Professional Documents
Culture Documents
HISTOLOGI NASOFARING
Permukaan nasofaring berbenjol-benjol, karena dibawah epitel terdapat
banyak jaringan limfosid, sehingga berbentuk seperti lipatan atau kripta.
Hubungan antara epitel dengan jaringan limfosid ini sangat erat, sehigga
sering disebut Limfoepitel .
Bloom dan Fawcett ( 1965 ) membagi mukosa nasofaring atas empat macam
epitel :
1. Epitek selapis kolumnar bersilia Simple Columnar Cilated Epithelium
2. Epitel torak berlapis Stratified Columnar Epithelium .
3. Epitel torak berlapis bersilia Stratified Columnar Ciliated Epithelium
4. Epitel torak berlapis semu bersilia Pseudo-Stratifed Columnar Ciliated
Epithelium .
Mengenai distribusi epitel ini, masih belum ada kesepakatan diantara para
ahli.
60 % persen dari mukosa nasofaring dilapisi oleh epitel berlapis gepeng
Stratified Squamous Epithelium , dan 80 % dari dinding posteroir nasofaring
dilapisi oleh epitel ini, sedangkan pada dinding lateral dan depan dilapisi
oleh epitel transisional, yang merupakan epitel peralihan antara epitel
berlapis gepeng dan torak bersilia.
Epitel berlapis gepeng ini umumnya dilapisi Keratin, kecuali pada Kripta yang
dalam. Di pandang dari sudut embriologi, tempat pertemuan atau peralihan
dua macam epitel adalah tempat yang subur untuk tumbuhnya suatu
karsinoma.
Mukosa atau selaput lendir nasofaring terdiri dari epitel yang
bermacam-macam, yaitu epitel kolumnar simpleks bersilia, epitel kolumnar
berlapis, epitel kolumnar berlapis bersilia, dan epitel kolumnar berlapis semu
bersilia. Pada tahun 1954, Ackerman dan Del Regato berpendapat bahwa
epitel semu berlapis pada nasofaring ke arah mulut akan berubah mejadi
epitel pipih berlapis. Demikian juga epitel yang ke arah palatum molle,
batasnya akan tajam dan jelas sekali. Yang terpenting di sini adalah
pendapat umum bahwa asal tumor ganas nasofaring itu adalah tempattempat peralihan atau celah-celah epitel yang masuk ke jaringan limfe di
bawahnya.3
Walaupun fosa Rosenmulleri atau dinding lateral nasofaring
merupakan lokasi keganasan tersering, tapi kenyataannya keganasan dapat
juga terjadi di tempat-tempat lain di nasofaring.3 Moch.
Zaman mengemukakan bahwa keganasan nasofaring dapat juga terjadi
pada:
Dinding atas nasofaring atau basis kranii dan tempat di mana
terdapat adenoid.
Di bagian depan nasofaring yaitu terdapat di pinggir atau di luar
koana.
Dinding lateral nasofaring mulai dari fosa Rosenmulleri sampai
dinding faring dan palatum molle.