Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Pabrik kelapa sawit ini menggunakan rebusan 4 buah vertical sterilizer dengan kapasitas masing- masing 25 ton.
Untuk mengurangi losses pada rebusan di pasang Empty Bunch Shreder dan Press untuk mengutip minyak pada
janjang kosong. Proses pemurnian minyak dari minyak mentah menjadi CPO digunakan Decanter 3 Phase dan
Separator dengan system D3 PRO. Untuk memperoleh kualitas Kernel yang bagus dan bersih, Nut sebelum masuk
Ripple Mill di sortir berdasarkan dimensi dengan Nut Grading Drum. Pemisahan campuran pecahan Kernel dan Shell
setelah LTDS 2 menggunakan Hydrocycole sehingga prosesnya bersih dan tanpa menggunakan bahan kimia seperti
pada Claybath.
Denah Pabrik
Denah Pabrik
Keterangan
No. Description
1.
Jembatan Timbang
2.
Central Office
3.
Mushollah
4.
Car Park
No.
14.
15.
16.
17.
5.
18.
6.
7.
8.
9.
10.
Despatch Sheet
Loading Ramp
Storage Tank
Canteen
Mill Office
Sterilizer Station
Water Treatment
11.
Plant
12. Power Station
Demineralization
13.
Plant
19.
20.
21.
22.
23.
Description
Boiler Station
Threshing Station
Pressing Station
Kernel Recovery Station
Empty Bunch Shreder And
Press
Sludge Pit
Clarification Station
Kernel Storage
Composting Plant
Toilet Block
24.
Wharehouse
25.
Workshop
Stasiun Proses
1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception) Loading Ramp
Dengan menggunakan rebusan vertical sterilizer maka untuk menerima tandan buah segar dan mengirimkannya ke
rebusan cukup dengan menggunakan scrapper bar conveyor yang di gerakkan oleh Hydraulic motor. Cages (lori)
tidak di gunakan seperti pada system Horizontal sehingga kebutuhan bangunan juga tidak terlalu luas.
2. Stasiun Rebusan (Sterilizer Station)
Terpasang 4 buah unit Vertical Sterilizer kapasitas masing-masing 25 ton yang di kontrol secara interlock melalui
Cylinder Hydraulic dan valve menggunakan control Pneumatic. Control system menggunakan unit PLC dan untuk
berkomunikasi (menginput variable yang di perlukan) antara mesin dengan operator terdapat piranti HMI yang
terpasang panel panel kontrol.
Stasiun Rebusan
Stasiun Penebah
Stasiun Kempa
kualitas bagus dan Sludge juga menghasilkan limbah solid sehingga memerlukan conveyor solid dan sebuah Hooper
penampung limbah solid.
Bangunan Penunjang
1. Weightbridge
2. Loading Ramp
3. Condensate Pit and
Sludge Pit
4.Acces Road, Culvet
and Drainasee
5. Gate and Fencing
6. Guard House
7. Car Port
8. Head Office
sd 800 m3
9. Work Shop dan Ware 19. Pump sheed for Condensate,
House
Sludge Pit, Effluent Pump
10. Mill Office dan
Laboratorium
Filed under: Palm Oil Mill | Ditandai: 45 Ton TBS per Jam, flow process diagram, Hydrocyclone,Lay Out Diagram, mimic
diagram, Pabrik Minyak Kelapa Sawit, Palm oil mill, Vertical Sterilizer | 1 Comment
Tujuan
Pengoperasian kolam limbah secara benar dan tepat untuk mendapatkan hasil pengolahan yang optimum sehingga
air limbah yang diolah sesuai dengan baku mutu limbah cair yang berlaku.
Definisi
Kolam limbah adalah suatu unit instalasi pengolahan air limbah yang terdiri dari kolam Mixing Pond, Anaerobik
Primer 1, Anaerobik Primer 2, Anaerobik Sekunder 1,Anaerobik Sekunder, Fakultatif , Aerobik 1,Indikator 1, Indikator
2, Indikator 3, yang berguna sebagai tempat mengolah limbah cair (menurunkan kadar polutan hingga sesuai dengan
baku mutu limbah cair) sebelum dialirkan ke lahan.
Penanggung jawab
Mill Manager
Ruang Lingkup
SOP ini berlaku dalam kawasan Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.
Referensi
1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
2.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
3.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2003 tentang Pedoman Teknis Pengkajian
Pemanfaatan Air Limbah dari Industri Minyak Sawit pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit.
4.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pedoman Syarat dan Tata
Cara Perizinan Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit.
5.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-51/MENLH/10/1995 Baku Mutu Limbah Cair
untuk industri
6.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 122 Tahun 2004 tentang perubahan atas Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-51/MENLH/10/1995,Baku Mutu Limbah Cair untuk industri
Prosedur
a. Persiapan kegiatan
1.
Pastikan jumlah pekerja yang mengawasi kegiatan pada instalasi pengolahan air limbah cukup.
2.
Periksa semua kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) untuk pekerja (Masker, sarung tangan karet, sepatu
boot)
3.
4.
5.
Periksa semua pompa, valve (katup/keran), kondisi system pemipaan dalam lokasi IPAL..
b. Pelaksanaan kegiatan
1.
Periksa ketinggian maksimum air limbah pada masing-masing kolam. Periksa semua saluran antar kolam.
2.
Periksa semua tanggul kolam pastikan tidak terdapat rembesan dan kebocoran.
3.
4.
Lakukan pengambilan solid pada permukaan kolam anaerob 1 bila sudah tebal.
5.
c. Penghentian kegiatan
1.
2.
d. Pelaporan
1.
2.
3.
Pengambilan sampel air dan analisis dari kolam limbah kontrol setiap 1 bulan sekali.
4.
Pengambilan sampel air dan analisis dari sungai pondok damar setiap 1 bulan sekali.
Ketentuan K3
1.
Petugas harus menjamin bahwa tugasnya dilaksanakan secara penuh perhatian terhadap K3
2.
Peralatan K3 yang sesuai ( helm, sarung tangan dan masker) harus dipakai selama bekerja
Filed under: SOP | Ditandai: effluent treatment plant, kolam limbah, limbah pabrik kelapa sawit,Palm oil mill, SOP | Leave a
comment
1.
Introduction
D3 PRO adalah suatu system pengolahan minyak tanpa menambahkan air pengencer setelah Minyak kotor keluar
dari screw press (sedangkan steam dan hot water di proses sebelumnya tidak di ubah, tidak ada perubahan di dalam
extraction efficiency).
UNDILUTED CRUDE hasil screw press setelah melalui desander cyclone akan langsung di dimasukkan ke decanter
yg mempunyai gaya centrifugal ~3000 G force, dimana apapun jenis dan- merk decanter nya , crude oil ini akan
terpisah-kan dan membentuk lapisan berdasarkan perbedaan berat jenis menjadi:
a. Oil (light phase)
b. Emulsion if any + water with nos (heavy Phase)
c. Solid
decanter 3 phase
2. Process Flow
Crude oil dari press masuk ke sand trap tank. Overflow dari sand trap tank mengalir ke COT pertama yang
berkapasitas 7 m3. dengan terlebih dahulu melalui Vibrating screen double deck dengan mesh 20 untuk ke dua deck.
Dari COT 1 di pompakan ke COT 2 yang mempunyai kapasitas sama dengan COT 1 melalui Sand Cyclone Singgle
Stage (SSC). Dari COT 2 crude oil dipompakan ke Decanter buffer tank yang berkapasitas 3-6 M3 dengan terlebih
dahulu melalui sand cyclone double stage. Dari Decanter feed tank crude oil di proses oleh decanter, dimana out put
dari decanter terdiri dari 3 phase :
1.
Solid Hooper
1.
Light phase dengan kandungan kotoran di bawah 0.05 persen akan di tampung di light phase tank untuk di
simpan ke skimming tank dengan kapasitas 30 ton. Setelah itu minyak murni tersebut akan di proses oleh
vacuum drier untuk di kurangi kandungan moistnya menjadi di bawah 0.2 persen. Hasil dari Vacuum drier
akan di kirim ke oil storage tank untuk selanjutnya dijual ke customer
2.
Heavy phase dengan kandungan minyak di bawah 8 persen akan di tampung di heavy phase tank, untuk
selanjutnya di tampung di sludge tank dengan kapasitas 30 ton, untuk selanjutnya di pompakan ke sludge
buffer tank dengan kapasitas 3-5 M3 sebagai umpan dari slude separator. Light phase dari sludge separator
akan di kirim kembali ke process yang sebelumnya akan di koleksi di reclaimed tank, sedangkan heavy
phase separator dengan kandungan minyak di bawah 1 persen to O/WM akan dikirimkan ke final effluent,
untuk selanjutnya di kirim ke kolam limbah.
Untuk condensate dari sterilizer akan di kutip di fat-pit untuk di ambil minyaknya dan di kumpulkan di reclaimed tank,
untuk selanjutnya di olah kembali ke process bersamaan dengan light phase separator.
Sludge Separator
3. D3 PRO Unit
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Pompa dari light phase tank ke pure oil tank (by kontraktor)
11. Pure oil tank kapasitas 30 M3 (by kontraktor)
12. Pompa pure oil tank ke skimmed tank (by kontraktor)
13. Skimmed oil tank kapasitas 30 M3 + stand by pump (by kontraktor)
14. Vacuum drier c/w vacuum pump & drier oil pump (alfa laval)
15. Heavy phase tank kap 3 M3 (by kontraktor)
16. Pompa dari heavy phase tank ke sludge tank (by kontraktor)
D3 PRO LAYOUT
1.
2.
3.
Luas platform decanter & vacuum Drier 5 x 10 M2 dengan ketinggian 3.5 M dari lantai
4.
Luas plat form untuk decanter feed tank : 5 x 6 M2 dengan ketinggian dari lantai 11 M
5. Referensi
Alfa Laval D3 Pro System Project
Filed under: Clarification Station, Dasar Proses Pabrik, Tutorial | Ditandai: Clarification Station, D3 PRO ALVA
LAFAL, Decanter 3 Phase, Heavy Phase, Light Phase, Palm oil mill, Sludge Separator, Solid, stasiun pemurnian minyak | 2
Comments
Penjelasan Umum
Ketel rebusan jenis Vertical Sterilizer ini di desain untuk tekanan kerja uap 3.5 bar berkapasitas 25 ton TBS per Cycle
perebusan dengan pintu charge atas dan discharge bawah jenis clutch door system buka tutup dan lock ring
menggunakan hydraulic power pack.
Untuk memasukkan buah, ketel rebusan ini di lengkapi dengan telescopic chute dan sliding dor yang terpasang pada
conveyor pembagi yang digerakkan oleh hydraulic cylinder. Pada posisi pintu discharge dilengkapi dengan Auger
screw conveyor untuk bantu keluarkan TBS yang sudah masak yang dapat di atur kecepatannya melalui inverter
(variable speed control). Pasa posisi tengah tabung rebusan dilengkapi dengan Arch Breaker jenis screw conveyor
untuk membantu menurunkan TBS masak dengan cover plate untuk melindungi hantaman TBS saat pengisian
rebusan.
Rebusan ini dilengkapi dengan system hydraulic dan pneumatic yang akan di kendalikan oleh sebuah panel pusat
PLC dengan mimic diagram dan display record juga lokal panel yang terpasang pada lantai atas dan lantai bawah
rebusan.
Konstruksi pembuatan ketel rebusan ini mengikuti peraturan IPNKK ( Depnaker ) atau setara dengannya dan dapat
diterima.
Stasiun Rebusan
Ukuran dari Vertical Sterilizer adalah 3200 mm I/D dengan tinggi 6700 mm setara dengan kapasitas 25 Ton
TBS per Cycle rebusan
Unit VS terbuat dari material boiler SA516 G70 x 14 mm tebal. Pabrikasi dan machinery material yang
dipakai mengacu pada standart unfired pressure vessel yang telah di sahkan oleh peraturan pemerintah
Badan ketel rebusan dibungkus isolasi rockwool, tebal ninimal 50 mm dan kepadatan 90 kg/rn3, diikat
dengan plat strip kemudian dibungkus plat aluminium tebal 0,7 mm sedemikian rupa khusus pada bagian
las-lasan memanjang dan keliling dapat dibuka/ditutup kembali guna pemeriksaan INPKK ( Depnaker ).
3. Sterilizer doors
2 x 1200 mm I/D SFB discharge quick actuating safety STAINLESS STEEL G304 door
1 ( satu ) buah Arch breaker jenis screw conveyor dipasang lengkap dengan packing pelindung uap (air tight
packing) yang di gerakkan oleh electric motor 5.5 kW lengkap dengan pulley, belt, pulley guard dan base
plate motor.
1 ( satu ) buah discharge auger jenis screw conveyor dipasang lengkap dengan packing pelindung uap (air
tight packing) yang digerakkan oleh reduction gearmotor 11 kW, di control oleh panel inverter (variable
speed control)
Uap masuk melalui Header 8 pipa uap seamless sch 40 dicabangkan menjadi 3 pipa lingkar 6 masuk ke
rebusan dan di ujung pipa header vertical dipasang steam trap menuju drainase.
Katup uap ( steam valve ) masuk dari jenis butterfly diameter 8 dapat dioperasikan secara manual atau
pneumatic ( automatic control ), instalasi pipa ini dilengkapi dengan katup jenis globe valve dan katup
pencegah balik ( check valve ) diameter 8 kemudian di reducer pipa diameter 6.
1 ( satu ) katup pengaman diameter 6 jenis double bore relief valve dipasang di salah satu ujung ketel dan
dapat distel/diadjust sampai tekanan maksimun 4 kg/cm2.
Uap keluar ( exhaust ) melalui katup uap diameter 8 jenis butterfly dan dapat dioperasikan secara manual
ataupun pnuematic ( automatic control ). Katup uap ( steam valve ) diameter 2 juga terpasang secara by
pass pada exhaust.
Instalasi pipa keluar ( exhaust) menuju blow down chamber dilengkapi dengan katup pencegah balik ( check
valve ) diameter 8.
6. Instruments
2 ( dua ) manometer model bulat ( Pressure Gauge ) dengan penunjukan jarum, berdiameter 203 mm, range tekanan
0 4kg/cm2, masing-masing dipasang di kedua ujung rebusan posisi diatas pintu lengkap dengan O-siphon, 1/2
ball valve dan nipple.
1 ( satu ) termometer model bulat ( Temperature Gauge ) dengan penunjuk jarum, diameter 152 mm, suhu 0 200
derajat celcius untuk mengukur dibagian bawah rebusan dan terpasang ditengah rebusan.
Pada posisi Blind Flange bagian atas VS terdapat 3 ( tiga ) sock drat untuk :
Temperature transmitter.
VS Mimic Diagram
HMI/Touch screen dan accessories di dalamnya. Fungsi dari panel utama adalah :
Pada posisi atas terdapat remote panel lengkap dengan push button dan indicator lamp pada setiap rebusan untuk
menggerakkan 4 cylinder hydraulic yaitu : sliding door, telescopic chute, door open dan ring lock.
Pada posisi bawah terdapat remote panel ( 1 set 2 rebusan) untuk menggerakkan cylinder hydraulic door, ring lock,
arch breaker screw, auger screw untuk rebusan 1 dan 2.
Sistem Hydraulic
Sebuah sistem instalasi hydraulic yang terdiri dari Hydraulic power pack, hose, tubing, fittings, manifold dan solenoid
valve untuk menggerakkan cylinder. Cylinder tersebut terpasang pada tiap individual door, lock ring, sliding door dan
telescopic chute yang bekerja secara interlock. System interlock bekerja melalui proximity switch yang terpasang 2
(dua) unit pada tiap cylinder hydraulic.
Sistem Pneumatic
Sebuah sistem instalasi pneumatic yang terdiri dari air compressor, air dryer, hose, tubing dan fittings untuk
menggerakkan pneumatic valve yang di control secara electric dari panel PLC. Pneumatic valve tersebut terpasang
pada tiap inlet pipa steam dan pipa exhaust rebusan. Instalasi pneumatic juga di gunakan untuk air guns pada pintu
atas dan bawah untuk memebersihkan pintu dari kotoran sebelum di tutup.
Sumber :
CHD Manual Book (CHD IP TECHNOLOGY sdn bhd)
Rencana Kerja dan Syarat (TIMBERKAH)
Foto Proyek PT. Boma Bisma Indra (PERSERO)
Filed under: Sterilizer Station, Tutorial | Ditandai: CHD Vertical Sterilizer, Ketel Rebusan, Pabrik Minyak Kelapa Sawit, Palm
oil mill, Stasiun Rebusan, Vertical Sterilizer | 9 Comments
Clarification Station
Posted on Oktober 4, 2012 by ivanemmoy
Tujuan dari Clarifier adalah untuk memproses atau memurnikan jumlah maksimum Crude Palm Oil (CPO) dari CPO
dan Non Oily Solids (NOS) yang tidak larut sehingga menghasilkan CPO yang baik bersih dan kering. produk akhir
CPO harus memiliki kandungan kotoran (dirt) tidak lebih dari 0,02% dan kadar air (moisture) tidak lebih dari 0,01%.
CPO hasil pressing ini direbus dengan air panas (steam) kemudian di diamkan agar terjadi proses pengendapan,
dimana minyak akan mengambang dan sludge akan mengendap untuk memperoleh proses pemurnian selanjutnya.
Setelah menetap itu dialirkan ke bagian bawah kompartemen menetap luar. Dari sini itu diperbolehkan meluap ke
Heat Exchanger / pengering sebelum mentransfer melalui Tank dikalibrasi dengan metode pilihan penyimpanan atau
kemasan.
Di Pabrik Minyak Sawit, Minyak kasar yang diperoleh dari pengempaan, dibersihkan dari kotoran yang terutama
berasal dari daging buah berupa bahan padat dan air. Maksud dari pada pembersihan/pemurnian Minyak
kasar adalah untuk memurnikan Minyak tersebut agar diperoleh mutu sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan
harga yang layak.
Flow Proses
Crude Oil dari Screw Press masuk ke Sand Trap tank melalui sebuah talang (Gutter). Overflow dari Sand Trap Tank
mengalir ke Crude
Oil Tank (COT) melalui Vibrating Screen
Minyak bagus akan mengambang dalam CST dan overflow melalui skimmer menuju Pure Oil Tankkapasitas
25 m3 kemudian dimurnikan oleh Oil Purifier. dan di turunkan kadar airnya (moisture) melalui Vaccum
Oil Dryer. CPO siap di kirim ke Palm Oil Storage Tanks oleh Oil Transfer Pump melalui Production Oil
Flow Meter. CPO yang siap di jual dari Palm Oil Storage Tanks akan di pompakan olehDespatch
Oil Pump menuju Despatch Sheed untuk di kirim Mobile Tank CPO
Sludge hasil pengendapan CST di tampung dalam Sludge Oil Tank kapasitas 30 m3 melalui Sludge
Vibrating Screen single deck. Sludge kemudian dikirim oleh Sludge Oil Pump melalui Sand
Cyclone Precleaner menuju Sludge Buffer Tank kapasitas 3 m3 sebagai umpan Sludge Centrifuge.
Hasil dari Sludge Centrifuge akan di proses kembali dari awal yang sebelumnya di kutip minyaknya
oleh Sludge Drain Tank dan di pompakanSludge Drain Pump menuju CST. Sludge dengan kandungan
minyak di bawah 1 persen akan di kirim ke Final Effluent Pumpyang sebelumnya di tampung
oleh Sludge Pit untuk dilakukan pengutipan.
Kebutuhan air panas untuk proses klarifikasi dan pressing di suplay dari Hot Water Tank kapasitas 6 m3 dengan over
flow menuju Hot Well Tank yang akan dipompakan kembali oleh Hot Well Pumps menuju Hot Well Tank.
Filed under: Clarification Station, Dasar Proses Pabrik, Palm Oil Mill | Ditandai: 30 ton FFB per
hour, Clarification, Clarification Station, Palm oil mill | Leave a comment
Pendahuluan
Proses pemisahan serabut dari biji pada ampas hasil pengempaan bertujuan terutama untuk memperoleh biji
sebersih mungkin yang kemudian akan menghasilkan Inti Sawit secara rationil, yaitu kerugian yang sekecil-kecilnya
dengan hasil dan mutu Inti Sawit yang setinggi mungkin.
Meskipun proses itu sendiri tidak mempunyai segi-segi teknologis yang berarti namun tujuan untuk memperoleh biji
yang sebersih mungkin dari dalam gumpalan sampah/ampas pengempaan sangat dipengaruhi oleh segi teknologis
dari proses yang mendahuluinya.
Untuk itu perlu dimengerti/dipahami tujuan dari proses perebusan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada
proses pengadukan agar tujuan dari proses pemisahan serabut dari biji dapat dicapai sebaik mungkin.
Hal-hal yang akan timbul pada pemisahan Biji dan Serabut
Jika proses pemisahan serabut dari biji tidak menghasilkan biji yang bersih, maka sebab-sebab utama dari padanya
adalah :
a. Kegagalan dalam mencapai syarat tersebut dari proses perebusan.
b. Tidak terpenuhinya syarat tersebut dari proses pengadukan.
c. Pengempaan yang tidak dapat menghaaasilkan ampas pengempaan cukup kering (Ampas Press basah karena
masih banyak mengandung minyak).
Perhatian : Dalam urutan tersebut diatas terdapat hubungan sebab dan akibat yang erat sekali meskipun tidak
terdapat pada proses pemisahan itu sendiri, tetapi merupakan sebab-sebab utama yang akan mengganggu proses
pemisahan antara serabut dengan biji.
d. Pemuatan/pengisian alat pemisah yang melebihi kemampuannya (Over capacity). Hal ini harus dihindari dengan
jalan :
Pemuatan/pengisian yang teratur dan yang disesuaikan dengan daya muat alat itu.
Memasang alat pemisah dengan kapasitas yang sesuai dengan banyaknya ampas pengempaan yang
harus diproses.
Penurunan kadar air dari biji pada saat dikeringkan menjadi terhalang. Penurunan kadar air biji diperlukan
sebelum biji-biji tersebut dipecahkan didalam alat-alat pemecah biji (Nut Cracker)
Serabut yang masih melekat pada biji akan merupakan pelindung biji terhadap benturan/gesekan yang
menjadi dasar dari proses pemecahan biji dan berarti menurunkan effek pemecahan biji dengan akibat
selanjutnya.
Biji yang tidak pecah (biji Balen) pada bagian pemecahan biji akan meningkat & menurunkan kapasitas
pada unit pemecah biji karena biji tersebut harus dipecah kembali.
Kerugian karena biji setengah pecah dan inti pecah akan meningkat.
Serabut/sampah akan mengotori dan menggangu bekerjanya alat pemecah dan alat pemisahan.
Kadar kotoran pada produksi Inti akan meningkat & menyebabkan terjadinya penurunan mutu kernel.
Artikel Terkait :
Pemurnian (Clarification)
Filed under: Dasar Proses Pabrik, Tutorial | Ditandai: Palm oil mill, Pemisahan Biji dan Sabut,Stasiun Kernel | Leave a
comment
A process flow diagram (PFD) is a diagram commonly used in engineering to indicate the
general flow of plant processes and equipment. The PFD displays the relationship between major equipment of a
plant facility and does not show minor details such as piping details and designations.
The process of extracting Palm Oil from Oil Palm Fresh Fruit Bunches (FFBs) is long established. It is done using
broadly the same technique but with one of three different technologies. A process flow diagram (PFD) of palm oil
milling process is shown as figure below.
The Process Flow Chart provides a visual representation of the steps in a process. Flow charts are also referred to as
Process Mapping or Flow Diagrams. Constructing a flow chart is often one of the first activities of a process
improvement effort, because of the following benefits:
A flow chart diagram of palm oil milling process is shown as figure below.