You are on page 1of 28

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN PRE EKLAMPSIA


I.

KONSEP DASAR TEORI

A. Pengertian
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan
nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan tandatanda kelainan vaskuler atau hipertensi

sebelumnya, sedangkan gejalanya

biasanya

muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).
B. Patofisiologi
Pada

pre eklampsia

terdapat

penurunan

plasma

Peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan

dalam

sirkulasi

dan terjadi

penurunan perfusi ke organ ,

Termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya
proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya
hipertensi arterial. Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari
sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh
yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan
plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation.
(Persis Mary Hamilton,1995)
C. Insidens
Pre eklampsia berlaku di kalangan lebih kurang 5 - 10% daripada keseluruhan ibu hamil. Di
kebanyakan tempat di seluruh

dunia, penyakit tekanan darah tinggi ketika hamil menjadi

penyebab kematian ibu. Di Indonesia, merupakan penyebab kedua kematian ibu-ibu selepas
pendarahan postpartum. Pendarahan postpartum ialah pendarahan dari saluran pembiakan yang
berlaku selepas kelahiran. Juga menyebabkan hipotensi (tekanan darah rendah) atau renjatan
(Obtetri Patologi,R. Sulaeman Sastrowinata, 1981 ).

D. PATHWAY PRE EKLAMPSIA

Kehamilan

Preeklamsi

Protein Urine
(0,3 gr/lt atau secara kwalitatif (++)

Edema pada pre tibia,


dinding perut,
lumbosakral, wajah
dan tangan

Kenaikan Tekanan Darah


Sistole : _ 30 mmHg.
Diastole : 15 mmHg.
Atau Sistole 140 (< 160).
Diastole 90 (< 110).
Kegagalan organ :
Jantung, paru-paru,Hepar, ginjal, anak ginjal, dan otak.
Ibu

Janin

Kejang

Gawat Janin

(RSUD Dr. Soetomo........., Protap Perawatan Ibu Hamil,1995)

E. Tanda dan gejala :

1. Sakit kepala yang amat sangat.


2. Terasa tidak sehat, pening dan/atau muntah
3. Kekeliruan
Penglihatan terganggu seperti kabur atau ternampak tompokan cahaya

4. Demam
5. Sakit di bahagian abdomen (epigastrik atau bahagian atas sebelah kanan abdomen)
6. Penghasilan air kencing yang berkurangan
7. Terdapat darah dalam muntah atau air kencing
8. Peningkatan gerak balas terhadap rangsangan (hiperrefleksia)
9. Kenaikan berat badan yang berlebihan
10. Gangguan penglihatan
11. Nyeri epigastrium
12. Bengkak, terutama di sekitar tangan, muka dan kaki
(Mochtar. R. 1998)
F. Komplikasi :
1. Sindrom HELLP (H, anemia hemolitik; EL, peningkatan enzim hati; LP, trombosit
rendah)
2. Krisis hipertensi
3. Kelebihan beban vaskular, gagal jantung kongestif
4. Insufisiensi uteroplasental (IPU)
5. Retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR)
6. Gangguan SSP
7. Cedera serebrovaskular (CSV)
8. Kejang
9. Kehilangan janin

10. Prematuritas
11. Toksisitas magnesium sulfat

Henti napas

Kehausan

Diaforesis

Ansietas

Cenderung mengantuk

Letargi

Bicara agak takjelas

Ataksia

Flaksiditas

Hipotensi

Hiporefleksia; kehilangan refleks patela

12. Hipertensi esensial


13. Koagulasi intravaskular diseminata (KID)
14. Abrupsio plasenta
(Tucker, Susan Martin. 1998)
G. Cara pencegahan

1. Minum aspilet atau Omega-3 dengan harapan tidak terjadi pembekuan darah
2. Diet cukup protein
3. Kontrol kehamilan yang teratur
4. Komparasi Magnesium Sulfat dengan Nimodipin
5. Pemberian vitamin C dan E setiap hari
H. Perawatan Secara umum
1.

Mengkonsumsi makanan bergizi, Diet rendah garam, KH1 lemah, tinggi protein.
buah-buahan dan sayuran diperbanyak.

I.

2.

Banyak istirahat

3.

Segera konsul ke Dokter / Rumah Sakit.

Penatalaksanaan Medis

1. Tes laboratorium/diagnostik sesuai indikasi


2. Penimbangan berat badan (pada waktu, timbangan, dan baju yang sama)
3. Ukur tanda vital termasuk tekanan darah
4. Kewapadaan kejang
5. Pemantauan janin elektronik sesual indikasi
6. Cairan IV sesuai indikasi
7. Antihipertensi sesuai indikasi
Hidralazin; jika takberhasil, dokter boleh memberikan labetalol (Trandate), diazoksid
(Hyperstat), natrium nitroprusid, nifedipin
8. Antikonvulsi sesuai indikasi
Magnesium sulfat
Infus oksitosin untuk melahirkan sesuai indikasi.
9. Tekanan vena sentral atau kateter Swan-Ganz untuk menangani oliguria menetap

J. Jika pasien di rawat di rumah sakit, pemeriksaan berikut adalah disarankan :


1. Tekanan darah (diperiksa beberapa kali sehari)
2. Pemeriksaan bagi mengesan proteinuria, sembab, berat badan, hiperrefleksia, sakit
kepala, gangguan penglihatan dan sakit epigastrik (dilakukan setiap hari).
3. Kiraan sel platelet dan hematokrit (dilakukan setiap 2 hari sekali)
Pasien mungkin mengalami trombositopenia yang menyebabkan sel platelet (sejenis
komponen darah) dalam darah anda berkurangan. Keadaan ini diakibat oleh sindrom
HELLP.
4. Pemeriksaan paras asid urik dan kreatinin serum menggunakan spesimen air kencing
24 jam untuk menilai penyingkiran kreatinin dan protein menyeluruh (total protein)
untuk menilai kerusakan ginjal (dilakukan dua kali seminggu).

5. Tes fungsi hati untuk menilai kerusakan hati (dilakukan setiap minggu).

K.

Pemeriksaan-pemeriksaan diagnostik meliputi:


1. JDL, jumlah trombosit dan diferensial
2. Enzim hati (serum gluramic oxidase transaminase [SOOT], serum gluiwnic pyruvic
transaminase [SGPT], laktat dehidrogenase [LDH], kreatin fosfokinase [CPK],
alkalin fosfatase Kadar Mg, Ca
BUN, asam urat, kreatinin
3. Elektrolit darah jika dianjurkan
4. Penampang ultrasound (USG)
5. Urine 24 jam untuk pemeriksaan protein total dan kreatinin
NST dan CST sesuai indikasi
6. Pemeriksaan koagulasi: fibninogen. produk degradasi fibrin (produk fabrin split),
massa protrombin (PT), massa tromboplastin parsial (Ffl)
7. Golongan darah dan pencocokan silang
8. Rasio lesitmlsfingomielin (L/S) dan fosfatidigliserol (PG) sesuai anjuran
9. Fetoskop/Doppler untuk nada jantung janin pada gestasi minggu ke-20
10. USG untuk ukuran dan tanggal jika dianjurkan Diameter bipanietal (DBP) pada
kehamilan minggu ke16 sampai -18 Amniosentesis.
11. Penampang biofisikal
12. Imbasan CT
Bertujuan untuk mengesan pendarahan intrakranium (pendarahan dalam otak).
2. Carta pergerakan janin (diperiksa setiap hari)
Kardiotograf bersiri (CTG) - untuk memantau kadar denyut jantung janin
menggunakan sejenis alat yang dikenal sebagai kardiotograf.

L. Pemantauan

Penjagaan semasa mengandung secara berkala sangat penting untuk menentukan apa
seorang ibu hamil mendapat preklampsia ataupun tidak. Dengan mengetahui faktor-faktor
risiko dan tanda-tandanya akan membantu anda untuk menghadapi setiap komplikasi.
Kebanyakan pasien yang menghidap preklampsia hanya menunjukkan gejala-gejala
penyakit yang ringan. Pasien sebegini tidak akan dipaksa melahirkan anaknya sekiranya
janin masih belum matang atau keadaan pangkal rahim tidak sesuai untuk mencetuskan
kelahiran. Lazimnya, pasien dapat dirawat dengan baik melalui perhatian dan istirahat
yang secukupnya sama ada di rumah atau di rumah sakit.
Jika pasien di rumah
Biasanya perawatan pasien di rumah boleh dilakukan asalkan pasien yang mengalami
preklampsia ringan tersebut mematuhi segala nasehat dan arahan yang diberikan. Pasien
perlu dinasehatkan untuk mematuhi prosedur perawatan yang meliputi penilaian
kesehatan ibu dan janin yang biasanya 2 kali seminggu oleh dokter. Dokter akan
memeriksa tekanan darah ibu secara berkala untuk memastikan ia sentiasa berada di
dalam batas normal. Ibu mungkin perlu mengambil obat, beristirahat di rumah dan
membatasi aktivitas mereka. Sekurang-kurangnya 2 - 3 jam sehari perlu diperuntukkan
bagi pasien mengistirahatkan diri dari aktivitas harian. Pemantauan tekanan darah di
rumah mungkin berguna untuk menilai tekanan darah ibu.
Pasien pasien yang seperti ini perlu dinasehatkan tentang pentingnya untuk melaporkan
diri dengan segera ke rumah sakit sekiranya mereka mengalami gejala-gejala eklampsia
yang lebih lanjut. Jika wujudnya tanda-tanda menunjukkan penyakit bertambah lanjut,
seorang pasien itu perlu dimasukkan ke rumah sakit dengan segera.
M. Prognosis
Praeklampsia lazimnya sembuh dengan sendiri setelah uri dan bayi dilahirkan. Ibu dan anak
biasanya diizinkan pulang ke rumah setelah beberapa hari kelahiran atau pada waktu yang
dibenarkan bagi sesuatu pembedahan Caeserean. Tekanan darah ibu diawasi setiap minggu
bagi memastikan tekanan darah tinggi tidak berterusan. Kadangkala tekanan darah tinggi

tetap tinggi

dan sukar diawasi selepas kelahiran. Jika perlu, obat antihipertensi seperti

Metildopa akan digunakan untuk mengatasi keadaan ini.


Secara umum, jumlah kematian janin agak tinggi di kalangan wanita yang mengalami
preklampsia semasa hamil. Walau bagaimanapun, dengan peningkatan kualitas pengawasan
pranatal, penyaringan dan pengurusan preklampsia yang bersesuaian, jumlah ini telah jauh
berkurang.
Dalam kehamilan biasa bayi akan lahir sendiri atau melalui operasi caesar setelah cukup
bulan. Demikian pula pada kasus pre eklampsiaa-eklampsiaa. Bayi diusahakan dikeluarkan
pada usia kehamilan setua mungkin. Namun bila kondisi ibu semakin buruk, dalam arti gejala
eklampsiaa semakin nyata, mau tidak mau dokter harus mengeluarkan bayi berapa pun
usianya dengan tujuan utama menyelamatkan jiwa sang ibu, baru bayinya. Apa boleh buat
kalau sang bayi tidak bisa diselamatkan.

Pada situasi normal tindakan operasi untuk

mengeluarkan bayi pre eklampsiaa-eklampsiaa baru dilakukan bila tekanan darah ibu sudah
turun.

N. Mempersiapkan kehamilan
Kelainan preeklampsia-eklampsia berbeda dengan kehamilan dengan hipertensi. Bedanya,
kalau pada preeklampsia-eklampsia tekanan darah yang tadinya normal tiba-tiba naik ketika
kehamilan masuk minggu ke-20. Sementara penderita hipertensi yang hamil tekanan darahnya
tinggi sejak awal. Bisa saja penderita hipertensi juga menderita preeklampsiaa. Biasanya pada
kehamilan 20 minggu tekanan darahnya sudah mencapai 160-100. Tak tertutup kemungkinan
penderita tekanan darah rendah juga bisa terkena preeklampsiaa. Oleh karena itu, pada
kehamilan pertama setiap ibu harus waspada. Soalnya rahim yang untuk pertama kalinya
menerima hasil pembuahan, seringkali menimbulkan serangkaian reaksi dan perubahan yang
kurang wajar. Ia menyarankan kehamilan dipersiapkan sebaik-baiknya secara fisik dan
mental. Suami juga perlu dilibatkan sehingga secara kejiwaan ibu dan bayi merasa "aman".
Karena kematian pada ibu melahirkan sebagian besar disebabkan oleh perdarahan atau
preeklampsiaa-eklampsiaa yang terlambat ditangani, maka pemeriksaan kehamilan secara

teratur mutlak dilakukan. Apalagi kehamilan dengan gangguan preeklampsiaa-eklampsiaa


tidak memandang usia ataupun tingkat sosial-ekonomi tertentu. Sebab itu para dokter yang
menangani puskesmas di daerah-daerah terpencil cepat waspada dengan tanda-tanda
kehamilan preeklampsiaa-eklampsiaa. Bila perlu segera rujuk ke rumah sakit. Kepada
penderita yang dirawat di rumah disarankan menu makanan diatur sebaik-baiknya, banyak
istirahat, menghindari stres, dan mengukur tekanan darah secara teratur. Kalau perlu, tersedia
alat pengukur tekanan darah yang setiap saat dapat dipakai. Bila suatu saat berat badan
penderita tiba-tiba naik drastis diikuti bengkak pada kaki, muka dan jari tangan, apalagi
disertai rasa nyeri/pusing pada dahi, segeralah kembali ke dokter. Kewaspadaan pada setiap
kehamilan merupakan kunci keselamatan bayi dan ibu.

II.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


Asuhan keperawatan adalah proses pemecahan masalah yang dinamis dalam usaha

memperbaiki atau memelihara klien sampai ke taraf optimum melalui suatu pendekatan yang
sistematik untuk mengenal kebutuhan dan membantu masalah-masalah kebutuhan-kebutuhan
khusus pasien.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien diperlukan adanya proses perawatan
sebagai metode pemecahan masalah yang terdiri dari lima tahap yang tersusun secara sistematis
yaitu :
A. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar proses yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi
atau data tentang pasien agar dapat mengidentifikasi, mengenal masalah-masalah, kebutuhan
kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik, sosial dan lingkungan.
Observasi/Temuan umum pada pengkajian pasien dengan pre eklampsia:
1.

Peningkatan tekanan darah

2.

Proteinuria

3.

Edema: wajah, jari tangan, tipe pitting pretibial

4.

Peka rangsang, tegangan emosi

5.

Hiperrefleksia

6.

Gugup

7.

Mual, muntah

8.

Gangguan penglihatan (skotomata, penglihatan kabur)

9.

Sakit kepala berat

10.

Gangguan tingkat kesadaran

11.

Nyeri epigasthk atau nyeri kuadran kanan atas

12.

Oliguria

13.

Edema pulmuner

14.

Sianosis

15.

Awitan persalinan

16.

Tingkat magnesium darah di atas 7,5 mEq/L

Preeklampsia Sedang
1. Tekanan darah di atas 140/90 mm Hg atau tekanan sistolik naik 30 mm Hg di atas
nornal dan tekanan diastolik naik 25 mm Hg di atas normal pada dua kesempatan
sedikitnya berjarak 6 jam .
2. Proteinuna >0,3 g/L/24 jam atau I g/L dalam dua bahan pemeriksaan random
sedikitnya berjarak 6 jam

Preeklampsia Berat
1. TD di atas 160/110 mm Hg atau tekanan sistolik 50 mm Hg di atas normal; diastolik
35 mm Hg di atas normal
2. Proteinuria; lebih dari 5 g setiap hari (atau 3+ sampai 4+ berdasarkan pengujian
semikuantitatif)
3. Edema masif menyeluruh
4. Gngguan serebal atau penglihatan
5. Oliguria: 400 ml atau kurang dalam 24 jam
6. Peningkatan kreatinin plasma

O. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan/kesimpulan yang diambil dari pengkajian tentang
status kesehatan klien/pasien.
Diagnosa Keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan pre eklampsia
1.

Perubahan perfusi uteroplasental dan jaringan ginjal yang berhubungan dengan


hipertensi pada kehamilan

2.

Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan peningkatan retensi urine dan
edema berkaitan dengan terjadinya hipertensi pada kehamilan

3.

Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perawatan


di rumah terhadap hipertensi pada kehamilan

P. Perencanaan
Rencana asuhan keperawatan adalah pengkajian yang sistematis dan identifikasi
masalah, penentuan tujuan dan pelaksanaan serta cara atau strategi.
Pada pasien pre eklampsi perencanaan intervensi sesuai diagnosa keperawatan yang dapat
diangkat adalah:
Diagnosa 1:
Preeklampsia sedang
1. letakkan pasien pada lingkungan yang tenang, tidak terstimulasi dan cahaya yang redup
2. Pertahankan tirah baring: perubahan posisi lateral; dekat dengan kamar mandi bila dipesankan
3. Pantau tanda vital sesuai protokol rumah sakit
4. Mandikan pasien di tempat tidur kecuali ada instruksi lain
5. Periksa urine terhadap pH, protein, glukosa, darah dan aseton tiap shift dan lakukan lebih
sering jika kondisi menjadi lebih akut
6. Batasi pengunjung sesuai indikasi kondisi; izinkan kunjungan singkat tetapi sering oleh anakanak kecil atau anak yang lain, karena mereka membantu untuk mengurangi ansietas pasien
tentang kesejahteraan mereka

7. Pertahankan kewaspadaan kejang

Siapkan penekan lidah atau pembebas jalan napas di dekat tempat tidur

Pasang pagar tempat tidur; dapat digunakan bumper tempat tidur kecil

Peralatan penghisap siap pakai

Oksigen yang siap digunakan

Lampu pemanggil mudah dicapai

Magnesium sulfat, antidot kalsium, dun hidralazin siap digunakan

8. Tampung urine 24 jam sebagai bahan pemeriksaan sesuaipesanan


9. Auskultasi irama jantung janin selama semenit penuh setiap 8 jam dan prn atau gunakan
pemantau janin listrik selama 20 sampai 40 mnt setiap 8jam
10. Berikan aktivitas yang menghibur

Televisi

Melukis

Membaca, buku-buku dalam rekaman

Menjahit

Preeklampsia berat
1. Teruskan rawat jalan karena preeklampsia ringan dan peningkatan frekuensi fungsi
keperawatan sesual kemajuan kondisi pasien
2. Tempatkan pasien di tempat yang tenang dan ruangan gelap
3. Pertahankan pagar tempat tidur terpasang setiap waktu
4. Pertahankan tirah baringtidak boleh ada pengunjung
5. Periksa TD dan N setiap jam dan prn
6. Auskultasi dada terhadap bunyi napas prn
7. Pertahankan kewaspadaan kejang
8. Kateter terpasang dengan sistem drainase gravitasi tertutup sesuai pesanan

9. Sediakan kemasan pertolongan kedaruratan


10. Ukur masukan dan haluaran setiap 4 jam dan prn; Iaporkan haluaran <60 mI/jam
11. Periksa protein urine setiap 4 jam sesuai instruksi
12. Pantau CVP atau PAWP (pulmonary artery wedge pressure) jika menggunakan jalur
Swan-Ganz
13. Beri cairan parenteral sesuai pesanan berdasarkan pada CVP, PAWP, atau pesanan
lain
14. Berikan magnesium sulfat sesuai pesanan

Observasi pasien terhadap tanda progresi toksisitas magnesium sulfat

Periksa refleks tendon dalam (RTD) setiap 4 sampai 8 jam dan sebelum
pemberian setiap dosis magnesium sulfat atau tiap jam jika pasien mendapat
infus magnesium sulfat kontinu; bila refleks patela tak ada, tunda dosis
magnesium sulfat berikutnya sampai kadar magnesium darah didapatkan, dan
beri tahu dokter.

Kaji kebutuhan dukungan pernapasan dengan melihat tanda vitalnya, jika


mendapat terapi magnesium sulfat dan frekuensi pernapasan kurang atau di
bawah 12 kali/mnt.

Periksa jumlah pernapasan tiap 30 mnt selama 4 kali dan prn setelah
pembenan terapi.

Sediakan antidot kalsium di samping tempat tidur

15. Berikan hidralazin 5 mg IV bolus jika tekanan darah diastolik mencapai 110mm Hg
sesuai pesanan. Jika tekanan diastolik tidak turun 90 sampai 100 mm Hg dalam 20
mm, Lingkatkan dosis dengan penambahan 5 mg (10, 15, 20mg) tiap 20 sampai 30
mnt sesuai pesanan (efek maksimal terlihat setelah 20 sampai 30mnt pemberian
terapi)
16. Ukur tekanan darah tiap 5 mnt dan laporkan pada dokter

17. Jangan pernah meninggalkan pasien tanpa mendapat pengawasan selama pembenian
hidralazin
18. Jangan meninggalkan pasien sendirian saat terjadi konvulsi
19. Catat dan laporkan gejala-gejala
Peningkatan tekanan darah ekstrem
Sakit kepala berat
Peka rangsang ekstrem
Ansietas akut
Gangguan penglihatan

Perawatan kelahiran
1. Perhatikan Penginfusan Oksitosin: Augmentasi atau Induksi Persalinan bila
persalinan diinduksi.
2. Pertahankan infus IV untuk pemberian oksitosin dan magnesium sulfat
3. Pastikan bahwa pencocokan silang darah siap tersedia dan bank darah bila seksio
sesaria dilakukan
4. Siapkan untuk stimulasi dan resusitasi neonatal
5. Beri tahu dokter anak untuk datang pada waktu kelahiran Beritahukan bagian kamar
anak bahwa ibu telain menggunakan magnesium sulfat

Perawatan pascakelahiran
Lanjutkan dengan rawat jalan terhadap preeklampsia berat dan kurangi frekuensi fungsi
keperawatan sesuai dengan membaiknya kondisi pasien

Diagnosa 2
1. Timbang berat badan pasien setiap hari dengan waktu, pakaian, dan timbangan yang sama.
2. Periksa tekanan darah dan nadi tiap 4 jam dan prn; pada posisi dan lengan yang sama;
laporkan adanya takikardia 120 x/mnt atau lebih dan takipnea pada dokter.

3. Lapor adanya peningkatan CVP atau PAWP, distensi vena leher, rales paru, sianosis atau pucat
pada dokter
4. Ukur masukan dan haluaran
5. Periksa protein urine sesuai pesanan.
6. Pertahankan diet sesuai pesanan.
7. Berikan obat-obatan sesuai pesanan Pertahankan persediaan produk darah untuk penggunaan
segerajika diperlukan.
8. Berikan cairan IV sesuai pesanan.
9. Pertahankan infus jalur IV terpisah untuk pemberian magnesium sulfat dan oksitosin.
10. Dokumentasikan penggunaan pompa dan kecepatan infus sesuai kebijakan rumah sakit.

Diagnosa 3:
1. Diskusikan gejala kekambuhan atau progresi untuk dilaporkan pada dokter.
2. Diskusikan prosedur untuk mengumpulkan urine dan penyimpanannya sesuai dengan jenis
pemeriksaan laboratorium jika dipesankan
3. Tekankan pentingnya merencanakan waktu istirahat
4. Tekankan pentingnya memenuhi janji dengan dokter
5. Ajarkan nama obat, dosis, waktu pemberian, cara dan efek samping obat
6. Jelaskan kebutuhan untuk menghindarkan menggunakan obat yang biasa digunakan seharihari (tanpa resep dokter/obat bebas) tanpa sepengetahuan dokter.
7. Jelaskan pentingnya tirah baring sesuai indikasi .
8. Diskusikan gejala-gejala indikasi dari distres maternal danjanin.
9. Jelaskan tanda persalinan dan kapan harus menghubungi dokter/melapor ke rumah sakit.

Pasien yang tidak melahirkan

1. Lihat standar yang tepat, tergantung pada metode kelahiran: Kelahiran Sesar atau Perawatan
Pospartum.
2. Tekankan pentingnya kunjungan dokter enam minggu pascanatal untuk menyingkirkan
hipertensi kronis.
3. Diskusikan metode kontrol konsepsi untuk digunakan sampai tidak diindikasikan lagi oleh
dokter
C. Pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari rencana keperawatan yang telah ditentukan, dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal atau pelaksanaan adalah pengelolaan
dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.

D.Evaluasi
Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lainnya untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan pasien
secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
Hasil yang diharapkan / evaluasi pada pasien pre eklampsi:
Diagnosa 1:
Pasien menunjukkan
1. Tingkat kesadaran tidak berubah dan pasien tidak mengalami kejang
2. Janin tidak menunjukkan tanda-tanda distres
3. Kebutuhan metabolik fisiologis minimal
4. Tekanan darah dapat dipertahankan atau rendah
Diagnosa 2 :
Pasien menunjukkan
1. Tanda dan gejala bukan indikasi gagal jantung kongestif
2. Edema minimal
3. Volume cairan sirkulasi adekuat

KEPUSTAKAAN
Astuti S, SKM, Ibrahim C, PHd, Hartono B, MHA., 1993. Pedoman Penerapan Proses Keperawatan
di Rumah Sakit. Direktorat Rumah sakit Umum dan Pendidikan. Direktorat Pendidikan Medik
Depkes, Jakarta.
Effendy.N. 1995. Pengantar Proses Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Belfort MA, Anthony J, Saade GR, Allen JC, Komparasi Magnesium Sulfat Dengan Nimodipin
Untuk Pencegahan Eklampsia , www.saripati.com
Manuaba. G.I.B. 1998. Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. EGC, Jakarta.
Manuaba. G.I.B. 2001. Kapita Selekta, Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. EGC,
Jakarta.
Mansjoer. A. 1998. KapitaSelekia Kedokteran. Media Aesculapius, Jakarta.
Mochtar. R. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. EGC, Jakarta.
Obstetri Patologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran
Bandung.
Tucker, Susan Martin. 1998. Standar perawatan pasien: proses keperawatan, diagnosis dan
evaluasi,EGC,Jakarta
Wiknjosastro. H. 2001. I/mu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
........................, Eklamsia, http://www.republika.co.id/suplemen/default.asp?mid=6
..............., PREKLAMSIA / EKLAMSIA , http://rssm.iwarp.com/main.html

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.N.K.K DENGAN PREEKLAMPSIA


DI RUANG IRD KEBIDANAN RSUD KARANGASEM
A. IDENTITAS
Nama
:
Umur
:
Suku bangsa :
Agama
:
Pendidikan
:
Pekerjaan
:
Alamat
:
Tanggal Pengkajian

Klien
Ny N.N.K. Reg. 125372
27 thn
Bali
Hindu
SMP
IRT
Desa Pengawan,Bebandem
: 18 Juni 2012

Suami
: SP
: 29 thn
: Bali
: Hindu
: SMA
: Wiraswasta
: Da Pengawen,Bebandem

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Persepsi terhadap kehamilan
a. Keluhan utama : kepala pusing , kaki bengkak serta diajurkan oleh bidan untuk
kontrol di RSUD Karangasem.
b. Pengaruh kehamilan terhadap perubahan kehidupan : sejak hamil klien hanya bisa
bekerja mengerjakan pekerjaan RT yang ringan.
c. Harapan selama kehamilan dan persalinan : Klien berharap kandungannya tidak
bermasalah dan bayinya bisa lahir dengan selamat.
d. Klien tinggal : klien tinggal dengan ibu dan suaminya.di rumah tinggal milik
ibunya.
e. Orang yang paling penting : menurut klien orang yang paling penting dan paling
dekat adalah ibunya.
f. Sikap keluarga dengan keadaan sekarang : keluarga menerima dan mau menjaga
klien.
2. Riwayat Obstetri
Klien menarche umur 15 tahun, dengan siklus teratur setiap bulan, banyaknya sedang
dengan lama haid 5 hari. Klien sering mengeluh dismenore menjelang haid. Tidak ada

anggota keluarga yang mengalami kehamilan kembar, menderita hipertensi maupun


memiliki penyakit keturunan maupun menular seperti jantung, DM, Hepatitis.
3. Kehamilan Sekarang
Diagnose : G2P1oo1, dengan kehamilan 40 41 minggu dengan Preeklamsia
Imunisasi TT 1 dan TT2 sudah diperoleh dipuskesmas. Pemeriksaan kehamilan sudah
dilakukan sebanyak 4 X di bidan. Pada umur kehamilan 2 sampai dengan 4 bulan
klien mengalami mual dan muntah yang sangat keras, sehingga badannya menjadi
sangat kurus ( penurunan BB lupa). Sejak umur kehamilan 7 bulan klien sering
mengeluh kepala pusing dan mata seperti gelap sehingga tidak bisa beraktivitas.
Hingga kini pusing kadang dan pandangan gelap kadang kadang sering muncul
( setiap 2 minggu). Klien juga pernah mengalami flek merah kehitaman pada
vaginanya pada umur kehamilan 7 bulan selama 2 minggu, tetapi tidak diperiksakan.
Selama hamil ini, klien hanya minum obat yang diberikan oleh bidan berupa vitamin
dan obat penambah darah. Klien mengatakan gerakan janin mulai dirasakan sejak
umur kehamilan 4 bulan dan sekarang gerakan janin sangat aktif. Klien berencana
akan merawat bayinya sendiri. Sampai saat ini klien sudah tahu cara perawatan
payudara dan perawatan perinium. Pengetahuan tentang gizi dan nutrisi baik yang
ditandai dengan klien tahun jenis makanan yang mengandung gizi. Klien tidak
pernah mengikuti senam hamil. Klien belum pernah menggunakan alat kontrasepsi.
Sampai saat ini perut klien sering kenceng-kenceng. Kencengnya kadang-kadang.
Klien mengalami keputihan sejak kehamilan 1 bulan hingga sekarang, tetapi hanya
sedikit dan tidak bau.
C.KEBUTUHAN KHUSUS
a. Kebiasaaan makan : klien makan 2 kali sehari pagi dan sore. Kebiasaan ini
dilakukan sejak kecil hingga sekarang. Jumlah sekali makan 1 piring dengan lauk
ikan, telur, tahu, tempe serta sayur. Jarang makan daging. Nafsu makan baikl.
Keluhan menelan tidak ada. Tidak memiliki makanan pantangan. Minum 8 gelas
( @ 200 cc) sehari berupa air putih dan teh.
b.

Eliminasi : Bab 1 kali sehari, lembek dan warna kuning. Bak 6 kali sehari
warna kuning jernih. Tidak ada keluhan yang berhubungan dengan bak.

c.

Pola Hygiene : klien mandi 2 kali sehari . Menggosok gigi 2 kali sehari
dengan pasta gigi. Mencuci rambut dengan sampo 2 hari sekali.

d.

Pola istirahat dan tidur: Klien biasa tidur malam jam 21.00 dan bangun pk.
05.00. Sebelum tidur klien biasa

nonton TV. Tidak ada keluhan yang

berhubungan dengan tidur.


e.

Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan : klien tidak merokok, tidak


minum minuman keras, maupun ketergantungan obat.

D. PEMERIKSAAN FISIK

1)

Penglihatan dan pengideraan :


Posisi mata simetris, kelopak mata normal, gerakan mata normal, pergerakan
bola mata normal, konjunctiva merah muda, kornea normal, sklera normal.
Telinga normal. Kebersihan telinga baik.

2)

Sistem pernafasan :

Jalan nafas bersih, sekret tidak ada, nafas normal Wh -/-, Rh -/-, RR : 18
X/mnt, tidak ada sesak nafas dan penggunaan otot bantu pernafasan.
3) Kardiovaskuler :
N : 80 X/mnt teratur, Tensi : 140/100 mm Hg,
4) Sistem Pencernaan
Terdapat caries pada geraham terakhir kanan dan kiri, moniliasis (-), peristaltik
normal, nyeri abdomen (-), nyeri pada lambung (-), konstipasi (-),Hemoroid (-).
5) Sistem integumen :
Odem pada pretibia kanan/kiri, warna kulit hitam, bersih, dan tidak tampak
adanya infeksi pada kulit. Linea alba (+), Striae albican
6) Sistem muskuloskeletal
Tidak ada kekakuan sendi, rasa kesemutan pada jari-jari kedua tangan. Panggul
luar 31 cm, dan panggul dalam promontorium tidak teraba.
7) Dada dan Axilla :
Mamae membesar dan sudah mengeluarkan kholestrum, areola mama lembut,
papila mamae menonjol
8) Sistem Urogenital
Tidak ada kelainan tentang anatomi dan fisiologi traktis urinarius. Bak lancar 7
kali sehari warna kuning jernih.
9) Pemeriksaan fisik khusus
Leopold I : letak kepala, TFU : 31 cm, Leofold II : Punggung kanan,
Leopold III : sudah mulai masuk Pap. BJ : 3100, kontraksi : (+) sedang
setiap 6 jam. DJJ : 12:12 :12, TB : 161 cm, BB : 56 kg. Reflek patela
normal.
10) Psikososial

Keluarga klien tidak mengerti kenapa dia disuruh kontrol di RSUD


Karangasem. Klien bertanya bagaimana kehamilan saya ini, apakah saya
harus ngamar di RS. Penghasilan keluarga klien Rp. 800.000,- / bulan.
Setiap masalah diputuskan oleh ibunya.
D.Data Penunjang:
- HB : 12 gr %

- Albumin (-)

- Reduksi (-)

E.ANALISA DATA
DATA
Data :
S : Mengeluh nyeri
kepala dan mata terasa
gelap sejak umur
kehamilan 7 bulan dan
sekarang masih kadangkadang,, mual dan
kadang muntah. Kedua
kaki bengkak,
O : G2P1oo1, kehamilan
40-41 mg, Perkiraan
partus :10 Juni 2012, T :
130/90 m mHg, Odem
pada kedua ektremitas,
TFU : 31 cm, PBJ : 3100
gr, letak kepala,
punggung kanan, sudah
masuk PAP, Ukuran
panggul luar 31 cm,
promontorium tidak
teraba. Hb : 12 gr %,
Albumin (-), Reduksi
urine (-)
S : Klien sebelumnya
kontrol dibidan,
kemudian tiba-tiba
disuruh kontrol ke
RSUD Karangasem.
Kien tidak tahu
kenapa dia disuruh
berobat ke RSUD
Karangasem. Apakah
saya harus ngamar di
Rumah Sakit.
Penghasilan keluarga
perbulan 800.000,Kien lebih dekat
dengan ibu.
O : Klien tampak
bingung dan minta
pertimbangan kepada
ibunya.

ETIOLOGI
Autoimun, Primigravida,
Genetik, Toksemia

MASALAH
Resiko tinggi
terjadi kejang

Preeklampsi
Eklamsia
Kejang
Prematuritas
Kematian janin

Kurangnya informasi

Kurangnya
pengetahuan

F. DIAGNOSE KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan
fungsi organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
2. Kurangnya pengetahuan s.d kurangnya informasi tentang kondisi,
penanganan dan prognose dari kehamilan klien.
G. RENCANA KEPERAWATAN
No
1.

Diagnose
Resiko tinggi
terjadinya
kejang pada
ibu
berhubungan
dengan
penurunan
fungsi organ
(vasospasme
dan
peningkatan
tekanan
darah).

Tujuan
Setelah
dilakukan
tindakan
perawatan
selama 15
menit
keluarga
dan klien
tahu tandatanda
kejang dan
cara
mencegah
serta
mengambil
tindakan
jika terjadi
kejang pada
ibu

Rencana Tindakan
- Berikan
penjelasan tandatanda eklamsi
seperti kepala
pusing, mata
kabur, kandungan
kenceng-kenceng,
perut agak perih,
kekauan pada
seluruh bagian
tubuh
- Anjurkan agar ibu
dan klien waspada
dengan perubahan
kondisi anaknya.
- Anjurkan agar ibu
segera mengajak
anaknya ke IRD
jika ditemukan
kondisi seperti
diatas.

Kriteria Hasil :
- Klien mampu
menyebutka - Anjurkan klien
n tandalebih banyak
tanda
istirahat dan
terjadinya
mengurangi olaheklamsi
raga.
- Klien tahu
cara
mengambil
keputusan
dalam
meminta
pertolongan
jika terjadi
eklampsi.

Rasional
- Agar klien
dan keluarga
setelah
pulang bisa
lebih
waspada
terhadap
timbulnya
eklampsi.
- Perubahan
yang
mengancam
seperti tanda
tanda kejang
harus
diperhatikan
agar tidak
terjadi
kondisi yang
lebih gawat.
- Sangat
riskan jika
kien
dilahirkan di
bidan atau
klinik lain
yang tidak
tahu riwayat
dan status
kehamilan
klien.

- Anjurkan kien
lebih banyak tidur
miring ke-kiri.

- Mengurangi
akti-vitas
akan mengurangi
kontraksi,
yang
sekaligus
dapat
mencegah
hipertensi.

-Kolaborasi pemberian tablet


roborantia
Vit C 2 X 1 tab
Vit B : 2 X 1 tab

- mencegah
penekanan
pada vena
pada cavum
abdomen
serta vena
cava inferior
sehingga arus
balik lancar
yang
berdampak
pada
penurunan
tensi.
- Vit C
sebagai bahan
pembentuk
kolagen dan
mempertinggi
daya tahan
tubuh.
-Vit B
terutama B
12 sebagai
katalisator
dalam
metabolisme
pembentukan
sel darah
merah.

2.

Kurangnya
pengetahuan
s.d
kurangnya
informasi
tentang
kondisi,
penanganan
dan
prognose
dari
kehamilan
klien.

Setelah
diberikan
penjelasan 10
menit klien
dan keluarga
tahu
kehamilannya,
penanganan
serta
prognosenya.

- Jelaskan tentang
keadaan
kehamilan dan
kondisi klien saat
ini sehingga
dirujuk ke RSUD
Karangasem oleh
bidan.

- Agar klien
bisa
mempertimba
ngkan dalam
mengambil
keputusan
untuk
perawatan
klien
selanjutnya.
- Anjurkan untuk
- Mencegah
kontrol
misiterpretasi
selanjutnya tetap
hasil
dilakukan di
pemeriksaan
RSUD
yang
Karangasem
berakibat
membahayak
an
keselamatan
ibu dan janin.
- Anjurkan agar
- Agar
jika mulai ada
keluarga dan
tanda-tanda perut
klien dapat
kenceng, sakit dan mengantisipa
mengeluarkan
si dan
lendir dari vagina
mengambil
untuk segera ke
tindakan jika
RSUD Karangasem setelah
dirumah
muncul
gejala-gejala
infartu atau
kegawatan.
- Beri dukungan
- Untuk
morak kepada klien meningkatka
dan keluarga.
n rasa
percaya diri
kien dan
keluarga.

H. TINDAKAN KEPERAWATAN
DX
1

HARI
TGL
TINDAKAN
JAM
Senin,
- Memberikan penjelasan tanda18/6/2012 tanda eklampsi seperti kepala
Pk. 16.00
pusing, mata kabur, kandungan
kenceng-kenceng, perut agak
perih, kekakuan pada seluruh
bagian tubuh
- Menganjurkan agar ibu dan klien
waspada dengan perubahan
kondisi anaknya.
-Menganjurkan agar ibu segera
mengajak anaknya ke IRD jika
ditemukan kondisi seperti diatas.
-Menganjurkan klien lebih banyak
istirahat dan mengurangi olahraga.
-Menganjurkan kien lebih banyak
tidur miring ke-kiri.

-Kolaborasi pemberian resep


roborantia
Vit C 2 X 1 tab
Vit B : 2 X 1 tab

EVALUASI
- Klien paham
dan berjanji
memper-hatikan

- Ibu mengerti
- Ibu dan klien
bersedia
- Klien mengerti
dan bersedia
- Klien
menanyakan
kenapa harus
menghadap ke
kiri.
-Resep sudah
diberikan dan
mempersilahkan
membeli obat
ditempat yang
disukainya.

Senin,
-Menjelaskan tentang keadaan
18/6/2012 kehamilan dan kondisi klien saat
Pk. 17.30
ini sehingga dirujuk ke RSUD
Karangasem oleh bidan.

- Kien paham dan


menjadi lebih
mengerti

-Menganjurkan agar jika mulai ada


tanda-tanda perut kenceng, sakit
dan mengeluarkan lendir dari
vagina untuk segera ke RSUD
Karangasem.

- Klien dan
keluarga paham
dan bersedia

-Memberi dukungan moral kepada


klien dan keluarga.

- Klien lebih
semangat dan
mukanya berseri.

I.

CATATAN PERKEMBANGAN
DX
1

HARI
TGL
JAM
Senin, 18/6/2012
Pk. 18.00

PERKEMBANGAN
S : Keluarga dan klien tahu tanda-tanda
kejang dan cara mencegah serta
mengambil tindakan jika terjadi kejang
pada ibu
O :Klien mampu menyebutkan tanda-tanda
terjadinya eklampsi
Klien tahu cara mengambil keputusan
dalam meminta pertolongan jika terjadi
eklamsi.
A : Masalah teratasi
P : Klien boleh pulang

Senin, 18/6/2012
Pk. 18.30

S : Keluarga dan klien tahu kehamilannya,


penanganan yang mungkin dilakukan serta
akibatnya.
O : Klien tampak berseri-seri, klien senang
boleh
pulang
A : Masalah teratsi
P : Klien boleh pulang dan kontrol minggu
depan
atau sewaktu-waktu bila kenceng dan
mengeluarkan lendir serta darah.

You might also like