Professional Documents
Culture Documents
NAMA
: ABDIWIJAYA KONIYO
NIM
: PO3120013151
PRODI
: DIV KEPERAWATAN
MENGETAHUI
CT
putih)
3) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah
konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan
berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol,
minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)
c. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, penyebab spesifiknya diketahui seperti
penggunaan ekstrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hipertensi
aldosteronisme primer, dan sindrom chusing dan hipertensi yang berhubungan
dengan kehamilan (Mansjoer, Arief dkk, 2001)
Hipertensi pada orang dewasa dibedakan atas :
1) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg atau
tekanan diastoliknya sama atu lebih besar dari 90 mmHg
2) Hipetensi sistolik terisolasi dimana tekanan lebih besar atau dari 160 mmHg
dan tekanan diastoliknya lebih rendah dari 90 mmHg
Penyebab hipertensi pada orang dengan usia lanjut dengan terjadinya perubahanperubahan pada :
a) Elastisitas dinding aorta menurun
b) Katup jantung menebal menjadi kaku
c) Kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahunsesuadah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa
menurin menyenbabkan kontraksi volumenya
d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini karena kurangnya efektifitas pembuluh darag perifer untuk oksigenasi
e) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Norepineprin dilepaskan
Vasokonstriksi pembuluh darah
Tahanan perifer meningkat
Resiko penurunan
curah jantung
Penurunan aliran
darah ke ginjal
Merangsang
Pengaktifan
Retensi Na+H
sekresi
sistem
2O
renin
aldosteron
angiotensin
dan
Nyeri Akut
Kelebihan volume
cairan
Nausea,
vomitos
Tubuh
Kelemahan
kekurangan
fisik
kalori
Intoleransi
aktivitas
4. Klasifikasi
Menurut the seventh report of the Join National Committee on prevention,
Normal
Pre-hipertensi
120-139 mmHg
Stadium 1
140-159 mmHg
Stadium 2
5. Manifestasi Klinis
Peningkatan tekanan darah kadang kadang merupakan satu satunya gejala. Bila
demikian gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otot, dan
jantung. Gejala lain yang bisa di temukan adalah sakit kepala, epistaksis, telinga
berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur dan mata berkunang kunang dan pusing
(Mansjoer, Arief dkk, 2001).
Pada pemeriksaan fisik mungkin tidak di jumpai kelainan apapun selain tekanan
darah yang tinggi, tetapi dapat pula di temukan perubahan pada retina, sepeti
perdarahan eksudat (kumpulan cairan) penyempitan pembuluh darah dan kasus berat
edema pupil. (Smeltzer & Bare,2001).
Gejala yang lazim pada pasien hipertensi :
a. Mengeluh sakit kepala. Pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak napas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Hemoglobin/hematokrit: bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari selsel terhadap volume caian-cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan
faktor-faktor risiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2) BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal
3) Glukosa: hiperglikemia
4) Kalium serum: hypokalemia
5) Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium
6) Kolesterol dan trigeliselida serum mengalami peningkatan
7) Kadar aldosteron urin/serum
8) Urinalisa: darah, protein, glukosa
9) Asam urat : hiperurisemia
b. EKG
Kemungkinan ada pembesaran ventrikel kiri, pembesaran atrium kiri. Adanya
penyakit jantung koroner atau aritmia.
c. Ekokardiogram
Tampak penebalan dinding ventrikel kiri, kemungkinan juga sudah terjadi dilatasi
dan gangguan fungsi sistolik dan diastolik.
d. Foto rontgen
Kemungkinan ditemukan pembesaran jantung vaskularisasi atau corta yang lebar.
e. CT Scan
Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
7. Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
1) Penatalaksanaan Non Farmakologis
a) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin
dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
b) Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging, bersepeda atau berenang.
2) Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
a) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
Kerja Utama
Kelebihan
Kontraindikasi
Pendekatan
Keperawatan
Diuretik dan
Obat Sejenis
Diuretik
Thlazide
Chlorthalidone Penurunan volume
Efektif
Gout.
Mulut kering,
( Hygroton)
diberikan per
Diketahui
haus,
oral.
sensitif terhadap
kelemahan,
jantung.
Efektif untuk
obat turunan
pusing, letargi,
Kehilangan cairan
pemberian
sulfonamid.
nyeri otot,
ekstra sel.
jangka lama.
Gangguan
kelemahan otot,
Keseimbangan
Efek samping
fungsi ginjal
takikardi,
natrium negatif
ringan.
berat.
gangguan
(akibat natriuresis),
Melawan efek
gastrointestinal.
Hipokalemia ringan.
retensi natrium
Hipotensi
Berpengaruh
obat anti
postural dapat
langsung terhadap
hipertensi
diperkuat oleh
lainnya.
alkohol,
darah.
barbiturat, atau
narkotika.
Karena thiazide
mengakibatkan
kehilangan
natrium, pasien
diintruksikan
untuk berhatihati akan terjadi
hipotensi
postural pada
cuaca panas
(makan asinan
pada cuaca
panas dapat
membantu).
Berikan
tambahan
kalium.
Pertimbangan
Gerontologis :
Resiko
Hipotrnsi
postural sangat
penting akibat
volume; ukuran
tekanan darah
dalam tiga
posisi; peringkat
pasien untuk
bangkit pelanpelan.
Diuretika loop
Volume menurun.
Kerja cepat.
Sama dengan
Kehilangan
Furosemide
Menghambat
Kuat.
thiazide.
cairan terjadi
(lasix)
reabsorbsi natrium
Hanya
sangat cepat-
digunakan bila
diuresis dalam
Antagonis terhadap
thiazide tidak
terjadi.
aldosterone.
berhasil.
Kehilangan
elektrolit-perlu
penggantian
Haus, mual,
muntah, kulit,
kemerahan,
hipotensi
postural.
Rasa manis, rasa
terbakar dimulut
dan lambung.
Pertimbangan
Gerontologis :
Sama dengan
thiazide
Diuretik
Penggantian
kalium
Spironolacton
Inhibisi Kompetitif
Sprinonolactone
Penyakit ginjal
Pusing, letargi,
e (Aldactone)
aldosterone
efektif untuk
Azotemia
sakit kepala-
menangani
Penyakit hepar
turunkan dosis.
hipertensi yang
berat.
menyertai
aldosteronisme
primer.
Diuretik dan
Obat Sejenis
Triamterene
Spironalactone
(Dyenium)
distal, tidak
maupun
GI yang lain-
tergantung
triamterene
berikan obat
aldosterone.
mengakibatkan
setelah makan.
retensi kalium.
Erupsi kulit,
urikaria.
Konfusi mental,
ataksia-dosis
harus dikurangi.
Ginekomastia
(tidak untuk
tramterene)
Inhibitor
Adrennergik
Reserpine
(alkaloid
dan uptake
denyut, yang
Psikosis.
menyebabkan
Rauwolfia
norepinefrin.
melawan
Sinusitis kronis.
depresi berat;
takikardia akibat
Ulkus peptik.
laporkan adanya
Serpentina)
akibat
manifestasi yang
hydralazine
ditemukan,
sehingga kalau
perlu obat harus
dihentikan.
Hidung buntu,
yang
memerlukan
vasokonstrikor
nasal.
Meningkatkan
selera makanakibat sulit
mengontrol
berat badan.
Ulkus peptik
berulang.
Berikan bersama
makanan atau
susu.
Pertimbangan
Gerontologis :
Depresi dan
hipotensi
postural sering
terjadi pada
manusia.
Methyldopa
Dopa-Penghambat
Efektif pada
Penyakit Hepar.
Mengamuk,
(Aldomet)
decarboxylase;
pasien yang
pusing.
mengganti
tidak terkontrol
Mulut kering;
norepinefrin dari
dengan thizide-
hidung buntu
tempat
reserpine dan
(sangat
penyimpanan.
(dengan atau
mengganggu
tanpa
hydralizine)
kemudian
Beruna pada
cendering
pasien dengan
hilang)
gagal ginjal.
Anemia
Tidak
hemolitik
menyebabkan
(reaksi
oliguria.
hipersensitif)test Coomb
Positif.
Pertimbangan
Gerontologis :
Dapat
menyebabkan
perubahan
mental dan
tingkah laku
pada manula.
Propranolol
Menyekat sistem
Menurunkan
Asma bronkhial
(Inderal)
saraf simpatik (-
denyut nadi
Rinitis alergik
Depresi mental
adrenergik reseptor)
pada pasien
Gagal Ventrikel
yang
khususnya saraf
takikardi dan
kanan akibat
termanifestasi
simpatis ke jantung,
tekanan darah
hipertensi paru.
dengan
menghasilkan
tinggi serta
Gagal jantung
insomnia, malas,
kecepatan jantung
berguna sebagai
kongestif.
lemah, dan
pelengkap
kelemahan.
bersama obat
Kepala ringan
yang bekerja
dan kadang
pada
mual, muntah,
neuroefektor
dan distres
pembuluh darah.
lambung.
Diskrasia darah
seperti
agranulositosis
dan purpura
trombositopeni,
namun hal ini
jarang.
Pertimbangan
Gerontologis :
Resiko
keracunan
meningkat pada
manula dengan
penurunan
fungsi hati dan
ginja. Ukuran
tekanan darah
dengan tiga
posisi dan
perhatikan
adanya
hipotensi.
Vasodilator
Hydralazine
Angina atau
Dapat terjadi
hydrochloride
obat pilihan
penyakit
sakit kepala,
(Apresoline)
berlawanan
ketiga apabila
koronar.
takikardi,
meningkatkan curah
pasien tidak
Gagal jantung
kemerahan dan
jantung.
berespons
kongesif.
dispnu-dapat
Bekerja langsung
terhadap
thiazide
pengobatan
pemuluh darah.
reserpire,
pendahuluan
thiazide-
reserpine.
metydopa, atau
Edema perifer
thiazide-
memerlukan
guanethidine.
diuretik.
Dapat
menyebabkan
sindrom seperti
lupus
eritematosus.
Minoxidil
Menyebabkan
Efek hipotensi
vasodilatasi
lebih keras
Feokromositma.
Takikardi,
angina pektoris,
langsung pada
dibanding
perubahan Ekg,
pembuluh anteriol,
hydralazide.
edema, ukur
mengakibatkan
tekanan darah
penurunan tekanan
pada refleks
dan denyut
vaskuler;
vasomotor; jadi
apikal sebelum
menurunkan tekanan
tidak
minum I & O
sistolik dan
menyebabkan
dan timbang
diastolik.
hipotensi
berat badan
postural.
setiap hari.
Penghambat
Ensim
Pengubah
Angiotensin
(AngiotensinCoverting
Enzyme
Inhibitor)
Captropil
Menghambat
Efek samping
Gagal Ginjal
Pertimbangan
(Capoten)
konversi angiotensin
kardiovaskuler
Gerontologis :
I menjadi
lebih sedikit.
Perlu
angiotensin II
Dapat
menurunkan
dosis dan
perifer total.
dengan diuretik
menunda
thizide dan
diuretik apabila
digitalis
ada gangguan
Hipotensi dapat
ginjal.
diatasi dengan
pemberian
cairan.
Antagonis
Kalsium
Diyiazem
Menghambat
Menghambat
Sindrom sick
Jangan
hydrochloride
pemasukan ion
spasme arteri
sinus; derajat
dihentikan
(cardizem)
kalsium ke dalam
koronaria yang
secara
sel.
tidak dapat
hipotensi, gagal
mendadak.
Menurunkan
dikontrol
jantung
Observasi
afterioad jantung
dengan
kongestif.
adanya
penyekat- atau
hipotensi.
nitrat.
Laporkan
apabila ada
denyut jantung
yang tidak
teratur, pusing,
edema.
Intruksikan
untuk
melakukan
perawatan gigi
secara taratur
karena potensi
terjadi
gingivitis.
Nifedipine
Menghambat
Kerja cepat
Tidak ada
Berikan pada
(Procardea:
masuknya ion
Efektif melalui
saat
Adalat)
perut kosong.
melalui membran.
sublingual.
Gunakan dengan
hati-hati pada
kecendrungan
pasien diabetes.
perifer.
memperlambat
Makan sedikit
Menurunkan kerja
aktivitas nodus
tetapi sering
jantung dan
SA atau
tetapi sering
konsumsi energi,
memperpanjang
apabila
meningkatkan
konduksi nodus
mengeluh mual
pengiriman oksigen
AV.
ke jantung.
sendi, gangguan
seksual dapat
hilang akibat
dosis yang
diturunkan.
Laporkan
apabila terdapat
denyut jantung
yang tidak
teratu,
konstipasi, nafas
pendek, edema.
Dapat
menimbulkan
pusing.
Verapamil
Menghambat aliran
Antidisritmia
Penyakit nodus
Berikan pada
(calan,
yang efektif
saat perut
Isoptin)
ke dalam sel
kosong sebelum
Memperlambat
Menyekat jalur
berat.
makan.
kecepatan hantaran
nodus SA dan
Hipotensi berat.
Jangan hentikan
impuls jantung.
AV
secara
mendadak.
Depresi dapat
hilang apabila
obat dihentikan.
Untuk sakit
kepala; kurangi
kegaduhan,
monitor
elektrolit
Turunkan dosis
untuk gagal hati
atau ginjal.
Pertimbangan
Gerontologis :
Memerlukan
penggunaan
dosis
kemerahanan, dan kelelahan yang bisa saja terjadi pada penderita hipertensi. Jika
hipertensi berat atau menahun dan tidak diobat, bisa timbl sakit kepala, kelelahan,
muntah, sesak napas, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya
kerusakan otak, mata jantung, dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat
mengalami penurunan kesadaran atau koma
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya, DM, penyakit ginjal, obesitas,
hiperkolesterol, adanya riwayat merokok, penggunaan alcohol dan obat
kontrasepsi oral dll.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi.
2. Data Objektif
Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas/ Istirahat
1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
2) Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
1) Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup
dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi, perspirasi.
2) Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis,
tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat,
sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin
lambat/ bertunda.
c. Integritas Ego
1) Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress multiple
(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
2) Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian,
tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola
bicara.
d. Eliminasi
1) Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal
pada masa yang lalu).
e. Makanan/Cairan
1) Gejala : Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak
serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini
(meningkat/turun) Riwayat penggunaan diuretik
2) Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
f. Neurosensori
Diagnose Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Penurunan curah jantung NOC :
berhubungan
Intervensi
NIC :
peningkatan
1. Evaluasi
adanya
vasokontriksi,
nyeri dada
2. Catat
adanya
DS:
1. Kelelahan
2. Nafas pendek/ sesak nafas
3. Kecemasan
DO :
disritmia jantung
3. Catat adanya tanda
dan
penurunan
gejala
cardiac
Vital
putput
dalam 4. Monitor
status
pernafasan
yang
menandakan
gagal
1. Aritmia,takikardia,
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2. Dapat
mentoleransi
jantung
5. Monitor
balance
cairan
Monitor
respon
bradikardia
aktivitas,
tidak
ada
Palpitasi, edema
kelelahan
Peningkatan/penurunan JVP
6.
3. Tidak ada edema paru,
Distensi vena jugularis
Kulit dingin dan lembab
perifer, dan tidak ada
Penurunan
denyut
nadi
asites
perifer
4. Tidak ada penurunan
Oliguria, kaplari refill lambat
7.
kesadaran
Perubahan warna kulit
Batuk, bunyi jantung S3/S4
kelelahan
8. Monitor
toleransi
aktivitas pasien
9. Monitor
adanya
dyspneu,
fatigue,
tekipneu
dan
ortopneu
10. Anjurkan
untuk
menurunkan stress
Vital sign Monitoring
11. Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
12. Monitor VS
pasien
saat
berbaring,
lengan
dan
bandingkan
14. Monitor TD, nadi,
RR,
sebelum,
jumlah,
dan
irama
frekuensi
irama
pernapasan
17. Monitor
pola
pernapasan abnormal
18. Monitor
suhu,
warna,
dan
kelembaban kulit
19. Monitor
sianosis
perifer
20. Monitor
adanya
cushing
triad
dari
dari
pemberian oksigen
23. Sediakan informasi
untuk
mengurangi
stress
24. Kelola
obat
pemberian
anti
aritmia,
inotropik,
nitrogliserin
vasodilator
dan
untuk
mempertahankan
kontraktilitas jantung
25. Kelola
pemberian
antikoagulan
mencegah
perifer
26. Minimalkan
untuk
trombus
stress
lingkungan
Intoleransi aktivitas
NOC :
1. Kolaborasi dengan
Berhubungan
dengan
v Self Care : ADLs
tenaga
rehabilitasi
medic
dalam
merencanakan
Energy conservation
Setelah dilakukan tindakan
DS:
keperawatan selama .
1. Melaporkan
adanya
secara
kelelahan
kelemahan.
2. Adanya
dyspneu
Kriteria Hasil :
atau
ketidaknyamanan
saat
beraktivitas.
tekanan
atau
dari
RR
nadi 2. Mampu melakukan
terhadap aktifitas
2. Perubahan ECG : aritmia,
iskemia
DO :
1. Respon
1. Berpartisipasi dalam
yang
mampu dilakukan
3. Bantu
untuk
memilih
aktivitas
konsisten
yang
sesuai
dengan
kemampuan
fisik,
psikologis,
psikososial,
dan
social
4. Bantu
mengidentifikasi
dan
mendapatkan
sumber
yang
diperlukan
untuk
melakukan aktivitas
yang diinginkan
5. Bantu
untuk
mendapatkan
bantu
alat
aktivitas
yang
klien
jadwal
diwaktu
8. Bantu
pasien/
keluarga
untuk
mebgidentifikasi
kekurangan
dalam
beraktivitas
9. Sediakan penguatan
posistif bagi yang
aktif beraktivitas
10. Bantu
pasien
mengembangkan
motivasi
11. Monitor
respon
fisik,
emosi,
social
dan
spiritual
12. Observasi
adanya
pembatasan
dalam
klien
melakukan
aktivitas
Nyeri
akut
dengan
peningkatan
vaskuler serebral
berhubungan NOC :
NIC :
Pain Management
Pain control,
1. Lakukan
Comfort level
pengkajian
Kriteria Hasil :
secara
1. Mampu
mengontrol
komprehensif
termasuk
nyeri,
karakteristik,
mampu
nyeri
lokasi,
menggunakan
tehnik
durasi,
nonfarmakologi
untuk
mengurangi
nyeri,
mencari bantuan)
2. Melaporkan
bahwa
nyeri berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri
frekuensi,
presipitasi
2. Observasi
reaksi
nonverbal
dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan
teknik
komunikasi
3. Mampu
mengenali
terapeutik
mengetahui
frekuensi
pengalaman
nyeri)
4. Menyatakan
dan
tanda
nyeri
pasien
rasa 4. Kaji kultur yang
untuk
mempengaruhi
respon nyeri
5. Evaluasi
pengalaman
nyeri
masa lampau
6. Evaluasi bersama
pasien
dan
tim
kesehatan
lain
tentang
ketidakefektifan
kontrol nyeri masa
lampau
7. Bantu pasien dan
keluarga
untuk
mencari
dan
menemukan
dukungan
8. Kontrol lingkungan
yang
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan
kebisingan
9. Kurangi
dan
faktor
presipitasi nyeri
10. Pilih dan lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologi, non
farmakologi
inter personal)
dan
11. Kaji
tipe
dan
tentang
teknik
non
farmakologi
13. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
14. Evaluasi
keefektifan kontrol
nyeri
15. Tingkatkan
istirahat
16. Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan
nyeri
tidak berhasil
17. Monitor
penerimaan pasien
tentang manajemen
nyeri
Analgesic
Administration
1. Tentukan
lokasi,
karakteristik,
kualitas,
dan
derajat
nyeri
sebelum pemberian
obat
2. Cek
instruksi
dosis,
dan
frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih
analgesik
yang
diperlukan
ketika
pemberian
lebih
dari satu
5. Tentukan
pilihan
analgesik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
6. Tentukan analgesik
pilihan,
rute
pemberian,
dan
dosis optimal
7. Pilih
rute
pemberian
secara
IV,
untuk
IM
pengobatan
nyeri
secara teratur
8. Monitor vital sign
sebelum
dan
sesudah pemberian
analgesik pertama
kali
9. Berikan analgesik
tepat
waktu
tanda
dan
(efek
gejala
samping)
4
NOC :
NIC :
asupan
1. Timbang
popok/pembalut
hydration
DS :
selama
DO:
teratasi
dengan
kriteria hasil:
jika diperlukan
2. Pertahankan
catatan intake dan
output yang akurat
3. Pasang urin kateter
jika diperlukan
4. Monitor hasil lab
yang sesuai dengan
retensi
cairan
mm untuk pria
jam, klien dapat :
(BUN , Hmt ,
2. BB 20 % di atas ideal
1. Terbebas dari edema,
osmolalitas urin )
untuk tinggi dan kerangka
5. Monitor
status
efusi, anaskara
tubuh ideal
2. Bunyi nafas bersih, tidak
hemodinamik
3. Makan dengan respon
ada dyspneu/ortopneu
termasuk
CVP,
eksternal (misalnya : situasi 3. Terbebas dari distensi
MAP, PAP, dan
sosial, sepanjang hari)
vena jugularis, reflek
PCWP
4. Dilaporkan
atau
hepatojugular (+)
6. Monitor vital sign
diobservasi
adanya 4. Memelihara
tekanan 7. Monitor
indikasi
disfungsi
(misal
pola
:
makan
memasangkan
kapiler
sentral,
tekanan
paru,
output
vena
cairan
CVP
(cracles,
,
edema,
asites)
atau 8. Kaji lokasi dan luas
kecemasan
kebingungan
6. Menjelaskan
retensi / kelebihan
edema
indikator 9. Monitor
kelebihan cairan
masukan
makanan / cairan
dan hitung intake
kalori harian
10. Monitor
status
nutrisi
11. Berikan
diuretik
sesuai interuksi
12. Batasi
masukan
cairan
pada
keadaan
hiponatrermi dilusi
dengan serum Na <
130 mEq/l
13. Kolaborasi
dokter
muncul
memburuk
Fluid Monitoring
1. Tentukan
riwayat
jumlah
dan
tipe
kelainan
renal,
gagal
jantung, diaporesis,
disfungsi hati, dll)
3. Monitor
berat
badan
4. Monitor serum dan
elektrolit urine
5. Monitor serum dan
osmilalitas urine
6. Monitor BP, HR,
dan RR
7. Monitor
tekanan
darah
orthostatik
dan
perubahan
irama jantung
8. Monitor parameter
hemodinamik
infasif
9. Catat secara akurat
intake dan output
10. Monitor
adanya
distensi
leher,
rinchi,
eodem
perifer
dan
penambahan BB
11. Monitor tanda dan
gejala dari edema
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit
Gunawan.
Hipertensi.
Dalam
(http://askep2013.blogspot.com/2013/04/askep-hipertensi.html)
diakses
diakses
dalam
melalui
Hipertensi
Aplikasi
dalam
(http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/01/asuhankeperawatan-hipertensi-aplikasi.html)
diakses
melalui
internet
pada
Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny. M.S dengan salah satu anggota keluarga yang
mengalami hipertensi di Desa Lamahu Kec. Bulango Selatan Kab. Bone Bolango
I.
IDENTITAS UMUM
a. Identitas kepala keluarga
Nama
: Ny.M.S
Pendidikan
: SD
Umur
: 48 Tahun
Pekerjaan
:IRT
Agama
: Islam
Alamat
: Desa LAMAHU
Suku
: Gorontalo
No.Tlp
:-
b. Komposisi Keluarga
No
1
2
Nama
Ny. N.S
Tn. M. P
L/P
P
L
Umur
58
26
Hub.Keluarga
Saudara kandung
Anak kandung
Pekerjaan
IRT
Buruh
Pendidikan
SD
SD
c. Genogram
KET :
:LAKI LAKI
: MENIKAH
: PEREMPUAN
: KETURUNAN
: MENINGGAL
d. Tipe keluarga
a) Jenis tipe keluarga
Tipe keluarga Ny.N.S adalah keluarga janda, karena dalam keluarga hanya
Ny.N.S yang tinggal bersama dengan saudara perempuan
b) Masalah yang terjadi dengan tipe keluarga
Masalah yang terjadi dengan tipe keluarga ini adalah klien hanya tinggal sendiri
dirumah tanpa ada pendamping ( suami )
e. Suku bangsa
a) Asal suku bangsa
Asal suku bangsa klien adalah gorontalo
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan
Keluarga Ny.N.S mempercayai budaya budaya yang berhubungan dengan
kesehatan ( MITOS )
f.
Nama
Umur
BB
Keadaan
kesehatan
1
2
Ny.M.S
Ny. N.S
48
58
38
31
Sehat
Tidak sehat
Imunisasi ( BCG/
POLIO/ DPT/
HB/ CAMPAK
-
Masalah
kesehatan
-
Tindakan yang
telah
dilakukan
-
Tidak ada masalah, hanya pusing ( kadang kadang ) dan tidak ada yang
menderita penyakit serius yang sampai harus dibawa kerumah sakit
III.
IV.
V.
PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
a) Luas rumah : 6 X 7.5 m2
b) Tipe rumah : permanen
c) Kepemilikan : milik sendiri
d) Jumlah dan rasio kamar/ruangan :3 kamar
e) Ventilasi/ jendela : 8 ventilasi dan 7 jendela
f) Pemanfaatan ruangan : ruangan dirumah klien dimanfaatkan secara baik
g) Sepric tank : septic tank rumah Ny.N.S terletak dibelakang ruangan
h) Sumber air minum : sumber air minum depot air minum
i) Kamar mandi / WC : 1 buah kamar mandi dan 1 buah WC
j) Sampah : cara pengolahan sampah Ny.N.S dibakar ditempat sampah
k) Kebersihan lingkungan : lingkungan rumah klien bersih
b. Karakteristik tetangga dan komunnitas RW
a) Kebiasaan : karena lingkungan sekitar rumah klien adalah keluarga ( anak anak
klien ), kebiasaan yangg dilakukan adalah berkomunikasi dengan baik setiap hari
b) Aturan/ kesepakatan : aturan/ kesepakatan yang diberikan adalah penjagaan
kebersihan lingkungan agar tetap bersih, sehat, & nyaman
c) Budaya : semua tetangga Ny.N.S beragama islam & besuku gorontalo sehingga
lingkungan sekitar nampak ramai & berkomuniksi cukup baik.
d) Mobilisasi geografis keluarga : keluarga Ny.N.S tidak memiliki kebiasaan
berpindah tempat tinggal.
e) Perkumpuln keluarga & interaksi dengan masyarakat : waktu luang digunakan
pasien untuk berkumpul dengan anak & cucunya
f) Sistem pendukung keluarga : saat merasakan sakit, Ny.N.S langsung
memeriksakan diri ke PUSKESMAS, kleuarga nampa kurang mampu merawat
penyakit Ny.N.S karena diberikan pantangan apapun dalam makanan maupun
obat
STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/ cara komunikasi keluarga
Cara berkomunikasi antar keluarga menggunakan cara komunikasi yang terbuka,
bebas menyatakan
b. Struktur kekuatan keluarga
Dalam pengambilan keputusan disaat ada masalah dipecahkan/ doselsaikan bersama
sama dengan Ny.N.S
c. Struktur peran ( peran masing masing anggota keluarga)
Ny.N.S berperan sebagai anggota keluarga dari keluarga Ny. M.S
d. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang beraku dikeluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang
dianut dan norma yang berlaku dlingkungannya, kebiasaan dari keluarga Ny.N.S
adalah mengkonsumsi obat herbal.
FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Anggota keluarga saling membutuhkan dalam kegiatan sehari-hari dan saling
menyayangi satu sama lain. Selain itu mereka juga saling menghargai pendapat
masing-masing anggota keluarga
b. Fungsi sosialisasi
1) Kerukunan hidup dalam keluarga
VI.
VII.
Keluarga ini selalu mengajarkan dan menekankan berperilaku yang sesuai ajaran
agama yang dianut
2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga
Interaksi dan hubungan dalam keluarga baik dan keluarga mempunyai hubungan
yang baik dengan tetangganya
3) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan
Ny.N.S adalah kepala keluarga dan sebagai pengambil keputusan
4) Kegiatan keluarga waktu senggang
Kegiatan diwaktu senggang hanyalah berkumpul dan mengobrol di dalam rumah
5) Partisipasi dalam kegiatan sosial
Partisipasi keluarga Ny.N.S dalam kegiatan sosial baik.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan adalah puskesmas. Klien lebih
banyak istirahat untuk mengatasi penyakitnya
d. Fungsi reproduksi
e. Fungsi ekonomi
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari keluarga yakni dari penghasilan anak-anak klien.
STRESS DAN KOPING KELUARGA
a. Stress Jangka Pendek
Jika ada keluarga yang sakit, biaya pengobatan meningkat dan menjadi beban pikiran
b. Stress Jangka Panjang
Penghasilan keluarga mencukupi kebutuhan sehari-hari
c. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dengan kesabaran dan tetap
berusaha sesuai kemampuan yang ada. Keluarga menyerahkan semua kepada Allah
SWT tapi mereka tidak putus asa dan tetap berusaha karena mereka meyakini bahwa
Allah SWT tidak akan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan umatnya.
d. Strategi koping
Bila ada masalah keluarga, akan dibicarakan bersama-sama secara musyawarah setiap
anggota keluarga bebas mengungkapkan pendapatnya.
HARAPAN KELUARGA
a. Terhadap masalah kesehatannya
Keluarga berharap ingin cepat sembuh dari penyakitnya
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada
Keluarga sangat mengharapkan mendapatkan informasi-informasi kesehatan terutama
mengenai penyakit rematik yang diderita oleh Ny.N.S
Analisa Data
No
1
Data
Masalah
DS:
-
klien mengatakan
sering merasa berat
pada tengkuk belakang
serta mengalami
pusing
keluarga Ny M.S
mengatakan jarang
memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
terdekat terkait
dengan masala
kesehatan yang
Ketidakefektifan penatalaksanaan
program terapeutik pada keluarga Ny.
N.S
mengatakan hanya
membawa/memeriksak
an Ny M.S
kepelayanan kesehatan
jika penyakit yang
-
DO:
DS :
-
TD:140/70 mmHg
Keluarga Ny.N.S mengatakan
tidak tau apa itu hipertensi,
sebabnya & penanganannya.
Ny.N.S mengatakannya sakitnya
hanya pengaruh umur yang
menua
DO :
-
SKALA
BOBOT
PERHITUNGA
N
Sifat masalah :
Actual
3/3 x1 = 1
Kemungkinan
masalah dapat
diubah :
Sebagian
1/2 x 2 =1
Potensial masalah
untuk dicegah :
Tinggi
3/3 x 2 = 2
Menonjolnya
masalah, tetapi
tidak perlu segera
ditangani
x1=
Jumlah
PEMBENARAN
Nyeri pada
tengkuk leher
yang dirasakan
Ny.N.S harus
diatasi karena
sangat
mengaganggu
aktivitas.
Menjadi
kebiasaan
keluarga Ny.N.S
jika nyeri tengkuk
leher timbul
langsung
mengkonsumsi
obat herbal.
Sumber dana
tersedia. Fasilitas
pengobatan bisa
terjangkau
Keluarga merasa
masalah tidak
perlu ditangani
karena keluarga
merasa masalah
terjadi akibat
faktor usia
4
SKALA
BOBOT
PERHITUNGA
N
Sifa masalah :
Ancaman
kesehatan
Kemungkinan
masalah dapat
diubah :
Mudah
Potensial masalah
untuk dicegah :
Tinggi
Menonjolnya
masalah :
Masalah berat,
harus segera
ditangani.
2/3 x 1 = 2/3
2/2 x 2 = 2
3/3 x 1 = 1
2/2 x 1 = 1
Jumlah
PEMBENARAN
Sakit darah tinggi
baru diketahui
Ny.N.S sudah
lama dirasakan
nyeri pada
tengkuk leher dan
pusing. Bila
keadaan tersebut
tidak segera
ditngani akan
memperberat
kondisi Ny.N.S
Ny.N.S sempat
khawatir &
bersedia
mendapat
penyuluahan /
informasi tentang
rematik yang
diderita Ny.N.S
Keluarga Ny.N.S
sangat antusias
untuk mengikuti
anjuran &
mengatakan mau
bekerja sama
Karena terkait
dengan masalah
kesehatan Ny.N.S
maka pemberian
informasi ahrus
segera disamaikan
4 2/3
PRIORITAS MASALAH
No
Nama
anggota
keluarga
Riwayat
penyakit
saat ini
Ny. N.S
Darah
tinggi
Ny. M.S
Tidak
ada
Keluhan
yang
dirasakan
`
Nyeri pada
tengkuk
leher
Tidak ada
Tanda
dan
gejala
-
Tidak
ada
Riwayat
penyakit
sebelumny
a
Tidak ada
Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda
tanda vital
Sistem
cardiovaskuler
Sistem
respirasi
TD :
-140/70
mmHg
- N : 80/
menit
- R : 19 /
menit
- SB : 36,5oC
Tidak ada
masalah pada
jantung
Tidak ada
masalah
pada
pernapasa
n
T
m
p
p
m
- TD : 120/80
mmHg
- N:
92x/menit
- R : 22/ menit
- SB : 36,8oC
Tidak ada
masalah pada
jantung
Tidak ada
masalah
pada
pernapasa
n
T
m
p
p
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATA
Defisit pengetahuan mengenai masalah
kesehatan pada Ny.N.S
RENCANA KEPERAWAT
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
INTERVE
setelah dilakukan tindakan keperawatan
1. Kaj
selama 3 x 24 jam menunjukkan pengetahuan
kel
2.
Gam
tentang proses penyakit dengan kriteria hasil :
car
1. Pasien & keluarga menyatakan
3. Gam
pemahaman tentang penyakit, kondisi,
mu
prognosis, & program pengobatan
yan
2. Pasien & keluarga mampu
4. Ide
melaksanakan prosedur djelaskan
den
secara benar
5.
Ten
3. Pasien & keluarga mampu
ber
menjelaskan kembali apa yang
yan
dijelaskan perawat/ tim kesehatan
me
lainnya
6. Sed
ten
tep
7. Kaj
gej
pan
kun
8. Sed
ten
yan
9. Dis
pen
10. Du
me
sec
11. Eks
atau
12. Ber
ten
Setelah dilakukan tindakan keperawatan setiap
1. Lua
kali kunjungan diharapakan pemhaman
ket
keluarga tentang ketidakefektifan
sec
penatalaksanaan program terapeutik keluarga
ling
semkain bertambah dengan kriteria hasil :
ma
2. Ber
1. Anggota keluaraga yang berpartisipasi
me
dalam terapi
2. Anggota keluarga secara terbuka
dal
3.
Ban
menyatakan persaaan yang berkaitan
per
4.
5.
6.
7.
8.
9.
pen
Dap
kel
ula
Aja
pat
hub
pro
Ban
me
ber
me
Lak
kel
seh
tera
me
Ban
fak
kes
Ruj
yan
ARI/
NGGAL
enin/
Mei 2016
IMPLEMENTASI
EVALUASI
S:
O:
A:
P: