Professional Documents
Culture Documents
a. Latar Belakang
Konsep belajar sangat diperlukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kegiatan pembelajaran, serta hal-hal yang terjadi dalam proses
pembelajaran. Tanpa mengetahui ciri-ciri dan karakteristik belajar, kita tidak akan
mengetahui apakah seorang siswa belajar atau tidak.
b. Tujuan Pembahasan
a. Mengetahui definisi belajar serta factor-faktor yang mempengaruhinya.
b. Mengetahui proses dan fase yang terjadi dalam belajar.
c. Mengenal ciri-ciri belajar.
d. Mengenal perubahan-perubahan yang terjadi ketika belajar.
BAB II PEMBAHASAN
1
KONSEP BELAJAR
1. Definisi Belajar
Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha
pendidikan. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu tergantung pada
proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah, rumah ataupun
lingkungan keluarganya sendiri, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah
ada pendidikan.
Para ahli memberikan pendapat yang berbeda dalam mendefinisikan arti
belajar. Meskipun demikian, pendapat-pendapat tersebut mempunyai inti dan tujuan
yang sama. Semua pendapat menunjukkan bahwa belajar adalah proses perubahan.
Perubahan-perubahan itu tidak hanya perubahan akhir tetapi juga perubahan batin,
tidak hanya perubahan tingkah lakunya yang nampak, tetapi juga perubahan yang
tidak dapat diamati. Perubahan-perubahan itu bukan perubahan yang negative, tetapi
perubahan yang positif, yaitu perubahan yang menuju kearah kemajuan atau kearah
perbaikan.
yaitu surface approach (pendekatan permukaan), yaitu mau belajar karena dorongan
dari luar (ekstrensik) antara lain karena takut tidak lulus yang mengakibatkan ia malu
sehingga gaya belajarnya pun santai, asal hafal dan tidak mementingkan pemahaman
yang mendalam.
Tingkatan yang kedua adalah deep approach (pendekatan mendalam), yaitu
tertarik dan merasa butuh mempelajari materi (intrinsik) sehingga lebih penting
memiliki pengetahuan yang cukup dan manfaat yang tinggi bagi kehidupannya dari
pada memiliki nilai yang bagus.
Tingkatan yang ketiga yaitu achieving approach (pendekatan mencapai
prestasi tinggi), yaitu memiliki ambisi besar dalam mencapai prestasi tinggi, sehingga
ia sangat efisien dalam mengatur waktu, ruang kerja, dan penelaahan isi silabus serta
merasa penting untuk bersaing dengan kawan-kawan lain dalam meraih nilai
tertinggi.
3. Proses dan Fase Belajar
Proses adalah kata yang berasal dari bahasa Latin processus yang berarti
berjalan ke depan. Menurut Chaplin (1972), proses adalah Any change in any
object or organism, particularly a behavioural or psychological change (proses
adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kewajiban).
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik.
Karakteristik seperti ini disebut juga sebagai prinsip-prinsip belajar. Di antara ciri-ciri
terpenting yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah:
a. Perubahan itu intensional, yakni perubahan yang terjadi adalah berkat pengalaman
atau praktik yang dilakukan secara sengaja dan disadari, bukan secara kebetulan.
Sekurang-kurangnya siswa merasakan adanya perubahan dalam dirinya, seperti
penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan sesuatu, keterampilan,
dan lain-lain.
b. Perubahan positif dan aktif, yakni mendapatkan sesuatu yang baru yang lebih baik
dari sebelumnya yang terjadi karena usaha siswa itu sendiri, bukan terjadi dengan
sendirinya.
c. Perubahan efektif dan fungsional, yaitu perubahan tersebut membawa pengaruh,
makna, dan manfaat tertentu bagi siswa kapanpun diperlukan.
5. Perwujudan Perilaku Belajar
Manifestasi atau perwujudan perilaku belajar biasanya lebih sering tampak
dalam perubahan-perubahan sebagai berikut.
Kebiasaan.
Setiap siswa yang telah mengalami proses belajar, kebiasaannya akan tampak
berubah karena terjadi pnyusutan perilaku yang kurang baik dan muncul perilaku
yang ia hadapi.
Sikap
Perwujudan perilaku
belajar
siswa
akan
ditandai
dengan
munculnya
dan sebagainya.
Inhibisi
Yaitu siswa mampu mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu, lalu
memilih atau melakukan tindakan lainnya yang lebih baik ketika ia berinteraksi
dengan lingkungannya.
Apresiasi
Yaitu siswa memiliki memiliki penilaian atau penghargaan terhadap sesuatu, baik
abstrak maupun konkret yang memiliki nilai luhur. Apresiasi adalah gejala ranah
afektif yang pada umumnya ditujukan pada karya-karya seni budaya seperti: seni
1.
2.
3.
didiknya.
4. Mencegah peserta didik jatuh kedalam akhlak tercela melalui cara sepersuasif
mungkin dan penuh kasih sayang.
5. Tidak memandang remeh disiplin keilmuan lainnya.
6. Menyampaikan materi pengajarannya sesuai dengan tingkat pemahaman
peserta didiknya.
7. Terhadap peserta didik yang berkemampuan rendah, guru menyampaikan
materi yang jelas, konkret dan sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik
dalam mencernanya.
8. Guru mau mengamalkan ilmunya.
Kewajiban peserta didik.
1. Memprioritaskan penyucian diri dari akhlak tercela dan sifat buruk.
2. Menjaga diri dari kesibukan-kesibukan duniawi dan seyogyanya berkelana
jauh dari tempat tinggalnya.
3. Tidak membusungkan dada terhadap guru.
1 Fardhu ain artinya ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap individu
muslim, sepeti ilmu tentang tata cara shalat, puasa; sedangkan fardhu
kifayah adalah ilmu yang bila sebagian ummat islam telah
mempelajarinya, maka yang lain tidak tertuntut kewajiban
mempelajarinya, seperti ilmu kedokteran, perdagangan dan lain-lain.
4. Menghindari diri dari mengkaji variasi pemikiran dan tokoh, baik menyangkut
ilmu-ilmu duniawi maupun ilmu-ilmu ukhrawi.
5. Tidak mengabaikan suatu disiplin ilmu apapun yang terpuji, melainkan
bersedia mempelajarinya.
6. Dalam usaha mendalami suatu disiplin ilmu, tidak dilakukan secara sekaligus,
melainkan perlu bertahap dan memprioritaskan yang terpenting.
7. Tidak melangkah mendalami tahap ilmu berikutnya sebelum ia benar-benar
menguasai tahap ilmu sebelumnya.
8. Mengetahui factor-faktor yang menyebabkan dapat memperoleh ilmu yang
paling mulia.
9. Menuntut ilmu dengan tujuan membersihkan batin dan mendekatkan diri
kepada Allah.
10. Mengetahui relasi ilmu-ilmu yang dikajinya dengan orientasi yang dituju.
Berdasarkan kode etik diatas ada beberapa konklusi edukatif yang mencirikan
pola umum pemikiran Al-Ghazali dalam pendidikannya:
1. Kegiatan menuntut ilmu tiada lain berorientasi pada pencapaian ridha Allah.
2. Kode etik tersebut memperkuat teori ilmu ilhami yang oleh Al Ghazali dijadikan
sebagai landasan teori pendidikannya.
3. Peneguhan tujuan agamawi dalam kegiatan menuntut ilmu.
4. Terdapat poin penting berupa pembahasan term al-ilm hanya pada ilmu tentang
Allah.
b. Saran
Dalam belajar hendaknya kita tidak lupa dengan tujuan utama kita yaitu untuk
mendekatkan diri kepada Allah. Jauhi maksiat agar kita dipermudahkan oleh Allah
dalam menuntut ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Muhibuddin
Syah,
M.Ed.Psikologi
Pendidikan
dengan
Pendekatan
Muhammad
Jawwad
Ridla,
Tiga
Aliran
Utama
Teori
Pendidikan
10