Professional Documents
Culture Documents
Step 1
Step 2
1. Mengapa nyeri di dada kiri bisa menjalar sampai ke leher dan lengan
kiri penderita?
2. Mengapa bias mual, muntah, kepala terasa pusing, dan keringat
dingin?
3. Apa hub.rasa sakit yang dirasakan penderita dgn riwayat DM?
4. Mengapa walaupun sudah istirhat rasa sakit tdk berkurang?
5. Apa hub. penyakit penderita dgn kebiasan makan kambing/tengkleng?
6. Mengapa rasa nyeri timbul mendadak kurang lebih 30 menit?
7. Apa kaitan pola hidup tidak gemar berolahraga dgn penyakit
penderita?
8. Apa hubungan tek. Darah tinggi dgn obesitas thd penyakit yg di derita?
9. Apa yang akan kita dapatkan interpretasi dr EKG, CKMB, Lab lainnya?
10.
Bagaimana mekanisme nyeri?
11.
Apa Diagnosisnya, DD? Dan Etiologinya?
12.
Patofisiologi dari diagnosis tsb?
13.
Faktor resiko dari diagnosis tsb?
14.
Penatalaksanaan diagnosis?
15.
Komplikasi dari diagnosisnya?
Step 3
1. Mengapa nyeri di dada kiri bisa menjalar sampai ke leher dan lengan
kiri penderita?
Nyeri:
a. Fisiologis
Menurut Torrance & Serginson (1997), ada tiga jenis sel saraf
dalam proses penghantaran nyeri yaitu sel syaraf aferen
atau neuron sensori, serabut konektor atau interneuron dan
sel saraf eferen atau neuron motorik. Sel-sel syaraf ini
1
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang
nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung saraf
bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara
potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor,secara anatomis
reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak
bermielin dari saraf perifer.
Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa
bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic),
dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri
yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.
Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal
dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor
jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu :
a. Reseptor A delta
Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang
memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila
penyebab nyeri dihilangkan
b. Serabut C
Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5 m/det) yang
terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan
sulit dilokalisasi
Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat
pada tulang, pembuluh darah, saraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya.
Karena struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri
yang tumpul dan sulit dilokalisasi.
Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi
organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri
yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan
organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi.
Berdasarkan patofisiologinya nyeri terbagi dalam:
1. Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi, yaitu nyeri yang timbul akibat
adanya stimulus mekanis terhadap nosiseptor.
2. Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer pada
system saraf ( neliola, et at, 2000 ).
3. Nyeri idiopatik, nyeri di mana kelainan patologik tidak dapat
ditemukan.
4. Nyeri psikologik
http://fisiosby.com/patofisiologi-nyeri-dari-aspek-fisioterapi-dari-aspek-nyeri/
Priharjo, R (1993). Perawatan Nyeri, pemenuhan aktivitas istirahat. Jakarta :
EGC hal : 87.
Shone, N. (1995). Berhasil Mengatasi Nyeri. Jakarta : Arcan. Hlm : 76-80
Ramali. A. (2000). Kamus Kedokteran : Arti dan Keterangan Istilah. Jakarta :
Djambatan.
Syaifuddin. (1997). Anatomi fisiologi untuk siswa perawat.edisi-2. Jakarta :
EGC. Hlm : 123-136.
Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC. Hlm 163
Potter. (2005). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta: EGC. Hlm 1502-1533.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3548/1/gizi-bahri7.pdf
home.comcast.net
10
11
http://home.comcast.net/~wnor/thoraxlesson5.htm
12
13
14
15
16
Jenis kelamin
Penyakit aterosklerotik secara umum sedikit terjadi pada perempuan, namun
perbedaan tersebut menjadi sedikit menonjol pada faktor akhir terutama
masa menopause. Hal ini dimungkinkan karena faktor esterogen bersifat
sebagai pelindung. Terdapat beberapa teori yang menerangkan perbedaan
metabolisme.
Anatomi coronaria (percabangan anatomi coronaria dan collateralnya)
Profil lipoprotein
Faktor metabolik
2. Faktor risiko yang dapat diintervensi
Rokok
Risiko penyakit jantung iskemik meningkat 3-5x lipat pada laki-laki usia
faktor 5 yang merokok diatas 15 batang/hari. Terdapat beberapa bukti yang
menyatakan bahwa risiko lebih berhubungan dengan jumlah batang rokok
daripada lamanya merokok. Dan tidak ada bukti yang menyatakan rokok
filter atau jenis yang lain mengurangi faktor risiko. Metaanalisis dari 18 studi
epidemologis pada perokok pasif dapat meningkatkan risiko terjadinya
ateosklerosis sebanyak 20-30 %, juga pada kanker faktor pernafasan dan
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan merokok.
Hipertensi
Risiko terjadinya penyakit jantung koroner dua kali lipat pada pasien
hipertensi. Hipertensi kurang menunjukkan risiko penyakit jantung iskemik
pada populasi risiko rendah seperti pada faktor berkembang, dimana
hipertensi berhubungan dengan stroke hemoragik dan gagal ginjal.
Hiperkolesterolemia
Obesitas
Obesitas adalah suatu keadaan dimana ditemukan adanya kelebihan lemak
dalam tubuh.
Hiperglisemia (DM)
17
19
20
Buku Ajar Patologi Obstetri, Oleh dr. Ida Ayu Chandranita Manuaba,
SpOG, dkk
22
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/300c24672b393310bcf967
d89bd7c381dbc248b3.pdf
JALUR PEMBENTUKAN
ENERGI :
GLIKOLISIS
ANAEROB :
PEMECAHAN
GLUKOSA
(OKSIDASI)
Glikolisis dapat berlangsung dalam keadaan aerob, bila sediaan
DALAM
KEADAAN
oksigen cukup untuk
mempertahankan
kadar NAD+ yang diperlukan,
atau dalam keadaan anaerob (hipoksik), bila kadar NAD+ tidak dapat
ANAEROB
dipertahankan lewat sistem sitokrom mitokondrial dan bergantung
pada usaha temporer
perubahan piruvat menjadi laktat. Glikolisis
=TANPA
anaerob, yang menaruh kepercayaan temporer pada piruvat
merupakan usaha OKSIGEN
tubuh dalam menantikan pulihnya kecukupan
oksigen. Dengan demikian glikolisis merupakan keadaan ini disebut
hutang oksigen. (SEDIKIT
3. Apa hub.rasa sakitOKSIGEN)
yang dirasakan penderita dgn riwayat DM?
HASIL AKHIR
= ASAM
LAKTAT
23
JUMLAH ATP
= 2 ATP
GLIKOLISIS
AEROB =
PEMECAHAN
Oleh: Harry Freitag LM
GLUKOSA
Adiponektin
(OKSIDASI)
Adiponektin adalah sitokin
yang spesifikKEADAAN
pada jaringan adiposa dan sering
DALAM
dikaitkan dengan kejadian obesitas. Protein ini memiliki struktur yang
menyerupai collagen VIII,
Collagen X dan
AEROB
=complement component C1q.
Adiponectin memengaruhi sensitivitas insulin sebab zat ini mampu
meningkatkan fosforilasiMEMERLUKAN
tirosin di reseptor insulin dan insulin receptor
substrate di sel otot. Hal ini akan mengurangi konsentrasi asam lemak di
OKSIGEN (CUKUP
dalam sirkulasi dan mengurangi kadar trigliserida di dalam otot dan hati18.
Adiponektin juda dapat mengurangi
adhesi macrofag dan monodit pada
OKSIGEN)
endothelium, mencegah pembentukkan sel foam dan menghambat
HASIL AKHIR :
6 CO2
+ mellitus
38
Adiponektin pada individu dengan
diabetes
ATPyang mengalami penurunan
Sitokin ini adalah keluarga adipositokin
25
Daging kambing banyak mengandung purin. Purin adalah salah satu senyawa basa
organic yang menyusun asam nukleat swl dan termasuk asam amino, unsure
pembentuk protein. Purin sendiri dissintesis lewat jalur De novo, fosforibosilasi
purin, fosforilasi nukleotida purin. Asm urat merupakan produk uraian dari purin.
Kadar normal asam urat pria dewasa <7mg% dan wanita <6mg%. Tingginya asam
urat dalam darah akan meningkatkan viskositas darah yang akan berakibat pada
kerusakan endotel. (Kumar, 2009)
Infark Miokard Akut lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita. Penyakit
jantung koroner merupakan salah satu faktor resiko yang sering terjadi pada infark miokard, selain itu
faktor resiko yang menyebabkan infark miokard seperti hipertensi, dislipidemia, diabetes. Sejumlah
faktor resiko lain yang berkaitan dengan gaya hidup pada penyakit jantung koroner juga dapat
menjadi faktor resiko dari infark miokard seperti stres, obesitas, merokok, dan kurangnya aktivitas
fisik.
Infark Miokard Akut dengan elevasi gelombang ST ( STEMI ) pada pemeriksaan
Ekokardiografi umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak setelah oklusi
trombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. Stenosis arteri koroner berat yang
berkembang secara lambat biasanya tidak memicu STEMI karena berkembangnya banyak kolateral
sepanjang waktu, STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri ini
dicetuskan oleh faktor-faktor seperti merokok, hipertensi, dan akumulasi lipid. 8, 11
ATEROSKLEROSIS??
26
8. Apa hubungan tek. Darah tinggi dgn obesitas thd penyakit yg di derita?
Hipertensi/tekanan tinggi, butuh pasokan O2 yg banyak
Kolesterol akan menyebabkan plak, terjadi karena kontraksi
arteri aterosklerosisnya darah tdk sampai ke jantung
kemudian menyebabkan kematian otot.
Hubungan dengan hipertensi, obesitas dan kolesterol
Pada hipertensi dan obesitas biasanya akan menunjukkan peningkatan kadar LDL
dalam darah. Kadar LDL yang tinggi meningkatkan resiko aterosklerosis yang
berhubungan dengan penyakit jantung. Ateroskelrosis berhubungan dengan proses
inflamasi kronik pada dinding arteri terhadap bentuk tertentu jejas sel endotel.
Penyebab jejas sel endotel meliputi hiperlipidemia, gangguan hemodinamik,
merokok, hipertensi, toksin dan agen penyebab infeksi. Selanjutnya jejas endotel
meningkatkan permeabilitas endotel, adhesi leukosit serta trombosit dan aktivasi
koagulasi. Hal itu akan menimbulkan pelepasan dan aktivasi mediator kimia yang
kemudian didikuti oleh rekruitmen dan proliferasi sel otot polos dalam tunika intima
untuk menghasilkan ateroma (schoen, 2009)
Tubuh sendiri memproduksi kolesterol sesuai kebutuhan melalui hati. Bila terlalu
banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol, maka kadar
kolesterol dalam darah bisa berlebih (disebut hiperkolesterolemia). Kelebihan kadar
kolesterol dalam darah akan disimpan di dalam lapisan dinding pembuluh darah
arteri, yang disebut sebagai plak atau ateroma (sumber utama plak berasal dari
LDL-Kolesterol. Sedangkan HDL membawa kembali kelebihan kolesterol ke dalam
hati, sehingga mengurangi penumpukan kolesterol di dalam dinding pembuluh
darah). Ateroma berisi bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan
lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.
Apabila makin lama plak yang terbentuk makin banyak, akan terjadi suatu
penebalan pada dinding pembuluh darah arteri, sehingga terjadi penyempitan
27
9. Apa yang akan kita dapatkan interpretasi dr EKG, CKMB, Lab lainnya?
PENGENALAN KLINIS
1. Gejala
Didapatkan rasa tidak enak di dada yang tidak selalu sebagai
rasa sakit, tetapi
dapat pula sebagai rasa penuh di dada, tertekan, nyeri, tercekik
atau rasa terbakar.
Rasa tersebut dapat terjadi pada leher, tenggorokan, daerah
antara tulang skapula, daerah rahang ataupun lengan. Sewaktu
angina terjadi, penderita dapat sesak napas atau rasa lemah
yang menghilang setelah angina hilang. Dapat pula terjadi
palpitasi, berkeringat dingin, pusing ataupun hampir pingsan.
2. Pemeriksaan fisik
Sewaktu angina dapat tidak menunjukkan kelainan. Pada
auskultasi dapat
terdengar derap atrial atau ventrikel dan murmur sistolik di
daerah apeks.
Frekuensi denyut jantung dapat menurun, menetap atau
meningkat pada waktu
serangan angina.
3. EKG
EKG perlu dilakukan pada waktu serangan angina, bila EKG
istirahat normal, stress test harus dilakukan dengan treadmill
ataupun sepeda ergometer.
Tujuan dari stress test adalah :
- menilai sakit dada apakah berasal dari jantung atau tidak.
- Menilai beratnya penyakit seperti bila kelainan terjadi pada
pembuluh darah
utama akan memberi hasil positif kuat.
Gambaran EKG penderita ATS dapat berupa depresi segmen ST,
depresi segmen
ST disertai inversi gelombang T, elevasi segmen ST, hambatan
cabang ikatan His
dan tanpa perubahan segmen ST dan gelombang T. Perubahan
EKG pada ATS
28
10.
11.
Anamnesis
a. Lokasi nyeri
Di daerah sternal dan menjalar ke leher terus ke dagu atau menjalar ke
bahu sampai lengan kiri bagian ulnar.
b. Sifat Nyeri
Berupa perasaan penuh, rasa berat, rasa seperti kejang, meremas,
menusuk, atau rasa terbakar, dll.
c. Ciri rasa nyeri
Perlu diketahui derajat nyeri, lamanya, serta berapa kali serangan itu
timbul dalam jangka waktu tertentu.
d.
Kronologis nyeri
29
Pemeriksaan penunjang
Elektrokardiogram
EKG bisa didapatkan gambaran iskemik dengan infark miokard
atau depresi ST dan T yang terbalik pada penyakit yang lanjut.
Adanya depresi segmen ST, menunjukkan kemungkinan adanya
iskemia akut.
30
EKG
Elektrofisiologi Sel
Dalam keadaan istirahat, sel jantung berada dalam keadaan terpolarisasi
secara elektris, yaitu bagian dalamnya bermuatan lebih negatif daripada
bagian luarnya. Polaritas listrik ini dijaga oleh pompa membran yang
menjamin agar ion ion (terutama ion kalium, natrium, klorida dan kalsium)
yang diperlukan untuk mempertahankan bagian dlaam sel supaya relatif
bersifat elektronegatif-terdistribusi dengan baik.
Sel jantung dapat kehilangan negativitas internalnya dalam suatu proses
yang disebut depolarisasi. Depolarisasi adalah kejadian listrik yang penting
pada jantung.
Depolarisasi berjalan dari satu sel ke sel lain, sehingga menghasilkan
gelombang depolarisasi yang dapat berjalan ke seluruh jantung. Gelombang
depolarisasi ini menggambarkan aliran listrik, yakni arus listrik, yang dapat
dideteksi dengan elektroda elektroda yang dipasang pada permukaan
tubuh.
Sesudah depolarisasi selesai, sel jantung mampu memulihkan polaritas
istirahatnya melalui sebuah proses yang disebut repolarisasi. Proses ini juga
dapat direkam dengan elektroda elektroda perekam.
Semua gelombang yang kita lihat pada EKG itu merupakan manifestasi kedua
proses ini : depolarisasi dan repolarisasi.
33
(Thaler Malcolm S. 2006. Satu satunya Buku EKG yang Anda perlukan. Edisi 5.
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC)
Gelombang gelombang P,QRS, T
Adalah tegangan listrik yang ditimbulkan oleh jantung dan direkam oleh EKG
dari permukaan tubuh.
Gelombang P
Gelombang QRS
Terjadi 0,16 detik seteleh gelombang P
Hasil depolarisasi listrik pada ventrikel yang mengawali kontraksi
ventrrikel dan menyebabkan tekanan ventrikelmulai naik.
Gelombang T
Ventrikel mewakili tahap repolarisasi ventrikel ketika serabut - serabut
otot ventrikel mulai berelaksasi. Gelombang T terjadi sesaat sebelum
akhir dari kontraksi ventrikel.
(Guyton Arthur C.2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC)
Pemeriksaan EKG selama angina
Pemeriksaan EKG selama angina akan menunjukan depresi segmen ST atau
inversi gelombang T.
Dua cara untuk membedakan depresi segmen ST pada infark gelombang non
Q adalah melalui gambaran klinis dan perjalanan waktunya. Pada angina,
segmen ST biasanya kembali ke garis dasar segera sesudah serangan
mereda. Pada infark gelombang non-Q, segmen ST tetap di tempat
setidaknya 48 jam. Pemeriksaan enzim pada jantung dapat memebantu
karena enzim ini akakn meningkat pada infark tetapi tidak pada angina tanpa
penyulit.
Pada angina prinzmetal, ditunjukkan elevasi segmen ST. Angina Prinzmetal
dapat terjadi kapan saja dan pada banyak pasien disebabkan oleh spasme
arteri koroner, sedangkan angina tipikal biasanya disebabkan oleh aktivitas
fisik yang berat dan disebabkan oleh penyakit kardiovakuler aterosklerotik
yang progesif. Elevasi segmen ST agaknya mengggambarkan cedera
transmural yang reversibel. Bentuk segmen ST seringnya tidak mempunyai
gambaran infark sejati yang berbentuk seperti kubah dan bulat, dan segmen
ST akan segera kembali ke garis dasar apabila pasien diberi obat antiangina.
(Thaler Malcolm S. 2006. Satu satunya Buku EKG yang Anda Perlukan Edisi 5.
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC)
Perubahan EKG pada IM yang sedang terjadi
Gelombang T awalnya memuncak lalu mengalami inversi. Perubahan
gelombang T menggambarkan iskemia miokardium. Jika terjadi infark sejati,
34
Siklus koroner :
Sirkulasi koroner terdiri dari arteri koronaria kanan dan kiri. Arteri koronaria kiri
mempunyai dua cabang besar yaitu arteri desenden anterior kiri yang
mendarahi dinding anterior ventrikel kiri sedangkan arteri sikumfleksa kiri
mendarahi dinding lateral ventrikel kiri .
Arteri koronaria kanan mendarahi atrium dan ventrikel kanan. Pada 85 %
populasi, arteri koronaria kanan mempercabangkan cabang arteri desenden
posterior dan ventrikular kanan posterior yang mendarahi dinding posterior dan
inferior ventrikel kiri secara berurutan. Sistem ini disebut sistem dominan
kanan . Dari 15 % populasi sisa separuhnya memiliki sistem dominan kiri dan
dominan campuran. Pada orang yang mempunyai sistem dominan kiri, arteri
sirkumfleksa kiri mempercabangkan arteri desenden posterior dan Ventrikular
kiri posterior . Pada sistem dominan campuran, arteri koronaria kanan
35
13.
a. Etiologi
i. Atherosklerosis di arteri coronaria
ii. Spasme arteri coronaria
iii. Stenosis aorta
iv. Kardiomiopati hipertrofi
v. Hipertensi berat
vi. Insufisiensi aorta
Dambro/Griffiths 5-Minutes Clinical Consult
b. Factor resiko
i. Factor
ii. Factor
yang dimodifikasi
merokok
hiperproteinemia dan hiperkolesterolimia
hipertensi
DM
obesitas
yang tidak dapat
dimodifikasi
usia
jenis kelamin
riwayat keluarga
Penatalaksanaan diagnosis?
Terapi Farmakologis : -Dgn minum obat Nitroglyserin
Non Farmakologis : - Mengurangi makanan lemak
Banyak olahraga
Terapi medikamentosa :
OBAT ANTI ISKEMIA
1. nitrat
menyebabkan vasodilatasi pembuluh vena dan arteriol perifer, dengan efek
mengurangi efek preload dan afterload sehingga dapat mengurangi wall stress
dan kebutuhan oksigen
menambah supply oksigen dengan vasodilatasi pembuluh koroner dan
memperbaiki aliran darah kolateral
38
berupa nitrogliserin atau isosorbit secara sublingual atau intravena dengan dosis
1-4 mg perjam
bila keluhan sudah terkendali, infuse dapat diganti isosorbit dinitrat per oral
2. penyekat beta
menurunkan kebutuhan oksigen miokardium melalui efek penurunan denyut
jantung dan daya kontraksi miokardium
macamnya : metoprolol, atenolol, atau propanolol
kontra indikasi : pasien dengan asma bronchial dan bradiaritmia
3. antagonis kalsium
dibagi menjadi 2, yaitu : golongan dihidropiridin seperti nifedipin dan golongan
nondihidrodipin seperti diltiazem dan verapamil
menyebabkan vasodilatasi koroner dan menurunkan tekanan darah
golongan dihiropiridin mempunyai efek vasodilatasi lebih besar dan
penghambatan nodus SA atau AV lebih sedikit dan efek inotropik negatif juga
lebih kecil
olahraga teratur
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, FKUI
Infark
Iskemia miokardium permanen
Berlangsung 30-45 menit
15.
H. PENEGAKAN DIAGNOSIS
a. Anamnesis
Nyeri dada tipikal (angina) merupakan gejala cardinal pasien IMA. Sifat nyeri dada angina
sebagai berikut :
1. Lokasi : substernal, retrosternal, dan prekordial.
2. Sifat nyeri : rasa sakit,seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih benda berat, seperti ditusuk, rasa
diperas, dan dipelintir.
41
3. Penjalaran : biasanya ke lengan kiri, dapat juga ke leher, rahang bawah, gigi,
punggung/interskapula, perut, dan dapat juga ke lengan kanan.
4. Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat, atau obat nitrat.
5. Faktor pencetus : latihan fisik, stres emosi, udara dingin, dan sesudah makan.
6. Gejala yang menyertai : mual, muntah, sulit bernapas, keringat dingin, cemas dan lemas. 1, 4
b. Pemeriksaan Fisik
1. Tampak cemas
2. Tidak dapat istirahat (gelisah)
3. Ekstremitas pucat disertai keringat dingin
4. Takikardia dan/atau hipotensi
5. Brakikardia dan/atau hipotensi
6. S4 dan S3 gallop
7. Penurunan intensitas bunyi jantung pertama
8. Split paradoksikal bunyi jantung kedua. Dapat ditemukan
9. Peningkatan suhu sampai 38C dalam minggu pertama. 1, 4
c. Elektrokardiogram
Gambaran khas yaitu timbulnya gelombang Q yang besar, elevasi segmen ST dan inversi
gelombang T. Walaupun mekanisme pasti dari perubahan EKG ini belum diketahui, diduga
perubahan gelombang Q disebabkan oleh jaringan yang mati, kelainan segmen St disebabkan
oleh injuri otot dan kelainan gelombang T karena iskemia. 1, 4
d. Laboratorium
1. CKMB : meningkat setelah 3 jam bila ada infark miokard dan mencapai puncak dalam 10-24
jam dan kembali normal dalam 2-4 hari.
2. cTn : ada dua jenis, yaitu cTn T dan cTn I. Enzim ini meningkat setelah 2 jam bila ada infark
miokard dan mencapai puncak dalam 10-24 jam dan cTn T masih dapat dideteksi setelah 5-14
hari, sedangkan cTn I setelah 5-10 hari.
3. Mioglobin : dapat dideteksi satu jam setelah infark dan mencapai puncak dalam 4-8 jam.
4. Ceratinin Kinase (CK) : meningkat setelah 3-8 jam bila ada infark miokard dan mencapai
puncak dalam 10-36 jam dan kembali normal dalam 3-4 hari.
5.
Lactic dehydrogenase (LDH) : meningkat setelah 24-48 jam bila ada infark miokard,
mencapai puncak 3-6 hari dan kembali normal dalam 8-14 hari. 1, 4
I. PENATALAKSANAAN
A. Farmako
1. Morfin
Morfin sangat efektif mengurangi nyeri. Dosis 2-4 mg dan dapat diulang dengan interval
5-15 menit sampai dosis total 20 mg. Efek samping : konstriksi vena dan arteriolar melalui
penurunan simpatis, sehingga terjadi pooling vena yang akan mengurangi curah jantung dan
tekanan arteri.1,4
2. Penyekat beta
42
43
44