Contoh skala pengukuran dalam dunia pendidikan dan kehidupan sehari-hari.
1. Contoh skala nominal a. Dalam dunia pendidikan Data jenis kelamin pada sampel penelitian Departemen Pendidikan, data siswa dikategorikan menjadi laki-laki yang diwaliki angka 1 dan perempuan yang diwakili angka 2. Konsekuensi dari data nominal adalah tidak mungkin seseorang memiliki dua kategori sekaligus dan angka yang digunakan di sini hanya sebagai kode/simbol saja sehingga tidak dapat dilakukan operasi matematika. Skala nominal laki-laki dan perempuan (1:2) b. Dalam kehidupan sehari-hari Pengelompokan rumah-rumah dalam suatu perumahan, misal dari sebelah utara komplek A, barat adalah komplek B, selatan adalah C dan arah timur adalah komplek D. 2. Contoh Skala Ordinal a. Dalam dunia pendidikan Mengenai tingkat pendidikan yang dikategorikan menjadi SD yang diwakili angka 1, SMP yang diwakili angka 2, SMA yang diwakili angka 3, Diploma yang diwakili angka 4, dan Sarjana yang diwakili angka 5. Sama halnya dengan data nominal, meskipun tingkatannya lebih tinggi, data ordinal tetap tidak dapat dilakukan operasi matematika. Angka yang digunakan hanya sebagai kode/simbol saja, dalam contoh tadi tingkat pendidikan tertinggi adalah Sarjana dan terendah adalah SD (Sarjana > Diploma > SMA > SMP > SD). b. Dalam kehidupan sehari-hari Penghitungan suara dalam pemilu, misalkan total suara Demokrat 60%, PDI 30%, Golkar 20% berarti suara tertinggi di pegang oleh demokrat sebagai peringkat 1, sehinnga menjadi pemenang dalam pemilu tersebut.
3. Contoh Skala Interval
a. Dalam dunia pendidikan Interval nilai pelajaran matematika siswa SMAN 1 Langsa adalah antara 0 sampai 100. Bila siswa A dan B masing-masing mempunyai nilai 45 dan 90, bukan berarti tingkat kecerdasan B dua kali A. Nilai 0 sampai 100 hanya merupakan rentang yang dibuat berdasarkan kategori pelajaran matematika dan mungkin berbeda dengan mata pelajaran lain. b. Dalam kehidupan sehari-hari Rata rata tinggi badan berdasarkan usia, untuk anak anak yang berusia 6 12 memiliki rata rata tinggi badan 130 145 cm, untuk remaja yang berusia 13 18 memilikirata rata tinggi badan 146 160 cm, dan untuk dewasa yang berusia 19 26 cm memiliki rata rata tinggi badan 161 199 cm. 4. Contoh Skala Rasio a. Dalam dunia pendidikan Nilai raport siswa SMAN 1 Langsa dimana masing masing siswa memiliki nilaiyang berbeda yaitu Annisa mendapatkan nilai 100 (A), Aziz 80 (B), dan Fitri 60 (C) jika dilihat dariskala rasio nilai Annisa memiliki nilai lebih 20 dari pada nilai Aziz, Aziz memiliki nilai lebih 20dari pada nilai Fitri, dan nilai Fitri kurang 40 untuk sama dengan Annisa. b. Dalam kehidupan sehari-hari Berat bayi dimana bayi A beratnya adalah 3, B adalah 2, dan C adalah 1, jika dilihat menggunakan skala rasio berat badan bayi A tiga kalilipat dari berat badan bayi C, berat badan bayi B dua kalilipat dari C.