You are on page 1of 41

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. M.

S DENGAN SALAH SATU


ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI DESA LAMAHU
KEC. BULANGO SELATAN KAB. BONE BOLANGO

NAMA

: ABDIWIJAYA KONIYO

NIM

: PO3120013151

PRODI

: DIV KEPERAWATAN

MENGETAHUI
CT

Lusiane Adam S.Kep Ns M.Kes

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES GOONTALO


2016

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


HIPERTENSI
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi
Menurut WHO (1978) batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau di atas 160/95 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di atas normal yaitu bila
tekanan sistolik (atas) 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic (bawah) 90 mmHg atau
lebih.
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140
mmHg dan diastoliknya diatas 90 mmHg (Smeltzer & Bare,2001). Hipertensi adalah
tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasinya dengan derajat
keparahannya. Mempunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi
maligna (Doengoes,2000). Hipertensi adalah tekanan darah sistolik kurang lebih 140
mmHg dan tekanan darah diastolic kurang lebih 90 mmHg atau bila pasien memakai obat
anti hipertensi (Arief Mansjoer,2000).
2. Etiologi/Penyebab
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak di ketahui penyebabnya
disebut juga hipertensi idiopatik. Banyak factor yang mempengaruhi seperti
genetic, lingkungan hiperaktifitas susunan saraf simpatis, system rennin
angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca interseluler dan
factor factor yang risiko seperti obesitas, alcohol, merokok.
b. Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi, sedangkan 10
% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum
diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan
beberapa factor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Factor tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi
2) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur
(jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih

tinggi dari perempuan) dan ras (ras

kulit hitam lebih banyak dari kulit

putih)
3) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah
konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan
berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol,
minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)
c. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, penyebab spesifiknya diketahui seperti
penggunaan ekstrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hipertensi
aldosteronisme primer, dan sindrom chusing dan hipertensi yang berhubungan
dengan kehamilan (Mansjoer, Arief dkk, 2001)
Hipertensi pada orang dewasa dibedakan atas :
1) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg atau
tekanan diastoliknya sama atu lebih besar dari 90 mmHg
2) Hipetensi sistolik terisolasi dimana tekanan lebih besar atau dari 160 mmHg
dan tekanan diastoliknya lebih rendah dari 90 mmHg
Penyebab hipertensi pada orang dengan usia lanjut dengan terjadinya perubahanperubahan pada :
a) Elastisitas dinding aorta menurun
b) Katup jantung menebal menjadi kaku
c) Kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahunsesuadah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa
menurin menyenbabkan kontraksi volumenya
d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini karena kurangnya efektifitas pembuluh darag perifer untuk oksigenasi
e) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

3. Pohon Masalah (Pathway)


Hyperlipidemia, merokok, obesitas, gaya
hidup dan faktor emosional
Impuls saraf simpatis
Ganglia simpatis, neuron perganglion
melepaskan asetilkolin
Merangsang serabut saraf ganglion ke
pembuluh darah

Norepineprin dilepaskan
Vasokonstriksi pembuluh darah
Tahanan perifer meningkat

Resiko penurunan
curah jantung

Peningkatan tekanan darah


Gangguan
Respon GI tract
pemenuhan nutrisi

Penurunan aliran
darah ke ginjal
Merangsang
Pengaktifan
Retensi Na+H
sekresi
sistem
2O
renin
aldosteron
angiotensin
dan

Nyeri Akut

Kelebihan volume
cairan

Nausea,
vomitos
Tubuh
Kelemahan
kekurangan
fisik
kalori

Intoleransi
aktivitas

4. Klasifikasi
Menurut the seventh report of the Join National Committee on prevention,

detection, evaluasian, and treatment of high blood pressure (JNC 7) klasifikasi


tekanan darah pada orang dewasa dibagi menjadi kelompok normal, prahipertensi,
hipertensi derajat 1, dan derajat 2 (Aru. W. Sudoyo,2006)

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII


Kategori

Tekanan Darah Sistolik

Tekanan Darah Diastolik

Normal

< 120 mmHg

(dan) < 80 mmHg

Pre-hipertensi

120-139 mmHg

(atau) 80-89 mmHg

Stadium 1

140-159 mmHg

(atau) 90-99 mmHg

Stadium 2

>= 160 mmHg

(atau) >= 100 mmHg

5. Manifestasi Klinis
Peningkatan tekanan darah kadang kadang merupakan satu satunya gejala. Bila
demikian gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otot, dan
jantung. Gejala lain yang bisa di temukan adalah sakit kepala, epistaksis, telinga
berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur dan mata berkunang kunang dan pusing
(Mansjoer, Arief dkk, 2001).
Pada pemeriksaan fisik mungkin tidak di jumpai kelainan apapun selain tekanan
darah yang tinggi, tetapi dapat pula di temukan perubahan pada retina, sepeti
perdarahan eksudat (kumpulan cairan) penyempitan pembuluh darah dan kasus berat
edema pupil. (Smeltzer & Bare,2001).
Gejala yang lazim pada pasien hipertensi :
a. Mengeluh sakit kepala. Pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak napas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun

6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Hemoglobin/hematokrit: bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari selsel terhadap volume caian-cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan
faktor-faktor risiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2) BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal
3) Glukosa: hiperglikemia
4) Kalium serum: hypokalemia
5) Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium
6) Kolesterol dan trigeliselida serum mengalami peningkatan
7) Kadar aldosteron urin/serum
8) Urinalisa: darah, protein, glukosa
9) Asam urat : hiperurisemia
b. EKG
Kemungkinan ada pembesaran ventrikel kiri, pembesaran atrium kiri. Adanya
penyakit jantung koroner atau aritmia.
c. Ekokardiogram
Tampak penebalan dinding ventrikel kiri, kemungkinan juga sudah terjadi dilatasi
dan gangguan fungsi sistolik dan diastolik.
d. Foto rontgen
Kemungkinan ditemukan pembesaran jantung vaskularisasi atau corta yang lebar.
e. CT Scan
Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati

7. Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
1) Penatalaksanaan Non Farmakologis
a) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin
dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
b) Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging, bersepeda atau berenang.
2) Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
a) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.

c) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.


d) Tidak menimbulakn intoleransi.
e) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
f) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
(Tabel 1.1. Jenis Obat-obatan untuk Terapi Farmakologi)
Efek dan
Obat

Kerja Utama

Kelebihan

Kontraindikasi

Pendekatan
Keperawatan

Diuretik dan
Obat Sejenis
Diuretik
Thlazide
Chlorthalidone Penurunan volume

Efektif

Gout.

Mulut kering,

( Hygroton)

darah, aliran darah

diberikan per

Diketahui

haus,

ginjal, dan curah

oral.

sensitif terhadap

kelemahan,

jantung.

Efektif untuk

obat turunan

pusing, letargi,

Kehilangan cairan

pemberian

sulfonamid.

nyeri otot,

ekstra sel.

jangka lama.

Gangguan

kelemahan otot,

Keseimbangan

Efek samping

fungsi ginjal

takikardi,

natrium negatif

ringan.

berat.

gangguan

(akibat natriuresis),

Melawan efek

gastrointestinal.

Hipokalemia ringan.

retensi natrium

Hipotensi

Berpengaruh

obat anti

postural dapat

langsung terhadap

hipertensi

diperkuat oleh

otot polos pembuluh

lainnya.

alkohol,

darah.

barbiturat, atau
narkotika.
Karena thiazide
mengakibatkan
kehilangan
natrium, pasien
diintruksikan
untuk berhatihati akan terjadi
hipotensi

postural pada
cuaca panas
(makan asinan
pada cuaca
panas dapat
membantu).
Berikan
tambahan
kalium.
Pertimbangan
Gerontologis :
Resiko
Hipotrnsi
postural sangat
penting akibat
volume; ukuran
tekanan darah
dalam tiga
posisi; peringkat
pasien untuk
bangkit pelanpelan.

Diuretika loop

Volume menurun.

Kerja cepat.

Sama dengan

Kehilangan

Furosemide

Menghambat

Kuat.

thiazide.

cairan terjadi

(lasix)

reabsorbsi natrium

Hanya

sangat cepat-

dan air dalam ginjal.

digunakan bila

diuresis dalam

Antagonis terhadap

thiazide tidak

terjadi.

aldosterone.

berhasil.

Kehilangan
elektrolit-perlu
penggantian

Haus, mual,
muntah, kulit,
kemerahan,
hipotensi
postural.
Rasa manis, rasa
terbakar dimulut
dan lambung.
Pertimbangan
Gerontologis :
Sama dengan
thiazide

Diuretik
Penggantian
kalium
Spironolacton

Inhibisi Kompetitif

Sprinonolactone

Penyakit ginjal

Pusing, letargi,

e (Aldactone)

aldosterone

efektif untuk

Azotemia

sakit kepala-

menangani

Penyakit hepar

turunkan dosis.

hipertensi yang

berat.

menyertai
aldosteronisme
primer.

Diuretik dan
Obat Sejenis
Triamterene

Bekrja pada tubulus

Spironalactone

Diare dan gejala

(Dyenium)

distal, tidak

maupun

GI yang lain-

tergantung

triamterene

berikan obat

aldosterone.

mengakibatkan

setelah makan.

retensi kalium.

Erupsi kulit,
urikaria.
Konfusi mental,
ataksia-dosis
harus dikurangi.
Ginekomastia
(tidak untuk
tramterene)

Inhibitor
Adrennergik
Reserpine

Mengganggu sintesis Memperlambat

Riwayat depresi. Dapat

(alkaloid

dan uptake

denyut, yang

Psikosis.

menyebabkan

Rauwolfia

norepinefrin.

melawan

Sinusitis kronis.

depresi berat;

takikardia akibat

Ulkus peptik.

laporkan adanya

Serpentina)

akibat

manifestasi yang

hydralazine

ditemukan,
sehingga kalau
perlu obat harus
dihentikan.
Hidung buntu,
yang
memerlukan
vasokonstrikor
nasal.
Meningkatkan
selera makanakibat sulit
mengontrol
berat badan.
Ulkus peptik
berulang.
Berikan bersama

makanan atau
susu.
Pertimbangan
Gerontologis :
Depresi dan
hipotensi
postural sering
terjadi pada
manusia.

Methyldopa

Dopa-Penghambat

Efektif pada

Penyakit Hepar.

Mengamuk,

(Aldomet)

decarboxylase;

pasien yang

pusing.

mengganti

tidak terkontrol

Mulut kering;

norepinefrin dari

dengan thizide-

hidung buntu

tempat

reserpine dan

(sangat

penyimpanan.

(dengan atau

mengganggu

tanpa

pada awal tetapi

hydralizine)

kemudian

Beruna pada

cendering

pasien dengan

hilang)

gagal ginjal.

Anemia

Tidak

hemolitik

menyebabkan

(reaksi

oliguria.

hipersensitif)test Coomb
Positif.
Pertimbangan
Gerontologis :
Dapat
menyebabkan

perubahan
mental dan
tingkah laku
pada manula.
Propranolol

Menyekat sistem

Menurunkan

Asma bronkhial

(Inderal)

saraf simpatik (-

denyut nadi

Rinitis alergik

Depresi mental

adrenergik reseptor)

pada pasien

Gagal Ventrikel

yang

khususnya saraf

takikardi dan

kanan akibat

termanifestasi

simpatis ke jantung,

tekanan darah

hipertensi paru.

dengan

menghasilkan

tinggi serta

Gagal jantung

insomnia, malas,

kecepatan jantung

berguna sebagai

kongestif.

lemah, dan

yang lebih lambat

pelengkap

kelemahan.

dan tekanan darah

bersama obat

Kepala ringan

yang lebih rendah.

yang bekerja

dan kadang

pada

mual, muntah,

neuroefektor

dan distres

pembuluh darah.

lambung.
Diskrasia darah
seperti
agranulositosis
dan purpura
trombositopeni,
namun hal ini
jarang.
Pertimbangan
Gerontologis :
Resiko
keracunan
meningkat pada
manula dengan
penurunan
fungsi hati dan

ginja. Ukuran
tekanan darah
dengan tiga
posisi dan
perhatikan
adanya
hipotensi.

Vasodilator
Hydralazine

Menurunkan tekanan Dipakai sebagai

Angina atau

Dapat terjadi

hydrochloride

perifer namun secara

obat pilihan

penyakit

sakit kepala,

(Apresoline)

berlawanan

ketiga apabila

koronar.

takikardi,

meningkatkan curah

pasien tidak

Gagal jantung

kemerahan dan

jantung.

berespons

kongesif.

dispnu-dapat

Bekerja langsung

terhadap

Hipersensitivitas dicegah dengan

pada otot polos

thiazide

pengobatan

pemuluh darah.

reserpire,

pendahuluan

thiazide-

reserpine.

metydopa, atau

Edema perifer

thiazide-

memerlukan

guanethidine.

diuretik.
Dapat
menyebabkan
sindrom seperti
lupus
eritematosus.

Minoxidil

Menyebabkan

Efek hipotensi

vasodilatasi

lebih keras

Feokromositma.

Takikardi,
angina pektoris,

langsung pada

dibanding

perubahan Ekg,

pembuluh anteriol,

hydralazide.

edema, ukur

mengakibatkan

Tidak ada efek

tekanan darah

penurunan tekanan

pada refleks

dan denyut

vaskuler;

vasomotor; jadi

apikal sebelum

menurunkan tekanan

tidak

minum I & O

sistolik dan

menyebabkan

dan timbang

diastolik.

hipotensi

berat badan

postural.

setiap hari.

Penghambat
Ensim
Pengubah
Angiotensin
(AngiotensinCoverting
Enzyme
Inhibitor)
Captropil

Menghambat

Efek samping

Gagal Ginjal

Pertimbangan

(Capoten)

konversi angiotensin

kardiovaskuler

Gerontologis :

I menjadi

lebih sedikit.

Perlu

angiotensin II

Dapat

menurunkan

Menurunkan tekanan digunakan

dosis dan

perifer total.

dengan diuretik

menunda

thizide dan

diuretik apabila

digitalis

ada gangguan

Hipotensi dapat

ginjal.

diatasi dengan
pemberian
cairan.

Antagonis
Kalsium
Diyiazem

Menghambat

Menghambat

Sindrom sick

Jangan

hydrochloride

pemasukan ion

spasme arteri

sinus; derajat

dihentikan

(cardizem)

kalsium ke dalam

koronaria yang

dua atau tiga;

secara

sel.

tidak dapat

hipotensi, gagal

mendadak.

Menurunkan

dikontrol

jantung

Observasi

afterioad jantung

dengan

kongestif.

adanya

penyekat- atau

hipotensi.

nitrat.

Laporkan
apabila ada
denyut jantung
yang tidak
teratur, pusing,
edema.
Intruksikan
untuk
melakukan
perawatan gigi
secara taratur
karena potensi
terjadi
gingivitis.

Nifedipine

Menghambat

Kerja cepat

Tidak ada

Berikan pada

(Procardea:

masuknya ion

Efektif melalui

saat

Adalat)

kalsium ke dalam sel

rute oral dan

perut kosong.

melalui membran.

sublingual.

Gunakan dengan

Efek asodilatasi pada Tidak ada

hati-hati pada

arteriol koroner dan

kecendrungan

pasien diabetes.

perifer.

memperlambat

Makan sedikit

Menurunkan kerja

aktivitas nodus

tetapi sering

jantung dan

SA atau

tetapi sering

konsumsi energi,

memperpanjang

apabila

meningkatkan

konduksi nodus

mengeluh mual

pengiriman oksigen

AV.

Kram otot, kaku

ke jantung.

sendi, gangguan
seksual dapat
hilang akibat
dosis yang
diturunkan.
Laporkan
apabila terdapat
denyut jantung
yang tidak
teratu,
konstipasi, nafas
pendek, edema.
Dapat
menimbulkan
pusing.

Verapamil

Menghambat aliran

Antidisritmia

Penyakit nodus

Berikan pada

(calan,

masuk ion kalsium

yang efektif

sinus atau AV;

saat perut

Isoptin)

ke dalam sel

Awitan IV cepat. gagal jantung

kosong sebelum

Memperlambat

Menyekat jalur

berat.

makan.

kecepatan hantaran

nodus SA dan

Hipotensi berat.

Jangan hentikan

impuls jantung.

AV

secara
mendadak.
Depresi dapat
hilang apabila
obat dihentikan.
Untuk sakit

kepala; kurangi
kegaduhan,
monitor
elektrolit
Turunkan dosis
untuk gagal hati
atau ginjal.
Pertimbangan
Gerontologis :
Memerlukan
penggunaan
dosis

3) Penatalaksanaan non medis


Memberikan HE kepada pasien :
a) Mengurangi mengonsumsi garam dapur dalam masakan
b) Mengurangi makan-makanan yang mengandung lemak seperti jeroan
c) Hindari makanan seperti daging kambing, ikan asin
d) Perbanyak untuk makan buah-buahan dan sayuran
e) Meningkatkan aktivitas fisik ringan seperti : berjalan
8. Komplikasi
1) Penurunan fungsi penglihatan akibat kerusakan hipersensitif pada retina.
2) Stroke
3) Penurunan fungsi ginjal
4) Kelainan jantung

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


Pengkajian
1. Data Subjektif
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam MRS, no registrasi, dan diagnose medis
b. Keluhan Utama
Sering menjadi alas an klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah sakit
kepala disertai rasa berat ditengkuk, sakit kepala berdenyut
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada sebagain besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala. Gejala yang
dimaksud adalah sakit dikepala , pendarahan dihidung, pusing, wajah

kemerahanan, dan kelelahan yang bisa saja terjadi pada penderita hipertensi. Jika
hipertensi berat atau menahun dan tidak diobat, bisa timbl sakit kepala, kelelahan,
muntah, sesak napas, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya
kerusakan otak, mata jantung, dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat
mengalami penurunan kesadaran atau koma
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya, DM, penyakit ginjal, obesitas,
hiperkolesterol, adanya riwayat merokok, penggunaan alcohol dan obat
kontrasepsi oral dll.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi.
2. Data Objektif
Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas/ Istirahat
1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
2) Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
1) Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup
dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi, perspirasi.
2) Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis,
tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat,
sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin
lambat/ bertunda.
c. Integritas Ego
1) Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress multiple
(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
2) Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian,
tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola
bicara.
d. Eliminasi
1) Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal
pada masa yang lalu).

e. Makanan/Cairan
1) Gejala : Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak
serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini
(meningkat/turun) Riwayat penggunaan diuretik
2) Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
f. Neurosensori

1) Gejala : Keluhan pening/pusing, sakit kepala, subojksipital (terjadi saat


bangun dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan
penglihatan (diplobia, penglihatan kabur, epistakis).
2) Tanda : Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek,
proses pikir, penurunan keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ketidaknyamanan
1) Gejala : Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung), sakit kepala.
h. Pernafasan
1) Gejala : Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja takipnea, ortopnea,
dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
2) Tanda : Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi nafas
tambahan (krakties/mengi), sianosis.
i. Keamanan
1) Gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural
Diagnosa Keperawatan (NANDA)

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokontriksi,


hipertrofi/ rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen
3. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
4. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Gangguan mekanisme regulasi,
kelebihan asupan cairan, kelebihan asupan natrium
Perencanaan (NIC, NOC)
No

Diagnose Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Penurunan curah jantung NOC :
berhubungan

Intervensi
NIC :

dengan Cardiac Pump effectiveness Cardiac Care

peningkatan

afterload, Circulation Status

1. Evaluasi

adanya

vasokontriksi,

hipertrofi/ Vital Sign Status

nyeri dada
2. Catat

adanya

rigiditas ventrikuler, iskemia Tissue perfusion: perifer


miokard

Setelah dilakukan asuhan


selamapenurunan

DS:
1. Kelelahan
2. Nafas pendek/ sesak nafas
3. Kecemasan
DO :

kardiak output klien teratasi

disritmia jantung
3. Catat adanya tanda
dan
penurunan

gejala
cardiac

dengan kriteria hasil:


1. Tanda

Vital

putput
dalam 4. Monitor

status

rentang normal (Tekanan

pernafasan

yang

darah, Nadi, respirasi)

menandakan

gagal

1. Aritmia,takikardia,
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

2. Dapat

mentoleransi

jantung
5. Monitor

balance

cairan
Monitor

respon

bradikardia
aktivitas,
tidak
ada
Palpitasi, edema
kelelahan
Peningkatan/penurunan JVP
6.
3. Tidak ada edema paru,
Distensi vena jugularis
Kulit dingin dan lembab
perifer, dan tidak ada
Penurunan
denyut
nadi
asites
perifer
4. Tidak ada penurunan
Oliguria, kaplari refill lambat
7.
kesadaran
Perubahan warna kulit
Batuk, bunyi jantung S3/S4

pasien terhadap efek


pengobatan
antiaritmia
Atur periode latihan
dan istirahat untuk
menghindari

kelelahan
8. Monitor

toleransi

aktivitas pasien
9. Monitor
adanya
dyspneu,

fatigue,

tekipneu

dan

ortopneu
10. Anjurkan

untuk

menurunkan stress
Vital sign Monitoring
11. Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
12. Monitor VS
pasien

saat

berbaring,

duduk, atau berdiri


13. Auskultasi TD pada
kedua

lengan

dan

bandingkan
14. Monitor TD, nadi,
RR,

sebelum,

selama, dan setelah


aktivitas
15. Monitor
bunyi
jantung
16. Monitor
dan

jumlah,
dan

irama

frekuensi
irama

pernapasan
17. Monitor

pola

pernapasan abnormal
18. Monitor
suhu,
warna,

dan

kelembaban kulit
19. Monitor
sianosis
perifer
20. Monitor

adanya

cushing

triad

(tekanan nadi yang


melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
21. Identifikasi
penyebab

dari

perubahan vital sign


22. Jelaskan pada pasien
tujuan

dari

pemberian oksigen
23. Sediakan informasi
untuk

mengurangi

stress
24. Kelola
obat

pemberian
anti

aritmia,

inotropik,
nitrogliserin
vasodilator

dan
untuk

mempertahankan
kontraktilitas jantung
25. Kelola
pemberian
antikoagulan
mencegah
perifer
26. Minimalkan

untuk
trombus
stress

lingkungan
Intoleransi aktivitas

NOC :

1. Kolaborasi dengan

Berhubungan

dengan
v Self Care : ADLs

tenaga

rehabilitasi

kelemahan, ketidakseimbangan Activity tolerance

medic

dalam

suplai dan kebutuhan oksigen

merencanakan

Energy conservation
Setelah dilakukan tindakan

DS:

keperawatan selama .

1. Melaporkan
adanya

secara

kelelahan

verbal Pasien bertoleransi


atau terhadap aktivitas dengan

kelemahan.
2. Adanya
dyspneu

Kriteria Hasil :
atau

ketidaknyamanan

saat

beraktivitas.

tekanan

tekanan darah, nadi dan


abnormal
darah

atau

dari

RR
nadi 2. Mampu melakukan

terhadap aktifitas
2. Perubahan ECG : aritmia,
iskemia

aktivitas fisik tanpa


disertai peningkatan

DO :
1. Respon

1. Berpartisipasi dalam

aktivitas sehari hari


(ADLs) secara mandiri
3. Keseimbangan aktivitas
dan istirahat

program terapi yang


tepat
2. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas

yang

mampu dilakukan
3. Bantu
untuk
memilih

aktivitas

konsisten

yang

sesuai

dengan

kemampuan

fisik,

psikologis,
psikososial,

dan

social
4. Bantu
mengidentifikasi
dan

mendapatkan

sumber

yang

diperlukan

untuk

melakukan aktivitas
yang diinginkan
5. Bantu
untuk
mendapatkan
bantu

alat

aktivitas

seperti kursi roda


6. Bantu
untuk
mengidentifikasi
aktivitas
disukai
7. Bantu
membuat
latihan
luang

yang
klien
jadwal
diwaktu

8. Bantu

pasien/

keluarga

untuk

mebgidentifikasi
kekurangan

dalam

beraktivitas
9. Sediakan penguatan
posistif bagi yang
aktif beraktivitas
10. Bantu
pasien
mengembangkan
motivasi
11. Monitor

respon

fisik,

emosi,

social

dan

spiritual
12. Observasi

adanya

pembatasan
dalam

klien

melakukan

aktivitas
Nyeri

akut

dengan

peningkatan

vaskuler serebral

berhubungan NOC :

NIC :

tekanan Pain Level,

Pain Management

Pain control,

1. Lakukan

Comfort level

pengkajian

Kriteria Hasil :

secara

1. Mampu

mengontrol

komprehensif

nyeri (tahu penyebab

termasuk

nyeri,

karakteristik,

mampu

nyeri

lokasi,

menggunakan

tehnik

durasi,

nonfarmakologi

untuk

kualitas dan faktor

mengurangi

nyeri,

mencari bantuan)
2. Melaporkan
bahwa
nyeri berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri

frekuensi,

presipitasi
2. Observasi

reaksi

nonverbal

dari

ketidaknyamanan
3. Gunakan
teknik
komunikasi

3. Mampu

mengenali

terapeutik

nyeri (skala, intensitas,

mengetahui

frekuensi

pengalaman

nyeri)
4. Menyatakan

dan

tanda

nyeri

pasien
rasa 4. Kaji kultur yang

nyaman setelah nyeri


berkurang

untuk

mempengaruhi
respon nyeri
5. Evaluasi
pengalaman

nyeri

masa lampau
6. Evaluasi bersama
pasien

dan

tim

kesehatan

lain

tentang
ketidakefektifan
kontrol nyeri masa
lampau
7. Bantu pasien dan
keluarga

untuk

mencari

dan

menemukan
dukungan
8. Kontrol lingkungan
yang

dapat

mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan
kebisingan
9. Kurangi

dan
faktor

presipitasi nyeri
10. Pilih dan lakukan
penanganan

nyeri

(farmakologi, non
farmakologi
inter personal)

dan

11. Kaji

tipe

dan

sumber nyeri untuk


menentukan
intervensi
12. Ajarkan

tentang

teknik

non

farmakologi
13. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
14. Evaluasi
keefektifan kontrol
nyeri
15. Tingkatkan
istirahat
16. Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan

nyeri

tidak berhasil
17. Monitor
penerimaan pasien
tentang manajemen
nyeri
Analgesic
Administration
1. Tentukan

lokasi,

karakteristik,
kualitas,

dan

derajat

nyeri

sebelum pemberian
obat
2. Cek

instruksi

dokter tentang jenis


obat,

dosis,

dan

frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih
analgesik
yang

diperlukan

atau kombinasi dari


analgesik

ketika

pemberian

lebih

dari satu
5. Tentukan

pilihan

analgesik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
6. Tentukan analgesik
pilihan,

rute

pemberian,

dan

dosis optimal
7. Pilih
rute
pemberian

secara

IV,

untuk

IM

pengobatan

nyeri

secara teratur
8. Monitor vital sign
sebelum

dan

sesudah pemberian
analgesik pertama
kali
9. Berikan analgesik
tepat

waktu

terutama saat nyeri


hebat
10. Evaluasi efektivitas
analgesik,

tanda

dan

(efek

gejala

samping)
4

Kelebihan volume cairan


Berhubungan dengan :

NOC :

NIC :

Electrolit and acid base Fluid management

Gangguan mekanisme regulasi, balance


kelebihan

asupan

1. Timbang

cairan, Fluid balance

popok/pembalut

keliebihan asupan natrium

hydration

DS :

Setelah dilakukan tindakan

Laporan adanya sedikit aktivitas keperawatan


atau tidak ada aktivitas

selama

Ketidak seimbangan nutrisi


lebih

DO:

teratasi

dengan

kriteria hasil:

1. Lipatan kulit tricep > 25 Setelah dilakukan asuhan


mm untuk wanita dan > 15 keperawatan selama ... x 24

jika diperlukan
2. Pertahankan
catatan intake dan
output yang akurat
3. Pasang urin kateter
jika diperlukan
4. Monitor hasil lab
yang sesuai dengan
retensi

cairan

mm untuk pria
jam, klien dapat :
(BUN , Hmt ,
2. BB 20 % di atas ideal
1. Terbebas dari edema,
osmolalitas urin )
untuk tinggi dan kerangka
5. Monitor
status
efusi, anaskara
tubuh ideal
2. Bunyi nafas bersih, tidak
hemodinamik
3. Makan dengan respon
ada dyspneu/ortopneu
termasuk
CVP,
eksternal (misalnya : situasi 3. Terbebas dari distensi
MAP, PAP, dan
sosial, sepanjang hari)
vena jugularis, reflek
PCWP
4. Dilaporkan
atau
hepatojugular (+)
6. Monitor vital sign
diobservasi
adanya 4. Memelihara
tekanan 7. Monitor
indikasi
disfungsi
(misal

pola
:

makan

memasangkan

makanan dengan aktivitas


yang lain)
5. Konsentrasi

kapiler

sentral,

tekanan

paru,

output

jantung dan vital sign

dalam batas normal


intake 5. Terbebas dari kelelahan,

makanan pada menjelang


malam

vena

cairan
CVP

(cracles,
,

edema,

distensi vena leher,

asites)
atau 8. Kaji lokasi dan luas

kecemasan
kebingungan
6. Menjelaskan

retensi / kelebihan

edema
indikator 9. Monitor

kelebihan cairan

masukan

makanan / cairan
dan hitung intake
kalori harian
10. Monitor
status
nutrisi
11. Berikan

diuretik

sesuai interuksi
12. Batasi
masukan
cairan

pada

keadaan
hiponatrermi dilusi
dengan serum Na <
130 mEq/l
13. Kolaborasi

dokter

jika tanda cairan


berlebih

muncul

memburuk
Fluid Monitoring
1. Tentukan

riwayat

jumlah

dan

tipe

intake cairan dan


eliminaSi
2. Tentukan
kemungkinan
faktor resiko dari
ketidak seimbangan
cairan
(Hipertermia, terapi
diuretik,

kelainan

renal,

gagal

jantung, diaporesis,
disfungsi hati, dll)
3. Monitor
berat
badan
4. Monitor serum dan
elektrolit urine
5. Monitor serum dan
osmilalitas urine
6. Monitor BP, HR,
dan RR
7. Monitor

tekanan

darah

orthostatik

dan

perubahan

irama jantung

8. Monitor parameter
hemodinamik
infasif
9. Catat secara akurat
intake dan output
10. Monitor
adanya
distensi

leher,

rinchi,

eodem

perifer

dan

penambahan BB
11. Monitor tanda dan
gejala dari edema

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit
Gunawan.

Buku Kedokteran, EGC, 2000


2013.
Askep

Hipertensi.

Dalam

(http://askep2013.blogspot.com/2013/04/askep-hipertensi.html)

diakses

melalui internet pada tanggal 11 September 2014 pukul 14.00 wita


NANDA NIC NOC Internasional. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasar
Sukanta,

Diagnosa Medis Edisi Revisi Jilid 1. Jakarta : EGC


wayan.
2012.
Askep
Hipertensi
(http://wayansukanta.blogdetik.com/askep-hipertensi/)

diakses

dalam
melalui

internet pada tanggal 11 September 2014 pukul 14.00 wita


Smeltzer, Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Hasan,

Edisi 8 Vol. 2. Jakarta : EGC


Fadli. 2012. Asuhan Keperawatan

Hipertensi

Aplikasi

dalam

(http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/01/asuhankeperawatan-hipertensi-aplikasi.html)

diakses

melalui

internet

pada

tanggal 11 September 2014 pukul 14.00 wita

Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny. M.S dengan salah satu anggota keluarga yang
mengalami hipertensi di Desa Lamahu Kec. Bulango Selatan Kab. Bone Bolango
I.

IDENTITAS UMUM
a. Identitas kepala keluarga
Nama

: Ny.M.S

Pendidikan

: SD

Umur

: 48 Tahun

Pekerjaan

:IRT

Agama

: Islam

Alamat

: Desa LAMAHU

Suku

: Gorontalo

No.Tlp

:-

b. Komposisi Keluarga
No
1
2

Nama
Ny. N.S
Tn. M. P

L/P
P
L

Umur
58
26

Hub.Keluarga
Saudara kandung
Anak kandung

Pekerjaan
IRT
Buruh

Pendidikan
SD
SD

c. Genogram

KET :

:LAKI LAKI

: MENIKAH

: PEREMPUAN

: KETURUNAN

: MENINGGAL

d. Tipe keluarga
a) Jenis tipe keluarga
Tipe keluarga Ny.N.S adalah keluarga janda, karena dalam keluarga hanya
Ny.N.S yang tinggal bersama dengan saudara perempuan
b) Masalah yang terjadi dengan tipe keluarga
Masalah yang terjadi dengan tipe keluarga ini adalah klien hanya tinggal sendiri
dirumah tanpa ada pendamping ( suami )
e. Suku bangsa
a) Asal suku bangsa
Asal suku bangsa klien adalah gorontalo
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan
Keluarga Ny.N.S mempercayai budaya budaya yang berhubungan dengan
kesehatan ( MITOS )

f.

Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan


Klien beragama islam. Keluarga Ny.N.S mempercayai tentang agama yang
me`mpengaruhi kesehatan.
g. Status sosial ekonomi keluarga
a) Anggota keluarga yang mencari nafka
Anggota keluarga yang mencari nafka adalah saudaranya
b) Penghasilan
Penghasilan ( pemasukan ) tergantung pada saudara klien, jumlahnya tidak
menentu
c) Upaya lain
Klien tidak mendapatkan penghasilan ( pemasukan ) usaha lain, klien hanya
mendapatkan pemasukan dari penghasilan anak anaknya
d) Harta benda yang dimiliki ( perabot, transportasi, dll )
Klien memiliki perabot ( sofa, tv, kulkas, peralatan dapur, tempat tidur, jam
dinding, meja dll )
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
Kebutuhan yang di keluarkan tiap bulan mencukupi kebutuhan keluarga Ny.N.S
h. Aktivitas rekreasi keluarga :
Dalam keluarga Ny.N.S aktivitas rekreasi yang dilakuakan jarang. Biasanya rekreasi
yang dilakukan adalah jalan jalan.
II.

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini ( ditentukan dengan anak tertua )
Keluarga Ny.N.S mempunyai 4 orang anak, masa keluarga Ny.N.S berada pada
tahapan perkembangan keluarga lansia.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya
Keluarga Ny.N.S masalah kesehatan saat ini bisa membaik sehingga bisa menikmati
hidup secara sehat jasmani dan rohani
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Keluarga Ny.N.S mengeluh kadang kedua lututnya sering sakit dan mudah lelah.
2) Riwayat penyakit keturunan
Keluarga Ny.N.S mengatakan ada anggota keluarga yang memiliki riwayat
penyakit yang sama.

3) Riwayat kesehatan masing masing anggota keluarga


No

Nama

Umur

BB

Keadaan
kesehatan

1
2

Ny.M.S
Ny. N.S

48
58

38
31

Sehat
Tidak sehat

Imunisasi ( BCG/
POLIO/ DPT/
HB/ CAMPAK
-

Masalah
kesehatan
-

Tindakan yang
telah
dilakukan
-

4) Sumber pelayanan kesehatan


Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan oleh keluarga Ny.N.S adalah
PUSKESMAS
5) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Tidak ada masalah, hanya pusing ( kadang kadang ) dan tidak ada yang
menderita penyakit serius yang sampai harus dibawa kerumah sakit
III.

IV.

V.

PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
a) Luas rumah : 6 X 7.5 m2
b) Tipe rumah : permanen
c) Kepemilikan : milik sendiri
d) Jumlah dan rasio kamar/ruangan :3 kamar
e) Ventilasi/ jendela : 8 ventilasi dan 7 jendela
f) Pemanfaatan ruangan : ruangan dirumah klien dimanfaatkan secara baik
g) Sepric tank : septic tank rumah Ny.N.S terletak dibelakang ruangan
h) Sumber air minum : sumber air minum depot air minum
i) Kamar mandi / WC : 1 buah kamar mandi dan 1 buah WC
j) Sampah : cara pengolahan sampah Ny.N.S dibakar ditempat sampah
k) Kebersihan lingkungan : lingkungan rumah klien bersih
b. Karakteristik tetangga dan komunnitas RW
a) Kebiasaan : karena lingkungan sekitar rumah klien adalah keluarga ( anak anak
klien ), kebiasaan yangg dilakukan adalah berkomunikasi dengan baik setiap hari
b) Aturan/ kesepakatan : aturan/ kesepakatan yang diberikan adalah penjagaan
kebersihan lingkungan agar tetap bersih, sehat, & nyaman
c) Budaya : semua tetangga Ny.N.S beragama islam & besuku gorontalo sehingga
lingkungan sekitar nampak ramai & berkomuniksi cukup baik.
d) Mobilisasi geografis keluarga : keluarga Ny.N.S tidak memiliki kebiasaan
berpindah tempat tinggal.
e) Perkumpuln keluarga & interaksi dengan masyarakat : waktu luang digunakan
pasien untuk berkumpul dengan anak & cucunya
f) Sistem pendukung keluarga : saat merasakan sakit, Ny.N.S langsung
memeriksakan diri ke PUSKESMAS, kleuarga nampa kurang mampu merawat
penyakit Ny.N.S karena diberikan pantangan apapun dalam makanan maupun
obat
STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/ cara komunikasi keluarga
Cara berkomunikasi antar keluarga menggunakan cara komunikasi yang terbuka,
bebas menyatakan
b. Struktur kekuatan keluarga
Dalam pengambilan keputusan disaat ada masalah dipecahkan/ doselsaikan bersama
sama dengan Ny.N.S
c. Struktur peran ( peran masing masing anggota keluarga)
Ny.N.S berperan sebagai anggota keluarga dari keluarga Ny. M.S
d. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang beraku dikeluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang
dianut dan norma yang berlaku dlingkungannya, kebiasaan dari keluarga Ny.N.S
adalah mengkonsumsi obat herbal.
FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Anggota keluarga saling membutuhkan dalam kegiatan sehari-hari dan saling
menyayangi satu sama lain. Selain itu mereka juga saling menghargai pendapat
masing-masing anggota keluarga
b. Fungsi sosialisasi
1) Kerukunan hidup dalam keluarga

VI.

VII.

Keluarga ini selalu mengajarkan dan menekankan berperilaku yang sesuai ajaran
agama yang dianut
2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga
Interaksi dan hubungan dalam keluarga baik dan keluarga mempunyai hubungan
yang baik dengan tetangganya
3) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan
Ny.N.S adalah kepala keluarga dan sebagai pengambil keputusan
4) Kegiatan keluarga waktu senggang
Kegiatan diwaktu senggang hanyalah berkumpul dan mengobrol di dalam rumah
5) Partisipasi dalam kegiatan sosial
Partisipasi keluarga Ny.N.S dalam kegiatan sosial baik.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan adalah puskesmas. Klien lebih
banyak istirahat untuk mengatasi penyakitnya
d. Fungsi reproduksi
e. Fungsi ekonomi
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari keluarga yakni dari penghasilan anak-anak klien.
STRESS DAN KOPING KELUARGA
a. Stress Jangka Pendek
Jika ada keluarga yang sakit, biaya pengobatan meningkat dan menjadi beban pikiran
b. Stress Jangka Panjang
Penghasilan keluarga mencukupi kebutuhan sehari-hari
c. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dengan kesabaran dan tetap
berusaha sesuai kemampuan yang ada. Keluarga menyerahkan semua kepada Allah
SWT tapi mereka tidak putus asa dan tetap berusaha karena mereka meyakini bahwa
Allah SWT tidak akan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan umatnya.
d. Strategi koping
Bila ada masalah keluarga, akan dibicarakan bersama-sama secara musyawarah setiap
anggota keluarga bebas mengungkapkan pendapatnya.
HARAPAN KELUARGA
a. Terhadap masalah kesehatannya
Keluarga berharap ingin cepat sembuh dari penyakitnya
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada
Keluarga sangat mengharapkan mendapatkan informasi-informasi kesehatan terutama
mengenai penyakit rematik yang diderita oleh Ny.N.S

Analisa Data
No
1

Data

Masalah

DS:
-

klien mengatakan
sering merasa berat
pada tengkuk belakang
serta mengalami

pusing
keluarga Ny M.S
mengatakan jarang
memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
terdekat terkait
dengan masala
kesehatan yang

dimiliki oleh Ny M.S


keluarga Ny M.S

Ketidakefektifan penatalaksanaan
program terapeutik pada keluarga Ny.
N.S

mengatakan hanya
membawa/memeriksak
an Ny M.S
kepelayanan kesehatan
jika penyakit yang
-

diderita sudah parah


keluarga Ny M.S
mengatakan sering
makan sembarang

DO:

DS :
-

TD:140/70 mmHg
Keluarga Ny.N.S mengatakan
tidak tau apa itu hipertensi,
sebabnya & penanganannya.
Ny.N.S mengatakannya sakitnya
hanya pengaruh umur yang
menua

Defisit pengetahuan mengenai


masalah kesehatan pada keluarga
Ny.N.S

DO :
-

Ny.N.S mengatakan terasa


nyeri pada tengkuk leher
TTV : Ny.N.S 140/70 mmHg
Klien nampak bingung saat
ditanya tentang hipertensi /
darah tinggi

Skala prioritas masalah


Masalah 1 : ketidakefektifan penatalaksanaan Program terapeutik
KRITERIA

SKALA

BOBOT

PERHITUNGA
N

Sifat masalah :
Actual

3/3 x1 = 1

Kemungkinan
masalah dapat
diubah :
Sebagian

1/2 x 2 =1

Potensial masalah
untuk dicegah :
Tinggi

3/3 x 2 = 2

Menonjolnya
masalah, tetapi
tidak perlu segera
ditangani

x1=

Jumlah

PEMBENARAN
Nyeri pada
tengkuk leher
yang dirasakan
Ny.N.S harus
diatasi karena
sangat
mengaganggu
aktivitas.
Menjadi
kebiasaan
keluarga Ny.N.S
jika nyeri tengkuk
leher timbul
langsung
mengkonsumsi
obat herbal.
Sumber dana
tersedia. Fasilitas
pengobatan bisa
terjangkau
Keluarga merasa
masalah tidak
perlu ditangani
karena keluarga
merasa masalah
terjadi akibat
faktor usia
4

SKALA PRIORITAS MASALAH


Masalah 2 : defisit pengetahuan megenai masalah kesehatannya pada keluarga Ny.N.S
KRITERIA

SKALA

BOBOT

PERHITUNGA
N

Sifa masalah :
Ancaman
kesehatan

Kemungkinan
masalah dapat
diubah :
Mudah

Potensial masalah
untuk dicegah :
Tinggi

Menonjolnya
masalah :
Masalah berat,
harus segera
ditangani.

2/3 x 1 = 2/3

2/2 x 2 = 2

3/3 x 1 = 1

2/2 x 1 = 1

Jumlah

PEMBENARAN
Sakit darah tinggi
baru diketahui
Ny.N.S sudah
lama dirasakan
nyeri pada
tengkuk leher dan
pusing. Bila
keadaan tersebut
tidak segera
ditngani akan
memperberat
kondisi Ny.N.S
Ny.N.S sempat
khawatir &
bersedia
mendapat
penyuluahan /
informasi tentang
rematik yang
diderita Ny.N.S
Keluarga Ny.N.S
sangat antusias
untuk mengikuti
anjuran &
mengatakan mau
bekerja sama
Karena terkait
dengan masalah
kesehatan Ny.N.S
maka pemberian
informasi ahrus
segera disamaikan

4 2/3
PRIORITAS MASALAH

Penentuan prioritas masalah berdasarkan skoring, yaitu :


1. Defisit pengetahuan mengenai masalah kesehatannya pada keluarga Ny.N.S
2. Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik pada keluarga Ny.N.S

No

Nama
anggota
keluarga

Riwayat
penyakit
saat ini

Ny. N.S

Darah
tinggi

Ny. M.S

Tidak
ada

Keluhan
yang
dirasakan
`
Nyeri pada
tengkuk
leher

Tidak ada

Tanda
dan
gejala
-

Tidak
ada

Riwayat
penyakit
sebelumny
a
Tidak ada

Tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK

Tanda
tanda vital

Sistem
cardiovaskuler

Sistem
respirasi

TD :
-140/70
mmHg
- N : 80/
menit
- R : 19 /
menit
- SB : 36,5oC

Tidak ada
masalah pada
jantung

Tidak ada
masalah
pada
pernapasa
n

T
m
p
p
m

- TD : 120/80
mmHg
- N:
92x/menit
- R : 22/ menit
- SB : 36,8oC

Tidak ada
masalah pada
jantung

Tidak ada
masalah
pada
pernapasa
n

T
m
p
p

RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATA
Defisit pengetahuan mengenai masalah
kesehatan pada Ny.N.S

Ketidakefektifan penatalaksanaan program


terapeutik pada keluarga Ny.N.S

RENCANA KEPERAWAT
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
INTERVE
setelah dilakukan tindakan keperawatan
1. Kaj
selama 3 x 24 jam menunjukkan pengetahuan
kel
2.
Gam
tentang proses penyakit dengan kriteria hasil :
car
1. Pasien & keluarga menyatakan
3. Gam
pemahaman tentang penyakit, kondisi,
mu
prognosis, & program pengobatan
yan
2. Pasien & keluarga mampu
4. Ide
melaksanakan prosedur djelaskan
den
secara benar
5.
Ten
3. Pasien & keluarga mampu
ber
menjelaskan kembali apa yang
yan
dijelaskan perawat/ tim kesehatan
me
lainnya
6. Sed
ten
tep
7. Kaj
gej
pan
kun
8. Sed
ten
yan
9. Dis
pen
10. Du
me
sec
11. Eks
atau
12. Ber
ten
Setelah dilakukan tindakan keperawatan setiap
1. Lua
kali kunjungan diharapakan pemhaman
ket
keluarga tentang ketidakefektifan
sec
penatalaksanaan program terapeutik keluarga
ling
semkain bertambah dengan kriteria hasil :
ma
2. Ber
1. Anggota keluaraga yang berpartisipasi
me
dalam terapi
2. Anggota keluarga secara terbuka
dal
3.
Ban
menyatakan persaaan yang berkaitan
per

pemyakit yang diderita keluarga


3. Anggota keluarga bekerja sama dalam
menemukan cara untuk memasukan
program terapeutik kedalam gaya
hidupnya

4.

5.

6.

7.

8.

9.

pen
Dap
kel
ula
Aja
pat
hub
pro
Ban
me
ber
me
Lak
kel
seh
tera
me
Ban
fak
kes
Ruj
yan

ARI/
NGGAL
enin/
Mei 2016

IMPLEMENTASI & EVALUASI


NO.DX

IMPLEMENTASI

1. Melakukan pengkajian pada keluarga


Ny.N.S dengan hasil terdapat anggota
keluarga yang sakit rematik
2. Mengidentifikasi penyakit yang ada pada
keluarga Ny.N.S :
1) Ny.N.S menderita nyeri sendi
setahun terakhir, seirng minum obat
obatan herbal
TD : 130/90 mmHg
2) Ny.N.S menderita nyeri dilutut
namun hilang timbul
3. Melakukan BHSP dengan keluarga kontrak
menjadi keluarga kelolaan selama 1
minggu dengan hasil keluarga mau &
bersedia untuk dikunjungi

EVALUASI
S:

Keluarga Ny.N.S mengatakan tidak keber


menjadi kelolaan
Keluarga mengatakan bersedia untuk
dikunjungi setiap hari

O:

Ny.N.S menjawab semua pertanyaan yan


diajukan
Komunikasi aktif antara keluarga dan per
Ny.N.S mengungkapkan masalah yang
dirasakan seputar kesehatan anggota kelu
Ny.N.S mengatakan kurang mengetahui p
penyakit yang saay ini diderita

A:

Terjalin BHSP antara perawat & keluarga


kelolaan
Masalah defisiensi pengetahuan pada Ny.

P:

Kaji aktivitas sehari hari pasien dan


pengetahuan keluarga tentang penyakit da
masalah kesehatan yang dialami keluarga
Kaji gejala gejala fisik yang timbul
Ukur TTV anggota keluarga bermasalah s
kali kunjungan
Lakukaan pendektan terus menerus dan
meyakinkan klien

You might also like