You are on page 1of 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN VI
PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA BIURET

OLEH:

NAMA

: ANDI FARMILA SARI

STAMBUK

: F1D1 15 007

KELOMPOK

: IV (EMPAT)

ASISTEN PEMBIMBING : JAMALUDDIN

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Protein merupakan unit penyusun utama tubuh. Protein juga
merupakan suatu polimer yang mempunyai monomer suatu asam amino.
Asam amino sendiri merupakan senyawa kimia yang mengandung dua gugus
fungsi yang berbeda. Asam asam amino adalah kunci dari struktur protein
dan lebih dari 100 telah diisolasi, tetapi dalam molekul protein hanya ada 20
asam amino yang berbeda. Macam posisi molekul dan jarak kedudukan
molekul asam asam amino dalam protein, menentukan sifat sifat protein
tersebut dan selanjutnya menentukan fungsi protein dalam tubuh.
Reaksi biuret merupakan reaksi warna yang umum untuk gugus
peptide dan protein. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna ungu
karena terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan
peptide. Banyaknya asam amino yang terikat pada ikatan peptide
mempengaruhi warna reaksi ini. Uji biuret ini dapat digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya ikatan peptide dalam suatu senyawa sehingga
uji biuret dapat dipakai untuk menunjukan adanya senyawa protein. Langkah
pengujian yang dapat dilakukan adalah larutan sampel yang diduga
mengandung protein ditetesi dengan larutan NaOH kemudian diberi beberapa
tetes larutan CuSO4 encer. Apabila larutan berubah menjadi arna unggu maka
larutan tersebut mengandung protein.

Asam amino adalah hasil dari blok protein yang dihubungkan oleh
ikatan peptida. Ada banyak kesamaan antara asam amino dan molekul biuret
dan keduanya beraksi dengan cara yang sama. Reagent Biuret adalah larutan
berwarna biru muda, yang berubah menjadi ungu bila bercampur dengan
larutan yang mengandung protein. Sebuah kompleks berwarna ungu terbentuk
ketika ion tembaga dari reagent biuret bereaksi dengan ikatan peptida pada
rantai polipeptida. Berdasarkan uraian diatas maka dilaksanakan praktikum
yang berjudul Penentuan Kadar Protein Secara Biuret.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana cara
menentukan kadar protein secara biuret.
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui
cara menentukan kadar protein secara biuret.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah dapat
mengetahui cara menentukan kadar protein secara biuret.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Protein
Protein merupakan komponen yang memungkinkan otot berkotraksi,
sehinggadapat terjadi gerakan. Dalam bentuk antibodi dan komponen lain

dalam sistem kekebalan, protein melindungi kita dari infeksi dari organisme
asing. Protein juga mencegah kehilangan darah dengan membentuk
serangkaian proses yang diakhiri dengan pembentukan pembekuan darah. Satu
fungsi penting protein adalah fungsi sebagai enzim, katalisator yang
meningkatkan kecepatan rekasi biokimia, tanpa protein katalis ini reaksi akan
berlangsung sangat lambat sehingga kehidupan menjadi mustahil. Protein dan
semua senyawa lain dalam tubuh tersusun membentuk organ dan jaringan
yang terdiri dari sel-sel (Dawn, 2000).
Protein secara umum memiliki serapan maksimal pada 214 nm karena
adanya ikatan peptida. Namun daerah ini banyak terganggu oleh adanya uap
air dari udara sehingga pada prakteknya sulit dilakukan. Secara kololimetri,
protein dapat ditetapkan kadarnya dengan metode biuret. Prinsipnya adalah
bahwa ikatan peptida dapat membentuk senyawa kompleks berwarna ungu
dengan penambahan garam kupri dalam susunan basa (Purwanto, 2010).
Tidak semua protein adalah enzim. Keratin, protein structural pada
rambut hewan dan hormon insulin merupakan contoh protein yang bukan
enzim. Oleh karena protein yang bukan enzim bagaimanapun juga adalah
produk dari gen, ahli biologi molekuler mulai berpikir dari sudut pandang satu
gen satu protein. Namun demikian, banyak protein terdiri dari dua atau lebih
rantai polipeptida yang berbeda dan setiap polipeptida ditentukan oleh gennya
masing-masing (Campbell, 2002).
B. Uji Biuret
Metode biuret larutan dibuat alkalis dengan NaOH kemudian
ditambahkan CuSO4 encer. Uji ini untuk menunjukan adanya senyawasenyawa yang mengandung gugus amnida asam yang berbeda bersama gugus

amnida yang lain. Uji ini memberikan reaksi positif yang ditandai dengan
timbulnya warna merah violet atau biru violet (Achmad, 2011).
Uji biuret merupakan jenis pengujian untuk identifikasi protein secara
umum. Berarti uji Biuret akan selalu memberikan hasil positif untuk semua
jenis protein. Prinsipnya adalah pengukuran serapan cahaya oleh ikatan
kompleks berwarna ungu yang terjadi bila protein bereaksi dengan ion Cu2+
dalam suasana basa. Reagen biuret terdiri dari CuSO4 dalam aquadest, KI
dalam aquadest, Na-sitrat, Na2CO3 dan NaOH. CuSO4 sebagai penyedia ion
Cu2+ yang nantinya akan membentuk kompleks dengan protein. KI berfungsi
untuk mencegah terjadinya reduksi pada Cu2+ sehingga tidak mengendap. Nasitrat dan Na2CO3 berfungsi sebagai buffer dan NaOH berfungsi sebagai
penyedia suasana basa. Suasana basa akan membantu membentuk Cu(OH)2
yang nantinya akan menjadi Cu2+ dan 2OH-. Hal ini membantu untuk
membentuk kompleks dengan nitrogen dari karbon dari ikatan peptida dalam
larutan basa. Perubahan pada warna sampel uji akan memberikan hasil yang
positif atau negatif (Poedjiadi, 2006).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengamatan
Tabung
Jenis Perlakuan
Hasil Pengamatan
1
2
3
Tabung BSA 2, 4, 6, 8 mg/mL
I
dilarutkan
dalam
10
mL
dipipet seusai
Aquadest

konsentrasi pada tabel

ditambahkan 4 mL Reagen
Biuret dihomogenkan dan
didiamkan

suhu ruang
dibaca
selama 30 menit

Tabung
II

pada

nilai absorbansi pada 540 nm di


spektrofotometer
5 mg kasein susu dancow + 1 mL
aquades ditambahkan 4 mL
Reagen

Biuret

dihomogenkan

didiamkan

pada suhu ruang selama 30 menit


dibaca nilai absorbansi
Tabung
III

pada 540 nm di spektrofotometer


5 mg kasein susu SGM + 1 mL
aquades ditambahkan 4 mL
Reagen

Biuret

dihomogenkan

didiamkan

pada suhu ruang selama 30 menit


dibaca nilai absorbansi
pada 540 nm di spektrofotometer

Tabung
IV

5 mg kasein susu lactogen + 1


mL aquades ditambahkan 4
mL

Reagen

Biuret

dihomogenkan

didiamkan

pada suhu ruang selama 30 menit


dibaca nilai absorbansi
pada 540 nm di spektrofotometer

B. Analisis Data
Tabel 4. Larutan Protein Standar
Tabung
A
[M]

1
0.026
2

2
0.039
4

3
0.05
6

Blanko
0
0

4
0.068
8

Hubungan antara nilai absorbansi dan konsentrasi protein standar membentuk


persamaan linear seperti yang terlihat pada grafik dibawah ini.

N
i
l
a 0.08
i 0.07

Larutan Protein Standar

0.06

A
b
s
o
r
b
a
n
s
i

f(x) = 0.01x + 0.01

0.05

0.04

Linear (A)

0.03
0.02
0.01
0
0.5

1.5

2.5

Konsentrasi BSA

3.5

4.5

Perhitungan untuk mendapatkan konsentrasi pati menggunakan persamaan


linear y = 0.013x + 0.011 (y = ax + b) dimana y = absorbansi dan x =
konsentrasi
1. Tabung 1 (ASI)
y = ax + b
y = 0.013x + 0.011
0.444 = 0.013x + 0.011

0.444

0.011 = 0.013x

0.433 = 0.013x
x=

0.433
0.013

x = 33.30
2. Tabung 2 (SGM)
y = ax + b
y = 0.013x + 0.011
1.447 = 0.013x + 0.011

1.447

0.011 = 0.013x

1.436 = 0.013x
x=

1.436
0.013

x = 110.46
3. Tabung 3 (Dancow)
y = ax + b
y = 0.013x + 0.011
1.266 = 0.013x + 0.011

1.266

0.011 = 0.013x

1.255 = 0.013x
x=

1.255
0.013

x = 95.53
4. Tabung 4 (Lactogen)
y = ax + b
y = 0.013x + 0.011
1.136 = 0.013x + 0.011
1.136

0.011 = 0.013x

1.125 = 0.013x

x=

1.125
0.013

x = 86.53
konsentrasi kadar protein dari kasein susu secara biuret adalah sebagai berikut :
Tabung
A
[M]

1
0.444
33.30

2
1.447
110.46

3
1.266
95.53

4
1.136
86.53

Blanko
0
0

C. Pembahasan
Karbohidrat merupakan sumber energi kalori utama bagi makhluk
hidup terutama manusia. Beberapa golongan karbohidrat menghasilkan seratserat yang berguna bagi pencernaan. Sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Hasil akhir proses
pencernaan karbohidrat ini ialah glukosa, fruktosa, galaktosa dan manosa serta
monosakarida lainnya. Salah satu kelompok karbohidrat adalah polisakarida.
Pati merupakan karbohidrat yang dapat dijumpai pada tumbuh-tumbuhan. Pati
berwarna putih, tidak berbau, dan sukar larut dalam pelarut organik tetapi larut
dalam air. Hidrolisis pati adalah salah satu proses untuk membuat glukosa.
Hidrolisis adalah proses pemecahan senyawa kompleks menjadi senyawa
sederhana dengan bantuan air. Hidrolisis dengan menggunakan asam

menghasilkan pati yang strukturnya lebih renggang, sehingga air lebih mudah
menguap pada waktu pengeringan.
Pengamatan kali ini digunakan pati ubi talas (Colocasia esculenta)
dengan konsentrasi 0,5 gram dihidrolisis oleh asam klorida (HCl) dengan
konsentrasi 1 M dengan 5 perlakuan. Tujuan pemberian HCl yaitu untuk
memutuskan rantai panjang pati. Waktu disetiap perlakuan untuk pemanasan
berbeda-beda 0 menit untuk tabung 1, 15 menit untuk tabung 2, 30 menit
untuk tabung 3, 45 menit untuk tabung 4, dan 60 menit untuk tabung 5.
Pemanasan pati setelah penambahan konsentrasi HCl dan K2HPO4 kemudian
dilakukan penambahan reagen nelson A dan B kemudian dipanaskan lagi
masing-masing tabung 20 menit. Tujuan penambahan reagen nelson A yaitu
untuk pencegahan pengendapan Cu dari reagen nelson B dan tujuan
pemberian reagen nelson B adalah untuk Penambahan reagen arsenomolibdat
dengan tujuan untuk pewarnaan. Warna larutan kemudian menjadi warna
hijau. Nilai absorbansi glukosa standar dari hasil spektrofotometer pada 660
nm didapatkan rumus linear yaitu y = 0.004x + 0.023. Garis linear yang
didapatkan yaitu naik yang artinya semakin tinggi konsentrasi maka semakin
tinggi pula nilai absorbansi yang di dapatkan. Konsentrasi pati yang
terhidrolisis oleh asam didapatkan dari perhitungan menggunakan rumus
linear dan nilai absorbansi pati yang terhidrolisis. Konsentrasi tertinggi ada
pada tabung 2 yaitu 81,75 M dengan hasil nilai absorbansi 0,350. Hal ini
menunjukan semakin tinggi nilai absorbansi maka semakin tinggi pula
konsentrasi yang didapatkan.

V. PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan yang didapatkan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Konsentrasi pati yang terhidrolisis oleh asam berbanding lurus dengan
hasil nilai absorbansi yang didapatkan dari perhitungan menggunakan
spektrofotometer.
2. Nilai absorbansi yang didapatkan dari 0,5 gram pati yang terhidrolisis oleh
asam didapatkan dari perhitungan dari spektrofotometer. Nilai absorbansi
tertinggi ada pada tabung 2 dan terendah ada pada tabung 3.
B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini adalah agar
laboratorium lebih memperhatikan alat-alat laboratorium agar pada saat
praktikum waktu yang digunakan lebih efisien.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, N., 2011, Reaksi Analisa Protein, Jurnal Abynoel, 1(1), 1-2
Campbell, A, N., 2002, Bilogi Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
Dawn, M, B., 2000, Basic Medical Biochemistry, IKAPI EGC, Jakarta.
Purwanto, M, G, M., 2010, Perbandingan Analisa Kadar Protein Terlarut dengan
Berbagai Metode Spektroskopi, Jurnal Teknobiologi, 2(1), 64-69

You might also like