You are on page 1of 15

ATELEKTASIS

A. LATAR BELAKANG
Atelektasis adalah suatu keadaaan paru atau sebagian paru yang mengalami hambatan
berkembang secara sempurna sehingga aerasi paru berkurang atau sama sekali tidak berisi
udara. Keadaan atelektasis ini dapat disebabkan oleh bronkus yang tersumbat, tekanan
ektrapulmoner, paralisis atau paresis gerak pernapasan, dan hambatan gerak pernapasan.
Gambaran radiologik pada atelektasis adalah pengurangan volume bagian paru baik
lobaris, segmental atau seluruh paru, dengan akibat kurangnya aerasi sehingga
memberikan bayangan lebih suram1
Atelektasis dapat terjadi pada pria maupun wanita tidak ditemukan adanya perbedaan
bermakna. Atelektasis dapat mengenai segala usia, prevalensi terbanyak pada anak usia
10 tahun, resiko terjadinya atelektasis pada pembuat asbes lebih tinggi sebesar 60-70%,
dan atelektasis 90% terjadi pada pasien post operative jantung atau gastrointestinal
prosedur.2,3
Diagnosis atelektasis dapat di tegakkan

melalu foto rontgen,ct-scan dan MRI.

Gambaran foto rontgen dapat digunakan untuk menegakan atelecrasis lobularis,


atelektasis postoperatife, dan atelektasis lobaris. Pada beberapa keadaan foto rontgen
tidak dapat digunakan untuk mengakkan diagnosa seperti pada keadaaan efusi pleura atau
adanya massa yang besar pada paru, makan digunakkan ct-scan untuk menegakkan
diagnosa.2

1
KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI RSUD DR.LOEKMONO HADI KUDUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 2 MAY 2016 - 4JUNI 2016

ATELEKTASIS

BAB II
PEMBAHASAN
1. Anatomi Paru
Paru-paru terletak pada rongga dada, berbentuk kerucut yang ujungnya berada di atas
tulang iga pertama dan dasarnya berada pada diafragma. Paru terbagi menjadi dua yaitu,
paru kanan dan paru kiri. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paruparu kiri
mempunyai dua lobus. Kelima lobus tersebut dapat terlihat dengan jelas. Setiap paru-paru
terbagi lagi menjadi beberapa subbagian menjadi sekitar sepuluh unit terkecil yang
disebut bronchopulmonary segments. Paru-paru kanan dan kiri dipisahkan oleh ruang
yang disebut mediastinum (Sherwood, 2001)
Paru-paru dibungkus oleh selaput tipis yaitu pleura. Pleura terbagi menjadi pleura
viseralis dan pleura pariental. Pleura viseralis yaitu selaput yang langsung membungkus
paru, sedangkan pleura parietal yaitu selaput yang menempel pada rongga dada. Diantara
11 kedua pleura terdapat rongga yang disebut kavum pleura (Guyton, 2007).

2
KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI RSUD DR.LOEKMONO HADI KUDUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 2 MAY 2016 - 4JUNI 2016

ATELEKTASIS

2. Definisi Atelektasis Paru


Atelektasis paru adalah ekspansi tak lengkap atau kolapsnya semua atau sebagian
paru. Keadaan ini sering disebabkan oleh obstruksi bronkus dan kompresi pada jaringan
paru.

(a)

(b)

Gambar 6.(a) Paru-paru normal, perfusi vaskular dan inflasi alveolar yang tidak
mengalami cedera. (b) Epitel yang cedera oleh karena pembuluh darah yang
mengalami kompresi dan rusaknya endotel yang disebabkan oleh gangguan
mikrovaskular. Epitel dan endotel yang mengalami cedera merupakan keadaan awal
yang menginisiasi terjadinya cedera paru. Cedera awal yang terjadi adalah kolaps
alveoli, kemudian akan terjadi reaksi inflamasidan hilangnya integritas epitel.

3. Etiopatogenesis
Terdapat tiga mekanisme yang dapat menyebabkan atau memberikan kontribusi
terjadinya atelektasis, diantaranya adalah:

Obstruksi saluran pernapasan, kompresi

jaringan parenkim paru pada bagian ekstratoraks, intratoraks, maupun proses pada
dinding dada , penyerapan udara dalam alveoli, dan gangguan fungsi dan defisiensi
surfaktan. Ketiga penyebab ini dapat menjelaskan dasar fisiologis penyebab atelektasis.
1. Atelektasis Resorpsi
Terjadi akibat adanya udara di dalam alveolus. Apabila aliran masuk udara ke dalam
alveolus dihambat, udarayang sedang berada di dalam alveolus akhirnya berdifusi
keluar dan alveolus akan kolaps.

3
KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI RSUD DR.LOEKMONO HADI KUDUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 2 MAY 2016 - 4JUNI 2016

ATELEKTASIS

Atelektasis Resorpsi. Terjadi akibat obstruksi total pada saluran napas. Keadaan ini
bersifat reversible jika obstruksi dihilangkan.
Penyumbatan aliran udara biasanya akibat penimbunan mukus dan obstruksi aliran udara
bronkus yang mengaliri suatu kelompok alveolus tertentu. Setiap keadaan yang menyebabkan
akumulasi mukus, seperti : fibrosis kistik, pneumonia, atau bronkitis kronik yang
meningkatkan resiko atelektasis resorpsi.Obstruksi saluran napas menghambat masuknya
udara ke dalam alveolus yang terletak distal terhadap sumbatan. Udara yang sudah terdapat
dalam alveolus tersebut diabsorpsi sedikit demi sedikit ke dalam aliran darah dan alveolus
menjadi kolaps.
Atelektasis absorpsi dapat disebabkan oleh obstruksi bronkus intrinsik atau ekstrinsik.
Obstruksi bronkus intrinsik paling sering disebabkan oleh sekret atau eksudat yang tertahan.
Tekanan ekstrinsik pada bronkus biasanya disebabkan oleh neoplasma, pembesaran kelenjar
getah bening, aneurisma atau jaringan parut. Pembedahan merupakan faktor resiko terjadinya
atelektasis resorpsi karena efek anastesia yang menyebabkan terbentuknya mukus serta
keengganan membatukkan mukus yang terkumpul setelah pembedahan. Hal ini terutama
terjadi pada pembedahan di daerah abdomen atau toraks karena batuk akan menimbulkan
nyeri yang hebat. Tirah baring yang lama setelah pembedahan meningkatkan resiko
terbentuknya atelektasis resorpsi karena berbaring menyebabkan pengumpulan sekret mukus
di daerah dependen paru sehingga ventilasi di daerah tersebut berkurang. Akumulasi mukus
meningkatkan

resiko

pneumonia

karena

mukus

dapat

berfungsi

sebagai

media

perkembangbiakan mikroorganisme.
Atelektasis resorpsi juga dapat disebabkan oleh segala sesuatu yang menurunkan
pembentukan atau konsentrasi surfaktan. Tanpa surfaktan tegangan permukaan alveolus
sangat tinggi, meningkatkan kemungkinan kolapsnya alveolus. Bayi premature dikaitan
dengan penurunan produksi surfaktan dan tingginya insiden atelektasis resorpsi. Kerusakan
sel alveolus tipe II yang menghasilkan surfaktan juga dapat menyebabkan atelektasis resorpsi.
Sel sel ini dihancurkan oleh dinding alveolus yang rusak, hal ini terjadi selama proses
beberapa jenis penyakit pernapasan. Demikian juga dengan terapi tinggi oksigen dalam
periode lebih dari 24 jam. Akibat tidak adanya sel sel ini produksi surfaktan mengalami
penurunan.

2. Atelektasis Kompresi
4
KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI RSUD DR.LOEKMONO HADI KUDUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 2 MAY 2016 - 4JUNI 2016

ATELEKTASIS

Terjadi bila rongga pleura sebagian atau seluruhnya terisi dengan eksudat,darah,
tumor,atau udara. Kondisi ini ditemukan pada pneumotoraks, efusi pleura, atau tumor dalam
toraks. Keadaan ini terjadi ketika sumber dari luar alveolus menimpakan gaya yang cukup
besar pada alveolus sehingga alveolus menjadi kolaps.

Atelektasis Kompresi. Terjadi ketika rongga pleura mengembang karena cairan, atau
karena udara. Keadaan ini bersifat reversible jika udara dan cairan dihilangkan.
Atelektasis kompresi terjadi jika dinding dada tertusuk atau terbuka, karena tekanan
atmosfir lebih besar daripada tekanan yang menahan paru mengembang (tekanan
pleura), dan dengan pajanan tekanan atmosfir paru akan kolaps. Atelektasis kompresi
juga dapat terjadi jika terdapat tekanan yang bekerja pada paru atau alveoli akibat
pertumbuhan tumor, distensi abdomen yang mendorong diafragma ke atas, atau
edema dan penimbunan ruang interstisial yang mengelilingi alveolus. Tekanan ini
yang mendorong udara ke luar dan mengakibatkan kolaps. Atelektasis tekanan lebih
jarang terjadi dibandingkan dengan atelektasis absorpsi.Bentuk atelektasis kompresi
biasanya dijumpai pada penyakit payah jantung, penyakit peritonitis atau abses
diafragma yang dapat menyebabkan diafragma terangkat keatas dan mencetuskan
terjadinya atelektasis. Pada atelektasis kompresi diafragma bergerak menjauhi
atelektasis.

3. Atelektasis Kontraksi
Terjadi akibat perubahan perubahan fibrotik jaringan parenkim paru lokal atau
menyeluruh, atau pada pleura yang menghambat ekspansi paru secara sempura. Atelektasis
kontraksi bersifat irreversible.
5
KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI RSUD DR.LOEKMONO HADI KUDUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 2 MAY 2016 - 4JUNI 2016

ATELEKTASIS

Atelektasis Kontraksi (sikatrisasi) terjadi ketika terdapat fibrosis umum atau lokal
yang menghambat ekspansi paru atau pleura dan meningkatkan elastisitas recoil
selama ekspirasi.
4. Mikroatelektasis
Mikroatelektasis (atelektasis adhesive) adalah berkurangnya ekspansi paru-paru yang
disebabkan oleh rangkaian peristiwa kompleks yang paling penting yaitu hilangnya surfaktan.
Surfaktan memilki phospholipid dipalmitoyl phosphatidylcholine yang mencegah kolaps paru
dengan mengurangi tegangan permukaan alveolus. Berkurangnya produksi atau inaktivasi
surfaktan, keadaan ini biasanya ditemukan pada NRDS (Neonatal Respiratory Distress
Syndrome), ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome), dan proses fibrosis kronik.

Mikroatelektasis terjadi akibat gangguan pada fungsi dan produksi surfaktan.


NRDS atau dikenal sebagai hyaline membrane disease merupakan keadaan akut yang
terutama ditemukan pada bayi prematur, lebih sering pada bayi dengan usia gestasi dibawah
32 minggu yang mempunyai berat dibawah 1500 gram. Bayi prematur lahir sebelum produksi
surfaktan memadai. Surfaktan, suatu senyawa lipoprotein yang mengisi alveoli, mencegah
6
KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI RSUD DR.LOEKMONO HADI KUDUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 2 MAY 2016 - 4JUNI 2016

ATELEKTASIS

alveoli kolaps dan menurunkan kerja respirasi dengan menurunkan tegangan permukaan.
Pada defisiensi surfaktan, tegangan permukaan meningkat, menyebabkan kolapsnya alveolar
dan menurunnya komplians paru, yang akan mempengaruhi ventilasi alveolar sehingga
terjadi hipoksemia dan hiperkapnia dengan asidosis respiratorik.
ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome) merupakan sindrom yang ditandai oleh
peningkatan permeabilitas membran alveolar kapiler terhadap air, larutan,dan protein plasma,
disertai kerusakan alveolar difus dan akumulasi cairan dalam parenkim paru yang
mengandung protein. Cairan dan protein tersebut merusak integritas surfaktan di alveolus dan
terjadi kerusakan yang lebih parah. Penyebab langsung ARDS adalah injury pada epitel
alveolus, seperti aspirasi isi gaster, infeksi paru difus, contusio paru, tenggelam, inhalasi
toksik, sedangkan penyebab tidak langsung ialah sepsis, trauma non toraks, pankreatitis, dan
transfuse darah yang massif.

4. Klasifikasi Secara Radiologis


1. Atelektasis lobaris bawah: bila terjadi dilobaris bawah paru kiri, maka akan
tersembunyi dibelakang bayangan jantung dan pada foto thorak PA hamya
memperlihatkan diafragma letak tinggi.
2. Atelektasis lobaris tengah kanan (right middle lobe). Sering disebabkan peradangan
atau penekanan bronkus oleh kelenjar getah bening yang membesar.
3. Atelektasis lobaris atas (upper lobe): memberikan bayangan densitas tinggi dengan
tanda penarikan fissure interlobaris ke atas dan trakea ke arah atelektasis.
4. Atelektasis segmental: kadang-kadang sulit dikenal pada foto thoraj PA, maka perlu
pemotretan dengan posisi lain seperti lateral, miring (obligue), yang memperlihatkan
bagian uang terselubung dengan penarikan fissure interlobularis.
5. Atelektasis lobularis (plate like/atelektasis local). Bila penyumbatan terjadi pada
bronkus kecil untuk sebagian segmen paru, maka akan terjadi bayangan horizontal
tipis, biasanya dilapangan paru bawah yang sering sulit dibedakan dengan proses
fibrosis. Karena hanya sebagian kecil paru terkena, maka biasanya tidak ada keluhan
5. Diagnosis
Diagnosis atelektasis ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda yang didapatkan, serta
pemeriksaan radiografi . Foto radiografi dada digunakan untuk konfirmasi diagnosis.
7
KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI RSUD DR.LOEKMONO HADI KUDUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 2 MAY 2016 - 4JUNI 2016

ATELEKTASIS

CT scan digunakan untuk memperlihatkan lokasi obstruksi. Foto radiografi dada


dilakukan dengan menggunakan proyeksi anterior-posterior dan lateral untuk
mengetahui lokasi dan distribusi atelektasis.
Sebagai dasar gambaran radiologi pada atelektasis adalah pengurangan
volume paru baik lobaris,segmental, atau seluruh paru, yang akibat berkurangnya
aerasi sehingga memberi bayangan yang lebih suram (densitas tinggi) dan pergeseran
fissura interlobaris. Tanda-tanda tidak langsung dari atelektasis adalah sebagian besar
dari upaya kompensasi pengurangan volume paru, yaitu : penarikan mediastinum
kearah atelektasis, elevasi hemidiafragma,sela iga menyempit, pergeseran hilus.
Adanya "Siluet" merupakan tanda memungkinkan adanya lobus atau segmen dari
paru-paru yang terlibat.

8
KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI RSUD DR.LOEKMONO HADI KUDUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 2 MAY 2016 - 4JUNI 2016

ATELEKTASIS

6. Rontgen Thoraks
Bentuk kolaps paru pada gambaran thoraks

Foto Thorax PA : atelektasis komplit pada paru kiri. Pergeseran mediastinum,


opasifikasi, dan berkurangnya volum pada hemithorax kiri

Foto thorax PA : atelektasis lobaris tengah kanan tampak hilangnya batas jantung
kanan mengindikasikan hilangnya aerasi pada lobus medial

9
KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI RSUD DR.LOEKMONO HADI KUDUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 2 MAY 2016 - 4JUNI 2016

ATELEKTASIS

Left Upper Lobe (LUL) Kolaps pada lobus kiri atas

Foto X- ray thorax posisi PA dan Lateral dengan kolapsnya lobus kiri atas (panah).
Temuan karakteristik ini pada toraks dikenal sebagai Luftsichel Sign dan dapat karena
kolaps akibat obstruksi dari karsinoma bronkogenik

Left Lower Lobe (LLL) Kolaps pada lobus kiri bawah

Gambaran radiologi pada atelektasis pada lobus bawah diikuti oleh resolusi parsial

10
KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI RSUD DR.LOEKMONO HADI KUDUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 2 MAY 2016 - 4JUNI 2016

ATELEKTASIS

Foto Thorax PA: atelektasis lobaris atas tampakmassa (panah putih) diatas hilus
kanan, dan elevasi fissura horizontal (panah hitam). Ada hiperinflasi kompensatoar
pada lobus kanan bawah

Foto rontgen dada posteroanterior yang memperlihatkan atelektasis disertai efusi


pleura. Tampak gambaran opak pada hemithoraks kiri disertai deviasi trakea ke kiri

11
KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI RSUD DR.LOEKMONO HADI KUDUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 2 MAY 2016 - 4JUNI 2016

ATELEKTASIS

Right Upper Lobe (RUL) Kolaps pada lobus kanan atas

Atelektasis pada lobus paru bagian kanan atas. Tampak elevasi dari fissura horizontal
dan deviasi trakea ke arah kanan
Right Middle Lobe (RML) Kolaps lobus kanan tengah

Atelektasis pada lobus paru bagian medial dextra. Pada foto thorax lateral tampak
gambaran opak berbentuk segitiga pada bagian hilus

7. Ct-scan
12
KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI RSUD DR.LOEKMONO HADI KUDUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 2 MAY 2016 - 4JUNI 2016

ATELEKTASIS

CT Scan tampak kolaps lobus atas kanan

CT Scan tampak kolaps lobus atas kiri

13
KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI RSUD DR.LOEKMONO HADI KUDUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 2 MAY 2016 - 4JUNI 2016

ATELEKTASIS

Gambaran Atelektasis Hasil CT Scan menunjukkan adanya kanker paru-paru,


genangan cairan dan paru yang mengkerut (atelektasis). Perhatikan anak panah
berwarna merah.

Atelektasis di lobus tengah juga sering memperlihatkan gambaran triangular atau


bentuk trapezoid pada gambar CT Scan bergeser kearah depan bawah menuju dinding
thoraks anterior

14
KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI RSUD DR.LOEKMONO HADI KUDUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 2 MAY 2016 - 4JUNI 2016

ATELEKTASIS

Daftar Pustaka
1. Rasad S. Radiologi diagnostik.2nd.rev.ed.Ekayuda I, edior. Jakarta: badan penerbit FKUI;
2015.
2. Bye MR. Pulmonary atelectasis.2015 Sep 21.
3. Sharma S. Lobar atelectasis imaging. 2015 Aug 17.
4. Sherwood Lauralee, 2001 ; Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem (Human Physiology:
From cells to systems) ; Edisi II, EGC, Jakarta.
5. Guyton AC, M. D, Hall John E, 1997 ; Fisiologi kedokteran (Textbook of Medical
Physiology), Ed IX, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
6. Mayo., 2010. Dasar-dasar Atelektasis. Mayo Foundation untuk Pendidikan dan Penelitian
Medis.www.mayo.com
7. Djojodibroto, Darmanto., 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
8. Edwin F. Donnelly,

M.D.,

Ph.D.,

Patterns

of

Lobar

Collapse,

2004,

http//www.RadiologyNotebook.com

15
KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI RSUD DR.LOEKMONO HADI KUDUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 2 MAY 2016 - 4JUNI 2016

You might also like