Professional Documents
Culture Documents
Bahan penyekat atau sering disebut dengan istilah isolasi adalah suatu
bahan yang digunakan dengan tujuan agar dapat memisahkan bagian-bagian yang
bertegangan atau bagian-bagian yang aktif. Sehingga untuk bahan penyekat ini
perlu diperhatikan mengenai sifat-sifat dari bahan tersebut yang meliputi : sifat
listrik, sifat mekanis, sifat termal, ketahanan terhadap bahan kimia dan lain-lain.
Bahan penyekat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang
beregangan. Untuk itu pemakaian bahan penyekat perlu mempertimbangkan sifat
kelistrikannya. Disamping itu juga perlu mempertimbangkan sifat-sifat bahan
penyekat tersebut.
Macam-macam bentuk bahan penyekat yaitu bentuk padat, penyekat bentuk
cair dan penyekat bentuk gas. Akan tetapi pada makalah ini kita akan membahas
tentang bahan penyekat bentuk padat yaitu Kaca, penyekat bentuk cair yaitu
Minyak Kabel dan penyekat bentuk gas yaitu Sulphur Hexaflorida (SF6).
BAB I
PENGGUNAAN KACA SEBAGAI BAHAN ISOLASI (RESISTRANCE
FIRE)
1.1.
lain : borat, pospat. Kaca dibuat dengan cara melelehkan beberapa senyawa
silikat (pasir), alkali (Na dan K) dengan bahan lain (kapur, oksida timah hitam).
Karena itu sifat dari kaca tergantung dari komposisi bahan-bahan
pembentuknya. Massa jenis kaca berkisar antara 2 hingga 8,1 g/cm3, kekuatan
tekannya 6000 hingga 21000 kg/cm2, kekutan tariknya 1 hingga 300 kg/cm2.
Karena kekuatan tariknya relatife kecil, maka kaca adalah bahan yang regas.
Walaupun kaca adalah substansi berongga, tetapi tidak mempunyai titik
leleh yang tegas, maksudnya, ketika kaca diberikan suhu = Q, kaca tidak akan
bisa langsung meleleh pada suhu tersebut, pelelehan kaca berlangsung secara
perlahanlahan ketika suhu mulai dinaikkan, maka dari itu kaca dikatakan tidak
memiliki titik leleh yang tegas.
Titik pelembekan kaca berkisar antara 500 hingga 17000 C. Makin
sedikit kandungan SiO2 makin rendah titik pelembekan kaca. Demikian pula
halnya dengan muai panjang () nya, makin banyak kadar SiO2 yang
dikandungnya akan makin kecil nya. Muai panjang untuk kaca berkisar antara
5,5. 10-7 hingga 150. 10-7 meter per derajat celcius. Nilai dari angka muai
panjang adalah sangat penting bagi suatu kaca dalam hubungannya dengan
kemampuan kaca menahan perubahan suhu. Piranti dari kaca yang dipanaskan
atau didinginkan secara tiba-tiba akan meregang. Hal ini disebabkan distribusi
suhu yang tidak merata pada lapisan luarnya dan keadaan tersebut
menyebabkan piranti retak. Jika kekuatan tarik piranti kaca lebih rendah dari
kekuatan tekannya, maka pendinginan yang mendadak pada permukaannya
akan lebih memungkinkan terjadinya keretakan dibandingakan dengan
pemanasan yang tiba-tiba.
Kaca silika jenis jenis Red-Hot akan lebih aman dalam hal pendingan
atau pemanasan tiba-tiba karena kaca jenis ini mempunyai yang sangat
rendah. Pada kaca yang tipis, jika diberikan panas mendadak, panas tersebut
akan menyebar merata ke semua molekulnya, sehingga pemuaian setiap
molekul menjadi merata. sedangkan untuk kaca yang tebal, panas yang diterima
tidak bisa terserap merata ke semua molekulnya, sehingga pemuaian tiap
molekul tidak merata (molekul yang terkena suhu lebih tinggi akan memuai
lebih cepat, begitu pula sebaliknya). Sehingga piranti kaca yang dindingnya
tipis, ketahanannya terhadap perubahan panas mendadak lebih baik
dibandingkan dengan piranti kaca yang dindingnya tebal. Kaca yang digunakan
untuk suatu perangkat dan pada perangkat tersebut terdapat juga logam,
misalnya : lampu pijar dan tabung sinar katode maka nilai nya harus
disesuaikan, yaitu harus rendah karena selalu bekerja pada suhu yang cukup
tinggi. Dengan demikian maka tidak terjadi keretakan di bagian kacanya pada
waktu perangkat tersebut digunakan.
Kemampuan larut kaca terhadap bahan lain akan bertambah sesuai
dengan kenaikkan suhunya. Kaca yang mempunyai kekuatan hidrolitik rendah
ketahanan permukaannya pada media yang lembab adalah kecil. Kaca silika
mempunyai ketahanan hidrolitik paling tinggi. Kekuatan hidrolitik akan sangat
berkurang jika kaca diberi alkali. Pada kenyataannya kaca silika adalah tidak
peka terhadap asam kecuali asam fluorida.
Pada pabrikasi kaca, asam fluorida digunakan untuk membuat kaca
embun. Pada umumnya kaca tidak stabil terhadap pengaruh alkali. Sifat-sifat
elektris dari kaca dipengaruhi oleh komposisi dari kaca itu sendiri. Kaca yang
digunakan untuk teknik listrik pada suhu normal diperlukan syarat-syarat antara
lain : resitifitas berkisar antara 108 hingga 1017 -cm, permitivitas relatif r
berkisar antara 3,8 hingga 16,2, kerugian sudut dielektriknya 0,003 hingga0.01,
tegangan break-down 25 hingga 50 kV/mm.
Kaca silika mempunyai sifat kelistrikan yang paling baik. Pada suhu
kamar besarnya resitivitas adalah 107 -cm, r 3,8 dan sudut dielektriknya pada
1 MHz adalah 0,0003. Jika kaca silika ditambahkan natrium atau kalium, maka
resitivitasnya akan turun, sudut kerugian dielektriknya (tan) naik sedikit.
Sering kali oksida logam alkali ditambahkan pada pembuatan kaca dengan
maksud agar sifat-sifat kaca menjadi lebih baik. Oksida-oksida tersebut
dimasukkan ke dalam kaca sebagai pemurnian bahan-bahan mentah.
Keberadaan natrium dalam kaca adalah lebih tidak menguntungkan dari kalium.
Karena ion Na adalah sangat kecil ukurannya dan sangat mudah bergerak di
dalam medan listrik. Itulah sebabnya mengapa Na dapat menambah
1.2.
1.3.
1.4.
d. Pelapisan logam
Salah satu jenis kaca adalah enamel (bukan enamel vernis). Enamel
dalam hal ini dapat digunakan untuk pelapisan logam atau benda lain
sejenisnya, misalnya : dudukan lampu, reflektor, barang-barang dekoratif ;
yang tujuannya untuk mendapatkan permukaan yang lebih bagus.
Enamel juga dapat digunakan sebagai isolasi listrik yaitu untuk
melapisi resistor tabung (kawat yang dililitkan pada tabung tersebut adalah
resistor antara lain : nikrom, konstantan). Dalam hal ini enamel dileburkan
dan kemudian tabung keramik yang sudah dililiti kawat tersebut dicelupkan
sehingga sela-sela di antara lilitan diisi enamel. Tujuannya di samping untuk
mengisolasi lilitan, juga melindungi lilitan terhadap uap, debu, dan oksidasi
udara pada suhu kerja yang tinggi.
Enamel dipabrikasi dengan meleburkan komponen-komponennya
yang halus, kemudian dituangkan sedikit demi sedikit dalam keadaan
meleleh ke dalam air yang dingin hingga membentuk seperti bola,
selanjutnya dihaluskan menjadi bubuk.
Pemakaian enamel untuk pelapisan dapat dilakukan dengan cara
kering maupun basah. Pada pelapisan kering, perangkat yang akan dilapisi
dipanasi hingga suhu tertentu kemudian dimasukkan ke dalam bubuk
enamel. Dengan demikian maka bubuk di sekelilingnya akan meleleh dan
melapisi perangkat tersebut. Proses ini diulang berkali-kali hingga diperoleh
ketebalan lapisan yang diinginkan.
Pada pelapisan basah, mula-mula enamel diaduk dengan air
sehingga menjadi bubur enamel yang digunakan untuk melapisi perangkat
yang dimaksud. Selanjutnya perangkat yang sudah dilapis tersebut
dikeringkan, lalu dipanaskan dengan oven sehingga enamel meleleh dan
dengan demikian melapisi perangkat.
Untuk keperluan pelapisan ini, koefisien muai panjang enamel harus
diusahakan sama dengan muai panjang perangkat yang dilapisi. Komponen
elamen untuk pelapisan resistor tabung (kaca boron-timah hitam dengan
mangan peroksida) adalah sangat sederhana yaitu : 27% PbO, 70% H3BO3
dan 3% MnO2.
Titik lebur enamel 600oC. Enamel akan hilang warnanya dan
sebagian akan melarut jika direndam dalam air dalam waktu yang lama.
Untuk menambah ketahanan enamel terhadap air dan panas biasanya
ditambahkan pasir kuarsa. Sedangkan Untuk menambahkan kemampuan
lekatnya enamel yang digunakan untuk melapis baja atau besi tulang,
ditambah Ni dan Co.
1.5.
Sifat-Sifat Kaca
1. Massa jenis kaca berkisar antara 2 hingga 8,1 g/cm3.
2. Kekuatan tekannya 6000 hingga 21000 kg/cm2.
3. Kekutan tariknya 1 hingga 300 kg/cm2. Karena kekuatan tariknya relatif
kecil, maka kaca adalah bahan yang regas. Walaupun kaca adalah substansi
berongga, tetapi tidak mempunyai titik leleh yang tegas, karena
pelelehannya adalah perlahan-lahan ketika suhu pemanasan dinaikkan.
4. Titik pelembekan kaca berkisar antara 500 hingga 1700 C. Makin sedikit
kandungan SiO2 makin rendah titik pelembekan kaca. Demikian pula
halnya dengan muai panjang (), makin banyak kadar SiO2 yang
dikandungnya akan makin kecil nya.
5. Muai panjang untuk kaca berkisar antara 5,5. 10-7 hingga 150. 10-7 per
derajat celcius. Nilai dari angka muai panjang adalah sangat penting bagi
suatu kaca dalam hubungannya dengan kemampuan kaca menahan
perubahan suhu. Piranti dari kaca yang dipanaskan atau didinginkan secara
tiba-tiba akan meregang.
Hal ini disebabkan distribusi suhu yang tidak merata pada lapisan
luarnya dan keadaan tersebut menyebabkan piranti retak. Jika kekuatan tarik
piranti kaca lebih rendah dari kekuatan tekannya, maka pendinginan yang
mendadak pada permukaannya akan lebih memungkinkan terjadinya
keretakan dibandingakan dengan pemanasan yang tiba-tiba. Kaca silika
jenis Red-Hot akan lebih aman dalam hal pendinginan atau pemanasan tiba-
tiba karena kaca jenis ini mempunyai yang sangat rendah. Piranti kaca
yang dindingnya tipis, ketahanannya terhadap perubahan panas mendadak
lebih baik dibandingkan dengan piranti kaca yang dindingnya tebal. Hal ini
karena dipengaruhi faktor kerataan pemuaian permukaan kaca bagian luar
dan dalam dinding piranti adalah tidak sama.
Kaca yang digunakan untuk suatu perangkat dan pada perangkat
tersebut terdapat juga logam, misalnya : lampu pijar dan tabung sinar
katode, maka nilai nya harus disesuaikan, yaitu harus rendah karena selalu
bekerja pada suhu yang cukup tinggi. Dengan demikian, maka tidak terjadi
keretakan di bagian kacanya pada waktu perangkat tersebut digunakan.
Kemampuan larut kaca terhadap bahan lain akan bertambah sesuai dengan
kenaikkan suhunya.
Kaca yang mempunyai kekuatan hidrolik rendah ketahanan
permukaannya pada media yang lembab adalah kecil. Kaca silika
mempunyai ketahanan hidrolik paling tinggi. Kekuatan hidrolik akan sangat
berkurang jika kaca diberi alkali. Pada kenyataannya, kaca silika adalah
tidak peka terhadap asam kecuali asam fluorida. Pada pabrikasi kaca, asam
fluorida digunakan untuk membuat kaca embun. Pada umumnya kaca tidak
stabil terhadap pengaruh alkali. Sifat-sifat elektris dari kaca dipengaruhi
oleh komposisi dari kaca itu sendiri. Kaca yang digunakan untuk teknik
listrik pada suhu normal diperlukan syarat-syarat antara lain : resitifitas
berkisar antara 108 hingga 1017 -cm, permitivitas relatif r berkisar antara
3,8 hingga 16,2, kerugian sudut dielektriknya 0,003 hingga 0,01, tegangan
break-down 25 hingga 50 kV/mm.
Kaca silika mempunyai sifat kelistrikan yang paling baik. Pada suhu
kamar, besarnya resitivitas adalah 107 -cm, r 3,8 dan sudut dielektriknya
pada 1 MHZ adalah 0,0003. Jika kaca silika ditambahkan natrium atau
kalium, maka resitivitasnya akan turun, sudut dielektriknya naik sedikit.
Sering kali oksida logam alkali ditambahkan pada pembuatan kaca dengan
maksud agar sifat-sifat kaca menjadi lebih baik. Oksida-oksida tersebut
dimasukkan ke dalam kaca sebagai pemurnian bahan-bahan mentah.
10
11
BAB II
PENGGUNAAN GAS SULPHUR HEXAFLORIDA (SF6) SEBAGAI
BAHAN ISOLASI
2.1.
12
Gas SF6 merupakan salah satu media isolasi yang baik, dapat
berfungsi sebagai penyekat antara bagian bertegangan dengan ground
hanya dengan jarak yang sangat pendek jika di bandingkan dengan
isolasi udara. Selain itu jika terjadi percikan api atau busur api pada
peralatan yang di isolasi gas SF6, maka gas tersebut akan berfungsi
sebagai pemadam busur api, sehingga tidak terjadi kerusakan yang lebih
parah pada peralatan tersebut.
13
Gambar 2.3 Gardu Induk yang Menggunakan Gas SF6 Sebagai Media
Isolasi
Tidak berwarna
Tidak berbau
Tidak beracun
14
b. Sifat Listrik
Gas SF6 murni (pada tekanan absolut = 1013 mbar dan
temperatur = 200 C) tidak berwarna, tidak berbau atau beracun
dengan berat isi 6,14 kg/m3 dan sifat lainnya adalah mempunyai
berat molekul 146,7 g, temperatur kritis 45,550 C dan tekanan
absolut kritis 37,59 bar. Pada tekanan 1 Bar, Gas SF6 dapat
mengisolasi sampai dengan 20 kV dibandingkan dengan udara
biasa hanya 10 kV, pada gas SF6 terlihat perubahan kemampuan
isolasi yang signifikan pada tekanan 6 Bar. Oleh karena itu Gas
SF6 sangat baik digunakan untuk media isolasi pada GIS (Gas
Insulated Switchgear).
c. Sifat Kimia
Sifat kimiawi gas SF6 sangat stabil, pada ambient
temperatur dapat berupa gas netral dan juga sifat pemanasannya
sangat stabil. Pada temperatur diatas 150oC mempunyai sifat
tidak merusak metal, plastik dan bermacam-macam bahan yang
umunya digunakan dalam pemutus tenaga tegangan tinggi.
Sifat dari SF6 sebagai media pemadam busur api dan
relevansinya pada sakelar pemutus beban (PMT) atau Circuit
breaker (CB) adalah :
a. Hanya
memerlukan
energi
yang
rendah
untuk
15
menjadikan
dielektriknya
naik
secara
bertahap.
f. Transien frekuensi yang tinggi akan naik selama operasi
pemutusan dan dengan adanya hal ini busur api akan
dipadamkan pada saat nilai arusnya rendah.
16
N2 , O2
H2O
Hidroflouric Acid
HF
Sulfur Dioxide
SO4
Sulfur Tetraflouride
SF 4
Mudah bereaksi
Sulfur Diflouride
SF2
Mudah bereaksi
Thionil Flouride
SOF2
Partial Discharge
Partial Discharge adalah Peluahan elektrik pada medium
isolasi yang terdapat diantara dua elektroda berbeda tegangan,
dimana peluahan tersebut tidak sampai menghubungkan kedua
elekteroda secara sempurna. Peristiwa semacam ini dapat terjadi
pada bahan isolasi yang padat. Sedangkan pada bahan isolasi gas,
17
Partikel bebas
Suhu
Suhu memiliki kaitan yang erat dengan dew point.untuk
lingkungan dengan suhu yang tinggi maka kandungan uap air yang
adapun akan menjadi tinggi. Hal ini akan membuat kemungkinan
untuk terjadinya intrusi uap air ke dalam gas SF6 menjadi lebih
tinggi.
Korona
Korona merupakan partial discharge yang bercahaya
disebabkan ionisasi udara. Bertambahnya ionisasi yang timbul
hanya jika elektron bergerak cukup kuat misalnya jika medan listrik
melebihi nilai kritisnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelepasan korona yaitu
tekanan udara, kelembaban dan suhu. Dengan berkurangnya tekanan
udara maka akan mengurangi nilai kritis sehingga mengakibatkan
korona bertambah. Dengan bertambahnya kelembaban akan
membantu terjadinya pelepasan korona. Sedangkan dengan
meningkatnya suhu maka akan menurunkan tekanan udara sehingga
nilai kritis berkurang dan pada akhirnya korona bertambah.
Oleh karena hal tersebut maka diperlukan penyaringan Gas
SF6 untuk memperbaiki kualitas kemurnian Gas SF6, jika sudah di
18
Terhadap Peralatan
19
20
BAB III
PENGGUNAAN MINYAK KABEL SEBAGAI ISOLASI KABEL BAWAH
TANAH
3.1.
3.2.
Kabel Minyak
Kabel ini menggunakan isolasi yang terbuat dari jenis isolasi padat
terdiri dari kertas yang diresapi dengan Viskos Compon dan dilakukan
treatment dengan minyak untuk membuang kelembaban serta udara, karena itu
dinamakan kabel minyak.
3.3.
Konduktor.
Kanal minyak
Insulation
Minyak impregnasi
Electrostatic Screen
Pengaman karat.
21
a. Konduktor
Konduktor yang digunakan yaitu tembaga atau aluminium, logam
tersebut dipilih dengan pertimbangan beberapa hal yaitu arus beban dan
keekonomisan.
Konduktor Hollow dibuat dengan segmental Strip yaitu untuk
kekukuhan atau kekuatan yang lebih tinggi dan telah digunakan sampai
dengan penampang 2000 mm2. Untuk mentransfer beban listrik yang
besar
b. Kanal Minyak
Pada kabel inti tunggal, konduktor dilengkapi dengan kanal minyak
yang terbuat dari Steel Strip Spiral bulat terbuka yang menggunakan kawat
konduktor stranded. Untuk jenis Segmental Self Supporting Conductor
tidak perlu menggunakan Steel Spiral.
22
c. Insulation
Isolasi kabel ini terbuat dari jenis isolasi padat terdiri dari kertas
yang dilapiskan pada konduktor yang diresapi dengan Viskos Compon dan
dilakukan treatment untuk membuang kelembaban serta udara.
Isolasi kabel terdiri dari Cellulose Paper yang dilapiskan pada
konduktor yang membentuk suatu dinding isolasi yang uniform dan kompak
dan tidak mengkerut atau terjadi kerusakan selama proses pembuatan atau
ketika
penanganan
kabel
dilapangan
saat
penggelaran.
seperti
23
24
air
dalam
bentuk
film
yang
sangat
tipis.Tambahan
e. Data kimia
Acid value (inorganic)
: nil
: 0,01mgKOH/g max
Sulphur content
: non corrosive
Physical data
Coefisien of expansion
: 0,00089/ C Viscops
Viscosity at 60 C
: 2 cSt
Viscocity 20 C
: 5 cst
Viscosity pada 0C
: 10 cst
: 115 C min
Pour point
: -27 C
Cloud point
: -25 C
General information
Extra low viscocity
f. Karakteristik Minyak
Minyak kabel merupakan adalah komponen instalasi kabel yang
sangat penting, dan hanya minyak bagian dari sistem isolasi kabel yang
dapat diperiksa setelah kabel dipasang. Oleh karena itu konsentrasi kita pada
karakteristik minyak yang penting yaitu:
Viskositas
25
Tegangan tembus
Tangen delta
a. Viskositas
Dapat dilihat pada perhitungan sistem hidrolik,
viskositas
26
c.
Tegangan tembus
Pertama minyak kabel harus mempunyai tegangan tembus yang
tinggi. Tegangan tembus ini dapat diukur dengan tes cell spesial.
Pengujian dengan alat uji tersebut memberikan indikasi kondisi minyak
isolasi kabel.Air dan kotoran-kotoran akan merendahkan kuat
dielektrik.
d. Tangen Delta
Mengukur tan delta minyak adalah pengukuran yang terbaik
yang dilakukan untuk memeriksa kemurnian minyak kabel. Cairan
isolasi listrik yang baik diperlukan harga tan delta yang rendah. Kotoran
yang terdapat pada minyak seperti: air, ageing product,rest of lubricant,
debu, udara dan benda lain. Kontaminasi yang berbahaya adalah
kontaminasi yang memberikan kenaikan tan delta.
e. Penyerapan Gas
Karakteristik lain dari minyak isolasi kabel adalah kemampuan
menyerap gas pada kondisi ada tekanan listrik (electrical stress). Untuk
beberapa alasan, itu dapat terjadi bahwa kita dapat mendapatkan gas
entah dimana. Apabila susunan gas itu tidak dapat diserap, maka akan
terjadi gelembung-gelembung. Tegangan tembus dari gelembung gas
27
adalah lebih kecil dari pada minyak dan kertas. hal ini kemudian akan
membentuk ionisasi dan akhirnya gagal isolasi. Oleh karena itu bahwa
minyak harus mempunyai kemungkinan untuk menyerap gas apabila
tegangan diberikan pada kabel.
Hal yang penting adalah :
1. Minyak harus menyerap gas pada terjadi gangguan
2. Pembuatan,splicing (sambungan dan terminating pada kabel
harus dikerjakan dengan cara yang baik, sehinggga
penimbulan gas tidak terjadi.
perlu
mempunyai minyak yang tanpa gas atau jenis kontaminasi yang lain.
Gas dan air akan dilepas dari minyak pada mesin pelepas gas. Mesin
pelepasan gas bekerja sebgai berikut: minyak yang akan diolah
dihamparkan (spread) didalam ruangan vaccum, dimana minyak akan
mempunyai permukaan yang luas dibanding volume.gas atau air akan
mengurai didalam ruang vacuum dan minyak yang bebas gas ada
dibawah dipompa kedalam tangki yang rapat. Jika minyak mempunyai
kontaminan yang tinggi pada proses ini dapat diulang-ulang sampai
minyak menjadi kering dan bebas gas.
Penyerapan kotoran minyak yang lain dari air dan gas tidak
dapat dilepas selama proses pelepasan gas (degasifying).
Hasil penyerapan ini harus dilepas dengan menyaring minyak
menggunakan fuller,s earth. Fuller,s earth akan menyerap semua
partikelpartikel dimana partikel tersebut akan menaikkan tan delta.
Penyaringan melalui fuller,s earth adalah dengan cara memompa
minyak melalui suatu penyaring dengan desain khusus. Hal ini dapat
dilakukan terpisah, tetapi sangat sering dilakukan secara seri dengan
degassifying.
28
Construction:
1 -Conductor (key-stone type)
2 -Conductor shielding
3 -Insulation (oil impregnated paper)
4 -Insulation shielding
5 -Lead sheath
6 -Plastic jacket
7 -Tape armour
8 -Optical fiber (option)
9 -Steel wire armour
10 -Serving
29
3.4.
Karet
PE (Poly Ethylene)
Selain itu menurut jenis konduktor yang digunakan, dikenal ada kabel
tembaga dan kabel aluminium. Kini orang mulai berangsur-angsur
meninggalkan kabel tembaga dan beralih menggunakan kabel aluminium,
meskipun dialiri tembaga secara elektris maupun pisik lebih baik.
Sedang dari segi isolasi, sekarang orang mulai menggunakan XLPE
yang memiliki ketahanan kerja lebih baik, meskipun harganya mahal-mahal
dibandingkan dengan isolasi sintetis jenis lain. XLPE mempunyai karakteristik
paling baik. Tetapi pada umumnya isolasi sintetis mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan isolasi kertas yaitu :
Lebih bersih
pada tegangan kerja 6 kv sampai 30 kv dan saluran sub transmisi pada tegangan
kerja 30 kv sampai 220 kv adalah :
1. Kabel ikat (balted cable)
2. Kabel H (Hoclstadter, sercened cable)
3. Kabel isolasi sintetis
4. Kabel isolas minyak (oil filled cable)
5. Kabel SL (Separated Lead) dan SA (Separated Aluminium)
6. Kabel H.S.L
31
32
d. Kabel Minyak
Kabel isolasi minyak (oil filled cable) adalah suatu kabel yang
isolasinya menggunakan minyak. Kabel isolasi minyak ini mempunyai
beberapa macam bentuk antara lain adalah :
33
Kabel minyak datar (flat oil filled cable) dimana tiga kabel dengan
selubung timbul di letakkan dengan membuat susunan dan ruang
diantara intinya dipergunakan sebagai saluran minyak
Kabel minyak dengan tahanan di dalam pipa : dimana tiga buah inti
kabel yang telah di beri lapisan tabir (screen), di letakkan di dalam pipa
berisi minyak.
Cara bekerjanya minyak sebagai isolasi adalah jika pada penghantar
34
35
f. Kabel H.S.L
Kabel H.S.L. adalah merupakan gabungan antara kabel H dan S.L
dimana setiap penghantar (konduktor di isolasi dengan kertas, lalu dilapisi
dengan kertas logam atau semi konduktor kemudian di beri selubung timbal
lalu ketiga intinya di pasang bersama-sama dan dilengkapi dengan
perlengkapan kabel.
3.5.
Penghantar (conduktor)
Isolasi (Insulation)
Tabir (screen)
Selubung (Sheath)
Bantalan (bedding)
Perisai (armour)
36
Keterangan :
1. Selubung
2. Isolasi
3. Penghantar
4. Tabir
a. Bagian Utama
1. Penghantar (konduktor)
Berdasarkan dari inti kabel, maka sebagai penghantar yang
banyak dipakai adalah
37
2. Isolasi (Insulation)
Isolasi adalah sifat atau bahan yang dapat memisahkan
secara elektris beberapa buah penghantar yang berdekatan, sehingga
tidak terjadi kebocoran arus. Menurut jenis isolasi padat yang
dipakai pada kabel, dapat di golongkan atas :
Isolasi karet
Isolasi kertas
Thermoplastik
Thermo setting
3. Tabir (screen)
Tabir adalah suatu lapisan yang ada pada kabel yang di
pasang sesudah bahan isolasi, dimana tabir ini biasa di jumpai pada
kabel tegangan tinggi.
4. Selubung (sheath)
Selubung (sheath) di gunakan untuk melindungi inti kabel
dari pengaruh luar, seperti : pelindung terhadap korosi, penahan
gaya mekanis, mencegah keluarnya minyak dan mencegah
masuknya uap air (cairan) kedalam kabel.
Selubung (sheaht) ini dapat dibagi tiga golongan yaitu :
b. Bagian Pelengkap
1. Bantalan (Bedding)
Bantalan (bedding) adalah lapisan yang terbuat dari seratserat yang berguna untuk tempat duduk perisai (armour) dan
mencegah proses elektrolisa sehingga tidak merusak bagian
dalamnya.
Bahan bantalan yang sering digunakan adalah :
Goni (jute)
2. Perisai (Armour)
Perisai (armour) ini berfungsi untuk melindungi bahan
isolasi dari kerusakan mekanis
Secara umum perisai dapat di golongkan atas :
39
40
DAFTAR PUSTAKA
41