You are on page 1of 10

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN

IBU TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA


PADA KECELAKAAN ANAK DI RUMAH DESA SUMBER

GIRANG RW I LASEM REMBANG


Islami, Nur Asiyah, Najib Budi Wardoyo

ABSTRAK
Latar Belakang : Sebuah penelitian baru mengatakan bahwa 1 dari 9 anak-anak kecil setiap tahunnya
mengalami kecelakaan ringan maupun serius, di dalam rumah. Diperkirakan setiap tahun di Amerika
Serikat terdapat 2.100 anak-anak meninggal dan 4 juta mengalami kecelakaan.Para ibu yang tidak
pernah bersekolah mengalami kematian balita 35% dibandingkan dengan ibu yang pernah bersekolah,
tapi tidak menyelesaikan sekolah dasarnya. Perbedaan itu menjadi sangat mencolok mencapai 97%
dibandingkan para ibu yang berhasil menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya.
Tujuan : Penelitian ini secara umum bertujuan diketahuinya hubungan tingkat pendidikan dengan
tingkat pengetahuan ibu tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan anak di rumah Adapun tujuan
khusus untuk mengetahui tingkat pendidikan ibu dan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
tenteng P3K anak di rumah
Metode : Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian survey analitik metode Cross Sectional
sampling dengan cara pendekatan observasi point time approach
Populasi : Dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat RW 1 di desa Sumbergirang Lasem
Rembang sebanyak 89 orang.
Hasil : Adapun hasil tingkat pendidika ibu yang tertinggi 44 responden (49,4 %) kategori
sedang,terendah 9 responden (10,1%) kategori tinggi.hasil tingkat pengetahuan ibu tertinggi 46
responden (51,7%) kategori tinggi, terendah 12 responden (13,5%) kategori rendah. nilai chi-square
tabel pada df : 4 tingkat signifikasi 5 % (9,488) dilakukan perbandingan chi-square hitung dan chisquare tabel dimana chi-square hitung (51,090) > chi-square tabel (9,488) dengan taraf signikasi 5 %,
sedangkan berdasarkan probabilitas terlihat bahwa nilai Asymp-Sig = 0,000 atau probabilitas < 0,05,
sehinga ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan dengan tingkat pengetahuan ibu mengenai
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan anak di rumah.nilai koefisien kontingensi 0,687 > 0.5 sehingga
mempunyai hubungan yang kuat.
Kesimpulan : Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan diRW 1 desa Sumbergirang Lasem Rembang adalah cukup kuat hal ini dapat
diihat dari hasil perhitungan chi-square yang telah dilakukan
Kata kunci : Tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

PENDAHULUAN
Kecelakaan adalah salah satu kejadian yang tidak di inginkan, tidak terduga yang dapat
menimbulkan kerugian material, disfungsi atau kerusakan alat atau bahan, cidera, korban
jiwa, kekacauan produksi. Kecelakaan dapat terjadi dimana saja, kecelakaan dapat terjadi saat
berkendaraan, di tempat kerja, di penambangan, di kantor, di kebun, di sekolah maupun di
rumah. Banyak orang mengira rumah merupakan tempat yang paling aman dimana kita bisa
melindungi keluarga dari bahaya dan kejahatan diluar (Yuniarto Nadia, 2008)
Sebagian orang mengira bahwa rumah merupakan tempat yang paling aman.
Kenyataannya kecelakaan banyak terjadi dirumah. Kecelakaan bukan saja menimpa orang
dewasa tetapi juga dapat terjadi pada anak-anak, banyak orang yang tidak sadar bahwa
sebenarnya banyak kecelakaan yang terjadi pada anak-anak di rumah. Sebuah penelitian baru
mengatakan bahwa 1 dari 9 anak-anak kecil setiap tahunnya mengalami kecelakaan ringan

maupun serius, di dalam rumah. Diperkirakan setiap tahun di Amerika Serikat terdapat 2.100
anak-anak meninggal dan 4 juta mengalami kecelakaan (Fitranty Sabrina, 2008).
Salah satu penyebab kecelakaan tertinggi pada anak kecil dirumah diantaranya
disebabkan oleh produk bayi, baby walker menempati peringkat pertama penyebab
kecelakaan pada anak dan angkanya cukup signifikan. Penyebab kecelakaan lain pada anak
adalah terdesak, tenggelam, mimisan, luka bakar/tersiram air, kejang, demam, jatuh dan
keracunan. Untuk mengantisipasi kemungkinan yang terjadi diperlukan beberapa tindakantandakan dan persiapan-persiapan yang perlu disediakan di rumah diantaranya adalah
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). (Pitna Tio Eva, 2007)
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) merupakan usaha-usaha untuk
menangani korban segera mungkin ditempat kejadian sebelum tenaga medis mengambil alih
penanganan, macam-macam tindakan yang dilakukan dalam pertolongan pertama, seperti
memindahkan korban pada tempat yang aman dan lapang untuk bisa memberikan
pertolongan lebih lanjut kepada korban sewaktu mengalami kecelakaan. P3K sangat
diperlukan bagi anak, karena anak sewaktu-waktu dapat mengalami kecelakaan, penyebab
kecelakaan pada anak berbeda dengan orang dewasa. Penanganan kecelakaan pada anak
tergantung pada keadaan (Yuniarto Nadia, 2008).
Penanganan yang dilakukan saat terjadi kecelakaan bervariasi, tergantung pada sebab
kecelakaannya, maka penanganannya pun berbeda, tapi ada tindakan utama yang harus
dilakukan pada kecelakaan seperti membebaskan jalan nafas (air way), bantuan pernafasan
(breathing), dan bantuan sirkulasi atau peradaran darah (circulasi) (Woro Okta, 2005).
Penanganan kecelakaan anak membutuhkan kesabaran, ketelitian serta ke

hati-hatian.

Kecelakaan pada anak juga dapat membuat sipenolong menjadi panik karena kondisi
kecelakaan pada anak berbeda dengan orang dewasa. Orang dewasa bisa lebih tenang dari
anak-anak, kondisi panik yang mengakibatkan penolong tergesa-gesa sehingga untuk
meminimalkan terjadinya luka yang bertambah parah, P3K juga harus dilengkapi dengan
berbagai keperluan untuk kecelakaan diantaranya yaitu kotak P3K dan

obat-obatan.

( Yuniarto Nadia, 2008)


Sudah seharusnya disetiap rumah dilengkapi dengan kotak pertolongan pertama. Kotak
ini selain berisi obat-obatan dan bahan-bahan untuk keadaan darurat juga harus dilengkapi
dengan buku-buku pertolongan pertama. Selain obat dan bahan-bahan darurat yang tidak
kalah penting adalah persiapan diri dalam menghadapi hal-hal yang bersifat darurat, beberapa
ketrampilan dasarpun wajib dikuasai misalnya bagaimana melakukan Resusitasi Jantung Paru
(RJP). Persiapan dan ketrampilan yang bersifat darurat wajib di kuasai oleh penolong. Pada
kecelakaan anak, penolong biasanya adalah orang terdekat misalnya pembantu rumah
tangga/baby siter, saudara, dan orang tua, terutama ibu. Ibu yang berkualitas harus ditunjang
dengan riwayat pendidikan yang tinggi. (Yuniarto Nadia, 2008)
Para ibu yang tidak pernah bersekolah mengalami kematian balita 35% dibandingkan
dengan ibu yang pernah bersekolah, tapi tidak menyelesaikan sekolah dasarnya. Perbedaan

itu menjadi sangat mencolok mencapai 97% dibandingkan para ibu yang berhasil
menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya. Pendidikan adalah bagian yang penting dari ibu
untuk mengatasi kecelakaan pada anak. (Mubarok Salman, 2008)
Pendidikan adalah salah satu jalan menjadikan perempuan sebagai agen perubahan
bukan sekedar penerima pasif program pemberdayaan. Orang dengan tingkat pendidikan
formalnya lebih tinggi cenderung akan mempunyai pengetahuan yang lebih dibandingkan
orang dengan tingkat pendidikan formal yang lebih rendah, karena akan lebih mampu dan
mudah memahami arti serta pentingnya kesehatan, sehingga ibu tidak akan salah langkah
dalam hal keselamatan kecelakaan pada anak, ibu yang berpendidikan selain harus tahu
penanganan kecelakaan juga harus menyediakan hal-hal yang berkaitan dengan P3K anak,
untuk dapat melindungi anak dari kecelekaan ibu harus melalui syarat-syarat tertentu.
(Mubarok Salman, 2008)
Syarat ibu untuk dapat menjaga anak dari kecelakaan sangat penting karena pada
sebuah penelitian lain yang tak kalah mengagetkan yakni setengah dari orang-orang dewasa
tidak tahu apa yang harus dilakukan agar rumahnya lebih aman guna mencegah kecelakaan.
Sehingga sangat diperlukan P3K dirumah agar kecelakaan pada anak bisa segera diatasi
misalnya saja dirumah ibu selalu menyediakan obat-obatan, buku panduan, peralatan P3K.
Selain itu juga ada beberapa hal yang mendukung secara pendidikan misalnya pengetahuan
ibu mengenai P3K anak dirumah.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak tentang P3K anak
didapatkan data dari survei awal dari 10 orang secara acak pada tanggal 31 oktober 2007
menggunakan 3 pertanyaan awal sesuai sesuai lampiran 1, didapatkan hasil sesuai pertanyaan
pertama 4 orang menjawab tahu tentang pertolongan pertama pada kecelakaan, dan 6 orang
tidak tahu mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan. Pada pertanyaan kedua 3 orang
menjawab pernah menjalani pendidikan formal dan mengetahui P3K, 1 orang menjawab
pernah menjalain pendidikan formal dan tidak mengetahui mengenai P3K, 5 orang menjawab
tidak pernah menjalani pendidikan formal dan tidak mengetahui mengenai P3K, 1 orang
menjawab tidak menjalani pendidikan formal dan mengatahui P3K. Pada pertanyaan ketiga 3
orang menjawab menyediakan obat di rumah dan 7 orang ibu tidak menyediakan obat di
rumah.
Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Hubungan
Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan Anak Di Rumah Desa Sumbergirang RW I Lasem Rembang.

KAJIAN PUSTAKA
Pengetahuan
Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca
indranya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (biliefs) takhayul (super stitions) dan
penerangan-penerangan yang keliru (misinformations). (Soekanto Soerjono, 2002). Apriori
artinya pengetahuan yang terjadi tanpa adanya atau melalui pengalaman, baik
pengalaman indra maupun pengalaman batin/jiwa. Aposterior dimanapengetahuan yang
terjadi karena adanya pengalaman (Rahman Maman, 2003)
Tingkat Pengetahuan terdiri dari Tahu, memahami, aplikasi, analisis,sintesa dan
evaluasi yang berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi/penilaian terhadap
suatu materi/obyek berdasarkan kriteria yang ada.

Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. (Wikipedia Bahasa
Indonesia, 2007)

P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)


Pertolongan pertama pada kecelakaan adalah usaha-usaha untuk menangani korban
segera mungkin ditempat kejadian sebelum tenaga medis mengambil alih penanganan.
(Yuniarto Nadia, 2008).
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan saat melakukan pertolongan pertama :

a.

Tempatkan dulu korban pada tempat yang aman dan lapang


untuk bisa memberikan pertolongan lebih lanjut.

b.

Hati-hati memindahkan korban dari posisi awalnya.


Tidak masalah kalau korban bisa berjalan sendiri, tapi kalau ia mengalami nyeri
saat bergerak, terhimpit atau terjepit atau bahkan dalam keadaan tidak sadar,
dibutuhkan beberapa perhatian.

c.

Lebih baik jika ada 2 penolong atau lainnya.

d.

Pertahankan posisi alat gerak yang dirasakan nyeri karena


mungkin itu berarti korban mengalami patah tulang.

e.

Sebisa

mungkin

juga

pertahankan

posisi

leher

dan

punggung/tulang belakang saat mengangkat terutama untuk korban yang tidak


sadar.

METODOLOGI PENELITIAN

Rencana/Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah servey analitik/penelitian yang mencoba menggali
bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi dan kemudian melakukan analisis
dinamika korelasi antar fenomena baik antara faktor resiko dengan faktor efek. Faktor efek
adalah suatu akibat dari adanya faktor resiko, sedangkan faktor resiko adalah

suatu

fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek (pengaruh). Dalam penelitian survei analitik
dari analisis korelasi dapat diketahui seberapa jauh korelasi faktor resiko tertentu terhadap
adanya suatu kejadian tertentu (efek). (Notoatmodjo, 2002)
Survey analitik ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian
untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek erfek dengan
cara pendekatan observasi/pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach)
artinya tiap subyek penelitian hanay di observasi sekali saja dan pengukuran dilakukan
terhadap status karakter/variabel subyek pada saat pemeriksaan. (Notoatmodjo, 2002)
Pada penelitian ini faktor atau variabel yang dianalisis adalah tingkat pendidikan
dengan tingkat pengetahuan ibu tentang pertolongan pertama pada kecelakaan, untuk dicari
adakah korelasi sesuai hasil analisis hubungan atau korelasi.

POPULASI DAN SAMPEL


Populasi
Populasi adalah keseluruhan keseluruhan obyek penelitian/obyek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2002), sedangkan menurut (Arikunto, 2006) populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak di rumah serta
bertempat tinggal di desa Sumbergirang RW 1 kecamatan Lasem kabupaten Rembang dengan
jumlah 89 warga

Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, apabila subyeknya kurang
dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Tetapi jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau
lebih (Arikunto, 2006),
Pada penelitian ini jumlah populasi sebanyak 89 warga sehingga populasi yang diambil
yang dijadikan sampel adalah semuanya, maka penelitian ini termasuk penelitian populasi.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Purposive Sample atau
sample bertujuan. Purposive sample dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan
didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
Teknik biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan
waktu, tenaga dan dana, sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh
(Arikunto, 2006). Dengan alasan tersebut peneliti memilih pengambilan cara purposive
sample dengan tujuan agar terjadi keseimbangan antara jumlah responden yang mempunyai
anak sehingga dapat diketahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat
pengetahuan ibu tentang P3K dengan jumlah sampel yang sama atau hampir sama.

Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebasnya adalah tingkat pendidikan dan variabel terikatnya yaitu tingkat
pengetahuan ibu tentang pertolongan pertama pada kecelakaan anak dirumah

Definisi Operasional
berikut ini penulis tuliskan definisi operasional yang terkait dengan variabel dalam
penelitian ini :
Tabel 1
Variabel
Bebas :
Tingkat
pendidikan
ibu

Definisi Variabel
Usaha sadar dan
terencana untuk
mewujudkan
suasana belajar
agar dapat
mengembangkan
potensinya sampai
akhirnya mendapat
ijazah sesuai
dengan yang
dicapainya dan ibu
merupakan nama
panggilan
seseorang yang
mempunyai anak
atau lebih tua
Terikat
: Hasil dari
Tingkat
penggunaan panca
pengetahuan indra seorang
ibu tentang wanita yang
P3K anak
mempunyai anak
tentang
Pertolongan
Pertama Pada
Kecelakaan

Alat
Menggunakan
angket atau
kuesioner

Standar
Skala
Tinggi
Ordinal
(Universitas)
Sedang (SMA
dan SMP)
Rendah (SD dan
tidak sekolah

Menggunakan
angket atau
kuesioner

Tinggi > 70 %
Ordinal
Sedang 60 70
%
Rendah < 60 %

Metode Pengumpulan Data


Data primer yaitu data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri selama penelitian yang
diperoleh secara langsung dari responden yang dilakukan melalui pengisian angket/kuesioner.
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pencatatan data yang diperoleh
melalui pencatatan data yang ada di Balai Desa Sumbergirang kecamatan Lasem
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner.Kuesioner disediakan
dengan berbagai pernyataan tertutup yang nantinya di isi oleh ibu-ibu desa Sumbergirang RW
1 kecamatan Lasem kabupaten Rembang yang memiliki anak yang dibuat sendiri oleh
penulis
Kuesioner yang peneliti gunakan sebanyak 20 item pertanyaan menggunakan bentuk
pertanyaan (closed ended) dengan variasi Dichotomous Choice yang hanya menyediakan
jawaban alternatif Ya dan Tidak dengan kriteria penilaian tinggi, sedang dan rendah.
Kriteria penilian tinggi jika responden bisa menjawab 14 pertanyaan dengan prosentase >70
%. Kreteria sedang jika responden bisa menjawab 12 14 pertanyaan dengan prosesntase 60
70 %, dan kriteria rendah jika responden menjawab pertanyaan < 12 pertanyaan dengan
prosentase

< 60 %

Analisa Data
Dilakukan terhadap 2 variabel yang diduga berhubungan/berkorelasi. Teknik analisis
pada penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif, dan diolah menggunakan SPSS
Versi 12,00.
Analisa bivariat ini dapat dilakukan dengan uji chi-square dengan derajat kemaknaan p
< 0,05 artinya ada hubungan yang bermakna antar dua variabel, maka Ho ditolak.

Rumus Chi-Square
X2

fh

( fo fh) 2
fh

JumlahBaris
xJumlahKolom
JumlahSemua

Keterangan :
X : Chi-Square
fo : Frekuensi yang diobservasi
fh : Frekuensi yang diharapkan

HASIL PENELITIAN

Karakteritik Responden Berdasarkan Umur


Tabel 2
Pendidikan
Rendah
Sedang
Tinggi
Total

Tabel 3
Tingkat Pengetahuan
Rendah
Sedang
Tinggi
Total

Frekuensi
36
44
9
89

Frekuensi
12
31
46
89

Prosentase
40,4
49,4
10,1
100,0

Prosentase
13,5
34,8
51,7
100,0

Analisa Bivariat
Tabel 4
Pendidikan
Rendah
Sedang
Tinggi
Total

Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total

Tingkat Pengetahuan
Rendah Sedang
Tinggi
12
21
3
13,5%
23,6%
3,4%
0
10
34
,0%
11,2%
38,2%
0
0
9
,0%
,0%
10,1%
12
31
46
13,5%
34,8%
51,7%

Asymp. Sig = 0,000

Total
36
40,4%
44
49,4%
9
10,1%
89
100,0%

df : 4 (9,488)

Berdasarkan tabel 4.5. diatas diketahui bahwa 36 responden yang berpendidikan


rendah sebanyak 12 responden (13,5 %) mempunyai tingkat pengetahuan tentang
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan anak di rumah rendah, 21 responden (23,6 %)

mempunyai tingkat pengetahuan sedang, dan 3 responden (3,4 %) mempunyai tingkat


pengetahuan tinggi. Sedangkan 9 responden (10,1 %) yang berpendidikan tinggi semuanya
mempunyai

tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai Pertolongan Pertama Pada

Kecelakaan.
Berdasarkan analisa hubungan dengan uji chi-square menunjukkan p value 0,000 (<
0,05) berarti ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan ibu
mengenai Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan anak di rumah

PEMBAHASAN
Notoatmodjo (2003), menyatakan orang yang berpendidikan tinggi akan berfikir
sejauhmana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut, ibu yang
berpendidikan tentu akan banyak memberikan perubahan terhadap apa yang mereka lakukan
di masa lalu, ini berarti tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi tingkat
pengetahuannya.
Hasil penelitian menguatkan atau membuktikan hal tersebut dalam hal ini termasuk
hipotesis penelitian bahwa Ha ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat
pengetahuan ibu mengenai Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan anak di rumah, dan Ho
tidak ada hubungan antara dua variabel tersebut, nilai chi-square tabel pada df : 4 tingkat
signifikasi 5 % (9,488) dilakukan perbandingan chi-square hitung dan chi-square tabel
dimana chi-square hitung (51,090) > chi-square tabel (9,488) dengan taraf signikasi 5 %,
sedangkan berdasarkan probabilitas terlihat bahwa nilai Asymp-Sig = 0,000 atau probabilitas
< 0,05, sehinga ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan dengan tingkat pengetahuan
ibu mengenai Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan anak di rumah, dan nilai koefisien
kontingensinya adalah 0,687 lebih dari 0,5 yang mempunyai hubungan yang kuat

KESIMPULAN
Ada hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu mengenai
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan anak di rumah dengan hasil nilai chi-square tabel pada
df : 4 tingkat signifikasi 5 % (9,488) dilakukan perbandingan chi-square hitung dan chisquare tabel dimana chi-square hitung (51,090) > chi-square tabel (9,488) dengan taraf
signikasi 5 %, sedangkan berdasarkan probabilitas terlihat bahwa nilai Asymp-Sig = 0,000
atau probabilitas < 0,05, sehinga ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan dengan
tingkat pengetahuan ibu mengenai Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan anak di rumah.
koefisien kontingensinya adalah 0,687 lebih dari 0,5 yang mempunyai hubungan yang kuat

SARAN
Diharapkan bagi ibu dapat melakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan anak di
rumah dengan benar. Diharapkan bagi anak dapat memanfaatkan pengetahuan orang tua
tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan jika terjadi kecelakaan pada anak.
Diharapkan kepada masyarakat khusunya ibu yang mempunyai anak mampu
melakukan Pertongan Pertama Pada Kecelakaan.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
Nazir Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta
Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka cipta. Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.
PT. Rineka Cipta. Jakarta
Rachman, Maman. 2003. Filsafat Ilmu. UPT UNNES Press : UPT MKU Universitas
Negeri Semarang
Santoso, Ananda. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Duta Media Surabaya
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar
Suryabrata, Sumach. 2003. Metodologi Penelitian.
Woro Oktia. 2005. Buku Penuntun Sistem Tanggap Darurat. UPT UNNES Press.

You might also like