Professional Documents
Culture Documents
Juni 2016
Yunita, S.Ked
DIBUAT DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS DAN
ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT
PALU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan di
Indonesia akhir-akhir ini sangat pesat, baik dari jumlah maupun pemanfaatan
teknologi kedokteran. Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tetap
harus mengedepankan peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat dengan
tanpa mengabaikan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi seluruh
pekerja Rumah Sakit.1
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit perlu mendapat perhatian
serius dalam upaya melindungi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan
oleh proses pelayanan kesehatan, maupun keberadaan sarana, prasarana, obatobatan dan logistik lainnya yang ada di lingkungan Rumah Sakit sehingga tidak
menimbulkan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan kedaruratan termasuk
kebakaran dan bencana yang berdampak pada pekerja Rumah Sakit, pasien,
pengunjung dan masyarakat di sekitarnya.1
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah upaya untuk memberikan
jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja dengan cara
pencegahan kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK), pengendalian bahaya di
tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.1
Konsep dasar K3RS adalah upaya terpadu seluruh pekerja Rumah Sakit,
pasien, pengunjung/pengantar orang sakit untuk menciptakan lingkungan kerja,
tempat kerja Rumah Sakit yang sehat, aman dan nyaman baik bagi pekerja Rumah
Sakit, pasien, pengunjung/pengantar orang sakit maupun bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar Rumah Sakit.1
Program K3RS bertujuan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan
serta meningkatkan produktifitas SDM Rumah Sakit, melindungi pasien,
pengunjung/ pengantar pasien dan masyarakat serta lingkungan sekitar Rumah
Sakit. Kinerja setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan resultante
dari tiga komponen yaitu kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diperhatikan oleh semua
instansi perusahaan termasuk dalam hal ini rumah sakit. Bahaya-bahaya potensial
di Rumah Sakit dapat dikelompokkan, seperti dalam tabel berikut:1
A. Ergonomi
1. Pengertian Ergonomi
Istilah ergonomi berasal dari bahas Latin yaitu Ergon (Kerja) dan
Nomos(Hukum Alam). Ergonomi adalah suatu ilmu tentang manusia dalam
usahanya untuk meningkatkan kenyamanan dilingkungan kerjanya.2
2. Tujuan Ergonomi
Secara umum tujuan ergonomi adalah:2,3
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontrak
sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan
meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif
maupun setelah tidak produktif.
c. Menciptakan keseimbangan rasional antra berbagai aspek yaitu aspek
teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang
dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
3. Manfaat Ergonomi
Manfaat pelaksanaan ergonomi:2,3
a. Mengerti tentang pengaruh dari suatu jenis pekerjaan pada diri pekerja dan
kinerja pekerja.
b. Memprediksi potensi pengaruh pekerjaan pada tubuh pekerja.
c. Mengevaluasi kesesuaian tempat kerja, peralatan kerja dengan pekerja saat
bekerja.
d. Meningkatkan produktivitas dan upaya untuk menciptakan kesesuaian
antara kemampuan pekerja dan persyaratan kerja..
e. Membangun pengetahuan dasar guna mendorong
pekerja
untuk
meningkatkan produktivitas.
f. Mencegah dan mengurangi resiko timbulnya penyakit akibat kerja.
g. Meningkatkan faktor keselamatan kerja.
h. Meningkatkan keuntungan, pendapatan, kesehatan dan kesejahteraan untuk
individu dan institus
4
4. Prinsip Ergonomi
Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau
pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami
kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan tersebut terus
berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di
tempat kerja, menurut Baiduri dalam diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip
ergonomi yaitu:2,3
a. Bekerja dalam posisi atau postur normal;
b. Mengurangi beban berlebihan;
c. Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan;
d. Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh;
e. Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan;
f.Minimalisasi gerakan statis;
g. Minimalisasikan titik beban;
h. Mencakup jarak ruang;
i. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman;
j. Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja;
k. Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti;
l. Mengurangi stres.
5. Jenis-jenis Ergonomi
Jenis-jenis ergonomi yaitu: ergonomi fisik, ergonomi kognitif, ergonomi
sosial, ergonomi organisasi, ergonomi lingkungan dan faktor lain yang sesuai.
Evaluasi ergonomi merupakan studi tentang penerapan ergonomi dalam suatu
sistem kerja yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
penerapan ergonomi, sehingga didapatkan suatu rancangan keergonomikan
yang terbaik.2,3
fisik. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi fisik antara lain: postur
kerja, pemindahan material, gerakan berulan-ulang, MSD, tata letak tempat
kerja, keselamatan dan kesehatan.
b. Ergonomi Kognitif: berkaitan dengan proses mental manusia, termasuk di
dalamnya ; persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai akibat dari interaksi
manusia terhadap pemakaian elemen sistem. Topik-topik yang relevan
dalam ergonomi kognitif antara lain ; beban kerja, pengambilan keputusan,
performance, human-computer interaction, keandalan manusia, dan stres
kerja.
c. Ergonomi Organisasi: berkaitan dengan optimasi sistem sosioleknik,
termasuk sturktur organisasi, kebijakan dan proses. Topik-topik yang
relevan dalam ergonomi organisasi antara lain ; komunikasi, MSDM,
perancangan kerja, perancangan waktu kerja, timwork, perancangan
partisipasi, komunitas ergonomi, kultur organisasi dan organisasi virtual
d. Ergonomi Lingkungan: berkaitan dengan pencahayaan, temperatur,
kebisingan, dan getaran. Topik-topik yang relevan dengan ergonomi
lingkungan antara lain; perancangan ruang kerja, sistem akustik,dll.
Pada suatu kondisi kerja tertentu menggambarkan kecenderungan untuk
mengalami beberapa keluhan antara lain:2,3
a. Algias: penyakit pada juru ketik, sekretaris, pekerja yang postur tubuhnya
membungkuk ke depan, vertebral syndrome pada pembawa barang, pengantar
barang & penerjun payung.
b. Osteo-articular: scoliosis pada pemain violin & operator pekerja bangku,
bungkuk (kifosis) pada buuh pelabuhan dan pembawa/pemikul keranjang,
datarnya telapak kaki pada para penunggu, pembuat roti dan pemangkas
rambut.
c. Rasa nyeri pada otot dan tendon: rusaknya tendon achiles bagi para penari,
tendon para ekstensor panjang bagi para drummer, tenosynovitis pada pemoles
kaca, pemain piano dan tukang kayu.
d. Iritasi pada cabang saraf tepi: saraf ulnar bagi para pengemudi kendaraan,
tukang kunci, tukang pande besi, reparasi arloji, enjilidan buku, pemotong
kaca, dan pengendara sepeda.
Dari berbagai keluhan diatas, maka akan muncul CTD (Cummulative
Trauma Disorder), yaitu trauma dari keadaan yang tidak teratur. Gejala ini muncul
6
Gambar 1.
Gambar Posisi
Kerja duduk4
b. Posisi Kerja
Keuntungan:Otot
Berdiri
perut tidak
kendor, sehingga
vertebra (ruas
Gambar 2:
Posisi Kerja
Berdiri4
Gambar 3.
Posisi
Berdiri4
Kerja Duduk2)
Mengangkat
beban
Tingkat Dewasa
Tingkat Muda
Pria(Kg)
Sekali-
40
sekali
Terus menerus
Wanita(Kg)
Pria(Kg)
Wanita(Kg)
15
15
10-12
15-18
10
10-15
6-9
3) Organisasi kerja
a.
b.
c.
d.
Gambar 4.
Cara
Beban4
Mengangkat
10
b.
c.
d.
e.
6) Supervisi medis2,3,4
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur.
a. Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya
b. Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya
dan mendeteksi bila ada kelainan.
c. Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada
wanita muda dan yang sudah berumur
6. Akibat Tidak Ergonomi
Penerapan ergonomi pada tata letak fasilitas tentu akan menimbulkan
beberapa manfaat yang menunjang kepentingan pekerja maupun perusahaan
atau pabrik tempat kerjanya. Begitu pula sebaliknya, sistem ergonomi yang
tidak diterapkan akan menimbulkan beberapa akibat negatif, yang kemudian
dapat menimbulkan penurunan produktivitas kerja. Akibat yang dimaksud
yaitu seperti:2,3
a. Kejenuhan pada pekerja
Kejenuhan termasuk kelelahan secara psikis. Kejenuhan pada pekerja ini
dapat muncul karena kondisi ruang yang sama. Dimana seluruh fasilitasnya,
seperti komputer, meja, lemari, atau lainnya berada diposisi yang sama. Hal
ini akan memberikan kebosanan/kejenuhan tersendiri bagi pekerja yang
berada diruangan tersebut. Padahal agar sel-sel otak bisa bekerja dengan
giat, kita membutuhkan ruang kerja yang nyaman, memiliki privasi,
sekaligus inspiratif.2,3
b. Kelelahan
Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya pasti terjadi
kelelahan, apa lagi didukung tata letak fasilitas kerja yang tidak menerapkan
11
sistem ergonomi. Kelelahan yang dimaksud disini adalah kelelahan dari segi
fisik.2,3
c. Timbul penyakit akibat kerja
Para pekerja yang sudah merasakan kelelahan, namun tidak melakukan
upaya untuk kesehatan kerja dalam mengatasi kelelahannya itu, maka sudah
dipastikan penyakit akibat kerjapun akan muncul. Contohnya seperti para
pekerja yang terus-terusan berada di depan komputer, maka tidak menutup
kemungkinan penglihatannya akan terganggu.2,3
d. Kematian
Kematian merupakan dampak yang paling fatal, hal ini tentu bisa terjadi
hanya karena tata letak yang salah di lingkungan kerja. Misalnya bila tata
letak mesin pengepres tidak sesuai prosedur dan kaidah ergonomi, maka
berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja yang menelan korban jiwa.2,3
7. Contoh Kasus Ergonomi
Terdapat beberapa kasus dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Kasus-kasus
tersebut antara lain:2,3
a. Dalam pengukuran performansi atlet. Pengukuran jangkauan ruang yang
dibutuhkan saat kerja. Contohnya: jangkauan dari gerakan tangan dan kaki
efektif pada saat bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atu duduk.
b. Pengukuran variabilitas kerja. Contohnya: analisis kinematika dan
kemampuan jari-jari tangan dari seseorang juru ketik atau operator
komputer.
c. Antropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja
Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbanganpertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia.
d. Kasus bekerja sambil duduk: Seorang pekerja yang setiap hari
menggunakan komputer dalam bekerja dengan posisi yang tidak nyaman,
maka sering kali ia merasakan keluhan bahwa tubuhnya sering mengalami
rasa sakit/nyeri, terutama pada bagian bahu, pergelangan tangan, dan
pinggang.
12
13
14
d. Dapur ruang rawat inap. keamanan dan keselamatan kerja di dapur ruangan
dapat tercapai apabila:6
1) Menggunakan peralatan yang bersih dan kering.
2) Menggunakan dengan baik peralatan sesuai dengan fungsinya.
3) Menggunakan alat pelindung kerja selama di dapur ruangan seperti
celemek, topi dan lain-lainnya.
4) Tidak menggaruk, batuk selama menjamah makanan.
5) Menggunakan serbet sesuai dengan macam dan peralatan yang
dibersihkan.
6) Berhati-hati dan teliti bila membuka dan menutup atau menyalakan dan
mematikan
kompor, lampu,
gas,
listrik
(misalnya
alat
yang
15
16
17
2.
3.
4.
Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat
perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
5.
Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organik.
6.
Penyakit yang disebabkan oleh zat zat kimia seperti berilium, cadmium,
fosfor, mangan, air raksa, arsen, flour, timbal atau persenyawaannya yang
beracun.
7.
8.
9.
10.
Penyakit yang disebabkan oleh derivate nitro dan amina dari benzene atau
homolognya yang beracun.
18
11.
Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.
12.
13.
Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau
keracunan seperti karbon monoksida, hirogensianida, hidrogen sulfide, atau
derivatnya yang beracun, amoniak seng, braso, dan nikel.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen,
minyak mineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu dari zat
tersebut.
20.
21.
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang
didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus.
22.
Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi
atau kelembaban udara tinggi.
23.
19
BAB III
HASIL OBSERVASI
1. Bagian Loket Rumah Sakit Anutapura Palu (RSAP)
20
a. Pekerja di loket tidak menggunakan alat pelindung diri (masker). Loket adalah
tempat mendaftar semua pasien (pasien yang menular dan tidak menular) untuk
berobat.
b. Bangunan loket tidak tertutup kaca, sehingga sangat memudahkan terjadinya
penularan melalui droplet.
c. Tempat kerja yang tidak ergonomis. Pada gambar terlihat meja kerja yang tidak
sesuai dengan porsi tubuh pekerja.
Penyakit akibat
Masalah
1 Pekerja tidak
menggunakan masker
(bahaya biologik)
kerja/penyakit
Akibat
hubungan kerja
Infeksi saluran
Produktivit 1. Pekerja
napas (ISPA,
as pekerja
TB, Bronkhitis,
menurun
pneumonia, dll)
dan
meningkat
kan
Pencegahan
menggunakan
masker
2. Loket
menggunakan
dinding kaca
kesakitan
pada
2 Tempat kerja tidak
ergonomis
(bahaya ergonomis)
pekerja
- Musculoskeletal - Kelelahan Disorders
fisik
- Konsentras
i menurun
- Produktivit
as dan
semangat
21
Mengubah
tempat kerja
sesuai porsi
tubuh pekerja
menurun
22
Penyakit akibat
Masalah
1 Pekerja tidak
menggunakan masker
(bahaya biologik)
kerja/penyakit
Akibat
Pencegahan
hubungan kerja
Infeksi saluran
Produktivit-
Pekerja
napas (ISPA,
as pekerja
menggunakan
rhinitis alergi,
menurun
masker
asma,
dan
pneumonia, dll)
meningkat
kan
kesakitan
pada
pekerja
- Infeksi saluran - Produktivit-
Mengganti
napas (ISPA,
as pekerja
lemari
rhinitis alergi,
menurun
penyimpan
asma,
dan
rekam medik
pneumonia, dll)
meningkat
dengan lemari
kan
yang tertutup
kesakitan
dan terkunci
pada
3 Lemari tidak terfiksasi
dengan baik (bahaya
pekerja
- Kecelakaan pada- Kecacatan/pekerja
mekanik)
kesakitan
penyimpan
pada
dengan baik
pekerja
23
Fiksasi lemari
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Penyakit akibat
Masalah
kerja/penyakit
Akibat
hubungan kerja
1 Ruangan pekerja sangat - Stress meningkat Produktivit-
24
Pencegahan
Mengatur
sempit (bahaya
- Mudah terjadi
as pekerja
ruangan pekerja
psikososial dan
penularan
menurun
sesuai standar,
penyakit
dan
yaitu 1 pekerja
meningkat
menempati
kan
ruangan 2 M2
kesakitan
pada
2 Tempat kerja tidak
ergonomis
(bahaya ergonomis)
pekerja
- Musculoskeletal - Kelelahan Disorders
fisik
- Konsentras
i menurun
- Produktivit
Mengubah
tempat kerja
sesuai porsi
tubuh pekerja
as dan
semangat
3 Cara penggunaan
komputer yang salah
[bahaya fisik (radiasi
komputer)]
- Syndrome
amblopia
- Kelainan
refraksi
menurun
- Terjadi gangguan
sosialisasi
pada
penggunaan
penglihata
komputer yang
n pekerja
- Kelelahan -
fisik
- Produktivit
poster cara
as dan
semangat
menurun
4 Tidak tersedia ruangan
Perlunya
penggunaan
komputer yang
benar disetiap
ruangan
Menyediakan
as dan
tenpat istirahat
(bahaya psikososial)
semangat
dan pantry
menurun
5 Sistem listrik tidak bagus - Sengatan listrik - Kecacatan/(bahaya listrik)
kesakitan
25
Memperbaiki
sistem listrik
pada
untuk
pekerja
menghindari
hubungan arus
6 Terletak berdekatan
dengan ruangan generator
- Tuli
- Gangguan -
sensorineural
pendek listrik
Memindahkan
pada
ruangan
pendengar
generator/parkir
an pekerja
- Produktivit
as
menurun -
- Luka bakar
- Kecacatan/-
suara
Menyiapkan
kesakitan
alat pemadam
pada
kebakaran yang
pekerja
otomatis
26
Masalah :
Masalah :
27
c. APAR tidak disimpan sesuai standar dan tidak strategis, tidak ada kartu
kontrol, dan petunjuk penggunaan APAR
Ruang istirahat pegawai sempit
Tempat mencuci alat masak airnya tergenang
Alat masak tidak tersusun secara rapi
Lantai dapur licin
d.
e.
f.
g.
Penyakit akibat
Masalah
Akibat
Pencegahan
hubungan kerja
- Terjadi
Produktivit-
Menggunakan
penularan
as pekerja
masker dan
penyakit
menurun
sarung tangan
1 Pramusaji tidak
kerja/penyakit
biologik)
dan
meningkat
kan
kesakitan
pada
- Pasien sulit
pekerja
- Kesakitan -
Menyiapkan
mendapatkan
pada
obat-obat pada
pertolongan
pekerja
kotak P3K
pertama
sehingga akan
menyebabkan
luka akibat
meningkat
- Produktivit
as pekerja
menurun
benda tajam
3 APAR tidak di simpan
lama sembuh
- Luka bakar
- Kecacatan/-
kesakitan
pada
28
simpan APAR
sesuai standar
letakkan APAR
pekerja
petunjuk penggunaan
dekat dengan
meningkat kompor
- terjadi
- lengkapi APAR
(bahaya mekanik)
kerugian
dengan kartu
pada
kontrol dan
rumah
petunjuk
sakit
penggunaan
berikan
pelatihan pada
pekerja tentang
penggunaan
4 Ruang istirahat sempit
(bahaya psikososial)
- Gangguan
pencernaan
biologik)
APAR
Menyediakan
as dan
ruang istirahat
semangat
yang memadai
menurun
- kesakitan pada
pekerja
- produktivit
memperbaiki
tempat
pencucian alat
masak
as pekerja
6 Lantai licin (bahaya
mekanik)
menurun
- Pekerja mudah - Kesakitan terjatuh
pada
lantai dapur
pekerja
- Menggang
dengan ubin
gu kinerja
pekerja
29
Mengganti
5. Bagian Ruang Ganti dan Ruang Tunggu Dokter Rumah Sakit Anutapura Palu
(RSAP)
Tabel 6. Pemecahan masalah di ruang ganti dan ruang tunggu dokter RSAP
N
o
Penyakit akibat
Masalah
kerja/penyakit
Akibat
hubungan kerja
1 Ruang ganti dokter laki- - Stress
- Produktivitlaki dan perempuan tidak
as pekerja
30
Pencegahan
Membuat ruang
ganti dokter
terpisah (bahaya
menurun
psikososial)
laki-laki dan
perempuan
terpisah
DAFTAR PUSTAKA
1.
nomor:
dkk. Ergonomi
untuk
keselamatan,
kesehatan
kerja
dan
31
32