Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah adalah suatu benda berbentuk tiga dimensi, artinya tanah adalah
sesuatu yang berwujud, dapat diukur beratnya, volumenya dan luasnya.
Dengan demikian tanah menduduki ruang tertentu di muka bumi Sifat-sifat
suatu macam tanah tertentu banyak tergantung pada ukuran butirnya. Karena
itu pengukuran besarnya butir tanah merupakan suatu percobaan penting yang
sering dilakukan dalam Mekanika Tanah.
Butiran-butiran mineral
merupakan hasil pelapukan dari batuan. Ukuran dari setiap butiran padat
tersebut sangat berfariasi dan sifat-sifat fisik dari tanah banyak tergantung dari
factor-faktor ukuran, bentuk, dan komposisi kimia dari butiran. Untuk lebih
jelasnya mengenai factor-faktor tersebut , harus lebih dikenal terlebih dahulu
tipe-tipe dasar dari batuan yang membentuk kerak bumi , mineral-mineral
yang membentuk batuan , dan proses pelapukan.
Tanah terdiri dari tiga fase, yaitu butiran padat, air dan udara. Dan
untuk memisahkan antara tanah dengan air, di gunakan uji kadar air untuk
menghilangkan ainya, dimana tanah nantinya akan di oven selama 24 jam
sehingga di dapat berat tanah kering, dan kita dapat mengetahui berapa berat
ainya.
Dalam percobaan ini kita akan melakukan analisis ayakan dari tanah
yang kita gunakan dalam percobaan yaitu tanah berkerikil. Analisis ayakan
dilakukan dengan menggunakan satu set ayakan yang disusun dari lubang
ayakan terbesar sampai lubang ayakan terkecil. Masa tanah yang tertanahn
pada setiap ayakan di timbang. Proses pemisahan ukuran butirnya dilakukan
dengan dua cara : cara getar dan cara goyang. Pada percobaan kali ini cara
yang digunakan hanya cara goyang karena cara ini lebih cepat dan hasil yang
di dapatkan akan baik. Selain melakukan percobaan mengenai analisis ayakan
ini kita juga mencoba untuk mengukur kadar air dari tanah yang kita gunakan
dalam percobaan ini.
Uji ayakan
Uji ayakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang paling dominant dapa tanah tersebut. Untuk menerangkan tentang tanah
berdasarkan
ukuran-ukuran
partikelnya,
beberapa
organisasi
telah
Uji ayakan
Nama Golongan
Kerikil
Lempung
Massachussets Institute of
Technology (MIT)
>2
2 - 0,06
0,06 - 0,002
< 0,002
U.S Department of Agriculture
(USDA)
>2
2 - 0,05
0,05 - 0,002
< 0,002
Assosiation of state highway
and Transportation Official
0,075 (AASHTO)
76,2 - 2
2 - 0,075
0,002
< 0,002
U.S Army Corps OF
Engineers dan U.S Bereau of
Halus (yaitu lanau dan
reclamation
76,2 - 4,75
4,75 - 0,075
lempung) <0,0075
Tabel 2.1 Batasan-batasan ukuran golongan tanah
Kerikil (Gravels) adalah kepingan-kepingan dari batuan yang kadangkadang juga mengandung partikel-partikel mineral quartz, feldspar, dan mineralmineral lainnya.
Pasir (sand) sebagian besar terdiri dari mineral quartz dan feldspar. Butiran
dari mineral lain mungkin juga masih ada pada golongan ini.
Lanau (Silts) sebagian besar merupakan fraksi mikroskopis (berukuran
sangat kecil) dari tanah yang terdiri dari butiran-butiran quartz yang sangat halus,
dan sejumlah partikel berbentuk lempengan-lempengan pipih yang merupakan
pecahan dari mineral mika.
Lempung (clays) sebagian besar terdiri dari partikel mikroskopis dan
submikroskopis (tidak dapat dilihat dengan jelas bila hanya dengan mikroskop
biasa) yang berbentuk lempengan-lempengan pipih dan merupakan partikelpartikel dari mika, mineral-mineral lempung (clay minerals), dan mineral-mineral
yang sangat halus lain.
Klasifikasi Tanah
Semua tanah dibagi menjadi tiga kelompok besar:
Berbutir kasar
Berbutir halus
Uji ayakan
Batas antara tanah berbutir kasar dan berbutir halus adalah lubang ayakan200 (0,074). Dilapangan, perbedaan didasarkan pada apakah partikel tunggal
dapat dilihat dengan mata telanjang. Jika banyaknya butiran yang dapat dibedakan
secara terpisah lebih besar dari 50% berat tanah yang ada, maka tanah dikatakan
sebagai berbutir kasar.
Tanah berbutir kasar dibagi menjadi tanah berkerikil (G) atau pasiran (S),
bergantung pada apakah lebih atau kurang dari 50% butiran yang dapat terlihat
lebih besar dari pada ayakan No. 4 (3/16 inci). Selanjutnya masing-masing dibagi
menjadi empat kelompok:
W : bergradasi baik (koefisien Keseragaman U>4); agak bersih (< 5%
lebih halus dari 0,074 mm)
P : bergradasi buruk (bergradasi berjurang, atau U<4 untuk kerikil atau 6
untuk pasir); agak bersih (<5% lebih halus dari 0,074mm).
C:
kotor (> 12% lebih halus dari 0,074 mm); halus (lempungan) plastis
(Iw>7, juga plot terletak di atas garis A dalam grafik plastisitas).
M : kotor (> 12% lebih halus dari 0,074 mm); halus nonplastis atau
lanauan (Iw<4, atau plot terletak di bawah garis A dalam grafik
plastisitas).
Tanah berbutir halus dibagi menjadi tiga kelompok: lanau anorganik (M),
lempung anorganik (C), dan lanau dan lempung organik (O). Selanjutnya tanah
dibagi menjadi kelompok dengan batas cair lebih dari 50% (L), atau lebih tinggi
(H).
Uji ayakan
Reaksi
terhadap
uji Kekerasan
ML
guncangan
Cepat-lambat
CL
Sedang-tinggi
Sedang
OL
Sangat rendah-sedang
lambat
Sedikit
MH
Sangat rendah-sedang
Lambat-tidak ada
Sedikit-sedang
CH
Tinggi-sangat tinggi
Tidak ada
Tinggi
OH
Sedang-tinggi
Sedikit-sedang
D6 o
D10
D60
Uji ayakan
D 2 30
Cc
D10 xD60
Dalam hal ini :
Cc
D30
lebih
Gelas ukur
Alat hydrometer
s w
D2
18
Dimana :
V = kecepatan mengendap
= kekentalan air
D = Diameter patikel tanah
s = massa/volu
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Uji ayakan
menghindar
terjatuh/tercecernya
contoh
tanah
pada
saat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji ayakan
No. ayakan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
4
8
10
12
16
30
40
50
100
200
Pan
Diameter
Berat tertahan
(mm)
4,750
2,360
2,000
1,70
1,180
0,600
0,425
0,300
0,150
0,075
(gram)
28,1
75,5
44,5
27,7
49,3
116,1
57,7
30,5
65,9
2,3
0,1
= 497,7(W1)
% tertahan
% lolos
5,62
15,1
8,9
5,54
9,86
23,22
11,54
6,1
13,18
0,46
0,02
93,92
78,82
69,92
64,38
54,52
31,30
19,76
13,66
0,48
0,02
0
99,54%
4.2. Perhitungan
4.2.1 Persen tertahan
Berattertahan
x100
Beratcontoh,W 1
1.)
28,1
x100 = 5,62%
500
7.
57,7
x100 = 11,54%
500
2.)
75,5
x100 = 15,1%
500
8.
30,5
x100 = 6,1%
500
3.)
44,5
x100 = 8,9%
500
9.
65,9
x100 = 13,18%
500
4.)
27,7
x100 = 5,54%
500
10.
2,3
x100 = 0,46%
500
11.
0,1
x100 = 0,02%
500
5.
49,3
x100 = 9,86%
500
6.
116 ,1
x100 = 22,23%
500
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Persen lolos
Persen lolos
Persen lolos
Persen lolos
Persen lolos
Persen lolos
7.
Persen lolos
8.
Persen lolos
9.
Persen lolos
Koefisien keseragaman :
Cu
D60 1,7
5,66
D10 0,3
Koefisien gradasi :
2
D30
0,5 2
0,25
Cc
= 0,49
D60 xD10 1,7 x0,3 0,51
Uji ayakan
10
4.3. Pembahasan
Pada percobaan kali ini kita melakukan uji analisis ayakan, dimana kita
akan menghitung berat butir tanah yang tertahan pada setiap tahap ayakan. Dari
situ dapat diketahui persen tertahan dan persen lolosnya. Kehilangan selama
analisis ayakan juga dapat diketahui dengan perhitungan. Kelompok kami
mengalami kehilangan massa tanah sebesar 0,46%, menandakan percobaan kami
kali ini dapat dikatakan berhasil, karena syarat kehilangan massa tahah setelah
proses pengayakan tidak boleh lebih 2% dari massa tanah sebelum pengayakan.
Dari perhitungan koefisien keseragaman diatas, diketahui sample tanah
bergradasi tidak seragam. Sedangkan dari perhitungan koefisien gradasi diatas,
Uji ayakan
11
dapat dikatakan bahwa sample tanah yang diujikan tersebut bergradasi buruk,
karena tidak memenuhi syarat:
Cu > 4 dan 1< Cc < 3 (untuk gravel), dan
Cu > 6 dan 1 < Cc < 3 (untuk pasir)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan uji ayakan contoh tanah berupa campuran gravel dan pasir
didapatkan nilai :
Persentase tertahan tiap ayakan:
Ayakan no 4
= 5,62%
Ayakan no 8
= 15,1%
Uji ayakan
12
Ayakan no 10
= 8,9%
Ayakan no 12
= 5,54%
Ayakan no 16
= 9,86%
Ayakan no 30
= 23,22%
Ayakan no 40
= 11,54%
Ayakan no 50
= 6,1%
= 0,02%
Cu = 4,285
Cc = 0,618
Dari hasil tersebut diketahui bahwa sample tanah tersebut bergradasi
buruk.
5.2 Saran
Praktikan diharapkan lebih teliti dalam melakukan penimbangan tanah
yang ukuran butirnya halus karena mudah terbuang atau tercecer.
Agar perlengkapan yang dibutuhkan lebih dilengkapi lagi sehingga
praktikan lebih mudah untuk melakukan percobaan.
Uji ayakan
13