You are on page 1of 35

BAB I

A. LATAR BELAKANG
Tennosinovitis melibatkan peradangan dari kelopak atau
fascia yang melapisi otot atau tendon. ( lapisan itu disebut
Synovium). Sering terjadi tendonitis dan tendosinovitis bersamasama. Tendonitis merupakan peradangan dari otot ( sering
disebut dengan Tendinitis). Beberapa (tetapi tidak semua) tendon
dilindungi oleh kelopak yang disebut synovium ini. Synovium
membuat jumlah kecil berminyak merupakan cairan yang
terletak antara otot . Cairan itu membantu otot/ tendon untuk
bergerak bebas dan lancar ketika menarik pada tulang bila
bergerak.
Gambar 1. A. Gambaran Tennosinovitis
Sistem yang terganggu pada Tendosinovitis adalah sistem
muskuloskletal. Sistem muskuloskeletal ini merupakan
penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap
pergerakan. Komponen utama sistem muskuloskletal ini adalah
jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka,
tendon, ligamen, bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang
menghubungkan struktur-struktur ini. Tendosinovitis paling
umum terjadi di pergelangan tangan dan tangan. Diperkirakan
65% - 95% dari pasien dengan Rheumatoid Arthritis mengalami
Tendosynovitis. Dan sepertiganya lagi terkait dengan kasus
Diabetes Mellitus. Gejala utama pada Tenosinovitis adalah rasa
sakit, pembengkakan dan kesakitan yang terpengaruh bagian dari
otot. Kulit mungkin teraba panas karena proses peradangan pada
tendon. Biasanya pada beberapa kasus peradangan hanya
berlangsung beberapa hari dan kemudian tanda peradangan
tersebut menghilang. Dalam beberapa kasus bengkak dan
kesakitan semakin bertambah parah dapat beberapa minggu atau

beberapa bulan terakhir jika tendosynovitis tidak dirawat.


Gambar 1. B. Gambaran Letak Tennosinovitis
Penyebab Tennosinovitis ini umumnya belum diketahui
etiologi yang jelas. Kebanyakan penyebabnya adalah pemakaian
otot yang berlebihan. Umumnya terjadi di sekitar pergelangan
tangan. Misalnya terlalu banyak menulis, mengetik, pekerjaan
merakit, dan sebagainya dapat memicu peradangan. Arthritis
kadang-kadang dapat merupakan bagian dari tennosinovitis,
yang biasanya ada bersama rasa sakit dan bengkak pada otot.
Infeksi merupakan penyebab yang jarang pada tennosinovitis ,
infeksi dapat terjadi karena memotong atau luka tusukan pada
kulit lebih dari satu otot memudahkan bakteri untuk masuk ke
otot-otot lain, dan kadang-kadang infeksi dapat menyebar dari
bagian tubuh lain melalui aliran darah ke otot dan fascia atau
sinovium. Misalnya sejumlah orang yang memiliki Gonorea
(Penyakit Menular Sexual) dapat terjadi tennosinovitis sebagai
komplikasi dari Gonoreanya.
Gambar 1. C. Gambaran Iritasi Pergerakan pada tendon

Saran yang dianjurkan untuk pencegahan terjadinya


Tennosinovitis adalah menghindari gerakan yang berulang-ulang
dan berlebihan dari pergelangan tangan dan tangan. Kemudian
dapat dilakukan latihan untuk memperkuat otot-otot pada
(Rehabilitasi Medik) untuk menemukan latihan yang terbaik
untuk pencegahan tennosinovitis.

BAB II

A. ANATOMI
1. JARINGAN IKAT/ TENDON
Jaringan yang ditemukan pada sendi dan daerah
sekitarnya terutama dalah jaringan ikat yang tersusun
dari sel-sel dan substansi dasar. Dua macam sel yang
ditemukan pada jaringan ikat adalah sel-sel yang tetap
atau tidak berkembang pada jaringan ikat,seperti sel
mast, sel plasma, limfosit, monosit, dan leukosit
polimorfonuklear. Sel-sel ini memgang peranan
penting pada reaksi-reaksi imunitas dan peradangan
yang terlihat pada penyakit-penyakit reumatik. Jenis
sel yang kedua dalam jaringan ikat ini adalah sel-sel
yang tetap berada di dalam jaringan, seperti fibroblast,
kondrosit, dan osteoblas. Sel-sel ini mensintesis
berbagai macam serat dan proteoglikan substansi
dasar dan membuat jenis jaringan ikat memiliki
sususunan sel yang tersendiri.
Gambar 1. D. Gambaran Anatomi Jari.
Serat-serat yang didapatkan di dalam substansi
dasar adalah kolagen dan elastin. Setidaknya terdapat
14 bentuk kolagen yang dapat diklasifikasikan menurut
struktur rantai molekul, lokasi dan fungsinya. Kolagen
dapat dipecahkan oleh kerja kolagenase. Enzim
proteolitik ini membuat molekul stabil berubah
menjadi molekul tidak stabil pada suhu fisiologik, dan
selanjutnya dihidrolisis oleh protease lain. Perubahan
sintesis kolagen rawan terjadi pada orang-orang yang
usianya semakin lanjut. Peningkatan aktivitas
kolagenase terlihat pada bentuk penyakit-penyakit

rematik yang diperantarai oleh imunitas seperti Artritis


Reumatoid.
Gambar 1. E. Gambar anatomi Abduktor dan Adduktor
pada jari.
Serat-serat elastin memiliki sifat elastik yang
penting. Serat ini didapat dalam ligament, dinding
pembuluh darah besar dan kulit. Elastin dipecahkan
oleh enzim yang disebut elastae. Elastase dapat
menjadi
penting
pada
proses
pembentukan
arteriosklerosis dan emfisema. Beberapa bukti
menunjukkan bahwa perubahan dalam system
kardiovaskular karena penuaan, dapat terjadi oleh
karena peningkatan pemecahan serat elastin.
Gambar 1. F. gambaran Anatomi Jari
Selain serat-serat, proteoglikan adalah hasil
penting yang ditemukan dalam substansi dasar.
Proteoglikan adalah molekul besar terbuat dari rantai
polisakarida panjang yang melekat pada pusat
polipeptida. Proteoglikan pada rawan sendi berfungsi
sebagai bantalan pada sendi sehingga sendi dapat
menahan beban-beban fisik yang berat. Hubungan
antara proteoglikan dengan proses imunologi dan
peradangan adalah kompleks. Limfokin dapat
menginduksi sel-sel jaringan ikat untuk memproduksi
proteoglikan baru, menghambat produksi, atau
meningkatkan pemecahan. Proteoglikan dapat menjadi
fokus autoimun pada gangguan seperti Artritis
Reumatoid. Pertambahan usia mengubah proteoglikan
di dalam tulang rawan, proteoglikan ini akan kurang
melekat satu dengan lain dan berinteraksi dengan
kolagen. Perubahan fungsional dan struktural utama

yang menjadi bagian dari proses penuaan normal


menyebabkan perubahan biokimia dari jaringan ikat
dan terjadi terutama pada serat dan proteoglikan.
Gambar Anatomi pada tangan
Gambar 1. H. Gambaran Tulang pada telapak tangan.
2. ANATOMI SENDI
Sendi adalah tenpat pertemuan dua atau lebih
tulang. Tulang-tulang ini dipadukan dengan berbagai
cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa,
ligamen, tendon, fascia, atau otot. Terdapat tiga tipe
sendi :
Sendi fibrosa (Sinoatrodial), merupakan sendi yang
tidak dapat bergerak.
Sendi Kartilaginosa (amfiartrodial), merupakan
sendi yang sedikit dapat bergerak.
Sendi Sinovial (diartrodial), merupakan sendi yang
dapat digerakkan dengan bebas.
Sendi Fibrosa.
Sendi fibrosa tidak memiliki lapisan tulang rawan,
dan tulang yang satu dengan tulang lainnya
dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa. Terdapat dua
tipe sendi fibrosa: (1) Sutura diantara tulang-tulang
tengkorak dan (2) Sindesmosis yang terdiri dari suatu
membran interoseus atau suatu ligamen di antara
tulang. Serat-serat ini memungkinkan sedikit gerakan
tetapi bukan merupakan gerakan sejati. Perlekatan
tulang tibia dan fibula bagian distal adalah suatu
contoh
dari
tipe
sendi
fibrosa.
Sendi Kartilaginosa

Sendi kartilaginosa adalah sendi yang ujung-ujung


tulangnya dibungkus oleh rawan hialin, disokong oleh
ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak. Ada dua tipe
sendi kartilaginosa. Sinkondrosis adalah sendi-sendi
yang seluruh persendiannya diliputi oleh rawan hialin.
Sendi-sendi kostokondral adalah contoh dari
sinkondrosis. Simfisis adalah sendi yang tulangtulangnya memiliki suatu hubungan fibrokartilago
antara tulang dan selapis tipis rawan hialin yang
menyelimuti permukaan sendi. Simfisispubis dan
sendi-sendi pada tulang punggung adalah contohcontohnya.
Sendi Sinovial
Sendi sinovial adalah sendi-sendi tubuh yang
dapat digerakkan. Sendi-sendi ini memiliki rongga
sendi dan permukaan sendi dilapisi rawan hialin.
Kapsul sendi terdiri dari suatu selaput penutup fibrosa
padat, suatu lapisan dalam yang terbentuk dari
jaringan ikat dengan pembuluh darah yang banyak,
dan sinovium, yang membentuk suatu kantung yang
melapisi seluruh sendi, dan membungkus tendontendon yang melintasi sendi. Sinovium tidak meluas
melampaui permukaaan sendi, tetapi terlipat sehingga
memungkinkan gerakan sendi secara penuh. Lapisanlapisan bursa di seluruh persendian membentuk
sinovium. Periosteum tidak melewati kapsul sendi.
Gambar
1.
I.
Anatomi
Sinovial.
Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental
yang membasahi permukaan sendi. Cairan sinovial
normalnya bening, tidak membeku, dan tidak
berwarna atau berwarna kekuningan. Jumlah yang
ditemukan pada tiap-tiap sendi normal relatif kecil (1

sampai 3 ml). Hitung sel darah putih pada cairan ini


normalnya kurang dari 200 sel/ml dan terutama
adalah sel-sel mononuklear. Asam hialuronidase
adalah senyawa yang bertanggung jawab atas
viskositas cairan sinovial dan di sintesis oleh sel-sel
pembungkus sionovial. Bagian cair dari cairan sinovial
diperkirakan berasal dari transudat plasma. Cairan
sinovial juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi
rawan sendi.
Gambar
1.
Mebran dan Cairan synovial.

J.

Gambar

Kartilago hialin menutupi bagian tulang yang


menanggung beban tubuh pada sendi sinovial. Rawan
ini memegang peranan penting dalam membagi beban
tubuh. Rawan sendi tersusun dari sedikit sel dan
sejumlah besar zat-zat dasar. Zat-zat dasar ini terdiri
dari kolagen tipe II dan proteoglikan yang dihasilkan
sel-sel rawan. Proteoglikan yang ditemukan pada
rawan
sendi
sangat
hidrofilik,
sehingga
memungkinkan rawan tersebut mampu menahan
kerusakan sewaktu sendi menerima beban yang berat.
Kartilago sendi pada orang dewasa tidak mendapat
aliran darah, limfe atau persarafan. Oksigen dan
bahan-bahan lain untuk metabolisme dibawa oleh
cairan sendi yang membasahi rawan tersebut.
Perubahan susunan kolagen dan pembentukan
proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau ketika
usia bertambah, beberapa kolagen baru pada tahap ini
mulai membentuk kolagen tipe satu yang lebih fibrosa.
Proteoglikan dapat kehilangan sebagian kemampuan
hidrofiliknya. Perubahan-perubahan ini berarti rawan

akan kehilangan kemampuannya untuk menahan


kerusakan bila diberi beban berat.
Sendi dilumasi oleh cairan sinovial dan oleh
perubahan-perubahan hidrostatik yang terjadi pada
cairan interstitial rawan. Tekanan yang terjadi pada
rawan akan mengakibatkan pergeseran cairan ke
bagian yang kurang mendapat tekanan. Sejalan dengan
pergeseran sendi ke depan mendahului beban. Cairan
kemudian akan bergerak ke belakang kembali ke
bagian rawan ketika tekanan berkurang. Kartilago
sendi dan tulang-tulang yang membentuk sendi
normalnya terpisah selama gerakan selaput cairan ini.
Selama terdapat cukup selaput atau cairan, rawan
tidak dapat aus meskipun dipakai terlalu banyak.
Gambar
1.
K.
Gambaran
Cairan
Synovial
Aliran darah ke sendi banyak yang menuju ke
sinovium. Pembuluh darah mulai masuk melalui
tulang subkondral pada tingkat tepi kapsul. Jaringan
kapiler sangat tebal di bagian sinovium yang
menempel langsung pada ruang sendi. Hal ini
memungkinkan bahan-bahan di dalam plasma
berdifusi dengan mudah ke dalam ruang sendi. Proses
peradangan dapat sangat menonjol di sinovium,
karena di daerah tersebut banyak mendapat aliran
darah, dan di samping itu juga terdapat banyak sel
mast dan sel lain dan zat kimia yang secara dinamis
berinteraksi utnuk merangsang dan memperkuat
respons.

Saraf-saraf otonom dan sensorik tersebar luas


pada ligamen, kapsul sendi, dan sinovium. Saraf-saraf

ini berfungsi untuk memberikan sensitivitas pada


struktur-struktur ini terhadap posisi dan pergerakan.
Ujung-ujung saraf pada kapsul, ligamen, dan
pembuluh darah adventisia sangat sensitif terhadap
peregangan dan perputaran. Nyeri yang timbul dari
kapsul sendi atau sinovium cenderung difus dan tidak
terlokalisasi. Sendi dipersarafi oleh saraf-saraf perifer
yang menyeberangi sendi. Ini berarti nyeri dari satu
sendi mungkin dapat dirasakan pada sendi lainnya,
misalnya nyeri pada seni panggul dapat dirasakan
sebagai
nyeri
lutut.
Gambar L. Gambaran Anatomi Tangan
B. Definisi
Peradangan pada tendon yang disertai dengan
peradangan pada selubung pelindung disekeliling tendon.
Secara umum tendon merupakan jaringan fibrosa yang kuat,
yang menghubungkan otot dengan tulang, selubung tendon
membungkus beberapa tendon.
Gambaran
Tennosinovitis
Secara
Tennosinovitis dibagi menjadi 4, yaitu :
1. De Quervain tennosynovitis
2. Volar Flexor tennosynovitis
3. Gonococcal tennosynovitis
4. Nongonococcal tennosynovitis

umum

C. Klasifikasi
Klasifikasi berbagai bentuk tennosynovitis dan
diagnosis yang teliti sangat penting dalam menentukan
pemilihan perawatan yang sesuai.
Gambar 2. B. Gambaran Tennosinovitis

1. De Quervain Tennosinovitis
Sejarah dari tennosynovitis De Quervain pertama
kali ditemukan oleh seorang ahli bedah Swiss, Fritz
dari Quervain sehingga tennovitis ini dinamakan
sesuai dengan nama penemunya.
Gambar
2.
Anatomi De Quervain tennosinovitis

C.

oiu
Tennosynovitis De Quervain merupakan peradangan
sarung tendo otot, membran sendi, ruang tendo dan
bursa otot. Nama lainnya adalah tennosynovitis
stenosans.
Tennosinovitis stenosans adalah tendovaginitis kronik
yang disertai penyempitan sarung tendo. Sering
ditemukan juga penebalan tendo. Tennosinovitis De
Quervain adalah tendovaginitis kronik sarung tendo
muskulus abductor polikis longus dan tendo muskulus
ekstensor polikis brevis setinggi radius distal.
Gambar
DeQuervains

2.

D.
tennosynovitis

Penderita mengalami nyeri, terutama pada gerakan kedua


otot tersebut, yaitu bila menggerakkan ibu jari. Kadang
dapat diraba atau dilihat penebalan sarung dan tendo,
sedikit proksimal prosessus stiloideus radius. Gerakan
ekstensi aktif menimbulkan nyeri yang terus menerus,
bengkak, dan dapat diraba krepitasi, sedangkan gerakan
pasif tidak. Selalu ada nyeri tekan. Tes Finkelstein biasanya
positif.
Gambar
2.
E.
Tes
Finkelstein

Tes Finkelstein : tangan dikepal dengan ibu jari di dalam


kepalan pada deviasi tangan ke arah ulna timbul nyeri
berarti
positif
de
Quervains
Tennnosynovitis.

Gambar 2. F. Finkelstein tes yang mengacu tendons yang


pertama sirip belakang kompartemen distally dan
menyebabkan tajam, sakit lokal saat urat daging entrapment
telah
terjadi
dan
peradangan
hadir.
Umumnya pasien tennosynovitis De Quervain ini memiliki
sejarah gerakan repetitive jepitan dari ibu jari dan jari
(misalnya pekerjaan merakit barisan, mengemudikan
sekrup, menyiang rumput yang berlebihan). Sakit di radial
aspek pergelangan tangan menjadi lebih buruk dengan
kegiatan dan istirahat dengan lebih baik. Mulai sakit
biasanya bertahap dan umumnya tanpa sejarah trauma
akut.
Gambar 2. G. Gambaran contoh gerakan repetitive yang
menyebabkan
tennosynovitis
de
Quervains

Gambar 2. H. Gambaran tennoynovitis de Quervains

Pada
pemeriksaan
fisik
didapatkan
:
Rasa nyeri terjadi di sepanjang radial aspek pergelangan
tangan
Sakit pasif terjadi dengan berbagai gerakan yang praktis
Sakit terjadi dengan deviasi ulnar dari pergelangan tangan
dengan ibu jari di setangkup tertutup fist ( yakni Filkenstein
test).
Pada bagian belakang kompartemen pertama melaului
styloid thickened menjadi tulang dan tersa keras, kawasan
tersebut menjadi sensitive dan mudah nyeri. Biasanya
tampak
seperti
ada
fusiform
massa.

Gambar 2. I. Dalam Quervain de tenosynovitis, yang


pertama adalah komponen sirip belakang thickened,
meningkatkan kulit dan membuat menonjol di radial
styloid.

Penangulangan dengan membuka bagian sarung tendo yang


sempit.
Ganglion karpal. Ganglion di pergelangan tangan biasanya
berasal dari sedini karpal, dan sering dari sendi skafoid
lunatum. Kadang ganglion berakar pada sinovial tendo otot.
Ganglion lebih menonjol pada fleksi tangan dan kadang

dapat ditekan sampai kosong pada sikap ekstensi sendi


pergelangan tangan. Di sebelah volar, ganglion kebanyakan
muncul antara tendo muskulus fleksor radialis dan
muskulus brakioradialis. Jarang dapat ditemukan fluktasi.
Biasanya ganglion tidak diafan karena isinya agak kental
dan keruh, sementara biasanya ganglion terlalu kecil untuk
membuat
tes
transiluminasi.
Gambar

2.

J.

Tennosynovitis

de

Quervains

Terapi dengan eksisi. Pembedahan harus dilakukan denga


teliti. Dasar hubungan dengan sendi harus turut dikeluarkan
untuk mencegah kekambuhan. Pembedahan tangan harus
dilakukan
pada
keadaan
bebas
darah.
Gambar

2.

K.

Letak

Tennosynnovitis

Pada tennosynovitis De Quervain dapat dilakukan Foto


radiologi , sebenarnya pada tennosynovitis De Quervain
hasil radiologi negatif karena kelainan yang terjadi adalah
pada tendon dan sarung ototnya. Namun boleh dilakukan
radiologi untuk menyingkirkan kondisi lainnya yang
mungkin tidak bertanggung jawab atas sakit ini dan dapat
membantu
dalam
mendiferensiasi
antara
pasien
tennosynovitis de Quervains dengan pasien osteoarthritis di
jempol carpometacarpal atau yang menderita kondisi baik.

Gambar

2.

L.

Tennosynovitis

de

Quervains

Gambar

2.

M.

Tennosynovitis

de

Quervains

2. Volar Flexor tennosynovitis


Sejarah dari Volar Flexor Tennosynovitis pertama kali yang
menggambarkan tekhnik untuk irigasi dan debridement dari
flexor otot yang sakit. Dickson Wright menyarankan
postoperative irigasi tendon pada 1943 ditutup terus
debridement dan irigasi tekhnik yang championed oleh
Besser, Carter dan Nevaiser seawal tahun 1960-an.
Tennosynovectomy untuk mengatasi flexor tennosinovitis
didukung oleh Howard, Straub, dan Wilson (1956), dan
Kuhns Potter (1958), Kessler dan Vainio (1966), dan
Nalebuff dan Potter (1968), dan kemudian oleh pekerjaan
oleh Nalebuff dan Patel, Millendur dan Naelebuff dan
Brown.
Tennosinovitis Volar fleksor (tennovaginitis stenosans pada
jari tangan) juga disebut jari pelatuk atau jari picu. Bila
mengepalkan tangan tidak tampak kelainan, tetapi pada
ekstensi jari, jari picu tetap dalam keadaan fleksi karena
tendo yang menebal tidak dapat masuk kesarungnya yang
keras
dan
sempit.
Gambar
2.
N.
gambaran
Trigger
Finger
Flexor Tennosinovitis adalah sebuah keadaan patofisiologi
yang menyebabkan gangguan dari fungsi normal tendo
flexor pada tangan. Berbagai etiologi dapat menyebabkan
flexor tennosinovitis ini. Kebanyakan kasus Flexor
Tennosinovitis adalah akibat infeksi. Namun Flexor
Tennosinovitis dapat juga menjadi akut atau peradangan
kronik sebagai akibat diabetes mellitus, pemakaian tangan
yang berlebihan, atau arthritis rheumatoid. Biasanya Flexor
tennosinovitis adalah hasil dari rheumatoid arthritis ( atau
lainnya dapat menjadi arthropathies ), diabetes mellitus ,
overuse atau partikel jaringan penyakit. Dengan diabetes,
yang cepat dari jaringan dalam serabut otot, dapat terjadi
penyempitan tendon. Overuse syndrome menyebabkan
kumulatif mikrotrauma pada tendon dan jaringan

sekitarnya. Contoh overuse cedera adalah stenosing flexor


tenosynovitis (yakni, trigger finger)
Gambar

2.

O.

Gambaran

Trigger

Finger

Sebagian besar tanda-tanda Flexor Tennosynovitis awal


umumnya ditandai dengan 4 kanavel tanda-tanda infeksi :

Pada lengkungan jari tampak tanda awal peradangan.


Fusiformis bengkak
Kesakitan pada sepanjang tendon flexor tangan
Sakit secara pasif pada tendon.

Proses kanavel ini memiliki kemampuan untuk bekerja


dengan cepat memusnahkan dari kapasitas fungsional dan
dianggap sebagai suatu pembedahan tulang darurat.
Penanggulangan dengan pembelahan bagian sarung yang
sempit sejajar sumbunya sehingga tendo dapat bergerak
secara bebas biasa dilakukan bedah drainase pada flexor
tennosynovitis yang fulminant dan dapat dengan
pengobatan konservatif saja seperti obat-obatan pada tahap
awal
tennosynovitis
.
Gambar 2. P. Gambaran Area radang Tennosynovitis.
Tahap-tahap kanavel mungkin saja tidak tampak pada
pasien yang memakai antibiotik jangka panjang, pada
kondisi awal, pasien immunokopromis, pada pasien dengan
infeksi
kronis.
Gambar 2. Q. Gambaran Stenosing flexor tennosynovitis.
Tidak ada data mengenai insiden flexor tennosinovitis.
Cedera dengan lantang, sering kemungkinan infeksi sangat
tinggi bila ada inokulasi dari tendon. Flexor tennosinovitis
dapat menular secara hematogen pada beberapa kasus
penelitian,
tetapi
biasanya
di
daerah
terpencil.

Timbulnya Flexor tennosynovitis yang didokumentasikan


diperkirakanan 64 95% dari pasien dengan rheumatoid
arthritis menderita tennosinovitis pada tangan dan
pergelangan tangannya. Selain itu, sepertiga dari tangan dan
jari pada flexor tennosinovitis terkait dengan kasus diabetes
mellitus.
Etiologi dari flexor tennosynovitis umumnya berasal dari
penetrasi trauma. Sebagian besar disebabkan oleh infeksi
kulit flora, termasuk kedua jenis Staphylococcus dan
streptococcus. Yang paling umum yang menyebabkan
komplikasi bernanah di dalam flexor tennosynovitis adalah
Staphylococcus aureus. Penyebab lainnya adalah sebagai
berikut:
Luka gigitan
Pasteurella multocida tinggi indeks kecurigaaan jika
infeksi berkembang dalam waktu 24 jam setelah gigitan
kucing
Eikenella corrodens tinggi insiden luka gigitan dengan
manusia (spesies Staphylococcus dan Streptococcus
masih menyebabkan paling umum)
Anaerobes (Bactoroides spesies dan Fusobacterium
paling umu)
Haemophillus spesies
Capnoncytophage cainomours jarang dapat menjadi
terisolasi setelah gigitan anjing.
Miscellanous organisme gram-negatif
Hematogeneus menyebar
Mycobacterium tuberculosa
Neisseria gonorrhea
Clostridium bertingkah- kasus ini dilaporkan pada
infeksi telinga anak dalam
Pseudomonas aerugonosa
Listeria monocytogenes
Vibrio Vulnificus (stings dari kehidupan laut)

Mycobacterium spesies.
Laserasi atau luka tusukan, infeksi Mycobacterium
spesies dapat diduga di infeksi kronis lebih lembab.
Terlambat atau tidak terjawab diagnosa dapat
mengakibatkan hasil yang buruk.
Penyebab non infeksi yang lainnya termasuk penyebab
diabetes mellitus, arthritis rheumatid, endapan kristal,
overuse, amyloidosis, ochronosis, arthritis psoriatic,
Lupus
Eritomatosus,
dan
Sarcoidosis.
Tahap-tahap terjadinya Flexor Tennosynovitis :
Tahap inflamasi. Dimulai segera setelah luka, dengan
rilis kemotatik dan zat vasoaktif. Sel-sel yang dihasilkan
inflamasi menciptakan rasa sakit, bengkak, eritema, dan
panas. Tahap ini dapat terjadi 48 jam dari 2 bulan,
kecuali jika terjadi overuse atau kecelakaan lebih lanjut.
Tahap Proliferatif. Tahap ini berlangsung hingga 2
bulan dan dicirikan oeh produksi kolagen dan zat-zat
lainnya. Tendon sangat rentan terhadap kecelakaan
selama
periode
ini.
Tahap pematangan. Tahap ini berlangsung hingga 12
minggu, selama waktu tahap penyembuhan ini sebaiknya
hindari kegiatan yang dapat menganggu proses
penyembuhan.
Paling
banyak
penyebab
terjadinya
Flexor
Tennosynovitis adalah Overuse.
3. Gonococcal Tennosynovitis
Gonococcal Tennosinovitis penyebabnya adalah Neisseria
gonorrhoeae. Pada Gonococcal tennosnovitis merupakan jenis
radang paling sering mempengaruhi remaja dan dewasa muda.
Lebih sering terjadi pada perempuan, khususnya selama

kehamilan atau sesudah menstruasi, ketika penyebaran gonorhea


lebih cenderung terjadi. Interval dari sexual mulai terkena gejala
diseminasi dapat bervariasi dari 1 hari untuk beberapa minggu.
Biasanya pada tennosinovitis ini cairan vagina atau penile vaginal
biasanya tidak ada, bisa ada demam, panas dingin, rasa tidak
enak, dan yang polyartalgia umum. Biasa ruang yang terkena
pada tangan adalah dorsum dari pergelangan tangan, tangan dan
kaki.
Gambar

2.

R.

Tennosynovitis

Gonococcal.

Pada pemeriksaan fisiknya didapatkan eritema, nyeri yang hilang


timbul pda rabaan, terdapat nyeri pada gerakan tangan yang
melibatkan tendon. Demam biasa terjadi, infeksi kulit umum
(terjadi sekitar dua pertiga dari infeksi gonococcal) dan dicirikan
oleh makula hemoragik atau papul pada distal kaki.

4. Nongonococcal Tennosynovitis
Penyebab
peradangan
tendon
pada
Nongonococcal
tennosynovitis
:
Staphylococcus aureus dan Streptococcus spesies yang paling
umum terjadi, tetapi infeksi dapat juga bercampur ( kuman
aerobik dan anaerobik). Pasteurella multocida umumnya dari
gigitan kucing; Eikinea corrodens gigitan terjadi dengan manusia.
Namun manusia dan hewan gigitan tersebut ada campuran
aerobik dan anaerobik. Faktor presdiposisi termasuk Diabetes
Mellitus, dari darah, Penyalahgunaan narkoba (IV), kesakitan
dan arteriosklerosis obliterans. Mycobacterium spesies juga dapat
menyebabkan
tennosynovitis,
terutama
pada
pasien
immunocompromised.
Biasa terjadi pada luka tusukan, luka dari kulit yang retak, gigitan

hewan, atau tekanan tinggi suntikan cedera (misalnya kucing,


serangga, dan sebagainya). Sering tidak jelas portal dari cedera
yang hadir. Rasa sakit dan terjadi pembengkakkan di sepanjang
tendon, flexor tendon tangan paling sering terlibat.
Pemeriksaan fisiknya : pasien biasa kesakitan, eritema, nyeri dan
berbagai gerakan yang terlibat tendon yang hadir.
Gambar
2.
S.
Tennosinovitis
Nongonococcal
Tanda-tanda kanavalnya meliputi : adanya fusiformis
pembengkakan pada jari (pembengkakkan pada seluruh jemari),
posisi jari flexi, sakit sekali pada sekitar jari jemari, terjadi
kesakitan
dan
bengkak
pada
flexor
tendon.

BAB III
PENATALAKSANAAN
A. TERAPI KONSERVATIF
de Quervain tenosynovitis
Prescribe rest, nonsteroidal anti-inflammatory agents, and thumb
spica wrist splint for those with minimal symptoms.
Mengharuskan untuk istirahat, nonsteroidal anti-inflamasi, dan
thumb spica belat pergelangan tangan orang-orang dengan
sedikit
gejala.
Gambar 3. A. Gambaran Penanganan De Quervains
tennosynovity
Peritendinous lidocaine/corticosteroid injection is considered by
many to be the initial treatment of choice for de Quervain
tenosynovitis.Peritendinous lidocaine / suntikan corticosteroid
dianggap oleh banyak peneliti menjadi awal pilihan untuk
perawatan dari Quervain tenosynovitis. One review of the

literature showed corticosteroid treatment to have a cure rate


greater than 80% and concluded that corticosteroid injection is
safe. 2 Satu tinjauan literatur menunjukkan corticosteroid
perawatan untuk menyembuhkan memiliki nilai >80% dan
menyimpulkan bahwa suntikan corticosteroid aman untuk de
Quervains
tennosynovity.
A study published in 2007 examined triamcinolone injections for
de Quervain tenosynovitis and achieved an efficacy rate of
89%. 3 In this study, patients could receive a maximum of 3
injections separated 2 weeks apart. A favorable result was
measured by a questionnaire indicating no disruption in daily
life.Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2007 untuk dikaji
triamcinolone suntikan dari Quervain tenosynovitis dan
keberhasilan yang dicapai > 89%. Dalam studi ini, pasien dapat
menerima maksimal 3 suntikan dipisahkan 2 bulan berbeda.
Hasilnya baik diukur oleh kuesioner yang menunjukkan tidak ada
gangguan
dalam
kehidupan
sehari-hari.
One retrospective review concluded that, in patients with more
than minimal symptoms in de Quervain tenosynovitis, steroids
are superior to nonsteroidal anti-inflammatory agents and
splinting. 4Satu tinjauan retrospektif menyimpulkan bahwa, pada
pasien dengan gejala lebih dari minimal dalam de Quervain
tenosynovitis, steroids adalah superior ke nonsteroidal antiinflamasi
dan
splinting.
Surgical therapy is an option if conservative management
fails.Bedah merupakan pilihan terapi konservatif jika manajemen
gagal.

Volar flexor tenosynovitis (ie, trigger finger)Volar flexor


tenosynovitis
(yakni,
memicu
jari)
Activity modification (ie, avoiding activities that cause triggering)
and nonsteroidal anti-inflammatory drugs are used.Ringkasan
modifikasi (menghindari kegiatan yang menyebabkan memicu

tennosynovitis) dan nonsteroidal obat anti-inflamasi digunakan.


Peritendinous lidocaine/corticosteroid injection is the treatment
of choice for volar flexor tenosynovitis (ie, trigger
finger).Peritendinous lidocaine / suntikan korticosteroid adalah
pilihan untuk perawatan volar flexor tenosynovitis (yakni,
memicu jari). A recent randomized placebo-controlled trial
compared corticosteroid injections with placebo. 5 In this study,
subjects treated with corticosteroid injection showed a
statistically significant reduction in severity of pain, frequency
of triggering, and perceived patient improvement as compared
with placebo. The short-term effects were maintained during the
12-month follow-up phase. Splinting is another treatment
modality that has been studied. This is appropriate for patients
who do not want to have a steroid injection. Splinting merupakan
perawatan pengandaian yang telah belajar. Hal ini sesuai untuk
pasien
yang
tidak
ingin
memiliki
steroid
injeksi.
Consider
surgical
tendon
release
if
injection
fails.Mempertimbangkan
bedah
Tendon
jika
suntikan
kortikosteroid tidak berhasil. Surgical release for trigger finger
has success rates greater than 90%. Bedah untuk flexor
tennosynovity memiliki tingkat keberhasilan yang lebih besar
dari
90%.
Gambar 3. B. Gambar Thumb Spica untuk kasus-kasus
tennosynovity
ringan
sampai
sedang.
Gonococcal
tenosynovitis
Gonococcal
tenosynovitis
Admit to hospital with IV or intramuscular (IM) antibiotics (eg,
ceftriaxone, spectinomycin)Memasukkan ke rumah sakit dengan
IV atau intramuscular (IM) antibiotik (misalnya, ceftriaxone,
spectinomycin)
Surgical drainage may be indicated if antibiotic therapy does not
significantly improve condition within 48 hours. Bedah drainase
dapat diindikasikan jika terapi antibiotik tidak signifikan
memperbaiki
kondisi
dalam
waktu
48
jam.

Nongonococcal infectious tenosynovitis Nongonococcal menular


tenosynovitis
If the diagnosis is equivocal, admission to a hand specialist (eg,
plastic surgery, orthopedics), elevation, and broad-spectrum
antibiotics to include staphylococcal and/or streptococcal
bacterial coverage are necessary.Jika diagnosa yang samar-samar,
masuk ke tangan khusus (misalnya, bedah plastik, ortopedi),
ketinggian, dan keluasan spektrum antibiotik untuk menyertakan
staphylococcal dan / atau cakupan streptococcal bakteri yang
diperlukan.
Add anaerobic coverage if anaerobic infection is likely (ie, with cat
or human bites).Tambahkan untuk kuman anaerobik bila diduga
asal infeksi berasal dari luka gigitan seperti gigitan kucing, dan
sebagainya. If the diagnosis of tenosynovitis is definite, refer to
hand specialist for urgent surgical incision and drainage. Jika
diagnosis dari tenosynovitis pasti, rujuk pada spesialis bedah
plastik
untuk
pengirisan
dan
drainase.
Konsultasi
Primary care or hand specialty outpatient referral for follow-up
care of de Quervain tenosynovitis and volar flexor tenosynovitis
Utama perawatan khusus atau rawat jalan tangan arahan untuk
tindak lanjut dari masalah Quervain tenosynovitis dan volar
flexor
tenosynovitis
Emergent medical or hand specialty consultation for suspected
GC tenosynovitis for hospital admission and IV antibioticsButuh
perawatan medis atau konsultasi khusus untuk dugaan
Gonorrhea tenosynovitis untuk masuk rumah sakit dan IV
antibiotik
Emergent hand specialty consultation for nongonococcal
infectious tenosynovitis for hospital admission, IV antibiotics,
and possible surgical drainagepenanganan khusus untuk
gonorrhea pyogenis tenosynovitis yaitu masuk rumah sakit, IV
antibiotik,
dan
kemungkinan
bedah
drainase
MedicationObat yang digunakaan pada Tennosinovitis

The goals of therapy are to reduce pain and eradicate


infection.Tujuan terapi adalah untuk mengurangi rasa sakit dan
memusnahkan
infeksi
bakteri.
Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)Nonsteroidal
obat
anti-inflamasi
(NSAIDs)
Most commonly used for relief of mild to moderate pain.Paling
sering digunakan untuk tennosinovitis dari ringan hingga sakit
sedang. biasanya adalah ibuprofen DOC untuk terapi awal. Other
options include fenoprofen, flurbiprofen, mefenamic acid,
ketoprofen, indomethacin, and piroxicam. Pilihan lain termasuk
fenoprofen,
flurbiprofen,
mefenamic
acid,
ketoprofen,
indomethacin, dan piroxicam. NSAIDs are used primarily for de
Quervain and volar flexor tenosynovitis. NSAIDs digunakan
terutama untuk Quervain dan de volar flexor tenosinovitis.
Ibuprofen (Motrin, Advil, Ibuprin, NupIbuprofen (Motrin, Advil,
Ibuprin,
Nuprin)
Usually DOC for treatment of mild to moderate pain if no
contraindications exist.DOC biasanya untuk perawatan ringan
hingga sedang sakit jika tidak ada kontraindikasi. Menghambat
Inhibits inflammatory reactions and pain, probably by decreasing
activity of enzyme cyclooxygenase, which results in inhibition of
prostaglandin synthesis.mengmen reaksi dan rasa sakit, mungkin
oleh penurunan aktivitas enzim cyclooxygenase, di mana hasil
dari
inhibisi
sintesis
prostaglandin.
AdDewasa
400 mg PO q4-6h, 600 mg PO q6h, or 800 mg PO q8h while
symptoms persist; not to exceed 3.400 mg PO tiap 4-6 jam/hr,
600 mg PO tiap 6 jam, atau 800 mg PO tiap 8 jam/hr sementara
gejala
berkuat;
tidak
melebihi
3,2
g
/
d
Anak-anak
<6>12 years: Administer as in adults > 12 tahun : dosis seperti
orang
dewasa
Naproxen (Anaprox, Naprelan, Naprosyn, Aleve)Naproxen
(Anaprox,
Naprelan,
Naprosyn,
Aleve)

Used for relief of mild to moderate pain.Digunakan untuk


bantuan dari ringan hingga sakit sedang. Inhibits inflammatory
reactions and pain by decreasing activity of enzyme
cyclooxygenase, which results in prostaglandin synthesis.
Menghambat reaksi inflamasi dan sakit oleh penurunan aktivitas
enzim cyclooxygenase, dari hasil sintesis prostaglandin.
ADewasa
250 mg PO q6-8h or 500 mg bid; not to exceed 1.25 g/d; may
increase to 1.5 g/d for limited per250 mg PO tiap 6- 8 jam atau
500 mg tawaran; tidak melebihi 1,25 g / d; dapat meningkat
menjadi
1,5
g
/
d
.
Anak-anak
< <2>2 years: 2.5 mg/kg/dose PO; not to exceed 10 mg/kg/d > 2
tahun: 2.5 mg / kg / dosis PO; tidak melebihi 10 mg / kg / d
Antibiotik
Antibiotik digunakan yang kompeherensif dan berjangka luas
sehingga dapat mencangkup semua bakteri. Untuk mencakup
semua kemungkinan pathogen dalam rangka pengaturan klinis.
Empiric antimicrobial therapy must be comprehensive and
should cover all likely pathogens in the context of the clinical
setting.
Ceftriaxone
(Rocephin)Ceftriaxone
(Rocephin)
Third-generation cephalosporin that has broad gram-negative
spectrum, lower efficacy against gram-positive organisms, and
higher efficacy against resistant organisms.Cephalosporin
generasi ketiga yang memiliki luas spektrum gram-negatif,
manfaat rendah terhadap organisme gram positif, dan lebih tahan
terhadap keberhasilan organisme. By binding to 1 or more of the
penicillin-binding proteins, it arrests bacterial cell wall synthesis
and inhibits bacterial growth. Mengikat oleh ke 1 atau beberapa
penisilin-mengikat protein, maka penangkapan sintesis dinding
sel bakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri. Used because
of increasing prevalence of penicillinase producing N

gonorrhoeae .Digunakan karena peningkatan prevalensi


penicillinase
memproduksi
N
gonorrhoeae.
Adult
Dewasa
1-2 g IV/IM qd or divided bid; not to exceed 4 g/d 1-2 g IV /
instan QD atau dibagi tawaran; tidak melebihi 4 g / d
Anak-anak
<7>7 days: 25-50 mg/kg/d IV; not to exceed 125 mg/d
> 7 hari: 25-50 mg / kg / d IV; tidak melebihi 125 mg / d Infants
and children: 50-75 mg/kg/d IV divided q12h; not to exceed 2 g/d
Bayi dan anak-anak: 50-75 mg / kg / d IV dibagi 12 jam/x ; tidak
melebihi
2
g
/
d
Spectinomycin
(Trobicin)Spectinomycin
(Trobicin)
Inhibits protein synthesis in bacterial cells.Menghambat sintesis
protein dalam sel bakteri. Site of action is 30S ribosomal subunit;
structurally different from related aminoglycosides. Situs
tindakan adalah 30s ribosomal subunit; struktural berbeda dari
aminoglycosides. Used as alternative antimicrobial in treatment
of urethral, endocervical, or rectal GC infections in patients who
cannot take cephalosporins or fluoroquinolones. Digunakan
sebagai alternatif antimikrobakterial dalam perawatan urethral,
endocervical, atau dubur Gonococcal infeksi di pasien yang tidak
bisa mengambil sefalosporin atau fluoroquinolon. Can be
administered to pregnant women who are allergic to
cephalosporins.Dapatdigunakan untuk ibu hamil yang alergi
sefalosporin.
Adult
Dewasa
2 g IM q12h 2 g instan tiap 12 jam/ hr
Anak-anak
<45>45 kg and cannot tolerate ceftriaxone: Administer as in
adults > 45 kg dan tidak dapat mentolerir ceftriaxone: dosis
seperti
orang
dewasa
Ciprofloxacin
(CiCiprofloxacin
(Cipro)
Bactericidal antibiotic that inhibits bacterial DNA synthesis and
consequently growth by inhibiting DNA-gyrase in susceptible

organisms. Bactericidal antibiotik yang menghambat DNA bakteri


sintesis dan akibatnya menghambat pertumbuhan oleh DNAgyrase yang rentan dalam organisme. Duration of treatment
depends upon severity of infection. Lama pengobatan tergantung
pada beratnya infeksi. Continue treatment for at least 2 d after
signs and symptoms of infection have disappeared. Teruskan
perawatan setidaknya 2 hari setelah tanda-tanda dan gejala
infeksi hilang. Usual treatment duration is 7-14 d. Biasa
perawatan
Durasi
7-14
hari.
Adult
Dewasa
250-500 mg PO bid for 7-14 d 250-500 mg PO tawaran untuk 714
d
Anak-anak
<18>18 years: Administer as in adults > 18 tahun: dosis seperti
orang
dewasa
Ampicillin and sulbactam (Unasyn) Ampicillin dan sulbactam
(Unasyn)
Drug combination that uses beta-lactamase inhibitor with
ampicillin; covers skin, enteric flora, and anaerobes. Kombinasi
obat yang menggunakan versi beta-zat yg mencegah laktamase
dengan ampicillin; meliputi kulit, flora demam tipus, dan
anaerobes. Used for treatment of nongonococcal infectious
tenosynovitis. Digunakan untuk perawatan nongonococcal
menular tenosynovitis. Coverage includes Staphylococcus species,
Streptococcus species, and anaerobes. Cakupan termasuk spesies
Staphylococcus,
Streptococcus
spesies,
dan
anaerobes.
Adult
Dewasa
1.5 (1 g ampicillin + 0.5 g sulbactam) to 3 g (2 g ampicillin + 1 g
sulbactam) IV/IM q6-8h; not to exceed 4 g/d sulbactam or 8 g/d
ampicillin1.5 (1 g ampicillin + 0,5 g sulbactam) sampai 3 g (2 g
ampicillin + 1 g sulbactam) IV / instan tiap 6 - 8 jam; tidak
melebihi 4 g / d sulbactam atau 8 g / d ampicillin

Anak-anak
<3>12 years: Administer as in adults; not to exceed 4 g/d
sulbactam or 8 g/d ampicillin > 12 tahun: Administrasi seperti
orang dewasa, untuk tidak melebihi 4 g / d sulbactam atau 8 g / d
ampicillin
Cefazolin
(AncCefazolin
(Ancef)
First-generation semisynthetic cephalosporin, which by binding
to 1 or more of the penicillin-binding proteins arrests bacterial
cell wall synthesis and inhibits bacterial growth; primarily active
against skin flora, including S aureus . Generasi pertama
semisintetik cephalosporin, yang mengikat 1 atau beberapa
penisilin mengikat protein penangkapan sintesis dinding sel
bakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri; terutama aktif
terhadap flora kulit, termasuk S aureus. Typically, used alone for
skin and skin-structure coverage. Biasanya, digunakan sendiri
untuk kulit dan struktur cakupan kulit. Total daily dosages are
the same for IV and IM administrations. Total dosis harian yang
sama untuk IV dan instan terapi. Used for suspected
staphylococcal and/or streptococcal tenosynovitis (anaerobes not
suspected). Diduga digunakan untuk staphylococcal dan / atau
streptococcal
tenosinovitis
(anaerobes
tidak
diduga).
Adult
Dewasa
250 mg to 2 g IV/IM q6-12h depending on severity of infection;
not to exceed 12 g/d 250 mg ke 2 g IV / instan tiap 6 12 jam
tergantung beratnya infeksi; tidak melebihi 12 g / d
Anak-anak
25-100 mg/kg/d IV/IM divided q6-8h depending on severity of
infection; not to exceed 6 g/d25-100 mg / kg / d IV / instan
dibagi tiap 6 8 jam tergantung beratnya infeksi; tidak melebihi
6
g
/
d
These agents have both anti-inflammatory (glucocorticoid) and
salt-retaining (mineralocorticoid) properties. Obat ini memiliki
anti-inflamasi
(glucocorticoid)
dan
garam-menahan

(mineralocorticoid) properti. Glucocorticoids have profound and


varied metabolic effects. Glucocorticoids memiliki kedalaman
bervariasi metabolis dan efek. In addition, these agents modify
the body's immune response to diverse stimuli. Selain itu, agen
ini memodifikasi respon kekebalan tubuh untuk beragam stimuli.
Dexamethasone acetate (Decadron, AK-Dex, Alba-Dex,
Dexone)Acetate Dexamethasone (Decadron, AK-Dex, Alba-Dex,
Dexone)
Decreases inflammation by suppressing migration of
polymorphonuclear
leukocytes
and
reducing
capillary
permeability.Penurunan peradangan oleh suppressing migrasi
dari polimorfonuklear leukosit dan mengurangi permeabilitas
kapiler. Dosage varies with degree of inflammation and size of
affected area. Dosis bervariasi dengan derajat peradangan dan
ukuran
daerah
yang
terkena
dampak.
Adult
Dewasa
4-16 mg intralesionally (0.5-1) mL mixed with equal or double
volume of 1% local anesthetic (ie, lidocaine) 4-16 mg
intralesionally (0.5-1) mL dicampur atau setara dengan dua
volume 1% lokal yg menyebabkan kehilangan kesadaran (yakni,
lidocaine)
Anak
anak
<12>12 years: Administer as in adults > 12 tahun: Dosis seperti
orang
dewasa
Methylprednisolone acetate (Solu-Medrol, Depo-Medrol, Medrol)
Methylprednisolone acetate (Solu-Medrol, Depo-Medrol, Medrol)
Decreases inflammation by suppressing migration of
polymorphonuclear leukocytes and reversing increased capillary
permeability. Penurunan peradangan oleh suppressing migrasi
dari polymorphonuclear leukosit dan reversing peningkatan
permeabilitas kapiler. Use 0.5-1 mL (40 mg/mL) mixed with
equal or double volume of 1% local anesthetic (ie, lidocaine).
Gunakan 0,5-1 mL (40 mg / mL) dicampur dengan volume yang
sama atau dua kali dari 1% lokal yg menyebabkan kehilangan

kesadaran (yakni, lidocaine). Dosage varies with degree of


inflammation and size of affected area. Dosis bervariasi dengan
derajat peradangan dan ukuran daerah yang terkena dampak.
Adult
Dewasa
Tendon sheath inflammation: 4-30 mg intralesionally Radang
tendon
:
4-30
mg
intralesi
Anak-anak
Not
established
Tidak
ditetapkan
Hydrocortisone acetate (Solu-Cortef, CorHydrocortisone acetate
(Solu-Cortef,
Cortef)
Decreases inflammation by suppressing migration of
polymorphonuclear leukocytes and reversing increased capillary
permeability. Penurunan peradangan oleh suppressing migrasi
dari polimorfonuklear leukosit dan reversing peningkatan
permeabilitas kapiler. Use 0.5-1 mL (25 or 50 mg/mL) mixed
with equal or double volume of 1% local anesthetic (ie,
lidocaine).Gunakan 0,5-1 mL (25 atau 50 mg / mL) dicampur
dengan volume yang sama atau dua kali dari 1% lokal yg
menyebabkan kehilangan kesadaran (yakni, lidocaine). Dosage
varies with degree of inflammation and size of affected area.
Dosis bervariasi dengan derajat peradangan dan ukuran daerah
yang
terkena
dampak.
Adult
Dewasa
5-12.5
mg
intralesionally
5-12,5
mg
intralesi.
Anak-anak
Not
established
Tidak
ditetapkan
III.
B.
TERAPI
OPERATIF
Terapi
Bedah
If injection therapy fails, surgical release of the first dorsal
compartment relieves the entrapment. Jika suntikan terapi gagal,
bedah
rilis
bebaskan
the
entrapment.
Gambar 3. C. Gambar operasi pembukaan fascia pada tendon

yang
Preoperative

inflamasi.
Details

Rincian
Preoperative
Surgical release of de Quervain tenosynovitis is an outpatient
procedure.Bedah dari Quervain tenosynovitis merupakan
prosedur rawat jalan. The operation can be performed under
local or regional anesthesia, depending on surgeon preference.
Pengoperasian dapat dilakukan di bawah anestesi lokal atau
umum, tergantung pada pilihan ahli bedah. Use of a tourniquet
precludes intraoperative bleeding and facilitates the identification
of structures. Penggunaan turniket precludes intraoperative
pendarahan
dan
memfasilitasi
identifikasi
struktur.
Intraoperative
Details
Gambar 3. D. Gambar operasi pada Carpal Tunnel Syndrome
Rincian
Intraoperative
A 3-cm incision is placed over the prominent thickening of the
first dorsal compartment. A 3-cm pengirisan ditempatkan di atas
belakang radial kompartemen tendon. A transverse skin incision
is preferred because it provides better appearance of the scar in
this highly visible area. Irisan melintang kulit adalah pilihan yang
lebih baik karena memberikan tampilan parut di daerah ini
sangat minimal. Once the skin is incised, only longitudinal, blunt
dissection is used until the first dorsal compartment is exposed.
Setelah kulit bertekuk, hanya longitudinal, pemotongan tumpul
digunakan pertama sampai belakang kompartemen terkena. This
minimizes the risk of sharp injury to the superficial radial nerve,
which runs superficial to the first dorsal compartment. Ini
meminimalkan risiko cedera tajam ke dangkal radial syaraf, yang
berjalan dangkal untuk radial belakang kompartemen. Along its
dorsal margin, the first dorsal compartment is sharply opened

longitudinally for approximately 2 cm. Seiring dengan tepi luka


belakang, sirip belakang kompartemen pertama adalah potongan
longitudinal
untuk
dibuka
sekitar
2
cm.

Gambar 3. E. Gambar operasi tennosynovity (operasi bedah


plastic)
The tendon(s) are inspected to ensure that the abductor pollicis
longus and the extensor pollicis brevis are released. Tendon yang
sedang diperiksa untuk memastikan bahwa abductor pollicis
longus dan extensor pollicis brevis diiris. If present, a septum
separating the 2 motor units can be deceiving. 6 Gently moving
the patient's thumb distinguishes one tendon from the other. Jika
ada, yang memisahkan sekat 2 unit motor dapat deceiving.
Dengan lembut memindahkan thumb pasien untuk membedakan
satu tendon dari yang lain. If a tendon glides with
metacarpophalangeal (MCP) joint motion, it belongs to the
extensor pollicis brevis. Jika otot dengan metacarpophalangeal
(MCP) gerakan bersama, yang berada di extensor pollicis brevis.
If a septum between the abductor pollicis longus and the extensor
pollicis brevis is identified, it also is released. Jika septum antara
abductor pollicis longus dan extensor pollicis brevis

diidentifikasi,
tetapi
juga
dilepaskan.
Surgeons have personal preferences regarding the management
of the sheath.Dokter Ahli Bedah memiliki preferensi pribadi
tentang pelaksanaan tendon. Some excise a portion, and others
make a step-cut and then suture a strip of sheath back loosely
over the exposed tendons. Menghilangkan beberapa bagian, dan
lain-lain melakukan langkah-potong dan kemudian jahitan satu
strip dari tendon kembali melalui loosely terkena tendons. The
author obtains good results without sheath excision or
reconstruction by releasing just the thickened portion of the first
dorsal compartment and leaving in place the transparent fascia
overlying the tendons proximal and distal to the first dorsal
compartment. Peneliti memperoleh hasil yang baik tanpa atrofi
tendon atau rekonstruksi oleh melepaskannya hanya bagian
belakang kompartemen pertama yang keras dan meninggalkan di
tempat yang transparan yang overlying jalur tendons proximal
dan
distal
untuk
belakang
kompartemen.
The skin is sutured. Postoperative DetailsRincian Postoperative
Early use of the hand for self-care and light activities is
encouraged.Setelah operasi diharapkan tangan yang dioperasi
diistirahatkan dan pelan-pelan mulai melakukan kegiatan yang
ringan serta menghindari gerakan-gerakan repetitive untuk
sementara. The suture is removed approximately 10 days after
surgery. Jahitan dikeluarkan sekitar 10 hari setelah operasi.
Thereafter, patients may rapidly resume full activities. Setelah itu,
pasien dapat dengan pesat melanjutkan kegiatan penuh. Some
surgical-site tenderness is expected for several months. Beberapa
pasien diharapkan untuk tidak terlalu banyak melakukan
kegiatan
selama
beberapa
bulan.
Gambar 3. F. Gambar tangan post operasi 6 bulan kemudian.
III.
Cacat

C.
kronis

KOMPLIKASI
OPERASI
atau kurangnya berbagai gerakan.
Sakit
kronis

Luka operasi dapat menjadi komplikasi infeksi merupakan


lanjutan
dari
pyogenic
flexor
tennosynovitis
Jaringan lunak sukar mengering (Kebekuan jaringan lunak)
sering terdapat pada pasien dengan infeksi kronis atau pada
diabetes
mellitus.
Cedera otot radial. Tajam cedera, tarik cedera atau adhesi pada
jaringan parut dapat menyebabkan radang pada tendon daerah
radial sehingga fungsi tangan dan pergelangan tangan menjadi
terbatas. Lebih baik dihindari pada saat operasi dengan
pemotongan tumpul yang lembut dan hindari tarikan jaringan
subkutanes
yang
berlebihan
pada
saat
operasi.
III.

D.

TINDAK

LANJUT

Selanjutnya
Perawatan
Rawat
Inap
Hospitalization is required for gonococcal and other infectious
tenosynovitis. Rumah sakit diperlukan untuk gonococcal dan
menular
lainnya
tenosinovitis.
Repetitive joint aspirations may be required if septic arthritis is
associated with infectious tenosynovitis. Repetitif bersama
aspirasi mungkin diperlukan arthritis infeksi jika dikaitkan
dengan
gejala
tenosinovitis.
Transfer
Unavailability of hospital beds, operative capability, or specialty
consultation is reason to transfer the patient to another facility.
Rumah sakit tidak tersedianya tempat tidur, kemampuan
pembedahan, atau konsultasi adalah alasan khusus untuk
mentransfer
pasien
ke
fasilitas
lain.
III.
E.
PROGNOSA
Prognosa
de Quervain tenosynovitis - Very good with conservative therapy
de Quervain tenosynovitis - Sangat baik dengan terapi konservatif
Volar flexor tenosynovitis - Good with corticosteroid injection

Volar flexor tenosynovitis - Bagus dengan suntikan kortikosteroid


Gonococcal
tenosynovitis
Gonococcal
tenosynovitis
Good with antibiotic therapy Baik dengan terapi antibiotik
Destruction of tendon, cartilage, or bone rare with disseminated
gonococcal infection Pemusnahan tendon, tulang rawan, tulang
atau jarang penyebarluasan gonococcal dengan infeksi
Nongonococcal infectious tenosynovitis - Only fair, even with
early surgical intervention and antibiotic therapy Nongonococcal
menular tenosinovitis - Hanya adil, bahkan dengan awal
intervensi
bedah
dan
terapi
antibiotik
.

DAFTAR

PUSTAKA

Sjamsuhidajat R, Wim de Jong, ( 2004 ). Buku Ajar Ilmu Bedah,


Edisi
Revisi,
EGC,
Jakarta.
Hal
695

724.
Tennosynovity
at

(de

Quervains tennosynovity).
:www.wikipedia.

Available
Com

Norvell JG. Tennosynovitis. Available at : www.emedicine.com


Steele
MD.
Available

Plastic
at

Surgery
and
Classification.
: www.plasticsurgery4u.com

Norvell JG. Tennosynovity Differential diagnosa and Workup.


Available
at
: www.emedicine.com
Steele
at

MD.

Drug,

medicine,

and

Treatment. Available
:www.emedicine.com

Likes LR. Flexor Tennosynovitis and complication, Treatment,


Workup.
Available
at
: www.emedicine.com
Ghidella
at
Makanan
at
Fasella
at

SD.

JR.

MF.

Therapy

De

All

medis

Tennosynovity. Available
:www.Handsurgery.ac.id

Quervains

Tennosynovity. Available
:www.emedicine.com

about

Tennosynovity.
Available
: www.patient.co.uk

Sullivan JG. Medscape. ( 2005 ). Tennosynovity surgery .


Available
at
:
http://www.surgeryencyclopedia.com
Bax, Tim M.D. et al ( 1999 ). Surgical Options in the Management
of Arthritis Rheumatoid, The American Academy of Family
Physicians.
Available
at
: http://www.aafp.org/afp/990101ap/143.html
Ralp
at

GH.

Surgical

Arthritis

rheumatoid.
Available
: www.vianex.com

Xarchas KC. Gallanopoulus NG. Traumatologic Surgical


Tennosynovitis.
Available
at
: www.orthopaedican traumatologica.com
Concanon.
De
Quervains
Tennosynovity.
at :www.Americansocietyestheticplasticsurgery.com

Available

You might also like