Professional Documents
Culture Documents
Tujuan
Tujuan praktikum GNSS dari
a kegiatan 1:
1 Mengukur koordinat dari satu poligon tertutup (kring) yang terdiri dari empat
titik
2 Menghitung luas dari poligon tertutup yang koordinatnya telah diukur
b
kegiatan 2:
1 Melakukan tracking luas ITB Ganesha dengan menggunakan konsep absolute
positioning dengan alat GPS hendheld.
kegiatan 3:
1 Menentukan lokasi dari 10 titik di lapangan yang telah diketahui koordinatnya
menggunakan konsep dan teknologi GPS
2. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum GNSS Pemanfaatan GNSS Tipe Navigasi
kali ini antara lain :
a Garmin eTrex 10 (1 unit)
b Helm Praktikum (6 unit)
c Rompi Praktikum (6 unit)
3. Langkah Kerja
1
4
5
6
3
4. DASAR TEORI
Global Positioning System
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi
yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Nama aslinyaadalah NAVSTAR
GPS (Navigation Satellite Timing and Ranging GlobalPositioning System). Sistem
ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatantiga-dimensi serta informasi
mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh duniatanpa bergantung waktu dan cuaca,
bagi banyak orang secara simultan. Saat iniGPS sudah banyak digunakan orang di
seluruh dunia dalam berbagai bidangaplikasi yang menuntut informasi tentang posisi,
kecepatan, percepatan ataupunwaktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi
posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan
puluhan meter.
Segmen Global Positioning System (GPS)
Sistem GPS mempunyai tiga segmen, yaitu : satelit, pengontrol, dan penerima
pengguna. Satelit GPS mengorbit bumi dengan orbit dan kedudukan yang tetap
(koordinatnya pasti), seluruhnya berjumlah 24 buah dimana 21 buah aktif bekerja dan
3 buah sisanya adalah cadangan.
1. Satelit bertugas untuk menerima dan menyimpan data yang ditransmisikanoleh
stasiun-stasiun
pengontrol,
menyimpan
dan
menjaga
informasi
waktu berketelitian tinggi (ditentukan dengan jam atomic di satelit), dan
memancarkan sinyal dan informasi secara kontinyu ke pesawat penerima
(receiver) dari pengguna.
2. Pengontrol bertugas untuk mengendalikan dan mengontrol satelit dari
bumi baik untuk mengecek kesehatan satelit, penentuan dan prediksi orbit danwa
ktu, sinkronisasi waktu antar satelit, dan mengirim data ke satelit.
3. Penerima bertugas menerima data dari satelit dan meprosesnya untuk menentukan
posisi (posisi tiga dimensi yaitu koordinat di bumi plusketinggian), arah, jarak
dan waktu yang diperlukan oleh pengguna.
Penentuan Posisi dengan GPS
Secara garis besar penentuan posisi dengan GPS ini dibagi menjadi duametode yaitu
metode absolut dan metode relatif.
1. Metode absolut atau juga dikenal sebagai point positioning, memiliki beberapa
karakteristik yaitu:
a. Satelit-satelit mengirim sinyal secara terus menerus (posisi satelit, waktudll)
b. Receiver GPS menerima sinyal tersebut dan menghitung jarak ke satelittersebut
c. Receiver GPS menerima sinyal (dan jarak ke masing masing satelit) dariminimal 4
satelit dan mengkalkulasi posisi receiver GPS.
2. Metode relatif atau sering disebut differential positioning, menetukan posisidengan
menggunakan lebih dari sebuah receiver. pengukuran dilakukansecara bersamaan
pada dua titik dalam selang waktu tertentu:
a. Memerlukan minimal 2 receiver, satu ditempatkan pada titik yang telahdiketahui
koordinatnya.
b. Posisi titik ditentukan relatif terhadap titik yang diketahui.
c. Konsep dasar adalah differencing process dapat mengeliminir ataumereduksi
pengaruh dari beberapa kesalahan dan bias.
d. Ketelitian posisi yang diperoleh bervariasi dari tingkat mm sampai dengandm.
e. Aplikasi utama: survei pemetaan, survei penegasan batas, survei geodesidan
navigasi dengan ketelitian tinggi.
GPS Navigasi
Ada 3 macam tipe alat GPS, dengan masing-masing memberikan tingkat
ketelitian(posisi) yang berbeda-beda. Tipe alat GPS pertama adalah tipe
Navigasi(Handheld, Handy GPS). Tipe nagivasi harganya cukup murah, sekitar 1 4
jutarupiah, namun ketelitian posisi yang diberikan saat ini baru dapat mencapai
3sampai 6 meter. Tipe alat yang kedua adalah tipe geodetik single frekuensi
(tipe pemetaan), yang
biasa digunakan dalam
survey dan pemetaan yang
membutuhkanketelitian posisi sekitar sentimeter sampai dengan beberapa desimeter.
Tipeterakhir adalah tipe Geodetik dual frekuensi yang dapat memberikan
ketelitian posisi
hingga mencapai milimeter.
Tipe ini
biasa digunakan untuk
aplikasiprecise positioning seperti pembangunan jaring titik kontrol, survey deformasi
, dangeodinamika. Harga receiver tipe geodetik cukup mahal, mencapai ratusan
jutarupiah untuk 1 unitnya.
Sumber Kesalahan GPS
Beberapa kesalahan dalam penentuan posisi dengan metode absolut ini antara
laindisebabkan oleh : efek multipath, efek selective availability (SA),
maupunkesalahan karena ketidak sinkronan antara peta kerja dan setting yang
dilakukansaat menggunakan GPS.1.
Multipath
Adalah fenomena dimana sinyal dari satelit tiba di antennareceiver melalui dua atau
lebih lintasan
yang berbeda.
Hal
ini biasa
terjadi jikalau kita melakukan pengukuran lokasi-lokasi yang dekat dengan bendarefle
ktif, seperti disamping gedung tinggi, dibawah kawat tranmisi tegangan tinggiatau
lainnya. Untuk mengatasinya : menghindari pengamatan dekat bendareflektif, pakai
satelit yang benar-benar baik saja, lakukan pengukuran berulang-ulang dan dirata-rata
hasilnya.2.
Selective Availability (SA)
Adalah teknik pemfilteran yang diaplikasikanuntuk memproteksi ketelitian tinggi
GPS bagi khalayak umum dengan caramengacak sinyal-sinyal dari satelit terutama
5. Hasil Pengukuran
Keterangan rumus :
Luas ( Li )=
titik)
L=Lavg Li
X i . Y j Y i . X j
Standar deviasi=
L2
(n1)
Batas
atas=L
+1,960Standar
Deviasi
4
avg
Batas bawah=Lavg1,960Standar Deviasi
Langkah-langkah pengolahan data
( X 1 . Y2 + X 2 . Y 3 + X 3 . Y 4 + X4 . Y 1 ) - ( Y 1 . X 2 + Y2 . X3 + Y 3 . X 4 + Y 4 . X1 )
2
=85. 5 m
( X 1 . Y2 + X 2 . Y 3 + X 3 . Y 4 + X4 . Y 1 ) - ( Y 1 . X 2 + Y2 . X 3 + Y 3 . X 4 + Y 4 . X1 )
2
=13 m 2
( X1 . Y2 + X 2 . Y3 + X3 . Y 4 + X 4 . Y1 ) - ( Y1 . X 2 + Y2 . X3 + Y3 . X4 + Y4 . X1 )
2
=14 m 2
( X1 . Y 2 + X 2 . Y 3 + X 3 . Y 4 + X 4 . Y1 ) - ( Y 1 . X 2 + Y 2 . X 3 + Y 3 . X 4 + Y 4 . X1 )
2
=12 m
( X 1 . Y2 + X 2 . Y 3 + X 3 . Y 4 + X 4 . Y 1 ) - ( Y 1 . X 2 + Y2 . X 3 + Y 3 . X 4 + Y 4 . X1 )
2
=48.5 m 2
( X 1 . Y 2 + X 2 . Y 3 + X 3 . Y 4 + X 4 . Y 1) - ( Y 1 . X 2 + Y 2 . X 3 + Y 3 . X 4 + Y 4 . X 1 )
2
=40 m
( X 1 . Y2 + X 2 . Y 3 + X 3 . Y 4 + X 4 . Y1) - ( Y 1 . X 2 + Y2 . X 3 + Y 3 . X 4 + Y 4 . X1 )
2
=46 m 2
( X 1 . Y2 + X 2 . Y 3 + X 3 . Y 4 + X 4 . Y1) - ( Y 1 . X 2 + Y2 . X 3 + Y 3 . X 4 + Y 4 . X1 )
2
=9 m 2
( X 1 . Y 2 + X 2 . Y 3 + X 3 . Y 4 + X 4 . Y 1) - ( Y 1 . X 2 + Y 2 . X 3 + Y 3 . X 4 + Y 4 . X 1 )
2
=114 m 2
( X1 . Y 2 + X 2 . Y 3 + X3 . Y 4 + X 4 . Y 1 ) - ( Y 1 . X 2 + Y 2 . X 3 + Y 3 . X 4 + Y4 . X 1 )
2
=33 m 2
L2=Lavg L2=28.5 m
L3=Lav g L3=27.5 m2
L4 =LavgL4 =29.5 m2
2
L5=Lavg L5=7 m
L6=L avgL6=1.5 m2
L7=Lavg L7=4.5 m2
2
L8=Lavg L8=32.5 m
L9=L avgL9=72.5 m2
L10=Lavg L10=8.5 m2
o Menghitung beda luas di masing-masing seri
L12=1936 m 4
L22=812.25 m4
2
4
L3 =756.25 m
L42 =870.25 m4
L52=49 m4
2
4
L6 =2.25 m
L72=20.25 m4
L82=1056.25 m 4
2
4
L9 =5256.25 m
L102=72.25 m4
o Menghitung standard deviasi pengukuran
1
L12 + L22 + L32 + L42 + L52 + L62+ L72 + L82 + L92 + L102
2
Standar Deviasi=
=34.6907 m
(101)
Titik
A000
B000
C000
D000
E000
F000
G000
H000
I000
J000
Easting (m)
787814
788250
788389
788572
788425
788301
788700
788114
788125
788105
Northing (m)
9237354
9237690
9237643
9237666
9237371
9237306
9237185
9237354
9237370
9237545
Hasil kegiatan 3 :
1) Titik A000 , berada di parkiran sipil bagian tengah
Datum
Timbalai 1948
ID 74
WGS 84
Australian geod 1984
Djakarta
WGS 84
Tokyo
Djakarta
Timbalai 1948
Australian geod 1984