Professional Documents
Culture Documents
Pengertian
Kejang demam atau febrile convulsion ialah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 oC) yang disebabkan
oleh proses ekstrakranium (Ngastiyah, 1997:229).
B.
Etiologi
Bangkitan kejang pada bayi dan anak disebabkan oleh kenaikan suhu
badan yang tinggi dan cepat, yang disebabkan oleh infeksi diluar susunan
syaraf pusat misalnya : tonsilitis ostitis media akut, bronchitis, dll
C.
Patofisiologi
Hipertermi
Kenaikan metabolisme basal 10- 15 %
Ketidakseimbangan membran sel neuron
Defusi ion kalium dan natrium
Lepasan muatan listrik
Gangguan konduksi listrik
Kejang >15 menit
Kerusakan neuron
muskuler
Apnea
Pola napas tidak efektif
D.
Manifestasi Klinik
Resti cedera
Penatalaksanaan Medik
Dalam penaggulangan kejang demam ada 4 faktor yang perlu
dikerjakan, yaitu :
Pemberantasan kejang secepat mungkin
Pemberantasan kejang di Sub bagian Saraf Anak, Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FKUI sebagai berikut :
Apabila seorang anak datang dalam keadaan kejang, maka :
Segera diberikan diazepam IV dosis rata-rata 0,3
1.
mg/kg
Atau
berhenti
berikan dosis awal fenobarbital dengan dosis :
2.
neonatus
30 mg I.M
1 bulan 1 tahun
50 mg I.M
1 tahun
75 mg I.M
F.
2.
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Adakah tanda-tanda mikro atau makrosepali? Adakah dispersi bentuk
kepala? Apakah tanda-tanda kenaikan tekanan intrakarnial, yaitu
ubun-ubun besar cembung, bagaimana keadaan ubun-ubun besar
menutup atau belum ?
Rambut
Dimulai warna, kelebatan, distribusi serta karakteristik lain rambut.
Pasien dengan malnutrisi energi protein mempunyai rambut yang
jarang, kemerahan seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa
menyebabkan rasa sakit pada pasien.
Muka/ Wajah.
Paralisis fasialis menyebabkan asimetri wajah; sisi yang paresis
tertinggal bila anak menangis atau tertawa, sehingga wajah tertarik ke
sisi sehat. Adakah tanda rhisus sardonicus, opistotonus, trimus ?
Apakah ada gangguan nervus cranial ?
Mata
Saat serangan kejang terjadi dilatasi pupil, untuk itu periksa pupil dan
ketajaman penglihatan. Apakah keadaan sklera, konjungtiva ?
Telinga
Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-tanda adanya
infeksi seperti pembengkakan dan nyeri di daerah belakang telinga,
keluar cairan dari telinga, berkurangnya pendengaran.
Hidung
Apakah ada pernapasan cuping hidung? Polip yang menyumbat jalan
napas ? Apakah keluar sekret, bagaimana konsistensinya, jumlahnya?
Mulut
Adakah tanda-tanda sardonicus? Adakah cynosis? Bagaimana
keadaan lidah? Adakah stomatitis? Berapa jumlah gigi yang tumbuh?
Apakah ada caries gigi ?
Tenggorokan
Adakah tanda-tanda peradangan tonsil ? Adakah tanda-tanda infeksi
faring, cairan eksudat ?
Leher
Adakah tanda-tanda kaku kuduk, pembesaran kelenjar tiroid ?
Adakah pembesaran vena jugulans ?
Thorax
Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak pernapasan,
frekwensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi
Intercostale ? Pada auskultasi, adakah suara napas tambahan ?
Jantung
Abdomen
Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada abdomen ?
Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus ? Adakah tanda
meteorismus? Adakah pembesaran lien dan hepar ?
Kulit
Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun warnanya? Apakah
terdapat oedema, hemangioma ? Bagaimana keadaan turgor kulit ?
Ekstremitas
Apakah terdapat oedema, atau paralise terutama setelah terjadi
kejang? Bagaimana suhunya pada daerah akral ?
Genetalia
Adakah kelainan bentuk oedema, sekret yang keluar dari vagina,
tanda-tanda infeksi ?
2. Pemeriksaan Penunjang
Tergantung sarana yang tersedia dimana pasien dirawat,
pemeriksaannya meliputi :
1. Darah
Darah lengkap, TT, Widal
Glukosa Darah
BUN
Elektrolit
Untuk
Suatu
cara
yang
Teknik
untuk
menekan
mengidentifikasi
Untuk
lesi
cerebral
infaik
neuromuskuler.
2. Resiko
terjadinya
kejang
berulang
berhubungan
dengan
hiperthermi.
3. Resiko terjadinya trauma fisik berhubungan dengan kurangnya
koordinasi otot.
4. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hiperthermi yang
ditandai :Suhu meningkat,Anak tampak rewel.
5. Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan keterbatasan
informasi yang ditandai : keluarga sering bertanya tentang penyakit
anaknya.
4. Perencanaan
DX 1 :Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler
Ditandai dengan : apnea atau kesulitan bernapas, pengeluaran
saliva
Tujuan : Pola napas pasien efektif selama kejang dengan criteria
-
Respirasi 40 60 x/mnt
Intervensi:
1. kosongkan mulut pasien dari benda terentu seperti gigi palsu
dan makanan selama fase kejang
miringkan kepala pasien selama fase kejang
Tanggalkan pakaian pada daerah leher atau dada dan abdomen
4. Masukan spatel lidah atau jalan napas buatan atau gulungan
benda lunak
Lakukan pengisapan sesuai indikasi
Kolaborasi:
Beri oksigen tambahan
DX 2 : Resiko terjadi kejang ulang berhubungan dengan hipertermi
Tujuan
Kriteria hasil :
1.
2.
3.
4.
5.
Kesadaran composmentis
Rencana Tindakan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kriteria Hasil :
1.
2.
3.
Rencana Tindakan :
1.
Beri pengaman pada sisi tempat tidur dan penggunaan tempat tidur
yang rendah.
2.
3.
4.
5.
6.
Kriteria hasil
Rencana Tindakan :
1. Kaji faktor faktor terjadinya hiperthermi.
Observasi tanda tanda vital tiap 4 jam sekali
Pertahankan suhu tubuh normal
2. Ajarkan pada keluarga memberikan kompres dingin pada kepala /
ketiak .
Anjurkan untuk menggunakan baju tipis dan terbuat dari kain katun
3. Biarkan jendela ruangan terbuka
4. Beri ekstra cairan dengan menganjurkan pasien banyak
minum
Batasi aktivitas fisik.
: Pengetahuan
keluarga
bertambah
tentang
anaknya.
Kriteria hasil :
1.
2.
3.
Rencana Tindakan :
penyakit
1.
2.
3.
4.
5.
Berikan Health Education agar selalu sedia obat penurun panas, bila
anak panas.
6.
Jika anak sembuh, jaga agar anak tidak terkena penyakit infeksi
dengan menghindari orang atau teman yang menderita penyakit
menular sehingga tidak mencetuskan kenaikan suhu.
7.
DAFTAR PUSTAKA
MELATI
Identitas Pasien
Nama
: An. I.M.Y
Umur
: 9 Bulan
Jenis Kelamin
: Laki laki
Pekerjaan
: Swasta
Agama
: Hindu
Tanggal Pengkajian
Alasan Masuk
:
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan panas,
kejang
Dibawa oleh kedua orang tuanya ke ruang anak
pada tanggal 17 juni 2012 jam 21.00 sudah di
berikan terapi dari IRD yaitu IVFD Dektrose 5%
10 tts/menit, dumin 125 mg/rectal, cefotaxime
3x250mg, paracetamol sirup 3x1cth, diazepam 3x
0,8mg oral.
Riwayat Keluhan
:
Panas dialami pasien sejak tanggal 16 juni 2012
dan sejak tanggal 17 juni 2012 pasien tiba-tiba
mengalami kejang sebanyak 1kali dirumah selama
5 menit. Dan oleh keluarga, pasien dibawah ke
Unit Gawat Darurat pada jam 20:00 wita dan
setelah mendapat penangganan pasien dibawah ke
ruangan anak pada pukul 21:00 wita untuk
mendapatkan perawatan lebih lanjut.
: Vesikuler
c. Feel
Hembusan nafas
: Teratur
2. Masalah Keperawatan
3. Intervensi/Implementasi
:
-
Membersihkan
jalan
nafas
dengan
secret.
Miringkan kepala pasien bila kejang
4. Evaluasi
kejang.
Tindakan kolaborasi berikan oksigen
sesuai kebutuhan.
: Tanggal 17 juni 2012 jam 22:00 wita
S :O : - Tampak tenang
- Tanda- tanda vital
Suhu badan : 36,5 c
Nadi
: 88 x/menit
Respirasi
: 24 x/menit
- Pada jalan nafas tidak terdapat lender
(pernafasan vesikuler )
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan tindakan keperawatan
B. BREATHING
1. Fungsi pernafasan
a. Look
Jenis pernafasan
: Pernapasan dada
Frekwensi pernafasan
: 30 x/menit
Retraksi otot bantu nafas : Retraksi dada
b. Listen
Bunyi Nafas
: Vesikuler
c. Feel
Hembusan nafas
: Teratur
2. Masalah Keperawatan
3. Intervensi/Implementasi
4. Evaluasi
: Tidak ada
:
:
C. CIRCULATION
1. Keadaan sirkulasi
a. Look
Perdarahan (internal/eksternal)
Kapilari refill
Tanda- tanda dehidrasi
: Tidak ada
: kurang dari 2 detik
: turgor kulit kurang,
mata
cekung,mukosa
Mulut kering.
b. Feel
Nadi radial/carotis
Akral perifer
Tekanan darah
: 100 x/menit
: Dingin
:-
2. Masalah Keperawatan
3. Intervensi/Implementasi
tingkat kesadaran
Mengkaji tanda-tanda dehidrasi
Memonitor perubahan turgor
kulit,membrane
mukosa
dan
capilari refill.
Memonitor intake output cairan
tiap jam.
Memberikan cairan peroral jika
masih memungkinkan.
Kolaborasi pemberian
infuse
dengan
IVFD
memasang
Dextrose 5% 10 tts/menit.
4. Evaluasi tanggal 18juni 2012 jam 14:00
S :O : - Tidak ada tanda-tanda dehidrasi (turgor
baik,mata tidak cekung,mukosa mulut
basah).
-
Akral hangat
Nadi 88x/menit
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan tindakan keperawatan
D. DISABILITY
1. Penilaian fungsi neurologis
a. GCS
b. Reaksi pupil
c. Keluhan lain
: E4 V5 M6
: (+) isokor (kanan dan kiri 3 mm)
:
Keluarga mengatakan pasien menggalami
kejang suhu badan : 38,8c.
2. Masalah Keperawatan
:
Resiko terjadinya kejang berulang b.d
hipertremi.
3. Intervensi / Implementasi
:
-
4. Evaluasi
S
:O
: - keluarga mengatakan pasien tidak kejang.
- Suhu Badan : 36,5C
A
: Masalah teratasi
P
: Pertahankan tindakan keperawatan
E. EXPOSURE
1. Penilaian hypothermia/hyperthermia
Hypothermia
: Akral dingin
Hyperthermia
: Suhu Badan :38c
Nadi
: 100x/menit
Keluhan lainnya
antisedatif
Dextrose
5%
2. Masalah Keperawatan
:
-
hipertermi
Observasi tanda tanda vital tiap 4 jam
Pertahankan suhu tubuh normal 36-37c
Berikan kompres dingin pada kepala dan
ketiak
Anjurkan untuk menggunakan baju tipis
dan terbuat dari kain katun agar mudah
menyerap keringat
Biarkan jendela kamar tetap terbuka
Menganjurkan kepada keluarga untuk
memberikan pasien banyak minum air
pemberian
A
P
: Masalah teratasi
: Pertahankan tindakan keperawatan