You are on page 1of 12

Bahasa Gaul

Pengertian Bahasa Gaul

Menurut Wikipedia
Bahasa gaul atau bahasa ABG adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang
lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1980-an hingga saat ini menggantikan bahasa
prokem yang
lebih
lazim
dipakai
pada
tahun-tahun
sebelumnya. Sintaksis dan morfologi ragam
ini
memanfaatkan
sintaksis
dan
morfologi bahasa Indonesia dan dialek Betawi.

Menurut KBBI edisi keempat


Bahasa gaul adalah dialek bahasa Indonesia nonformal yang digunakan oleh
komunitas tertentu atau di daerah tertentu untuk pergaulan. Sementara pergaulan
menurut KBBI itu, juga artinya n 1 perihal bergaul; 2 kehidupan bermasyarakat;
memengaruhi kepribadian. Artinya, kalau keterangan tentang bahasa gaul itu
disesuaikan dengan keterangan tentang arti pergaulan, akan berbunyi dialek bahasa
Indonesia nonformal, yang digunakan oleh komunitas tertentu atau di daerah tertentu
untuk perihal bergaul; atau untuk kehidupan bermasyarakat.

Sejarah Bahasa Gaul


Sejarah bahasa gaul sendiri sebenarnya sudah ada sejak tahun 1980-an tetapi
pada waktu itu istilah bahasa prokem (okem). Lalu bahasa tersebut diadopsi kemudian
dimodifikasi sedemikian unik dan digunakan oleh orang-orang tertentu atau kalangankalangan tertentu saja. Pada awalnya bahasa prokem digunaakan oleh para preman
yang kehidupanya dekat dengan kekerasan, kejahatan, narkoba, dan minuman keras.
Banyak istilah-istilah baru yang mereka ciptakan dengan tujuan agar masyarakat awam
atau orang luar komunitas mereka tidak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan
atau yang telah mereka bicarakan. Mereka merancang kata-kata baru, mengganti kata
ke lawan kata, mencari kata sepadan, menentukan angka-angka, penggantian fonem,
penambahan awalan, sisipan, atau akhiran Pergaulan di kalang waria mengenal apa
yang disebut dengan budaya teman sebaya (peer culture).
Kelompok waria yang sebaya itu umumnya mempunyai nilai serta karakteristik
budaya yang bebeda atau bahkan bertentangan dengan budaya orang lain. Dalam
upayanya memisahkan diri dari budaya lingkungan sekitar, mereka membuat budaya
tandingan, budaya yang khas waria (Alatas, 2006). Budaya khas waria ini kemudian
menciptakan sebuah bahasa yang biasa digunakan oleh kaum waria untuk
berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa tersebut kemudian disebut dengan bahasa
gaul, sesuai dengan pengertian awalnya yakni bahasa yang digunakan untuk berteman
dan bersahabat di tengah masyarakat (KBBI,2008). Di kalangan waria sendiri kata gaul
ini memiliki prestise atau penilaian yang tinggi. Seseorang waria akan dikatakan gaul
apabila ia memiliki sifat yang menarik, dan pergaulan yang luas. Jadi, seorang waria
pasti akan merasa bangga apabila predikat anak gaul dilekatkan padanya.

Menurut Wikipedia Indonesia Bahasa gaul merupakan bentuk ragam bahasa


yang digunakan oleh penutur remaja, waria untuk mengekspresikan gagasan dan
emosinya. Perkembangan teknologi informasi turut mendistribusikan penggunaan
bahasa gaul ke lingkup yang lebih luas. Media komunikasi, khususnya yang membahas
mengenai waria, dalam mengkomunikasikan informasi juga menggunakan bahasa gaul
yang sedang menjadi trend atau populer di kalangan remaja sampai waria. Dewasa ini,
bahasa gaul mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa gaul.
Dalam konteks modern, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal
yang terutama digunakan sebagai bentuk percakapan sehari-hari dalam pergaulan
dilingkungan sosial bahkan dalam media-media populer seperti tv, radio, dunia perfilman
nasional, dan sering pula digunakan dalam bentuk publikasi yang ditujukan untuk
kalangan remaja, selebritis hingga waria oleh majalah-majalah populer.
Sebuah artikel di Kompas yang ditulis Sahertian berjudul So What Gitu Loch.....
(2006) menyatakan bahwa bahasa gaul atau bahasa prokem sebenarnya sudah ada
sejak 1970-an. Awalnya istilah- istilah dalam bahasa gaul itu untuk merahasiakan isi
obrolan dalam komunitas tertentu. Oleh karena sering digunakan di luar komunitasnya,
lama-lama istilah tersebut jadi bahasa sehari-hari. Kosakata bahasa gaul yang
belakangan ini berkembang sering tidak beraturan dan cenderung tidak terumuskan.
Bahkan tidak dapat diprediksi bahasa apakah yang berikutnya akan menjadi bahasa
gaul.
Pada mulanya pembentukan bahasa slang, prokem, cant, argot, jargon, dan
colloquial di dunia ini adalah berawal dari sebuah komunitas atau kelompok sosial
tertentu yang berada di kelas atau golongan bawah (Alwasilah, 2006). Lambat laun oleh
masyarakat akhirnya bahasa tersebut digunakan untuk komunikasi sehari-hari.
Kecenderungan masyarakat ataupun para pelajar menggunakan bahasa asing dalam
percakapan sehari- hari semakin tinggi, dan lebih parah makin berkembangnya bahasa
slank atau bahasa gaul yang mencampur adukkan bahasa daerah, bahasa Indonesia,
dan bahasa Inggris. Saat ini bahasa gaul telah banyak terasimilasi dan menjadi umum.
Bahasa gaul sering digunakan sebagai bentuk percakapan sehari- hari dalam pergaulan
di lingkungan sosial bahkan dalam media populer separti TV, radio, dunia perfilman
nasional, dan digunakan sebagai publikasi yang ditujukan untuk kalangan waria, remaja
oleh majalah- majalah remaja populer. Maka sebab itu, bahasa gaul dapat disimpulkan
sebagai bahasa utama yang digunakan komunikasi verbal oleh setiap orang dalam
kehidupan sehari- hari.
Seperti halnya bahasa lain, bahasa gaul juga mengalami perkembangan.
Perkembangan tersebut dapat berupa penambahan dan pengurangan kosakata. Tidak
sedikit kata-kata yang akan menjadi kuno (usang) yang disebabkan oleh perkembangan
zaman. Setiap generasi akan memiliki ciri tersendiri sebagai identitas yang membedakan
dari kelompok lain. Dalam hal ini, bahasalah sebagai representatifnya. Dari segi
fungsinya, bahasa gaul memiliki persamaan antara slang, dan prokem. Kosa kata
bahasa remaja banyak diwarnai oleh bahasa prokem, bahasa gaul, dan istilah yang
pada tahun 1970-an banyak digunakan oleh para pengguna narkoba (narkotika, obatobatan dan zat adiktif). Hampir semua istilah yang digunakan bahasa rahasia di antara

mereka yang bertujuan untuk menghindari campur tangan orang lain. Bahasa gaul
merupakan bentuk bahasa tidak resmi (Nyoman Riasa, 2006).

Ciri Ciri Bahasa Gaul


1. Kosakata khas: berkata bilang, berbicara ngomong, cantik kece, dia
doi, doski, kaya tajir, reseh berabe, ayah bokap, ibu nyokap, cinta
cintrong, aku gua, gue, gwa, kamu lu, lo, elu, kita kite dll.
2. Penghilangan huruf (fonem) awal: sudah udah, saja aja, sama ama,
memang emang, dll.
3. Penghilangan huruf h: habis abis, hitung itung, hujan ujan, hilang
ilang, hati ati, hangat anget, tahu tau, lihat liat, pahit pait, tahun
taon, bohong boong, dll.
4. Penggantian huruf "a" dengan "e": benar bener, cepat cepet, teman
temen, cakap cakep, sebal sebel, senang seneng, putar puter, seram
serem.
5. Penggantian diftong "au", "ai" dengan "o" dan "e": kalau kalo, sampai
sampe, satai sate, gulai gule, capai cape, kerbau kebo, pakai pake,
mau (bukan diftong) mo, dll.
6. Pemendekan kata atau kontraksi dari kata/frasa yang panjang: terima kasih
makasi/trims, bagaimana gimana, begini gini, begitu gitu, ini nih, itu
tuh.
Imbuhan
1. Peluluhan sufiks me-, pe- seperti: membaca baca, bermain main, berbelanja
belanja, membeli beli, membawa bawa, pekerjaan kerjaan, permainan
mainan, dst.
2. Penggunaan akhiran "-in" untuk menggantikan akhiran "-kan": bacakan bacain,
mainkan mainin, belikan beliin, bawakan bawain,hidupkan hidupin ,
dst.
3. Nasalisasi kata kerja dengan kata dasar berawalan 'c': mencuci nyuci, mencari
nyari, mencium nyium, menceletuk nyeletuk, mencolok nyolok [1]
4. Untuk membentuk kata kerja transitif, cenderung menggunakan proses nasalisasi.
Awalan "me-", akhiran "-kan" dan "-i" yang cukup rumit dihindarkan.
o Proses nasalisasi kata kerja aktif+ in untuk membentuk kata kerja transitif
aktif: memikirkan mikirin, menanyakan nanyain, merepotkan
ngerepotin, mengambilkan ngambilin
o Bentuk pasif 1: di + kata dasar + in: diduakan diduain, ditunggui
ditungguin, diajari diajarin, ditinggalkan ditinggalin

o Bentuk pasif 2: ke + kata dasar yang merupakan padanan bentuk pasif


"ter-" dalam bahasa Indonesia baku: tergaet kegaet, tertimpa
ketimpa, terpeleset kepeleset, tercantol kecantol, tertipu ketipu,
tertabrak ketabrak

Partikel yang sering dipakai


Kebanyakan partikel mampu memberikan informasi tambahan kepada orang lain yang
tidak dapat dilakukan oleh bahasa Indonesia baku seperti tingkat keakraban antara
pembicara dan pendengar, suasana hati/ekspresi pembicara, dan suasana pada kalimat
tersebut diucapkan.

Deh/ dah
Deh/ dah asalnya dari kata sudah yang diucapkan singkar menjadi deh/dah atau udah.
Namun dalam konteks berikut, deh/dah ini sebagai penekanan atas pernyataan.

Bagaimana kalau ...

o Coba dulu deh. (tidak menggunakan intonasi pertanyaan) - Bagaimana


kalau dicoba dahulu?
Saya mau ...
o Yang biru itu deh. - Saya mau yang biru itu saja.
o Aku pergi deh. - Saya mau pergi dahulu.
Partikel ini tidak dapat dipakai di awal kalimat lengkap atau berdiri sendiri.
Dong
Partikel dong digunakan sebagai penegas yang halus atau kasar pada suatu pernyataan
yang akan diperbuat.

Tentu saja ...


o Mau yang itu dong - Tentu saja saya mau yang itu.
Kata perintah atau larangan yang sedikit kasar / seruan larangan.
o Pelan-pelan dong! - Pelan-pelan saja, Kak/Dik.
Partikel ini tidak dapat dipakai di awal kalimat lengkap atau berdiri sendiri.
Eh

Pengganti subjek, sebutan untuk orang kedua.


o Eh, namamu siapa? - Bung, namamu siapa?

Membetulkan perkataan sebelumnya yang salah.


o Dua ratus, eh, tiga ratus. - Dua ratus, bukan, tiga ratus.

Mengganti topik pembicaraan


o Eh, jangan-jangan ... - Hmm... jangan-jangan ...

Berdiri sendiri: menyatakan keragu-raguan

o Eh..
Selain 'eh' sebagai sebutan untuk orang kedua, partikel ini biasanya tidak dapat dipakai
di akhir kalimat lengkap.
Kan

Kok

Kependekan dari 'bukan', dipakai untuk meminta pendapat/penyetujuan orang lain


(pertanyaan).
Bagus kan? - Bagus bukan?
Dia kan sebenarnya baik. - Dia sebenarnya orang baik, bukan?
Jika dirangkai dalam bentuk "kan ... sudah ..." menyatakan suatu sebab yang
pasti (pernyataan).
o Kan aku sudah belajar. - Jangan khawatir, aku sudah belajar.
Kata tanya pengganti 'Kenapa (kamu)'
o Kok kamu terlambat? - Kenapa kamu terlambat?
Memberi penekanan atas kebenaran pernyataan yang dibuat.
o Dia tidak mencurinya kok. - Saya yakin bahwa dia tidak mencurinya.

Lho/Loh
Kata seru yang menyatakan keterkejutan. Bisa digabung dengan kata tanya.
Tergantung intonasi yang digunakan, partikel ini dapat mencerminkan bermacammacam ekspresi.
o Loh, apa-apaan ini! - Apa yang terjadi di sini? (pertanyaan retorik dengan
ekspresi terkejut/marah)
Kata informatif, untuk memastikan / menekankan suatu hal.
o Begitu lho caranya. - Begitulah caranya.
Berdiri sendiri: menyatakan keheranan yang tidak dapat diungkapkan dengan
kata-kata
o Lho???
Nih/ ni
Kependekan dari 'ini'.
o Nih, saya sudah selesaikan tugasmu. - Ini tugasmu sudah saya selesaikan.
Tergantung intonasi yang digunakan, partikel ini dapat mencerminkan bermacammacam ekspresi (umumnya tentang keadaan diri sendiri).
o Cape, nih. - Saya sudah lelah. (dengan ekspresi lelah)
Untuk memberi penekanan pada subjek orang pertama
o Aku nih sebenarnya anak konglomerat. - Aku ini sebenarnya anak konglomerat.
Berdiri sendiri: memberikan/menyerahkan sesuatu kepada orang lain
o Nih.
Sih

Karena ...

o Kamu sih datangnya terlambat. - Karena kamu datang terlambat. (dengan


ekspresi menyesal)
Digunakan tepat setelah sebuah kata tanya yang artinya kurang lebih
"Sebenarnya ..."
o Tadi dia bilang apa sih? - Sebenarnya apa yang dia katakan tadi?
Membedakan seseorang dari sekumpulan orang.
o Tetanggaku semuanya miskin, tapi orang itu sih kaya. - Orang itu lebih kaya
daripada yang lain.
Kata yang mengakhiri satu pernyataan sebelum memulai pernyataan yang
bertentangan.
o Mau sih, tapi ada syaratnya. - Saya mau tetapi ada syaratnya.
Partikel ini tidak dapat dipakai di awal kalimat lengkap atau berdiri sendiri
Tuh/ tu
Kependekan dari 'itu', menunjuk kepada suatu objek
o Tuh orang yang tadi menolongku. - Itu lihatlah, itu orang yang menolongku.
Tergantung intonasi yang digunakan, partikel ini dapat mencerminkan bermacammacam ekspresi (umumnya tentang keadaan orang lain).
o Kelihatannya dia sudah sembuh, tuh. - Lihat, nampaknya dia sudah sembuh.
Untuk memberi penekanan pada subjek orang kedua atau ketiga.
o Kamu tuh terlalu baik. - Kamu orang yang terlalu baik.
Berdiri sendiri: menunjukkan sesuatu kepada orang lain
o Tuh.
Ya
Ya di sini tidak selalu berarti persetujuan. Beberapa penggunaan partikel 'ya':

Kata tanya yang kurang lebih berarti "Apakah benar ...?"


o Kamu tadi pulang dulu ya? - Apakah benar tadi kamu pulang dulu?
Kalau bukan ini, ya itu
o Kalau mau, ya silakan. - Kalau mau silakan (ambil / ikut / beli / dll.)
Sebagai awal kalimat digunakan tepat setelah sebuah kalimat dengan nada
bertanya.
o Mahal? ya jangan beli. - Kalau mahal jangan dibeli.
Berdiri sendiri: lawan kata 'tidak'; kependekan dari 'iya'; menyatakan persetujuan
o Ya.
Yah
Selalu menyatakan kekecewaan dan selalu digunakan di awal kalimat atau berdiri
sendiri.

Yah...
o Yah, kamu sih - Ini karena kamu.
o Yah, Indonesia kalah lagi - Indonesia kalah lagi (dengan ekspresi kecewa)

Contoh Bahasa Gaul

1. GUE
Adalah bahasa resmi yang kini banyak digunakan oleh kebanyakan orang (terutama
orang dari Suku Betawi) untuk menyebut Saya/Aku. Kata ini merupakan bahasa Betawi
yang telah digunakan secara luas, jauh sebelum bahasa prokem dikenal orang.
2. LO / LU
Sama seperti Gue kata ini pun sudah digunakan digunakan oleh Suku Betawi sejak
bertahun-tahun lalu dan menjadi kata untuk menyebut Anda/Kamu.
3. ALAY
Singkatan dari Anak Layangan, yaitu orang-orang kampung yang bergaya norak. Alay
sering diidentikkan dengan hal-hal yang norak dan narsis.
4. LOL
Kata ini belakangan ini sering dipakai, terutama dalam komunikasi chatting, baik di YM,
FB, Twitter, atau pun komunitas yang lain. Kata itu merupakan singkatan dari Laugh Out
Loud yang berarti Tertawa Terbahak-bahak.
5. LEBAY
Merupakan hiperbol dan singkatan dari kata berlebihan. Kata ini populer di tahun
2006an.
6. GARING
Kata ini merupakan kata dari bahasa Sunda yang berarti tidak lucu. Karena seringnya
digunakan dalam pembicaraan, akhirnya kata ini pun menjadi populer di beberapa kota
besar di luar Jawa Barat.
7. SECARA
Kata ini sebenarnya adalah bahasa Indonesia, yang bermakna Adalah. Namun kata ini
menjadi populer di tahun 2006an di kalangan siswa-siswi SMU yang menggunakan kata
ini sebagai kata ganti Karena/Soalnya. Sesekali pula digunakan sebagai sisipan tanpa
makna (hanya sebagai penekanan pada kalimat yang mereka katakan). Contoh
pemakaiannya:
Gua gak bisa ke rumah lo neh hari ini, secara bokap gue lagi sakit.
8. AKIKA

Merupakan sandi untuk mengatakan Saya. Kata ini pertama kali dipopulerkan oleh
kaum waria di tahun 90an, yang dibakukan oleh Debby Sahertian dalam buku Kamus
Gaul yang dibuatnya.
9. Memble dan Kece.
Ini adalah ciptaan khas Jaja Mihardja, di tahun 1986 kemudian dimainkan dalam Film
Memble Tapi Kece yang diperankan oleh Jaja Mihardja sendiri dan Dorce Gamalama.
10. Nih Yee
Ucapan ini terkenal di tahun 1980-an, kalau tidak salah tepatnya November 1985
pertama kali diucapkan oleh pelawak Diran, kemudian dijadikan bahan lelucon oleh Euis
Darliah.
11. KEPO
Berarti selalu ingin tau
12. UNYU-UNYU
Kata lain dari lucu
13. Booo..
Ini ucapan populer di pertengahan awal 90-an, pertama dipopulerkan oleh grup GSP,
kalau tidak salah Henny Tarigan dan Rina Gunawan yang pertama kali mengucapkan,
kata-kata ini pernah di ucapkan dalam lenong rumpi, tapi kata-kata ini populer dalam
lingkungan pergaulan di kalangan artis, Titi DJ-lah orang benar-benar mempopulerkan
ucapan ini.
14. Nek
Setelah kata Boo tak lama kemudian muncul kata-kata Nek bagi generasi yang
SMA-nya di pertengahan 90-an pasti mengalami bagaimana populernya kata-kata
ini. Ucapan Nek pertama kali diucapkan oleh Budi Hartadi seorang remaja di kawasan
kebayoran yang tinggal sama neneknya, makanya dia sering mengucapkan Nek,
kebetulan dia latah jadinya setiap bicara dia mengatakan NekNek eh lo mau ke
menong Nek.
15. Jayus.
Di akhir dekade 90-an dan di awal abad 21, ucapan jayus sangat populer, kata ini artinya
lawakan yang nggak lucu, garing atau tingkah laku yang mau melucu tapi nggak lucu,
orang yang mengucapkan ini adalah kelompok anak SMU yang bergaul di sekitar
Kemang. Puncaknya pas ada acara PL Fair 2000 kata-kata Jayus ini banyak di ucapkan.

16. Jaim
Singkatan dari Jaga Imej. Ucapan jaim ini dipopulerkan oleh Bapak Drs. Sutoko
Purwosasmito, seorang pejabat di sebuah departemen, yang selalu mengucapkan
kepada anak buahnya untuk menjaga tingkah laku.
17. KOOL
Sekilas cara membacanya sama dengan cool (keren), padahal kata ini merupakan
singkatan dari KOalitas Orang Lowclass, yang artinya mirip dengan Alay.
18. BEGICHU/BEGICYU
Biasanya kata ini disebutkan
memonyongkan bibir).

dengan

penekanan

di

bagian

belakang

(yaitu

19. MENEKETEHE
Kata ini sebenarnya berasal dari kata Mana Kutahu dan diplesetkan oleh Tora Sudiro
sekitar awal tahun 2000an, di acara Extravaganza TransTV.
20. CING
Kata cing biasa digunakan sebagai sapaan untuk teman dekat. Misalnya, Mau ke
mana, Cing?
21. EMBER
Kata ini merupakan plesetan dari kata Memang Begitu. Pertama kali dipopulerkan oleh
Titi DJ yang secara tidak sengaja menyebut kata ini saat menjawab pertanyaan orang.
Sejak itu, kata ini sering digunakan di berbagai kesempatan.
22. YIUK.!!
Kata ini sempat populer di awal tahun 90an dan sering digunakan oleh Lenong Rumpi.
Kata ini identik dengan panggilan kaum waria/bencong.
23. BONYOK
Kata ini merupakan singkatan dari Bokap-Nyokap (orang tua).
24. SEMOK
Berasal dari bahasa Jawa yang berarti Montok. Kata ini belakangan sering digunakan
orang untuk menggambarkan wanita yang cantik dan seksi.

25. CENGLI
Merupakan kata dari bahasa Hokkian yang berarti Bertindak Adil.
26. WIL dan PIL
Merupakan singkatan dari Wanita Idaman Lain dan Pria Idaman Lain. Tidak jelas siapa
yang mempopulerkan istilah ini, namun saya menemukan kata-kata ini sering digunakan
dalam penulisan di majalah-majalah di era awal 2000an. Kedua kata itu biasa digunakan
untuk menjelaskan wanita atau pria simpanan/selingkuhan.
27. AJIB
Artinya Enak, Asyik, atau Klabing. Kata ini mulai populer di tahun 90an tatkala musik
trance dan narkoba jenis shabu-shabu baru mulai populer. Kata ini biasanya digunakan
oleh para penikmat kedua hal itu.
28. JABLAY
Kata ini dipopulerkan oleh Titi Kamal saat menyanyikan lagu berjudul sama dalam film
Mendadak Dangdut (2006). Merupakan singkatan Jarang Dibelai yang mengandung arti
lebih jauh sebagai ungkapan hati seorang wanita yang jarang mendapatkan belaian
kasih sayang kekasihnya.
29. SEGEDE GAMBRENG
Kata gambreng berasal dari suitan anak-anak (hompimpah alaihum gambreng), yang
menunjukkan siapa yang menang dalam suitan tersebut. Belakangan, sekitar tahun
2007an, kata ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang besar sekali (dan sulit
diungkapkan dengan kata-kata).
30. JUTEK
Berasal dari kata yang sering digunakan oleh para PSK di awal tahun 2000an untuk
menggambarkan pria yang sombong dan jarang tersenyum. Kata ini akhirnya menjadi
kata umum yang digunakan untuk melukiskan orang yang menyebalkan, judes, galak,
emosian, dan sombong.
31. BT/BETE
Merupakan singkatan dari Boring Total. Tadinya orang menduga kata ini dipopulerkan
oleh Dwiq saat merilis lagu Bete sekitar tahun 2008. Padahal kata ini sudah lama
digunakan oleh para mahasiswa yang bosan dengan program perkuliahan mereka. Kata
ini mulai populer dan digunakan di awal tahun 2000an.
32. KAMSUD

Merupakan pembalikan konsonan kata Maksud. Kata ini mulai populer, terutama di
kalangan para cewek di ruang chatting dunia maya.
33. KATROK
Orang kampung / orang desa. Kata ini dipopulerkan oleh Tukul Arwana saat
membawakan acara Empat Mata sekitar tahun 2007an (kini berubah menjadi acara
Bukan Empat Mata). Kata ini kemudian menjadi bahasa umum untuk menggambarkan
orang yang kampungan/norak banget.
34. GAYUS
Merupakan sebutan sindiran untuk orang yang gila uang dan berusaha mendapatkan
uang dengan berbagai cara yang tidak halal. Ungkapan ini populer di awal tahun 2010
setelah seorang pejabat pajak negara bernama Gayus diciduk polisi lantaran ketahuan
menilap uang negara sebesar Rp 67 milyar.
35. MOGE
Awalnya kata ini merupakan singkatan dari Motor Gede dan dipopulerkan oleh kelompok
penyuka motor gede tahun 2008 silam. Namun belakangan, kata itu diplesetkan banyak
orang menjadi Motor Gelo yang ditujukan pada orang-orag norak yang suka bikin rusuh,
mau menang sendiri, dan bikin muak banyak orang.
36. BONEK
Singkatan dari kata Bondo Nekat yang berarti orang nekat yang gak bermodal apapun
selain kemauan. Kata ini dipopulerkan oleh suporter Tim Sepakbola Persebaya
Surabaya di tahun 90an dan menjadi sebutan kebanggaan mereka. Saat ini, kata ini
juga digunakan untuk orang-orang nekat yang gak kenal rasa takut.
37. PRIKITIW
Adalah celutukan yang ditujukan pada pasangan yang tertangkap basah melakukan
perselingkuhan. Adalah Sule, seorang komedian lokal, yang melontarkan celutukan
nakal yang kini menjadi bahasa pergaulan itu.
38. CUMI
Merupakan singkatan yang mengandung banyak arti (tergantung CUMI yang dipakai
adalah singkatan dari apa). Awalnya kata ini dipopulerkan oleh sebuah produk kartu
telpon seluler di tahun 2008an, yang akhirnya berkembang menjadi bahasa gaul anakanak remaja untuk menjelaskan kondisinya saat ini, seperti CUma MIkir, CUma MIScal,
CUma MIrip, CUma MInjam, CUkup MIris, dan lain-lain.
39. KRIK

Dengan latar belakang suara jengkrik, mana kala seseorang bercanda namun tidak lucu.
Pemakaiannya cukup sederhana, yaitu saat menanggapi komentar/ucapan seseorang,
penulis tinggal menulis kata Krik berulang-ulang, menandakan bahwa penulis
menganggap ucapan orang itu nggak lucu banget.
40. MENYE_MENYE
Berarti berlebihan

You might also like