You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ebola, dikenal sebagai Ebola hemorrahagic fever, penyakit ini jarang dan
mematikan disebabkan oleh infeksi dari salah satu jenis virus ebola. Ebola dapat
menimbulkan penyakit pada manusia dan primata (monyet, gorila, dan simpanse).
Ebola disebabkan oleh infeksi virus Filoviridae , genus Ebolavirus. Virus ebola
diidentifikasi menjadi lima jenis, yang mana empat diantaranya diketahui menyebabkan
penyakit pada manusia: virus Ebola (Zaire Ebolavirus); Virus Sudan (Sudan Ebolavirus);
Virus TAI Forest (TAI Forest Ebolavirus, sebelumnya cote dlvoire ebolavirus); dan virus
Bundibugyo (Bundibugyo Ebolavirus). Kelima, virus Reston (Reston Ebolavirus), yang
telah menyebabkan penyakit pada primata, bukan pada manusia.
Virus Ebola ditemukan di beberapa negara Afrika. Ebola pertama kali ditemukan
pada tahun 1976 di dekat Sungai Ebola yang sekarang disebut Republik Demokratik
Kongo.
Host dari virus Ebola masih belum diketahui. Namun, berdasarkan penelitian dan
kesamaan virus, peneliti percaya bahwa virus ini berasal dari animal-borne dan
kelelawar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Penyakit Ebola
Ebola adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus, famili Filoviridae, dan juga
nama dari penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Penyakit Ebola sangat
mematikan. Tingkat kematian berkisar antara 50% sampai 90%. Asal katanya adalah dari
sungai Ebola di Kongo. Penyakit Ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan
1

cairan tubuh atau kulit. Masa inkubasinya dari 2 sampai 21 hari, umumnya antara 8 sampai
10 hari. Saat ini telah dikembangkan vaksin untuk Ebola yang 100% efektif dalam
monyet, namun vaksin untuk manusia belum ditemukan.

Virus ini masih berada di dataran Afrika dan kabarnya juga telah sampai ke
Filipina. Suatu ketika Negara Eropa melakukan pengimporan kera dari kongo, ketika
mengetahui virus ini akhirnya seluruh kera ini dimusnahkan agar tidak menyebar
kemana-mana, dan sampai saat ini belum ditemukan Vaksin yang dapat menyembuhkan
penyakit ini. Transmisi antar manusia terjadi akibat kontak langsung dengan cairan tubuh
yang berasal dari diare, muntah dan pendarahan, kulit atau membran mukosa. Periode
inkubasi virus berlangsung selama 2 sampai 21 hari. Kejadian epidemik Ebola banyak
terjadi pada rumah sakit yang tidak menerapkan higiene yang ketat. infektivitas virus
Ebola cukup stabil pada suhu kamar (20 C) tetapi hancur dalam 30 menit pada 60 C.
Infektivitas juga dihancurkan oleh radiasi ultraviolet, pelarut lemak, b-propiolactone, dan
commercial hypochlorite and phenolic disinfectants.
Virus

Ebola

memiliki

struktur

berbentuk

tabung

dan

bervariasi bentuknya. Biasanya selalu tampak seperti U, 6, gulungan atau bercabang.


Virus ini berukuran diameter 80 nm. Panjangnya juga bervariasi, bahkan ada yang lebih
dari 1400 nm, namun biasanya hanya mendekati 1000 nm. Di tengah terdapat
nukleokapsid yang dibentuk oleh kompleks genom RNA dengan protein NP, VP35, VP30
dan L. Nukleokapsid berdiameter 40-50 nm dan berisi suatu chanel pusat berdiameter 2030 nm. Suatu glikoprotein sepanjang 10 nm yang sebagian berada di luar sarung viral
berfungsi membuka jalan masuk ke dalam sel inang. Diantara sarung viral dan
nukleokapsid terdapat matriks yang berisi protein VP40 dan VP24.

2.2 Epidemiologi penyakit Ebola


Asal-usul di alam dan sejarah alami dari virus Ebola tetap menjadi misteri. Secara
umum, virus ini ada yang menyerang manusia (Ebola-Zaire, Ebola-Ivory Coast dan
Ebola-Sudan) dan ada yang hanya menyerang hewan primata (Ebola-Reston). Tidak ada
carrier state karena tidak ditemukan lingkungan alami dari virus. Namun dari beberapa
hipotesis mengatakan bahwa terjadi penularan dari hewan terinfeksi ke manusia.
Kemudian dari manusia yang terinfeksi ini, virus bisa ditularkan dalam berbagai cara.
Orang bisa terinfeksi karena berkontak dengan darah dan atau hasil sekresi dari orang
yang terinfeksi. Orang juga bisa terinfeksi karena berkontak dengan benda seperti jarum
suntik yang terkontaminasi dengan orang yang terinfeksi. Penularan secara nosokomial
(penularan yang terjadi di klinik atau rumah sakit) juga dapat terjadi bila pasien dan
tenaga medis tidak memakai masker ataupun sarung tangan. Pada primata, EbolaReston, menyerang fasilitas penelitian hewan primata di Virginia, AS. Ebola-Reston
menyebar melalui partikel udara.
Ebola merupakan salah satu kasus emerging zoonosis yang paling menyita
perhatian publik karena kemunculannya yang sering dan memiliki angka mortalitas yang
tinggi pada manusia. Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di provinsi Sudan dan di
wilayah yang berdekatan dengan Zaire (saat ini dikenal sebagai Republik Congo) pada
tahun 1976, setelah terjadinya suatu epidemi di Yambuku, daerah Utara Republik Congo
dan Nzara, daerah Selatan Sudan. Sejak ditemukannya virus Ebola, telah dilaporkan
sebanyak 1850 kasus dengan kematian lebih dari 1200 kasus diantaranya (Anonimous
2004). Penyakit ini disebabkan oleh virus dari genus Ebolavirus yang tergolong famili
Filoviridae. Inang atau reservoir dari Ebola belum dapat dipastikan, namun telah
diketahui bahwa kelelawar buah adalah salah satu hewan yang bertindak sebagai inang
alami dari Ebola. Virus Ebola juga telah dideteksi pada daging simpanse, gorila, Macaca
fascicularis dan kijang liar.
Penyebaran virus Ebola dalam skala global masih terbatas. Hal ini berkaitan
dengan transmisinya yang tidak melalui udara dan juga jarak waktu yang diperlukan
virus Ebola untuk menginfeksi satu individu ke individu lainnya. Selain itu, onset virus
yang relatif cepat dapat mempercepat diagnosa terhadap penderita sehingga dapat
mengurangi penyebaran penyakit melalui penderita yang bepergian dari satu wilayah ke
wilayah lainnya. Penyakit ini dapat dikaitkan dengan kebiasaan manusia, terutama di
daerah Afrika, untuk mengkonsumsi daging hewan liar. Daging hewan liar yang
terkontaminasi akan menjadi media yang efektif dari penularan Ebola pada manusia.
Gejala klinis dari penyakit ini adalah demam secara tiba-tiba, kelemahan, nyeri otot,
3

sakit kepala dan tenggorokan kering. Kemudian diikuti dengan muntah, diare, ruam pada
kulit, gangguan fungsi ginjal dan hati serta pada beberapa kasus terjadi pendarahan
internal dan eksternal. Hasil temuan laboratoris menunjukkan penurunan jumlah darah
putih dan platelet serta peningkatan kadar enzim hati.
Virus Ebola mudah menyebar dengan cepat. Pertama kali infeksi dimulai dari
penularan dari hewan yang terinfeksi ke manusia. Kemudian manusia meneruskan rantai
penyakit ini ke manusia yang lain. Penyebaran virus Ebola antar manusia bisa melalui
makanan atau berpegangan. Kontak langsung dengan darah atau cairan yang
terkontaminasi juga bisa menginfeksi manusia. Tidak hanya itu, manusia juga bisa
terinfeksi hanya dengan menyentuh objek (misalnya jarum) yang sudah terkontaminasi.
Serangan sakit virus Ebola sangat tiba-tiba. Gejala yang ditimbulkan adalah demam,
sakit kepala, sakit sekitar persendian dan otot, sakit tenggorokan dan tubuh lemah.
Gejala ini diikuti juga oleh diare, sakit perut dan muntah-muntah. Ruam-ruam, mata
memerah, tersedak, serta adanya pendarahan luar dan dalam ditemukan pada beberapa
pasien.
2.3 Patofisiologi
Virus menyebar dan masuk ke dalam tubuh host melalui berbagai macam cara
antara lain melalui jarum suntik , donor darah , dan melalui kontak lanmgsung tangan.

Tahapan penularan virus ebola dari penderita satu ke penderita lainnya antara lain:
1. Virus Ebola menginfeksi subjek melalui kontak dengan cairan tubuh atau
sekret dari pasien yang terinfeksi dan didistribusikan melalui sirkulasi. melalui
lecet di kulit selama perawatan pasien, kontak dengan daging secara terinfeksi,
4

atau di permukaan mukosa. Terkadang jarum suntik merupakan rute utama


dari eksposur kerja.
2. Target awal dari replikasi adalah sel-sel retikuloendotelial, dengan replikasi
tinggi dalam beberapa tipe sel di dalam hati, paru-paru dan limpa.
3. Sel Dendritic, makrofag dan endothelium akan berikatan dan memfagositosis
virus ebola efek cytopathic produk gen virus Ebola in vitro dan in vivo
sehingga terjadi kerusakan pada sel.
2.4 Transmisi
Virus Ebola menular melalui kontak langsung (melalui kulit rusak atau selaput
lendir) dengan :

Darah atau cairan tubuh (pada urin, air liur, tinja, muntahan, dan air mani) dari orang
yang terinfeksi virus ebola

Objek (seperti jarum suntik) yang telah terkontaminasi dengan virus ebola

Hewan yang terinfeksi virus ebola

Ebola tidak menyebar melalui udara, air, dan makanan. Namun, di Afrika, virus Ebola
menyebar melalui kontak dengan hewan yang telah terinfeksi (kelelawar) atau
memakan hewan yang telah terinfeksi virus ebola.
Virus Ebola dapat menyebar dengan cepat pada lingkungan pelayanan kesehatan

(seperti klinik atau rumah sakit). Terpaparnya virus ebola sering terjadi pada petugas
kesehatan dikarenakan tidak menggunakan alat pelindung diri (masker, kacamata, dan
sarung tangan).
Alat pelindung diri harus digunakan oleh setiap petugas kesehatan yang
mengobati dan melakukan perawatan pada pasien. Jarum suntik yang sudah dipakai harus
dibuang pada tempat yang sudah disediaakan dan peralatan yang digunaakn harus
disterilkan sebelum disimpan.
Pada orang yang telah sembuh dari infeksi virus ebola, tidak boleh melakukan
hubungan seksual atau menggunakan kondom terlebih dahulu selama 3 bulan, hal ini
disebabkan virus ebola masih dapat ditemukan dalam air mani sampai 3 bulan.
5

2.5 Tanda dan gejala


Demam (lebih dari 38.6 C atau 101.5 F)
Sakit kepala berat
Nyeri otot (mialgya)
Diare
Mual, Muntah
Nyeri perut
Perdarahan (internal/eksternal)
Gejala dapat muncul di mana saja setelah 2-21 hari terpapar Ebola, namun ratarata 8 sampai 10 hari. Pemulihan dari infeksi Ebola tergantung pada respon imun
pasien. Orang-orang yang sembuh dari infeksi Ebola antibodinya hanya bertahan selama
10 tahun.
2.6 Diagnosis
Mendiagnosis Ebola pada orang yang telah terinfeksi agak sulit, karena gejala
awal, seperti demam, tidak spesifik untuk infeksi Ebola dan terlihat sama dengan penyakit
demam pada umumnya seperti malaria dan demam tifoid.
Namun, jika seseorang memiliki awal gejala Ebola dan memiliki kontak dengan
darah atau cairan tubuh dari orang sakit dengan Ebola, kontak dengan benda-benda yang
telah terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh seseorang yang sakit dengan Ebola,
atau berhubungan dengan hewan yang terinfeksi, mereka harus diisolasi dan profesional
kesehatan masyarakat diberitahu. Sampel dari pasien kemudian dapat dikumpulkan dan
diuji untuk mengkonfirmasi infeksi.
Tes laboratorium yang digunakan dalam diagnosis meliputi:
Dalam beberapa hari setelah gejala muncul

Antigen-capture enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA) pengujian

IgM ELISA

Polymerase chain reaction (PCR)

Isolasi virus
6

Kemudian dalam perjalanan penyakit atau setelah pemulihan

Antibodi IgM dan IgG

Retrospektif pada pasien meninggal

Pengujian Imunohistokimia

PCR

Isolasi virus

2.7 Pengobatan
Tidak ada vaksin atau obat tertentu (misalnya, obat antivirus) yang efektif
melawan Ebola. Pengobatan dilakukan berdasarkan gejala yang ada.
Penanganan yang diberikan bertujuan agar dapat mempertahankan hidup:

Memberikan cairan intravena (IV) dan menyeimbangkan elektrolit (garam tubuh)

Memasang oksigen untuk mempertahankan oksigen dan tekanan darah di dalam


tubuh

Mengobati infeksi
Beberapa pengobatan eksperimental yang dikembangkan untuk penyakit virus

Ebola telah diuji dan terbukti efektif pada hewan tetapi belum diuji dalam percobaan acak
pada manusia.
Pemulihan dari infeksi virus Ebola tergantung pada respon imun pasien. Orangorang yang sembuh dari infeksi Ebola antibodinya dapat bertahan selama 10 tahun, atau
mungkin lebih lama.
2.8 Pencegahan penyakit ebola
Jika bepergian di daerah yang terkena wabah virus ebola atau berada pada daerah
yang terkena wabah virus ebola, pastikan untuk melakukan hal berikut :

Menjaga hygienitas, hindari kontak dengan darah dan cairan tubuh.

Hindari kontak dengan darah, cairan, dan memakan daging kelelawar dan hewan

Setelah kembali dari bepergian ke daerah yang terkena wabah virus ebola, pantau
kesehatan individu selama 21 hari dan segera mencari tindakan medis jika timbul
gejala virus ebola .
7

Petugas kesehatan untuk mencegah terinfeksi virus ebola harus melakukan halhal berikut:

Gunakan alat pelindung diri, terutama apron, masker, sarung tangan, dan kacamata.

Mensterilisasikan peralatan yang masih digunakan sebelum disimpan

Membuang jarum suntuk bekas pada tempatnya.

Mengisolasi pasien yang terinfeksi virus ebola dari pasien lain.

Hindari kontak langsung dengan tubuh orang yang telah meninggal karena terinfeksi
virus ebola.

Beritahu petugas kesehatan jika kita mengalami kontak langsung dengan darah atau
cairan tubuh, seperti tinja, air liur, urin, muntah, dan air mani dari orang yang
menderita ebola. Virus ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang rusak atau
selaput lendir yang tidak terlindungi, misalnya, mata, hidung, atau mulut.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Virus Ebola adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus , familia Filoviridae .
Virus Ebola adalah sejenis virus Dari Ebolavirus genus, familia Filoviridae. Virus ini
pertama kali ditemukan di Afrika, daerah selatan Sudan dan Zaire pada tahun 1976 pada
tubuh seekor monyet. Virus Suami Pertama kali ditemukan di Afrika, Sudan selatan
Daerah dan Zaire years PADA 1976 pada tubuh seekor monyet. Serangan sakit virus
Ebola sangat tiba-tiba. Gejala yang ditimbulkan adalah demam, sakit kepala, sakit sekitar
persendian dan otot, sakit tenggorokan dan tubuh lemah. Gejala ini diikuti juga oleh diare,
sakit perut dan muntah-muntah. Ruam-ruam, mata memerah, tersedak, serta adanya
pendarahan luar dan dalam ditemukan pada beberapa pasien
Ebola merupakan salah satu kasus emerging zoonosis yang paling menyita
perhatian publik karena kemunculannya yang sering dan memiliki angka mortalitas yang
tinggi pada manusia. Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di provinsi Sudan dan di
8

wilayah yang berdekatan dengan Zaire (saat ini dikenal sebagai Republik Congo) pada
tahun 1976, setelah terjadinya suatu epidemi di Yambuku, daerah Utara Republik Congo
dan Nzara, daerah Selatan Sudan. Sejak ditemukannya virus Ebola, telah dilaporkan
sebanyak 1850 kasus dengan kematian lebih dari 1200 kasus diantaranya
Penyebaran virus Ebola dalam skala global masih terbatas. Hal ini berkaitan
dengan transmisinya yang tidak melalui udara dan juga jarak waktu yang diperlukan virus
Ebola untuk menginfeksi satu individu ke individu lainnya. Selain itu, onset virus yang
relatif cepat dapat mempercepat diagnosa terhadap penderita sehingga dapat mengurangi
penyebaran penyakit melalui penderita yang bepergian dari satu wilayah ke wilayah
lainnya.Penyakit ini dapat dikaitkan dengan kebiasaan manusia, terutama di daerah
Afrika, untuk mengkonsumsi daging hewan liar. Daging hewan liar yang terkontaminasi
akan menjadi media yang efektif dari penularan Ebola pada manusia

DAFTAR PUSTAKA
1. Jahrling PB, et al. Preliminary report. Isolation of Ebola virus from monfilovirus keys
imported to USA. Lancet, 1990; 502-505,
2. Murphy FA, Kiley MP, Fisher-HochS. Filoviridae. Marburg and Ebola Viruses. In: Fields
BN, Knipe DM, et. al., ed. Virology, second edition. NewYork; RavenPress, 1990
3. http://www.cdc.gov/vhf/ebola/about.html
4. http://www.who.int/mediacentre/about.html
5. http://www.jvi.asm.org/content/77/18/9733

10

You might also like