Professional Documents
Culture Documents
STEP II
Bagaimana fisiologi kerja jantung?
Bagaimana pengaturan tekanan darah?
Apa hubungan sistem saraf, hormon,dan peran ginjal terhadap tekanan darah?
Mengapa dapat terjadi tengkuk terasa pegal dan nyeri kepala?
Apa interpretasi dari px. Vital sign yang didapatkan?
Apa etiologi hipertensi?
Apa saja klasifikasi hipertensi?
Apa manifestasi klinis dari hipertensi?
Apa saja faktor resiko hipertensi?
Apa komplikasi dari hipertensi?
Bagaimana penatalaksanaan hipertensi ? (farmakologis dan non farmakologis)
ALGORITMA PENANGANAN HIPERTENSI
Apa tujuan pemberian obat diuretik dan ACE inhibitor?
Mengapa dokter menganjurkan diet rendah garam dan memperbaiki pola hidup?
Apa saja pemeriksaan penunjang dari hipertensi?
STEP III
1)
Jantung bekerja melalui mekanisme secara berulang dan berlangsung terus menerus
yang juga disebut sebagai sebuah siklus jantung sehingga secara visual terlihat atau
5)
Pasien memiliki tekanan 180/90, jadi termasuk pada Hipertensi derajat II.
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21480/4/Chapter%20II.pdf
6)
8)
9)
Dari hasil penelitian diungkapkan bahwa jika seseorang mempunyai orang tua atau
salah satunya menderita hipertensi maka orang tersebut mempunyai risiko lebih besar
untuk terkena hipertensi daripada orang yang kedua orang tuanya normal (tidak
menderita hipertensi). Adanya riwayat keluarga terhadap hipertensi dan penyakit
jantung secara signifikan akan meningkatkan risiko terjadinya hipertensi pada
perempuan dibawah 65 tahun dan laki laki dibawah 55 tahun (Julius, 2008).
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin mempunyai pengaruh penting dalam regulasi tekanan darah. Sejumlah
fakta menyatakan hormon sex mempengaruhi sistem renin angiotensin. Secara umum
tekanan darah pada laki laki lebih tinggi daripada perempuan. Pada perempuan
risiko hipertensi akan meningkat setelah masa menopause yang mununjukkan adanya
pengaruh hormon (Julius, 2008).
c. Umur
Beberapa penelitian yang dilakukan, ternyata terbukti bahwa semakin tinggi umur
seseorang maka semakin tinggi tekanan darahnya. Hal ini disebabkan elastisitas
dinding pembuluh darah semakin menurun dengan bertambahnya umur. Sebagian
besar hipertensi terjadi pada umur lebih dari 65 tahun. Sebelum umur 55 tahun
tekanan darah pada laki laki lebih tinggi daripada perempuan. Setelah umur 65
tekanan darah pada perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Dengan demikian,
risiko hipertensi bertambah dengan semakin bertambahnya umur (Gray, et al. 2005)
2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
a. Merokok
Merokok dapat meningkatkan beban kerja jantung dan menaikkan tekanan darah.
Menurut penelitian, diungkapkan bahwa merokok dapat meningkatkan tekanan darah.
Nikotin yang terdapat dalam rokok sangat membahayakan kesehatan, karena nikotin
dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh darah dan dapat
menyebabkan pengapuran pada dinding pembuluh darah. Nikotin bersifat toksik
terhadap jaringan saraf yang menyebabkan peningkatan tekanan darah baik sistolik
maupun diastolik, denyut jantung bertambah, kontraksi otot jantung seperti dipaksa,
pemakaian O2 bertambah, aliran darah pada koroner meningkat dan vasokontriksi
pada pembuluh darah perifer (Gray, et al. 2005).
b. Obesitas
Kelebihan lemak tubuh, khususnya lemak abdominal erat kaitannya dengan
hipertensi. Tingginya peningkatan tekanan darah tergantung pada besarnya
penambahan berat badan. Peningkatan risiko semakin bertambah parahnya hipertensi
terjadi pada penambahan berat badan tingkat sedang. Tetapi tidak semua obesitas
dapat terkena hipertensi. Tergantung pada masing masing individu. Peningkatan
tekanan darah di atas nilai optimal yaitu > 120 / 80 mmHg akan meningkatkan risiko
terjadinya penyakit kardiovaskuler. Penurunan berat badan efektif untuk menurunkan
hipertensi, Penurunan berat badan sekitar 5 kg dapat menurunkan tekanan darah
secara signifikan (Haffner, 1999).
c. Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalaui saraf simpatis yang dapat
meningkatkan tekanan darah secara intermiten. Apabila stres berlangsung lama dapat
mengakibatkan peninggian tekanan darah yang menetap. Pada binatang percobaan
Kalium merupakan ion utama dalam cairan intraseluler, cara kerja kalium adalah
kebalikan dari Na. konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya
di dalam cairan intraseluler, sehingga cenderung menarik cairan dari bagian
ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah (Appel, 1999).
Sekresi kalium pada nefron ginjal dikendalikan oleh aldosteron. Peningkatan sekresi
aldosteron menyebabkan reabsorbsi natrium dan air juga ekskresi kalium. Sebaliknya
penurunan sekresi aldosteron menyebabkan ekskresi natrium dan air juga
penyimpanan kalium. Rangsangan utama bagi sekresi aldosteron adalah penurunan
volume sirkulasi efektif atau penurunan kalium serum. Ekskresi kalium juga
dipengaruhi oleh keadaan asam basa dan kecepatan aliran di tubulus distal (Appel,
1999).
Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa asupan rendah kalium akan
mengakibatkan peningkatan tekanan darah dan renal vascular remodeling yang
mengindikasikan terjadinya resistansi pembuluh darah pada ginjal. Pada populasi
dengan asupan tinggi kalium tekanan darah dan prevalensi hipertensi lebih rendah
dibanding dengan populasi yang mengkonsumsi rendah kalium (Appel, 1999).
3) Asupan Magnesium
Magnesium merupakan inhibitor yang kuat terhadap kontraksi vaskuler otot halus dan
diduga berperan sebagai vasodilator dalam regulasi tekanan darah. The Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood
Presure (JNC) melaporkan bahwa terdapat hubungan timbal balik antara magnesium
dan tekanan darah (Appel, 1999).
Sebagian besar penelitian klinis menyebutkan, suplementasi magnesium tidak efektif
untuk mengubah tekanan darah. Hal ini dimungkinkan karena adanya efek
pengganggu dari obat anti hipertensi. Meskipun demikian, suplementasi magnesium
direkomendasikan untuk mencegah kejadian hipertensi (Appel, 1999).
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21480/4/Chapter%20II.pdf
Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya
umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Insiden hipertensi makin
meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah
di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi
pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri
koroner dan kematian prematur (Julianti, 2005).
Jenis kelamin juga sangat erat kaitanya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada
masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada
wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika seorang wanita mengalami
menopause. Perbandingan antara pria dan wanita, ternyata wanita lebih banyak
menderita hipertensi. Dari laporan sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi
6% dari pria dan 11% pada wanita. Laporan dari Sumatra Barat menunjukan 18,6%
pada pria dan 17,4% wanita. Di daerah perkotaan Semarang didapatkan 7,5% pada
pria dan 10,9% pada wanita. Sedangkan di daerah perkotaan Jakarta didapatkan 14,6
pada pria dan 13,7% pada wanita (Gunawan, 2001).(Depkes@gmail.com)
Riwayat keluarga juga merupakan masalah yang memicu masalah terjadinya
hipertensi hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari
orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidup kita memiliki
kemungkinan 25% terkena hipertensi ( Astawan,2002 )
Universitas Sumatera UtaraGaram dapur merupakan faktor yang sangat dalam
patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa
dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari
menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari,
prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap
timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan
tekanan darah (Basha, 2004).
Garam mengandung 40% sodium dan 60% klorida. Orang-orang peka sodium lebih
mudah meningkat sodium, yang menimbulkan retensi cairan dan peningkatan tekanan
darah (Sheps, 2000).
Garam berhubungan erat dengan terjadinya tekanan darah tinggi gangguan pembuluh
darah ini hampir tidak ditemui pada suku pedalaman yang asupan garamnya rendah.
Jika asupan garam kurang dari 3 gram sehari prevalensi hipertensi presentasinya
rendah, tetapi jika asupan garam 5-15 gram perhari, akan meningkat prevalensinya
15-20% (Wiryowidagdo, 2004).
Garam mempunyai sifat menahan air. Mengkonsumsi garam lebih atau
makanmakanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah.
Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan. Hal ini tidak
berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan. Sebaliknya
jumlah garam yang dikonsumsi batasi (Wijayakusuma, 2000).
Merokok merupaka salah satu faktor yang dapat diubah, adapun hubungan merokok
dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan peningkatan tekana darah karena
nikotin akan diserap pembulu darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh
pembuluh darah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan member
sinyal kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin). Hormon yang kuat ini
akan menyempitkan pembulu darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat
karena tekanan yang lebih tinggi.Selain itu, karbon monoksida dalam asap
rokokmenggantikan iksigen dalam darah. Hal ini akan menagakibatkan tekana darah
karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam
orga dan jaringan tubuh
( Astawan, 2002 ).
Aktivitas sangat mempengaruhiterjadinya hipertensi, dimana pada orang yang kuan
aktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tingi
sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksi.Makin keras
dan sering otot jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada
arteri
( Amir, 2002 ).
Stress juga sangat erat merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi dimana
hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis
peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu).
Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.
Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan
lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan
pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Dunitz,
2001).
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17124/4/Chapter%20II.pdf
10)
11)
seperti diabetes melitus, gagal ginjal target tekanan darah adalah <130/80
mmHg.
2. Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler.
3. Menghambat laju penyakit ginjal.
Terapi dari hipertensi terdiri dari terapi non farmakologis dan farmakologis seperti
penjelasan dibawah ini.
1. Terapi Non Farmakologis
a. Menurunkan berat badan bila status gizi berlebih.
Peningkatan berat badan di usia dewasa sangat berpengaruh terhadap
tekanan darahnya. Oleh karena itu, manajemen berat badan sangat penting
dalam prevensi dan kontrol hipertensi.
b. Meningkatkan aktifitas fisik.
Orang yang aktivitasnya rendah berisiko terkena hipertensi 30-50%
daripada yang aktif. Oleh karena itu, aktivitas fisik antara 30-45 menit
sebanyak >3x/hari penting sebagai pencegahan primer dari hipertensi.
c. Mengurangi asupan natrium.
Apabila diet tidak membantu dalam 6 bulan, maka perlu pemberian obat
anti hipertensi oleh dokter.
d. Menurunkan konsumsi kafein dan alkohol
Kafein dapat memacu jantung bekerja lebih cepat, sehingga mengalirkan
lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Sementara konsumsi alkohol
lebih dari 2-3 gelas/hari dapat meningkatkan risiko hipertensi.
2. Terapi Farmakologis
Terapi farmakologis yaitu obat antihipertensi yang dianjurkan oleh JNC VII yaitu
diuretika, terutama jenis thiazide (Thiaz) atau aldosteron antagonis, beta blocker,
calcium chanel blocker atau calcium antagonist, Angiotensin Converting Enzyme
Inhibitor (ACEI), Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor antagonist/
blocker (ARB).
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26067/4/Chapter%20II.pdf
12)
Mengapa dokter menganjurkan diet rendah garam dan memperbaiki pola hidup?
Apa saja pemeriksaan penunjang dari hipertensi?
a. Hematokrit
Pada penderita hipertensi kadar hematokrit meningkat seiring dengan
meningkatnya kadar natrium dalam darah. Pemeriksaan hematokrit juga
diperlukan untuk mengikuti perkembangan pengobatan hipertensi.
b. Kalium Serum
Peningkatan kadar kalium serum dapat meningkatkan hipertensi.
c. Kreatinin Serum
hasil yang didapatkan dari pemeriksaan kreatinin serum adalah kadar kreatinin
dalam darah meningkat sehingga berdampak pada fungsi ginjal.
d. Urinalisa
Darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan / adanya diabetes.
e. Eletrokardiogram
Pembesaran ventrikel kiri dan gambaran kardiomegali dapat terdeteksi dengan
pemeriksaan ini. Dapat juga menggambarkan apakah hipertensi telah lama
berlangsung. (Tom Smith, 1991)
Sumber : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-hasibsadul-5254-2bab2.pdf