Professional Documents
Culture Documents
(Logam Besi)
DISUSUN OLEH
Kelompok : 1
Hafifa Marza
Lian Elvani
Miranda Aristy
Kelas : 4 KB
Instruktur
Dr. Ir. Rusdianasari, M.Si.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha dengan semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari
kesalahan, baik dari segi penyampaian materi ini maupun tata bahasa. Tetapi walaupun
demikian kami berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah Bahan Konstruksi Kimia
ini, meskipun tersusun sangat sederhana.
Kami menyadari adanya kerja sama antara dosen pembimbing dan teman kelompok
yang memberi masukan yang bermanfaat bagi kami dalam tersusunnya makalah ini. Untuk
itu kami mengucapkan terima kasih kepada siapa saja yang telah berperan dalam penyusunan
makalah ini.
Semoga makalah Bahan Konstruksi Kimia ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya. Kami mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun. Kami berharap makalah ini dapat membantu siapa saja untuk lebih mengetahui
lagi lebih dalam materi dan bagian-bagian apa saja yang terdapat didalamnya.
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II DASAR TEORI ................................................................................ 3
2.1 Pengertian Logam (ferro)..................................................................... 3
2.2 Sifat-Sifat Logam Besi ........................................................................ 4
2.3 Klasifikasi Logam Besi ........................................................................ 5
2.4 Jenis-Jenis Logam Ferro ...................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 12
3.1 Proses Pengolahan Besi........................................................................ 12
3.2 Tempat Pengolahan Besi (Tanur Sembur)............................................ 14
- Pengolahan Bijih Besi dengan Blasr Furnace, Tanur Tiup............. 14
- Operasi dan Proses Blast Furnace................................................... 15
3.3 Reaksi-Reaksi Kimia yang Terjadi....................................................... 16
3.4 Proses Pembuatan Besi dan Baja.......................................................... 19
- Process Indirect Reduction ............................................................ 19
- Process Direct Reduction ............................................................... 21
3.5 Flowsheet.............................................................................................. 23
BAB IV APLIKASI BESI .............................................................................. 25
4.1 Unsur Logam........................................................................................ 25
4.2 Aplikasi Logam..................................................................................... 25
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 29
5.1 Kesimpulan........................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 30
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian logam besi
2. Mengetahui sifat fisik dan sifat kimia logam besi
3. Mengklasifikasi logam besi
4
BAB II
DASAR TEORI
bahan, keuletan, dan ketertahanan terhadap pengaruh luar (korosi, aus, bahan kimia, suhu
tinggi dan sebagainya).
Besi teknis selalu tercampur dengan unsure-unsur lain misalnya karbon (C), silicon
(Si), mangan (Mn), Fosfor (P), dan belerang (S). Unsur-unsur tersebut harus dalam kadar
tertentu, sesuai dengan sifat-sifat yang dikehendaki, secara garis besar besi teknik terbagi
menjadi :
a. Besi kasar : kadar karbon lebih besar dari 3,5%, tidak dapat ditempa.
b. Besi : kadar karbon lebih besar dari 2,5%, tidak dapat ditempa.
c. Baja : kadar karbon kurang dari 1,7%, dapat ditempa.
Padat
3
7,68 g/cm
Titik lebur
0
1811 K
0
0
(1538 C , 2800 F)
Titik didih
0
3134 K
0
0
(2861 C , 5182 F)
Kalor peleburan
13,81 kJ/mol
Kalor penguapan
340 kJ/mol
Sifat Kimia
4Fe 3O 2 2Fe2 O3
3 Fe 4 H 2 O Fe3O 4 4 H 2
Reaksi :
Bereaksi dengan semua asam.
Fe 2 HCl FeCl2 H 2
Reaksi :
Jika timbul H2 maka selalu terbentuk senyawaan fero.
Fe 2H Fe 2 H 2
Reaksi :
Tidak termakan oleh basa.
Bereaksi dengan halida.
Reaksi :
Bereaksi dengan Sulfur terbentuk FeS.
khususnya
kadar
karbon,
sifat-sifat
mekanis
atau
fisis
dan
1. Besi Tuang
Komposisinya yaitu campuran besi dan karbon. Kadar karbon sekitar 40%,
sifatnya rapuh tidak dapat ditempa, baik untuk dituang, liat dalam pemadatan, lemah
dalam tegangan. Digunakan untuk membuat alas mesin, meja perata, badan ragum,
bagian-bagian mesin robot, blok slinder, dan cincin torak.
2. Besi Tempa
Komposisi besi terdiri dari 99% besi murni, sifat dapat ditempa, liat, dan tidak
dapat dituang. Besi tempa antara lain dapat digunakan untuk membuat rantai jangkar,
kait keran, dan landasan kerja plat.
3. Baja Lunak
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,1% - 0,3%, membuat
sifat dapat ditempa dengan tanah liat. Digunakan untuk membuat mur, sekrup, pipa,
dan keperluan umum dalam pembangunan.
4. Baja Karbon Sedang
Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,4% - 0,6%. Sifat lebih
kenyal dan keras. Digunakan untuk membuat benda kerja tempa berat, poros, dan rel
baja.
5. Baja Karbon Tinggi
Komposisi campuran besi dan karbon. Kadar karbon 0,7% - 1,5%. Sifat dapat
ditempa, dapat disepuh keras, dan dimudakan. Digunakan untuk membuat kikir,
pahat, gergaji, tap, stempel, dan alat bubut lainnya.
6. Baja Karbon Tinggi Dengan Campuran
Komposisi baja karbon tinggi ditambah nikel atau kobalt, krom atau tungsten,
sifat rapuh, tahan suhu tinggi tanpa kehilangan kekerasan, dapat disepuh keras, dan
dimudakan. Digunakan untuk membuat mesin bubut dan alat-alat mesin.
Baja Karbon
-
0,08-0,35% C
0,25-1,50% Mn
0,35-0,50% C 0,25-0,80% Si
Baja Paduan
-
Seperti pada baja karbon rendah + elemenelemen pemadu kurang dari 4% SEPERTI Cr, Ni,
Mo, Cu, Al, Ti, V, Nb, B, W, dll
Seperti pada baja paduan rendah tetapi jumlah
Baja Spesial
-
Baja Stainless
Baja Perkakas
High speed steels (0.85-1,25%C, 1,5-20% W, 49,5%Mo, 3-4,5% Cr, 1-4 %V, 5-12%Co)
Besi karbon rendah ( wrought iron) mengandung < 0,1 %C degan 1-3 % terak halus
yang tersebar secara merata di dalamnya. Besi ini merupakan hasil proses pudding atau
proses aston.
Pada proses pudding, besi kasar dicampur dengan besi bekas lalu dilebur dalam
dapur pudding manual yang kecil (kapasitas 230 kg) dipanaskan dengan kokas, minyak
atau gas. Kapasitas dapur kini jauh lebih besar dan proses pengadukan dilakukan secara
mekanik. Setelah bebas dari kotoran-kotoran produk yang berbentuk campuran dari besi
dan terak d ituang dari dalam dapur kemudian digiling untuk memisahkan terak.
Pada proses aston, besi kasar dilebur dalam kupola dan dimurnikan dalam bejana
bassemer. Logam murni kemudian dituang d ladel yang mengandung sejumlah terak.
Karena suhu terak lebih rendah, logam cair cepat membeku, gas-gas yang larut bebas
dari letupan-letupan sehingga logam pecah menjadi bagian-bagian yang kecil. Kepingan
ini mengendap dan menjadi satu membentuk beji spons. Besi karbon rendah yang
dihasilkan mempunyai komposisi sebagai berikut : C < 0,03 % ; Si ~ 0,13 ; S < 0,02 % ;
F ~ 0,28 % dan Mn < 0,1 %
Baja
Baja merupakan paduan yang terdiri dari biji besi, karbon dan unsur lainnya. Baja
dapat dibentuk melalui pengecoran, pencanaian dan penempaan. Karbon merupakan
salah satu unsur terpenting karena dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan baja.
Baja merupakan logam yang paling banyak digunakan dalam teknik, dalam bentuk pelat,
lembaran , pipa, batang profil dan sebagainya.
Secara garis besar baja dapat dikelompokkan sebagai berikut:
A. Baja karbon
Baja karbon rendah ( <0,30 %C)
Baja karbon ( 0,30 % < C < 0,70)
Baja karbon ( 0,7 < C < 1,4% )
B. Baja panduan
Baja panduan rendah (jumlah unsur panduan khusus <8%)
Baja panduan tinggi (jumlah unsur panduan khusus >8%)
Baja karbon rendah digunakan untuk kawat, baja profil, sekrup, ulir dan baut. Baja
karbon sedang digunakan untuk rel kereta api, as, roda gigi, dan suku cadang
10
berkekuatan tinggi, atau dengan kekerasan sampai tinggi. Baja karbon tinggi digunakan
untuk perkakas potong seperti pisau, gurd, dan bagian-bagian harus tahan gesek.
Baja panduan yang meliputi 15 % dari seluruh produksi baja, mempunyai
kegunaan khusus karena sifatnya yang unggul dibandingkan baja karbon.
Pada umumnya baja panduan memiliki:
1. Keuletan yang tinggi tanpa pengurangan kekuatan tarik
2. Kemampuan kerasan sewaktu dicelup dalam minyak atau udara , dan dengan
demikian kemungkinan retak atau distorsinya kurang.
3. Tahan terhadap korosi dan keausan
4. Tahan terhadap perubahan suhu
5. Memiliki sifat-sifat metalurgi,seperti butir halus.
Besi cor
Besi cor adalah paduan besi-karbon-silika dengan unsur tambahan lain. Kadar
karbon tinggi sehingga besi cor bersifat rapuh dan tidak dapt di tempa. Besi cor memiliki
sifat fisis atau mekanik yang berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh unsur paduan yang
terdapat didalamnya seperti karbon, silikon, mangan, fosfor dan belerang. Kekuatan,
kekerasan, kemampuan mesin, ketahanan aus, dan lain sebagainya dilebur kembali dalam
dapur kupola. Besi kasar yang dihasilkan oleh tanur tinggi tidak cocok untuk benda coran
dan dilebur kembali dalam dapur kupola.
Besi cor kelabu disebut begitu oleh karena petahannya bewarna Keabu - abuan.
Karbon yang terdapat berbentuk serpihan grafit, kekuatan tarik besi cor kelabu berkisar
antara 140 sampai 415 Mpa akan tetapi keuletannya sangat rendah. Komposisinya adalah
sebagai berikut :
Unsur
Karbon (C)
Silikon (Si)
Mangan (Mn)
Fosfor (P)
Belerang (S)
Besi (Fe)
Kadar (% berat)
3,00 3,50
1,00 2,75
0,40 1,00
0,15 1,00
0,02 0,15
Sisanya
Besi cor putih mempunyai bidang perpatahan yang putih warnanya, karbon disini
terikat sebagai karbida, Fe3C, Fe3C atau karbida bersifat keras, sehingga besi cor putih
yang banyak mengandung karbida sulit di mesin. Besi cor putih dibuat dengan cara
menuangkan besi cair ke dalam cetakan logam dan dengan mengatur komposisi
kimianya. Pendingin cepat atau chill diterapkan bila dikehendaki suatu permukaan yang
tahan aus seperti roda kereta api, rol untuk menggerus dan pelat penghancur batu.
11
Besi cor mampu tempa mempunyai kekuatan tarik sekitar 380 Mpa dengan
perpanjangan 18 %. Benda cor mampu tempa mempunyai daya tahan terhadap kejutan
dan mudah dimesin; banyak digunakan dalam industry perkeretaapian, industry
kendaraan bermotor, sambungan pipa dan industry pertanian.
Besi cor nodular adalah jenis besi cor mampu tempa yang kuat dan ulet. Karbon
yang terdapat berbentuk nodul grafit yang diperoleh dengan menambahkan bahan yang
mengandung magnesium seperti nikel magnesium atau magnesium yang mengandung
tembaga ferro silicon dalam besi cor kelabu cair. Jumlah magnesium yang diperlukan
tergantung pada kadar belerang yang ada. Mula-mula kadar belerang diturunkan dengan
cara mengubahnya menjadi sulfide magnesium. Sisa magnesium yang ada dapat
mengubah bentuk grafit menjadi bentuk hhhnodular. Besi cor nodular umumnya
digunakan dalam kondisi tuang (as - cast); meskipun demikian untuk meningkatkan sifatsifat tertentu dari benda cor, benda cor dapat dianil sebentar. Waktu anil yang diperlukan
jauh lebih singkat dibandingkan dengan waktu anil besi cor mampu tempa. Karena mutu
besi cor nodular jauh lebih baik, bahan ini dapat digunakan untuk membuat proses
engkol dan berbagai suku cadang mesin lainnya.
Pengaruh Unsur Kimia dalam Besi Cor
a. Silikon
Silicon sampai kadar 3,25% bersifat menurunkan kekuatan besi. Kadar silicon
menentukan berapa bagian dari karbon terikat dengan besi dan beberapa bagian
berbentuk granit (atau karbon bebas) setelah tercapai keadaan seimbang. Kelebihan
silicon membentuk ikatan yang keras dengan besi, sehingga dapat dikatakan bahwa
silicon di atas 3,25% akan meningkatkan kekerasan.
b. Mangan
Dalam jumlah rendah, tidak seberapa pengaruhnya, dalam jumlah di atas 0,5%,
mangan bereaksi dengan belerang membentuk sulfide mangan. Ikatan ini rendah bobot
jenisnya dan dapat larut dalam terak. Mangan merupakan unsure deoksidasi, pemurnian
sekaligus meningkatkan fluiditas, kekuatan dan kekerasan besi. Bila kadar ditingkatkan,
kemungkinan terbentuknya ikatan kompleks dengan karbon meningkat dan kekerasa besi
cor akan naik. Mangan yang hilang selama proses peleburan berkisar antara 10 20 %.
c. Belerang
Belerang sangat merugikan, oleh karena itu selama proses peleburan selalu
diusahakan untuk mengikat belerang tersebut, antara lain dengan menambahkan ferro
mangan. Belerang yang menyebabkan terjadinya lubang-lubang (blowholes) membentuk
12
ikatan dengan karbon dan menurunkan fluiditas sehingga mengurangi kemampuan ikatan
dengan karbon dan menurunkan fluiditas sehingga mengurangi kemampuan tuang besi
cor. Setiap kali kita melebur besi cor, kadar belerang meningkat sebesat 0,03%, belerang
ini berasal dari bahan bakar.
d. Fosfor
Fosfor dapat meningkatkan fluiditas logam cair dan menurunkan titik cair. Oleh
karena itu biasa digunakan faktor sampai 1% dalam benda cor kecil dan benda cor yang
mempunyai bagian bagian yang tipis. Benda cor besar tidak memerlukan kadar fosfor
yang tinggi karena tidak diperlukan fluiditas tambahan. Sewaktu peleburan umumnya
terjadi peningkatan kadar fosfor sampai 0,02%. Unsur fosfor sulit beroksidasi kecuali
bila dipenuhi beberapa persyaratan tertentu. Untuk mengendalikan kadar fosfor, perlu
dipilih grade besi bekas yang tepat.
Fosfor juga membentuk ikatan yang dikenal dengan nama steadit, yaitu campuran
antara besi dan fosfida, ikatan ini keras, rapuh dan mempunyai titik cair yang lebih
rendah. Steadit mengandung fosfor sebanyak 10%. Dengan demikian besi dengan 0,50%
fosfor akan mengandung sekitar 5% (volume) steadit.
BAB III
13
PEMBAHASAN
3.)Pada bagian yang lebih bawah lagi, FeO yang terbentuk akan direduksi
menjadi logam besi pada suhu 1.000o C.
FeO(s) + CO(g) Fe(l) + CO2(g)
e. Besi cair yang terbentuk akan mengalir ke bawah dan mengalir di dasar tanur.
f. Sementara itu, di bagian tengah tanur yang bersuhu tinggi menyebabkan batu
kapur terurai menurut reaksi:
CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
g. Kemudian di dasar tanur CaO akan bereaksi dengan pengotor dan membentuk
terak (slag) yang berupa cairan kental. Reaksinya sebagai berikut:
CaO(s) + SiO2(s) CaSiO3(l)
3 CaO(s) + P2O5(g) Ca3(PO4)2(l)
CaO(s) + Al2O3(g) Ca(AlO2)2(l)
h. Selanjutnya, besi cair turun ke dasar tanur sedangkan terak (slag) yang
memiliki massa jenis lebih rendah daripaba besi cair akan mengapung di
permukaan dan keluar pada saluran tersendiri.
dengan tinggi sekitar 30 meter dan diameter bagian perut sekitar delapan meter.Karena
tingginya alat tersebut, alat ini sering juga disebut sebagai tanur tinggi. Bagian bagian
dari tanur tinggi adalah sebagai berikut:
a. Bagian puncak yang disebut dengan Hopper, dirancang sedemikian rupa sehingga
bahan bahan yang akan diolah dapat dimasukkan dan ditambahkan setiap saat.
b. Bagian bawah puncak, mempunyai lubang untuk mengeluarkan hasil hasil yang
berupa gas.
c. Bagian atas dari dasar (kurang lebih 3 meter dari dasar), terdapat pipa pipa yang
dihubungkan dengan empat buah tungku dimana udara dipanaskan (sampai suhunya
kurang lebih 1.100o C). udara panas ini disemburkan ke dalam tanur melalui pipa
pipa tersebut.
d. Bagian dasar tanur, mempunyai dua lubang yang masing masing digunakan untuk
mengeluarkan besi cair sebagai hasil utama dan terak (slag) sebagai hasil samping.
Sinter dibuat dari bijih besi ukuran halus, ditambah sedikit kokas, batu kapur dan
sejumlah bahan limbah dari pabrik baja yang mengandung besi. Bahan halus ini dicampur
secara proposional untuk mendapatkan komposisi tertentu.Bahan
ini kemudian
dimasukkan ke dalam sintering strand yang dipanaskan dalam furnace berbahan gas.
Sebagian bahan meleleh dan menyatu membentuk sinter berukuran antara 10 50 mm.
Skematika Iron Blast Furnace, Tanur Tiup Besi Dan Reaksi Kimia
Pada aplikasi yang lebih modern, reduksi Fe2O3 dan Fe3O4 menjadi FeO
selesai sebelum reduksi ke besi logam dimulai. Hal ini memberikan kondisi
pemanfaatan paling efisien terhadap pemakaian CO yang terkandung dalam gas dan
dicapai dengan penggunaan bijih yang reaktif dan berukuran kecil, seperti pellet.
Untuk bijih yang lebih kasar dan kurang reaktif, reaksi-reaksi cenderung terjadi secara
overlap dan tidak efisien.
Reaksi reduksi yang terakhir adalah reduksi dari wustite menjadi besi logam.
Reduksi ini hanya terjadi setelah bijih mencapai bagian bawah dari zona stack. Pada
bagian bawah stack ini temperatur telah mencapai di atas 1000 Celcius. Pada
temperatur ini, reaksi permukaan kokas relatif cukup cepat sehingga dapat mereduksi
wustite menjadi besi logam. Reduksi FeO dengan kokas mengikuti reaksi berikut:
FeO + C = Fe + CO
18
Reaksi ini biasa juga disebut dengan reduksi langsung, walaupun secara aktual
terjadi melalui fasa gas. Gas CO2 yang terbentuk dari reduksi FeO pada daerah atas
stack dapat bereaksi dengan karbon untuk menyelesaikan reaksi secara keseluruhan.
Oksida besi mengalami reaksi pemurnian, yang diikuti dengan pelelehan kemudian
mencair dan akhirnya merembes sebagai cairan besi melalui lapisan kokas ke bagian
bawah tungku
Pada bagian paling bawah furnace dihasilkan lelehan utama yaitu hot metal
yang menempati lapisan bawah dan di atasnya adalah lelehan slag. Beberapa reaksi
juga terjadi dalam batas tertentu mengikuti reaksi berikut:
MnO + C = Mn (lelehan) + CO
SiO2 + 2 C = Si (lelehan) + 2 CO
Dalam jumlah yang sangat terbatas, Mangan oksida dan silika terreduksi
menjadi Mn dan Si yang kemudian larut dalam hot metal.Mn dan Si merupakan
bagian dari komposisi elemen yang terkandung pada hot metal.
Pada daerah bawah stack, reaksi Boudouard terjadi secara simultan mengikuti
reaksi sebagai berikut:
CO2 + C = 2 CO
Reaksi antara kokas dengan CO2 sering disebut juga sebagai solution loss,
yang berarti sebagian karbon bereaksi sebelum mencapai tuyeres.Kokas turun ke
bagian bawah tungku sampai pada daerah udara dipanaskan atau tempat udara panas
(hot blast) masuk blast furnace.Kokas
19
Produk reaksi ini adalah karbon monoksida yang diperlukan untuk mereduksi
bijih besi seperti yang terlihat dalam reaksi besi oksida sebelumnya.
Batu kapur turun dalam blast furnace dan tetap sebagai padatan. Batu kapur ini
akan mengalami reaksi pertamanya sebagai berikut:
CaCO3 = CaO + CO2
Reaksi ini membutuhkan energi dan dimulai pada temperatur sekitar 1600 F.
Senyawa CaO terbentuk dari reaksi ini digunakan untuk menghilangkan belerang
yang terkandung dalam besi. Sulfur harus dikurangi sebelum hot metal dibuat menjadi
baja. Reaksi pengurangan sulfur ini mengikuti reaksi sebagai berikut:
FeS + CaO + C = CaS + FeO + CO
Senyawa CAS merupakan bagian dari senyawa-senyawa pembentuk terak atau
slag. Terak terbentuk dari senyawa Silika (SiO2), Alumina (Al2O3), Magnesia (MgO)
atau Calcit (CaO) yang terkandung dalam bijih besi, pelet, sinter atau coke. Terak cari
memiliki densitas lebih rendah daripada hot metal.Terak cair lalu merebes/menetes
melewati lapisan kokas ke bagian bawah tungku dan mengapung di atas besi cair
karena kurang padat.
Produk lain dari proses ironmaking, selain besi cair dan terak, adalah gas
panas. Gas-gas keluar dari bagian atas tungku tiup dan diproses melalui peralatan
pembersih gas. Peralatan ini akan mengeluarkan partikel yang terbawa oleh gas.
Kemudian gas yang didinginkan. Gas ini masih memiliki nilai energi yang cukup
tinggi. Gas ini digunakan dan dibakar sebagai bahan bakar dalam hot blast stoves
yang digunakan untuk memanaskan udara yang masuk ke blast furnace untuk menjadi
hot blast. Gas yang tidak dibakar di hot blast stoves dikirim ke boiler house dan
digunakan untuk menghasilkan uap yang memutar turbo blower untuk menghasilkan
kompresi udara yang dikenal sebagai cold blast dan kemudian masuk ke dalam
stoves.
3.4 Proses Pembuatan Besi-Baja:
Proses Reduksi Tidak Langsung (Indirect Reduction)
Pada proses ini menggunakan tungku tanur tinggi (blast furnace) dengan porsi 80%
diproduksi dunia. Besi kasar dihasilkan dalam tanur tinggi. Diameter tanur tinggi sekitar
20
8m dan tingginya mencapai 60 m. Bahan baku yang terdiri dari campuran bijih, kokas,
dan batu kapur, dinaikkan ke puncak tanur dengan pemuat otomatis, kemudian
dimasukkan ke dalam hopper. Hematit akan dimasukkan ke dalam blast furnace, disertai
denganbeberapa bahan lainnya seperti kokas (coke), batu kapur(limestone), dan udara
panas. Bahan baku yang terdiri dari campuran biji besi, kokas, dan batu kapur, dinaikkan
ke puncakblast furnace. Bahan baku tersebut disusun secara berlapis-lapis.
Setelah bahan-bahan dimasukkan ke dalam blast furnace, lalu udara panas dialirkan
dari dasar tungku dan menyebabkan kokas terbakar sehingga nantinya akan membentuk
karbon monoksida (CO). Reaksi reduksi pun terjadi, yaitu sebagai berikut :
Fe2O3 + 3CO 2Fe + 3CO2
Dengan digunakannya udara panas, dapat dihemat penggunaan kokas sebesar 30%
lebih. Udara dipanaskan dalam pemanas mula yang berbentuk menara silindris, sampai
sekitar 500C. Kalor yang diperlukan berasal dari reaksi pembakaran gas karbon
monoksida yang keluar dari tanur. Udara panas tersebut memasuki tanur melalui tuyer
yang terletak tepat di atas pusat pengumpulan besi cair.
Maka didapatlah besi (Fe) yang kita inginkan. Namun besi tersebut masih
mengandung karbon yang cukup banyak yaitu 3% 4,5%, padahal besi yang paling
banyak digunakan saat ini adalah yang berkadar karbon kurang dari 1% saja. Besi yang
mengandung karbon dengan kadar >4% biasa disebut pig iron.
Batu kapur digunakan sebagai fluks yang mengikat kotoran-kotoran yang terdapat
dalam bijih-bijih besi dan membentuk terak cair. Terak cair ini lebih ringan dari besi cair
dan terapung diatasnya dan secara berkala akan disadap. Besi cair yang telah bebas dari
kotoran-kotoran dialirkan kedalam cetakan setiap 5 6 jam.
21
22
b) Midrex Process
24
3.5 Flowsheet
25
26
BAB IV
APLIKASI BESI
4.1Unsur Logam
Logam adalah unsur yang memiliki sifat mengkilap dan umumnya merupakan
penghantar listrik dan penghantar panas yang baik. Unsur-unsur logam umumnya
berwujud padat pada suhu dan tekanan normal, kecuali raksa yang berwujud cair.
Pada umumnya unsur logam dapat ditempa sehingga dapat dibentuk menjadi
bendabenda lainnya.
Tabel Unsur-unsur logam
Nama Indonesia
Nama Latin
Lambang Unsur
Bentuk Fisik
Aluminium
Aluminium
Al
Barium
Barium
Ba
Besi
Ferrum
Fe
Emas
Aurum
Au
Kalium
Kalium
Kalsium
Calsium
Ca
Kromium
Chromium
Cr
Magnesium
Magnesium
Mg
Mangan
Manganium
Mn
Natrium
Natrium
Na
Nikel
Nickelium
Ni
27
Mur
b. Baja Karbon Sedang
Rel Baja
c. Baja Karbon Tinggi
Gergaji
d. Baja Karbon Tinggi Dengan Campuran
28
Alat-alat Mesin
2. Besi
Besi merupakan logam yang memiliki warna abu-abu keputih-putihan. Logam
ini dihasilkan terutama dari peleburan biji hematit dalam tanur sembur. Kegunaanya
adalah diapakai untuk bangunan dan bidang teknik, juga dapat dimanfaatkan untuk
membuat aloi baja.
a. Besi Tuang
29
Ramtai Jangkar
BAB V
30
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Logam terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
Logam Ferro, dan
Logam Non Ferro.
2. Logam besi bila direaksikan dengan Oksigen maka akan terjadinya proses
korosif, menjadi Fe2O3.
3. Besi maupun baja memiliki manfaat salah satunya sebagai pembuatan alat
industri, alat rumah tangga, kawat maupun sebagai katalis dan koagulan.
4. Secara garis besar besi teknik terbagi menjadi 3, yaitu:
Besi kasar : kadar karbon lebih besar dari 3,5%, tidak dapat ditempa.
Besi : kadar karbon lebih besar dari 2,5%, tidak dapat ditempa.
Baja : kadar karbon kurang dari 1,7%, dapat ditempa.
5. Berdasarkan klasifikasinya, logam besi terbagi dalam 6 macam yaitu :
Besi Tuang
Besi Tempa
Besi Lunak
Baja Karbon Tinggi
Baja Karbon Sedang, dan
Baja Karbon Tinggi dengan Campuran.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/243169644/133212204-Makalah-BKK-Logam-Besi-1 (diunduh
pada 27 Februari pukul 12:34)
https://www.scribd.com/doc/51585635/makalah-BKK (diunduh pada 27 Februari pukul
31
12:48)
http://mesinusu12.blogspot.com/ (diunduh pada 27 Februari pukul 12:50)
http://catatanhariansonya.blogspot.com/2008/12/pengolahan-besi.html (diunduh pada 8 Maret
2015 pukul 20:19 WIB)
32