Professional Documents
Culture Documents
sinistra. Antara vena pulmonalis dan atrium sinistra tidak terdapat katup
sejati. Oleh karena itu, perubahan tekanan dalam atrium sinistra membalik
retrograde ke dalam pembuluh darah paru. Peningkatan tekanan atrium
sinistra yang akut akan menyebabkan bendungan pada paru. Darah mengalir
dari atrium sinistra ke ventrikel sinistra melalui katup mitralis.
c) Ventrikel Dextra
Terletak di ruang paling depan di dalam rongga thorax, tepat di bawah
manubrium sterni. Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan
ventrikel sinistra dan di medial atrium sinistra. Ventrikel dextra berbentuk
bulan sabit atau setengah bulatan, tebal dindingnya 4-5 mm. Bentuk
ventrikel kanan seperti ini guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah
yang cukup untuk mengalirkan darah ke dalam arteria pulmonalis. Sirkulasi
pulmonar merupakan sistem aliran darah bertekanan rendah, dengan
resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah dari ventrikel dextra,
dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran darah dari
ventrikel kiri. Karena itu beban kerja dari ventrikel kanan jauh lebih ringan
daripada ventrikel kiri. Oleh karena itu, tebal dinding ventrikel dextra hanya
sepertiga dari tebal dinding ventrikel sinistra. Selain itu, bentuk bulan sabit
atau setengah bulatan ini juga merupakan akibat dari tekanan ventrikel
sinistra yang lebih besar daripada tekanan di ventrikel dextra. Disamping itu,
secara fungsional, septum lebih berperan pada ventrikel sinistra, sehingga
sinkronisasi gerakan lebih mengikuti gerakan ventrikel sinistra.
Dinding anterior dan inferior ventrikel dextra disusun oleh serabut otot yang
disebut Trabeculae Carnae, yang sering membentuk persilangan satu sama
lain. Trabeculae carnae di bagian apical ventrikel dextra berukuran besar
yang disebut Trabeculae Septomarginal (Moderator Band). Secara fungsional,
ventrikel dextra dapat dibagi dalam alur masuk dan alur keluar. Ruang alur
masuk ventrikel dextra (Right Ventricular Inflow Tract) dibatasi oleh katup
tricupidalis, trabekel anterior, dan dinding inferior ventrikel dextra. Alur
keluar ventrikel dextra (Right Ventricular Outflow Tract) berbentuk tabung
atau corong, berdinding licin, terletak di bagian superior ventrikel dextra
yang disebut Infundibulum atau Conus Arteriosus. Alur masuk dan keluar
ventrikel dextra dipisahkan oleh Krista Supraventrikularis yang terletak tepat
di atas daun anterior katup tricuspidalis.
Untuk menghadapi tekanan pulmonary yang meningkat secara perlahanlahan, seperti pada kasus hipertensi pulmonar progresif, maka sel otot
ventrikel dextra mengalami hipertrofi untuk memperbesar daya pompa agar
dapat mengatasi peningkatan resistensi pulmonary, dan dapat
mengosongkan ventrikel. Tetapi pada kasus dimana resistensi pulmonar
meningkat secara akut (seperti pada emboli pulmonary massif) maka
kemampuan ventrikel dextra untuk memompa darah tidak cukup kuat,
sehingga seringkali diakhiri dengan kematian.
d) Ventrikel Sinistra
Berbentuk lonjong seperti telur, dimana pada bagian ujungnya mengarah ke
Sedangkan katub yang letaknya di antara atrium kiri dan ventrikel kiri
mempunyai dua daun katub disebut katub mitral (Setiadi, 2007: 169). Terdiri
dari dua bagian, yaitu daun katup mitral anterior dan posterior. Daun katup
anterior lebih lebar dan mudah bergerak, melekat seperti tirai dari basal
bentrikel sinistra dan meluas secara diagonal sehingga membagi ruang
aliran menjadi alur masuk dan alur keluar (Aurum, 2007).
b) Katub Semilunar
Disebut semilunar (bulan separuh) karena terdiri dari tiga daun katub,
yang masing-masing mirip dengan kantung mirip bulan separuh (Sherwood,
Lauralee, 2007: 262). Katub semilunar memisahkan ventrikel dengan arteri
yang berhubungan. Katub pulmonal terletek pada arteri pulmonalis,
memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katub aorta terletak antara
ventrikel kiri dan aorta. Adanya katub semilunar ini memungkinkan darah
mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta
selama systole ventrikel, dan mencegah aliran balik waktu diastole ventrikel
(Setiadi, 2007: 170).
D.Lapisan Jantung
Dinding jantung terutama terdiri dari serat-serat otot jantung yang tersusun
secara spiral dan saling berhubungan melalui diskus interkalatus (Sherwood,
Lauralee, 2001: 262). Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan berbeda, yaitu:
a)Perikardium (Epikardium)
Epi berarti di atas, cardia berarti jantung, yang mana bagian ini adalah
suatu membran tipis di bagian luar yang membungkis jantung. Terdiri dari
dua lapisan, yaitu (Setiadi, 2007):
Perikarduim fibrosum (viseral), merupakan bagian kantong yang membatasi
pergerakan jantung terikat di bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu
dengan pembuluh darah besar merekat pada sternum melalui ligamentum
sternoperikardial.
Perikarduim serosum (parietal), dibagi menjadi dua bagian, yaitu Perikardium
parietalis membatasi perikarduim fibrosum sering disebut epikardium, dan
Perikarduim fiseral yang mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai
pelumas untuk mempermudah pergerakan jantung.
b)Miokardium
Myo berarti otot, merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung,
membentuk sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun
secara spiral dan melingkari jantung (Sherwood, Lauralee, 2001: 262).
Lapisan otot ini yang akan menerima darah dari arteri koroner (Setiadi, 2007:
172).
c)Endokardium
Endo berarti di dalam, adalah lapisan tipis endothelium, suatu jaringan
epitel unik yang melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi (Sherwood,
Lauralee, 2007: 262).
E.Persarafan Jantung
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Kecepatan denyut jantung
terutama ditentukan oleh pengaruh otonom pada nodus SA. Jantung
dipersarafi oleh kedua divisi sistem saraf otonom, yang dapat memodifikasi
kecepatan (serta kekuatan) kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi
tidak memerlukan stimulasi saraf. Saraf parasimpatis ke jantung, yaitu saraf
vagus, terutama mempersarafi atrium, terutama nodus SA dan AV. Sarafsaraf simpatis jantung juga mempersarafi atrium, termasuk nodus SA dan
AV, serta banyak mempersarafi ventrikel (Sherwood, Lauralee, 2001: 280).
F.Vaskularisasi Jantung
Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah. Secara garis besar
peredaran darah dibedakan menjadi dua, yaitu peredaran darah besar yaitu
dari jantung ke seluruh tubuh, kembali ke jantung (surkulasi sistemik), dan
peredaran darah kecil, yaitu dari jantung ke paru-paru, kembali ke jantung
(sirkulasi pulmonal).
a)Arteri
Suplai darah ke miokardium berasal dari dua arteri koroner besar yang
berasal dari aorta tepat di bawah katub aorta. Arteri koroner kiri
memperdarahi sebagian besar ventrikel kiri, dan arteri koroner kanan
memperdarahi sebagian besar ventrikel kanan (Setiadi, 2007: 179).
1.Arteri Koroner Kanan
Berjalan ke sisi kanan jantung, pada sulkus atrioventrikuler kanan. Pada
dasarnya arteri koronarian kanan memberi makan pada atrium kanan,
ventrikel kanan, dan dinding sebelah dalam dari ventrikel kiri. Bercabang
menjadi Arteri Atrium Anterior Dextra (RAAB = Right Atrial Anterior Branch)
dan Arteri Coronaria Descendens Posterior (PDCA = Posterior Descending
Coronary Artery). RAAB memberikan aliran darah untuk Nodus Sino-Atrial.
PDCA memberikan aliran darah untuk Nodus Atrio-Ventrikular (Aurum, 2007).
2.Arteri Koroner Kiri
Berjalan di belakang arteria pulmonalis sebagai arteri coronaria sinistra
utama (LMCA = Left Main Coronary Artery) sepanjang 1-2 cm. Bercabang
menjadi Arteri Circumflexa (LCx = Left Circumflex Artery) dan Arteri
Descendens Anterior Sinistra (LAD = Left Anterior Descendens Artery). LCx
berjalan pada Sulcus Atrio-Ventrcular mengelilingi permukaan posterior
jantung. LAD berjalan pada Sulcus Interventricular sampai ke Apex. Kedua
pembuluh darah ini bercabang-cabang dan memberikan lairan darah
diantara kedua sulcus tersebut (Aurum, 2007).
B.Vena
Distrubusi vena koroner sesungguhnya parallel dengan distribusi arteri
koroner. Sistem vena jantung mempunyai tiga bagian, yaitu (Setiadi, 2007:
181):
Vena tabesian, merupakan sistem terkecil yang menyalurkan sebagian darah
dari miokardium atrium kanan dan ventrikel kanan.
dengan frekuensi yang lebih rendah yaitu sekitar 40-50 kali/menit. Jika ada
hambatan pada bundle his atau serabut bundle kanan dan kiri maka otot
jantung akan kontraksi dengan iramanya sendiri yaitu 20-30 kali/menit.
Denyut jantung 20-30 kali/menit tidak dapat mempertahankan metabolisme
otot.
E.Suara Jantung
Suara jantung terjadi akibat proses kontraksi jantung.
Suara jantung 1 (S1) timbul akibat penutupan katup mitral dan trikuspidalis.
Suara jantung 2 (S2) timbul akibat penutupan katup semilunaris aorta dan
semilunaris pulmonal.
Suara jantung 3 (S3) terjadi akibat pengisian ventrikel pada fase diastole.
Suara jantung 4 (S4) terjadi akibat kontraksi atrium.
Suara jantung 3 dan 4 terdengar pada jantung anak.
F.Fase Kontraksi Jantung
Pada fase pengisian ventikel dan kontraksi atrium katup mitral dan
trikuspidalis terbuka darah akan mengalir dari atrium menuju ventrikel. Pada
fase kontraksi ventrikel isometric ventrikel mulai kontraksi dan atrium
relaksasi, katup mitral dan trikuspidalis tertutup dan katup semilunar aorta
dan pulmonal belum terbuka. Pada fase ejeksi ventikuler, katup semilunar
aorta dan semilunar aorta dan semilunar pulmonal terbuka sehingga darah
mengalir dari ventrikel menuju aorta dan arteri pulmonalis. Pada fase
relaksasi isovolumentrik terjadi relaksasi ventrikel dan katup semilunar aorta
dan pulmonal menutup sedangkan katup mitral dan katup trikuspidalis
belum terbuka.
G.Cardiac Output
Cardiac Output adalah volume darah yang dipompa oleh tiap ventrikel per
menit. Hal ini disebabkan oleh kontraksi otot myocardium yang berirama dan
sinkron, sehingga darahpun dipompa masuk ke dalam sirkulasi pulmonary
dan sistemik.
Besar cardiac output ini berubah-ubah, tergantung kebutuhan jaringan
perifer akan oksigen dan nutrisi. Karena curah jantung yang dibutuhkan juga
tergantung dari besar serta ukuran tubuh, maka diperlukan suatu indikator
fungsi jantung yang lebih akurat, yaitu yang dikenal dengan sebutan Cardiac
Index. Cardiac index ini didapatkan dengan membagi cardiac output dengan
luas permukaan tubuh, dan berkisar antara 2,8-3,6 liter/menit/m2
permukaan tubuh.
Stroke Volume adalah volume darah yang dikeluarkan oleh ventrikel/detik.
Sekitar dua per tiga dari volume darah dalam ventrikel pada akhir diastole
(volume akhir diastolic) dikeluarkan selama sistolik. Jumlah darah yang
dikeluarkan tersebut dikenal dengan sebutan Fraksi Ejeksi; sedangkan
volume darah yang tersisa di dalam ventrikel pada akhir sistolik disebut
Volume Akhir Sistolik. Penekanan fungsi ventrikel, menghambat kemampuan
ventrikel untuk mengosongkan diri, dan dengan demikian mengurangi stroke
volume dan fraksi ejeksi, dengan akibat peningkatan volume sisa pada
ventrikel.
Cardiac output (CO) tergantung dari hubungan yang terdapat antara dua