You are on page 1of 5

Panduan Skill Lab Family Folder :

5 Level of Health Prevention (5 Tingkat Pencegahan) & perilaku berisiko


1.

1.

Meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat secara optimal,


Mengurangi peranan penyebab dan derajat risiko
Serta meningkatkan lingkungan yang sehat secara optimal.
Pada tingkat ini dilakukan tindakan umum untuk menjaga keseimbangan proses bibit penyakit-pejamu-lingkungan, sehingga
dapat menguntungkan manusia dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki lingkungan.
Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat. Contoh :

Peningkatan kesehatan (health promotion)

Penyediaan makanan sehat bernutrisi dan cukup (kualitas maupun kuantitas) dan menjaga kebersihan alat dapur, kebersihan
alat makan, menutup makanan untuk mencegah kontaminasi debu dan lalat.

Higiene: Mandi, Kebersihan pakaian, cuci tangan dengan air bersih dan sabun dan perilaku mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan dan buang air besar atau sesudah membersihkan dan membuang kotoran bayi atau balita.

Perbaikan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja, pembuangan
limbah rumah tangga, kebersihan rumah (lantai, kolong, barang barang bekas, debu dll) kebersihan lingkungan, Sinar
matahari masuk ke rumah, ventilasi yang cukup untuk pertukaran udara dan cahaya matahari masuk.

Membersihkan rumah dengan karbol, menjemur kasur dan bantal guling, membersihkan kasa nyamuk, kipas angin, AC

Pengendalian sumber-sumber pencemaran, misalnya dengan kegiatan jumsih jumat bersih untuk mebersihkan sungai
atau selokan bersama sama.

Pendidikan kesehatan kepada masyarakat apakah ikut penyuluhan kesehatan, perilaku mencari pengetahuan dari media.

Olahraga secara teratur sesuai kemampuan individu.

Kesempatan memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan sosial. (rekreasi, dan hiburan lainnya)

Mengikuti kegiatan berkelompok di masyarakat

Kegiatan beragama dan sosial

Rukun antar keluarga

Rutin datang ke POSYANDU saat hamil, memiliki balita atau lansia saat sehat untuk menimbang

Pendidikan seks yang benar

Tidak merokok atau menghindari asap rokok masuk ke dalam rumah

Menanam pohon dan tumbuhan hijau

Memiliki Syarat rumah sehat :


1. Bersih dari kotoran
2. Lantai tidak dari tanah
Lantai dari tanah akan meningkatkan kelembaban dalam rumah. Kuman TBC dapat bertahan hidup
di ruangan yang gelap dan lembab.
3. Tidak padat huni. Kepadatan hunian satu rumah 8 m2 / orang. Satu kamar tidak lebih dari 3
orang.
4. Ada jamban sehat ( jamban yang dilengkapi septitank )dan tempat sabun dan air mengalir dan
pijakan jamban kokoh dan tidak ada serangga dan ada ventilasi udara
5. Ada saluran pembuangan air limbah.

6. Ada jendela ( ventilasi udara dan ventilasi cahaya ).


Usahakan udara dari luar dapat masuk ke dalam rumah, supaya selalu ada pergantian udara di
dalam ruangan.
Usahakan juga cahaya matahari bisa masuk ke semua ruangan, karena cahaya matahari langsung
mampu membunuh kuman TBC. Kuman TBC dapat berkembang dengan cepat di ruangan yang
kotor, gelap dan lembab. Bila sinar matahari tidak dapat masuk rumah bila perlu ada genteng kaca
agar sinar matahari masuk ke rumah
7. Ada tempat sampah tertutup dan tidak ada lalat baik di dalam rumah maupun di luar rumah

8. Dapur bersih dan ada ventilasi cukup sehingga asap tidak masuk ke dalam rumah dan menjaga
keamanan dapur

Rutin membersihkan rumah dengan desinfektan termasuk kolong (tempat tidur, meja, kursi, lemari dll), atap (lemari,
perabotan dll), jendela dan pintu yang berdebu, tidak menaruh barang tidak terpakai secara bertumpuk dan berdebu.

Memakai alas kaki terutama bila di luar rumah

Menggunting kuku secara teratur

Tidak memasukkan jari ke mulut atau menggigit kuku

Mencuci kaki sebelum tidur

Mandi dan mencuci rambut secara teratur

Menjemur handuk dan tidak menggunakan handuk secara bergantian

Tidur tepat waktu dan cukup dan tidak begadang

Tidak membuang dahak orang sehat di sembarang tempat

1.

2.

Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general and specific protection)

Merupakan tindakan yang masih dimaksudkan untuk mencegah penyakit, menghentikan proses interaksi bibit penyakit-pejamulingkungan dalam tahap prepatogenesis, tetapi sudah terarah pada penyakit tertentu.
Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat tetapi memiliki risiko terkena penyakit tertentu.Contoh :

Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit dengan adanya kegiatan Pekan Imunisasi
Nasional (PIN )

Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misalnya yang terkena flu burung ditempatkan di ruang isolasi.

Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja dengan menggunakan alat perlindungan diri.

Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun alergi.

Penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS

Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk

Menggunakan kelambu

Menggunakan insektisida untuk vector penyakit

Mengikuti program minum obat filariasis jika tinggal di daerah endemis walaupun tidak ada gejala

Memakai masker bila sedang batuk agar tidak menulari orang lain, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin

Minum obat profilaksis sebelum terkena kontak

Minum obat penambah daya tahan tubuh bila sedang musim flu

Memakai sarung tangan bila menghadapi luka atau darah

Menggunakan Alat perlindungan diri saat bekerja dengan disiplin (helm, sarung tangan, kacamata, masker, baju khusus dll)

Menggunakan peralatan perlindungan saat bekerja di dapur atau mencuci dengan detergen

Melakukan kegiatan kumur-kumur dengan larutan Flour untuk mencegah terjadinya karies pada
gigi.

Mencuci tangan dengan larutan antiseptic sebelum menengok orang sakit,

Mengikuti Program Pemberian vitamin A pada balita di Posyandu

Mengikuti program Pemberian Makanan Tambahan untuk balita di Posyandu

Mengikuti program imunisasi rutin di posyandu dan imunisasi TT pada wanita hamil

Mengikuti program diet dan konsultasi gizi pada yang sudah mulai obesitas dan menopause atau
yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit tertentu

Mengikuti KB terutama bagi wanita berisiko tinggi

Menghindari asap rokok dan polusi terutama bila mudah terkena alergi atau riwayat asma

Tidak menggosok mata bila kelilipan atau bila di sekitar lingkungan ada yang terkena sakit mata
atau flu burung atau flu babi

Memvaksin hewan peliharaan dan memeriksanya secara teratur

Mencuci tangan setelah main dengan hewan peliharaan dan tidak menggosokkan tangan atau memasukkan tangan ke tubuh
saat bermain dengan hewan peliharaan

Meminum obat cacing secara rutin

Desinfeksi pakaian, peralatan tidur, handuk, dll penderita penyakit kulit untuk mencegah penularan kepada anggota rumah
yang sehat dan tidak menggunakan alat bersama.

Menyediakan tempat pembuangan dahak atau pembuangan tissue khusus yang telah diberi karbol pada penderita TBC

Memakai masker pada penderita TBC saat awal pengobatan hingga terbukti BTA negatif setelah pengobatan

Mendesinfeksi ruangan ( bahkan gagang pintu atau jendela) saat musim penularan penyakit tertentu atau seruangan dengan
penderita

Mencuci tangan setelah menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk .

Bila ada penderita asma di rumah, lebih rajin membersihkan rumah, lantai, kolong dan atap lemari dengan desinfektan atau
membersihkan dan tidak menumpuk barang barang yang mudah berdebu atau berbulu seperti Koran, majalah, selimut bulu,
boneka, kardus dll di ruangan dimana penderita berada, dan membersihkan kipas angin dan AC lebih sering dan
membersihkan kasur dan bantal guling lebih sering dan menjemurnya.

1.

3.

Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early diagnosis and prompt treatment)

Merupakan tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan melakukan penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat.
Tujuan utama pencegahan tingkat ini antara lain untuk mencegah meluasnya penyakit
menular dan untuk mendeteksi dan menghentikan proses penyakit sejak dini. Contoh :

Pada ibu hamil yang sudah terdapat tanda tanda anemia diberikan tablet Fe dan dianjurkan untuk makan makanan yang
mengandung zat besi

Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnya mengikuti skrining, pemeriksaan darah, rontgent
paru

Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila
penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan.

Melaksanakan skrining untuk mendeteksi dini kanker ca cervix dengan metode IVA di Puskesmas

Berobat segera ke petugas medis begitu ada gejala walau sedikit

Mengecek kesehatan jantung dan ginjal bila sudah terkena hipertensi atau peningkatan kolesterol atau gula darah

Melapor ke petugas kesehatan bila ada yang mengalami penyakit sejak dini

Minum obat kemoprofilaksis setelah kontak erat positif

Pemeriksaan berkala pada kelompok populasi tertentu seperti pegawai negeri, buruh/ pekerja perusahaan tertentu, murid
sekolah dan mahasiswa serta kelompok tentara, termasuk pemeriksaan kesehatan bagi calon mahasiswa, calon pegawai,
calon tentara serta bagi mereka yang membutuhkan surat keterangan kesehatan untuk kepentingan tertentu ;

Penyaringan (screening) yakni pencarian penderita secara dini untuk penyakit yang secara klinis belum tampak gejala pada
penduduk secara umum atau pada kelompok risiko tinggi

Mengijinkan petugas fogging (pengasapan untuk memberantas nyamuk) masuk ke dalam rumah.

Meminta puskesmas melakukan fogging bila ada penderita Demam berdarah di lingkungan sekitar atau bila tinggal di
daerah endemis

Mengikuti skrining TBC bila pernah kontak dengan penderita batuk lama atau tersangka atau
penderita TBC atau serumah dengan penderita TBC

Menganjurkan orang yang menderita batuk lama untuk berobat ke puskesmas agar terdeteksi apakah menderita TBC

Meminum obat teratur sesuai perintah petugas kesehatan.

Minum oralit atau larutan gula garam saat diare sebelum pergi ke petugas kesehatan

1.

4.

Pembatasan kecacatan (dissability limitation)

Merupakan tindakan penatalaksanaan terapi yang adekuat pada pasien dengan penyakit yang telah lanjut untuk mencegah
penyakit menjadi lebih berat, menyembuhkan pasien, serta mengurangi kemungkinan terjadinya kecacatan yang akan
timbul. Contoh :

Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi komplikasi, dan mengecek kemungkinan
komplikasi agar tidak berkembang lanjut, dengan cara kontrol rutin ke petugas kesehatan

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan dengan cara tidak melakukan gerakan gerakan yang berat atau gerakan
yang dipaksakan pada kaki yang cacat.contoh menggunakan tongkat pada kaki yang cacat sehingga tidak banyak bergerak

Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif atau
mengikuti saran untuk dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih lengkap

Saat sakit mematuhi perintah dokter untuk melakukan pengobatan dan kontrol teratur

Memperbaiki nutrisi saat sakit

Membantu memantau pengobatan penderita terutama penyakit kronis ( contoh: PMO pada penderita TBC, penderita
hipertensi, diabetes, kusta dll)

Melakukan pantangan makanan tertentu yang dapat memperparah penyakit secara disiplin

5.

Pemulihan kesehatan (rehabilitation)

Pencegahan pada tingkat ini merupakan pencegahan dengan sasaran utamanya adalah penderita
penyakit tertentu yang sudah sembuh atau terkontrol dalam usaha memulihkan fungsinya serta
program rehabilitasi.
Tujuan utamanya dimaksudkan untuk mengembalikan pasien ke masyarakat dan berfungsi sebaik mungkin agar
mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar, atau agar tidak menjadi beban orang lain. Contoh :

Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan masyarakat. Misalnya, lembaga untuk rehabilitasi
mantan PSK, mantan pemakai NAPZA dan lain-lain.

Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang
bersangkutan untuk bertahan. Misalnya dengan tidak mengucilkan mantan PSK di lingkungan masyarakat tempat ia tinggal.

Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.

Ikut Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.

Memperbaiki nutrisi dan melakukan pencegahan factor risiko penyakitnya atau komplikasinya setelah sembuh dari sakit
atau setelah terkontrol penyakitnya

Fisioterapi untuk mengembalikan fungsi setelah sembuh dari sakit

Ikut serta membantu menolong penderita yang baru sembuh dalam menjalankan rehabilitasi atau membantunya
memulihkan kemampuan bekerja dan menjalani kehidupan secara baik.

You might also like