Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
2.1 Jenis Kasus
Kasus atau keadaan ibu yang memerlukan rujukan ke fasilitas yang lebih
lengkap yaitu ibu hamil dengan risiko tinggi atau memiliki komplikasi selama
kehamilan, dengan skor KSPR (Kartu Skor Puji Rohyati) lebih dari 4. Ibu bersalin
dengan keadaan gawat darurat yang masih memungkinkan untuk dilakukan
rujukan (misalkan: kala II memanjang). Ibu post partum dengan kasus perdarahan
post partum atau luka episiotomi yang mengalami infeksi, atau ibu hamil dengan
keadaan psikolgi yang memburuk dan membahayakan bayi serta orang di
sekitarnya.
Kasus atau keadaan bayi yang memerlukan rujukan ke fasilitas yang lebih
lengkap:
1. Gangguan nafas sedang dan berat, apapun penyebabnya
2. Asfiksia yang tidak member respon pada tindakan resusitasi, sebanyak
dalam 10 menit pertama
3. Kasus bedah neonatus
4. BBLR < 1,750 g
5. BBLR < 1,750 2,000 g dengan kejang, gangguan napas, gangguan
pemberian minum
6. Bayi hipotermi berat
7. Ikterus yang tidak memberikan respons dengan fototerapi
8. Kemungkinan penyakit jantung bawaan
9. Bayi ibu diabetes mellitus dengan hipoglikemia simtometik
10. Kejang yang tidak teratasi
11. Tersangka infeksi (sepsis, meningitis) berat / dengan komplikasi
12. Penyakit hemolisis
13. Tersangka renjatan yang tidak member respons baik
14. Hipoglikemia yang tidak teratasi
JNPK-KR. 2008. Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar. Jakarta:
JNPK-KR. Hal : 13-1 13-4
2.2 Sistem Rujukan
Sistem rujukan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan
yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik
atas masalah yang timbul, baik secara vertikal maupun horizontal kepada fasilitas
pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau dan rasional serta tidak dibatasi oleh
wilayah administrasi.
Resiko ibu hamil dan neonates yang bersiko tinggi merupakan komponen
yang penting dalam system pelayanan komponen kesehatan maternal. Dengan
memahami system dan cara rujukan yang baik, tenaga kesehatan diharapakan
dapat memperbaiki kualitas pelayanan pasien.
Batasan suatu sistem pelayanan kesehatan dimana terjadi pelimpahan
tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kesehatan yang timbul
secara horizontal maupun vertical, baik untuk kegiatan pengiriman penderita,
pendidikan, maupun pelatihan.
Pengertian operasional : sistem rujukam paripurna terpadu merupakan
suatu tatanan, dimana berbagai komponen dalam jaringa pelayanan kebidanan
dapat berinteraksi dua arah timbal balik, antara bidan di desa, bidan dan dokter
puskesmas di pelayanan kesehatan dasar, dengan dokter spesialis di RS kabupaten
untuk mencapai rasionalisasi penggunaan suber daya kesehatan dalam
penyelamatan ibu dan bayi baru lahir yaitu penanganan ibu risiko tinggi dengan
gawat-obstetrik atau gawat-darurat-obstetrik secara efisien, efektif, profesional,
rasional, dan relevan dalam pola rujukan terencana.
Menurut Sarwono Prawirohardjo, rujukan terbagi atas:
1) Rujukan terencana : menyiapkan dan merencanakan rujukan ke rumah sakit
jauh-jauh hari bagi ibu risiko tinggi/Risti. Sejak awal kehamilan diberi KIE.
Ada 2 macam rujukan terencana yaitu :
a) Rujukan Dini Berencana (RDB) untuk ibu dengan APGO dan AGOibu Risti masih sehat belum inpartu, belum ada komplikasi ersalinan,
ibu berjalan sendiri dengan suami ke RS naik kendaraan umum
dengan tenang, santai, mudah, murah, dan tidak membutuhkan alat
ataupun obat.
b) Rujukan Dalam Rahim (RDR) atau Rujukan In Utero bagi janin ada
masalah, janin risio tinggi masih sehat misalnya kehamilan dengan
riwayat obstetric jelek pada ibu diabetes mellitus, partus prematurus
diukur panjang telapak kaki kanan ibu dan tinggi fundus uteri untuk menentukan
adanya disproporsi kepala dan panggul. Dalam persalinan menggunakan Partograf
WHO.
Dalam pelayanan kebidanan bagi ibu hamil, sejak tahun 1994 diseluruh 29
kabupaten/9 kota di provinsi Jawa Timur dengan rata-rata jumlah persalinan
550.000 per tahun, telah dilaksanakan Sistem Pelayanan Kesehatan Ibu Berbasismasalah, Berbasis-keluarga melalui Paket Kehailan dan Persalinan AMan dan
Rujuan Terencana di dukung sistem Rujukan Paripurna Terpadu Kabupaten/Kota.
Sebagai bagian program KIA Dinas.
Jenjang ( Hirarki )
Komponen / Unsur
Pelayanan Kesehatan
Tingkat Masyarakat
Puskesmas, Puskesmas
Tingkat I
RS Kabupaten, RS Swasta,
Tingkat II
Tingkat III
1.2.3
Akurat
Ringan, kecil, dan mudah dibawa
Berkualitas dan berfungsi baik
Permukaan kasar untuk menahan gerakan akibat percepatan dan getaran
Dapat diandalkan dalam kedaan cuaca ekstrim tanpa kehilangan
akurasinya.
6. Bertahan dengan baik dalam perubahan tekanan jika digunakan dalam
pesawat terbang
7. Mempunyai sumber listrik sendiri (baterai) tanpa menganggu sumber
listrik kendaraan
PerlengkapanUmum
1. Formulir rujukan ibu (diisi lengkap, siapkan juga cadangan)
2. Tandu (stretcher)
3. Stetoskop
4. Thermometer
5. Baskom muntah
6. Lampu senter
7. Spigmomanometer
8. Dopler (bila tidak ada gunakan stetoskop janin)
9. Infusen pump (tenaga baterai)
10. Sarung tangan steril (tiga pasang berbagai ukuran)
11. Pembalut wanita, diutamakan pembalut khusus persalinan
12. Lubrik steril
13. Larutan anti septik
A. Cairan dan Obat obatan
1. 1000 ml 5% D/W
2. 1000 ml Ringer Laktat
Fr
5. 2 buah klem tali pusat
6. Benang tali pusat steril/DTT atau penjepit tali pusat
7. 2 bah kantong plastic
8. 6 buah kasa steril/DTT 4x4
9. 1 lembar duk steril/kain bersih
10. Selimut bayi (2 buah)
11. Selimut ibu
C. Perlengkapan Resusitasi Bayi
1. Laringoskop bayi dengan blade ukuran 0 dan 1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Self inflating bag dengan stylet dan konektor, berukuran 2,5 sampai 4
3 buah ampul epinefrin 1:10.000 1ml/ampul
Spuit 1 ml dan 2 ml
Jarum ukuran 20 dan 25
Pipa orograstrik
Gunting dan plester
Tabung oksigen kecil lengkap
WHO. 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hal
13-18
pelayanan
yang
lebih
baik
sesuai
dengan
tingkat
yang
mungkin
timbul
olkeh
karenanya.
Dengan
Persiapan Rujukan
Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarganya. Jika terjadi
baru lahir dan informasi tentang pelayanan yang tersedia di tempat rujukan,
ketersediaan pelayanan purna waktu, biaya pelayanan dan waktu serta jarak
tempuh ke tempat rujukan. Persiapan dan informasi dalam rencana rujukan
meliputi siapa yang menemani ibu dan bayi baru lahir, tempat rujukan yang
sesuai, sarana tranfortasi yang harus tersedia, orang yang ditunjuk menjadi donor
darah dan uang untuk asuhan medik, tranfortasi, obat dan bahan. Singkatan
BAKSOKU (Bidan, Alat, Keluarga, Surat, Obat, Kendaraan, Uang) dapat
digunakan untuk mengingat hal penting dalam mempersiapkan rujukan (Dinkes,
2009).
2.3.2 Tahapan Rujukan Maternal dan Neonatal
1. Menentukan kegawatdaruratan penderita
a. Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang tidak
dapat ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka segera
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat, oleh karena itu
mereka belum tentu dapat menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan.
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas. Tenaga
kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus dapat
menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus menentukan kasus mana
yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk.
2. Menentukan tempat rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang
mempunyai kewenangan dan terdekat termasuk fasilitas pelayanan swasta
dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga Kaji ulang rencana
rujukan bersama ibu dan keluarga. Jika perlu dirujuk, siapkan dan sertakan
dokumentasi tertulis semua asuhan, perawatan dan hasil penilaian (termasuk
partograf) yang telah dilakukan untuk dibawa ke fasilitas rujukan. Jika ibu
tidak siap dengan rujukan, lakukan konseling terhadap ibu dan keluarganya
tentang rencana tersebut. Bantu mereka membuat rencana rujukan pada saat
awal persalinan.
memiliki
kemampuan
untuk
melaksanakan
kegawatdaruratan.
A ( Alat )
O ( Obat )
merujuk.
K
(Kendaraan)
Siapkan
kendaraan
yang
cukup
baik
untuk
6. Pengiriman Penderita
7. Tindak lanjut penderita :
a. Untuk penderita yang telah dikembalikan (rawat jalan pasca penanganan)
b. Penderita yang memerlukan tindakan lanjut tapi tidak melapor harus ada
tenaga kesehatan yang melakukan kunjungan rumah.
Depkes RI. 2007. Pedoman Sistem Rujukan Maternal dan Neonatal di Tingkat
Kabupaten/Kota . Jakarta: Depkes RI.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2007. Pedoman Sistem Rujukan Maternal dan Neonatal di Tingkat
Kabupaten/Kota . Jakarta: Depkes RI.
JNPK-KR. 2008. Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar. Jakarta:
JNPK-KR.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
WHO. 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.