You are on page 1of 26

Proses Metabolisme serta Kecukupan Gizi Seseorang

Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana


Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731
Winda Linting Sanda Lolok

Pendahuluan
Sumber energi diperoleh dari makanan yang digolongkan menjadi 3 yaitu karbohidrat,
protein dan lemak. Karbohidrat memliki peran yang sangat penting untuk mennghasilkan
energi, protein berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh dan lemak
berperan dalam cadangan energi. Vitamin serta mineral juga berperan dalam kelangsungan
hidup manusia. Kecukupan energi sangat penting bagi tubuh manusia, untuk memenuhi
kecukupan energi maka dalam tubuh manusia terjadi beberapa proses metabolisme, proses
metabolisme terjadi juga karena makanan yang masuk ke dalam tubuh yang akan diubah
menjadi energi. Energi ini dapat kurang atau lebih tergantung dari makanan yaang
dikonsumsi. Makanan yang dikonsumsi juga harus sesuai kebutuhan dan cukup gizi. Jika
kelebihan akan mengalami obesitas.
Isi
Karbohidrat
Karbohidrat dapat digolongkan dalam 3 kelompok besar yaitu:
a. Monosakarida yaitu gula yang paling sederhana terdiri dari molekul tunggal. Dapat
dibagi menurut jumlah atom karbon yang dimiliki: Triosa, Tetrosa, Pentosa, Heksosa.
Monosakarida yang penting adalah gula yang mempunyai 6-karbon (heksosa),
contohnya: glukosa, fruktosa dan galaktosa.
- Glukosa : Gula yang terpenting bagi metabolisme tubuh dikenal sebagai gula
fisiologis, dekstrosa.
Sumber: bentuk jadi ditemui di alam pada buah-buahan, jagung manis.
- Frukosa
: Merupakan gula termanis dari semua gula, dikenal juga dengan nama
levulosa.

Sumber: merupakan hasil hidrolisa dari gula sukrosa, perubahan menjadi glukosa
terjadi didalam hati kemudian bentuk glukosa ini dapat dioksidasi sempurna menjadi
energi.
- Galaktosa : Gula ini tidak ditemui bebas dialam tetapi merupakan hasil hidrolisa
dari laktosa.1
b. Oligosakarida: gula yang mengandung 2-10 molekul gula sederhana.
- Disakarida
Sukrosa
Sumber: molasis, sorgum
Maltosa
Tidak ditemui bebas dialam tetapi berasal dari hasil pencernaan pati dengan
bantuan enzim diastase, didapat didalam biji-bijian yangg dibuat kecambah.
- Trisakarida
Ditemui terutama dalam bit dan madu
- Tetrasakarida
Contoh: stakhiosa ditemui pada kacang polong, bit
c. Polisakrida
Karbohidrat yang kompleks terdiri atas beberapa molekul/satuan gula sederhana.
Beberapa dapat dicerna yaitu pati dan dekstrin, sedang yang lain tidak, tidak larut
dalam air.
Polisakarida yang penting:
- Pati
: Disimpan dalam bentuk karbohidrat tanaman, didapatkan terutama
-

dalam biji-bijian, akar-akaran, umbi-umbian, buah yanng belum matang.


Dekstrin : Merupakan hasil antara pencernaan pati untuk dibentuk menjadi

maltosa.
Glikogen: di simpan didalam hat dan jaringan otot, di gunakan untuk mensuplai

energi bagi jaringan tubuh pada saat latihan dan bekerja keras
Selulosa : Polisakarida yang tidak dapat dicerna tahan terhadap kerja

enzimpencernaan dan menyumbang muatan yang besar terhadap makanan


Pektin
: Tidak dapat dicerna, polisakrida koloid, berfungsi sebagai pencahar,

pengental, pengikat dan pembentuk gel makanan.


Inulin
: Penting bagi pengobatan dan di pakai dalam test/uji fungsi ginjal.1

Fungsi karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan keperluan energi tubuh, selain itu karbohidrat
juga mempunyai fungsi lain yaitu karbohidrat diperlukan bagi kelangsungan proses
metabolisme lemak. Karbohidrat mengadakan suatu penghematan karbohidrat. Kelebihan
karbohidrat akan disimpan dalam bentuk glikogen sebagai energi siap pakai pada saat tubuh
mengalami kekurangan. Fungsi lain adalah karbohidrat mengatur peristaltik usus terutama
usus besar.1

Protein
Dalam proses pencernaan, protein akan dipecah menjadi satuan-satuan dasar kimia, kemudian
di serap dan dibawa oleh aliran darah ke seluruh utbuh, di mana sel-sel jaringan mempunyai
kemampuan untuk mengambil asam amino yang diperluka untuk kebutuhan membangun dan
memelihara kesehatan jaringan. Protein terbentuk dari unsur-unsur organik yng hampir sama
dengan karbohidrat dan lemak yaitu terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen akan
tetapi ditambah dengan unsur lain yaitu nitrogen. Molekul protein tersusun dari satuan-satuan
dasar kimia yaitu asam amino. Satu molekul protein dapat terdiri dari 12 sampai 18 macam
asam amino dan dapat mencapai jumlah ratusan asam amino.1
Asam amino dibagi menjadi 3 golongan
Asam amino esensial
Asam amino ini tidak dapat dibentuk oleh tubuh sendiri. Asam amino sangat diperlukan
tubuh dan harus disuplai dalam bentuk jadi dalam menu yang dimakan sehari-hari. Contoh
asam amino esensial: isoleusin, leusin, lisin, valin, metionin, fenilalanin,triptofan,treonin.
Asam amino semi esensial
Beberapa asam amino dapat menghemat pemakaian beberapa asam amino esensial akan
tetapi tidak sempurna menggantikannya. Defisiensi semi esensial dapat pula diartikan asam
amino dapat menjamin proses kehidupan jaringan orang dewasa, tetapi tidak mencukupi
untuk pertumbuhan anak-anak. Contoh asam amino semi esensial: arginin, histidin, glisin,
sistin.
Asam amino non-esensial
Asam amino ini dapat disintesa tubuh sepanjang bahan dasarnya memenuhi bagi
pertumbuhannya. Kesimpulannya, semua asam amino diperlukan tubuh untuk kelangsungan
proses fisiologis normal tubuh. Contoh asam amino non esensial : as.glutamat, as.aspartat,
alanin, prolin.1
Menurut macam asam amino yang membentuknya, protein dapat digolongkan sebagai
berikut:
a. Protein sempurna (complete protein) yaitu protein yang mengandung asam-asam
amino esensial lengkap baik macam jumlahnya, sehingga dapat menjamin

pertumbuhan dan mempertahankan kehidupan jaringan yang ada. Umumnya, protein


hewani merupakan protein sempurna dan mempunyai nilai biologis yang tinggi.
Contohnya kasein pada susu dan albumin pada putih telur.
b. Protein tidak sempurna (incomplete protein) yaitu protein yang tidak mengandung
atau sangat sedikit berisi satu atau lebih asam-asam amino esensial. Protein ni tidak
dapat menjamin pertumbuhan dan mempertahankan kehidupan jaringan. Contohnya
zein pada jagung dan protein nabati lainnya.
c. Protein kurang sempurna (partially complete protein) protein ini mengandung asam
amino esensial yang lengkap, tetapi beberapa di antaranya hanya sedikt. Protein ini
tidak dapat menjamin pertumbuhan, tetapi dapat mempertahankan kehidupan jaringan
yang sudah ada. Contohnya legumin pada kacang-kacangan dan gliadin pada
gandum.1
Fungsi protein:
-

Protein menyediakan bahan-bahan yang penting peranannya untuk pertumbuhan

dan memelihara jaringan tubuh.


Protein bekerja sebagai pengatur kelangsungan proses di dalam tubuh.
Memberikan tenaga, jika keperluannya tidak dapat dipenuhi oleh karbohidrta dan
lemak.

Lemak
Lemak termasuk dalam kelompok lipid. Lipid adalah komponen yang terdiri dari lemak dan
minyak, fosfolipid dan sterol. Lipid makanan terdiri dari 95% lemak dan minyak. Damalm
tubuh 99% lemak disimpan dalam bentuk trigliserida.2
Komponen-komponen penyusun lemak
Komponen-komponen atau unit-unit penyusun lemak adalah gliserol dan asam-asam lemak.
Gliserol atau gliserin
Pada suhu kamar, berupa zat cair yang tidak berwarna, kental, netral terhadap lakmus, dan
rasanya manis. Dapat bercampur dengan air, tetapi tidak larut dalam karbon tetraklorida,
kloroform, dietil eter, karbon disulfida, dan bemzena.3
Asam lemak

Asam lemak tidak lain adalah monokarboksilat, yang rantai karbonnya tidak bercabang.
Terdapat pada tanaman. Asam lemak dapat berupa asam lemak jenuh dan tak jenuh.
Asam lemak jenuh tidak mempunyai ikatan rangkap dalam struktur kimianya. Ada beberapa
asam lemak jenuh, baik yang terdapat pada tanaman, hewan maupun manusia. Pada
umumnya asam lemak jebuh merupkan unit penyusun lemak hewan atau manusia. Contoh
asam lemak jenuh as.butirat, as.kaproat, as.kaprilat, as.laurat.3
Asam lemak tak jenuh mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap dua. Pada umumnya asam
lemak tak jenuh yang terdapat di alam dan mempunyai dua atau lebih ikatan rangkap, ikatan
rangkap tersebut bersifat non konjugasi. Oleh karena itu, ikatan rangkap tersebut tidak
terletak berdampingan, tetapi dipisahkan oleh gugus metilen. Asam lemak tak jenuh ternyata
memiliki titik lebur lebih rendah. Makin tinggi derajat ketakjenuhan asam lemak tersebut,
makin rendah titik leburnya. Jumlah asam lemak tak jenuh yang menyusun lipid alami lebih
banyak dibandingkan dengan asam lemak jenuh. Asam lemak tak jenuh terdapat sebagai
cairan berminyak pada suhu tubuh. Contoh as lemak tak jenuh as.oleat, as.erusat, as.linoleat.
as.arakhidonat.3
Eikosanoat
Merupakan senyawa yang berasal dari asam lemak tidak jenuh yang bersifat esensial, yaitu
asam linoleat

( 6) , asam alfa linolenat

( 3) , asam arakhidonat

( 9) . Sintesis

eikosanoat melalui jalan metabolisme sikloosigenasi dan lipokigenase. Akan menghasilkan


leukonutrien, prostaglandin, porstasiklin, dan tromboksan.4
lipoprotein
Lemak dalam darah ditranspor dalam bentuk lipoprotein. Lipoprotein didalam darah dap
dipisahkan dengan cara ultrasentrifugasi dan elektroforesa. Bila dipisahkan lipoprotein akan
tersusun dari yang memiliki berat molekul terkecil hingga berat molekul terbesar. Dengan
cara ultrasentrifugasi didapat susunan dari atas kebawah ialah khilomikron, VLDL, LDL, dan
HDL.4
Kolesterol

Kolesterol adalah lipid amfipatik yang merupakan komponen struktural esensial pada
membran dan lapisan luar lipoprotein plasma. Senyawa ini disintesis di banyak jaringan dan
merupakan prekursor semua steroid lain dalam tubuh.4

Fungsi lemak
-

Lemak sebagai sumber energi


Pelarut vitamin A,D,E,K
Dapat memperbaiki rasa, tekstur, dan flavor makanan
Menjaga suhu tubuh2

Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik yang termasuk bahan makanan esensial yang diperlukan
oleh tubuh, tetapi tubuh sendiri tidak dapat mensintesisnya. Vitamin yang dapat disintesis
oleh tubuh memang ada, namun laju sintesisnya kurang dari yang dibutuhkan oleh tubuh
untuk tetap sehat. Meskipun di dalam tubuh vitamin tidak dipergunakan untuk mendapatkan
tenaga seperti lemak atau karbohidrat dan juga tidak dipakai sebagai zat pembangun seperti
protein, vitamin tetap dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
melalui perannya sebagai enzim pembantu dalam proses metabolisme. Vitamin dikenal
sebagai mikronutrien karena vitamin dibutuhkan pada makanan manusia hanya dalam jumlah
miligram atau mikrogram per hari. Vitamin diklasifikasikan atas dasar kelarutannya, yaitu
golongan vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E, dan K) dan golongan vitamin yang larut
dalam air (Vitamin C dan kelompok vitamin B kompleks).3
Vitamin larut lemak
Struktur vitamin larut lemak hanya tersusun atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.
Selain larut lemak, kelompok vitamin ini juga larut dalam beberapa pelarut lemak, misalnya:
vitamin A larut dalam kloroform dan eter; vitamin D larut dalam eter, kloroform, aseton, dan
heksana; vitamin E larut dalam alkohol, dan vitamin K larut dalam eter, heksana, asteon, dan
benzena.3
Vitamin A

Sumber vitamin A adalah jaringan hewan dan tidak terdapat pada jaringan tanaman. Vitamin
A bebas mudah mengalami perubahan oleh pengaruh oksidasi. Untuk mencegah hal ini
hampir seluruh sediaan vitamin A yang ada di perdagangan menggunakan vitamin A dalam
bentuk esternya. Didalam tubuh, vitamin A diperlukan untuk menyokong pertumbuhan dan
kesehatan, khususnya dalam proses penglihatan, sekresi mukus, metabolisme protein,
pemeliharaan epitel, dan reproduksi. defisiensi vitamin A dapat timbul karena makanan yang
kurang kandungan vitamin Anya atau karena absorbsi transpor vitamin A yang kurang baik
dalam tubuh.3
Vitamin D
Vitamin D dalam bentuk aktif dijumpai pada bahan makanan seperti hati, minyak ikan,
kuning telur, susu dan mentega. Peranan vitamin D dalam tubuh adalah meningkatkan
absorbsi garam dapur karena vitamin ini merangsang pembentukan protein khusus yang
bertugas mengangkut kalsium dalam usus halus, mengatur kadar kapur dan fosfor dalam
darah, dan mengatur metabolisme garam dapur dan fosfor yang diperlukandalam pengerasan
tulang. Kebutuhan vitamin D setiap hari tidak dapat ditentukan dengan pasi sebab kita
ketahui bahwa vitamin ini dapat dibentuk dalam tubuh dari provitamin D melalui kerja sinar
matahari pada kulit. 3
Vitamin E
Selain tokoferol, sebutan lain untuk vitamin E adalah vitamin reproduktif, vitamin kesuburan,
faktor X, dan faktor sterilitas. Zat nutrisi yang esensial untuk manusia dan hewan tingkat
tinggi inni ikut berperan dalam beberapa sistem reaksi pada tubuh. Pada jaringan hewan,
vitamin E hanya dapat terdapat dalam jumlah sedikit, terutama dalam hati, otot, ginjal, susu,
dan telur. Sebagian besar vitamin E terdapat dalam minyak nabati, seperti minyak dari
lembaga biji gandum, minyak lembaga biji beras, minyak biji kapas, minyak biji jagung,
minyak kacang, minyak kedelai, minyak bunga matahari, dan beberapa minyak biji-biji yang
lain.3
Vitamin K
Sumber-sumber vitamin K adalah daun-daun tanaman hijau. Makanan yang berasal dari
hewan mengandung sedikit vitamin K. Vitamin K merupakan kofaktor enzim yang struktur
kimianya mengandung unit-uni asam glutamat. Berperan dalam proses pembekuan darah.

Vitamin larut air


Vitamin B1 (tiamin)
Tiamin bekerja pada sistem metabolisme tubuh terutama dalam bentuk tiamin pirofosfat.
Kebutuhan tubuh akan tiamin tidak dapat ditentukan dengan pasrti sebab dalam banyak hal
bergantung pada jumlah karbohidrat yang kita makan. Defisiensi tiamin dalam jumlah banyak
mengakibatkan hilangnya nafsu makan.
Vitamin B2 (riboflavin)
Riboflavin tersebar luas baik pada hewan maupun tanaman. Hati, ginjal, susu, dan jantung
adalah sumber-sumber riboflavin yang baik. Defisiensi riboflavin dapat menyebabkan lukaluka khas pada bibi, radang pada lidah dan radang pada selaput mata.3
Asam pantotenat
Asam pantotenat berupa airan berwarna kuning, kental sebagai minyak, dan bersifat
higroskopis. Asam pantotenat mudah larut air, etil asetat, asam asetat, serta sedikit larut
dalam eter dan amil alkohol, tetapi tidak larut dalam benzena atau kloroform. Dalam tubuh,
asam pantotenat merupakan unit penyusun koenzim-A yang lazim disingkat dengan KoA.
Pada umumnya makanan sehari-hari mengandung pantotenat, khususnya yang berasal dari
sumber hewani, padi-padian, dan kacang-kacangan.
Vitamin B6 (piridoksin)
Dalam tanaman biji-bijian,kebanyakan vitamin B6 terdapat dalam bentuk piridoksol,
sedangkan yang diperoleh dari hewan ada dalam bentuk piridoksal dan piridoksamin fosfat.
Peran piridoksin yang paling penting adalah sebagai koenzim dalam proses transaminasi
untuk sintesis asam amino. Kekurangan piridoksin dalam makanan pada hewan tingkat
rendah akan mengakibatkan dermatitis, penurunan laju pertubuhan. Pada anak kadang
menyebabkan kejang, dermatitis, dangangguan saluran cerna.3
Mineral
Mineral yang dibutuhkan dalam makanan dapat dibagi menjadi dua kelompok, kelompok
yang diperlukan dalam jumlah relatif banyak dan kelompok yang diperlukan dalam jumlah
sangat kecil. Kalsium dan fosfor berfungsi sebagai komponen struktural tulang dan gigi.
Kalsium memiliki beragam fungsi dalam tubuh misalnya, mineral ini terlibat dalam kerja

hormon dan pembekuan darah. fosfor diperlukan untuk membentuk ATP dan zat antara
berfosfor dalam metabolisme. Magnesium mengaktifkan berbagai enzim serta membentuk
kompleks dengan ATP.
Sulfur dimakkan terutama dalam bentuk asam amino sistein dan metionin. Mineral ini
ditemukan dalam jaringan ikat, terutama tulang rawan dan kulit. Mineral ini memiliki fungsi
iipenting dalam metabolisme. Natrium, kalium, dan klorida merupakan elektrolit utama
dalam tubuh. Ketiganya membentuk gradien ion melintasi membran, mempertahankan
keseimbangan air, dan menetralkan muatan positif dan negatif pada protein dan molekul lain.
Mineral yang dibutuhkan dalam jumlah kecil dalam makanan dikenal sebagai trace mineral.
Besi adalah trace mineral yang sangat penting karean berfungsi sebagai komponen
hemoglobin dan merupakan bagian dari banyak enzim.3

Metabolisme karbohidrat
Metabolisme utama
1. Glikolisis Embden Meyerhof
proses glikolisis ialah proses awal dari metabolisme gugus gula hasil pemecahan karbohidrat
di dalam sel. Proses glikolisis ialah suatu proses yang bertujuan untuk menghasilkan piruvat
dalam keadaan aerob ataupun laktat dalam keadaan anaerob sehingga dapat terbentuk energi.
Glikolisis terjadi di dalam sitoplasma sel/sitosol. Pada keadaan aerob, 1 molekul glukosa
yang melalui proses glikolisis dapat menghasilkan 8 ATP sedangkan dalam keadaan anaerob
jumlah ATP yang dihasilkan lebih sedikit yaitu 2 ATP. Di eritrosit, proses glikolisis selalu
terjadi dalam keadaan anaerob karena ketiadaan mitokondria. Hal ini menyebabkan hasil
akhirnya selalu berupa laktat.
Proses glikolisis terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
I.

glukosa

glukosa 6-P

enzim yang berperan ialah glukokinase di hepar dan heksokinase di jaringan


ekstrahepatik. Proses perubahan ini memerlukan donor phospat yang didapat melalui
pelepasan gugus phospat dari sebuah molekul ATP menjadi ADP. Selain itu diperlukan
ion magnesium. Reaksi ini tidak dapat terjadi dalam arah yang berlawanan. Glukosa 6-P

merupakan molekul yang penting bukan hanya dalam glikolisis EM, melainkan juga
proses lain seperti HMP shunt dan glikogenolisis.
II.

Glukosa 6-P

fruktosa 6-P

Enzim yang berperan isomerase


III.

Fruktosa 6-P

fruktosa 1,6 bifosfat

Enzim yang berperan ialah fosfofruktokinase. Enzim ini bekerja dengan bantuan ion
magnesium dan ambilan satu gugus phospat dari ATP. Enzim ini merupakan enzim kunci
yang mengatur kecepatan proses glikolisis.
IV.

Fruktosa 1,6 bifosfat

DHAP

gliseraldehid 3-P+DHAP (bantuan enzim aldolase)

gliseraldehid 3-P (isomerase). Sehingga padda proses ini dihassilkan 2

molekul gliseradehid 3-P.


V.

Gliseraldehid 3-P

1,3 bifosfogliserat (gliseraldehid 3-P Dehidrogenase)

Proses ini memerlukan koenzim NAD+ yang akan bereaksi dengan phospat inorganik
menjadi NADH dan melepas ion hidrogen. Proses ini menghasilkan 3 ATP melalui rantai
pernapasan. Proses ini dihambat oleh iodoasetat.
VI.

1,3 bifosfogliserat

3 fosfogliserat (fosfogliserat kinase)

Dengan bantuan ion magensium, proses ini menghasilkan 1 ATP pada tingkat substrat.
VII.

3 fosfogliserat

2 fosfogliserat (mutase)

VIII.

2 fosfogliserat

phospo enol piruvat (enolase)

Memerlukan ion magnesium dan akan dihambat oleh flourida


IX.

Phospo enol piruvat

(enol) piruvat (piruvat kinase)

Proses ini memerlukan ion magnesium dan ADP. Gugus phospat dari phospo enol piruvat
akan diambil untuk bergabung dengan ADP membentuk 1 molekul ATP.
X.

(enol)piruvat

(keto) piruvat

Proses ini berlangsung secara spontan. Proses diatas dalam keadaan normal akan
menghasilkan 10 ATP. Langkah kelima menghasilkan 3 ATP, namun karena ada 2 molekul
gliseraldehid 3-P maka energi yang dihasilkan menjadi 6 ATP. Proses yang berlangsung
dibawahnya juga terjadi dalam 2 molekul, sehingga ATP yang terbentuk pada langkah 6
sebanyak 2 ATP dan langkah 9 sebanyak 2 ATP. Totalnya ialah 10 ATP. Sedangkan energi
yang digunakan dalam proses ini ialah 2 ATP. ATP di gunakan pada langkah 1 dan 3.
Sehingga total energi dalam glikolisis pada proses aerob ialah sebesar 8 ATP. Pada
keadaan anaerob rantai pernapasan tidak terjadi. Yang terjadi adalah pembentukan laktat.
Sehingga 6 ATP pada langkah kelima tidak terbentuk. Oleh karena itu jumlah ATPyang
dihassilkan hanya 2 ATP.5
2. Oksidasi piruvat

Asetil KoA

Piruvat yang telah terbentuk sebagai hasil proses glikolisis dapat masuk ke dalam
mitokondria untuk mengalami oksidasi menjadi molekul asetil koA. 1 molekul glukosa akan
menghasilkan 2 molekul piruvat yang memiliki 3 atom karbon. Piruvat akan diubah menjadi
asetil koA yang memiliki 2 atom karbon. Dalam eritrosit, setelah mengalami glikolisis maka
piruvat akan diubah menjadi laktat. Piruvat dehidrogenase ialah enzim yang berperan dalam
proses ini. Konsentrasi dari piruvat dehidrogenase meningkat pada saat makan dan pada saat
piruvat banyak terbentuk. Sebaliknya kondisi kelaparan serta konsetrasi asetil koA yang
meningkat akan menghambat kerja dari piruvat dehidrogenase. Selain itu kinase spesifik juga
berperan dalam proses oksidasi piruvat. Fosforilasi kinase dapat menghambat aktivitass
enzim ini, sedangkan defosforilasi kinase dapat mempercepat kerja enzim ini. Enzim ini
memerlukan koenzim NAD+ yang melalui rantai pernapasan akan berubah menjadi
NADHdan menghasilkan 3 ATP.
3. Siklus asam sitrat
Reaksi awal antara asetil-KoA dan oksaloasetat untuk membentuk sitrat dikatalisis oleh sitrat
sintase yang membentuk ikatan karbon ke karbon antara karbon metil pada asetil KoA dan
karbon karbonil pad oksaloasetat. Sitrat mengalami isomerisasi menjadi isositrat oleh enzim
akonitase. Meskipun sitrat adalah suatu molekul simetris, namun akonitase bereaksi dengan
sitrat secara assimetris sehingga 2 atom karbon lenyap. Flouroasetat mengahmbat akonitasse
sehingga terjadi penimbunan sitrat. Isositrat mengalami dehidrogenasi yang dikatalisis oleh
isositrat dehidrogenase untuk membentuk, oksalosuksinat pada awalnya, yang tetap terikat

pada enzim dan mengalami dekarboksilasi menjadi


memerlukan ion Mg++ atau Mn++.

-ketoglutarat. Dekarboksilasi ini

-ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif

dalam suatu reaksi yang dikatalisi oleh suatu kompleks multi-enzim yang mirip dengan
kompleks multienzim yang berperan dalam dekarboksilasi oksidatif piruvat. Kompleks

ketoglutarat memerlukan kofaktor yang sama dengan kofaktor yang diperlukan kompleks
piruvat dehidro genase. Suksinil KoA diubah menjadi suksinat oleh enzim suksinat tiokinase.
Reaksi ini adalah satu-satunya conth fosforilasi tingkat substrat dalam siklus asam sitrat.
Jaringan tempat terjadinya glukoneogenesis mengandung 2 isoenzim suksinat tiokinase, satu
spesifik intuk GDP dan yang satu untuk ADP. GTP yang terbentuk digunakan untuk
dekarboksilasi

oksaloasetat

menjadi

fosfoenolpiruvat

dalm

glukoneogenesis,

dan

menghasilkan hubungan regulatorik antara aktivitas siklus asam sitrat dan penghentian
oksaloasetat untuk glukoneogenesis. Reaksi dehidrogensi pertama yang membentuk fumarat
dikatalisis oleh suksinat dehidrogenase yang terikat pada permukaan dalam mitokondria.
Terdapat malonat yang menghambat enzim suksinat dehidrogenase. Fumarase mengakatalisis
penambahan air pada ikatan rangkap fumarat sehingga menhasilkan malat. Malat diubah
menjadi oksaloasetat oleh malat dehidrogenase, suatu reaksi yang memerlukan NAD+. 5
4. HMP shunt
Jalur pentosa fosfat adalah rute alternatif untuk metabolisme glukosa. Jalur ini tidak
menyebabkan terbentuknya ATP, tetapi memiliki dua fungsi utama: pembentukan NADPH
untuk sintesis asam lemak dan steroid, dan sintesis ribosa untuk membentuk nukleotida dan
asam nukleat.5
Jalur pentosa fosfat adalah suatu jalur yang lebih rumit daripada glikolisis. Tiga molekul
glukosa 6-fosfat menghasilkan tiga molekul CO2 dan tiga gula lima-karbon. Zat-zat ini
disusun kembali untuk menghasilkan dua molekul glukosa 6-fosfat dan satu molekul zat
antara glikolitik, yaitu gliseraldehida 3-fosfat. Karena dua molekul gliseraldehida 3-fosfat
dapat menghasilkan glukosa 6-fosfat, jalur ini dapat mengoksidasi glukosa secara tuntas.
Enzim jalur pentosa fosfat terdapat di sitosol. Tidak seperti glikolisis, oksidasi terjadi melalui
dehidrogenasi dengan menggunakan NADP+, bukan NAD+, sebagai penerima hidrogen.
Rangkaian reaksi di jalur ini dapat dibagi menjadi dua fase: fase oksidatif nonreversibel
dan fase nonoksidatif reversibel. Pada fase pertama, glukosa 6-fosfat mengalami

dehidrogenasi dan dekarboksilasi untuk menghasilkan suatu pentosa, ribulosa 5-fosfat. Pada
fase kedua, ribulosa 5-fosfat diubah kembali menjadi glukosa 6-fosfat melalui serangkaian
reaksi yang terutama melibatkan dua enzim: transketolase dan transaldolase.5
Dehidrogenasi glukosa 6-fosfat menjadi 6-fosfoglukonat terjadi melalui pembentukan 6fosfoglukonolakton yang dikatalisis oleh glukosa 6-fosfat dehidrogenase. Hidrolisis 6fosfoglukonolakton dilakukan oleh enzim glukonolakton hidrolase. Tahap oksidatif kedua
dikatalisis oleh 6-fosfoglukonat dehidrogenase yang juga memerlukan NADP + sebagai
penerima hidrogen. Kemudian terjadi dekarboksilasi disertai pembentukan ketopentosa
ribulosa 5-fosfat.5
Untuk mengoksidasi glukosa secara sempurna menjadi CO 2 melalui jalur pentosa fosfat, di
jaringan harus terdapat enzim-enzim untuk mengubah gliseraldehida 3-fosfat menjadi
glukosa 6-fosfat. Hal ini melibatkan pembalikan glikolisis dan enzim glukoneogenik, yakni
fruktosa 1,6-bisfosfatase. Di jaringan yang tidak memiliki enzim ini, gliseraldehida 3-fosfat
mengikuti jalur normal glikolisis menjadi piruvat.5
5. Glikogenesis
Glikogen adalah karbohidrat simpanan utama pada hewan, setara dengan pati pada tumbuhan;
glikogen adalah polimer bercabang D-glukosa. Zat ini terutama ditemukan di hati dan otot;
meskipun kandungan glikogen hati lebih besar daripada kandungan glikogen otot, namun
karena massa otot tubuh jauh lebih besar daripada massa hati, sekitar tiga-perempat glikogen
tubuh total berada di otot.
Glikogen otot merupakan sumber glukosa yang dapat cepat digunakan untuk glikolisis di
dalam otot itu sendiri. Glikogen hati berfungsi untuk menyimpan dan mengirim glukosa
untuk mempertahankan kadar glukosa darah di antara waktu makan. Setelah berpuasa 12 18
jam, glikogen hati hampir seluruhnya terkuras. Meskipun glikogen otot tidak secara langsung
menghasilkan glukosa bebas, namun piruvat yang terbentuk oleh glikolisis di otot dapat
mengalami transaminasi menjadi alanin yang dikeluarkan dari otot dan digunakan untuk
glukoneogenesis di hati.5
Seperti glikolisis, glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat yang dikatalisis
oleh heksokinase di otot dan glukokinase di hati. Glukosa 6-fosfat mengalami isomerasi
menjadi glukosa 1-fosfat oleh fosfoglukomutase. Kemudian glukosa 1-fosfat bereaksi dengan
uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk nukleotida aktif uridin difosfat glukosa (UDPGlc)

dan pirofosfat yang dikatalisis oleh UDPGlc pirofosforilase. Reaksi berlangsung dalam arah
pembentukan UDPGlc karena pirofosfatase mengatalisis hidrolisis pirofosfat menjadi dua
kali fosfat sehingga salah satu produk tersebut reaksi dihilangkan.5
Glikogen sintase mengatalisis pembentukan sebuah ikatan glikosida antara C 1 glukosa
UDPGlc dan C4 residu glukosa terminal glikogen yang membebaskan uridin difosfat (UDP).
Suatu molekul glikogen yang sudah ada (primer glikogen) harus ada agar reaksi ini dapat
berlangsung. Primer glikogen ini pada gilirannya dapat dibentuk pada suatu orimer protein
yang dikenal sebagai glikogenin. Residu glukosa lain melekat pada posisi 14 untuk
membentuk suatu rantai pendek yang merupakan substrat untuk glikogen sintase. Di otot
rangka, glikogenin tetap melekat pada bagian tengah molekul glikogen; di hati, jumlah
molekul glikogen lebih banyak daripada jumlah molekul glikogenin.5
Penambahan sebuah residu glukosa ke rantai glikogen yang sudah ada terjadi di ujung luar
molekul sehingga cabang-cabang molekul nonpereduksi glikogen memanjang seiring dengan
terbentuknya ikatan 14 . Ketika rantai memiliki panjang sedikit 11 residu glukosa, sebagian
rantai 14 dipindahkan ke rantai di dekatnya oleh branching enzyme untuk membentuk
ikatan 16 sehingga terbentuk titik percabangan. Cabang tumbuh melalui penambahan unitunit 14 glukoasil dan percabangan selanjutnya.5
6. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses mengubah prekursor nonkarbohidrat menjadi glukosa atau
glikogen. Substrat utamanya adalah asam-asam amino glukogenik, laktat, gliserol, dan
propionat. Hati dan ginjal adalah jaringan glukoneogenik utama.
Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan glukosa tubuh jika karbohidrat dari makanan atau
cadangan glikogen kurang memadai. Pasokan glukosa merupakan hal yang esensial terutama
bagi sistem saraf dan eritrosit. Kegagalan glukoneogenesis biasanya bersifat fatal. Glukosa
juga penting dalam mempertahankan kadar zat-zat antara siklus asam sitrat meskipun asam
lemak adalah sumber utama asetil-KoA di jaringan. Selain itu, glukoneognenesis
membersihkan laktat yang dihasilkan oleh otot dan eritrosit serta gliserol yang dihasilkan
oleh jaringan adiposa.5
Tiga

reaksi

tidak-seimbang

dalam

glikolisis

yang

dikatalisis

oleh

heksokinase,

fosfofruktokinase, dan piruvat kinase, menghambat pembalikan sederhana glikolisis untuk


membentuk glukosa.5

Pembalikan reaksi yang dikatalisis oleh piruvat kinase dalam glikolisis melibatkan dua reaksi
endotermik. Piruvat karboksilase mitokondria mengatalisis karboksilasi piruvat menjadi
oksaloasetat, suatu reaksi yang membutuhkan ATP dengan vitamin biotin sebagai koenzim.
Biotin mengikat CO2 dari bikarbonat sebagai karboksibiotin sebelum penambahan CO 2 ke
piruvat. Enzim kedua, fosfoenolpiruvat karboksikinase, mengatalisis dekarboksilasi dan
fosforilasi oksaloasetat menjadi fosfoenolpiruvat dengan menggunakan GTP sebagai donor
fosfat. Di hati dan ginjal, reaksi suksinat tiokinase dalam siklus asam sitrat menghasilkan
GTP, dan GTP ini digunakan untuk reaksi fosfoenolpiruvat karboksikinase sehingga
terbentuk hubungan antara aktivitas siklus asam sitrat dan glukoneogenesis, untuk mencegah
pengeluaran berlebihan oksaloasetat untuk glukoneogenesis yang dapat mengganggu aktivitas
siklus asam sitrat.5
Perubahan fruktosa 1,6-bisfosfat menjadi fruktosa 6-fosfat, untuk pembalikan glikolisis,
dikatalisis oleh fruktosa 1,6-bisfosfatase. Keberadaan enzim ini menentukan apakah suatu
jaringan mampu membentuk glukosa tidah saja dari piruvat, tetapi juga dari triosa fosfat.
Enzim ini terdapat di hati, ginjal, dan otot rangka, tetapi mungkin tidak ditemukan di otot
jantung dan otot polos.
Perubahan glukosa 6-fosfat menjadi glukosa dikatalisis oleh glukosa 6-fosfatase. Enzim ini
terdapat di hati dan ginjal, tetapi tidak di otot dan jaringan adiposa, akibatnya tidak dapat
mengekspor glukosa ke dalam aliran darah.5
Pemecahan glikogen menjadi glukosa 1-fosfat dikatalisis oleh fosforilase. Sintesis glikogen
melibatkan jalur yang berbeda melalui uridin difosfat glukosa dan glikogen sintase. Setelah
transaminasi atau deaminasi, asam-asam amino glukogenik menghasilkan piruvat atau zat-zat
antara siklus asam sitrat. Oleh karena ini, reaksi yang dijelaskan sebelumnya dapat
menyebabkan perubahan laktat maupun asam amino glukogenik menjadi glukosa atau
glikogen.5
Pada hewan bukan pemamah biak, termasuk manusia, propionat berasal dari oksidasi- asam
lemak rantai-ganjil yang terdapat pada lipid hewan pemamah biak, serta oksidasi isoleusin
dan rantai samping kolesterol, serta merupakan substrat bagi glukoneogenesis. Gliserol
dibebaskan dari jaringan adiposa melalui lipolisis lipoprotein triasilgliserol dalam keadaan
kenyang: gliserol dapat digunakan untuk re-esterifikasi asam lemak bebas menjadi
triasilgliserol di jaringan adiposa atau hati, atau menjadi substrat untuk glukoneogenesis di
hati. Dalam keadaan puasa, gliserol yang dibebaskan dari lipolisis triasilgliserol jaringan
adiposa digunakan semata-mata sebata substrat untuk glukoneogenesis di hati dan ginjal.

7. Glikogenolisis
Glikogen fosforilase mengatalisis tahap penentu kecepatan glikogenolisis dengan
mengatalisis pemecahan fosforoilitik ikatan ikatan 14 glikogen untuk menghasilkan
glukosa 1-fosfat. Residu glukoasil terminal dari rantai terluar molekul glikogen dikeluarkan
secara sekuensial sampai tersisa sekitar empat residu glukosa di kedua sisi suatu cabang 1 6.
Hidrolisis ikatan 16 memerlukan debranching enzyme; glukan transferase dan debranching
enzyme mungkin merupakan kedua bentuk aktivitas dari suatu protein tunggal. Kerja
fosforilase selanjutnya dapat berlangsung. Kombinasi kerja fosforilase dan enzim-enzim lain
menyebabkan terurainya glikogen secara sempurna. Reaksi yang dikatalisis oleh
fosfoglukomutase bersifat reversibel sehingga glukosa 6-fosfat dapat dibentuk dari glukosa 1fosfat. Di hati glukosa 6-fosfatase menghidrolisis glukosa 6-fosfat yang menghasilkan
glukosa yang diekspor sehingga kadar glukosa darah meningkat.
Enzim-enzim utama yang mengendalikan metabolisme glikogen-glikogen fosforilase dan
glikogen sintase, diatur oleh mekanisme alosterik dan modifikasi kovalen karena terjadi
fosforilasi dan defosforilasi reversibel protein enzim sebagai respons terhadap kerja hormon.5
AMP siklik (cAMP) dibentuk dari ATP oleh adenilil siklase pada permukaan dalam membran
sel dan berfungsi sebagai second messenger intrasel sebagai respons terhadap berbagai
hormon, misalnya epinefrin, norepinefrin, dan glukagon. cAMP dihidrolisis oleh
fosfodiesterase sehingga kerja hormon-hormon tersebut terhenti; di hati insulin meningkatkan
aktivitas fosfodiesterase.5
Di hati peran glikogen adalah menyediakan glukosa bebas untuk diekspor guna
mempertahankan kadar glukosa darah, di otot berperan sebagai sumber glukosa 6-fosfat
untuk glikolisis sebagai respons terhadap kebutuhan akan ATP untuk kontraksi otot. Di kedua
jaringan, enzim diaktifkan oleh fosforilasi yang dikatalisis oleh fosforilase kinase (untuk
menghasilkan fosforilase a) dan diinaktifkan oleh defosforilasi yang dikatalisis oleh
fosfoprotein fosfatase (untuk menghasilkan fosforilase b), sebagai respons terhadap sinyal
hormon dan sinyal lain.5
Fosforilase a aktif di kedua jaringan dihambat secara alosterik oleh ATP dan glukosa 6-fosfat;
di hati, tetapi tidak di otot, glukosa bebas juga merupakan suatu inhibitor. Fosforilase otot
berbeda dari isoenzim di hati karena memiliki tempat pengikatan untuk 5AMP yang
berfungsi sebagai aktivator alosterik bentuk b terdefosforilasi (inaktif) enzim. 5AMP bekerja
sebagai sinyal poten statu energi sel otot; 5AMP terbentuk sewaktu konsentrasi ADP mulai

meningkat, akibat reaksi adenilat kinase: 2x ADP ATP + 5AMP.3 Fosforilase kinase
diaktifkan sebagai respons terhadap cAMP. Peningkatan konsentrasi cAMP anak
mengaktifkan protein kinase dependen-cAMP yang mengatalisis fosforilasi oleh ATP
fosforilase kinase b inaktif menjadi fosforilase kinase a aktif yang selanjutnya memfosforilasi
fosforilase b menjadi fosforilase a. Di hati, cAMP dibentuk sebagai respons atas menurunnya
kadar glukosa darah; otot kurang peka terhadap glukagon. Di otot, sinyal untuk meningkatkan
pembentukan cAMP dalah efek norepinefrin yang disekresikan sebagai respons terhadap
takut dan cemas, ketika kebutuhan akan glikogenolisis meningkat agar aktivitas otot dapat
ditingkatkan.5
Baik fosforilase a maupun fosforilase kinase a mengalami defosforilasi dan diinaktifkan oleh
protein fosfatase-1. Protein fosfatase-1 dihambat oleh suatu protein, yakni inhibitor-1, yang
hanya aktif setelah terfosforilasi oleh protein kinase dependen c-AMP. Oleh sebab itu, cAMP
mengontrol baik pengaktifan maupun penginaktifan fosforilase. Insulin memperkuat efek ini
dengan menghambat pengaktifan fosforilase b. Hormon ini melakukannya secara tidak
langsung dengan meningkatkan penyerapan glukosa sehingga meningkatkan pembentukan
glukosa 6-fosfat yang merupakan suatu inhibitor fosforilase kinase.5
Seperti fosforilase, glikogen sintase terdapat baik dalam keadaan terfosforilasi maupun tidakterfosforilasi; namun, efek fosforilasi adalah kebalikan efek yang dijumpai pada fosforilase.
Glikogen sintase a aktif mengalami defosforilasi dan glikogen sintase b inaktif mengalami
fosforilasi.5
Terdapat enam protein kinase berbeda yang bekerja pada glikogen sintase. Dia diantaranya
bersifat dependen Ca2+. Kinase lain adalah protein kinase dependen-cAMP yang
memungkinkan hormon, melalui perantaraan cAMP, menghambat sintesis glikogen secara
sinkron dengan pengaktifan glikogenolisis. Insulin juga memacu glikogenesis di otot secara
bersamaan dengan penghambatan glikogenolisis dengan meningkatkan kadar glukosa 6-fosfat
yang merangsang defosforilasi dan pengaktifan glikogen sintase. Defosforilasi glikogen
sintase b dilaksanakan oleh protein fosfatase-1 yang berada dalam kendali protein kinase
dependen-cAMP.5
Pada saat yang sama dengan terjadinya pengaktifan fosforilase oleh peningkatan konsentrasi
cAMP, glikogen sintase diubah menjadi bentuk inaktif; kedua efek diperantarai oleh protein
kinase dependen-cAMP. Jadi, inhibisi glikogenolisis meningkatkan glikogenesis netto, dan
inhibisi glikogenesis meningkatkan glikogenolisis netto. Defosforilasi fosforilase a,
fosforilase kinase, dan glikogen sintase b dikatalisis oleh satu enzim dengan spesifitas yang

luas yaitu protein fosfatase-1. Selanjutnya. Protein fosfatase-1 dihambat oleh protein kinase
dependen-cAMP melalui inhibitor-1. Jadi, glikogenolisis dapat dihentikan dan glikogenesis
dirrangsang secara sinkron atau sebaliknya karena kedua proses bergantung pada aktivitas
protein kinase dependen-cAMP. Baik fosforilase kinase maupun glikogen sintase dapat
difosforilasi secara reversibel di lebih dari satu tempat oleh kinase dan fosfatase yang
berbeda. Fosforilasi sekunder ini memodifikasi sensivitas bagian/tempat utama terjadinya
fosforilasidan

defosforilasi.

Fosforilasi

sekunder

ini

juga

memungkinkan

insulin

menimbulkan efek yang timbal-balik dengan efek cAMP melalui peningkatan glukosa 6fosfat.5

Metabolisme protein
Transpor aktif asam amino ke dalam sel. Semua molekul asam amino terlalu besar untuk
berdifusi dengan mudah melalui pori-pori membran sel. Oleh karena itu, asam amino dalam
jumlah yang bermakna dapat bergerak ke dalam atau keluar membran dengan cara transpor
terfasilitasi atau transpor aktif yang menggunakan mekanisme pembawa. Setiap kali
konsentrasi asam amino plasma turun di bawah nilai normal, asam amino yang dibutuhkan
tersebut akan ditranspor keluar dari sel untuk memenuhi kebutuhannya dalam plasma.
Dengan cara ini, konsentrasi plasma masing-masing asam amino dipertahankan pada nilai
yang konstan secara beralasan. Masing-masing tipe sel tertentu mempunyai batas atas jumlah
protein yang dapat disimpan. Setelah semua sel mencapai batasnya, kelebihan asam amino
yang masih ada dalam sirkulasi akan dipecah menjadi produk lain yang digunakan sebagai
energi.
Pemakaian protein untuk energi
Begitu sel diisi sampai batasnya dengan protein yang tersimpan, penambahan asam amino
tambahan di dalam cairan tubuh akan dipecah dan digunakan utnuk energi atau disimpan
terutama sebagai lemak atau sebagai glikogen.
Deaminasi. Deaminasi berarti pengeluaran gugus amino dari asam amino. Hal ini terjadi
terutama melalui transaminasi, yang berarti pemindahan gugus amino ke beberapa zat
akseptor, yang merupakan kebalikan dari proses transaminasi yang dijelaskan sebelumnya
dalam hubungannya dengan sintesis asam amino.

Pembentukan ureum oleh hati. Amonia yang dilepaskan selama deaminasi asam amino
dikeluarkan dari darah hampir seluruhnya melalui konversi menjadi ureum, dua molekul
amonia, dan satu molekul karbon dioksida. Setelah ureum terbentuk, ureum berdifusi dari sel
hari massuk ke dalam cairan tubuh dan diekskresikan diginjal.
Pemecahan protein secara obligat
Bila seseorang tidak makan protein , bagian protein tertentu dari tubuh akan dipecah menjadi
asam amino dan kemudian dioksidasi. Asam amino yang tidak berguna akan dideaminasi dan
oksidasi.6
Metabolisme lemak
Lemak atau lipid dalam tubuh dapat digolongkan menjadi berbagai macam golongan
yaitu asam lemak jenuh dan tidak jenuh, asam eikosanoat, fosfolipid, glikolipid, sulfatida,
gangliosida, kolesterol, benda keton, lipoprotein dan juga alkohol.5
Fungsi lemak dalam tubuh terdiri dari banyak hal. Yang paling utama adalah sebagai
sumber dan cadangan energi. Lemak juga berfungsi sebagai komponen membran yaitu
berupa fosfolipid dan kolesterol bebas. Bahan baku hormon steroid yaitu kolesterol. Sebagai
surfaktan di paru yang mencegah paru mengalami kolaps yang terdiri dari fosfolipid yaittu
sfingomielin dan lesitin. Asam lemak essensial yaitu omega 3,6 dan 9. Lemak juga
merupakan komponen dari lipoprotein dan terakhir fungsinya sebagai insulator suhu dan
listrik.5
Pencernaan lemak terjadi di usus dengan menggunakan lipase pankreas, fosfolipase
A2, kolesterol esterase, bikarbonat dan empedu. Absorbsi lemak juga terjadi di usus yaitu
berupa garam empedu, asam lemak dan juga 2 monogliserida. Sedangkan transportasi lemak
dalam darah diperankan oleh khilomikron, VLDL, HDL, LDL, IDL, FFA-albumin.5
Oksidasi Asam Lemak Jenuh
A.

Oksidasi beta asam lemak merupakan jalur oksidasi yang utama. Proses ini terjadi
didalam mitokondria dan merupakan proses aerobik yang memerlukan O 2. Oksidasi
beta asam lemak memerlukan asetil koA sebagai senyawa awal untuk memulai
prosesnya. Asetil koA tersebut diaktivasi oleh enzim tiokinase. Proses ini memerlukan
NAD dan FAD yang nantinya akan menghasilkan ATP melalui rantai pernafasan.
Hasil akhir dari proses ini adalah asetil koA dan propionil koA. Untuk asam lemak

dengan atom C lebih besar dari 12, asam lemak tersebut memerlukan kartinin agar
dapat masuk ke mitokondria.5
Kartinin merupakan beta OH gamma trimetil amonium butirat. Kartinin disintesis di
hati dan ginjal tetapi kartinin ini banyak ditemukan di otot. Kartinin dihasilkan dari
lisin, S-Adenosil metionin, As. Askorbat atau dari makanan.5
B. Oksidasi beta asam lemak di peroksisom merupakan proses oksidasi untuk asam
lemak rantai panjang (20-22 atom C). Pada proses ini tidak menghasilkan ATP, tetapi
ada reaksi ke-2 menghasilkan H2O2 yang diubah oleh katalase. Proses ini juga
menghasilkan oktanoil koA (C-8) dan asetil koA. Asil koA sintetase merupakan
aktivasi awal dari proses ini. Oksidasi yang terjadi di peroksisom ini diinduksi oleh
diet tinggi lemak dan obat hipolipidemik.5
C. Oksidasi alfa asam lemak terdapat di jaringan otak. Proses ini tidak menghasilkan
ATP dan juga tidak memerlukan aktivasi asil koA.5
D. Oksidasi omega asam lemak dapat terjadi di hepar dan dikatalisis oleh sitokrom P450. Proses ini memerlukan NADPH dan menghasilkan asam dikarboksilat.5
Oksidasi Beta Asam Lemak Tidak Jenuh
Pada proses oksidasi beta asam lemak tidak jenuh diperlukan enzim tambahan untuk
menghilangkan ikatan rangkap dengan pengurangan jumlah ATP yaitu 2 ATP setiap satu
ikatan rangkap karena meniadakan reaksi ke-2 pada oksidasi beta yang menghasilkan FADH 2.
Hasil akhir dari proses ini sama dengan oksidasi beta asam lemak jenuh, tetapi dengan jumlah
ATP yang berbeda.5
Biosintesis Asam Lemak
Terdapat tiga sistem biosintesis asam lemak:
1. Sistem Ekstramitokondria. Terjadi di sitosol dan merupakan jalan utama. Pada sistem
ini terjadi sintesis de novo asam lemak dimana asetik koA menjadi asam palmitat.
2. Sistem Mikrosom. Terjadi di retikulum endoplasma.
3. Sistem Mitokondria yang merupakan perpanjangan rantai asam lemak dan prosesnya
kurang aktif.5
Metabolisme Kolestrol
Sekitar separuh kolestrol tubuh berasal dari proses sintesis dan sisanya dari makanan.
Hati dan usus masing-masing menghasilkan sekitar 10% dari sintesis total pada manusia.

Hampir semua jaringan yang mengandung sel berinti mampu membentuk kolestrol, yang
berlangsung di retikulum endoplasma dan sitosol.5
Biosintesis kolestrol dapar dibagi menjadi 5 tahap:
1.
2.
3.
4.
5.

Sintesis mevalonat dari asetil koa


Pembentukan unit isoprenoid
Enam unit isoprenoid akan membentuk skualen
Pembentukan Lanosterol
Pembentukan kolestrol.

Sintesis De Novo
Asam lemak disintesis bila ada kelebihan kalori. Sumber utama atom C untuk sintesis
asam lemak adalah karbohidrat makanan. Jalur utama dari sintesis ini yaitu karbohidrat
makanan yang berupa glukosa masuk ke dalam tubuh dan kemudian terjadilah proses
glikolisis EM dan berubah menjadi piruvat. Piruvat tersebut kemudian masuk kedalam
mitokondria dan menghasilkan asetik koA dan oksaloasetat dan kemudian asam sitrat ke
sitosol dan menghasilkan oksaloasetat dan asetil koA. Asetil koA merupakan senyawa awal
sintesis de novo. Tahap awal sintesis de novo asam lemak merupakan tempat regulasi.6
Sintesis de novo diawali dengan reaksi dari asetil koA ke malonil koA. Reaksi ini
memerlukan ATP, biotin dan HCO3- dan enzim asetil koA karboksilase. Enzim tersebut
merupakan regulator alosterik. Regulasi asetil koA karboksilase yaitu meningkatkan insulin,
diet tinggi karbohidrat dan cukup gizi. Asetil koA juga menurun pada keadaan kelaparan,
puasa, DM dan juga diet tinggi lemak.5
Selanjutnya, malonil koA mengalami proses reaksi yang melibatkan suatu kompleks
multi enzim yaitu fatty acid synthase. Fatty acid synthase merupakan suatu polipeptida dimer
yang masing-masing terdiri dari tujuh macam enzim dan ACP (acyl carrier protein) yang
mengandung asam pantotenat. Pada dimer terdapat 2 pusat aktivitas sintase asam lemak
yang tidak tergantung satu dengan lainnya dan menghasilkan 2 mol asam palmitat. Setiap kali
enzim menambah 2 atom C memerlukan NADPH.5
Sumber NADPH untuk sintesis de novo asam lemak ini yaitu dari jalur HMP shunt,
enzim malat dan isositrat dehidrogenase ekstramitokondria.5
Metabolisme energi

Masukan energi tubuh berasal dari makanan yang masuk. Energi kimia yang tersimpan di
dalam ikatan-ikatan yang menyatukan atom-atom dalam molekul nutrien dibebaskan ketika
molekul ini diuraikan dalam tubuh. Sel-sel menyerap sebagian dari energi nutrien ini dalam
ikatan fosfat berenergi tinggi ATP. Energi yang di panen dari proses biokimia makanan yang
masuk langsung digunakan untuk melakukan kerja biologi atau disimpan dalam tubuh untuk
digunakan kemudian sesuai dengan kebutuhan selama periode di mana tidak terjadi
pencernaan dan penyerapan makanan. Pengeluaran energi oleh tubuh digolongkan ke dalam
dua kategori : kerja eksternal dan kerja internal. Kerja eksternal ialah energi yang dikeluarkan
ketika otot rangka berkontraksi untuk memindahkan benda eksternal atau menggerakkan
tubuh dalm hubungannya dengan lingkungan. Kerja internal adalah semua bentuk
pengeluaran energi biologis lain yang tidak melakukan kerja mekanis diluar tubuh. Kerja
internal mencakup dua : aktivitas otot rangka yang digunakan untuk tujuan selain kerja
eksternal, misalnya kontraksi untuk mempertahnakan postur dan mengigil serta semua
aktivitass yang mengeluarkan energi yang harus terus berlangsung hanya untuk
mempertahankan kehidupan. Yang terakhi adalah mencakup kerja memompa darah dan
bernapas; energi yang diperlukan untuk memindahkan bahan-bahan penting menembus
membran plasma; dan energi yang digunakan selama reaksi sintesis ang esensial untuk
pemeliharaan, perbaikan dan pertumbuhan. 6
Asupan energi seimbang dengan keluaran energi pada orang dewasa sehat yang menjaga
berat tubuhnya tetap stabil. Sekitar 45 persen asupan energi diambil dari karbohidrat, 40
persen berasal dari lemak dan 15 persen dari protein. Keluaran energi dapat juga dibagi
menjadi beberapa komponen yang dapat dihitung, mencakup energi yang digunakan untuk
menjalankan fungsi metabolisme esensial tubuh, menjalankan berbagai aktivitas fisik, proses
mencerna, penyerapan, dan pemrosesan makanan, serta mempertahankna suhu tubuh.7
Laju metabolisme basal (BMR)
Peningkatan aktivitas otot rangka adalah faktor yang dapat meningkatkan laju metabolik
paling besar. Karena itu, laju metabolik seseorang ditentukan di bawah kondisi basal
terstandar yang diciptakan untuk mengontrol sebanyak mungkin variabel yang mengubah laju
metabolik. Dengan cara ini, aktivitas metabolik yang diperlukan untuk mempertahankan
fungsi tubuh dasar saat istirahat dapat ditentukan. Karena itu, apa yang disebut sebagai laju
metabolik basal adalah cerminan dari kecepatan langsam tubuh, atau laju pengeluaran
energi internal minimal saat terjaga.6

Faktor yang memperngaruhi laju metabolik basal


Hormon tiroid dan epinefrin
Karena energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, maka masukan energi harus sama
dengan pengeluaran energi berikut:
Masukan energi = pengeluaran energi
Terdapat tiga kemungkinan status keseimbangan energi:
Keseimbangan energi netral. Jika jumlah energi dalam makanan yang masuk sama dengan
jumlah energi yang dikeluarkan oleh otot-otot yang melakukan kerja eksternal plus
pengeluaran energi intenal basal akhirnya muncul sebagai pemanas tubuh, maka pemasukan
dan pengeluaran energi berada dalam keseimbangan, dan berat tubuh tidak berubah.
Keseimbangan energi positif. Jika jumlah energi dalam makanan yang masuk lebih besar
daripada jumlah energi yang dikeluarkan untuk kerja eksternal dan fungsi internal, maka
kelebihan energi yang masuk tetapi tidak digunakan akan disimpan dalam tubuh, terutama
sebagai jaringa lemak, sehingga berat tubuh bertambah.
Keseimbangan energi negatif. Sebaliknya, jika energi yang berasal dari makanan yang msuk
lebih kecil daripada kebutuhan energi tubuh saat itu maka tubuh harus menggunakan
simpanan energi untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan karenanya berat tubuh berkurang. 6
Antropometri
Antropometri adalah suatu parameter status nutrisi yang penting, meliputi pengukuran tinggi
badan, berat badan, lingkar kepala, proporsi, ketebalan lipatan kulit, dan lingkar lengan pada
anak yang lebih kecil. Tinggi dan lingkar kepala mereflesikan status nutrisi masa lalu,
sedangkan brat badan, ketebalan lipatan kulit, dan lingkar lengan menggambarkan status
nutrisi saat ini, terutama cadangan lemak dan protein. Ketebalan lipatan kulit adalah suatu
pengukuran kandungan lemak tubuh karena sekitar separuh dari cadangan lemak tubuh total
terdapat langsung dibawah kulit. Lingkar lengan berhubungan dengan pengukuran total
massa otot.8
Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks massa tubuh adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan
(BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. Berat badan (BB) memberikan gambaran status gizi
masa kini, sementara TB dapat menggambarkan status gizi masa lampau.9
Berat badan dapat menjadi parameter yang baik untuk melihat perubahan massa tubuh
akibat perubahan-perubahan konsumsi makanan dan perubahan kesehatan. Berat badan
menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tubuh. Pada orang yang
mengalami edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat
menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang dengan status gizi kurang.
9

Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan gizi yang telah lalu
dan keadaan sekarang jika umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping itu tinggi badan
merupakan ukuran kedua yang penting,karena menghubungkan berat badan terhadap tinggi
badan, faktor umur bisa dikesampingkan. Tinggi badan merupakan antropometri yang
menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Dalam keadaan normal, tinggi badan tumbuh
bersamaan dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan, tidak seperti berat badan,
relatif kurang sensitif terhadap masalah defisiensi gizi dalam waktu pendek. Pengaruh
defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang cukup lama.9
IMT dipercayai dapat menjadi indikator atau mengambarkan kadar adipositas dalam
tubuh seseorang. IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tetapi penelitian
menunjukkan bahwa IMT berkorelasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh
seperti underwater weighing dan dual energy x-ray absorbtiometry. IMT merupakan altenatif
untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena murah serta metode skrining kategori berat
badan yang mudah dilakukan.9

IMT merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang sederhana untuk memantau status
gizi orang dewasa, yang dikategorikan bagi orang Asia Pasifik sebagai berikut:
Tabel 2.1. Klasifikasi Status Gizi Menurut IMT Pada Orang Asia Pasifik
Keadaan
Kurus
Normal
Gemuk
Obesitas

Kategori
BB kurang
BB ideal
BB lebih
Obesitas I
Obesitas II

IMT
< 18,5
18,5 22,9
23 24,9
25 -29,9
> 30

Status Gizi Seimbang


Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu
menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses
kehidupan. Pangan dan gizi sangat berkaitan erat karena gizi seseorang sangat tergantung
pada kondisi pangan yang dikonsumsinya. Permasalahan gizi tidak hanya terbatas pada
kondisi kekurangan gizi saja, melainkan tercakup pula kondisi kelebihan gizi.9
Gizi untuk dewasa mengutamakan pentingnya makanan untuk menjaga kesehatan,
mencegah penyakit, dan menghambat perkembangan penyakit degeneratif. Susunan makanan
yang dapat mengoptimalkan kesehatan gizi jangka panjang adalah dengan menerapkan pola
makan seimbang, beraneka ragam, rendah lemak, terutama lemak jenuh, mengutamakan
makanan sumber protein dari ikan dan kacang-kacangan seperti kacang kedelai dan hasil
olahannya yaitu tahu dan tempe, banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, serta
mengurangi garam dan gula. 9
Kebutuhan energi pada berbagai usia berbeda-beda. Kebutuhan energi pada usia
dewasa akan menurun sesuai dengan bertambahnya usia yang disebabkan menurunnya
metabolisme basal dan berkurangnya aktivitas fisik. Usia dewasa muda 19-49 tahun
merupakan usia produktif banyak kegiatan yang dilakukan sehingga kebutuhan energinya
lebih tinggi dibanding usia 50-64 tahun. AKG energi pada laki-laki adalah 2550 kkal pada
usia 19-29 tahun, 2350 kkal pada usia 30-49 tahun dan 2250 kkal pada usia 50-64 tahun. Pada
perempuan angka ini berturut-turut 1900 kkal, 1800 kkal dan 1750 kkal. 9
Kelebihan asupan energi akan menyebabkan kenaikan berat badan, sehingga berat
badan perlu dimonitor dengan mengukur IMT untuk mengetahui kesesuiannya denga tinggi
badan. Kelebihan berat badan akan menyebabkan resiko penyakit degeneratif seperti jantung
koroner, hipertensi, kencing manis dan batu empedu. 9

Penutup
Dalam tubuh terjadi metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang akan menghasilkan
energi bagi aktivitas sehari-hari. Makanan-makanan yang dikonsumsi harus memenuhi
kecukupan gizi seseorang. Pada kasus yang dibahas seorang ibu merasa kelebihan berat
badan. Berdasarkan IMT, ibu ini masuk dalam kategori obesitas I. Hal ini bisa di karenakan
ibu tersebut energi dalam makanan yang masuk lebih besar dibandingkan dengan energi yang
dikeluarkan. Kelebihan asupan energi inilah yang menyebabkan ia mengalami kelebihan

berat badan. Untuk mengoptimalkan gizi dari ibu tersebut maka ia harus menerapkan pola
makan seimbang.

Daftar pustaka
1. Suhardjo, Kusharto CM. Prinsip-prinsip ilmu gizi. Yogyakarta: Penerbit kanisius;
1992.h.23-35.
2. Devi N. Nutrition and food:Gizi untuk keluarga. Jakarta: Penerbit buku kompas;
2010.h.40-5.
3. Sumardjo D. Pengantar kimia. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2009.h.27075.
4. Harjasasmita. Ikhtisat biokimia dasar B. Jakarta: FKUI; 2003.
5. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Ed.27. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2009.158-262.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke system. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC; 2012.h.701-4.
7. Hall JE. Guyton dan hall buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-12. Singapura:
Elsevier saunders; 2013.h.935-6.
8. Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta:
Penerbit buku kedokteran EGC; 2005.h.54-5.
9. Almatsier S, Soetardjo S, Soekatri M. Gizi seimbang dalam daur kehidupan. Jakarta:
Penerbit PT gramedia pustaka utama; 2011.h. 352-72.

You might also like