You are on page 1of 3

Waste Water Treatment Plant Jababeka

PT. Jababeka Infrastruktur memiliki dan mengelola 2 (dua) unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
dengan kapasitas 208 liter/detik di Kawasan Industri Jababeka Tahap I dan 125 liter/detik di Tahap II.
IPAL beroperasi 24 jam setiap hari dan berfungsi mengolah limbah dari seluruh industri yang berada di
dalam Kawasan Industri Jababeka serta industri-industri sekitarnya.
Pada dasarnya semua air limbah yang masuk ke dalam system saluran air limbah Kawasan Industri
Jababeka harus sudaj memenuhi ketentuan dan standar yang berlaku yang antara lain kadar COD max.
800 mg/l dan BOD max. 500 mg/l.
PT. Jababeka Infrstruktur memonitor kualitas air limbah yang dibuang oleh pabrik-pabrik di dalam
kawasan, untuk mengetahui apakah limbah yang dibuang oleh pabrik sudah memenuhi standar
pembuangan demi keberhasilan pengolahan air limbah selanjutnya.
Prinsip system pengolahan adalah Biological Aerobic Treatment (Pengolahan secara Biologis dengan
Lumpur Aktif) dengan dibantu proses fisik dan mekanik.
Air Limbah yang berasal dari industri dibuang ke saluran khusus air limbah menuju ke pusat pengolahan
air limbah secara gravitasi menuju ke Lifting Pump. Selanjutnya air limbah tersebut dipompa ke pusat
pengolahan air limbah melalui Influent Pump. Saluran air limbah tersebut kemudian dipompa ke Grit
Chamber yang berfungsi untuk mengendapkan pasir, krikil, dan sejenisnya yang mempunyai berat jenis
lebih besar dari air.
Selanjutnya air limbah akan mengalir secara gravitasi menuju ke Primary Settling Tank. Salam unit ini zat
padat tersuspensi akan mengendap. Dengan adanya busa, lemak, atau benda-benda mengapung yang
biasa terdapat didalam air limbah akan dipisahkan dan ditampung ke unit scum collector untuk
dipompakan ke unit Belt Filter Press bersama-sama dengan sludge yang mengendap melalui pipa sludge
yang ada di dasar Primary Settling Tank.
Air Limbah mengalami proses aerasi selama 20-24 jam untuk mendapatkan oksigen sebagai kebutuhan
dasar dalam proses oksidasi biologis. Pada proses ini mikroorganisme dalam lumpur aktif berfungsi
sebagai pengurai zat-zat pencemar baik yang terlarut maupun tersuspensi untuk menghasilkan biological
floc.
Selanjutnya air limbah yang sudah teraerasi dan terbentuk biological floc tersebut menaglir ke Distribution
Box bagian pertama, kemudian dialirkan menuju ke Secondary Settling Tank untuk proses pengendapan.
Proses pengendapan ini bertujuan untuk memisahkan antara air yang sudah jernih dengan biological floc
sehingga didapatkan kualitas air yang sudah memenuhi standar kualitas buangan air limbah untuk
dibuang ke badan air yang dikeluarkan oleh Pemerintah (Saluran Cikarang Bekasi Laut / Sungai
Cilemahabang)

Lumpur yang sudah terbentuk dari proses sedimentasi kemudian diresirkulasi ke Kolam Aerasi sebagai
Return Activated Sludge untuk menjamin oksidasi biologis berjalan dengan baik., sedangkan
kelebihannya dipompa ke Belt Filter Press untuk dikeringkan. Air hasil pengepresan ini diresirkulasi ke
Kolam Aerasi.
Selama proses pengolahan, dilakukan pemantauan kualitas air limbah oleh Unit Laboratorium sehingga
akan selalu didapatkan kinerja IPAL yang terkendali dan hasil pengolahan yang terjaga kualitasnya.
Aktivitas dan dokumentasi pengendalian dan pemantauan kualitas ini sesuai dengan Pedoman Kebijakan
Mutu ISO 9001:2000 yang sertifikasinya telah diperoleh sejak tahun 2002.

http://www.jababekainfrastruktur.com/main_services/info/wwtp

Water Treatment Plant Jababeka


PT. Jababeka Infrastruktur memiliki dan mengelola 2 unit pengolahan air bersih dengan kapasitas
produksi 470 liter/detik di Kawasan Industri Tahap I dan 235 liter/detik di Tahap II.
Sumber air baku yang digunakan untuk pengolahan berasal dari waduk Jatiluhur dan dialirkan melalui
Saluran Induk Tarum Barat. Air baku tersebut, sebagian besar mengandung mikroorganisme pathogen,
zat organik dan lumpur, kemudian dilakukan penambahan disinfektan. Disinfektan tersebut selain
berfungsi untuk membunuh mikroorganisme, bakteri, dan kuman juga berfungsi untuk oksidasi zat
organik dan kandungan logam agar mudah dipisahkan di proses selanjutnya. Selanjutnya air baku
tersebut disalurkan dengan menggunakan pompa menuju Unit Flokulator.
Di unit ini terjadi penambahan bahan kimia koagulan untuk proses destabilisasi muatan koloid dan
padatan terlarut oleh alat pengaduk statis sehingga terjadi proses pengadukan cepat. Setelah itu, air yang
telah ditambahkan koagulan disalurkan menuju Unit Clarifier.
Di unit ini terjadi proses pengadukan lambat agar terjadi proses aglomerasi partikel yang telah
terkoagulasi untuk membentuk flok kimia yang dapat mengendap. Secara gravitasi, flok kimia yang
terbentuk akan mengendap ke bagian bawah sedangkan air akan mengalir ke bagian permukaan atas.
Endapan lumpur di dalam bak Clarifier dibuang secara periodik menuju Bak Pengumpul Lumpur, lalu
kemudian dipadatkan dengan menggunakan unit Filter Press, sedangkan sisa airnya akan Direcycle
kembali ke flokulator.
Air jernih yang mengalir ke permukaan atas kemudian disalurkan ke unit Sand Filter. Di unit Sand Filter ini
terjadi proses penyaringan (filtrasi) dimana lumpur yang masih terikut dalam badan air akan tersaring di
media filter pasir menggunakan system Gravity Sand Filter. Apabila Filter telah jenuh oleh kotoran, maka

proses penyaringan menjadi kurang sempurna dan efektif. Oleh karena itu, untuk menjaga performance
Filter, diterapkan system otomatisasi Backwash, dimana Filter di cuci dengan menggunakan air bersih.
Air cucian proses Backwash kemudian diresirkulasi menuju Flokulator agar dapat digunakan kembali.
Sedangkan air hasil Filtrasi ditampung di Reservoir dan siap didistribusikan ke konsumen.
Pada setiap tahap proses pengolahan dilakukan pengambilan sample dan analisa kualitas baik secara
langsung maupun tidak langsung oleh Unit Laboratorium agar kualitas hasil proses selalu terjaga setiap
saat. Unit Laboratorium yang tersedia telah memperoleh akreditasi ISO 17025-2005 oleh Komite
Akreditasi Nasional (KAN) sejak 2005. Adapun aktivitas dan dokumentasi pengendalian dan pemantauan
kualitas ini sesuai dengan Pedoman kebijakan Mutu ISO 9001:2008 yang sertifikasinya telah diperoleh
sejak tahun 2002. Dalam operasionalnya untuk menjaga kualitas lingkungan dan keselamatan kerja,
proses pengolahan air bersih juga berpedoman pada ISO 14001 dan OHSAS 18001, dimana sertifikatnya
diperoleh pada tahun 2011.
http://www.jababekainfrastruktur.com/main_services/info/wtp

You might also like