Professional Documents
Culture Documents
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Deskriptif
a. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Rumh Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan Arang Kabupaten
Boyolali merupakan salah satu rumah sakit milik pemerintah Daerah
Kabupaten Boyolali. Rumah sakit ini berada di Jl. Kantil No 14
Surowedanan Pulisen Kabupaten Boyolali Propinsi Jawa Tengah. RSUD
ini berdiri pada tanggal 1 Oktober 1961 berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Boyolali Nomor 12/1v/DPRGR/BI/1961 tanggal 26 Maret
1961 dengan nama Rumah Sakit Boyolali. Pada tahun 1991, tepatnya pada
tanggal 12 November 1991, rumah sakit ini berubah nama menjadi Rumah
Sakit Umum Daerah Pandan Arang Kabupaten Boyolali. perubahan ini
berdasarkan Surat Keputusan Nomor 1346 Tahun 1991.
Saat ini, Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Kabupaten
Boyolali ini adalah tipe C. Hal ini didasarkan pada Surat Keputusan
Menteri Kesehatan NO.009-6/Menkes/SK/1/1993 yang tertuang dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 15 tahun 2001 tentang
Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja RSUD Pandan Arang sebagai
Badan RSUD Pandan Arang Boyolali merupakan lembaga teknis daerah
penyelenggara pelayanan kesehatan. Selanjutnya, pada tahun 2009
Pemerintah Kabupaten Boyolali berdasarkan Surat Keputusan Bupati No.
900/57 tahun 2009 menetapkan Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang
46
Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pegawai yang bertugas
Karakteristik Responden N
Jenis Kelamin
Laki-Laki
44
Perempuan
54
Pendidikan
SMA
22
DIPLOMA
25
S1
47
S2
4
Masa Kerja
1-10 Tahun
53
11-20 Tahun
11
21-30Tahun
28
31-40 Tahun
6
Jumlah
98
Sumber: Data Primer diolah (2016)
2.
e%
44,9
55,1
22,4
25,5
48,0
4,1
54,1
11,2
28,6
6,1
100,0
Data Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dijelaskan karakteristik data
penelitian sebagai berikut.
Tabel 4.2. Karakteristik Data Penelitian
Rendah
Sedang
%
Invetarisasi Aset
4
4,1
31 31,6
Identifikasi Aset
3
3,1
34 34,7
Legal Audit
3
3,1
41 41,8
Penialian Aset
12 12,2 42 42,9
Optimalisasi Aset
2
2,0
28 28,6
Sumber: Data Primer diolah (2016)
Variabel
Tinggi
%
63 64,3
61 62,2
54 55,1
44 44,9
68 69,4
Jumlah
%
98 100,0
98 100,0
98 100,0
98 100,0
98 100,0
48
c.
d.
3.
Uji Validitas
0.703
0,30
Valid
X1,3
0.670
0,30
Valid
X1.4
0,30
0.704
Sumber: Hasil Analisis Data (2016)
Valid
50
0.758
0,30
Valid
X2,3
0.777
0,30
Valid
X2.4
0,30
0.799
Sumber: Hasil Analisis Data (2016)
Valid
51
Pernyataan
Corrected Item
-Total Correlation
X3.1
0.734
0,30
Valid
X3,2
0.655
0,30
Valid
X3,3
0.475
0,30
Valid
X3.4
0.739
0,30
Valid
X3.5
0,30
0.649
Sumber: Hasil Analisis Data (2016)
Valid
Rtabel
Keterangan
0.619
0,30
Valid
X3,3
0.591
0,30
Valid
X3.4
0,30
0.691
Sumber: Hasil Analisis Data (2016)
Valid
52
0.674
0,30
Valid
Y3
0.707
0,30
Valid
Y4
0,30
0.630
Sumber: Hasil Analisis Data (2016)
Valid
b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas merupakan salah satu uji yang dilakukan untuk
mengetahui sejauhmana konsistensi hasil suatu pengukuran. Hasil
pengukuran dikatan reliable jika dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang
sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan menganalisis alpha cronbach dari
masing-masing variabel dalam suatu variabel. Suatu data dikatakan
reliabel jika memiliki nilai alpha cronbach > 0,6 (Situmorang dan Lutfi,
2011). Hasil analisis reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 4.8 di bawah ini.
Rkritis
0,60
0,60
0,60
0,60
0,60
Hasil
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
lebih besar dari 0,60 dengan ini dapat disimpulkan bahwa semua
variabel memenuhi unsur reliabilitas. Variabel identifikasi aset
memiliki nilai alpha cronbach yang paling tinggi yaitu sebesar 0,893.
Sedangkan variabel optimalisasi aset memiliki nilai alpha cronbach
yang paling rendah, yaitu sebesar 0,791.
4.
Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah uji yang digunakan untuk
55
b.
Uji Heteroskedastisitas
Uji glejser digunakan digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
Sig.
Keputusan
0,997 Bebas Heteroskedastisitas
0,567 Bebas Heteroskedastisitas
0,270 Bebas Heteroskedastisitas
0,076 Bebas Heteroskedastisitas
penialaj asset lebih besar dari 0,05. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa
semua variabel penelitian yang terdiri dari inventarisasi asset, identifikasi
asset, legal audit, penilaian asset dan optimalsiasi asset bebas dari
masalah heterokedastisitas.
c.
Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana salah satu atau
VIF
2,887
2,553
2,884
2,713
Keputusan
Bebas Multikolinieritas
Bebas Multikolinieritas
Bebas Multikolinieritas
Bebas Multikolinieritas
5.
t-ratio
2,461
1,551
4,120
0,646
Sig.
0,016
0,124
0,000
0,520
Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat dibuat model persaman regresi linear
berganda sebagai berikut:
58
b.
c.
d.
6.
c.
2)
3)
Boyolali.
Dari hasil uji t untuk variabel legal audit diperoleh nilai t 4,120
dengan nilai sig 0,000. Artinya variabel inventarisasi aset (X1)
60
Inventarisasi
Aset
selanjutnya
disusun
buku
Hasil kegiatan
inventaris.
Buku
ini
barang,
bahan,
asal/cara
perolehan
barang,
ukuran
2.
Identifikasi
Aset
dkk
(2015)
3.
fisik, administrasi
hukum.
menitikberatkan
Pengamanan
tersebut
dan tindakan
pada
penertiban
secara
optimal
dari penyerobotan
serta terhindar
dilakukan
dengan
pemagaran,
4.
Penilaian
berpengaruh
akan dimanfaatkan
untuk
mengetahui
nilai kekayaan
umur
ekonomis,
faktor
fisik,
bahan material,
64
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil analisis data, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut;
1.
2.
3.
aset.
Model Optimalisasi aset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali
dipengaruhi oleh variabel inventarisasi aset, identifikasi aset, legal audit
dan penilaian aset sebesar 65,4%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
4.
5.
Kabupaten Boyolali.
Variabel identifikasi aset, dan penilaian aset berpengaruh positif tetapi
tidak signifikan pada alpha 5% Optimalisasi aset RSUD Pandan Arang
Kabupaten Boyolali.
B. Saran
Berdasarkan hasil simpulan sebagaimana di atas, diajukan beberapa
saran sebagai berikut.
1.
manajemen aset, yaitu inventarisasi aset, identifikasi aset, legal audit dan
penilaian aset.
2. Pimpinan rumah sakit Pandan Arang Kabupaten Boyolali dalam rangka
pelaksanaan optimalisasi pelayanan kepada konsumen harus mengusulkan
aset sesuai kebutuhan rumah sakit.
3. Pimpinan rumah sakit Pandan Arang Kabupaten Boyolali harus membeli
aset sesuai kebutuhan rumah sakit.
4. Pimpinan rumah sakit Pandan Arang Kabupaten Boyolali harus membuat
dan melaksanakan kebijakan SOP untuk identifikasi aset sehingga
penggunaan aset bisa maksimal
5. Peneliti yang akan datang diharapkan menambahkan variabel independen
lain, diluar manajemen aset yang diduga berpengaruh terhadap
pengelolaan aset, dimana keempat variabel independent baru menyumbang
pengelolaan aset sebesar 65,4%.
66