You are on page 1of 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini banyak mahasiswa yang telah menyelesaikan perkuliahan namun
kurang memiliki pengalaman pada bidang pekerjaannya secara langsung sehingga
mahasiswa tidak memiliki nilai lebih dalam menjalankan pesaingan didunia kerja,
ditambah lagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang selalu berkembang pesat dan
selalu mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan cara
berfikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa yang berkembang
harus lebih memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusianya agar kualitas hidup
bangsa dapat meningkat. Kualitas hidup dapat meningkat jika didukung oleh
sistem pendidikan yang berkualitas hal ini dapat memungkinkan kita berfikir
kreatif, kritis, serta produktif.
Untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas, banyak cara yang dapat
ditempuh, salah satunya dengan mengadakan PKL bagi mahasiswa. Saat ini
mahasiswa yang telah lulus namun tidak memiliki pengalaman dibidang pekerjaan
secara langsung, sehingga mahasiswa memiliki nilai lebih dalam hal persaingan di
dunia pekerjaan. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan diadakannya PKL
untuk memberikan gambaran kerja langsung sehingga mahasiswa memiliki
pengalaman serta kreatifitas dibidang pekerjaan kelak mereka telah lulus.
Mahasiswa yang telah melaksanankan PKL akan lebih terampil didalam dunia
kerja, karena sebelumnya mereka telah menjalankan praktik terlebih dahulu.
1

Sehingga mereka mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia


pekerjaan. Pada kesempatan itu pula mahasiswa diajarkan untuk mengaplikasikan
teori-teori yang telah diberikan selama berada dibangku perkuliahan. Sehingga
mahasiswa dapat mengetahui persamaan ataupun perbedaan antara teori yang
telah dipelajari sebelumnya dengan pekerjaan sebenarnya yang dilakukan selama
melaksanakan PKL.
Program PKL ini pun merupakan salah satu upaya mahasiswa dan Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Jakarta untuk memberikan nilai jual kepada
mahasiswanya dan untuk menyempurnakan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan di lingkungan instansi atau perusahaan.PKL merupakan salah satu mata
kuliah wajib yang diadakan oleh Universitas Negeri Jakarta. Mahasiswa
diwajibkan mengikuti PKL untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan. Dengan
diadakannya PKL untuk memenuhi persyaratan kelulusan mahasiswa memiliki
pengalaman serta pembelajaran di lingkungan pekerjaan, sehingga nanti lulusan
dari Universitas Negeri Jakarta tidak hanya mengerti ataupun memahami teori
yang diberikan, tetapi juga mengerti apa yang dibutuhkan oleh instansi atau
perusahaan sesuai yang ada di lapangan.
Setelah mahasiswa selesai melakukan PKL, mahasiswa diharuskan untuk
membuat karya tulis yang berisi tentang laporan pekerjaan yang telah dilakukan
selama masa PKL. Dimana mahasiswa harus terjun langsung untuk melihat
keadaan atau masalah yang terjadi pada perusahaan atau instansi tersebut.

Pada saat praktikan melakukan PKL, praktikan mendapatkan kesempatan


untuk melakukan PKL di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Koja. Alasan
praktikan memilih PKL ditempat tersebut karena praktikan tertarik dengan dunia
perpajakan. Setelah praktikan melakukan PKL diinstansi tersebut, praktikan dapat
melihat perbedaan teori yang selama ini dipelajari dengan yang praktikan temukan
dilapangan.

B. Maksud dan Tujuan PKL


1. Maksud, Antara lain :
a. Memenuhi salah satu syarat wajib untuk kelulusan program Diploma
III Universitas Negeri Jakarta.
b. Kegiatan PKL yang dilakukan mahasiswa dapat memberikan
pengalaman tentang dunia pekerjaan yang sebenarnya terhadap
mahasiswa.
c. Pengimplementasian teori yang telah didapat selama mahasiswa
belajar di bangku perkuliahan.
2. Tujuan, antara lain :
a. Menumbuhkan motivasi kerja pada mahasiswa
b. Membangun sikap mental pada dunia kerja nyata yakni, sifat percaya
diri, tanggung jawab, kreatif, pantang menyerah, dan mampu bekerja
keras.
c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja.

C. Kegunaan PKL
Berikut merupakan kegunaan diadakannya PKL adalah:
1. Bagi Instansi atau Perusahaan

a. Membina hubungan baik dengan lembaga pendidikan atau perguruan


tinggi
b. Dapat membantu pekerjaan karyawan.
2. Bagi Praktikan
a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama
dibangku perkuliahan.
b. Dapat menanbah wawasan serta pengalaman dalam dunia kerja nyata
c. Menyiapkan tenaga kerja yang kompeten.
3. Bagi Universitas Negeri Jakarta
a. Dapat menjalin kerjasama antara instansi atau perusahaan dengan
universitas dalam hal penyiapan sumber daya manusia yang kompeten.
b. Universitas dapat meningkatkan kualitas kelulusannya melalui
pengalaman praktik kerja lapangan.
c. Mengetahui seberapa besar mahasiswa mampu mengimplementasikan
teori yang selama ini telah diberikan dibangku perkuliahan

D. Tempat Pelaksanaan PKL


Dalam

melaksanakan

PKL

ini

praktikan

berkesempatan

untuk

melaksanakannya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Koja. Alasan


praktikan memilih PKL diinstansi tersebut karena praktikan tertarik dengan
perpajakan dan ingin mengetahui bagaimana sistem pemungutan pajak yang ada
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Koja. Berikut keterangan lengkap
tempat praktikan melaksanakan PKL:
Nama

: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Koja

Alamat

: Jl. Raya Plumpang Semper No.10A Jakarta Utara 14230

Telp

: 021- 43922081, 43922083, 43922084

Fax

: 021- 43922085

Email

: pengaduan@pajak.go.id

Divisi/Bagian

: Seksi Penagihan dan Sekretaris

E. Jadwal dan Waktu Pelaksanaan PKL


Selama melaksanakan PKL ada beberapa tahap yang harus dilalui yaitu:
1. Tahap Persiapan
Praktikan

mengurus

surat

permohonan

permohonan

yang

berhubungan dengan salah satu persyaratan pelaksanaan PKL di Biro


Administrasi, Akademik dan Keuangan (BAAK) yang ditujukan kepada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Koja. Kemudian diserahkan
kepada bagian umun, dan mendapatkan balasan pada tanggal 22 Juni 2015.
2. Waktu dan Pelaksanaan PKL
Mulai Kegiatan PKL pada tanggal 22 Juni 2015 sampai dengan 21
Agustus 2015 yang dilaksanakan pada hari Senin sampai dengan Jumat
dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.
3. Pelaporan
Praktikan menyusun laporan PKL yang merupakan salah satu
syarat kelulusan di Universitas Negeri Jakarta dimulai pada bulan Oktober
hingga November

BAB II
TINJAUAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA
JAKARTA KOJA
A. Sejarah Umum
1. Sejarah berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Koja
KPP Pratama merupakan integrasi dari tiga kantor operasional DJP,
yaitu: Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (KARIKPA).
Dengan demikian, dengan beroperasinya KPP Pratama, Wajib Pajak (WP) dapat
melaksanankan

semua kewajibannya

dalam satu kantor. Berbeda dengan

Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar dan KPP Madya yang hanya
mengadministrasikan sebagian

kecil WP Badan dengan skala besar dan

menengah, KPP Pratama akan menangani WP Badan kelas menengah kebawah


yang jumlahnya mencapai ribuan, WP Orang Pribadi dan Objek Pajak Bumi
dan

Bangunan (PBB) serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB).1
Pembentukan KPP Pratama sendiri tidak dimaksudkan semata hanya
untuk

meningkatkan

penerimaan

melalui

pengawasan

yang

intensif,

pembentukan KPP Pratama lebih dari itu, pembentukan KPP lebih diarahkan
kepada perluasan jangkauan pelayanan perpajakan, ekstensifikasi WP Orang
Pribadi atau Badan, serta peningkatan citra DJP di mata masyarakat luas.
KPP Pratama menerapkan sistem administrasi perpajakan modern dengan
karakteristik antara lain:
a. Organisasi yang berdasarkan fungsi sistem informasi yang terintegrasi
b. Sumber daya yang kompeten
c. Sarana kantor yang memadai dan,
d. Tata kerja yang transparan.

Id.wikipedia.org/wiki/kantor_pelayanan_pajak

Diharapkan, dengan penggabungan sistem tersebut akan tercipta suatu


sistem informasi yang akan membawa dampak pada peningkatan pelayanan,
mempermudah pengawasan, dan optimilisasi pemanfaatan jasa data.
Di sisi lain, sumber daya manusia dalam kantor ini telah menerapkan kode
etik yang ketat yang diimbangi dengan pemberian remunerisasi yang lebih baik.
Setiap pegawai yang akan ditempatkan dikantor yang telah menerapkan
administrasi

modern

wajib

menandatangani

pernyataan

kesanggupan

melaksanakan kode etik pegawai. Pada KPP Pratama terdapat petugas Account
Representative (AR) yang siap melayani dan memberikan konsultasi kepada
Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan Wajib Pajak secara intensif.
Dengan adanya peran AR tersebut, diharapkan kepatuhan Wajib Pajak dapat
meningkatkan secara berkesinambungan.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Koja yang berdiri pada tanggal 1
Juli 2007 ini sebagai program modernisasi dalam rangka restrukturisasi organisasi
unit vertikal pada Direktorat Jendral Pajak. Sebelum bernama Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Jakarta Koja, Kantor Pelayanan Pajak ini bernama Kantor
Pelayanan Pajak Koja. Wilayah kerja dari kantor ini hanya sebatas pada
Kecamatan Koja. Setelah adanya modernisasi, kantor ini berubah nama dengan
wilayah kerja Kecamatan Koja dan Kecamatan Cilincing. 2 Sedangkan Kantor
Pelayanan Pajak Pratama sendiri adalah penggabungan dari 3 (tiga) kantor
operasional Direktorat Jendral Pajak, yaitu :
Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan
(KPPBB),dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak
(Karikpa). Ketiga kantor ini melebur menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama.

Ayunita.(2004) Laporan Prakerin di KPP Pratama Jakarta Koja. Jakarta

Sebelumnya dalam lingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Utara terdapat


1 (satu) Kantor Pelayanan Pajak Madya, 7 (tujuh) Kantor Pelayanan Pajak
Paratama dan 1 (satu) Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
yang terdiri dari3 :
1. KPP Pratama Jakarta Penjaringan
2. KPP Pratama Jakarta Tanjung Priok
3. KPP Pratama Jakarta Kelapa Gading
4. KPP Pratama Jakarta Pademangan
5. KPP Pratama Jakarta Koja
6. KPP Madya Jakarta Utara
7. KPP Pratama Jakarta Pluit
8. KPP Pratama Jakarta Sunter
2. Visi dan Misi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Adapun visi dan misi yang dimiliki oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Jakarta Koja adalah sebagai berikut :
a. Visi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan

sistem

administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya


masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.
b. Misi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-Undang
Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi
perpajakan yang efektif dan efisien.
3. Penghargaan yang Diterima oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Jakarta Koja
a. Penghargaan terhadap pencapaian pajak mulai tahun 2011 sampai
dengan tahun 2014.
b. Kantor Pelayanan Pajak Pratama dengan pelayanan terbaik tingkat
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak tahun 2013.
3

www.pajak.go.id

10

4. Nilai-Nilai yang Diterapkan pada Instansi


Nilai-nilai yang diterapkan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta
Koja adalah sebagai berikut:
1. INTERGRITAS
Berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta
memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.
2. PROFESIONALISME
Bekerja tuntas dan akurat ats dasar kompetensi terbaik dengan penuh
3.

tanggung jawab dan komitmen yang tinggi.


SINERGI
Membangun dan memastikan hubungan kerja sama internal yang produktif
serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk

menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas.


4. PELAYANAN
Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan yang
dilakukan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat dan aman.
5. KESEMPURNAAN
Senantiasa melakukan upaya perbaikan disegala bidang untuk menjadi dan
memberikan yang terbaik.
B. Struktur Organisasi
Organisasi merupakan penyusunan dan pengaturan bagian-bagian hingga
menjadi suatu kesatuan susunan dan aturan dari berbagai bagian sehingga
merupakan kesatuan yang teratur untuk mencapai tujuan bersama. Dengan adanya
struktur organisasi maka terlihat fungsi-fungsi kerja dan tanggung jawab serta
wewenang dalam setiap pembagian kerja tersebut (Lampiran 7).
Tugas dan fungsi masing-masing akan di uraikan dalam setiap seksi, untuk
dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Pada pelaksanaan tugasnya
Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Koja dibantu oleh setiap Kepala Bagian
yang terdiri dari Kepala Seksi Bagian Umum, Kepala Seksi Pelayanan, Kepala

11

Seksi Pengolahan Data dan Informasi, Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi,
Kepala Seksi Ekstensifikasi, Kepala Seksi Penagihan, serta Kelompok Jabatan
Fungsional. Pembagian tugas dan wewenang masing - masing seksi dalam
struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Koja dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Kepala
Kantor

Pelayanan

Pajak

Pratama

Jakarta

Koja

Kepala kantor KPP Pratama mempunyai tugas mengkoordinasikan


pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang
Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah, dan Pajak Tidak Langsug Lainnya dan Pajak Bumi dan Bangunan dan
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya
berdasarkan peraturan perundang undangan.
2. Kepala Sub Bagian Umum
Membantu menunjang kelancaran

tugas

Kepala

Kantor

dalam

mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama dalam hal


pengaturan kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta
perlengkapan.
3. Kepala Seksi Pelayanan
Membantu Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan penetapan dan
penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas
perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya,
penyuluhan perpajakan,

pelaksanaan regestrasi Wajib Pajak serta kerjasama

perpajakan, pelaksanaan regrestrasi Wajib Pajak, serta kerjasama perpajakan


sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan pengumpulan,

12

pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen


perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalokasian dan
penatausahaan bagi hasil Pajak Bumi Dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak
Atas Tanah dan Bangunan, Pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan
aplikasi e-SPT dan e-filling dan penyiapan laporan kinerja.
5. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan
kewajiban perpajakan Wajib Pajak (PPh, PPN, PBB, BPHTB, dan Pajak
Lainnya), bimbingan /himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis
perpajakan, penyusunan, Profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak,
rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan
melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam
satu KPP Pratama terdapat 4 (empat) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi
yang pembagian tugasanya

didasarkan

pada

cakupan

tertentu.
6. Kepala Seksi Ekstensifikasi
Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan

ilayah (teritorial)

pelaksanaan dan

penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendataan obyek dan subjek


pajak, penilaian objek pajak, dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
7. Kepala Seksi Pemeriksaan
Membantu tugas Kepala Kantor engkoordinasikan pelaksanaan penyusunan
rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan
dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan
perpajakan lainnya.
8. Kepala Seksi Penagihan

13

Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan


penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran
tunggakan pajak, dan usulan penghapusan piutang pajak sesuai ketentuan yang
berlaku.
9. Kelompok Jabatan Fungsional
Pejabat fungsional terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan Pejabat
Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP
Pratama. Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional Pemeriksa
berkoordinasi dengan Seksi Pemeriksaan sedangkan Pejabat Fungsional Penilai
berkoordinasi dengan Seksi Ekstensifikasi.
Dalam organisasi KPP Pratama terdapat jabatan Account Representative (Staf
Pendukung Pelayanan) yang berada di bawah pengawasan dan bimbingan Kepala
Seksi Pengawasan dan Konsultasi. Ikhtisar tugas Account Representative adalah
sebagai berikut :
a. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak
b. Bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis
perpajakan
c. Penyusunan Profile Wajib pajak
d. Analisis kinerja Wajib Pajak
e. Rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi
f. Melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku
g. Memberikan informasi perpajakan
Pembagian tugas kerja AR dilakukan dengan membagi habis
wilayah kerja seksi Pengawasan dan konsultasi berikut seluruh pengawasan
pemenuhan kewajiban perpajakannya

(PPh, PPN, PBB, BPHTB, dan pajak

lainnya). Untuk mempermudah pembagian wilayah kerja AR dapat digunakan


Peta Wilayah/Blok PBB dengan memperhatikan keseimbangan beban kerja.
Setiap bagian dari organisasi sesuai tugas dan fungsinya bekerja bersama dan
saling mendukung demi terlaksananya tugas kantor pelayanan pajak dengan baik.
Sesuai

Peraturan

Menteri

Keuangan

Replubik

Indonesia

Nomor

14

62/PMK.01/2009 tentang Organisasidan Tata Kerja Wilayah Direktorat Jenderal


Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Pratama mempunyai tugas melaksanakan
penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan
Pajak Tidak Langsung Lainnya, dalam wilayah wewenangnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. Kegiatan Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Koja


Pada dasarnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Koja adalah
lembaga pelaksana Direktorat Jenderal Pajak yang bertugas untuk melaksanakan
kegiatan operasional pelayanan perpajakan.Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Jakarta

Koja

mempunyai

tugas

melaksanakan

pelayanan,

pengawasan

administrasi dan pemeriksaaan sederhana terhadap Wajib pajak dibidang Pajak


Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang
mewah (PPnBM). Dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL) dalam wilayah
wewenangnya berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku.Tujuan
dari KPP Pratama Jakarta Koja adalah memberikan pelayanan publik dengan baik
kepada Wajib Pajak dengan memenuhi semua kebutuhan Wajib pajak dalam
melakukan pemenuhan kewajiban perpajakan. Tugas pokok Kantor Pelayanan
Pajak adalah melaksanakan sebagian tugas pokok dan fungsi pemerintah dibidang
sektor perpajakan untuk meningkatkan penerimaan pendapatan dalam upaya
pembiayaan pembangunan nasional secara keseluruhan. Dalam melakukan tugas

15

pokok sebagai penghimpunan penerimaan pajak didaerah naungan Departemen


Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak.
Sebelum melaksanakan tugas pokoknya sebagai aparat pajak yang
berkualitas, Departemen Keuangan harus membina dan membentuk orang-orang
yang bermental tinggi, mempunyai rasa tanggung jawab dan kejujuran. Oleh
karena itu pegawai pajak bukan sekedar bekerja untuk pemerintah, tapi juga
tempat mengembangkan kemampuan.
Untuk melaksanakan tugas pokok Kantor Pelayanan Pajak mempunyai
fungsi lain, selain sebagai kontribusi yang berarti bagi pegawai dan kesejahteraan
bangsa serta untuk meningkatkan penerimaan pendapatan, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan Wajib Pajak yang ingin berperan serta aktif dalam
pembiayaan pembangunan melalui kewajiban perpajakannya. Untuk mencapai
tujuan tersebut diperlakukannya prosedur dan tata kerja organisasi pada KPP
Pratama Jakarta Koja, yang terdiri dari aspek-aspek kegiatan antara lain :
1. Pelayanan terhadap Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban
perpajakan melalui prosedur yang mudah dan sistematik
2. Melakukan kegiatan operasional perpajakan dibidang pengolahan data
informasi, tata usaha perpajakan, pelayanan, penagihan, pengawasan
dan konsultasi pajak
3. Kegiatan pengawasan dan verivikasi atas pajak penghasilan maupun
pajak pertambahan nilai dan penerapan sanksi administrasi perpajakan
dengan mencari, mengumpulkan, mengelola data dan/atau keterangan
lain dalam rangka pengawasan pemenuhan kewajiban perpajakan. Juga
melakukan kegiatan penatausahaan dan lampirannya termasuk

16

kebenaran

penulisan

dan

perhitungan

yang

bersifat

formal,

pemantauan dan penyusunan laporan pembayaran massa PPh, PPN,


PBB, BPHTB, dan Pajak tidak langsung lainnya.
4. Mengadakan kegiatan penyuluhan pajak kepada masyarakat dalam
rangka meningkatkan kesadaran kepatuhan Wajib Pajak dalam
melaksanakan dan memenuhi kewajiban perpajakannya.
Pada pelaksanaan PKL, praktikan ditempatkan dibagian penagihan.
Sebelumnya Penagihan Pajak menurut Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor
19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 adalah sebagai berikut:
Serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya
penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan
penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan
pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual
barang yang telah disita.
Tujuan penagihan pajak adalah agar Wajib Pajak atau Penanggung Pajak
melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak. Agar tujuan penagihan pajak
tersebut tercapai, maka diperlukan serangkaian tindakan yang dapat diambil oleh
Jurusita

Pajak

mulai

dari

tindakan

penerbitan

Surat

Teguran

atau

sejenisnya,kemudian penyampaian surat paksa, penyampaian surat perintah


melakukan penyitaan dan pelaksanaan penyitaan, penjualan barang hasil
penyitaan, sampai dengan tindakan pencegahan bepergian ke luar negeri dan
penyanderaan. Tindakan penagihan pajak berdasarkan ketentuan peraturan
perundangundangan perpajakan tidaklah harus tuntas dilakukan seluruhnya,
namun urutanurutan tindakan hanya dilanjutkan apabila Penanggung Pajak tidak

17

melunasi utang pajaknya. Misalnya saja atas suatu utang pajak telah dilakukan
tindakan penagihan sampai dengan penyampaian Surat Paksa dan kemudian
Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihannya, maka kegiatan
penagihan selesai sampai pada tindakan penyampaian Surat Paksa dan tindakan
penagihan selanjutnya yaitu penyampaian Surat Perintah Melakukan Penyitaan
tidak perlu dilakukan.
Serangkaian tindakan penagihan pajak telah diatur dengan prosedur dan
urutan jangka waktu yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan
perpajakan. Apabila salah satu prosedur penagihan pajak tidak dilalui sesuai
peraturan perundang-undangan perpajakan akan menimbulkan masalah berupa
gugatan yang diajukan oleh Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap
tindakan penagihan pajak.

BAB III
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
A. Bidang Kerja
Praktikan melaksanakan PKL di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta
Koja yang ditempatkan di seksi penagihan. Seksi penagihan dalam Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Koja berfungsi sebagai penatausahaan piutang
pajak dari piutang pajak yang masih dalam proses penagihan sampai pada utang
pajak yang sudah daluwarsa. Dalam hal utang pajak yang sudah jatuh tempo
pembayaran maka tugas seksi penagihan adalah melakukan serangkaian tindakan
penagihan. Dalam tugasnya kepala seksi penagihan pajak dibantu oleh 6 (enam)
orang pegawai yang terdiri dari 2 (dua) orang juru sita dan 4 (empat) orang
pelaksana.
Tugas yang praktikan lakukan selama PKL di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Jakarta Koja antara lain:
1. Penginputan piutang pajak kadaluarsa dalam 6 bulan kedepan
berdasarkan ALPP Pajak (Aplikasi Laporan Pemeriksa
2.
3.
4.
5.
6.

Penagihan) Pajak per 31 Juli 2015.


Pengarsipan dokumen yang ada dipenagihan.
Penulisan Buku Agenda Surat Keluar.
Penginputan data serta menyusun Action Plan Seksi Penagihan
Pembuatan Nota Dinas
Penginputan surat masuk maupun surat keluar kedalam Sistem

Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP).


7. Pendistribusian surat masuk maupun surat keluar kepada setiap
bagian di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Koja.
B. Pelaksanaan Kerja
Pada saat melaksanakan PKL di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta
Koja, praktikan dimulai dengan minggu pertama yaitu perkenalan karyawan serta

18

19

bagian-bagian yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Koja. Kemudian


diberikan arahan mengenai gambaran umum pekerjaan dibagian penagihan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Koja. Minggu kedua praktikan
diberikan tugas tentang pengarsipan surat-surat yang ada dibagian penagihan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Koja seperti Surat Paksa, Surat Teguran,
Surat Tagihan Pajak, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, dan sebagainya.
Pada

minggu

ke

tiga

praktikan

mengerjakan

pemilahan

kode

arsip

pemindahbukuan (Pbk) serta penulisan buku agenda surat keluar. Diminggu ke


empat praktikan dikenalkan dengan Sistem Informasi Direktorat Jendral Pajak
(SIDJP) untuk mengambil informasi dalam pengisian piutang pajak kadaluarsa
dan penginputan data serta membuat action plan penagihan.
Pada bulan selanjutnya praktikan dipindahkan kebagian Sekretariat,
praktikan diajarkan untuk menginput surat-surat yang masuk ke Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Koja melalui aplikasi yang telah disediakan
kemudian mendistribusikan surat-surat tersebut kebagiannya masing-masing.
Praktikan ditempatkan pada bagian sekretariat Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Jakarta Koja hingga akhir masa PKL.
Berikut tugas yang diberikan oleh seksi penagihan Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Jakarta Koja kepada praktikan adalah :
1. Penginputan Piutang Pajak Kadaluarsa dalam 6 bulan kedepan
berdasarkan Aplikasi Laporan Pemeriksaan Penagihan Pajak (ALPP
Pajak) per 31 Juli 2015
Tugas pertama yang diberikan Seksi Penagihan kepada Praktikan adalah
penginputan piutang pajak kadaluwarsa. Format penghitungan piutang
daluwarsa dapat dilihat pada Lampiran 9.

20

Utang pajak atau bisa disebut juga uang muka pajak merupakan pajakpajak yang dipotong atau dipungut pihak lain atau yang dibayar sendiri oleh
perusahaan yang dapat diperhitungkan dengan pajak yang terutang pada saat
pengisian SPT Tahunan. Pajak-pajak untuk jenis ini adalah PPh Pasal 22, PPh
Pasal 23, PPh Pasal 24, PPh Pasal 25 serta PPN Masukan. Sedangkan ALPP
atau Aplikasi Laporan Pemeriksaan dan Penagihan merupaka sistem yang dibuat
Direktorat Jenderal Pajak yang berisi tentang data-data internal. Dalam
penugasan kali ini praktikan ditugaskan untuk melakukan penginputan piutang
yang telah kadaluarsa. Praktikan diberikan softcopy berupa Microsoft Excel
yang telah dibuatkan format sebelumnya. Pertama praktikan mengklasifikasikan
masa pajak terlebih dahulu. Jika masa pajak yang tertera lebih dari tahun 2007
maka masa daluwarsa pajaknya mencapai 10 (sepuluh) tahun. Namun jika masa
pajaknya kurang dari tahun 2008 makan daluwarsa pajaknya hanya mencapai 5
(lima) tahun. Masa daluwarsa tersebut dapat diperpanjang jika ada penerbitan
surat paksa. Berikut prosedur pengerjaannya :
1. Praktikan mengisi kolom nomor 8 (delapan) yaitu kolom jumlah
2.

pajak yang masih belum dibayar.


Kemudian praktikan juga mengisi kolom nomor 9 (sembilan) yaitu
kolom jumlah pajak yang telah dibayar. Kedua data nominal
tersebut dapat dilihat dari aplikasi internal Direktorat Jenderal Pajak

dan telah dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu.


Kemudian kedua data tersebut dikurang lalu didapat lah jumlah sisa
piutang pajak. Jumlah sisa piutang pajak tersebutlah yang harus dilunasi oleh
Wajib Pajak. Sebelum piutang pajak dapat dilunasi oleh Wajib Pajak. Seksi
penagihan

melakukan

penggolongan

kualitas

piutang

terlebih

dahulu.

21

Penggolongan Kualitas Piutang merupakan salah satu dasar untuk menentukan


besaran tarif penyisihan piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan
mempertimbangkan jatuh tempo dan perkembangan upaya penagihan yang
dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak. Kualitas piutang didasarkan pada
kondisi piutang pada tanggal pelaporan. Kualitas piutang pajak digolongkan
menjadi kualitas lancar, kualitas kurang lancar, kualitas diragukan dan kualitas
macet.
a) Piutang Pajak digolongkan dalam kualitas lancar apabila:
1. Belum jatuh tempo.
2. Telah jatuh tempo tetapi belum diberitahukan Surat Paksa, atau
3. Telah diterbitkan Surat Keputusan Persetujuan Angsuran atau
Penundaan Pembayaran Pajak dan belum melewati batas waktu
angsuran atau penundaan dalam surat keputusan tersebut.
b) Piutang Pajak digolongkan dalam kualitas kurang lancar apabila:
1. Telah dilaksanakan penagihan seketika dan sekaligus.
2. Telah diberitahukan Surat Paksa, atau
3. Telah dilaksanakan penyitaan dengan jumlah keseluruhan nilai
Barang Sitaan yang tercantum dalam Berita Acara Pelaksanaan
Sita

lebih

dari

25%

(dua

puluh

lima

persen)

dari

jumlah keseluruhan piutang pajak yang menjadi dasar penyitaan


yang tercantum dalam Berita Acara Pelaksanaan Sita.
4. Telah diterbitkan Surat Keputusan Persetujuan Angsuran atau
Penundaan Pembayaran Pajak tetapi telah melewati batas waktu
angsuran atau penundaan dalam surat keputusan tersebut.
c) Piutang Pajak digolongkan dalam kualitas diragukan apabila:
1. Telah dilaksanakan penyitaan dengan jumlah keseluruhan nilai
Barang Sitaan yang tercantum dalam Berita Acara Pelaksanaan
Sita sampai dengan 25% (dua puluh lima persen) dari

22

jumlah keseluruhan piutang pajak yang menjadi dasar penyitaan


yang tercantum dalam Berita Acara Pelaksanaan Sita.
2. Sedang diajukan keberatan atau banding.
3. Wajib Pajak Non Efektif (NE).
4. Hak penagihannya belum daluwarsa tetapi memenuhi syarat
untuk

dihapuskan

undangan

di

sesuai ketentuan

bidang

perpajakan

peraturan
dan

belum

perundangdiusulkan

untuk dihapuskan.
d) Piutang Pajak digolongkan dalam kualitas macet apabila:
1. Hak penagihannya telah daluwarsa, atau
2. Hak penagihannya belum daluwarsa tetapi memenuhi syarat
untuk

dihapuskan

sesuai ketentuan

peraturan

perundang-

undangan dibidang perpajakan dan telah diusulkan untuk


dihapuskan.
Jika tidak dapat melunasi piutang pajak tersebut maka Juru Sita di Seksi
Penagihan akan melakukan penyitaan terhadap aset-aset yang dimiliki Wajib
Pajak atau badan tersebut.
2. Penulisan Buku Agenda Surat Keluar
Praktikan diberikan tugas untuk penulisan buku agenda surat keluar.
Buku agenda surat keluar itu sendiri adalah buku yang berisi tentang catatan
surat yang telah dikeluarkan oleh seksi penagihan. Praktikan memulai dengan
pengurutan nomor pada surat yang akan dikeluarkan oleh seksi penagihan
kemudian praktikan membuat kolom nomor surat, tanggal surat, tujuan surat,
serta kepada siapa surat itu akan ditujukan. Setelah itu praktikan tinggal
memasukan data yang ada disurat ke dalam kolom tersebut.
3. Menginput Data dan Menyusun Action Plan Penagihan

23

Tugas selanjutnya yang diberikan dari bagian penagihan pada praktikan


adalah membuat Action Plan penagihan. Action plan penagihan itu sendiri adalah
form yang berisi tentang data-data wajib pajak untuk melakukan tindakan
penagihan tunggakan wajib pajak. Dalam mengerjakan tugas ini praktikan
menggunakan Microsoft Excel. Format penginputan dan penyusunan Data
Action Plan Penagihan dapat dilihat di Lampiran 10.
Didalam softcopy Microsoft excel ini, praktikan terlebih dahulu membuat
beberapa kolom sebelum akhirnya praktikan memasukan data data wajib pajak
tersebut. Berikut kolom yang harus dibuat oleh praktikan :
1. Kolom nomor
2. Kolom NPWP : kolom ini berisi NPWP dari Wajib Pajak
3. Kolom Nama Wajib Pajak: kolom ini berisi nama Wajib Pajak yang
bersangkutan
4. Kolom Nama Penanggung Pajak: Didalam Kolom ini terdapat
beberapa kolom seperti, nama direksi, NPWP direksi, alamat
direksi, nomor rekening bank direksi, nama pemegang saham,
NPWP pemegang saham, alamat pemegang saham, dan nomor
rekening pemegang saham
5. Kolom objek sita : kolom ini berisi obejek apa saja yang akan disita
oleh juru sita di bagian penagihan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Jakarta Koja.
Setelah praktikan selesai membuat kolom kolom tersebut, praktikan hanya
memasukan data data yang ada kedalam kolom kolom tersebut. Untuk
mengisi data yang ada dikolom tersebut, praktikan diberikan softcopy berupa
laporan hasil pemeriksaan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Koja.
Namun tidak semua kolom dapat diisi oleh praktikan dikarenakan tidak semua

24

data tersedia di laporan hasil pemeriksaan data yang tersedia didalam laporan
hasil pemeriksaan hanya NPWP Wajib Pajak, nama Wajib Pajak, dan nama
penanggung pajak. Didalam kolom nama penanggung pajak pun tidak semua
data tersedia. Kemudian data yang tidak tersedia itu pun akan di isi oleh pegawai
yang bersangkutan. Setelah praktikan selesai membuat kolom dan menginput
data yang dibutuhkan, praktikan kemudian memberikan softcopy ini kepada
pegawai di bagian penagihan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Koja
untuk segera ditindak lanjuti.

4. Pengarsipan Dokumen Penagihan Kantor Pelayanan Pajak Pratama


Jakarta Koja.
Kemudian tugas yang diberikan seksi penagihan kepada praktikan
adalah pengarsipan dokumen penagihan (Lampiran 11). Praktikan diberikan
dokumen seperti Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Paksa (SP), Laporan
Pelaksanaan Surat Paksa (LPSP), Surat Teguran (ST), dan Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan (SPMP). Berikut prosedur pengarsipan dokumen
penagihan yang dilakukan oleh praktikan:
1. Praktikan mengambil dokumen diruang penyimpanan dokumen.
2. Praktikan membuka aplikasi scanning yang telah disediakan oleh
seksi penagihan.
3. Praktikan memasukan dokumen ke folder sesuai dengan jenis
suratnya.

25

4. Parktikan membuat folder tanggal pengarsipan didalam folder jenis


surat.
5. Praktikan membuat folder NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
didalam folder tanggal pengarsipan kemudian memasukan dokumen
yang telah di scan kedalam folder tersebut.

5. Pembuatan Nota Dinas


Praktikan mendapat tugas untuk membuat beberapa macam Nota Dinas
seperti Nota Dinas permintaan data Penagihan Aktif, Nota Dinas permintaan data
Penagihan Sekatika, Nota Dinas penerimaan data SKB, Nota Dinas Penerimaan
data SPT Tahunan, Nota Dinas penerimaan Arsip Pbk dan sebagainya. Dalam
mengerjakan tugas ini, praktikan terlebih dahulu diberikan pengarahan oleh
pembimbing. Setelah praktikan mengerti dengan Instruksi yang diberikan oleh
pembimbing,

praktikan

mulai

membuat

Nota

dinas

tersebut.

Dalam

pengerjaannya praktikan menggunakan aplikasi Microsoft Word. Hal yang


pertama kali dilakukan oleh praktikan adalah meng-edit Kop surat atau kepala
surat. Karena kepala surat digunakan untuk semua jenis Nota Dinas, sehingga
praktikan hanya melakukan copy-paste kepala surat tersebut. Praktikan diberikan
kop atau kepala surat yang sudah ada kemudian mengubah beberapa bagian surat
tersebut seperti tanggal, penerima, tujuan dan nomor pada Nota Dinas yang akan
dibuat.

26

6. Menginput data atau informasi ke dalam lampiran surat perintah


membayar kelebihan pajak (SPMKP)
Sebelum praktikan memasukan data atau informasi yang dibutuhkan kedalam
lampiran SPMKP. Praktikan terlebih dahulu diberikan softcopy berupa Surat
Setoran Pajak (SSP) untuk dilakukan pengecekan. Kemudian praktikan diberi
pengarahan tentang data apa saja yang akan dimasukan kedalam SPMKP.
Praktikan diberikan instruksi untuk memasukan beberapa data ke dalam beberapa
kolom didalam aplikasi Microsoft Excel, berikut kolom yang harus praktikan isi :
1. Kolom nomor
2. Kolom Nomor Surat Ketetapan: Didalam kolom ini praktikan
memasukan Nomor Surat Ketetapan Pajak yang ada didalam SSP
3. Kolom NPWP: Kolom ini berisi NPWP wajib pajak yang bersangkutan
4. Kolom Kode Akun Pajak: Kolom ini berisi tentang Kode Akun Pajak
yang ada didalam SSP.
5. Kolom Kode Jenis Setoran: Praktikan memasukan jenis setoran yang
berada di SSP
6. Kolom Jumlah : Didalam kolom ini berisi jumlah setoran pajak sesuai
dengan nomor surat ketetapan pajak.
Kemudian praktikan mengisi data yang diberikan kedalam kolom-kolom
yang telah tersedia

27

C. Kendala yang Dihadapi


Selama praktikan melakukan PKL di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Jakarta Koja, praktikan sempat mengalami beberapa kendala yaitu :
1. Kurangnya bimbingan yang diberikan pembimbing dalam melaksanakan
tugas.
2. Sistem serta jaringan internet yang sering mengalami gangguan
menghambat pekerjaan yang diberikan oleh pembimbing terhadap
praktikan.
D. Cara Mengatasi Kendala
Upaya yang dilakukan praktikan dalam mengatasi kendala-kendala yang
terdapat ditempat praktikan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan ialah :
1. Praktikan selalu aktif bertanya kepada pegawai atau staf yang ada dalam
pengerjaan tugas yang telah diberikan.
2. Praktikan selalu mencatat serta mengecek pekerjaan yang telah selesai
praktikan kerjakan agar mengurangi kesalahan pada saat terjadinya gangguan
pada sistem.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan

PKL

menjadi

suatu

wadah

bagi

praktikan

untuk

mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama berada dibangku perkuliahan


kedalam lingkungan kerja sebenarnya. Dalam melaksanakan tugas yang didapat
selama praktikan melaksanakan PKL, praktikan dituntut untuk disiplin, teliti,
tepat waktu, tanggap serta bersikap mandiri dan bertanggung jawab dalam
melakukan tugas yang diberikan oleh pembimbing.
Selama melaksanakan PKL di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta
Koja praktikan mendapatkan ilmu, pengalaman serta pola fikir dalam
menyelesaikan masalah di dalam dunia kerja. Dimana praktikan dituntut untuk
disiplin waktu, lebih cepat memahami cara kerja, lebih bersikap mandiri dan
lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh
pembimbing.
Selama melaksanakan kegiatan PKL di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Jakarta Koja. Praktikan dapat mengambil beberapa kesimpulan dari berbagai
tugas yang telah diberikan. Berikut kesimpulan yang dapat praktikan ambil yaitu
:
1. Praktikan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diberikan selama
praktikan berada dibangku perkuliahan.
2. Praktikan dapat mengetahui aktivitas Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Jakarta Koja seperti melakukan penyusunan data piutang pajak
berdasarkan ALPP
3. Praktikan dapat mengetahui bagaimana prosedur pengarsipan data
pada seksi penagihan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Koja.

28

29

4. Merasakan langsung bagaimana suasana dalam lingkungan kerja


sebenarnya.
5. Belajar bersosialisasi dan mendapatkan pengetahuan umum tentang
dunia penagihan dalam perpajakan.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang harus diperhatikan selama melaksanakan
kegiatan PKL adalah sebagai berikut :
1. Saran bagi praktikan:
a. Mempersiapkan diri serta keahlian dalam bidang perpajakan serta
keterampilan untuk mendukung pelaksanaan PKL.
b. Memilih tempat PKL yang sesuai dengan minat, jurusan, serta
keahlian dalam bidang akuntansi
c. Bersikap profesional serta disiplin dalam melaksanakan tugas tugas
yang telah diberikan oleh pembimbing.
d. Mempelajari terlebih dahulu atas prosedur yang digunakan didalam
instansi yang terkait.
2. Saran Bagi Universitas:
a. Universitas Negeri Jakarta dapat membantu mengarahkan para
mahasiswanya untuk mendapatkan tempat PKL yang sesuai.
b. Universitas Negeri Jakarta harus membangun hubungan yang
baik dengan instansi atau perusahaan.
c. Universitas Negeri Jakarta agar memberikan penyuluhan
terlebih dahulu mengenai kegiatan PKL kepada mahasiswanya.
d. Universitas Negeri Jakarta untuk lebih komunikatif dalam
penyampaian berita tentang PKL kepada para mahasiswanya.
3. Saran Bagi Instansi terkait :
a. Pihak instansi sebaiknya menempatkan peserta PKL pada
bagian atau seksi yang sesuai dengan jurusan mahasiswa yang
bersangkutan.

30

b. Memperbaiki sistem serta jaringan internet agar kedepannya


tidak ada lagi kendala dalam pelaksanan kegiatan operasional
instansi terkait.
c. Seksi Penagihan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
sebaiknya membuat jadwal untuk melakukan pengarsipan
dokumen agar tidak terjadi penumpukan dokumen pada saat
melakukan pengarsipan.
d. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Koja agar dapat
menjalin hubungan kerjasama yang baikdengan instansi
pendidikan,
kegiatan PKL

sehingga

dapat

membantu

berlangsungnya

DAFTAR PUSTAKA
FE-UNJ.(2012). Pedoman Praktik Kerja Lapangan. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Jakarta.
Wahyu Nuryanto. Modul Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jenderal Pajak.
Jakarta: Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Departemen Keuangan
Republik Indonesia
Ayu Nita. (2014). Laporan Prakerin di KPP Pratama Jakarta Koja. Jakarta:
SMKN 12
Sumber dari internet :
id.wikipedia.org/wiki/Kantor_Pelayanan_Pajak
www.pajak.go.id
satudpajak2011.blogspot.com/2012/06/penagihan-pajak.html
www.ortax.go.id

31

You might also like