You are on page 1of 24

LAPORAN BACA

BUKU
PRINSIP & PRAKTIK
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

Diserahkan kepada:
Dosen: Paskah Purba M.Pd.K
Sebagai bagian dari Tugas Mata Kuliah
PEMBIMBING - PAK

Nama: Roy Damanik

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA BASOM


November 2012

LAPORAN BACA
Saya sudah membaca buku yang berjudul Prinsip & Praktik Pendidikan Agama
Kristen, Penuntun bagi Mahasiswa Teologi & PAK, Pelayan Gereja, Guru Agama, dan
Keluarga Kristen, yang ditulis oleh : Drs. Paulus Lilik Kristianto, M.Si., Th.M, Cetakan-3,
Penerbit ANDI, Yogyakarta, Oktober 2008, yang terdiri dari 151 halaman. Adapun yang bisa
saya laporkan yaitu :
Mulai Bagian I halaman 1 sampai Bagian III halaman 27, pada tanggal 28 Oktober 2012,
dengan ringkasan sebagai berikut :

BAGIAN - I
PENDAHULUAN
Istilah pendidikan Kristen berasal dari bahasa Inggris Christian Education. Dalam
bahasa Indonesia ditejemahkan sebagai Pendidikan Agama Kristen. Istilah PAK dibedakan
dengan istilah Pendidikan Kristen (PK) karena PAK merupakan pendidikan yang berporos
pada pribadi Tuhan Yesus Kristus dan Alkitab (firman Allah) sebagai dasar atau sumber
acuannya. Ada banyak pendapat para ahli tentang pengertian PAK, dan kesimpulannya PAK
yang alkitabiah harus mendasarkan diri pada Alkitab sebagai firman Allah dan menjadikan
Kristus sebagai pusat beritanya dan harus bermuara pada hasilnya, yaitu mendewasakan
murid.

DASAR TEOLOGI PAK


Dasara teologis PAK adalah alasan alkitabiah tentang pentingnya pengajaran APK
yang terdiri dari tugas, proses, dan tujuan PAK :

Tugas PAK adalah mengajar (Matius 28:19-20).


Proses PAK adalah memuridkan (2 Timotius 2:2).
Tujuan PAK adalah menjadikan murid dewasa (Efesus 4:11-13).

SUBJEK PAK
Subjek PAK adalah pihak-pihak yang bertanggung jawab mengajar :

Gereja, Gembala Sidang gereja lokal bertanggung jawab mendewasakan jemaat.


Keluarga, kepala keluarga bertanggung jawab mengajar PAK kepada keluarganya.
Sekolah, Undang-Undang Pendidikan di Indonesia mewajibkan pendidikan agam
disekolah.

BAGIAN - II

PENDIDIKAN AGAMA DALAM ALKITAB


PENDIDIKAN AGAMA DALAM PL
Pendidikan Agama dalam PL dimulai dari perpindahan Abraham dari daerah sekitar
sungai Efrat dan Tigris menuju Kanaan (Kej 12: 2-3; Ul 6: 4-9). Pengajaran Agama dalam PL
berpusat pada Hukum Allah dan Kurban melalui sistem imamat ( Kel. 20:1-17; Ul. 6:4-9).
Allah sendiri bertindak sebagai pemrakarsa dan pengajar utama pendidikan agama
dalam PL (Hos. 11: 1,3,4). Dalam mengajar umatNya, Allah sering menggunakan empat
golongan pemimpin orang Israel, yaitu :

Para Imam (Bilangan 3).


Para Nabi (Yunus, Mikha, dan sebagainya).
Kaum Bijaksana (Amsal 1:2; 6:1).
Kaum Penyair (Mazmur).

PENDIDIKAN AGAMA DALAM PB


Pendidikan agama dalam PB tidak terlepas dari pendidikan dalam PL. Tema pokok
pengajaran dalam PL dan PB adalah karya penyelamatan manusia oleh Allah. Dalam PL
karya tersebut dinyatakan dalam pengajaran tentang Hukum-Hukum Allah dan Kurban (yang
sesungguhnya merupakan bayang-bayang dari penyelamatan manusia oleh Allah dalam Yesus
Kristus). PL dan PB memunyai pusat pengajaran pada satu pribadi, yaitu Kristus.
Pendidikan agama dalam PB mengalami revolusi besar dengan munculnya pengajaran
Kristus (Yoh. 3:2; Yoh. 13:13). Inti pengajarannya berpusat pada diriNya sendiri (Yoh. 14:6;
Yoh. 6:48,50; Yoh. 8:12; Yoh. 10:11; Yoh. 11:25). Ada beberapa metode pengajaran dalam
PB, yakni :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Memenangkan Perhatian
Menggunakan Pertanyaan-Pertanyaan
Menggunakan Ilustrasi dan Cerita
Menggunakan Ceramah atau Khotbah
Menggunakan Benda atau Objek
Menggunakan Model.

Ada tujuh pokok penting yang menjelaskan arti dan pentingnya mengajar, yaitu :
1.
2.
3.
4.

Menjelaskan Firman yang sudah diwahyukan (2 Tim. 2:14; 3:16-17).


Menguatkan Iman (1 Tim. 4:6,11,16; 6:3-5).
Membentuk keharmonisan rumah tangga (1 Tim. 6:1-2).
Merupakan syarat mutlak bagi pendeta &pemimpin rohani (1 Tim. 3:2; 2 Tim. 2:24).

5. Mendorong seseorang untuk membaca, menghayati dan memberitakan firman Tuhan


(1 Tim. 4:13; 2 Tim. 4:2).
6. Menjelaskan pertumbuhan iman (2 Tim. 2:2).
7. Memuridkan (Mat. 28:19-20; 2 Tim. 2:2).

BAGIAN III
PRINSIP-PRINSIP ALKITAB TENTANG
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN
Pengajaran atau pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam proses
pendidikan yang melibatkan pengajar dan pelajar atau guru dan murid. Dalam hal ini ada
beberapa prinsip pengajaran (yang harus dimiliki pengajar) berdasarkan Alkitab yang akan
dibahas, antara lain :
1. Ketergantungan Pada Karya Roh Kudus.
Roh Kudus adalah pengajar yang sesunggunya (Yoh 14:26).
2. Keteladanan Pengajar.
Keteladanan pengajar merupakan syarat mutlak dalam proses pengajaran dan
pembelajaran (1 Timotius 4:12).
3. Mengetahui Kebenaran.
Seorang pengajar PAK harus memunyai pengertian tentang kebenaran (Kol 2:3; 1:17;
Yoh 14:6).Dan yang menjadi standar kebenaran adalah Alkitab.
4. Menerapkan Kebenaran Dalam Kehidupan.
Harus diperhatikan apakah pengajar telah menerapkan kebenaran dalam hidupnya.
5. Hubungan Dalam Kasih.
Seorang pengajar PAK harus dapat memperlihatkan kasih Kristen kepada murid yang
diajarnya. Seorang pengajar PAK haruslah seorang yang pernah merasakan jamahan
kasih Kristus yang berpuncak pada pengorbananNya di atas kayu salib.
6. Metode Yang Digunakan Pengajar.
Para murid membutuhkan seorang guru yang dapat membangkitkan perhatian dan
minat.
7. Komunikasi Yang Jelas.
Pengajar harus dapat menggunakan kata-kata dan konsep-konsep yang dapat
dimengerti dengan jelas oleh para murid.
a. Hindari kata-kata teknis yang sulit.
b. Perjelas kata-kata sederhana.
c. Tenangkan pikiran.
d. Gunakan pendekatan dengan pancaindra.
e. Munculkan pertanyaan yang efektif.
f. Munculkan pertanyaan yang idealis.

g. Umpanbalik.
8. Pola Peningkatan.
Berikan pelajaran secara bertahap dengan jelas dan dengan penuh kesabaran.
9. Sukacita Menemukan.
Mendorong murid untuk menemukan sendiri, tidak hanya sebagai pendengar.
10. Jagalah Hati Dengan Segala Kewaspadaan.
Emosi yang stabil merupakan energy kemauan untuk menuju tindakan berarti.
11. Respons Kemauan.
Guru harus memberikan kesempatan yang luas untuk merespons kemauan.
12. Hidup Sebagai Pelaku Firman.
Guru harus menolong murid mengejawantahkan pelajaran dalam kehidupan seharihari.

Mulai Bagian IV halaman 29 sampai Bagian VIII halaman 81, pada tanggal 04 November
2012, dengan ringkasan sebagai berikut :

BAGIAN IV
PERAN ROH KUDUS DALAM PROSES
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN PAK
KONSEP YANG KELIRU
1. Roh Kudus sebagai Guru Tunggal&Guru Totaliter.
2. Roh Kudus sebagai teman bersama dalam mengajar.
3. Roh Kudus tidak diperlukan dalam PAK.
KONSEP YANG BENAR
1. Konsep Kerja Sama Pribadi.
Roh Kudus adalah pribadi ilahi yang memungkinkan guru dan murid berkomunikasi
dan beriteraksi dengan kebenaran Allah untuk bertumbuh secara pribadi dan bersama.
Roh Kudus mengajar melalui manusia, khususnya para pengajar.
2. Konsep Pembaharuan Diri
Roh Kudus memperbaharui pengajar dan pelajar PAK secara sangat pribadi.
3. Konsep Komunikasi Antarpribadi.
Roh Kudus mengolah dan mendewasakan kehidupan rohani seseorang sebelum,
selama dan sesudah proses PAK secara formal.

BAGIAN V

KURIKULUM PAK
PENGERTIAN KURIKULUM
Beberapa pengertian kurikulum menurut para tokoh pendidikan antara lain :
1. Menurut Saylor. Alexander dan Lewis (1981).
Dalam bukunya Curriculum Planning for Better Teaching and Learning (1981)
mengemukakan 4 kategori kurikulum :
a. Rencana mata pelajaran atau bahan-bahan pelajaran.
b. Rencana pengalaman belajar.
c. Rencana tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
d. Rencana kesempatan belajar.
2. Kamus Webster`s New International Dictionary (1953).
Kurikulum terdiri dari sejumlah pelajaran yang ditetapkan agar dipelajari siswa di
sekolah atau perguruan tinggi, untuk memperoleh suatu ijazah atau gelar.
3. Rumusan Stratemeyer, Forkner, dan McKim (1947).
Kurikulum ialah mata pelajaran dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di kelas;
pengalaman belajar, baik yang diperoleh dikelas dan luar kelas yang disponsori
sekolah; seluruh pengalaman hidup siswa.
4. Rumusan Tanner dan Tanner (1980).
Kurikulum mencakup berbagai pengetahuan yang terorganisasi, modus-modus
pikiran, pengalaman terpadu, lingkungan belajar yang terencana, isi dan proses
kognitif atau afektif, rencana pengajaran, tujuan dan hasil pengajaran, dan suatu
system teknologi produksi.
5. Rumusan Winona Walworth (1981).
Kurikulum didefenisikan sebagai semua sumber dan pengalaman dalam situasi
belajar-mengajar untuk mencapai sasaran-sasaran pendidikan.
KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
Tujuan kurikulum adalah mencapai proses belajar dan mengajar. Contoh-contoh tingkatan
tujuan untuk mencapai tujuan PAK dalam gereja local, antara lain :
1. TujuanAkhir.
Seluruh anggota jemaat dari anak-anak sampai orang tua supaya menjadi dewasa di
dalam Kristus (Kolose 1:28).
2. Tujuan Antara.
Tujuan ini dicapai melalui bidang-bidang kehidupan jemaat.
3. Tujuan Sekarang.
Agar suami-isteri menyadari bahwa hubungan mereka seperti hubungan Kristus
dengan jemaat yang diwarnai kasih dan pengurbanan.
Secara akademis isi kurikulum PAK adalah matapelajaran-matapelajaran yang harus
dipelajari para pelajar PAK. Misal, kurikulum PAK gereja yang terbagi dalam dua pokok
besar yakni Iman Kristen dan Praktik Hidup Orang Kristen. Isi kurikulum yang telah dibuat
harus diorganisasikan secara terpadu yang mengarah pada tujuan.

BAGIAN VI
ALKITAB SUMBER PENGAJARAN DALAM PAK
PENGERTIAN ALKITAB
Alkitab adalah satu-satunya Firman yang diilhamkan Allah, yang ditulis oleh orang-orang
yang dipilih Allah dibawah penguasaan dan pimpinan Roh Kudus tanpa salah dalam segala
penyataan dan merupakan otoritas tertinggi dalam iman, tingkah laku dan sejarah.
MEMAHAMI ISI DAN BERITA ALKITAB
Alkitab terdiri dari PL dan PB. PL terdiri dari 39 kitab, PB terdiri dari 27 kitab. Alkitab berisi
penyataan Allah, tanpa Alkitab manusia tidak mungkin mengerti dengan benar siapa diri
mereka, siapa pencipta alam semesta, siapa pencipta diri mereka dan apa tujuan hidup
mereka. Melalui Alkitab, manusia mengetahui bahwa Allah adalah pencipta alam semesta
dan Allah menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Allah Kej 1:26. Berita Alkitab
berpusatkan pada puncak penyataan Allah kepada manusia dalam diri Tuhan Yesus Kristus
(Luk 24:25-27).
PROSES PENGAMATAN
Pengamatan adalah proses pengumpulan fakta dari kitab, bagian kitab dalam Alkitab,
biasanya menggunakan pertanyaan penolong : Apa, Siapa, Dimana, Kapan, dll. Irving L.
Jensen (1972) mengemukakan empat kegiatan utama dalam pengamatan suatu kitab, yaitu :
1. Menemukan tema dari kitab tersebut.
2. Memerhatikan pola dan perkembangan dalam struktur atau susunan bahasa dalam
kitab itu.
3. Mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam kitab itu dan mendapatkan petunjukpetunjuk untuk menyelidiki berbagai bagiannya.
4. Merasakan suasana dalam buku itu dan pendekatannya.
ANALISIS DAN PENAFSIRAN
Untuk menganalisis dan menafsirkan fakta-fakta secara baik hendaknya menggunakan
prinsip-prinsip penafsiran sebagai berikut :
1. Literal, penafsiran literal mempelajari secara apa adanya.
2. Historical, penafsiran historical mendasarkan pada sejarah.
3. Kontekstual, penafsiran kontekstual mendasarkan pada :
a. Konteks dekat, ayat dipahami dalam paragraf, paragraph dipahami dalam perikop
dan perikop dipahami dalam pasal.
b. Konteks jauh, pasal dipahami dalam kitab, kitab dipahami dalam kelompok kitabkitab dan dalam kitab-kitab diseluruh Alkitab.
4. Gramatikal, penafsiran gramatikal mendasarkan pada tata bahasa.

5. Komprehensif, penafsiran komprehensif harus meyakini Alkitab sebagai kesatuan


yang bulat.
PENERAPAN
Penerapan Firman Allah dalam kehidupan orang percaya adalah :
1. Sikap kepada Allah, saudara seiman dan tidak seiman.
2. Pengetahuan akan Allah.
3. Perubahan perilaku.
4. Hubungan dengan sesama : mengampuni, mendorong dalam kasih.
5. Motivasi yang benar.
6. Nilai-nilai dan prioritas.
7. Kepribadian.
PENYAMPAIAN BERITA ALKITAB
Penyampaian berita Alkitab kepada orang lain merupakan proses menemukan kebenaran
firman Tuhan secara induktif setelah diterapkan kepada diri sendiri. Ramesh Richard (1995)
mengemukakan tujuh langkah penyampaian berita Alkitab dari persiapan sampai penyajian,
yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Studi Teks.
Membangun Struktur Teks.
Mengidentifikasi tema utama dan subtema teks.
Membangun jembatan untuk menyampaikan firman Tuhan.
Menentukan tema penyampaian (Khotbah).
Memgangun struktur penyampaian berita Alkitab (Khotbah).
Penyampaian berita Alkitab (Khotbah).

BAGIAN VII
DOA DALAM KEHIDUPAN ORANG KRISTEN
DAN KEHIDUPAN GEREJA
PENGERTIAN DOA
Doa merupakan komunikasi manusia-Allah. Dalam Doa Bapa Kami (Mat 6:5-13) kita
memperoleh gambaran bahwa Doa tidak hanya berupa permohonan tetapi penyembahan
kepada Allah juga. Dalam arti luas, Doa juga mencakup permohonan kepada Allah (Fil 4:6),
termasuk pengakuan dosa (Neh 1:4,7), puji-pujian dan penyembahan (Mzm 66:17), ucapan
syukur (Flp 4:6; Kol 4:2). Doa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan orang beriman.
DOA DALAM KEHIDUPAN ORANG KRISTEN

1. Allah menghendaki orang Kristen berdoa.


Doa diilustrasikan sebagai nafas hidup orang Kristen. Tanpa doa, orang kristen akan
mati imannya.
2. Macam-Macam Ekspresi Doa.
a. Bertelut (Ef. 3:14).
b. Bersujud (Kel 32:11).
c. Menengadah (Mzm 5:4).
d. Mengangkat Hati (Mzm 25:1).
e. Mencurahkan Isi Hati (Mzm 62:9).
f. Berseru Ke Langit (2 Taw 32:20).
3. Janji-Janji Allah tentang Doa.
Dalam Alkitab, janji-janji Tuhan diberikan kepada kita, baik bersyarat maupun tidak.
4. Hambatan-hambatan dalam Berdoa.
a. Segala Dosamu (Yes 59:1-2).
b. Tidak Jujur Hatinya (Mzm 66:18).
c. Tidak Menurut Hukum (Amsal 28:9).
d. Tidak Bermurah Hati (Amsal 21:13).
e. Tidak Mau Mengampuni (Markus 11:25-26).
f. Tidak Menhasihi Dan Tidak Ramah Terhadap Isterinya (1 Pet 3:7).

5. Lama Berdoa.
a. Siang Dan Malam (1 Tim 2:8).
b. Dengan Tiada Berkeputusan (1 Tes 5:17).
c. Bangun Pagi-Pagi Untuk Berdoa (Mzm 5:4; 119:147).
d. Berdoa Tiga Kali Sehari (Daniel 6:11).
6. Rahasia Kuasa dan Kemenangan Doa.
a. Percaya kepada Allah sebagai penjawab Doa (Mat 21:22).
b. Permintaannya harus sesuai dengan kehendak Allah (Mzm 143:10).
c. Tidak egoistis hanya untuk kepuasan hawa nafsu (Yak 4:3).
d. Hati yang murni (Mzm 26:6).
e. Hati nurani yang bersih dari pelanggaran terhadap Allah dan manusia (1 Yoh
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.

3:20-22).
Mengaku dosa (Ams 28:13).
Penyelesaian perbantahan dan perselisihan antara saudara (1 Kor 5:23-24).
Kerendahan hati (Yak 4:6).
Jiwa yang mengampuni (Mat 6:12).
Menyingkirkan batu-batu sandungan (Yeh 14:3).
Berbuat yang benar (Maz 51:8).
Berdoa dalam nama Tuhan Yesus Kristus (Yoh 16:23-24).
Berdoa dengan yakin (Yak 5:16).
Berdoa dengan tekun (Roma 8:26-27).
Percaya kepada Allah dan janji-janjiNya (1 Yoh 5:14; Yoh 15:7).

BAGIAN VIII

POKOK-POKOK TENTANG BELAJAR


Dalam pembahasan ini, kita dapat mengembangkan tiga bidang keahlian utama, yakni :
1. Memilih metode belajar.
2. Mendiagnosis masalah belajar.
3. Mengantisipasi momen yang dapat diajarkan.

PANDANGAN-PANDANGAN TENTANG BELAJAR


Dalam pembelajaran terdapat tiga pendekatan, yaitu :
1. Roh Kudus satu-satunya pengajar.
Jika demikian maka sia-sialah usaha manusia mengajar.
2. Guru satu-satunya pengajar.
Bagaimana mungkin belajar hanya didapatkan dari usaha manusia saja.
3. Roh Kudus dan guru sebagai pengajar.
Pandangan ini lebih diterima orang, karena, melalui guru, Roh Kudus mengajar secara
langsung dan tidak langsung.
UNSUR-UNSUR BELAJAR
Ada lima unsur belajar, terdiri dari :
1. Tingkat belajar, apa yang dapat kita pelajari ?
2. Cakupan belajar, bagaimana kita dapat belajar dengan baik ?
3. Kesempatan belajar, bagaimana kita dapat belajar ?
4. Kesiapan untuk belajar, apakah kita sudah siap untuk belajar ?
5. Sifat belajar, apa hakikat dari belajar ?
KENDALA-KENDALA DALAM BELAJAR
1. Tubuh Fisik
a. Keterbatasan Otak.
b. Gangguan Tidur.
c. Kekurangan Gizi.
d. Ketidakseimbangan Kimia dalam Tubuh.
2. Tekanan Psikologi
a. Stress.
b. Trauma.
c. Kelupaan.
d. Menghindari Perubahan.
e. Kemalasan dan Prioritas yang salah.
f. Dosa Khusus (Ibr 11:15).
g. Tendensi Dosa Masa Lalu (Roma 6:15-22).
h. Apatis terhadap pertumbuhan.

EMPAT TEMA KEDEWASAAN KRISTEN


Fokus vertikal adalah bersekutu dengan Allah. Bersekutu dengan Allah merupakan komponen
utama. Di samping fokus kita kepada Tuhan, kita juga melihat suatu tanggung jawab
horizontal. Dalam hal ini, kita memiliki tugas kepada sesama. Empat tema kedewasaan
Kristen terdiri dari :
1.
2.
3.
4.

Komunitas : Kasih
Kumintas : Persatuan.
Karakter : Mendapatkan Kehidupan yang Benar.
Pelayanan : Melayani dalam KerajaanNya.

Mulai Bagian IX halaman 83 sampai Bagian XIII halaman 137, pada tanggal 05
November 2012, dengan ringkasan sebagai berikut :

BAGIAN IX
METODE MENGAJAR
DEFENISI METODE MENGAJAR
Metode adalah alat sederhana yang digunakan guru untuk mengomunikasikan ilmu yang
didalamnya terdapat idealisme dan kebenaran. Metode adalah motor untuk memberi
pelajaran tentang Tuhan dan firman Tuhan.
GARIS BESAR PENGGUNAAN METODE
1.
2.
3.
4.
5.

Guru harus menyiapkan bahan pelajaran dengan menentukan metode mengajar.


Guru akan memilih metode yang sesuai.
Guru harus menggunakan metode yang bervariasi.
Guru harus menggunakan metode yang membuka komunikasi.
Guru harus mengatur tempat sebagai fasilitas yang akan digunakan dalam sebuah
metode.

TIPE-TIPE METODE MENGAJAR


1.
2.
3.
4.

Kelompok Kerja.
Guru-Murid : Tanya-Jawab.
Murid-Guru : Tulisan-Kreatif.
Guru Kepada Murid : Kuliah.

BAGIAN X
PAK UNTUK ANAK-ANAK

ANAK USIA 0-1 TAHUN


1. Secara Fisik.
Bayi bertumbuh dengan cepat dan mulai belajar berjalan pada usia 8-20 bulan.
2. Secara Mental
Intelektualitas bayi mulai bertumbuh. Mereka belajar berbicara dari orangtuanya dan
orang di sekitarnya dengan kata-kata yang singkat.
3. Secara Emosi
Bayi memunyai kebutuhan yang paling mendasar yaitu kasih sayang dan keamanan.
4. Secara Sosial
Bayi memunyai ikatan terbaik dengan orangtuanya dan orang-orang dirumahnya.
5. Secara Spiritual
Bayi perlu mendapat pengajaran rohani melalui apa yang dilihatnya.
ANAK USIA 2-3 TAHUN
1. Secara Fisik.
Mereka bertumbuh dengan cepat, aktif, banyak menggunakan energinya untuk
bermain-main, dan otot-otot tangan dan kakinya bertumbuh cepat. Mereka mulai
dapat berkata-kata secara singkat.
2. Secara Mental
Mereka hidup dalam dunia yang terbatas. Mereka tidak dapat mengerti konsep waktu,
ruang dan jumlah.
3. Secara Emosi
Mereka cenderung tidak stabil dan pemarah.
4. Secara Sosial
Mereka memunyai hubungan yang baik dengan orang tuanya dan orang dirumahnya.
5. Secara Spiritual
Mereka memunyai iman yang sederhana.

ANAK USIA 4-5 TAHUN


1. Secara Fisik.
Mereka lebih cepat bertumbuh pada usia 4 tahun.
2. Secara Mental
Mereka disebut anak TK yang tajam karena ketajamannya dalam berimajinasi.
3. Secara Emosi
Mereka sudah dapat mengendalikan emosinya.
4. Secara Sosial
Hubungan sosial mereka berkembang pesat sejak masuk TK.
5. Secara Spiritual
Mereka akan berkembang bila diajari kebenaran dan pengetahuan Alkitab.
ANAK USIA 6-8 TAHUN
1. Secara Fisik.

Mereka mulai masuk SD, mulai bertumbuh cepat dan tidak menyukai kegiatan lama.
2. Secara Mental
Mereka adalah pengamat yang peduli. Mereka senang melihat bagaimana sesuatu
bekerja dan menunjukkan minat yang besar terhadap proses daripada hasil.
3. Secara Emosi
Mereka sangat simpatik kepada umurnya sendiri, mereka masih sulit mengendalikan
emosi.
4. Secara Sosial
Mereka biasanya berteman dengan cepat, bahkan dengan orang asing.
5. Secara Spiritual
Dengan cara yang sederhana, mereka siap menerima pengajaran tentang keselamatan.
ANAK USIA 9-11 TAHUN
1. Secara Fisik.
Mereka kelas 4-6 SD berlimpah energi. Mereka aktif dan tidak pernah lelah.
2. Secara Mental
Mereka bergairah untuk diajar, mereka berpikir tajam dan kritis.

3. Secara Emosi
Mereka memunyai sedikit rasa takut. Mereka senang jika banyak orang terkesan
dengan keberaniaanya dan tidak suka dipanggil penakut atau banci.
4. Secara Sosial
Anak-anak usia 9-11 tahun memiliki kesadaran akan teman-teman sebaya mereka dan
ingin menjadi bagian dari mereka.
5. Secara Spiritual
Mereka siap diajari ajaran keselamatan dengan lebih lengkap. Dengan bimbingan
yang benar, mereka mampu menyelidiki dan mencari sendiri kebenaran-kebenaran
yang dinyatakan dalam Alkitab.

BAGIAN XI
PAK UNTUK REMAJA
Remaja (usia 12-17 tahun), dengan karakteristiknya yang berjangkauan luas dan
penuh warna, merupakan kekuatan besar bagi Gereja dan keluarga. Mereka disbut remaja
karena :
1. Memiliki budaya dan ciri tersendiri.
2. Memiliki jiwa pencarian yang menggairahkan dan hidup untuk hari ini.
3. Pemikiran mereka sangat idealis dan dangkal.
4. Sistem nilai yang mereka anut dapat dilihat dari ikatan kelompok.
5. Pola pikir yang paradoks.

Sebagai orang yang lebih dewasa dari remaja, respons kita terhadapa gaya hidup mereka
adalah :
1. Membangun filosofi yang Alkitabiah dan konstruktif untuk melayani.
2. Membuka diri untuk menerima gaya hidup mereka dengan mendorong sisi-sisi positif
yang mereka miliki.
3. Kenali gaya hidup mereka yang berbeda karena tempat dan tidak dapat disatukan
dalam satu bentuk.

Periode remaja biasanya dibedakan dalam dua golongan besar :


1. Secara fisik
a. Remaja Awal (Usia 12-14).
Perkembangan tubuh mereka sangat cepat dan tidak wajar sehingga
menyebabkan kecanggungan dan kebingungan.
b. Remaja Menengah (15-17).
Perkembangan tubuh mereka menyerupai

orang

dewasa

sehingga

menguntungkan anak laki-laki.


Kepada orang tua dan pengajar, bantulah mereka untuk menerima keadaan fisiknya,
anda harus menerima mereka apa adanya. Karena tubuh adalah sarana untuk
menyembah Allah.
2. Secara Mental.
a. Remaja Awal (Usia 12-14 Tahun)
Mereka tidak bisa membedakan antara kenyataan dan imajinasi karena
imajinasi yang masih dibawa dari masa kanak-kanak.
b. Remaja Menengah (Usia 15-17 Tahun)
Mereka berorientasi pada pertanyaan mengapa, apa dan bagaimana,
karena pikiran mereka berubah dewasa.
Kepada orang tua dan pengajar, layanilah mereka sesuai dengan minat mereka, bukan
minat anda. Ajarkan untuk membedakan antara kritik yang tidak tepat dengan evaluasi
yang jujur. Gunakan kemampuan mereka dalam berpikir dan bertanya sebagai alat
mengajar yang positif.
3. Secara Sosial.
a. Remaja Awal (Usia 12-14).
Periode ini merupakan pengembangan dari pengalaman sosial yang
didalamnya terdapat tuntutan sosial.
b. Remaja Menengah (Usia 15-17)
Masalah mereka dengan orangtua menjadi lebih gawat. Mereka tidak suka
terlalu dilindungi dan terlalu dikuasai.

Kepada orangtua haruslah menyediakan informasi, tafsiran, dan contoh untuk


menolong mereka mengembangkan sikap social. Member mereka kebebasan tetapi
tetap bertanggung jawab. Menghadirkan Tuhan Yesus sebagai sosok manusia sosial
yang ideal.
4. Secara Emosional.
a. Remaja Awal (Usia 12-14).
Konsep pribadi sangat penting, khususnya tindakan mereka untuk orang lain.
b. Remaja Menengah (Usia 15-17).
Mereka cenderung egosentris dan sering berpikir lebih tinggi daripada
kenyataannya.
Saran untuk orangtua dan pengajar, nilailah emosi sesuai dengan tingkatan umur
mereka. Perlihatkan kestabilan emosi. Bicarakan nilai yang berkaitan dengan seks,
cinta, dan kestabilan emosi.
5. Secara Rohani.
a. Remaja Awal (Usia 12-14).
Perbedaan secara alamiah dari seseorang yang berusia belasan tahun akan
memengaruhi kondisi rohani dan pengetahuannya.
b. Masa Remaja Menengah (Usia 15-17).
Mereka memerhatikan pertanyaan, mulai menyangsikan perkara rohani dan
ingin bertanya mengapa dan bagaimana.
Saran untuk orang tua dan pengajar, tunjukkan kepada mereka tanggung jawab rohani,
yaitu menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi mereka.

BAB XII
PAK UNTUK ORANG DEWASA
KELOMPOK DEWASA MUDA (USIA 18-34)
Pendidikan dewasa muda dimulai saat seseorang lulus SMA (Usia 18-34 Tahun). Setiap
pribadi sifatnya unik. Mereka dibentuk dari permasalahan dan pengalaman yang berbeda.
1. Penelitian Tentang Dewasa Muda
Untuk menolong para dewasa muda, harus diterapkan sistem kelas yang terorganisasi
dengan baik untuk Pemahaman Alkitab (PA), kelompok sharing, doa bersama
dirumah, seminar Alkitab dan kelompok PA berdasarkan jenis kelamin untuk
memperlengkapi khotbah pendeta. Sayangnya, gereja-gereja cenderung menyerahkan
pengajaran Alkitab kepada pendeta atau orang lain yang mampu mengajar. Namun,
PA harus dibuat dalam kelompok kecil atau perorangan di bawah bimbingan guru
yang cakap tetapi tidak harus teolog.
2. Keputusan-Keputusan Kaum Dewasa Muda
a. Keputusan tentang Iman, merupakan keputusan paling penting yang harus
dibuat karena berkaitan dengan komitmen iman.

b. Keputusan tentang Pernikahan, keputusan menikah harus menentukan


keputusan yang lain. Misal, Kapan? Siapa?.
c. Keputusan tentang Pendidikan dan Pekerjaan,
d. Keputusan tentang Hubungan Sosial, kebutuhan ini mendorong mereka untuk
mencari gereja tempat mereka beribadah, kegiatan sosial, lingkungan sekitar,
dan lokasi geografis.
3. Implikasi Pengajaran Bagi Kaum Dewasa Muda
Banyak saran yang dapat dipakai untuk melayani mereka. Saran tersebut harus
Alkitabiah, bersumber dari refleksi pelayanan dan tidak terikat hanya pada latihan.
4. Konsep Dasar Tingkat Lingkaran Hidup
a. Struktur Kehidupan.
b. Tugas Perkembangan dan Peristiwa-Peristiwa.
c. Adaptasi, Pertumbuhan dan Perubahan.
d. Peralihan.
e. Transisi Awal Orang Dewasa (Usia 17-22 Tahun).
f. Memasuki Masa Dewasa (Usia 22-28 Tahun).
g. Perlalihan Umur Tigapuluhan (Usia 28-33 Tahun).
h. Menetap (Usia 33-40 Tahun).
5. Tingkat Kedewasaan Orang Dewasa Muda
a. Pengembangan Identitas.
Identitas digambarkan memiliki sebuah rasa yang pasti tentang siapakah Anda
sebenarnya, yang sepertinya didukung oleh orang-orang tertentu di dalam
hidup anda.
b. Pengembangan Hubungan.
Hubungan lebih dari sekedar kasih sayang kepada lawan jenis. Dalam
hubungan terdapat komitmen dan kejujuran tentang masalah pribadi yang
mencakup fisik, emosional, intelektual, sosial dan rohani yang berbeda dengan
pandangan hidup. Kebalikannya adalah merasa sendiri dan tersisih. Dalam
persaan tersisih terdapat perasaan terpisah, pengecualian, kekakuan, ketakutan
dan ketidakamanan.
c. Pengembangan Moral.
Orang dewasa muda meninggalkan pandangan remajanya menuju tingkatan
awal dari moralitas, yaitu kepatuhan seseorang kepada orang tua dan lembaga
sosial. Orang tersebut bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
orang-orang tertentu untuk dia lakukan.
d. Perkembangan Keyakinan..
KELOMPOK DEWASA MENENGAH (USIA 35-60)
Masa dewasa menengah ini bisa disebut sebagai masa penghasilan. Pada tahap ini sesorang
telah menetapkan dan sedang dalam proses memelihara dan meningkatkan stabilitas ekonomi

pada saat ini dan masa mendatang. Mereka sering merasa tidak nyaman dengan pilihan yang
mereka buat semasa muda dan menganggap bahwa pilihan-pilihan tersebut tidak berlaku lagi.
1. Tanggung Jawab Sosial Sebagai Warga Negara, mereka cenderung aktif dalam
kegiatan gereja, sosial dan kewarganegaraan. Namun pada waktu muda, partisipasi
mereka sangat rendah.
2. Membingbing Remaja Memasuki Tahap Kedewasaan, pasangan usia dewasa yang
memiliki anak remaja mulai membingbing anak mereka menuju kedewasaan.
3. Menghadapi Rumah Kosong, mereka yang selalu mencurahkan perhatiannya pada
anak seringkali menghadapi dilema saat anak bungsu meninggalkan rumah.
4. Menerima Dan Menyesuaikan Perubahan Fisik, masalah utama mereka adalah
perubahan fisik karena usia. Namun pada usia ini biasanya merupakan awal
kemrosotan atau melemahnya fungsi-fungsi tubuh.
KELOMPOK DEWASA LANJUT USIA (60 TAHUN KE ATAS).
Masa dewasa lanjut mendapat dukungan dari kemajuan teknologi medis, penekanan gaya
hidup dan diet yang menyehatkan.
1. Penyesuaian Fisik, karakteristik mereka adalah mereka tidak memiliki kekuatan fisik,
kegesitan atau ketahanan seprtio orang muda. Mereka jangan dipandang tidak berguna
atau lemah.
2. Pensiun dan Penyesuaian Ekonomi, dengan andil utama dari masa-masa
penghasilannya pada pensiun, investasi, jaminan sosial atau perencanaan hidup yang
lain. Pada masa pensiun seseorang harus menyesuaikan diri dengan peran barunya.
Mereka tidak lagi menjadi pekerja produktif. Namun setidaknya mereka berada pada
masa senggang yang kreatif.
3. Menyesuaikan Diri dari Rasa Kehilangan atas Orang yang Dikasihi, banyak pasangan
menikmati masa pensiun yang lama secara bersama-sama. Kemudian, tiba-tiba salah
satu pasangan pergi sehingga pasangan yang masih hidup menghadapi masa depan
sendiri. Wanita memiliki tingkat kehilangan yang lebih besar dibandingkan dengan
pria saat pasangannya meninggal. Namun kebanyakan wanita yang ditinggal mati
pasangannya tidak menikah lagi.
Tujuan PAK untuk orang dewasa adalah untuk menjangkau orang dewasa agar bisa hidup
dalam kedewasaan karena pendidikan formal yang mereka terima di sekolah pada dasarnya
sudah diselesaikan, dicapai dan direalisasikan.

BAGIAN XIII
PAK DALAM GEREJA LOKAL
PROGRAM GEREJA LOKAL
Fungsi dan bentuk program pengajaran mencerminkan apa yang dilakukan gereja lokal.
Tujuannya adalh membuat para murid memaknai amanat agung (Mat 28:19-20). Tugas gereja
lokal adalah menggerakkan jemaat untuk menginjil atau membawa jiwa-jiwa kepada Kristus
Yesus, dan mengajar sesuai perintah dan pengajaran firmanNya. Gereja lokal dalam
melaksanakan amanat agung harus menyusun program, merumuskan tujuan dan
melaksanakannya. Setiap lapisan umur harus diterima dengan baik dalam gereja lokal. Dalam
mengembangkan program, gereja lokal harus melibatkan dan melayani pribadi secara utuh.
Ada beberapa elemen dalam program gereja lokal :
1. Pengajaran, PAK dalam gereja lokal dijalankan melalui permintaan dan pengajaran
yang mengutamakan intelektual atau pemikiran dan penyebaran informasi Alkitab,
doktrin dan kebenaran.
2. Penyembahan, Penyembahan merupakan ekspresi hati kita kepada Allah untuk
menghormati dan menghargaiNya.
3. Persekutuan, orang percaya bukan

hanya

bersekutu

dengan

Tuhan

dan

Juruselamatnya, tetapi juga bersekutu dalam gereja, Tubuh Kristus (Efesus 4:25-26; 1
Yoh 1:3). Persekutuan yang sejati melampaui hubungan sosial dan kegiatan rekreasi.
4. Pelayanan, setiap orang percaya dapat menerapkan pengetahuan an imannya dalam
berbagai bentuk seperti menyaksikan imannya, mengajar, mengunjungi, melayani
sebagai diaken atau diakonos, menunjukkan keramahan, peduli pada orang sakit,
berdoa dan memimpin dalam pemahaman Alkitab.
5. Penginjilan, Penginjilan merupakan upaya pemberitaan Injil sebagai sasaran PAK
sebagaimana yang diperintahkan oleh Alkitab.
PROSES PENGAJARAN BERSIFAT PROGRAM PENDIDIKAN
Memandang program pendidikan dengan berbagai variasi dalam pengajaran adalah penting,
melaksanakan perintah Alkitab adalah kewajiban. Ada beberapa proses, antara lain :
1. Amanat Alkitab Dan Sasaran
a. Perintah Alkitabiah, pembangunan tubuh Kristus (jemaat) ajarlah mereka
sesuai dengan yang kuperintahkan kepadamu (Mat 28:19-20).

b. Sasaran Alkitabiah, gereja lokal harus mengupayakan pembangunan tubuh


Kristus (jemaat) yang efektif dimana setiap orang percaya dari setiap lapisan
usia dapat mengembangkan kedewasaan Kristen yang efektif.
2. Kebutuhan
Kebutuhan umum dan kebutuhan khusus harus diidentifikasikan. Kebutuhan umum
diperuntukkan untuk semua lapisan usia. Kebutuhan khusus diperuntukkan untuk
suatu kelompok.
3. Sasaran
Sasaran dan tujuan merupakan perencanaan apakah pribadi-pribadi atau kelompok
akan mengerjakannya. Serta mengorganisir program pelayanan pendidikan untuk
mencapai tujuan supaya memenuhi kebutuhan.
4. Administrasi dan Pengawasan
Fungsi administrasi mencakup perencanaan, pengorganisasian, susunan kepegawaian,
pemberian inisiatif, pendelegasian, pengarahan, pengawasan, pengorganisasian,
pengevaluasian dan pemberian motivasi. Pengawasan berkaitan dengan peningkatan
kualitas kepemimpinan dan program kegiatannya yang mencakup pengawasan,
motivasi, pemeliharaan hubungan baik dan penilaian terhadap hasil yang sudah
dicapai.
5. Metode dan Materi.
Metode pelayanan PAK dalam gereja lokal membangun suatu pemahaman tentang isi
(kurikululm) dan proses pendidikan (belajar-mengajar).
6. Evaluasi.
Evaluasi bukanlah titik terakhir. Evaluasi dilakukan untuk mengukur kemajuan dan
menentukan apa yang telah dipenuhi atau diselesaikan.
BENTUK BENTUK PELAYANAN PAK DALAM GEREJA LOKAL
1. Sekolah Minggu.
a. Merupakan sekolah yang buka pada hari minggu.
b. Sebuah sekolah, yang mengajarkan Alkitab secara sistematis.
c. Pada intinya merupakan gerakan kaum awam.
d. Berfungsi untuk menginjili.
2. Sekolah Minggu Anak-Anak.
Memberi kesempatan kepada mereka untuk berdoa sesuai dengan tingkat pemahaman
dan kemampuan mereka.
3. Kegiatan Pelatihan.
Ditujukan untuk segala usia, dengan tujuan untuk mengembangkan mutu
kepemimpinan anak-anak, remaja dan orang dewasa.
4. Kegiatan di Luar Hari Minggu
5. Pelayanan Musiman atau Liburan, mencakup empat unsur :
a. Pengajaran.
b. Doa.

c. Persaudaraan.
d. Pelayanan.
Mulai Bagian XIV halaman 138 sampai halaman 151, pada tanggal 06 November 2012,
dengan ringkasan sebagai berikut :

BAGIAN XIV
PAK DALAM KELUARGA
PENGERTIAN KELUARGA
Dr. Kenneth Chafin dalam bukunya Is There a Family in the House ? memberi gambaran
tentang maksud keluarga dalam lima identifikasi.
1. Merupakan tempat untuk bertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi, hubungan sosial,
kasih dan rohani.
2. Merupakan pusat pengembangan semua aktivitas. Dalam keluarga setiap orang bebas
mengembangkan setiap karunianya masing-masing.
3. Merupakan tempat yang aman untuk berteduh saat ada badai kehidupan.
4. Merupakan tempat untuk mentransfer nilai-nilai , laboratorium hidup bagi setiap
anggota keluarga dan saling belajar hal yang baik.
5. Merupakan tempat munculnya permasalahan dan penyelesaiannya.
MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI KELUARGA
1. Masalah yang timbul secara normal dalam siklus kehidupan keluarga, yaitu dari
pernikahan, menjadi orang tua, berpisah dengan anak-anak yang sudah menikah
sampai Tuhan memanggil mereka.
2. Masalah yang timbul dari luar keluarga, seperti tekanan masyarakat dan perubahanperubahan sosial, politik, ekonomi, budaya.
PASANGAN SUAMI-ISTERI
1. Dasar Pernikahan.
Dengan dasar firman Allah, suami isteri membentuk keluarga melalui pernikahan.
Hubungan suami-isteri dengan Tuhan dapat digambarkan dalam jalinan kasih segitiga
suci Aku mengasihi dia, dia mengasihi aku, aku dan dia mengasihi Dia.

2. Mempersiapkan Pernikahan.
Langkah pertama mempersiapkan pernikahan yang baik adalah memberi prioritas
hubungan dalam kehidupan ini. Ada tiga hal yang harus diperhatikan untuk menuju
pernikahan yang sehat seperti yang digambarkan dalam gambar berikut ini.

3. Komitmen Hidup Bersama.


Pada saat menikah pasangan calon pengantin laki-laki dan perempuan membuat ikrar
dihadapan Tuhan dan jemaat bahwa mereka akan hidup bersama baik suka maupun
duka, dalam kelimpahan maupun kekurangan, sehat maupun sakit, sampai kematian
memisahkan mereka. Adapun komitmen hidup bersama, antara lain :
a. Mengerjakan pekerjaan rumah.
b. Menyelesaikan masalah keluarga.
c. Memutuskan tentang teman yang dapat diajak bersama dalam suatu kegiatan.
d. Saling belajar memberi dan menerima.
e. Memutuskan bentuk-bentuk pelayanan yang dilakukan.
4. Cinta, Cinta dan Cinta.
(1 Kor 13:4-6). Hubungan suami-isteri merupakan hubungan yang sejajar di hadapan
Tuhan dan didasari kasih Kristus. Namun, demikian dalam mengelola rumah tangga
mereka diatur dalam (Efesus 5:22-23). Cinta ksih suami-isteri merupakan tema
hubungan yang saling mendorong satu dengan yang lainnya dalam segala hal yang
baik. Pasangan suami-isteri harus menjaga hubungan mereka dan saling belajar
mengahargai perbedaan supaya dapat saling melengkapi dalam kegiatan keluarganya.

PERANAN AYAH DALAM KELUARGA


1. Cinta dan Kasih Sayang.
Anak-anak memerlukan cinta dan kasih sayang dari seorang ayah. Cinta dan kasih
perlu diungkapkan dan didemonstrasikan.
2. Anak-Anak Memerlukan Peraturan-Peraturan.
Ayah perlu memberi peraturan untuk kehidupan anaknya dengan hikmat dan perlu
dikomunikasikan dengan kasih. Peraturan itu sangat diperlukan dalam kehidupan
keluarga.
3. Ayah Perlu Mengetahui.
Ayah perlu memerhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya. Dengan
memerhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya seorang ayah akan
lebih memahami, menghargai dan dapat berkomunikasi dengan mereka.
4. Ayah Juga Manusia.
Seorang ayah perlu menyadari dan mau mengakui di hadapan anak-anaknya bahwa ia
manusia biasa. Seorang ayah harus berani minta maaf kepada anak-anaknya karena
sesuatu yang telah dikatakan atau yang telah dilakukannya.
5. Ayah Adalah Pemimpin.
Alkitab memandang ayah sebagai seorang pemimpin keluarga. Kepemimpinan ayah
yang paling penting adalah dalam hal moral dan rohani. Anak-anak perlu melihat ayah
mereka memimpin pertumbuhan rohani dan keagamaan dengan melihat secara nyata
bahwa ayah mereka adalah penyembah dan orang beriman yang sungguh-sungguh.
Kehidupan rohani ayah perlu nyata dalam keluarga.
6. Membuka Diri dan Dapat Dihampiri.
Seorang ayah seharusnya dapat dihampiru anak-anaknya. Seorang ayah perlu
memberikan waktu yang tidak terikat kepada anak-anaknya supaya menciptakan iklim
yang lebih baik untuk mendengar dan bercakap-cakap. Saat-saat yang membangkitkan
minat dan keterbukaan dan keseriusan anak-anak tidak selalu datang pada konteks
yang diharapkan. Oleh karena itulah seorang ayah perlu membuka diri dan dapat
dihampiri oleh anak-anaknya pada setiap waktu, untuk mendengar apa yang dikatakan
anak-anaknya.

PERANAN IBU DALAM KELUARGA


Meskipun tanggung jawab pendidikan yang terutama adalah ayah, peranan ibu tidak bisa
diabaikan. Ibu menjadi tangan ayah dalam membingbing anak untuk mengenal Tuhan.
Hubungan ayah, ibu dan anak dapat dilihat dalam gambar berikut ini.

MENDENGARKAN ANAK-ANAK
Ayah dan ibu harus memberi kesempatan kepada anak-anaknya berbicara. Ada kalanya apa
yang dikatakan oleh anak berupa kritik-kritik kepada orangtuanya. Dalam keadaan seperti ini
ayah-ibu perlu bijaksana dalam menanggapi dan harus bersedia membuka diri dan menerima
kritik dari anak-anak kalau kritik tersebut memang bermanfaat.
KEBAKTIAN KELUARGA DAN SAAT TEDUH
Kebaktian keluarga dilaksanakan secara bersama-sama oleh seluruh anggota keluarga dan
seisi rumah. Dalam kebaktian keluarga dilibatkan semua anggota keluarga. Saat teduh
merupakan waktu yang disisihkan setiap hari oleh setiap pribadi, biasanya pagi hari, untuk
bersekutu dengan Allah, melalui doa, pujian dan membaca firman Allah. Saat teduh
merupakan hal yang sangat penting sebagai sarana pertumbuhan rohani.

Demikianlah laporan baca ini, saya nyatakan bahwa laporan bacaan diatas benar saya
laksanakan dihadapan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus.

Selasa, 07 November 2012


Pembaca

Roy Damanik

You might also like