You are on page 1of 5

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI HEWAN
DOMESTIKASI MUSANG PANDAN

Oleh
Kelompok 2
Widyantari Anggraini
131810401009
Muhtar Gunawan W.
131810401021
Ahmad Alfan Abdullah 131810401031
Mazaya Dzati Hulwani 131810401050
Firna Putri Mandasari 131810401054

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2016
BAB. 1 INTRODUCTION

Domestikasi secara etimologis, berasal dari kata latin domus yang artinya
rumah tangga. Domestikasi merupakan kegiatan pengadopsian tumbuhan atau
hewan dari kehidupan liar ke dalam lingkungan kehidupan manusia sehari-hari.
Dalam arti yang sederhana, domestikasi merupakan suatu proses penjinakan yang
dilakukan terhadap hewan maupun tumbuhan liar. Domestikasi akan membuat
perubahan

perilaku maupun sifat

dari organisme yang menjadi

objeknya.

Domestikasi

hewan

yaitu

proses

dimana

manusia

bisa memodifikasi

hewan. Memodifikasi seperti membuat hewan liar menjadi jinak sesuai dengan
keinginan dan memperoleh keuntungan atau manfaat semaksimal mungkin.
Domestikasi hewan merupakan hewan selektif yang dibesarkan di
penangkaran, sehingga berubah dari sifat liarnya. Hewan hasil domestikasi juga
banyak dimanfaatkan oleh manusia yang mengendalikan perkembangbiakkan dan
mensuplai makanan untuk hewan tersebut. Domestikasi hewan ini merupakan
keadaan dimana pemeliharaan, breeding, dan pakar yang diatur oleh manusia.
Karena hewan yang didomestikasi biasanya hewan yang mempunyai fungsi
ekonomi untuk kepentingan manusia. Dalam proses domestikasi, hewan liar
dipaksa untuk hidup dibawah kondisi yang diciptakan oleh manusia yang cukup
berbeda dengan yang alami seperti di dunia liarnya. Proses domestikasi ini
tidak lepas kaitannya dengan kegiatan seleksi, baik seleksi alam atau pun seleksi
buatan yang dilakukan oleh manusia. Seleksi akan menyebabkan terjadinya
perubahan karakter baik morfologi maupun fisiologi sehingga menjadi sesuai
dengan kebutuhan manusia. Hewan domestikasi akan terlihat lebih kalem
dibandingkan dengan kerabatnya yang hidup liar. Hal itu disebabkan karena
organ-organ jaringan tertentu kehilangan fungsi aslinya. Jadi, adanya peristiwa
proses domestikasi pada hewan tentunya akan menguntungkan atau merugikan
baik bagi manusia atau pun bagi hewan itu sendiri.
Hewan hasil proses domestikasi berbeda dengan hewan yang jinak, karena
hewan jinak masih dapat berkembang biak di lingkungan alamiahnya atau masih
menginginkan habitat alamiahnya. Sedangkan hewan domestikasi sudah tidak
lagi memiliki hubungan dengan dunia liar, mereka di kembangbiakkan dalam
bentuk seperti suatu peternakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Agar suatu
spesies hewan dapat di domestikasi, hewan tersebut harus mau dan bisa
berkembang biak dengan baik di tengah-tengah lingkungan manusia dan mampu
mempertahankan diri.
Pengalaman mengajarkan bahwa domestikasi secara konvensional
memerlukan waktu yang panjang, karena itu dibutuhkan suatu terobosan untuk
mempercepat proses domestikasi antara lain melalui teknik pemuliaan dan

rekayasa genetika. Oleh karenanya, untuk menjamin percepatan proses


domestikasi diperlukan program penentuan prioritas yang didukung komitmen
oleh semua pihak yang terkait, serta dukungan dana dan sumber daya serta
pengetahuan dan teknologi yang memadai.
Menurut Zairin (2003), terdapat beberapa tingkatan yang dapat dicapai
manusia dalam upaya penjinakan hewan ke dalam suatu sistem budidaya.
Beberapa tingkatan tersebut dapat terjadi pada ikan, antara lain:
a)

Domestikasi sempurna: yaitu apabila seluruh daur hidup sudah dapat

berlangsung dalam sistem budidaya. Contoh: ikan asli Indonesia gurami


(Osphroneus gouramy), tawes (Puntius javanicus), kerapu, bandeng, dan kakap
putih.
b)

Domestikasi hampir sempurna: yaitu apabila seluruh daur hidupnya dapat

berlangsung dalam sistem budidaya, tapi keberhasilannya masih rendah. Contoh:


ikan asli Indonesia adalah betutu, balashark, dan arwana.
c)

Domestikasi belum sempurna: yaitu apabila baru sebagian daur hidupnya

dapat berlangsung dalam sistem budidaya. Contohnya: ikan Napoleon (Cheilinus


undulatus) dan tuna.

BAB.2 METODE PENGAMATAN

BAB. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB. 4 PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

You might also like