You are on page 1of 21

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Analisis Deskriptif
a. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Rumh Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan Arang Kabupaten
Boyolali merupakan salah satu rumah sakit milik pemerintah Daerah
Kabupaten Boyolali. Rumah sakit ini berada di Jl. Kantil No 14
Surowedanan Pulisen Kabupaten Boyolali Propinsi Jawa Tengah. RSUD
ini berdiri pada tanggal 1 Oktober 1961 berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Boyolali Nomor 12/1v/DPRGR/BI/1961 tanggal 26 Maret
1961 dengan nama Rumah Sakit Boyolali. Pada tahun 1991, tepatnya pada
tanggal 12 November 1991, rumah sakit ini berubah nama menjadi Rumah
Sakit Umum Daerah Pandan Arang Kabupaten Boyolali. perubahan ini
berdasarkan Surat Keputusan Nomor 1346 Tahun 1991.
Saat ini, Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Kabupaten
Boyolali ini adalah tipe C. Hal ini didasarkan pada Surat Keputusan
Menteri Kesehatan NO.009-6/Menkes/SK/1/1993 yang tertuang dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 15 tahun 2001 tentang
Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja RSUD Pandan Arang sebagai
Badan RSUD Pandan Arang Boyolali merupakan lembaga teknis daerah
penyelenggara pelayanan kesehatan. Selanjutnya, pada tahun 2009
Pemerintah Kabupaten Boyolali berdasarkan Surat Keputusan Bupati No.
900/57 tahun 2009 menetapkan Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang

46

Boyolali sebagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan menerapkan


Pola Pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daaerah (PPKBLUD).
RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali memiliki berbagai
layanan kesehatan. Layanan tersebut antara lain pelayanan medik,
penunjang medik, keperawatan, rehabilitasi medik, farmasi dan gizi.
Selanjutnya, saat ini RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali juga
memiliki pelayanan Gawat Darurat 24 jam, rawat jalan, rawat inap,
laboratorium, radiologi, ICU/ICCU, apotek, ruang operasi, perinatologi,
keperawatan jiwa, kamar bersalin, kesehatan tahanan, dan pusat pelayanan
terpadu.
b.

Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pegawai yang bertugas

mengurus aset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali. Responden


penelitian ini berjumlah 98 orang. Dari jumlah tersebut, 55,1% responden
berjenis kelamin perempuan dan 44,9% laki laki.
Berdasarkan tingkat pendidikan responden diketahui bahwa 48%
responden berpendidikan S1, 25,5% berpendidikan diploma, 22,4%
berpendidikan SMA dan 4,1% berpendidikan S2. Adapun untuk masa kerja
responden dikelompokkan ke dalam 4 kategori, yaitu 1-10 tahun, 11-20
tahun, 21-30 tahun dan 31-40 tahun. Responden penelitian ini sebanyak
54,1 memiliki masa kerja 1-10 tahun, diikuti 28,6% berada pada masa
kerja 21-30 tahun, 11,2% berada pada kategori 11-20 tahun dan terakhir
sebanyak 6,1% berada pada kategori 31-40 tahun.
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Penelitian
47

Karakteristik Responden N
Jenis Kelamin
Laki-Laki
44
Perempuan
54
Pendidikan
SMA
22
DIPLOMA
25
S1
47
S2
4
Masa Kerja
1-10 Tahun
53
11-20 Tahun
11
21-30Tahun
28
31-40 Tahun
6
Jumlah
98
Sumber: Data Primer diolah (2016)
2.

e%
44,9
55,1
22,4
25,5
48,0
4,1
54,1
11,2
28,6
6,1
100,0

Data Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dijelaskan karakteristik data
penelitian sebagai berikut.
Tabel 4.2. Karakteristik Data Penelitian
Rendah
Sedang

%
Invetarisasi Aset
4
4,1
31 31,6
Identifikasi Aset
3
3,1
34 34,7
Legal Audit
3
3,1
41 41,8
Penialian Aset
12 12,2 42 42,9
Optimalisasi Aset
2
2,0
28 28,6
Sumber: Data Primer diolah (2016)
Variabel

Tinggi

%
63 64,3
61 62,2
54 55,1
44 44,9
68 69,4

Jumlah

%
98 100,0
98 100,0
98 100,0
98 100,0
98 100,0

Berdasarkan tabel 4.2. di atas dapat dijelaskan bahwa


penggunaan aset RSUD Pandanarang Kabupaten Boyolali sudah optimal.
Hal ini terlihat dari jawaban responden dimana sebesar 69,4 %
menyatakan bahwa kinerja optimalsiasi aset di RSUD Pandangarang
Kabupaten Boyolali tinggi. Selanjutnya sebesar 28,6% respodnen

48

menyatakan kinerja optimalisasi aset sedang dan hanya 2% yang


menyatakan kinerja optimalsiasi aset rendah.
Sebanyak 4 (empat) aspek yang mempengaruhi kinerja
manajemen aset RSUD Pandanarang Kabupaten Boyolali sebagaimana
tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa skornya juga tinggi. Secara rinci
adalah sebagai berikut:
a. Pandangan responden terhadap variabel inventarisasi aset sangat
baik, yaitu 64,3% responden menyatakan tinggi, 31,6% menyatakan
b.

sedang dan 4,1% menyatakan rendah.


Pandangan responden terhadap variabel identifikasi aset sangat baik,
yaitu 62,2% responden menyatakan tinggi, 34,7% menyatakan

c.

sedang dan 3,1% menyatakan rendah.


Pandangan responden terhadap variabel legal audit aset sangat baik,
yaitu 55,1% responden menyatakan tinggi, 41,8% menyatakan

d.

sedang dan 3,1% menyatakan rendah.


Pandangan responden terhadap variabel penilaian aset cukup baik,
yaitu 44,9% responden menyatakan tinggi, 42,9% menyatakan
sedang dan 12,2% menyatakan rendah.

3.

Hasil Uji Instrumen


a.

Uji Validitas

1) Variabel Inventarisasi Aset (X1)


Variable inventarisasi aset memiliki 4 item pernyataan. Keempat
item pernyataan ini dikatakan valid jika memiliki nilai Corrected ItemTotal Correlation yang lebih besar dari rtabel yaitu sebesar 0,30.
Berdasarkan hasil uji validitas terhadap jawaban responden untuk variabel
inventarisasi aset yang dilakukan menggunakan program SPSS for
49

windows versi 20 terhadap 98 responden disimpulkan bahwa keempat


pernyataan adalah valid. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah
ini.
Tabel 4.3. Hasil Analisis Validitas Variabel Inventarisasi Aset (X1)
Corrected Item
Pernyataan
Rtabel
Keterangan
-Total Correlation
X1.1
0,30
Valid
0.748
X1,2

0.703

0,30

Valid

X1,3

0.670

0,30

Valid

X1.4
0,30
0.704
Sumber: Hasil Analisis Data (2016)

Valid

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dijelaskan bahwa keempat butir


pernyataan dinyatakan valid karena memiliki nilai yang lebih besar dari
0,30, dengan ini disimpulkan bahwa semua butir pernyataan dalam
variable ini dinyatakan valid. Berdasarkan empat pernyataan dalam
variable inventarisasi asset, butir pernyataan nomor 1 memiliki nilai paling
tinggi, yaitu sebesar 0,748, sedangkan butir pernyataan nomor 3 memiliki
nilai yang paling rendah yaitu sebesar 0,670.

2) Variabel Identifikasi Aset (X2)


Variable identifikasi aset memiliki empat butir pernyataan. Butir
pernyataan dalam variable ini dikatakan valid jika memiliki nilai
Corrected Item-Total Correlation yang lebih besar dari 0,30. Hasil uji

50

validitas data untuk variabel identifikasi aset menggunakan program SPSS


for windows versi 20, dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4 Hasil Analisis Validitas Variabel Identifikasi Aset (X2)
Pertanyaan Total Correlation
Rtabel
Keterangan
X2.1
0,30
Valid
0.737
X2,2

0.758

0,30

Valid

X2,3

0.777

0,30

Valid

X2.4

0,30
0.799
Sumber: Hasil Analisis Data (2016)

Valid

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dijelaskan bahwa semua butir


pernyataan terkait variable identifikasi aset memiliki hasil yang nilainya
lebih besar dari rtabel, yaitu sebesar 0,03, dengan ini disimpulkan bahwa
semua butir pernyataan dalam variable ini dinyatakan valid. Butir
pernyataan nomor 4 memiliki nilai paling tinggi, yaitu sebesar 0,7999,
sedangkan butir pernyataan nomor 1 memiliki nilai paling rendah yaitu
sebesar 0,737.

3) Variabel Legal Audit (X3)


Variabel legal audit memiliki lima butir pernyataan. Hasil uji
validitas data untuk variabel legal audit menggunakan program SPSS for
windows versi 20 dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Validitas Variabel Legal audit (X3)

51

Pernyataan

Corrected Item
-Total Correlation

X3.1

0.734

0,30

Valid

X3,2

0.655

0,30

Valid

X3,3

0.475

0,30

Valid

X3.4

0.739

0,30

Valid

X3.5
0,30
0.649
Sumber: Hasil Analisis Data (2016)

Valid

Rtabel

Keterangan

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dijelaskan bahwa semua butir


pernyataan tentang legal audit memiliki hasil nilai lebih besar dari r tabel
sebesar 0,03, dengan ini disimpulkan bahwa semua butir pernyataan dalam
variable ini dinyatakan valid. Butir pernyataan nomor 4 memiliki nilai
paling tinggi, yaitu sebesar 0,739, sedangkan butir pernyataan nomor 3
memiliki nilai paling rendah, yaitu sebesar 0,475.

4) Variabel Penialian Aset (X3)


Variabel Penilaian aset memiliki empat butir pernyataan. Hasil uji
validitas data untuk variabel penilaian aset menggunakan program SPSS
for windows versi 20 dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6 Hasil Analisis Validitas Variabel Penilaian aset (X3)
Corrected Item
Pernyataan
Rtabel
Keterangan
-Total Correlation
X3.1
0,30
Valid
0.647
X3,2

0.619

0,30

Valid

X3,3

0.591

0,30

Valid

X3.4
0,30
0.691
Sumber: Hasil Analisis Data (2016)

Valid

52

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dijelaskan bahwa semua butir


pernyataan tentang penilaian aset memiliki hasil yang nilai lebih besar dari
0,03, dengan ini disimpulkan bahwa semua butir pernyataan dinyatakan
valid. Butir pernyataan nomor 4 memiliki nilai paling tinggi, yaitu sebesar
0,691, sedangkan butir pernyataan nomor 3 memiliki nilai paling rendah,
yaitu sebesar 0,591.

5) Variabel Optimalsiasi Aset (Y)


Variabel optimalsiasi aset terdiri dari 4 butir pernyataan. Hasil uji
validitas variabel optimalisasi aset dengan bantuan program SPSS for
windows versi 20 terhadap 98 responden, dapat dilihat pada tabel 4.7 di
bawah ini.
Tabel 4.7 Hasil Analisis Validitas Variabel Optimalsiasi aset (Y)
Corrected Item
Pernyataan
Rtabel
Keterangan
-Total Correlation
Y1
0,30
Valid
0.419
Y2

0.674

0,30

Valid

Y3

0.707

0,30

Valid

Y4
0,30
0.630
Sumber: Hasil Analisis Data (2016)

Valid

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dijelaskan bahwa semua butir


pernyataan tentang optimalisasi aset memiliki hasil nilai lebih besar dari
rtabel sebesar 0,03, sehingga semua butir pernyataan dinyatakan valid. Butir
pernyataan yang memiliki nilai paling tinggi adalah butir pernyataan
53

nomor 3 sebesar 0,707, sedangkan butir pernyataan yang memiliki nilai


paling rendah adalah butir pernyataan nomor 1 sebesar 0,419.

b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas merupakan salah satu uji yang dilakukan untuk
mengetahui sejauhmana konsistensi hasil suatu pengukuran. Hasil
pengukuran dikatan reliable jika dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang
sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan menganalisis alpha cronbach dari
masing-masing variabel dalam suatu variabel. Suatu data dikatakan
reliabel jika memiliki nilai alpha cronbach > 0,6 (Situmorang dan Lutfi,
2011). Hasil analisis reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 4.8 di bawah ini.

Tabel 4.8 Hasil Analisis Reliabilitas Variabel penelitian


Variabel
Alpha
X1 (Invetarisasi aset)
0,856
X2 (Identivikasi aset)
0,893
X3 (Legal audit)
0,842
X4 (Penilaian aset)
0,813
Y (Optimalsiasi Aset)
0,791
Sumber: Hasil Analisis Data (2016)

Rkritis
0,60
0,60
0,60
0,60
0,60

Hasil
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dijelaskan bahwa semua variabel


penelitian yaitu inventarisasi asset, identifikasi asset, legal audit,
penialaj asset dan optimalsiasi asset, memiliki nilai alpha cronbach
54

lebih besar dari 0,60 dengan ini dapat disimpulkan bahwa semua
variabel memenuhi unsur reliabilitas. Variabel identifikasi aset
memiliki nilai alpha cronbach yang paling tinggi yaitu sebesar 0,893.
Sedangkan variabel optimalisasi aset memiliki nilai alpha cronbach
yang paling rendah, yaitu sebesar 0,791.

4.

Uji Asumsi Klasik


a.

Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah uji yang digunakan untuk

mengetahui apakah data inventarisasi asset, identifikasi asset, legal audit,


penialaj asset dan optimalsiasi asset memiliki sebaran normal atau tidak.
Dalam penelitian digunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menguji
normalitas data. Suatu data dikatakan normal jika nilai sig > 0,05, dan
sebaliknya. Hasil uji normalitas dengan bantuan program SPSS for
windows versi 20 secara rinci dapat dilihat sebagaimana tabel 4.9 di
bawah ini.

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KolmogorovAsymp. Sig.
Smirnov Z
(2-tailed)
Variabel
0,884
0,415
Sumber: Hasil Analisis Data (2016)

55

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dijelaskan bahwa nilai signifikan


untuk uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test adalah
0,415. Nilai ini lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
data dalam penelitian ini memiliki sebaran yang normal.

b.

Uji Heteroskedastisitas
Uji glejser digunakan digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas. Uji ini dilakukan dengan cara me-regres variabel


independen terhadap absolut residual variabel dependen dalam regresi
utama. Apabila hasil regresi tersebut signifikan, maka terdapat
heterokedastisitas dalam data yang digunakan, apabila tidak signifikan
maka tidak terdapat heterokedastisitas dalam data yang digunakan. Hasil
uji heterokedastisitas secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.10 di
bawah ini.

Tabel 4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas


Variabel Independen
X1 (Invetarisasi aset)
X2 (Identivikasi aset)
X3 (Legal audit)
X4 (Penilaian aset)

Sig.
Keputusan
0,997 Bebas Heteroskedastisitas
0,567 Bebas Heteroskedastisitas
0,270 Bebas Heteroskedastisitas
0,076 Bebas Heteroskedastisitas

Sumber: Hasil Analisis Data (2016)

Berdasarkan tabel 4.10 di atas dijelaskan bahwa besarnya nilai


signifikan variable inventarisasi asset, identifikasi asset, legal audit,
56

penialaj asset lebih besar dari 0,05. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa
semua variabel penelitian yang terdiri dari inventarisasi asset, identifikasi
asset, legal audit, penilaian asset dan optimalsiasi asset bebas dari
masalah heterokedastisitas.

c.

Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana salah satu atau

lebih variabel independen dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari


variabel independen lainnya. Pengujian multikolinieritas dalam penelitian
ini dilakukan dengan melihat nilai VIF dari masing-masing variable
penelitian, yaitu variable inventarisasi asset, identifikasi asset, legal
audit, penilaian asset. Jika nilai VIF lebih rendah dari 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas yang serius antara variabel
independen dalam model. Dengan melihat nilai VIF dari hasil analisis
regresi dapat diketahui bahwa masing-masing variabel tidak mengandung
adanya gejala multikolinieritas karena mempunyai nilai VIF yang lebih
rendah dari 10 (Setiaji, 2004). Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat
pada tabel 4.11 di bawah ini.
Tabel 4. 11 Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel
Inventaris aset (x1)
Identifikasi aset (x2)
Legal audit aset (x3)
Penilaian aset (x4)

VIF
2,887
2,553
2,884
2,713

Keputusan
Bebas Multikolinieritas
Bebas Multikolinieritas
Bebas Multikolinieritas
Bebas Multikolinieritas

Sumber: Hasil Analisis Data (2016)


57

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai VIF


pada uji multikolinearitas variabel penelitian memiliki nilai kurang dari
10 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel penelitian yang
terdiri dari inventarisasi asset, identifikasi asset, legal audit, penilaian
asset tidak terjadi multikolinearitas.

5.

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda


Analisis regresi linear berganda pada penelitian bertujuan untuk
memprediksi nilai optimalsiasi aset dengan memperhitungkan nilai-nilai
variabel bebas, yaitu inventarisasi aset, identifikasi aset, legal audit dan
penilaian aset, baik secara simultan maupun secara parsial. Hasil analisis
regresi linear berganda dapat di lihat pada tabel 4.12 dibawah ini.

Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda


Variabel Independen
Koefisien
0,213
Inventaris aset (x1)
0,124
Identifikasi aset (x2)
0,321
Legal audit aset (x3)
0,059
Penilaian aset (x4)
Konstanta
= 3,998
R2
= 0,654
F
= 43,880 (Sig. 0,000)
Sumber: Hasil Analisis Data (2016)

t-ratio
2,461
1,551
4,120
0,646

Sig.
0,016
0,124
0,000
0,520

Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat dibuat model persaman regresi linear
berganda sebagai berikut:
58

Y = 3,998 + 0,213 (X1) + 0,124 (X2) + 0,321 (X3) + 0,059 (X4)


(0,016)
(0,124)
(0,000)
(0,520)
Hasil analisis regresi linear berganda ini dapat diinterpretasikan
sebagai berikut:
a.

Nilai koefisien regresi untuk variabel inventarisasi aset (X1) sebesar


0,213. Hal ini menunjukkan bahwa hasil yang positif, dengan
demikian kegiatan inventarisasi aset akan meningkatkan kinerja

b.

optimalsiasi aset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali.


Nilai koefisien regresi untuk variabel identifikasi aset (X2) sebesar
0,124. Hal ini menunjukkan bahwa hasil yang positif, dengan
demikian kegiatan identifikasi aset akan meningkatkan kinerja

c.

optimalsiasi aset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali.


Nilai koefisien regresi untuk variabel legal audit (X3) sebesar 0,321.
hal ini menunjukkan bahwa hasil yang positif, dengan demikian
kegiatan legal audit akan meningkatkan kinerja optimalsiasi aset

d.

RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali.


Nilai koefisien regresi untuk variabel penilaian aset (X3) sebesar
0,213. Hal ini menunjukkan bahwa hasil yang positif, dengan
demikian kegiatan penialian aset akan meningkatkan kinerja
optimalsiasi aset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali.

6.

Hasil Model Regresi


a.

Uji Koefisien Diterminasi (R2)


Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan nilai R 2
sebesar 0,654. Ini berarti bahwa variasi optimalsiasi aset dapat
dijelaskan oleh variabel inventarisasi aset, identifikasi aset, legal audit
59

dan penilaian aset sebesar 65,4%, sedangkan sisanya 34,5% dijelaskan


oleh variabel lainnya diluar variable yang diteliti.
b.

Uji Ketepatan Model (F test)


Hasil uji F menggunakan program SPSS for windows versi 20
menunjukkan nilai 43,880 dengan nilai sig. 0,000. Dengan demikian,
disimpulkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tepat (fit) dan inventarisasi aset, identifikasi aset, legal audit dan
penilaian aset secara simultan mempunyai pengaruh signifikan
terhadap optimaliasi aset Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang
Boyolali.

c.

Uji Hipotesis Secara Parsial (t test)


Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS for
windows versi 20 menunjukkan hasil bahwa:
1)

Dari hasil uji t untuk variabel inventarisasi aset diperoleh nilai t


2,461 dengan nilai sig 0,016. Artinya variabel inventarisasi aset
(X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap optimalisasi

2)

aset Rumah Sakit Umum Pandan Arang Boyolali.


Dari hasil uji t untuk variabel identifikasi aset diperoleh nilai t
1,551 dengan nilai sig 0,124. Artinya variabel inventarisasi aset
(X1) berpengaruh positif dan tapi tidak signifikan pada alpha 5%
terhadap optimalisasi aset Rumah Sakit Umum Pandan Arang

3)

Boyolali.
Dari hasil uji t untuk variabel legal audit diperoleh nilai t 4,120
dengan nilai sig 0,000. Artinya variabel inventarisasi aset (X1)
60

berpengaruh positif dan signifikan terhadap optimalisasi aset


4)

Rumah Sakit Umum Pandan Arang Boyolali.


Dari hasil uji t untuk variabel penialian aset diperoleh nilai t
0,646 dengan nilai sig 0,520. Artinya variabel inventarisasi aset
(X1) berpengaruh positif tapi tidak signifikan pada alpha 5%
terhadap optimalisasi aset Rumah Sakit Umum Pandan Arang
Boyolali.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


1.

Inventarisasi

Aset

berpengaruh positif dan signifikan pada alpha 5% terhadap


Optimalisasi Aset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali
Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan perhitungan,
pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan pelaporan
asset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali.
inventarisasi

selanjutnya

disusun

buku

Hasil kegiatan

inventaris.

Buku

ini

menunjukkan semua kekayaan RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali


yang bersifat kebendaan, baik yang bergerak maupun yang tidak
bergerak. Buku inventaris memuat data yang terdiri dari: nomor,
spesifikasi

barang,

bahan,

asal/cara

perolehan

barang,

ukuran

barang/konstruksi, satuan, keadaan barang, jumlah barang dan harga,


keterangan.
Kegiatan inventarisasi aset di RSUD Pandan Arang Boyolali
dilakukan secara rutin. Inventarisasi dilakukan setiap bulan untuk selalu
dilaporkan keberadaannnya dan sebagai data untuk melakukan perawatan.
61

Hasil penelitian menunjukkan bahwa inventarisasi aset berpengaruh


terhadap optimasasi aset RSUD pandan arang Kabupaten Boyolali. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Nasution, dkk (2015) yang
menjelaskan inventarisasi asset mempengaruhi terhadap optimalisasi
asset.

2.

Identifikasi

Aset

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan pada alpha 5% terhadap


Optimalisasi Aset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali
Identifikasi aset adalah suatu k e g i a t a n untuk mengelompokkan
dan mendefinisikan aset-aset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali
secara baik serta memberikan kode sehingga dapat diketahui secara
pasti fungsi dan kegunaan serta lokasi dan bidang barang dari aset
tersebut. Hal ini berkaitan dengan proses pengurusan dan penertiban
pencatatan barang yang digunakan dalam proses pemakaiannya.
Aset RSUD Pandan Arang Boyolali ini bisa berpindah tempat
tergantung kepentingannya. Alat tidak identik dengan ruang. Identifikasi
aset berpengaruh positif tetapi tidak signifikan apad alpha 5%. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Nasution,

dkk

(2015)

menujukkan bahwa indentifikasi asset berpengaruh signifikan terhadap


optimalisasi asset.

3.

Legal audit berpengaruh


62

positif dan signifikan pada alpha 5% terhadap Optimalisasi Aset


RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali
Legal audit merupakan tindakan pengamanan atau tindakan
pengendalian, penertiban dalam upaya pengurusan asset RSUD Pandan
Arang Kabupaten Boyolai secara

fisik, administrasi

hukum.

menitikberatkan

Pengamanan

tersebut

dan tindakan

pada

penertiban

pengamanan secara fisik dan administrasi, sehingga barang RSUD


Pandan Arang Kabupaten Boyolali tersebut dapat dipergunakan/
dimanfaatkan
pengambil

secara

optimal

dari penyerobotan

alihan atau klaim dari pihak lain. Pengamanan terhadap

barang tidak bergerak dapat


pemasangan

serta terhindar

dilakukan

dengan

pemagaran,

plang tanda kepemilikan dan penjagaan.

Pelaksanaan legal audit di RSUD Pandan arang Boyoali dilakukan


setiap tahunan. Setiap perputaran anggaaran dilakukan evaluasi sampai
pada kinerjanya. Legal audit berpengaruh positif terhadap kinerja
optimaliasi aset.

Hasil penelitian ini didukunng oleh Nasution, dkk

(2015) menyatakan bahwa legal audit berpengaruh signifikan terhadap


optimalisasi asset.

4.

Penilaian

berpengaruh

positif tetapi tidak signifikan pada alpha 5% terhadap Optimalisasi


Aset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali
Penilaian aset merupakan suatu proses kerja untuk melakukan
63

penilaian atas aset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolai. Biasanya


ini dilakukan oleh konsultan penilaian yang independen. Hasil dari nilai
tersebut

akan dimanfaatkan

untuk

mengetahui

nilai kekayaan

maupun informasi untuk penetapan bagi aset yang akan dijual.


Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2003
tentang Penilaian Barang Daerah menjelaskan bahwa obyek penilaian
barang daerah meliputi seluruh barang daerah yang dimiliki/dikuasai
oleh Pemerintah Daerah dan mempunyai nilai ekonomis. Penentuan
kriteria penilaian adalah (1) penilaian tanah menggunakan harga pasar
dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), dan (2) penilaian bangunan dengan
menggunakan

umur

ekonomis,

faktor

fisik,

bahan material,

konstruksi dan karakteristik bangunan. Hasil penelitian ini didukung


oleh Nasution, dkk (2015) yang menyatakan penilaian aset berpengaruh
signifikan terhadap optimalisasi asset.

64

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil analisis data, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut;
1.

Nilai variabel optimalsiasi aset, inventarisasi aset, identifikasi aset, legal


audit dan penilaian aset secara umum sangat tinggi. Lebih dari 50%

2.

responden menjawab dengan skor tingi atas variabel penelitian tersebut.


Optimalisasi aset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali dipengaruhi
oleh kegiatan manajemen aset, baik secara simultan maupun secara
parsial, oleh inventarisasi aset, identifikasi aset, legal audit dan penilaian

3.

aset.
Model Optimalisasi aset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali
dipengaruhi oleh variabel inventarisasi aset, identifikasi aset, legal audit
dan penilaian aset sebesar 65,4%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh

4.

variabel lain selain 4 variabel penelitin ini.


Variabel inventarisasi aset, dan legal audit berpengaruh positif dan
signifikan pada alpha 5% Optimalisasi aset RSUD Pandan Arang

5.

Kabupaten Boyolali.
Variabel identifikasi aset, dan penilaian aset berpengaruh positif tetapi
tidak signifikan pada alpha 5% Optimalisasi aset RSUD Pandan Arang
Kabupaten Boyolali.

B. Saran
Berdasarkan hasil simpulan sebagaimana di atas, diajukan beberapa
saran sebagai berikut.
1.

Pimpinan rumah sakit Pandan Arang Kabupaten Boyolali perlu


meningkatkan kinerja penggunaan asetnya melalui berbagai kegiatan
65

manajemen aset, yaitu inventarisasi aset, identifikasi aset, legal audit dan
penilaian aset.
2. Pimpinan rumah sakit Pandan Arang Kabupaten Boyolali dalam rangka
pelaksanaan optimalisasi pelayanan kepada konsumen harus mengusulkan
aset sesuai kebutuhan rumah sakit.
3. Pimpinan rumah sakit Pandan Arang Kabupaten Boyolali harus membeli
aset sesuai kebutuhan rumah sakit.
4. Pimpinan rumah sakit Pandan Arang Kabupaten Boyolali harus membuat
dan melaksanakan kebijakan SOP untuk identifikasi aset sehingga
penggunaan aset bisa maksimal
5. Peneliti yang akan datang diharapkan menambahkan variabel independen
lain, diluar manajemen aset yang diduga berpengaruh terhadap
pengelolaan aset, dimana keempat variabel independent baru menyumbang
pengelolaan aset sebesar 65,4%.

66

You might also like