You are on page 1of 17

1.

Tujuan
Tujuan praktikum GNSS dari
a kegiatan 1:
1 Mengukur koordinat dari satu poligon tertutup (kring) yang terdiri dari empat
titik
2 Menghitung luas dari poligon tertutup yang koordinatnya telah diukur
b

kegiatan 2:
1 Melakukan tracking luas ITB Ganesha dengan menggunakan konsep absolute
positioning dengan alat GPS hendheld.

kegiatan 3:
1 Menentukan lokasi dari 10 titik di lapangan yang telah diketahui koordinatnya
menggunakan konsep dan teknologi GPS

2. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum GNSS Pemanfaatan GNSS Tipe Navigasi
kali ini antara lain :
a Garmin eTrex 10 (1 unit)
b Helm Praktikum (6 unit)
c Rompi Praktikum (6 unit)

3. Langkah Kerja
1

Bagian 1 Menentukan Luas Area


1 Tentukan area yang akan ditentukan luasnya ( lokasi: Amphitheater Arsitektur)
2 Pada Area tersebut pilih 4 titik yang nantinya dapat menentukan luas area yang
diinginkan
3 Kemudian, berikan tanda dengan tipe-ex pada titik-titik yang telah dipilih.
4 Pada alat GPS handheld Garmin eTrex 10, hidupkan alat, lalu ubah sistem
proyeksinya menjadi UTM dengan datum menjadi WGS84
5 Lalu lakukan perjalanan yang selalu searah melalui keempat titik tersebut.
Perjalanan untuk melihat koordinat titik tersebut menggunakan sub menu Mark
Way Point
6 Lakukan 10 kali perjalanan (10 seri untuk tiap 4 titik)
7 Tuliskan hasil koordinat yang didapatkan, dan hitung luas area

Bagian 2 Melakukan Tracking Luas ITB


1 Tentukan dahulu titik awal. Kemudian tandai titik awal tersebut dengan tipe-ex,
agar pada akhirnya kita dapat kembali ke titik awal tersebut sehingga pada
akhirnya dapat terbentuk polygon tertutup.
2 Setting proyeksi dan datum berupa UTM dan Djakarta pada ellipsoid Bessel
1841. Lakukan pengaturan pada alat untuk menentukan menggunakan apakah
dalam menentukan luas daerah ITB memakai metode interval waktu atau jarak.
3 Dalam prakteknya, kami menggunakan interval waktu, di mana kita mengeset
alat untuk mengambil data posisi setiap 5 detik.

4
5
6
3

Lakukan perjalanan mengitari ITB dengan sebelumnya menekan tombol Start


yang posisi awal perjalanan dari titik yang telah ditentukan sebelumnya.
Setelah sampai ke titik awal lagi, kemudian tekan Calculate
Tuliskan hasil ukuran luas yang tercantum pada GPS tersebut

Bagian 3 Mencari Posisi Titik menggunakan GPS


1 Dari koordinat dan datum yang telah diketahui masukkan datum yang
diinginkan pada pengaturan
2 Pilih mode Where to go pada alat receiver GPS hendheld.
3 Kemudian klik coordinates
4 Masukkan koordinat titik yang sudah diketahui
5 Lalu berjalanlah ke koordinat yang telah didapatkan di GPS dan lakukan
pemotretan pada arah depan, belakang, kiri, dan kanan.

4. DASAR TEORI
Global Positioning System
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi
yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Nama aslinyaadalah NAVSTAR
GPS (Navigation Satellite Timing and Ranging GlobalPositioning System). Sistem
ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatantiga-dimensi serta informasi
mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh duniatanpa bergantung waktu dan cuaca,
bagi banyak orang secara simultan. Saat iniGPS sudah banyak digunakan orang di
seluruh dunia dalam berbagai bidangaplikasi yang menuntut informasi tentang posisi,
kecepatan, percepatan ataupunwaktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi
posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan
puluhan meter.
Segmen Global Positioning System (GPS)
Sistem GPS mempunyai tiga segmen, yaitu : satelit, pengontrol, dan penerima
pengguna. Satelit GPS mengorbit bumi dengan orbit dan kedudukan yang tetap
(koordinatnya pasti), seluruhnya berjumlah 24 buah dimana 21 buah aktif bekerja dan
3 buah sisanya adalah cadangan.
1. Satelit bertugas untuk menerima dan menyimpan data yang ditransmisikanoleh
stasiun-stasiun
pengontrol,
menyimpan
dan
menjaga
informasi
waktu berketelitian tinggi (ditentukan dengan jam atomic di satelit), dan
memancarkan sinyal dan informasi secara kontinyu ke pesawat penerima
(receiver) dari pengguna.
2. Pengontrol bertugas untuk mengendalikan dan mengontrol satelit dari
bumi baik untuk mengecek kesehatan satelit, penentuan dan prediksi orbit danwa
ktu, sinkronisasi waktu antar satelit, dan mengirim data ke satelit.
3. Penerima bertugas menerima data dari satelit dan meprosesnya untuk menentukan
posisi (posisi tiga dimensi yaitu koordinat di bumi plusketinggian), arah, jarak
dan waktu yang diperlukan oleh pengguna.
Penentuan Posisi dengan GPS
Secara garis besar penentuan posisi dengan GPS ini dibagi menjadi duametode yaitu
metode absolut dan metode relatif.

1. Metode absolut atau juga dikenal sebagai point positioning, memiliki beberapa
karakteristik yaitu:
a. Satelit-satelit mengirim sinyal secara terus menerus (posisi satelit, waktudll)
b. Receiver GPS menerima sinyal tersebut dan menghitung jarak ke satelittersebut
c. Receiver GPS menerima sinyal (dan jarak ke masing masing satelit) dariminimal 4
satelit dan mengkalkulasi posisi receiver GPS.
2. Metode relatif atau sering disebut differential positioning, menetukan posisidengan
menggunakan lebih dari sebuah receiver. pengukuran dilakukansecara bersamaan
pada dua titik dalam selang waktu tertentu:
a. Memerlukan minimal 2 receiver, satu ditempatkan pada titik yang telahdiketahui
koordinatnya.
b. Posisi titik ditentukan relatif terhadap titik yang diketahui.
c. Konsep dasar adalah differencing process dapat mengeliminir ataumereduksi
pengaruh dari beberapa kesalahan dan bias.
d. Ketelitian posisi yang diperoleh bervariasi dari tingkat mm sampai dengandm.
e. Aplikasi utama: survei pemetaan, survei penegasan batas, survei geodesidan
navigasi dengan ketelitian tinggi.
GPS Navigasi
Ada 3 macam tipe alat GPS, dengan masing-masing memberikan tingkat
ketelitian(posisi) yang berbeda-beda. Tipe alat GPS pertama adalah tipe
Navigasi(Handheld, Handy GPS). Tipe nagivasi harganya cukup murah, sekitar 1 4
jutarupiah, namun ketelitian posisi yang diberikan saat ini baru dapat mencapai
3sampai 6 meter. Tipe alat yang kedua adalah tipe geodetik single frekuensi
(tipe pemetaan), yang
biasa digunakan dalam
survey dan pemetaan yang
membutuhkanketelitian posisi sekitar sentimeter sampai dengan beberapa desimeter.
Tipeterakhir adalah tipe Geodetik dual frekuensi yang dapat memberikan
ketelitian posisi
hingga mencapai milimeter.
Tipe ini
biasa digunakan untuk
aplikasiprecise positioning seperti pembangunan jaring titik kontrol, survey deformasi
, dangeodinamika. Harga receiver tipe geodetik cukup mahal, mencapai ratusan
jutarupiah untuk 1 unitnya.
Sumber Kesalahan GPS
Beberapa kesalahan dalam penentuan posisi dengan metode absolut ini antara
laindisebabkan oleh : efek multipath, efek selective availability (SA),
maupunkesalahan karena ketidak sinkronan antara peta kerja dan setting yang
dilakukansaat menggunakan GPS.1.
Multipath
Adalah fenomena dimana sinyal dari satelit tiba di antennareceiver melalui dua atau
lebih lintasan
yang berbeda.
Hal
ini biasa
terjadi jikalau kita melakukan pengukuran lokasi-lokasi yang dekat dengan bendarefle
ktif, seperti disamping gedung tinggi, dibawah kawat tranmisi tegangan tinggiatau
lainnya. Untuk mengatasinya : menghindari pengamatan dekat bendareflektif, pakai
satelit yang benar-benar baik saja, lakukan pengukuran berulang-ulang dan dirata-rata
hasilnya.2.
Selective Availability (SA)
Adalah teknik pemfilteran yang diaplikasikanuntuk memproteksi ketelitian tinggi
GPS bagi khalayak umum dengan caramengacak sinyal-sinyal dari satelit terutama

yang berhubungan denganinformasi waktu. Koreksinya hanya dapat dilakukan oleh


pihak
yang berwenang mengelola GPS ataupun pihak militer Amerika saja. Pihakpihak lainyang
mempunyai
ijin
untuk
menggunakan
data berketelitian
tinggi biasanya juga diberi tahu cara koreksinya. SA ini merupakan sumber
kesalahan paling besar bagi penentuan posisi dengan metode absolut. Namun dengan
menerapkanmetode relatif
(differential positioning)
kesalahan tersebut
dapat dikurangi.
Selain itu belum lama ini pihak militer Amerika telah merevisi kebijakandalam mener
apkan SA ini sehingga saat ini dengan
metode absolutpunketelitianya sudah sangat baik disbanding sebelumnya (sudah tidak dalam puluhan
meter lagi kesalahanya).3.
Ketidak akuratan posisi
Karena setting receiver yang tidak pas ini hanya dapatdiatasi dengan mengeset parameter GPS saat dipakai sesuai dengan parameter peta kerja yang dipergunakan
. Hal tersebut biasanya terkait dengansistem proyeksi dan koordinat, serta datum yang
digunakan dalam peta kerja.
Tracking System
Tracking
system adalah
suatu sistem
yang
dapat melakukan
pelacakan
atau pencarian dan pelacakan terhadap suatu hal,dengan memberikan informasimenge
nai hal tersebut. Misalnya terjadi kehilangan ponseldampak yang diakibatkan
ialah kehilangan data ataupun contact penting yang terdapat pada ponsel tersebut.
Untuk penggunaan metode absolut, digunakan GPS handheld. GPS handheld yang
digunakan adalah Garmin eTrex10. Garmin eTrex 10 diantara 3 alat lainnya, sebagai
kasta terendah hanya dibekali dengan layar monochrome, memori 8mb, serta peta
built in. Terkait dengan fungsi navigasi, eTrex 10 mampu menyimpan 50 route,
10.000 titik jejak langkah, serta 100 waypoint (titik-titik patokan penting dalam
perjalanan). Ketelitian yang didapatkan dari alat ini adalah 3-10 m.
Dalam menentukan posisi awal, eTrex 10 memerlukan waktu sekitar 45 detik dalam
menentukan lokasi. Etrex 10 juga sudah menggunakan teknologi hot fix sattelite
prediction, sehingga bisa menangkap signal gps dengan cepat dan akurat. Dan yang
lebih canggih lagi, Etrex 10 sudah bisa menangkap signal GLONASS, yang
merupakan konstelasi satelleite posisi yang dikembangkan oleh Rusia. Glonass akan
efektif beroperasi secara sempurna mulai tahun 2012 ini. Dengan adanya Glonass,
Etrex 10 akan lebih cepat mendapatkan posisi secara akurat.

5. Hasil Pengukuran

Pengamatan Sub Modul Pertama

Pengukuran Luas Amphitheater Arsitektur Dengan Menggunakan GPS Tipe


Navigasi (Handheld)

Keterangan rumus :
Luas ( Li )=

titik)
L=Lavg Li

X i . Y j Y i . X j

Standar deviasi=

(Luas geometri berdasarkan koordinat

L2

(n1)
Batas
atas=L
+1,960Standar
Deviasi
4
avg
Batas bawah=Lavg1,960Standar Deviasi
Langkah-langkah pengolahan data

o Pengolahan data seri 1


Luas ( L1 ) =

( X 1 . Y2 + X 2 . Y 3 + X 3 . Y 4 + X4 . Y 1 ) - ( Y 1 . X 2 + Y2 . X3 + Y 3 . X 4 + Y 4 . X1 )
2

=85. 5 m

o Pengolahan data seri 2


Luas ( L2 ) =

( X 1 . Y2 + X 2 . Y 3 + X 3 . Y 4 + X4 . Y 1 ) - ( Y 1 . X 2 + Y2 . X 3 + Y 3 . X 4 + Y 4 . X1 )
2

=13 m 2

o Pengolahan data seri 3


Luas ( L3 ) =

( X1 . Y2 + X 2 . Y3 + X3 . Y 4 + X 4 . Y1 ) - ( Y1 . X 2 + Y2 . X3 + Y3 . X4 + Y4 . X1 )
2

=14 m 2

o Pengolahan data seri 4


Luas ( L4 ) =

( X1 . Y 2 + X 2 . Y 3 + X 3 . Y 4 + X 4 . Y1 ) - ( Y 1 . X 2 + Y 2 . X 3 + Y 3 . X 4 + Y 4 . X1 )
2

=12 m

o Pengolahan data seri 5


Luas ( L5 ) =

( X 1 . Y2 + X 2 . Y 3 + X 3 . Y 4 + X 4 . Y 1 ) - ( Y 1 . X 2 + Y2 . X 3 + Y 3 . X 4 + Y 4 . X1 )
2

=48.5 m 2

o Pengolahan data seri 6


Luas ( L6 ) =

( X 1 . Y 2 + X 2 . Y 3 + X 3 . Y 4 + X 4 . Y 1) - ( Y 1 . X 2 + Y 2 . X 3 + Y 3 . X 4 + Y 4 . X 1 )
2

=40 m

o Pengolahan data seri 7


Luas ( L7 ) =

( X 1 . Y2 + X 2 . Y 3 + X 3 . Y 4 + X 4 . Y1) - ( Y 1 . X 2 + Y2 . X 3 + Y 3 . X 4 + Y 4 . X1 )
2

=46 m 2

o Pengolahan data seri 8


Luas ( L8 ) =

( X 1 . Y2 + X 2 . Y 3 + X 3 . Y 4 + X 4 . Y1) - ( Y 1 . X 2 + Y2 . X 3 + Y 3 . X 4 + Y 4 . X1 )
2

=9 m 2

o Pengolahan data seri 9


Luas ( L9 ) =

( X 1 . Y 2 + X 2 . Y 3 + X 3 . Y 4 + X 4 . Y 1) - ( Y 1 . X 2 + Y 2 . X 3 + Y 3 . X 4 + Y 4 . X 1 )
2

=114 m 2

o Pengolahan data seri 10


Luas ( L10 ) =

( X1 . Y 2 + X 2 . Y 3 + X3 . Y 4 + X 4 . Y 1 ) - ( Y 1 . X 2 + Y 2 . X 3 + Y 3 . X 4 + Y4 . X 1 )
2

o Hitung luas rata-rata


Lavg=

L1+ L2+ L3 + L4 + L5 + L6 + L7 + L8 + L9 + L10


=41.5 m 2
10

o Menghitung beda luas di masing-masing seri


L1=Lavg L1=44 m2

=33 m 2

L2=Lavg L2=28.5 m
L3=Lav g L3=27.5 m2
L4 =LavgL4 =29.5 m2
2
L5=Lavg L5=7 m
L6=L avgL6=1.5 m2
L7=Lavg L7=4.5 m2
2
L8=Lavg L8=32.5 m
L9=L avgL9=72.5 m2
L10=Lavg L10=8.5 m2
o Menghitung beda luas di masing-masing seri
L12=1936 m 4
L22=812.25 m4
2
4
L3 =756.25 m
L42 =870.25 m4
L52=49 m4
2
4
L6 =2.25 m
L72=20.25 m4
L82=1056.25 m 4
2
4
L9 =5256.25 m
L102=72.25 m4
o Menghitung standard deviasi pengukuran
1

L12 + L22 + L32 + L42 + L52 + L62+ L72 + L82 + L92 + L102
2
Standar Deviasi=
=34.6907 m
(101)

o Untuk selang kepercayaan 95 % maka batas toleransi standard deviasinya adalah


1,960 Standar deviasi sehingga
Lavg1,960 D Li Lavg +1,960 D
26.49377 m2 Li 109.4938m2
o Berdasarkan selang kepercayaan diatas maka didapatkan 50% data masuk ke dalam
selang kepercayaan

Pengamatan Sub Modul Kedua


Dengan melakukan pengamatan dan pengukuran tracking ITB Ganesha dengan
menggunakan GPS tipe navigasi (handheld) Garmin etrex 10 didapatkan data ukuran
luas sebesar 27,406 hectares, atau sama dengan 274.060 m.
Adapun nilai luas ITB Ganesha asli yakni 286.830 m.

Pengamatan Sub Modul Ketiga


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Titik
A000
B000
C000
D000
E000
F000
G000
H000
I000
J000

Easting (m)
787814
788250
788389
788572
788425
788301
788700
788114
788125
788105

Northing (m)
9237354
9237690
9237643
9237666
9237371
9237306
9237185
9237354
9237370
9237545

Hasil kegiatan 3 :
1) Titik A000 , berada di parkiran sipil bagian tengah

Datum
Timbalai 1948
ID 74
WGS 84
Australian geod 1984
Djakarta
WGS 84
Tokyo
Djakarta
Timbalai 1948
Australian geod 1984

2) Titik B000 , berada di jalanan dekat laboratorium mesin

3) Titik C000 , berada di depan labtek biru

4) Titik D000 , berada di depan gedung teknik pertambangan

5) Titik E000 , berada di lapangan seni rupa

6) Titik F000 , berada di parkiran sipil bagian tengah

7) Titik G000 , berada di daerah parkir gedung teknik pertambangan

8) Titik H000 , berada dipinggir parkiran sipil

9) Titik I000 , berada dilapangan seni rupa

10) Titik J000 , berada di jalanan belakang laboratorium mesin

You might also like