You are on page 1of 41

Latar Belakang

Bahan penyekat atau sering disebut dengan istilah isolasi adalah suatu
bahan yang digunakan dengan tujuan agar dapat memisahkan bagian-bagian yang
bertegangan atau bagian-bagian yang aktif. Sehingga untuk bahan penyekat ini
perlu diperhatikan mengenai sifat-sifat dari bahan tersebut yang meliputi : sifat
listrik, sifat mekanis, sifat termal, ketahanan terhadap bahan kimia dan lain-lain.
Bahan penyekat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang
beregangan. Untuk itu pemakaian bahan penyekat perlu mempertimbangkan sifat
kelistrikannya. Disamping itu juga perlu mempertimbangkan sifat-sifat bahan
penyekat tersebut.
Macam-macam bentuk bahan penyekat yaitu bentuk padat, penyekat bentuk
cair dan penyekat bentuk gas. Akan tetapi pada makalah ini kita akan membahas
tentang bahan penyekat bentuk padat yaitu Kaca, penyekat bentuk cair yaitu
Minyak Kabel dan penyekat bentuk gas yaitu Sulphur Hexaflorida (SF6).

BAB I
PENGGUNAAN KACA SEBAGAI BAHAN ISOLASI (RESISTRANCE
FIRE)

1.1.

Pengertian Bahan Isolasi Kaca


Kaca merupakan bahan yang terbentuk apabila bahan cair tidak
berkristal disejukkan dengan cepat, dengan itu tidak memberikan cukup masa
untuk jaringan kristal bisa terbentuk.
Kaca merupakan bahan kuat, tahan panas, keras, dan secara biologi
merupakan bahan yang tidak aktif, yang dapat dibentuk menjadi permukaan
yang tahan dan licin. Ciri-ciri ini menjadikan kaca sebagai bahan yang sangat
berguna. Komponen utama kaca ialah silika. Silika ialah galian yang
mengandungi silikon dioksida. Nama IUPAC silikon dioksida ialah silikon (IV)
oksida. Wujud silika awalnya adalah pasir, yaitu pasir silika. Kaca merupakan
substansi kimia yang serupa dengan kuarsa. Silika mempunyai titik lebur sekitar
2000 derajat celsius. Dua komponen penting dalam pembuatan kaca yang baik
adalah mencampurkan soda (sodium karbonat Na2CO3), atau potasy dengan
kalium karbonat, yang dapat menurunkan titik lebur kaca menjadi sekitar 1000
derajat celsius. Bahan soda menjadikan kaca larut, sedangkan kapur (kalsium
oksida, CaO) adalah bahan yang menyebabkan kaca sukar larut.
Silikon (IV) oksida ialah molekul kovalen raksasa. Oleh karena itu,
silikon (IV) oksida dapat digunakan untuk mengatasi setiap ikatan kovalen
antara atom dalam struktur raksasa. Maka, silikon(IV) oksida mempunyai titik
lebur yang sangat tinggi, yaitu 1710 derajat Celcius. Pada silikon (IV) oksida,
setiap atom silikon diikat secara kovalen kepada 4 atom oksigen dalam bentuk
tetrahedron dengan sudut antara ikatan 109.5 . Unit itu diulangi secara tidak
terhingga dengan tiap atom oksigen terikat pada 2 atom silikon untuk
membentuk molekul kovalen raksasa seperti struktur berlian.
Kaca adalah substansi yang dibuat dengan pendinginan bahan-bahan
yang dilelehkan, tidak berbentuk kristal tetapi tetap pada kondisi berongga.
Kaca pada umumnya terdiri dari campuran silikat dan beberapa senyawa antara

lain : borat, pospat. Kaca dibuat dengan cara melelehkan beberapa senyawa
silikat (pasir), alkali (Na dan K) dengan bahan lain (kapur, oksida timah hitam).
Karena itu sifat dari kaca tergantung dari komposisi bahan-bahan
pembentuknya. Massa jenis kaca berkisar antara 2 hingga 8,1 g/cm3, kekuatan
tekannya 6000 hingga 21000 kg/cm2, kekutan tariknya 1 hingga 300 kg/cm2.
Karena kekuatan tariknya relatife kecil, maka kaca adalah bahan yang regas.
Walaupun kaca adalah substansi berongga, tetapi tidak mempunyai titik
leleh yang tegas, maksudnya, ketika kaca diberikan suhu = Q, kaca tidak akan
bisa langsung meleleh pada suhu tersebut, pelelehan kaca berlangsung secara
perlahanlahan ketika suhu mulai dinaikkan, maka dari itu kaca dikatakan tidak
memiliki titik leleh yang tegas.
Titik pelembekan kaca berkisar antara 500 hingga 17000 C. Makin
sedikit kandungan SiO2 makin rendah titik pelembekan kaca. Demikian pula
halnya dengan muai panjang () nya, makin banyak kadar SiO2 yang
dikandungnya akan makin kecil nya. Muai panjang untuk kaca berkisar antara
5,5. 10-7 hingga 150. 10-7 meter per derajat celcius. Nilai dari angka muai
panjang adalah sangat penting bagi suatu kaca dalam hubungannya dengan
kemampuan kaca menahan perubahan suhu. Piranti dari kaca yang dipanaskan
atau didinginkan secara tiba-tiba akan meregang. Hal ini disebabkan distribusi
suhu yang tidak merata pada lapisan luarnya dan keadaan tersebut
menyebabkan piranti retak. Jika kekuatan tarik piranti kaca lebih rendah dari
kekuatan tekannya, maka pendinginan yang mendadak pada permukaannya
akan lebih memungkinkan terjadinya keretakan dibandingakan dengan
pemanasan yang tiba-tiba.
Kaca silika jenis jenis Red-Hot akan lebih aman dalam hal pendingan
atau pemanasan tiba-tiba karena kaca jenis ini mempunyai yang sangat
rendah. Pada kaca yang tipis, jika diberikan panas mendadak, panas tersebut
akan menyebar merata ke semua molekulnya, sehingga pemuaian setiap
molekul menjadi merata. sedangkan untuk kaca yang tebal, panas yang diterima
tidak bisa terserap merata ke semua molekulnya, sehingga pemuaian tiap
molekul tidak merata (molekul yang terkena suhu lebih tinggi akan memuai

lebih cepat, begitu pula sebaliknya). Sehingga piranti kaca yang dindingnya
tipis, ketahanannya terhadap perubahan panas mendadak lebih baik
dibandingkan dengan piranti kaca yang dindingnya tebal. Kaca yang digunakan
untuk suatu perangkat dan pada perangkat tersebut terdapat juga logam,
misalnya : lampu pijar dan tabung sinar katode maka nilai nya harus
disesuaikan, yaitu harus rendah karena selalu bekerja pada suhu yang cukup
tinggi. Dengan demikian maka tidak terjadi keretakan di bagian kacanya pada
waktu perangkat tersebut digunakan.
Kemampuan larut kaca terhadap bahan lain akan bertambah sesuai
dengan kenaikkan suhunya. Kaca yang mempunyai kekuatan hidrolitik rendah
ketahanan permukaannya pada media yang lembab adalah kecil. Kaca silika
mempunyai ketahanan hidrolitik paling tinggi. Kekuatan hidrolitik akan sangat
berkurang jika kaca diberi alkali. Pada kenyataannya kaca silika adalah tidak
peka terhadap asam kecuali asam fluorida.
Pada pabrikasi kaca, asam fluorida digunakan untuk membuat kaca
embun. Pada umumnya kaca tidak stabil terhadap pengaruh alkali. Sifat-sifat
elektris dari kaca dipengaruhi oleh komposisi dari kaca itu sendiri. Kaca yang
digunakan untuk teknik listrik pada suhu normal diperlukan syarat-syarat antara
lain : resitifitas berkisar antara 108 hingga 1017 -cm, permitivitas relatif r
berkisar antara 3,8 hingga 16,2, kerugian sudut dielektriknya 0,003 hingga0.01,
tegangan break-down 25 hingga 50 kV/mm.
Kaca silika mempunyai sifat kelistrikan yang paling baik. Pada suhu
kamar besarnya resitivitas adalah 107 -cm, r 3,8 dan sudut dielektriknya pada
1 MHz adalah 0,0003. Jika kaca silika ditambahkan natrium atau kalium, maka
resitivitasnya akan turun, sudut kerugian dielektriknya (tan) naik sedikit.
Sering kali oksida logam alkali ditambahkan pada pembuatan kaca dengan
maksud agar sifat-sifat kaca menjadi lebih baik. Oksida-oksida tersebut
dimasukkan ke dalam kaca sebagai pemurnian bahan-bahan mentah.
Keberadaan natrium dalam kaca adalah lebih tidak menguntungkan dari kalium.
Karena ion Na adalah sangat kecil ukurannya dan sangat mudah bergerak di
dalam medan listrik. Itulah sebabnya mengapa Na dapat menambah

konduktivitas kaca. Kaca yang mengandung oksida-oksida 2 logam alkali yang


berbeda dimungkinkan mempunyai sifat isolasi yang lebih tinggi dibandingkan
jika kuantitas oksidanya hanya mengandung 1 bagian dari kuantitas oksida 2
logam (efek netralisasi atau polialkalin). Kemampuan isolasi kaca juga dapat
lebih baik jika ditambah PbO atau BaO, karena ion Pb dan Ba memiliki massa
yang relatif tinggi, dan jika diberi muatan, ion-ion ini akan sulit bergerak,
sehingga resitivitas dari kaca ini tetap terjaga.

1.2.

Pabrikasi dan Peningkatan Kualitas


Kaca dibuat dengan cara mendinginkan secara cepat beberapa bahan
yang dilelehkan atau kristalisasi. Proses tersebut dinamakan devritrivikasi.
Pendinginan yang cepat tersebut diikuti dengan naiknya kekentalan substansi
atau pembentukan keadaan kristal.
Pabrikasi kaca diawali dengan pemotongan, penghalusan dan
mencampur bahan-bahan mentah antara lain ; pasir silika (SiO2), soda
(Na2CO3), kapur (CaCO3), Kalsium magnesium karbonat (CaCO3. MgCO2),
borak (NaB4O7), asam borik (H3BO3), minium (Pb3O4), tanah kaolin, dan
feldspar. Semua bahan tersebut difusikan.
Kaca dapat dilelehkan dalam suatu wadah yang kapasitasnya dapat
mencapai 2 ton bahan mentah. Setelah bahan-bahan tersebut meleleh
(bahanbahan yang mudah menguap akan hilang dengan sendirinya) maka akan
terjadi reaksi antara komponen-komponen pembentuknya. Kaca yang masih
dalam keadaan lunak ini disebut metal. Metal ini selanjutnya dihaluskan
kembali dalam suatu tangki khusus. Dari tangki ini kaca kemudian diambil
untuk dibentuk.
Karena kaca kental adalah kenyal, maka sangat mudah dibentuk yaitu
dengan peniupan (misalnya untuk bola lampu, piranti gelas reaksi), penarikan
(misalnya tatakan gelas, pipa, dan tabung), atau dengan penekanan dan
pencetakan. Kaca yang masih panas dapat disolder dengan baik satu sama lain
seperti halnya logam. Umumnya kaca diproduksi dalam bentuk datar seperti
kaca jendela, dan bentuk kemasan seperti botol dan bola lampu.

Setelah proses pembentukan, kaca harus didinginkan kembali secara


perlahan-lahan dalam sistem anealing, biasanya dilakukan dalam suatu oven
panjang yang disebut lehr. Pendinginan perlahan-lahan ini sangat penting
dilakukan, tujuannya adalah untuk mengurangi regangan thermal dalam.
Regangan ini kemungkinan akan menyebabkan retaknya kaca pada saat proses
pendinginan.
Kaca dingin dapat direkayasa yaitu dengan pemotongan menggunakan
intan pemotong, pembubutan, perataan, atau pengeboran (mata bornya adalah
logam yang ekstra keras seperti pobedit atau dengan bor perunggu yang
menggunakan berbagai abrasip), kaca juga dapat dipoles.

1.3.

Jenis-jenis Kaca Silika


Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kaca silika mempunyai sifat isolasi
yang tinggi, ketahanan terhadap panas yang tinggi, dan kuat terhadap pengaruh
hidrolitik. Pabrikasi piranti kaca silika menggunakan dapru tinggi khusus.
Terdapat 2 macam kaca silika yaitu : kaca silika bening dan kaca silika
tidak bening tetapi tembus cahaya (translucent). Kaca silika bening mempunyai
sifat yang lebih baik daripada kaca silika tidak bening. Pada kaca silika yang
tidak bening terdapat gelembung-gelembung udara di dalamnya. Hal ini dapat
dimaklumi, karena proses pembuatan kaca silika bening lebih sulit daripada
kaca silika tidak bening. Jika kristal kuarsa dalam jumlah besar diperlukan, bisa
digunakan pasir kuarsa biasa (pasir kali). Massa jenis kaca kuarsa adalah 2,2
g/cm3.
Kebanyakan kaca silika yang digunakan di dalam keteknikan
mempunyai berbagai substansi yang ditambahkan ke SiO2, sehingga
membuatnya lebih mudah direkayasa, tetapi titik fusinya menjadi lebih rendah.
Kaca-silika di dalam keteknikan diklasifikasikan menjadi 3 kelompok
yaitu :
1. Kaca alkali tanpa oksida berat.
Kaca ini mempunyai titik lebur yang agak rendah. Pemakaiannya
antara lain untuk : botol, kaca jendela

2. Kaca alkali yang mengandung oksida berat


Kaca ini mempunyai sifat kelistrikan yang tinggi dibandingkan
dengan kaca alkali kelompok 1. Kaca flint ditambah dengan PbO atau kaca
crown ditambah dengan BaO digunakan sebagai kaca optik. Kaca khusus
untuk bahan dielektrik kapasitoradalah kaca flint yang disebut minos. Di
antara kaca-kaca crown terdapat jenis yang disebut pireks. Pireks
mempunyai koefisien thermal 33. 10-7 per oC dan mampu menahan
perubahan suhu yang mendadak.
3. Kaca non alkali
Penggunaan kaca ini adalah sebagai kaca optik dan bahan isolasi
listrik. Beberapa jenis kaca dari kelompok ini mempunyai titik pelunakan
yang sangat tinggi.

1.4.

Pemakaian Kaca Pada Bidang Keteknikan


Pemakaian kaca pada bidang keteknikan antara lain :
a. Pembuatan bola lampu, tabung elektronik, penyangga filament
Titik pelunakan kaca ini tidak terlalu tinggi, muai panjangnya hendaknya
dibuat mendekati muai panjang logam maupun paduannya yang disangga.
Logam dimaksud adalah : wolfram, molibdenum
b. Untuk bahan dielektrik pada kapasitor
Minos adalah salah stu jenis kacapermeabilitas relatif tinggi yaitu 7,5, sudut
kerugian dielektrik (tan ) kecil pada frekuensi 1MHz, suhu 20oC, tan =
0.0009 pada frekuensi 1MHz, suhu 200oC, tan = 0,0012. Kaca minos
mempunyai = 8,2 . 107 per oC. massa jenis 3,6 g/cm3.
c. Untuk membuat berbagai isolator
Misalnya : isolator penyangga, isolator antena, isolator len, dan isolator
bushing. Untuk penggunaan ini, selain sifat kelistrikan yang baik juga
dituntut mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi, tahan terhadap
perubahan suhuyang mendadak, dan tahan terhadap pengaruh kimia. Jenis
kaca yang digunakan untuk keperluan ini antara lain : kaca silika, pireks
kalium-natrium.

d. Pelapisan logam
Salah satu jenis kaca adalah enamel (bukan enamel vernis). Enamel
dalam hal ini dapat digunakan untuk pelapisan logam atau benda lain
sejenisnya, misalnya : dudukan lampu, reflektor, barang-barang dekoratif ;
yang tujuannya untuk mendapatkan permukaan yang lebih bagus.
Enamel juga dapat digunakan sebagai isolasi listrik yaitu untuk
melapisi resistor tabung (kawat yang dililitkan pada tabung tersebut adalah
resistor antara lain : nikrom, konstantan). Dalam hal ini enamel dileburkan
dan kemudian tabung keramik yang sudah dililiti kawat tersebut dicelupkan
sehingga sela-sela di antara lilitan diisi enamel. Tujuannya di samping untuk
mengisolasi lilitan, juga melindungi lilitan terhadap uap, debu, dan oksidasi
udara pada suhu kerja yang tinggi.
Enamel dipabrikasi dengan meleburkan komponen-komponennya
yang halus, kemudian dituangkan sedikit demi sedikit dalam keadaan
meleleh ke dalam air yang dingin hingga membentuk seperti bola,
selanjutnya dihaluskan menjadi bubuk.
Pemakaian enamel untuk pelapisan dapat dilakukan dengan cara
kering maupun basah. Pada pelapisan kering, perangkat yang akan dilapisi
dipanasi hingga suhu tertentu kemudian dimasukkan ke dalam bubuk
enamel. Dengan demikian maka bubuk di sekelilingnya akan meleleh dan
melapisi perangkat tersebut. Proses ini diulang berkali-kali hingga diperoleh
ketebalan lapisan yang diinginkan.
Pada pelapisan basah, mula-mula enamel diaduk dengan air
sehingga menjadi bubur enamel yang digunakan untuk melapisi perangkat
yang dimaksud. Selanjutnya perangkat yang sudah dilapis tersebut
dikeringkan, lalu dipanaskan dengan oven sehingga enamel meleleh dan
dengan demikian melapisi perangkat.
Untuk keperluan pelapisan ini, koefisien muai panjang enamel harus
diusahakan sama dengan muai panjang perangkat yang dilapisi. Komponen
elamen untuk pelapisan resistor tabung (kaca boron-timah hitam dengan

mangan peroksida) adalah sangat sederhana yaitu : 27% PbO, 70% H3BO3
dan 3% MnO2.
Titik lebur enamel 600oC. Enamel akan hilang warnanya dan
sebagian akan melarut jika direndam dalam air dalam waktu yang lama.
Untuk menambah ketahanan enamel terhadap air dan panas biasanya
ditambahkan pasir kuarsa. Sedangkan Untuk menambahkan kemampuan
lekatnya enamel yang digunakan untuk melapis baja atau besi tulang,
ditambah Ni dan Co.

1.5.

Sifat-Sifat Kaca
1. Massa jenis kaca berkisar antara 2 hingga 8,1 g/cm3.
2. Kekuatan tekannya 6000 hingga 21000 kg/cm2.
3. Kekutan tariknya 1 hingga 300 kg/cm2. Karena kekuatan tariknya relatif
kecil, maka kaca adalah bahan yang regas. Walaupun kaca adalah substansi
berongga, tetapi tidak mempunyai titik leleh yang tegas, karena
pelelehannya adalah perlahan-lahan ketika suhu pemanasan dinaikkan.
4. Titik pelembekan kaca berkisar antara 500 hingga 1700 C. Makin sedikit
kandungan SiO2 makin rendah titik pelembekan kaca. Demikian pula
halnya dengan muai panjang (), makin banyak kadar SiO2 yang
dikandungnya akan makin kecil nya.
5. Muai panjang untuk kaca berkisar antara 5,5. 10-7 hingga 150. 10-7 per
derajat celcius. Nilai dari angka muai panjang adalah sangat penting bagi
suatu kaca dalam hubungannya dengan kemampuan kaca menahan
perubahan suhu. Piranti dari kaca yang dipanaskan atau didinginkan secara
tiba-tiba akan meregang.
Hal ini disebabkan distribusi suhu yang tidak merata pada lapisan
luarnya dan keadaan tersebut menyebabkan piranti retak. Jika kekuatan tarik
piranti kaca lebih rendah dari kekuatan tekannya, maka pendinginan yang
mendadak pada permukaannya akan lebih memungkinkan terjadinya
keretakan dibandingakan dengan pemanasan yang tiba-tiba. Kaca silika
jenis Red-Hot akan lebih aman dalam hal pendinginan atau pemanasan tiba-

tiba karena kaca jenis ini mempunyai yang sangat rendah. Piranti kaca
yang dindingnya tipis, ketahanannya terhadap perubahan panas mendadak
lebih baik dibandingkan dengan piranti kaca yang dindingnya tebal. Hal ini
karena dipengaruhi faktor kerataan pemuaian permukaan kaca bagian luar
dan dalam dinding piranti adalah tidak sama.
Kaca yang digunakan untuk suatu perangkat dan pada perangkat
tersebut terdapat juga logam, misalnya : lampu pijar dan tabung sinar
katode, maka nilai nya harus disesuaikan, yaitu harus rendah karena selalu
bekerja pada suhu yang cukup tinggi. Dengan demikian, maka tidak terjadi
keretakan di bagian kacanya pada waktu perangkat tersebut digunakan.
Kemampuan larut kaca terhadap bahan lain akan bertambah sesuai dengan
kenaikkan suhunya.
Kaca yang mempunyai kekuatan hidrolik rendah ketahanan
permukaannya pada media yang lembab adalah kecil. Kaca silika
mempunyai ketahanan hidrolik paling tinggi. Kekuatan hidrolik akan sangat
berkurang jika kaca diberi alkali. Pada kenyataannya, kaca silika adalah
tidak peka terhadap asam kecuali asam fluorida. Pada pabrikasi kaca, asam
fluorida digunakan untuk membuat kaca embun. Pada umumnya kaca tidak
stabil terhadap pengaruh alkali. Sifat-sifat elektris dari kaca dipengaruhi
oleh komposisi dari kaca itu sendiri. Kaca yang digunakan untuk teknik
listrik pada suhu normal diperlukan syarat-syarat antara lain : resitifitas
berkisar antara 108 hingga 1017 -cm, permitivitas relatif r berkisar antara
3,8 hingga 16,2, kerugian sudut dielektriknya 0,003 hingga 0,01, tegangan
break-down 25 hingga 50 kV/mm.
Kaca silika mempunyai sifat kelistrikan yang paling baik. Pada suhu
kamar, besarnya resitivitas adalah 107 -cm, r 3,8 dan sudut dielektriknya
pada 1 MHZ adalah 0,0003. Jika kaca silika ditambahkan natrium atau
kalium, maka resitivitasnya akan turun, sudut dielektriknya naik sedikit.
Sering kali oksida logam alkali ditambahkan pada pembuatan kaca dengan
maksud agar sifat-sifat kaca menjadi lebih baik. Oksida-oksida tersebut
dimasukkan ke dalam kaca sebagai pemurnian bahan-bahan mentah.

10

Keberadaan natrium dalam kaca adalah lebih tidak menguntungkan dari


kalium. Karena ion Na adalah sangat kecil ukurannya dan sangat mudah
bergerak di dalam medan listrik. Itulah sebabnya mengapa Na dapat
menambah konduktifitas kaca. Kaca yang mengandung oksida-oksida dua
logam alkali yang berbeda dimungkinkan mempunyai sifat isolasi yang
lebih tinggi dibandingkan jika kuantitas oksidanya hanya mengandung 1
bagian dari kuantitas oksida dua logam (efek netralisasi atau polialkalin).
Kemampuan isolasi kaca juga dapat lebih baik jika ditambah PbO atau BaO.

11

BAB II
PENGGUNAAN GAS SULPHUR HEXAFLORIDA (SF6) SEBAGAI
BAHAN ISOLASI

2.1.

Pengertian & Kegunaan Gas Sulphur Hexaflorida (SF6)


2.1.1. Umum
Gas SF6 adalah unsur campuran gas yang tidak beracun, tidak
berbau, tidak berwarna, dan tidak mudah terbakar. Sampai temperatur
500OC, gas ini mempunyai susunan molekul yang sangat stabil
mendekati sifat gas mulia, tidak akan terurai dan tidak terjadi reaksi
kimia dengan bahan lain. Dibandingkan dengan udara, gas SF6 memiliki
massa 5 kali lebih berat dengan sifat elektronegatif pada gas ini, serta
energi ikat yang tinggi, gas SF6 memiliki kekuatan dielektrik 2 sampai
3 kali dibanding udara.
Stabilitas gas SF6 begitu baik sehingga tidak menimbulkan
adanya perubahan kimia pada temperatur tinggi. Pada media pengisolasi
lain seperti minyak, mulai beroksidasi dan rusak. Keunggulan
kemampuan gas SF6 dalam memadamkan busur api oleh karena sifat
elektro negatifnya artinya molekul-molekulnya dengan mudah dan
cepat menyerap elektron bebas pada lintasan busur api yang timbul
diantara kontak pemutus tenaga (Circuit Breaker) untuk membentuk lon
negatif.

Gambar 2.1 Tabung Yang Berisi Gas SF6

12

Gas SF6 merupakan salah satu media isolasi yang baik, dapat
berfungsi sebagai penyekat antara bagian bertegangan dengan ground
hanya dengan jarak yang sangat pendek jika di bandingkan dengan
isolasi udara. Selain itu jika terjadi percikan api atau busur api pada
peralatan yang di isolasi gas SF6, maka gas tersebut akan berfungsi
sebagai pemadam busur api, sehingga tidak terjadi kerusakan yang lebih
parah pada peralatan tersebut.

Gambar 2.2 SF6 Circuit Breaker

Sebagai isolasi, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang


lebih tinggi dibandingkan dengan udara dan kekuatan dielektrik ini
bertambah seiring dengan pertambahan tekanan. Umumnya PMT jenis
ini merupakan tipe tekanan tunggal (single pressure type), dimana
selama operasi membuka atau menutup PMT, gas SF6 ditekan ke dalam
suatu tabung atau silinder yang menempel pada kontak bergerak. Pada
waktu pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle dan tiupan ini yang
mematikan busur api. Sakelar PMT SF6 dapat digunakan untuk

13

memutus arus sampai 40 kA dan pada rangkaian bertegangan sampai


765 kV.
Oleh karena kelebihan-kelebihan yang dimilikinya tersebut
maka gas SF6 banyak dipakai dalam bidang teknik elektro seperti pada
switch gear tegangan tinggi, kabel tegangan tinggi dan seluruh transmisi
serta pada trafo daya.

Gambar 2.3 Gardu Induk yang Menggunakan Gas SF6 Sebagai Media
Isolasi

2.1.2. Sifat-sifat Gas SF6


SF6 ini digunakan pada switchgear dan sakelar PMT atau CB
Gas SF6 (SF6 Circuit Breaker).
a. Sifat Fisik

Tidak mudah terbakar

Tidak berwarna

Tidak berbau

Tidak beracun

14

Merupakan gas berat. Pada tekanan 1 atm suhu 200C


kerapatan gas 4,7 kali udara

Pada suhu dan tekanan normal berbentuk gas

b. Sifat Listrik
Gas SF6 murni (pada tekanan absolut = 1013 mbar dan
temperatur = 200 C) tidak berwarna, tidak berbau atau beracun
dengan berat isi 6,14 kg/m3 dan sifat lainnya adalah mempunyai
berat molekul 146,7 g, temperatur kritis 45,550 C dan tekanan
absolut kritis 37,59 bar. Pada tekanan 1 Bar, Gas SF6 dapat
mengisolasi sampai dengan 20 kV dibandingkan dengan udara
biasa hanya 10 kV, pada gas SF6 terlihat perubahan kemampuan
isolasi yang signifikan pada tekanan 6 Bar. Oleh karena itu Gas
SF6 sangat baik digunakan untuk media isolasi pada GIS (Gas
Insulated Switchgear).

c. Sifat Kimia
Sifat kimiawi gas SF6 sangat stabil, pada ambient
temperatur dapat berupa gas netral dan juga sifat pemanasannya
sangat stabil. Pada temperatur diatas 150oC mempunyai sifat
tidak merusak metal, plastik dan bermacam-macam bahan yang
umunya digunakan dalam pemutus tenaga tegangan tinggi.
Sifat dari SF6 sebagai media pemadam busur api dan
relevansinya pada sakelar pemutus beban (PMT) atau Circuit
breaker (CB) adalah :
a. Hanya

memerlukan

energi

yang

rendah

untuk

mengoperasikan mekanismenya. Pada prinsipnya, SF6


sebagai pemadam busur api adalah tanpa memerlukan energi
untuk mengkompresikannya, namun semata-mata karena
pengaruh panas busur api yang terjadi.

15

b. Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun sebagai


pengisolasi dapat dengan mudah dideteksi.
c. Penguraian pada waktu memadamkan busur api maupun
pembentukannya kembali setelah pemadaman adalah
menyeluruh.
d. Relatif mudah terionisasi sehingga plasmanya pada CB
konduktivitas tetap rendah dibandingkan pada keadaan
dingin. Hal ini mengurangi kemungkinan busur api tidak
stabil dengan demikian ada pemotongan arus dan
menimbulkan tegangan antar kontak.
e. Karakteristik gas SF6 adalah elektro negatif sehingga
penguraiannya

menjadikan

dielektriknya

naik

secara

bertahap.
f. Transien frekuensi yang tinggi akan naik selama operasi
pemutusan dan dengan adanya hal ini busur api akan
dipadamkan pada saat nilai arusnya rendah.

2.1.3. Kualitas Gas SF6


Sampai dengan saat ini, kualitas gas SF6 yang dapat terukur oleh
alat ukur dan uji yang tersedia yaitu antara lain : purity, dew point,
(moisture content, dan decomposition product).
Purity (kemurnian)
Purity dinyatakan dengan presentase jumlah gas Sf6 murni
dalam suatu kompartment GIS. Semakin tinggi prosentase ini maka
semakin sedikit Zat lain dalam isolasi gas Sf6.untuk gas Sf6 baru
nilai kemurniannya yang di syaratkan adalah > 99,9 % (IEC
Standard 60376).
Dew Point (titik embun)
Dew Point menunjukan titik di mana gas berubah menjadi
air. Hal ini terkait dengan tingkat kelembaban gas Sf6, yaitu berapa
banyak partikel air yang terkandung dalam isolasi gas Sf6. Nilai titik

16

embun ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan terutama


suhu.semakin tinggi suhu maka semakin tinggi kandungan uap air
yang berada di dalamnya (CIGRE 15/23-1 Diagnostic Methods For
GIS Insulating System,1992).
Decomposition Product ( Produk hasil dekomposisi )
Decomposition Product terjadi karena ketidak sempurnaan
pembentukan kembali gas Sf6. Hal ini dapat terjadi karena adanya
pemanasan yang berlebih, percikan listrik serta busur api daya. (IEE
STD C37.122.1-1993 IEEE guide for gas insulated substation). Jika
Decomposition Product ini terjadi dalam jumlah yang besar ,maka
kekuatan Dielektrik dari isolasi gas SF6 akan mengalami penurunan.
Beberapa Decomposition Product yang terjadi pada gas SF6 serta
sumber penyebabnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Decomposition
Product untuk gas
Sf6
Udara
Moisture

N2 , O2

Bocor atau intrusi dari luar

H2O

Bocor atau intrusi dari luar

Hidroflouric Acid

HF

Terbentuk di Sf6 jika ada arc

Sulfur Dioxide

SO4

Sulfur Tetraflouride

SF 4

Mudah bereaksi

Sulfur Diflouride

SF2

Mudah bereaksi

Thionil Flouride

SOF2

Terbentuk jika SOF 2


bereaksi dengan air

Jika arcing dan air

Partial Discharge
Partial Discharge adalah Peluahan elektrik pada medium
isolasi yang terdapat diantara dua elektroda berbeda tegangan,
dimana peluahan tersebut tidak sampai menghubungkan kedua
elekteroda secara sempurna. Peristiwa semacam ini dapat terjadi
pada bahan isolasi yang padat. Sedangkan pada bahan isolasi gas,
17

partial discharge terjadi di sekitar elektroda yang runcing. Partial


discharge disekitar suatu elektroda dalam gas biasanya disebut
korona.
Adanya aktifitas partial discharge di dalam komparmen
menandakan adanya defect dalam kompartmen. Sumber partial
discharge tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :

Partikel bebas

Partikel bebas yang menempel pada permukaan

Tonjolan atau ketidakrataan permukaan (protrusion)

Elektroda yang mengambang (floating electrode)

Gelembung udara (void)

Suhu
Suhu memiliki kaitan yang erat dengan dew point.untuk
lingkungan dengan suhu yang tinggi maka kandungan uap air yang
adapun akan menjadi tinggi. Hal ini akan membuat kemungkinan
untuk terjadinya intrusi uap air ke dalam gas SF6 menjadi lebih
tinggi.
Korona
Korona merupakan partial discharge yang bercahaya
disebabkan ionisasi udara. Bertambahnya ionisasi yang timbul
hanya jika elektron bergerak cukup kuat misalnya jika medan listrik
melebihi nilai kritisnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelepasan korona yaitu
tekanan udara, kelembaban dan suhu. Dengan berkurangnya tekanan
udara maka akan mengurangi nilai kritis sehingga mengakibatkan
korona bertambah. Dengan bertambahnya kelembaban akan
membantu terjadinya pelepasan korona. Sedangkan dengan
meningkatnya suhu maka akan menurunkan tekanan udara sehingga
nilai kritis berkurang dan pada akhirnya korona bertambah.
Oleh karena hal tersebut maka diperlukan penyaringan Gas
SF6 untuk memperbaiki kualitas kemurnian Gas SF6, jika sudah di
18

lakukan penyaringan pada gas SF6, maka gas tersebut dapat


digunakan kembali untuk mengisolasi peralatan.

2.1.4. Dampak Gas SF6


Terhadap Manusia

Pencemaran Gas SF6 adalah mengandung racun yang berakibat


pada kulit,mata dan dapat merusak selaput lendir dan bila
terpegang lama akan menggangu pangkal tenggorokan dan
gangguan paru-paru, hati dan peredaran napas terhenti seperti
pingsan.

Dengan suatu konsentrasi SF6 melebihi 35% volume dalam


udara itu berbahaya dan dapat berakibat mati lemas kekurangan
Oxigen.

Terhadap Peralatan

Dalam kurun waktu yang tertentu akan terjadi pengapuran pada


Kontak-kontak metalik dan terjadi pegumpalan berupa serbuk.

2.1.5. Keunggulan dan Kelemahan Gas SF6


Keunggulan-keunggulan dari gas SF6 sebagai medium isolasi
dibandingkan dengan gas-gas lainnya adalah :
1) Pengurangan sejumlah pemutus dalam hubungan seri per phasa
pada rating tegangan yang digunakan.
2) Karena waktu durasi yang pendek dari busur api, maka bunga
api kontak yang terjadi dibatasi meskipun untuk arus hubung
singkat yang sangat tinggi.
3) Hasil busur api yang kebanyakan terdiri dari serbuk dengan sifat
isolasi yang baik dapat dipindahkan saat perbaikan.
4) Gas blast tidak di-discharge (pelepasan muatan) ke atmosfir
sehingga saat bekerja akan lebih tenang jika dibandingkan
dengan Air Blast Breaker.

19

5) Memiliki sifat kimia yang lamban, stabil, tidak mudah terbakar


dan tidak beracun.
6) Pemutus dari gas SF6 mempunyai dimensi yang lebih jika
dibandingkan dengan Air Blast Breaker.
Kelemahan-kelemahan dari gas SF6 adalah :
1) Relatif lebih mahal dari segi pembiayaan.
2) Walaupun dalam jumlah yang kecil, apabila terjadi kerusakan
maka membutuhkan waktu yang lama untuk perbaikan.
3) Gas SF6 harus dipompa ke dalam tabung penyimpan apabila ada
penelitian dan maintenance.
4) Karena titik lelehnya sangat rendah yaitu 100 Celcius dan
tekanan 1,520 kN/m2, maka perlu dipakai alat pengukur suhu
untuk pengontrolan.
5) Sekalipun SF6 mempunyai kemampuan listrik dan mematikan
busur api yang lebih baik dari udara, tetapi gas ini tidak dapat
dioperasikan padan tekanan sangat tinggi.

20

BAB III
PENGGUNAAN MINYAK KABEL SEBAGAI ISOLASI KABEL BAWAH
TANAH

3.1.

Definisi dan Fungsi


Dalam penyaluran tenaga listrik dari pusat-pusat pembangkit ke
konsumen biasanya dilakukan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT), seiring dengan perkembangan daerah, maka didaerah perkotaan SUTT
sulit dipergunakan karena kesulitan lahan untuk tower maka digunakan Saluran
Kabel Tegangan Tinggi (SKTT). Selain itu kabel juga digunakan untuk
penyaluran tenaga listrik antar pulau dengan menggunakan Saluran Kabel Laut
Tegangan Tinggi. (SKLT).
Kabel yang digunakan untuk SKTT maupun SKLT biasanya kabel
berisolasi kertas yang diberi minyak dan disebut kabel minyak atau kabel yang
berisolasi Cross-linked polyethylene (XLPE) yang disebut kabel XLPE.

3.2.

Kabel Minyak
Kabel ini menggunakan isolasi yang terbuat dari jenis isolasi padat
terdiri dari kertas yang diresapi dengan Viskos Compon dan dilakukan
treatment dengan minyak untuk membuang kelembaban serta udara, karena itu
dinamakan kabel minyak.

3.3.

Bagian-bagian Kabel Minyak


Bagian-bagian dari kabel minyak ini terdiri dari:

Konduktor.

Kanal minyak

Insulation

Minyak impregnasi

Electrostatic Screen

Penguat dan Selubung logam

Pengaman karat.
21

a. Konduktor
Konduktor yang digunakan yaitu tembaga atau aluminium, logam
tersebut dipilih dengan pertimbangan beberapa hal yaitu arus beban dan
keekonomisan.
Konduktor Hollow dibuat dengan segmental Strip yaitu untuk
kekukuhan atau kekuatan yang lebih tinggi dan telah digunakan sampai
dengan penampang 2000 mm2. Untuk mentransfer beban listrik yang
besar

(very Heavy load ) biasanya digunakan konduktor Milliken.

Konduktor tersebut umumnya dibuat Six Stranded Segmen dan terisolisasi


antara segmen satu dengan yang lain, tersusun disekeliling kanal yang berisi
spiral penyangga dan diikat bersama dengan pita Bronze. Masing masing
segmen dibentuk oleh sejumlah konduktor bulat dan terpasang kompak pada
bentuk segmen yang dibutuhkan. Konstruksi harus dibuat equal, untuk
mengurangi rugi-rugi akibat efek kulit, Skin efek juga dipengaruhi oleh
ukuran kanal (Duct), misalnya untuk konduktor 1600 mm2, jenis Conci
pada 50 Hz dan suhu 85C akan mempunyai Skin efek 24,5% jika kanal 12
mm dan 60% jika 40 m.
Dengan konduktor Milliken, karena masing-masing sektor secara
automatik ditransposed, maka pembesaran diameter kanal mengurangi
pengaruh skin efek cukup banyak. Nilai rugi-rugi akibat Skin efek untuk
konduktor cooper Milliken cukup rendah yaitu untuk diameter 2500 mm2
pada 85 C dan 25 mm kanal adalah 14%. Nilai rugi-rugi akibat Skin efek
yang rendah yaitu 2 s.d 4% dapat dicapai dengan konduktor yang disusun
elemen terisolasi satu dengan yang lainnya menggunakan enamel.

b. Kanal Minyak
Pada kabel inti tunggal, konduktor dilengkapi dengan kanal minyak
yang terbuat dari Steel Strip Spiral bulat terbuka yang menggunakan kawat
konduktor stranded. Untuk jenis Segmental Self Supporting Conductor
tidak perlu menggunakan Steel Spiral.

22

Diameter kanal minyak disesuaikan dengan persyaratan sistem


hidrolik, dan umumnya dengan batas 12 s.d 25 mm.
Pada sistem instalasi kabel, dilengkapi dengan tangki-tangki
ekspansi baik ujung yang satu maupun ujung yang lainnya, bergantung pada
sirkitnya, atau juga dapat dipasang tangki ditengah-tengah instalasi kabel.
Instalasi kabel dirancang dengan prinsip bahwa pada kondisi
pelayanan yang tidak normal, tekanan minyak kabel akan lebih tinggi dari
tekanan atmosfir sepanjang kabel dari sistem instalasi tersebut.

c. Insulation
Isolasi kabel ini terbuat dari jenis isolasi padat terdiri dari kertas
yang dilapiskan pada konduktor yang diresapi dengan Viskos Compon dan
dilakukan treatment untuk membuang kelembaban serta udara.
Isolasi kabel terdiri dari Cellulose Paper yang dilapiskan pada
konduktor yang membentuk suatu dinding isolasi yang uniform dan kompak
dan tidak mengkerut atau terjadi kerusakan selama proses pembuatan atau
ketika

penanganan

kabel

dilapangan

saat

penggelaran.

seperti

pembengkokan serta perlu diawasi baik terhadap tarikan maupun


kelembabannya.
Ketebalan kertas bervariasi, kertas yang tipis yang mempunyai
dielektrik strenght tinggi tetapi kekuatan

mekaniknya rendah dan

digunakan pada tempat yang paling dekat dengan konduktor.


Kertas yang digunakan mempunyai kemurnian dan keseragaman
tinggi, dicuci menggunakan Deionize water selama pembuatannya.
Sifat kerapatan dari kertas dipilih secara hati-hati untuk
mendapatkan dielektrik strenght yang paling tinggi dan juga kompatibel
dengan metode impregnasi yang lain. Isolasi tersebut mempunyai ketebalan
bervariasi dari 3 mm untuk 30 kV dan 35 mm yang digabung dengan
minyak bertekanan tinggi khususnya untuk tegangan 750 s.d 1000 kV.

23

Untuk kabel-kabel yang besar dan apabila kabel menggunakan


selubung aluminium, isolasi diamankan dari kerusakan mekanik
menggunakan lapisan pita Glass Fibre Coopen Threated Woven

d. Minyak Peresap (impregnasi)


Pada kabel yang menggunakan selubung logam dari timah atau
aluminium untuk mengamankan konduktor yang terisolasi terutama untuk
tegangan >50 kV, karena formasi pada saat pelayanan yang disebabkan oleh
Void akibat Heat Cycling dan pada waktu ada tekanan tegangan yang lebih
besar.
Void-void ini membentuk ionisasi yang terus bertambah yang
akhirnya dapat menyebabkan kerusakan. Untuk membuang atau
menyingkirkan Void-void ini, kabel diberi minyak, dengan impregnasi
penuh memakai bahan yang viskositasnya rendah, dimana pada waktu ada
pemanasan kabel minyak akan mengalir keluar menuju reservoir dan akan
kembali lagi pada waktu kabel bertemperatur rendah. Kabel yang berdiri
sendiri (Self-Contained Oil Filled ) umumnya digunakan dengan jenis
tekanan rendah, yaitu dirancang untuk untuk tekanan minimum namun
masih diatas tekanan udara luar. Nilai aktual tekanan itu dapat lebih tinggi
pada suatu lokasi dan akan bervariasi sepanjang panjangnya instalasi
bergantung pada profil instalasinya. Nilai tekanan yang lebih tinggi lagi,
umumnya > 10 atm digunakan untuk instalasi kabel dengan tegangan
tinggi supaya menaikkan Dielektrik Strenght Isolasi.
Informasi tentang minyak yang rendah viskositasnya dari minyak
kabel T-3570. Minyak T-3570 murni 100 % jenis hidrokarbon. Tidak
memungkinkan untuk memberikan informasi secara lengkap dari struktur
minyak mineral tersebut. Analisa molekul adalah cukup banyak dipengaruhi
oleh teknik pengukuran. Analisa yang dilakukan oleh NDM, adalah salah
satu yang tekniknya sudah dikenal dan memberikan indikasi dari distribusi
aromatik naphtenic dan paraffinic. Menggunakan teknik ini,minyak T-3570
berisi kira-kira 10 % molekul aromatic yang (utama) predominantly single

24

dan struktur dua ring.The balance of the oil comprices a micture of


naphtenic and paraffinic grouping predominant.Tidak ada tambahan bahan
kimia berkaitan pada T-3570. karakteristik yang lain yang dapat membantu
bahwa minyak &-3570 merupakan viscositas sangat rendah menjamin
bahwa dalam hal ada kebocoran kabel,minyak akan segera nmuncul pada
permukaan

air

dalam

bentuk

film

yang

sangat

tipis.Tambahan

lagi,penguapan yang tinggi dari minyak ini, akan memberi vasilitas


mengurangi rugi akibat penguapan.

e. Data kimia
Acid value (inorganic)

: nil

Acid value (organic)

: 0,01mgKOH/g max

Sulphur content

: non corrosive

Physical data
Coefisien of expansion

: 0,00089/ C Viscops

Viscosity at 60 C

: 2 cSt

Viscocity 20 C

: 5 cst

Viscosity pada 0C

: 10 cst

Flash point (open)

: 115 C min

Pour point

: -27 C

Cloud point

: -25 C

General information
Extra low viscocity

f. Karakteristik Minyak
Minyak kabel merupakan adalah komponen instalasi kabel yang
sangat penting, dan hanya minyak bagian dari sistem isolasi kabel yang
dapat diperiksa setelah kabel dipasang. Oleh karena itu konsentrasi kita pada
karakteristik minyak yang penting yaitu:

Viskositas

Koefisien muai termal

25

Tegangan tembus

Tangen delta

Penyerapan terhadap gas

a. Viskositas
Dapat dilihat pada perhitungan sistem hidrolik,

viskositas

minyak adalah sangat penting. Minyak harus dipertimbangkan dengan


desain dari kanal minyak kabel panjang seksi pemasok minyak dan jenis
tangki ekspansion. Viskositaas diukur dalam senti stokes atau centipoise
(centipoise adalah centistoke dikalikan dengan spesifik grafiity
minyak).
Viskositi harus serendah mungkin kompatibel dengan titik nyala
dan titik mengembun. Viskositas yang rendah mengijinkan operasi
dengan suhu yang sangat rendah dan membantu desain sistem yang
ekonomis dengan mengurangi banyaknya titik pasokan minyak.
Minyak mineral Viskositas rendah yang digunakan mempunyai
viskositas pada 20 C kurang lebih 12 cst dan titik tuang 45C atau
kurang.
Salah satu minyak yaitu

Dodecyl Benzene (DDB) yang

dikenalkan pada tahun 60an, mempunyai viskositas pada 20 C sama


dengan minyak mineral diatas dan bahkan lebih rendah titik tuangnya.
Selanjutnya, mempunyai titik nyala yang tinggi dan kemampuan
menyerap gas pada waktu terjadi tekanan listrik. Bahkan lebih
rendah Viskositas Dodecyl Benzene (DDB). yang pada penggunaan
normal cocok untuk pemasok tekanan kabel laut yang sangat panjang.
Minyak ini digunakan untuk inatalsi Angke Ketapang dan
petukangan dan petukangan kearah Senayan yang mempunyai
viscositas 5cSt pada 20C.

26

b. Koefisien Ekspansi Panas


Koefisien ekspansi panas adalah sangat penting .hal ini
memberikan ukuran dari aliran minyak,dan juga menentukan ukuran
ruangan untuk ekspansi. Koefisien panas I ni juga akan mempengaruhi
pada tekanan dinamik,dan dengan demikian juga diameter kanal minyak
(oil duct) ,panjang seksi pemasok minyak dan jenis vesel pemuai yang
dipilih.Dua jenis karaktersitik ini merupakan parameter hidrolik yang
sangat penting.Tetapi agar cairan isolasi mempunyai isolasi yang
terbaik,minyak juga harus mempunyai karakteristik listrik yang baik.

c.

Tegangan tembus
Pertama minyak kabel harus mempunyai tegangan tembus yang
tinggi. Tegangan tembus ini dapat diukur dengan tes cell spesial.
Pengujian dengan alat uji tersebut memberikan indikasi kondisi minyak
isolasi kabel.Air dan kotoran-kotoran akan merendahkan kuat
dielektrik.

d. Tangen Delta
Mengukur tan delta minyak adalah pengukuran yang terbaik
yang dilakukan untuk memeriksa kemurnian minyak kabel. Cairan
isolasi listrik yang baik diperlukan harga tan delta yang rendah. Kotoran
yang terdapat pada minyak seperti: air, ageing product,rest of lubricant,
debu, udara dan benda lain. Kontaminasi yang berbahaya adalah
kontaminasi yang memberikan kenaikan tan delta.

e. Penyerapan Gas
Karakteristik lain dari minyak isolasi kabel adalah kemampuan
menyerap gas pada kondisi ada tekanan listrik (electrical stress). Untuk
beberapa alasan, itu dapat terjadi bahwa kita dapat mendapatkan gas
entah dimana. Apabila susunan gas itu tidak dapat diserap, maka akan
terjadi gelembung-gelembung. Tegangan tembus dari gelembung gas

27

adalah lebih kecil dari pada minyak dan kertas. hal ini kemudian akan
membentuk ionisasi dan akhirnya gagal isolasi. Oleh karena itu bahwa
minyak harus mempunyai kemungkinan untuk menyerap gas apabila
tegangan diberikan pada kabel.
Hal yang penting adalah :
1. Minyak harus menyerap gas pada terjadi gangguan
2. Pembuatan,splicing (sambungan dan terminating pada kabel
harus dikerjakan dengan cara yang baik, sehinggga
penimbulan gas tidak terjadi.

f. Pelepasan Gas (degassifying)


Jika minyak menjadi cairan isolasi yang baik, maka

perlu

mempunyai minyak yang tanpa gas atau jenis kontaminasi yang lain.
Gas dan air akan dilepas dari minyak pada mesin pelepas gas. Mesin
pelepasan gas bekerja sebgai berikut: minyak yang akan diolah
dihamparkan (spread) didalam ruangan vaccum, dimana minyak akan
mempunyai permukaan yang luas dibanding volume.gas atau air akan
mengurai didalam ruang vacuum dan minyak yang bebas gas ada
dibawah dipompa kedalam tangki yang rapat. Jika minyak mempunyai
kontaminan yang tinggi pada proses ini dapat diulang-ulang sampai
minyak menjadi kering dan bebas gas.
Penyerapan kotoran minyak yang lain dari air dan gas tidak
dapat dilepas selama proses pelepasan gas (degasifying).
Hasil penyerapan ini harus dilepas dengan menyaring minyak
menggunakan fuller,s earth. Fuller,s earth akan menyerap semua
partikelpartikel dimana partikel tersebut akan menaikkan tan delta.
Penyaringan melalui fuller,s earth adalah dengan cara memompa
minyak melalui suatu penyaring dengan desain khusus. Hal ini dapat
dilakukan terpisah, tetapi sangat sering dilakukan secara seri dengan
degassifying.

28

Construction:
1 -Conductor (key-stone type)
2 -Conductor shielding
3 -Insulation (oil impregnated paper)
4 -Insulation shielding
5 -Lead sheath
6 -Plastic jacket
7 -Tape armour
8 -Optical fiber (option)
9 -Steel wire armour
10 -Serving

29

3.4.

Jenis Kabel Bawah Tanah


Menurut jumlah dan susunan hantarannya, kabel bawah tanah meliputi :

Kabel hantaran tunggal (single core cable)

Kabel tiga hantaran (three core cable)

Kabel sektoral (sector cable)

Kabel dengan netral konsentris


Tetapi kabel lebih lazim disebut menurut jenis isolasinya. Ada beberapa

isolasi kabel yaitu :

Kertas (di impegnasi di dalam cairan minyak)

Karet

Kain (dengan vernis)

PVC (Poly Vinyl Chloride)

PE (Poly Ethylene)

XLPE (Cross Linked Poly Ethylene)


30

Selain itu menurut jenis konduktor yang digunakan, dikenal ada kabel
tembaga dan kabel aluminium. Kini orang mulai berangsur-angsur
meninggalkan kabel tembaga dan beralih menggunakan kabel aluminium,
meskipun dialiri tembaga secara elektris maupun pisik lebih baik.
Sedang dari segi isolasi, sekarang orang mulai menggunakan XLPE
yang memiliki ketahanan kerja lebih baik, meskipun harganya mahal-mahal
dibandingkan dengan isolasi sintetis jenis lain. XLPE mempunyai karakteristik
paling baik. Tetapi pada umumnya isolasi sintetis mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan isolasi kertas yaitu :

Lebih bersih

Ringan, karena tak memerlukan selubung logam

Perbaikan dan pemeliharaannya mudah

Cara penyambungannya sederhana

Suhu kerjanya lebih tinggi (khusus XLPE), karena itu kapasitas


penyalurannya besar.
Jenis kabel yang sering di gunakan pada sistem saluran distribusi yaitu

pada tegangan kerja 6 kv sampai 30 kv dan saluran sub transmisi pada tegangan
kerja 30 kv sampai 220 kv adalah :
1. Kabel ikat (balted cable)
2. Kabel H (Hoclstadter, sercened cable)
3. Kabel isolasi sintetis
4. Kabel isolas minyak (oil filled cable)
5. Kabel SL (Separated Lead) dan SA (Separated Aluminium)
6. Kabel H.S.L

a. Kabel Ikat (Belted Cable)


Kabel ikat adalah kabel yang mempunyai lapisan kertas pengikat
(paper belt). Konstruksi dari kabel ini dapat di lihat pada Gambar 3.1.

31

Gambar 3.1 Konstruksi Dari Kabel Ikat

b. Kabel H (Hodstadter, Screen Cable)


Di dalam jenis kabel H, kertas isolasi ikat (paper insulation belt)
tidak ada, pada setiap isolasi inti dipasang suatu lapisan yang disebut screen
(tabir) yang di buat dari bahan kertas logam (metalized paper) yang
berlubang-lubang atas konduktor. Keuntungan penggunaan kabel H ini,
adalah adanya peningkatan penyebaran panas yang terjadi pada penghantar,
akibatnya akan menaikkan kemampuan membawa arus. Kabel jenis H,
biasanya digunakan pada tegangan kerja dari 10 kv sampai 60 kv.

Gambar 3.2 Konstruksi Kabel H

c. Kabel Isolasi Sintentis


Kabel isolasi sintetis (isolasi padat) adalah seperti kabel XLPE
(Cross linked poly ethylene) dan kabel EPR (Ethylene proplene rubber).
Didalam kabel isolasi sintentis (padat) ini, setiap lapisan diberi lapisan semi

32

konduktor, kemudian di beri isolasi lalu dipasang semi konduktor dan


setelah itu di pasang selubung pelindung (Sheath), yang kadang-kadang
Sheath ini terbuat dari tembaga (wire copper) Pada kabel inti tunggal, sheath
berfungsi sebagai kawat netral, hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Kabel Sintentis Inti Tunggal


Sedangkan untuk kabel berinti tiga, dimana tiga buah intinya yang
di beri pelindung (pita tembaga) di pasang bersama, lalu di beri bahan
pengisi yang biasanya terdiri dari bahan sintetis, sering juga di pasang
perisai (armour), jika diperlukan.

Gambar 3.4 Kabel Sintentis Inti Tiga

d. Kabel Minyak
Kabel isolasi minyak (oil filled cable) adalah suatu kabel yang
isolasinya menggunakan minyak. Kabel isolasi minyak ini mempunyai
beberapa macam bentuk antara lain adalah :

33

Kabel minyak berbentuk bulat : dimana letak saluran minyak terdapat


pada pusat konduktor

Kabel minyak datar (flat oil filled cable) dimana tiga kabel dengan
selubung timbul di letakkan dengan membuat susunan dan ruang
diantara intinya dipergunakan sebagai saluran minyak

Kabel minyak dengan tahanan di dalam pipa : dimana tiga buah inti
kabel yang telah di beri lapisan tabir (screen), di letakkan di dalam pipa
berisi minyak.
Cara bekerjanya minyak sebagai isolasi adalah jika pada penghantar

/ konduktor, temperaturnya naik maka minyak akan mencair, ini akan


mengalir kedalam lubang minyak dan bila temperaturnya turun minyak
kembali akan membeku di dalam kabel dengan demikian tidak terjadi
gelembung udara, sehingga dapat mencegah timbulnya kerusakan kabel.

Gambar 3.5 Kabel Minyak Bentuk Bulat

Gambar 3.6 Kabel Minyak Datar

34

Gambar 3.7 Kabel Minyak Saluran minyak

Gambar 3.8 Kabel Minyak Dengan Tahanan

e. Kabel SL dan Kabel S.A


Kabel jenis S.L. dan S.A pada setiap intinya di isolasi dengan kertas,
kemudian di pasang selubung timbal untuk kabel S.L. dan selubung
aluminium untuk kabel S.A. Kabel jenis ini terdiri dari 3 buah inti kabel,
yang mana ketiga inti ini terdiri dari tiga buah inti kabel inti tunggal, lalu
inti tersebut di pasang bersama-sama di lengkapi dengan bahan pengisi
(piller), bantalan (bedding)

Gambar 3.9 Jenis Kabel S.L. dan S.A

35

f. Kabel H.S.L
Kabel H.S.L. adalah merupakan gabungan antara kabel H dan S.L
dimana setiap penghantar (konduktor di isolasi dengan kertas, lalu dilapisi
dengan kertas logam atau semi konduktor kemudian di beri selubung timbal
lalu ketiga intinya di pasang bersama-sama dan dilengkapi dengan
perlengkapan kabel.

3.5.

Konstruksi Kabel Bawah Tanah


Sebagai penghantar, konstruksi kabel ada dua bagian yaitu :
a. Bagian utama : yaitu bagian yang harus ada pada setiap kabel antara lain :

Penghantar (conduktor)

Isolasi (Insulation)

Tabir (screen)

Selubung (Sheath)

b. Bagian pelengkap yaitu : bagian yang hanya di pergunakan untuk


memperkuat (memperbaki) sifat-sifat kabel tenaga atau untuk melindungi
kabel tenaga antara lain yaitu :

Bantalan (bedding)

Perisai (armour)

Bahan pengisi (filler)

Sarung kabel (serving)

Gambar 3.10 Bahagian Utama dari Kabel

36

Keterangan :
1. Selubung
2. Isolasi
3. Penghantar
4. Tabir

Gambar 3.11 Bahagian pelengkap dari kabel


Keterangan :
1. Sarung kabel
2. Perisai
3. Bantalan
4. Bahan pengisi

a. Bagian Utama
1. Penghantar (konduktor)
Berdasarkan dari inti kabel, maka sebagai penghantar yang
banyak dipakai adalah

Tembaga : yaitu kabel tembaga polos (plain wire) tanpa lapisan


dan kawat tembaga berlapis timah atau (finned lopper wire)

Aluminium : dalam penggunaan kabel, untuk penghantar


aluminium terdiri : penghantar bulat tanpa rongga, penghantar
bentuk sektoral penghantar bulat berongga.

37

2. Isolasi (Insulation)
Isolasi adalah sifat atau bahan yang dapat memisahkan
secara elektris beberapa buah penghantar yang berdekatan, sehingga
tidak terjadi kebocoran arus. Menurut jenis isolasi padat yang
dipakai pada kabel, dapat di golongkan atas :

Isolasi karet

Isolasi kertas

Thermoplastik

Thermo setting

3. Tabir (screen)
Tabir adalah suatu lapisan yang ada pada kabel yang di
pasang sesudah bahan isolasi, dimana tabir ini biasa di jumpai pada
kabel tegangan tinggi.
4. Selubung (sheath)
Selubung (sheath) di gunakan untuk melindungi inti kabel
dari pengaruh luar, seperti : pelindung terhadap korosi, penahan
gaya mekanis, mencegah keluarnya minyak dan mencegah
masuknya uap air (cairan) kedalam kabel.
Selubung (sheaht) ini dapat dibagi tiga golongan yaitu :

Selubung logam : timbal, aluminium

Selubung karet : karet silikon, polychoroprene.

Selubung plastik : PVC

b. Bagian Pelengkap
1. Bantalan (Bedding)
Bantalan (bedding) adalah lapisan yang terbuat dari seratserat yang berguna untuk tempat duduk perisai (armour) dan
mencegah proses elektrolisa sehingga tidak merusak bagian
dalamnya.
Bahan bantalan yang sering digunakan adalah :

Pita kapas (cotton tape)


38

Pita kertas (paper tape)

Goni (jute)

2. Perisai (Armour)
Perisai (armour) ini berfungsi untuk melindungi bahan
isolasi dari kerusakan mekanis
Secara umum perisai dapat di golongkan atas :

Perisai pita baja (stell tape armour)

Perisai kawat baja (steel wire armour)

3. Bahan Pengisi (Filler)


Bahan pengisi biasanya di pakai pada konstruksi kabel yang
berinti tiga yaitu di gunakan untuk mengisi ruang (celah) yang
kosong sewaktu pemasangan intinya, sehingga dapat bentuk bulat.
Bahan pengisi yang banyak di pakai adalah :

Untuk isolasi kertas di pakai jute (goni)

Untuk isolasi sintetis di pakai jute (goni) dan karet buttle

4. Sarung kabel (serving)


Sarung kabel adalah suatu lapisan bahan serat yang di resapi
dengan campuran kedap air. Sarung kabel ini biasanya dipasang
diatas armour, yang berfungsi adalah selain untuk bertahan bagi
perisai, juga sebagai kompnen yang berhubungan langsung dengan
tanah, sehingga sarung kabel adalah bagian pertama yang
berhubungan dengan (serkena) pengaruh luar. Sarung kabel
(serving) yang sering digunakan adalah jute (goni).

39

Tabel 3.1 Perbandingan bahan sarung kabel

40

DAFTAR PUSTAKA

Bahan-Bahan Listrik Untuk Politeknik, PT Pradnya Paramita, 1993, Drs.


Muhaimin.
Pengetahuan Bahan Untuk Mesin Dan Listrik, Andi Offset Yogyakarta,
1944, Drs. Sumanto, MA.
Teori kegagalan isolasi, Universitas Trisakti, 2003, Abduh Syamsir.
Http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=120
Http;//www. wikipedia.org/wiki.com
http://yandi-sage.blogspot.co.id/2009/09/kaca-dan-porselin.html
http://gistet500kVgresik.wordpress.com/2010/07/27/
http://en.wikipedia.org/wiki/sulfur-hexafluoride
http://dunia-listrik.blogspot.sg/2008/10/jenis-jenis-circuit-breaker-sakelar.html
http://adeliveline.wordpress.com/2013/10/07/gas-insulated-switchgear-sf6/
http://www.tdeurope.eu/data/file/environment-sustainability-Approach-capielHVpart-D-switchgear-and-SF6-Gas.pdf,
https://www.academia.edu/8033445/Jenis_Kabel_Bawah_Tanah
http://mysmpledailylife.blogspot.co.id/2012/03/pendingin-oilminyak-padatransformator.html

41

You might also like