastoideus
dan
bagian
atas
otot
trapezius,
sternokleidomastoideus berfungsi memutar kepala ke samping dan
trapezius memutar skapula bila lengan diangkat ke atas.

otot
otot
otot

3) Mekanisme :
Nervus asesoris merupakan saraf motorik yang dibentuk oleh gabungan radix
cranialis dan radix spinalis. Radix spinalis berasal dari C1-C5 dan masuk ke
dalam tengkorak melalui foramen magnum, bersatu dengan saraf kranial
membentuk nervus asesoris. Nervus asesoris ini kemudian keluar dari tengkorak
melalui foramen jugulare dan kembali terpisah, saraf spinalnya akan menuju otot
sternocleidomastoid dan trapezius di leher yang berfungsi untuk menggerakkan
leher dan kepala, sedangkan saraf kranialnya akan bersatu dengan vagus
melakukan fungsi motorik brakial di faring, laring, dan palate.

l.

SK XII(Hipoglosus) Adalah saraf motorik


Fungsi : Pergerakan lidah saat bicara, mengunyah.

2.

Saraf spinal
Sistem saraf spinal (tulang belakang) berasal dari arah dorsal, sehingga
sifatnya sensorik. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang yang
berjumlah 31 dibedakan menjadi:

a.

8 pasang saraf leher (saraf cervical)

b.

Meliputi : C menunjukkan sekmen T,L,S,Co

1)

Pleksus servikal berasal dari ramus anterior saraf spinal C1 C4

2)

Leksus brakial C5 T1 / T2 mempersarafi anggota bagian atas, saraf yang


mempersarafi anggota bawah L2 S3.

c.

12 pasang saraf punggung (saraf thorax)

d.

5 pasang saraf pinggang (saraf lumbar)

e.

5 pasang saraf pinggul (saraf sacral)

f.

1 pasang saraf ekor (saraf coccyigeal).

Otot otot representative dan segmen segmen spinal yang bersangkutan serta
persarafannya:
a.

Otot bisep lengan C5 C6

b.

Otot trisep C6 C8

c.

Ototbrakial C6 C7

d.

Otot intrinsic tangan C8 T1

e.

Susunan otot dada T1 T8

f.

Otot abdomen T6 T12

g.

Otot quadrisep paha L2 L4

h.

Otot gastrok nemius reflek untuk ektensi kaki L5 S2

Kemudian diantara beberapa saraf, ada yang menjadi satu ikatan atau
gabungan (pleksus) membentuk jaringan urat saraf. Pleksusterbagi menjadi 3
macam, yaitu:
a.

Plexus cervicalis (gabungan urat saraf leher )

b.

Plexus branchialis (gabungan urat saraf lengan)

c.

Plexus lumbo sakralis (gabungan urat saraf punggung dan pinggang)

Setiap saraf spinal keluar dari sumsum tulang belakang dengan dua buah
akar, yaitu akar depan (anterior) dan akar belakang (posterior). Setiap akar
anterior dibentuk oleh beberapa benang akar yang meninggalkan sumsum
tulang belakang pada satu alur membujur dan teratur dalam satu baris. Tempat
alaur tersebut sesuai dengan tempat tanduk depan terletak paling dekat di
bawah permukaan sumsum tulang belakang. Benang-benang akar dari satu
segmen berhimpun untuk membentuk satu akar depan. Akar posterior pun terdiri
atas benang-benang akar serupa, yang mencapai sumsum tulang belakang pada
satu alur di permukaan belakang sumsum tulang belakang. Setiap akar belakang
mempunyai sebuah kumpulan sel saraf yang dinamakan simpul saraf spinal.
Akar anterior dan posterior bertaut satu sama lain membentuk saraf spinal yang

meninggalkan terusan tulang belakang melalui sebuah lubang antar ruas tulang
belakang dan kemudian segera bercabang menjadi sebuah cabang belakang,
cabang depan, dan cabang penghubung.
Cabang-cabang belakang sraf spinal mempersarafi otot-otot punggung sejati
dan sebagian kecil kulit punggung. Cabang-cabang depan mempersarafi semua
otot kerangka batang badan dan anggota-anggota gerak serta kulit tubuh kecuali
kulit punggung. Cabang-cabang depan untuk persarafan lengan membentuk
suatu anyaman (plexus), yaitu anyaman lengan (plexus brachialis). Dari
anyaman inilah dilepaskan beberapa cabang pendek ke arah bahu dan ketiak,
dan beberapa cabang panjang untuk lengan dan tangan. Demikian pula dibentuk
oleh cabang-cabang depan untuk anggota-anggota gerak bawah dan untuk
panggul sebuah anyaman yang disebut plexus lumbosakralis, yang juga
mengirimkan beberapa cabang pendek ke arah pangkal paha dan bokong, serta
beberapa cabang panjang untuk tungkai atas dan tungkai bawah. Yang terbesar
adalah saraf tulang duduk. Saraf ini terletak di bidang posterior tulang paha.

3.

Susunan Saraf Pusat

Sistem saraf adalah satu dari dua sistem kontrol pada tubuh, yang lain
adalah sistem endokrin. Secara umum, sistem saraf mengkoordinasikan responsrespons yang cepat, sementara sistem endokrin mengatur aktivitas yang lebih
memerlukan durasi daripada kecepatan. Sistem saraf terdiri dari susunan/sistem
saraf pusat (SSP), yang mencakup otak dan korda spinalis, dan sistem saraf
perifer, yang mencakup serat-serat saraf yang membawa informasi ke (divisi
aferen) dan dari (divisi eferen) SSP. Terdapat tiga kelas neuron: neuron aferen,
neuron eferen, dan antarneuron yang membentuk sel dapat dirangsang pada
sistem saraf. Neuron aferen memberitahu SSP mengenai kondisi lingkungan
eksternal dan internal. Neuron eferen membawa instruksi dari SSP ke organ
efektor, yaitu otot dan kelenjar. Antarneuron berperan mengintegrasikan
informasi aferen dan memformulasikan respons eferen, serta untuk fungsi-fungsi
mental yang lebih tinggi yang berkaitan dengan pikiran.
Perlindungan dan Makanan untuk Otak Sel-sel glia membentuk jaringan
ikat di dalam SSP serta menunjang neuron secara fisik dan metabolik. Otak
diperlengkapi oleh beberapa perangkat pelindung, yang penting karena neuron
tidak dapat membelah diri untuk mengganti sel yang rusak. Otak dibungkus
dalam tiga lapisan membran protektif (menings) dan juga dikelilingi oleh
pembungkus tulang yang keras. Cairan serebrospinalis mengalir di dalam dan di
sekitar otak dan berfungsi sebagai bantalan bagi otak terhadap getaran. Proteksi
terhadap cedera kimiawi dilaksanakan oleh sawar darah otak yang membatasi
akses zat-zat di dalam darah ke otak. Otak bergantung pada pasokan darah

konstan untuk penyampaian O2 dan glukosa karena


menghasilkan ATP apabila kedua zat tersebut tidak tersedia.

otak

tidak

dapat

Korteks Serebrum adalah lapisan luar substansia grisea yang menutupi


bagian tengah di bawahnya, yaitu substansia alba; substansia alba terdiri dari
berkas-berkas serat saraf yang menghubungkan berbagai daerah di korteks
dengan daerah lainnya. Korteks itu sendiri terutama terdiri dari badan sel saraf
dan dendrit. Tanggung jawab utama terhadap banyak fungsi tertentu diketahui
berlokalisasi di daerah-daerah korteks tertentu: (1) lobus oksipitalis tempat
korteks penglihatan; (2) lobus auditorius dijumpai di lobus temporalis; (3) lobus
parietalis bertanggung jawab dalam penerimaan dan pengolahan perseptual
masukan somatosensorik; dan (4) gerakan motorik voluter dijalankan oleh
aktivitas lobus frontalis. Kemampuan berbahasa bergantung pada aktivitas
terintegrasi dua daerah bahasa primer yang hanya terletak di hemisfer kiri.
Daerah-daerah asosiasi adalah daerah korteks yang tidak secara spesifik
ditugaskan untuk mengolah masukan sensorik atau memberi perintah motorik
atau kemampuan berbahasa. Daerah-daerah ini merupakan penghubung
integratif antara berbagai informasi sensorik dan tindakan bertujuan; mereka
juga berperan sangat penting dalam fungsi-fungsi luhur otak, misalnya ingatan
dan pengambilan keputusan.

Struktur Subkorteks dan Hubungannya dengan Korteks dalam Fungsi


Luhur Otak
Struktur-struktur otak subkorteks, yang mencakup nukleus basal, talamus,
dan hipotalamus berinteraksi secara ekstensif dengan korteks dalam
melaksanakan fungsi mereka. Nukleus basal menghambat tonus otot;
mengkoordinasikan kontraksi postural yang lambat dan menetap; serta menekan
pola-pola gerakan yang tidak bermanfaat. Talamus berfungsi sebagai stasiun
penyambung untuk pengolahan awal masukan sensorik dalam perjalanannya ke
korteks. Talamus juga berperan dalam keadaan kasar mengenai sensasi dan
beberapa tingkat kesadaran. Hipotalamus mengatur banyak fungsi homeostatik,
sebagian melalui kontrol yang luas terhadap sistem saraf otonom dan sistem
endokrin. Sistem limbik, yang mencakup bagian-bagian hipotalamus dan struktur
otak depan lain, berperan dalam emosi serta pola perilaku dasar bawaan yang
berkaitan dengan kelangsungan hidup. Sistem ini juga berperan penting dalam
motivasi dan belajar. Terdapat dua jenis ingatan: (1) ingatan jangka pendek
dengan kapasitas terbatas dan retensi yang singkat, yang dikode, paling tidak
sebagian oleh modifikasi sementara pengeluaran neurotransmiter; dan (2)
ingatan jangka panjang dengan kapasitas penyimpanan yang besar dan memiliki
jejak-jejak ingatan yang bertahan lama. Ingatan ini diperkirakan melibatkan

perubahan struktural atau fungsional yang relatif permanen antara neuronneuron yang sudah ada.

Serebelum dan Batang Otak


Serebelum membantu mempertahankan keseimbangan, meningkatkan
tonus otot, dan membantu mengkoordinasikan gerakan volunter. Serebelum
terutama penting untuk memperhalus aktivitas-aktivitas motorik cepat-fasik.
Batang otak adalah penghubung penting antara korda spinalis dan pusat-pusat
otak yang lebih tinggi. Bagian ini merupakan tempat asal saraf-saraf kranialis;
mengandung pusat-pusat yang mengontrol fungsi-fungsi kardiovaskuler,
pernapasan, dan pencernaan; mengatur refleks-refleks postural; mengatur
tingkat kewaspadaan korteks secara keseluruhan; dan membentuk siklus tidurbangun. Tingkat kesadaran bergantung pada hubungan timbal balik siklis antara
arousal system (reticular activating system), pusat tidur gelombang lambat, dan
pusat tidur paradoksikal, yang semuanya berada di batang otak.
Korda Spinalis
Korda spinalis memiliki dua fungsi vital. Pertama, bagian ini berfungsi
sebagai penghubung saraf antara otak dan sistem saraf perifer. Semua
komunikasi ke atas dan ke bawah korda spinalis terletak di jaras-jaras (traktus)
asendens dan desendens yang berbatas tegas dan independen pada substansia
alba korda spinalis. Kedua, korda merupakan pusat integrasi untuk refleks spinal,
termasuk sebagian refleks protektif dan postural serta refleks-refleks yang
berkaitan dengan pengosongan organ-organ panggul. Komponen lengkung
refleks dasar adalah reseptor, jalur aferen, pusat integrasi, jalur eferen, dan
efektor. Substansia grisea yang terletak di tengah korda spinalis mengandung
antarneuron-antarneuron yang terletak antara masukan aferen dan keluaran
eferen serta badan sel neuron eferen. Serat aferen dan eferen, yang masingmasing membawa sinyal ke dan dari korda spinalis, menyatu menjadi saraf
spinalis. Saraf-saraf ini melekat ke korda spinalis berpasangan di sepanjang
korda. Saraf-saraf tersebut mempersarafi daerah-daerah tertentu di tubuh.
4. Sistem saraf otonom
Merupakan saraf-saraf yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja
secara otomatis disebut juga otot tak sadar.
Sistem saraf otonom terbagi menjadi 2 bagian yaitu :

1. Sistem simpatis

Terbagi menjadi dua bagian yang terdiri dari saraf otonom cranial dan saraf
otonom sacral.. Terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan dengan
sumsum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf.
Fungsinya :
a.

Mensarafi otot jantung

b.

Mensarafi pembuluh darah dan otot tak sadar

c.

Mempersarafi semua alat dalam seperti lambung, pancreas dan usus

d.

Melayani serabut motorik sekretorik pada kelenjar keringat

e.

Serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit

f.

Mempertahankan tonus semua otot sadar

2. Saraf Parasimpatis
Fungsi saraf parasimpatis adalah
a.

Merangsang sekresi kelenjar air mata, kelenjar sublingualis, submandibularis


dan kelenjar-kelenjar dalam mukosa rongga hidung

b.

Mensarafi kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung

c.

Menpersarafi kelenjar ludah

d.

Mempersarafi parotis

e.

Mempersarafi sebagian besar alat tubuh yaitu jantung, paru-paru, GIT, ginjal,
pancreas, lien, hepar dan kelenjar suprarenalis

f.

Mempersarafi kolon desendens, sigmoid, rectum, vesika urinaria dan alat


kelamin

g.

Miksi dan defekasi

C. Fisiologi reseptor
Suatu orgnisme akan menerima rangsang baik dari dalam maupun dari
luar. Sensor tersebut akan diterima oleh reseptor lain dan akan ditanggapi oleh
fektor.
Reseptor

a.

Struktur

1)

Reseptor saraf (sederhana, rumit)

2)

Reseptor bukan saraf


b.

Jenis rangsang

1)

Kemoreseptor

2)

Termoreseptor

3)

Mekanoreseptor

4)

Fotoreseptor

5)

Magnetoreseptor

6)

Elektroreseptor
c.

Lokasi Rangsang

1)

Interoreseptor

2)

Eksteroreseptor

Efektor
Efektor merupakan alat penghasil tanggapan, yang terlihat berupa
gerakan tubuh, dan yang tidak terlihat berupa sekresi hormon, yang dihaslkan
tergantung jenis rangsang dan jenis efektor.
Proses tanggapan terdiri dari tanggapan perubahan gerak, tanggapan perubhan
warna, dan tanggapan pelepasan arus listrik.

DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, DA.1996. Biologi 2. Jakarta. Erlangga


Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC

Diposkan oleh EkaPeratiwi di 17.49

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar
Posting Lebih BaruBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

2012 (3)
September (3)

UPAYA PENINGKATAN KEBERSIHAN PADA ANAK PRASEKOLAH ...

Nyeri

Anatomy Sistem Saraf


Mengenai Saya

EkaPeratiwi
Lihat profil lengkapku

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like