You are on page 1of 33

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL

KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG


PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

BAB II

KEBIJAKAN
TRANSPORTASI DAN
TATA RUANG
2.1 Tataran Transportasi Wilayah Provinsi Sumatera Selatan
Tataran Transportasi Wilayah Provinsi Sumatera Selatan ditinjau dalam Kebijakan
Studi Tinjau Ulang Tatrawil Propinsi Sumatera Selatan dalam mendukung Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Tahun 2012.
2.1.1 Antisipasi MP3EI untuk Pengembangan Angkutan Barang
Seperti halnya di negara lain, di Indonesia transportasi menjadi urat nadi
perekonomian. Perekonomian sangat dipengaruhi oleh transportasi, pada wilayah-wilayah
tertentu sarana dan prasarana transportasi sudah memadai sehingga perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat sudah bagus, sebaliknya ada daerah tertentu yang sarana dan
prasarana transportasi sangat kurang sehingga susah untuk dijangkau, akibatnya
kesejahteraan masyarakatnya yang rendah atau miskin.
Provinsi Sumatera Selatan tidak terlepas dari permasalahan ini. Selayaknya, provinsi
ini memiliki infrastruktur dan sarana transportasi yang memadai untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduknya. Mengingat Sumatera Selatan sangat kaya akan sumber daya
alam maka sangat diperlukan infrastruktur guna mengakses seluruh wilayahnya terutama
sentra-sentra produksi, sehingga memiliki konektivitas yang tinggi antar wilayah. Baiknya
jaringan transportasi dinilai akan memicu perekonomian ke arah yang lebih baik, sehingga
perbaikan transportasi dapat mempercepat dan memperluas pembangunan perekonomian.
Sumatera Selatan sudah sangat memerlukan jaringan transportasi yang dapat
menghubungkan setiap kabupaten kotanya. Sehingga arus barang dan jasa antar
kabupaten/kota dalam Provinsi Sumatera Selatan menjadi lancar dan ekonomis.
Hingga saat ini komoditi unggulan Provinsi Sumatera Selatan yang memberikan
kontribusi terbesar adalah dari sektor pertambangan dan penggalian, serta pertanian. Pada
sektor pertanian, perkebunan karet dan kelapa sawit di Sumatera Selatan masih sangat
II 1

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

potensial dan memiliki harga jual tinggi di pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.
Pada sektor pertambangan, batubara juga sangat menjanjikan bagi Sumatera Selatan,
disamping harga yang bagus di pasar dalam dan pasar luar negeri potensi cadangan
batubara di Sumatera Selatan masih sangat tinggi. Dengan demikian ketiga komoditi
tersebut yaitu karet, kelapa sawit dan batubara perlu dikembangkan karena sesuai dengan
MP3EI bahwa ketiga komoditi tersebut termasuk dalam komoditi yang dikembangkan.
Dengan demikian, perlu diciptakan konektivitas dari dan ke Sumatera Selatan sehingga
memperlancar pengangkutan produk-produknya yang akan menjadi motor untuk
percepatan pembangunan di banyak sektor melalui Multiflier Effect (efek pengganda).
Dengan mengetahui kawasan yang berpotensi untuk menghasilkan ketiga komoditas
unggulan di Provinsi Sumatera Selatan maka dapat diketahui perencanaan jalur transportasi
yang dapat digunakan untuk mengangkut ketiga jenis komoditas unggulan tersebut beserta
produk turunannya. Selain itu perencanaan jalur transportasi ini juga dapat digunakan
untuk mengangkut hasil bumi lainnya dan angkutan penumpang. Sehingga perencanaan
jalur ini akan mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi di Provinsi Sumatera
Selatan.
Perencanaan yang dilakukan oleh pemerintah selama ini untuk mendukung
perekonomian di Provinsi Sumatera Selatan pada bidang transportasi adalah melalui
pengalihan lalu lintas jalan raya ke moda angkutan lain. Skenario yang dilakukan untuk
penurunan atau Mitigasi Emisi CO2 di Sumatera Selatan melalui penurunan LHR pada ruas
jalan Palembang Betung, yang pada Tahun 2011 mempunyai Volume Capacity Ratio (VCR)
1,58 dan pada Tahun 2012 menjadi 1,33 diturunkan menjadi 1,00. Hal tersebut dilakukan
dengan cara melakukan pengurangan motor 10%, mobil pribadi 8%, truk umum 2 As 10%,
truk 3-5 As umum sampai 15%.
Untuk tahun 2015-2018 dilakukan pengurangan lagi untuk angkutan barang dengan
harapan pada tahun 2015 sistem angkutan KA, jalan tol dan angkutan sungai sudah
terbangun. Penurunan sudah dapat dilakukan lebih jauh lagi untuk mobil hantaran (pick
up) sebesar 10%, truk umum 2 As diturunkan sebesar 20%, truk 3-5 As diturunkan sebesar
15%, truk cair 3-5 As diturunkan sebesar 8%.

II 2

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

2.1.2

LAPORAN AKHIR

Arah Pengembangan Transportasi Darat (Jalan Raya)


Transportasi darat diarahkan terutama melalui pengembangan jaringan
prasarana dan sarana jalan bagi keperluan angkutan barang maupun penumpang.
Dalam konteks pemenuhan pengangkutan barang produk perekonomian, jaringan
prasarana jalan memiliki fleksibilitas dan daya angkut yang besar di samping biaya
ekonominya yang relatif murah dalam rangka mendukung program MP3EI.
Jaringan prasarana jalan terdiri dari ruang lalu lintas berupa ruas-ruas jalan dengan

berbagai kualifikasi fungsi dan simpul-simpul berupa terminal penumpang dan atau
barang, sedangkan sarana angkutan jalan terdiri dari berbagai moda yang dapat
menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Beberapa terminal perlu
dilakukan kajian kembali, karena beberapa terminal tipe A banyak yang tidak berfungsi
dengan semestinya. Selain itu dilihat masih banyaknya daerah yang terisolir, maka perlu
peningkatan jalan di daerah desa tertinggal dan revitalisasi pengusahaan angkutan umum
dan pembentukan rute dan trayek angkutan umum untuk daerah desa tertinggal dan menuju
desa tertinggal.
Arahan pengembangan untuk jaringan jalan yaitu perlunya penambahan jalan untuk
memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan membuat jalur alternatif yang dapat
mengurai lalu lintas agar tidak bertumpuk pada jalur utama dengan cara pembangunan
jalan tol, pembangunan jalan baru ataupun peningkatan jalan lama agar layak dilewati dan
jalan lingkar. Selain itu perlu melakukan pemeliharaan rutin dan berkala tiap ruas jalan
dalam Provinsi Sumatera Selatan.
Berdasarkan karakteristik wilayah pelayanannya, secara umum jaringan prasarana
jalan dapat dibedakan atas jaringan prasarana jalan wilayah (antar perkotaan) dan jaringan
prasarana jalan perkotaan. Beberapa ruas jalan perlu dilakukan kajian berdasarkan
klasifikasi fungsi jalan.
Pembangunan dan pengembangan ruas jalan lingkar, jalan akses, jalan shortcut,
sistem outer ring road pada kota-kota besar Sumatera Selatan termasuk jalan akses yang
menuju Pelabuhan Strategis, Banda dan Terminal terdiri dari:

Pembangunan dan pengembangan outer ring road Kota Palembang

Pembangunan ruas baru lingkar luar barat Kota Palembang

Pembangunan ruas tol dalam Kota Palembang

Pembangunan jalan shortcut Lintas Timur Jejawi-Jakabaring-Kayu Agung

Pembangunan jalan lingkar Simpang Kepur Muara Lawai Kabupaten Muara Enim
II 3

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

Pembangunan dan peningkatan Lingkar Utara dan Lingkar Selatan Kota Lubuk
Linggau

Pembangunan jalan lingkar Kota Prabumulih

Peningkatan ruas lingkar Talang Mangkurat Kota Lahat

Peningkatan Jalan Lingkar Kayu Ara Kota Sekayu

Peningkatan Jalan Simpang Celikah-Kayu Agung

Peningkatan Jalan Poros AMPERA-Jakabaring

Peningkatan Jalan Pangeran Ratu akses menuju Pasar induk dan Terminal
Jakabaring

Pembangunan jalan alternatif shortcut Muara Enim-Ogan Ilir-Pangkalan Balai

Pembangunan dan peningkatan jalan akses menuju Bandara Atung Bungsu Pagar
Alam

Peningkatan jalan akses menuju terminal tipe A

Pembangunan jalan alternatif menuju Bandara SMB II Palembang

Pembangunan dan peningkatan jalan akses menuju Pelabuhan Laut Tanjung ApiApi dan Pelabuhan Penyeberangan Tanjung Api-Api

Pembangunan dan peningkatan jalan akses menuju kawasan reklamasi zona 1 dan 2
Tanjung Api-Api

Pembangunan dan peningkatan jalan akses menuju Pelabuhan Perambatan Muara


Abab

Pembangunan jalan khusus angkutan darat batubara menuju Pelabuhan di Sungai


Banyuasin, Muara Abab dan Muara Lematang.

2.2 Kondisi Jaringan Jalan


Pembangunan dan peningkatan fasilitas transportasi seperti jalan dan jembatan
penting untuk menunjang kemudahan komunikasi dan mobilisasi antar daerah. Semakin
baik kondisi jalan dan jembatan di suatu daerah, semakin lancar proses pendistribusian
barang dan jasa antar wilayah. Hal ini selanjutnya akan berdampak pada peningkatan
pertumbuhan ekonomi. Seterusnya mobilitas penduduk dan modal cenderung akan menjadi
semakin tinggi dan daerah-daerah terisolir akan menjadi terjangkau dan terbuka terhadap
area lain.

II 4

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

Dinas Pekerjaan Umum sebagai perwakilan pemerintah dalam mengatur dan


memantau pembangunan dan peningkatan sarana jalan dan jembatan telah berusaha
melakukan penambahan panjang jalan setiap tahunnya. Pada Tahun 2015, panjang jalan di
Sumatera Selatan mencapai 1.462,87 km. Dari seluruh panjang jalan tersebut 98,74 persen
telah diaspal dan sisanya memiliki beraneka jenis permukaan.
Tabel 2.1 Panjang Jalan Provinsi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2016
No

Kabupaten/Kota

Panjang Jalan (Km)


KABUPATEN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Ogan Komering Ulu


Ogan Komering Ilir
Muara Enim
Lahat
Musi Rawas
Musi Banyuasin
Banyuasin
OKU Selatan
OKI Timur
Ogan Ilir
Empat Lawang
Pali
Musi Rawas Utara

1
2
3
4

Palembang
Prabumulih
Pagar Alam
Lubuk Linggau

87,22
98,20
111,75
177,52
56,25
40,85
56,50
191,23
205,75
177,65
73,30
KOTA
64,81
29,95
53,90
38,00
1.462,87

JUMLAH
Sumber: Provinsi Sumsel Dalam Angka, 2016

Berdasarkan kondisi panjang jalan di Provinsi Sumatera Selatan, jalan provinsi


terpanjang berada di Kabupaten OKI Timur yaitu sepanjang 205,75 km. Sedangkan jalan
provinsi terpendek berada di Kota Prabumulih yaitu sepanjang 29,95 km.
Tabel 2.2 Panjang Jalan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Permukaan Jalan di
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
No
1
2
3
4
5
6

Kabupaten/Kota
Ogan Komering Ulu
Ogan Komering Ilir
Muara Enim
Lahat
Musi Rawas
Musi Banyuasin

Jenis Permukaan Jalan (Km)


Tidak
Aspal
Lainnya
Aspal
KABUPATEN
86,67
0,55
0
98,20
0
0
111,55
0
0,20
177,52
0
0
56,25
0
0
40,85
0
0

II 5

Panjang
Jalan (Km)
87,22
98,20
111,75
177,52
56,25
40,85

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

No

Kabupaten/Kota

7
8
9
10
11
12
13

Banyuasin
OKU Selatan
OKI Timur
Ogan Ilir
Empat Lawang
Pali
Musi Rawas Utara

1
2
3
4

Palembang
Prabumulih
Pagar Alam
Lubuk Linggau
JUMLAH

LAPORAN AKHIR

Jenis Permukaan Jalan (Km)


Tidak
Aspal
Lainnya
Aspal
56,50
0
0
184,73
6,50
0
199,15
6,60
0
173,04
4,61
0
73,30
0
0
KOTA
64,81
0
0
29,95
0
0
53,90
0
0
38,00
0
0
1.444,41
18.26
0,20

Panjang
Jalan (Km)
56,50
191,23
205,75
177,65
73,30
64,81
29,95
53,90
38,00
1.462,87

Sumber: Provinsi Sumsel Dalam Angka, 2016

Sebagian besar jalan provinsi di Provinsi Sumatera Selatan sudah berupa aspal.
Namun masih terdapat beberapa ruas jalan provinsi yang belum beraspal dan masih
memiliki jenis permukaan jalan lainnya. Untuk kawasan perkotaan seluruh permukaan
jalan provinsi sudah berupa aspal. Sedangkan pada kawasan kabupaten masih terdapat
beberapa jalan provinsi yang belum beraspal seperti pada Kabupaten Ogan Komering Ulu,
OKU Selatan, OKI Timur dan Ogan Ilir. Sedangkan jalan provinsi yang masih memiliki
permukaan jalan lainnya yaitu berada di Kabupaten Muara Enim sepanjang 0,20 km.
Tabel 2.3 Panjang Jalan Menurut Kabupaten/Kota dan Kondisi Jalan di Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2016
Kondisi Jalan (Km)
No

Kabupaten/Kota

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Ogan Komering Ulu


Ogan Komering Ilir
Muara Enim
Lahat
Musi Rawas
Musi Banyuasin
Banyuasin
OKU Selatan
OKI Timur
Ogan Ilir
Empat Lawang
Pali
Musi Rawas Utara

1
2

Palembang
Prabumulih

Baik
KABUPATEN
70,47
72,30
101,70
163,22
52,15
40,75
55,90
168,13
162,50
139,55
64,60
KOTA
61,04
23,15
II 6

Sedang

Rusak

Rusak
Berat

16,65
13,90
9,85
13,70
4,10
0,10
0,60
14,10
32,05
29,90
8,70
-

0
4,60
0
0
0
0
0
3,00
6,00
4,80
0
-

0,10
7,40
0,20
0,60
0
0
0
6,00
5,20
3,40
0
-

3,77
6,80

0
0

0
0

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR
Kondisi Jalan (Km)

No
3
4

Kabupaten/Kota
Pagar Alam
Lubuk Linggau
JUMLAH

Baik

Sedang

Rusak

48,00
30,80
1.254,25

4,80
1,40
160,42

0
0
18,40

Rusak
Berat
1,10
5,80
29,80

Sumber: Provinsi Sumsel Dalam Angka, 2016

Secara keseluruhan ruas jalan yang ada di Provinsi Sumatera Selatan berada pada
kondisi jalan yang baik. Hal ini dapat dilihat bahwa 1.254,25 km dari total panjang jalan di
Provinsi Sumatera Selatan berada dalam kondisi baik. Namun beberapa ruas jalan masih
mengalami kondisi yang rusak berat seperti pada ruas jalan Kabupaten Ogan Komering Ilir
yang memiliki 4,60 km kondisi jalan rusak dan 7,40 km kondisi jalan rusak berat.

2.3 Kebijakan Perwilayahan


2.3.1

Rencana Struktur Ruang Sumatera Selatan


Rencana struktur ruang pada Provinsi Sumatera Selatan dituangkan dalam RTRW

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2019. Arahan struktur tata ruang Provinsi Sumatera
Selatan diarahkan untuk pengembangan pusat-pusat pelayanan sebagai berikut:
a. Pusat Kegiatan Nasional (Metropolitan Palembang)
PKN Metropolitan Palembang (sebagai kota pusat pemerintahan, perdagangan,
industri, jasa, pariwisata, pendidikan dan pelayanan sosial) merupakan pusat kegiatan
nasional yang sudah berkembang dan jenjang fungsinya ditetapkan sesuai dengan
arahan RTRW. Sebagai ibukota provinsi dan kota, Metropolitan Palembang telah
menunjukkan perkembangan yang pesat dalam dekade terakhir dan fisik
perkotaannya telah melampaui batas-batas administratif kota, terutama pada arah
Barat, Utara dan Selatan.
b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang terdapat pada Provinsi Sumatera Selatan
mengalami perubahan seiring dengan ditetapkannya Provinsi Sumatera Selatan
sebagai Lumbung Energi Nasional, Lumbung Pangan dan Pengembangan Kawasan
Tanjung Api-Api. Beberapa daerah yang diperkirakan akan mengalami pertumbuhan
lebih cepat dalam kurun waktu 15 tahun ke depan ditingkatkan fungsinya sebagai
Pusat Kegiatan Wilayah. Kota-kota yang termasuk dalam PKW Sumatera Selatan
adalah:
1) PKW Lubuk Linggau (sebagai pusat pemerintahan, jasa, perdagangan, pariwisata
dan pendidikan) merupakan Pusat Kegiatan Wilayah yang sudah berkembang dan

II 7

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

memiliki potensi perkembangan yang pesat di masa depan. PKW Lubuk Linggau
memiliki bandara dengan jenjang fungsi Pusat Penyebaran Tersier (PPT). Bandara
di Lubuk Linggau yang saat ini merupakan bandara untuk penggunaan dengan
kapasitas terbatas di masa depan akan ditingkatkan kapasitas pelayanannya;
2) PKW Muara Enim (sebagai pusat pemerintahan, jasa, perdagangan dan industri)
didukung oleh adanya potensi sumberdaya alam terutama batubara yang
berkontribusi tidak hanya terhadap Provinsi Sumatera Selatan tetapi juga nasional;
3) PKW Baturaja (sebagai pusat pemerintahan, jasa, perdagangan, industri,
pendidikan dan pariwisata) merupakan pusat Kegiatan Wilayah yang mulai
berkembang dan memiliki potensi perkembangan di masa depan;
4) Kota Kayu Agung (sebagai pusat pemerintahan, jasa dan perdagangan) statusnya
akan ditingkatkan menjadi PKW. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka
pemerintah provinsi dan kabupaten perlu mengambangkan sarana dan prasarana
skala wilayah di Kota Kayu Agung;
5) PKW Indralaya (sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, jasa dan perdagangan)
mempunyai kegiatan berskala wilayah yaitu terdapat Universitas Sriwijaya serta
diarahkan sebagai kota pendidikan;
6) PKW Lahat berfungsi sebgaai kota pemerintah, perdagangan, jasa, pariwisata dan
pendidikan yang didukung sektor pertanian dan perkebunan;
7) PKW Sekayu (sebagai pusat pemerintah, jasa dan perdagangan) didukung oleh
keberadaan potensi sumberdaya alam dibidang pertambangan, kehutanan dan
perkebunan;
8) PKW Prabumulih berfungsi sebagai kota pemerintah, pertambangan, industri, jasa
dan perdagangan yang didukung posisi strategis dijalur transportasi regional;
9) Sungsang (sebagai pusat jasa, perdagangan, industri dan pariwisata) saat ini
merupakan permukiman desa, diarahkan sebagai PKW baru dalam jangka panjang
karena adanya potensi besar sehubungan dengan rencana pembangunan Pelabuhan
Laut Tanjung Api-Api sebagai Pelabuhan Utama Primer (PUP) menggantikan
Pelabuhan Boom Baru Palembang.
c. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) berupa ibukota kabupaten pemekaran yang terdiri dari:
1) Kota Pangkalan Balai, Pusat Kegiatan Lokal (PKL) berfungsi sebagai kota
pemerintahan, jasa dan perdagangan;

II 8

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

2) Kota Muara Beliti, Pusat Kegiatan Lokal (PKL) berfungsi sebagai kota
pemerintahan, jasa dan perdagangan;
3) Kota Pagar Alam, Pusat Kegiatan Lokal (PKL) berfungsi sebagai kota
pemerintahan, jasa, perdagangan, pertanian dan pariwisata;
4) Kota Martapura, Pusat Kegiatan Lokal (PKL) berfungsi sebagai kota
pemerintahan, jasa dan perdagangan;
5) Kota Muara Dua, Pusat Kegiatan Lokal (PKL) berfungsi sebagai kota
pemerintahan, jasa dan perdagangan.

Gambar 2.1 Peta Arahan Struktur Ruang Pada RTRW Provinsi Sumatera Selatan

2.3.2

Rencana Pola Ruang


Berdasarkan RTRW Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2019, arahan pola

pemanfaatan ruang Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari:


A. Arahan Penetapan Kawasan Lindung
Rencana pemantapan kawasan lindung di wilayah Provinsi Sumatera Selatan sampai
tahun 2019 teridentifikasi seluas 1.350.891 Ha atau sekitar 15,53% (belum termasuk
kawasan hutan yang berfungsi lindung) dari luas wilayah Provinsi Sumatera Selatan.
Berdasarkan Keppres No. 32 Tahun 1990 Kawasan Lindung di Provinsi Sumatera Selatan
terdiri dari:

II 9

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

a. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;


b. Kawasan perlindungan setempat;
c. Kawasan suaka alam, cagar alam dan cagar budaya;
d. Kawasan rawan bencana.
Rencana pemantapan kawasan lindung di wilayah Provinsi Sumatera Selatan
meliputi:
1) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, mencakup:
a. Hutan lindung seluas 543.126 Ha atau sekitar 6,24% yang tersebar pada beberapa
wilayah berikut ini:
Tabel 2.4 Luasan Kawasan Hutan Lindung Provinsi Sumatera Selatan
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Kabupaten/Kota
Kabupaten Lahat
Ogan Komering Ilir
Ogan Komering Ulu Selatan
Muara Enim
Banyuasin
Ogan Komering Ulu
Pagar Alam
Musi Banyuasin

Luas Hutan Lindung (Ha)


118.024
105.159
102.881
71.700
58.616
48.140
23.076
10.207

Sumber: RTRW Provinsi Sumsel 2005-2019

b. Kawasan bergambut, yaitu kawasan yang mempunyai ketebalan gambut 3 meter


atau lebih yang terdapat di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Musi Banyuasin,
Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Ogan Komering Ilir.
2) Kawasan perlindungan setempat, terdiri dari:
a. Kawasan Sempadan Pantai terletak di Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten
Ogan Komering Ilir. Kawasan ini juga ditetapkan sebagai Hutan Suaka Alam (TN
Sembilang) dan Hutan Lindung (Mangrove).
b. Kawasan sempadan sungai seluas 100.937,22 Ha atau sekitar 1,17% yang
tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota yang ada di wilayah Provinsi Sumatera
Selatan. Kawasan ini dapat dibedakan sebagai berikut:
-

Sungai besar, terdiri dari: Sungai Musi, Sungai Ogan, Sungai Komering,
Sungai Mesuji, Sungai Lematang, Sungai Sembilang, Sungai Lakitan, Sungai
Banyuasin dan Sungai Lalan.

Anak sungai, terdiri dari: Sungai Semangus, Sungai Rawas, Sungai


Lempuing, Sungai Batangharileko, Sungai Jering dan lain-lain.

II 10

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

c. Kawasan

sempadan

LAPORAN AKHIR

danau/waduk

meliputi

daratan

sepanjang

tepian

danau/waduk yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik


pinggiran danau/waduk, pada rentang 50-100 meter dari titik pasang tertinggi ke
arah darat. Kawasan ini terletak di Danau Ranau (Ogan Komering Ulu Selatan),
Danau Rakihan (Ogan Komering Ulu), Danau Teluk Rasau dan Danau Teluk
Gelam (Ogan Komering Ilir), Danau Ulak Lia (Musi Banyuasin) dan danau
lainnya yang tersebar di Provinsi Sumatera Selatan.
d. Kawasan sekitar mata air meliputi kawasan dengan jari-jari 200 meter di sekitar
mata air tersebar di Provinsi Sumatera Selatan.
e. Kawasan pantai berhutan mangrove, meliputi kawasan sepanjang pantai yang
ditumbuhi oleh tanaman mangrove. Kawasan ini terletak di pantai timur
Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Ogan Komering Ilir.
f. Kawasan hutan kota dan ruang terbuka hijau tersebar di seluruh Kabupaten/Kota
dengan luas 20% dari total luas kota.
3) Kawasan Suaka Alam, Cagar Alam dan Cagar Budaya seluas 725.699,94 Ha terdiri
dari:
a. Kawasan Suaka Alam, yaitu:
-

Suaka Margasatwa Gunung Raya di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan;

Suaka Margasatwa Padang Sugihan di Kabupaten Ogan Komeirng Ilir dan


Kabupaten Banyuasin;

Suaka Margasatwa Isau-isau Pasemah di Kabupaten Muara Enim dan


Kabupaten Lahat;

Suaka Margasatwa Gumai Pasemah di Kabupaten Lahat;

Suaka Margasatwa Dangku dan Bentayang di Kabupaten Musi Banyuasin.

b. Taman Nasional Kerinci Seblat di Kabupaten Musi Rawas dan Kota Lubuk
Linggau serta Taman Nasional Sembilang di Kabupaten Banyuasin
c. Taman Hutan Raya kelompok Hutan Kemampo di Kabupaten Banyuasin
d. Taman Wisata Alam Punti Kayu di Kota Palembang
e. Cagar Budaya Bukit Siguntang dan Taman Purbakala Sriwijaya di Kota
Palembang, Megalit di Kota Pagaralam dan Kabupaten Lahat dan Situs Candi
Bumiayu di Kabupaten Muara Enim.
4) Kawasan rawan bencana, terdiri dari:

II 11

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

a. Kawasan rawan bencana longsor terletak di Kabupaten Ogan Komering Ulu,


Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten
Lahat, Kabupaten Musi Rawas, Kota Pagelaran dan Kota Lubuklinggau;
b. Kawasan rawan bencana banjir terletak di Kota Palembang, Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Ogan Ilir,
Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Lahat dan Kabupaten Musi Banyuasin;
c. Kawasan rawan bencana gunung api Dempo dan rawan bahaya luncuran awan
panas di Kota Pagar Alam dan Kabupaten Lahat.
B. Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Budidaya
Pemanfaatan ruang kawasan budidaya meliputi kawasan budidaya pertanian dalam
arti luas dan budidaya non pertanian (perkotaan). Berdasarkan hasil analisis kesesuaian
lahan kawasan budidaya pertanian dalam arti luas di Provinsi Sumatera Selatan
direncanakan seluas 7.193.106,97 Ha atau sekitar 82,66% dari luas wilayah provinsi yang
tersebar di seluruh kabupaten/kota. Kegiatan yang dikembangkan pada kawasan budidaya
pertanian meliputi: pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, perkebunan, tanaman
holtikultura, peternakan, perikanan dan hutan produksi.
Selain kawasan pertanian dalam arti luas, yang termasuk dalam kawasan budidaya
adalah kawasan budidaya non pertanian (disebut juga pengembangan kegiatan perkotaan)
yang

meliputi

permukiman

eksisting,

prasarana

jalan,

rencana

pengembangan

permukiman, kegiatan industri dan kawasan pertambangan. Luas areal yang direncanakan
sebagai kawasan budidaya non pertanian adalah 157.743,81 Ha atau 1,81% dari luas
wilayah provinsi dengan lokasi penyebaran terdapat di seluruh kabupaten/kota. Kawasan
yang direncanakan untuk pengembangan Pelabuhan Laut Tanjung Api-Api dan Industri
termasuk di kawasan ini dengan luas 13.000 Ha.
Berikut ini merupakan rincian pengembangan pemanfaatan ruang Kawasan Budidaya
di wilayah Provinsi Sumatera Selatan:
1) Kawasan Hutan Produksi seluas 2.024.702 Ha, terdiri dari:
a. Kawasan Hutan Produksi Tetap seluas 1.810.023 Ha yang terletak di:
-

Kabupaten Ogan Komering Ulu;

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan;

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur;

Kabupaten Ogan Komering Ilir;

II 12

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

Kabupaten Muara Enim;

Kabupaten Lahat;

Kabupaten Musi Rawas;

Kabupaten Musi Banyuasin; dan

Kabupaten Banyuasin.

b. Kawasan Hutan Produksi Terbatas seluas 214.679 Ha yang terletak di:


-

Kabupaten Ogan Komering Ilir;

Kabupaten Muara Enim;

Kabupaten Lahat;

Kabupaten Musi Rawas; dan

Kabupaten Musi Banyuasin.

Terkait dengan Kawasan Hutan Produksi Konversi, sesuai dengan arahan yang
ditetapkan dalam Perda No. 5 Tahun 2994 tentang Rencana Struktur Tata Ruang Provinsi
Daerah Tingkat I Sumatera Selatan disebutkan bahwa kawasan ini telah ditetapkan sebagai
kawasan cadangan untuk pengembangan kegiatan pertanian. Sehubungan dengan telah
ditetapkannya Provinsi Sumatera Selatan sebagai Lumbung Pangan, maka pengembangan
sektor pertanian diarahkan pada kawasan ini. Untuk itu, selanjutnya kawasan ini diubah
statusnya menjadi Areal Penggunaan Lain (APL). Luasan kawasan APL mencakup semua
Kawasan Hutan Produksi Konversi yaitu seluas 600.323 Ha.
2) Kawasan Pertanian, terdiri dari:
a. Pertanian Tanaman Pangan (Lahan Basah)
Tanaman pangan lahan basah memiliki luas total 784.003,73 Ha atau sekitar
9,01% yang dikembangkan pada wilayah berikut ini:
-

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur;

Kabupaten Ogan Komering Ilir;

Kabupaten Ogan Ilir;

Kabupaten Muara Enim;

Kabupaten Musi Rawas;

Kabupaten Musi Banyuasin; Dan

Kabupaten Banyuasin

b. Pertanian Tanaman Pangan Lahan Kering


Tanaman pangan lahan kering tersebar di Provinsi Sumatera Selatan dengan luas
total 541.158,8 Ha atau sekitar 6,22%.

II 13

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

3) Kawasan Perkebunan
Luas kawasan perkebunan di Provinsi Sumatera Selatan adalah 3.231.899,34 Ha
atau sekitar 37,14% dan dikelompokkan sebagai berikut:
a. Wilayah pengembangan komoditi Karet meliputi:
-

Kabupaten Ogan Komering Ulu

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Kabupaten Ogan Komering Ilir

Kabupaten Ogan Ilir

Kabupaten Muara Enim

Kabupaten Lahat

Kabupaten Musi Rawas

Kabupaten Musi Banyuasin

Kabupaten Banyuasin

b. Wilayah pengembangan komoditi Kelapa Sawit meliputi:


-

Kabupaten Ogan Komering Ulu

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Kabupaten Ogan Komering Ilir

Kabupaten Ogan Ilir

Kabupaten Muara Enim

Kabupaten Lahat

Kabupaten Musi Rawas

Kabupaten Musi Banyuasin

Kabupaten Banyuasin

c. Wilayah pengembangan Kopi meliputi:


-

Kabupaten Ogan Komering Ulu

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

Kabupaten Muara Enim

Kabupaten Lahat

Kota Pagar Alam

d. Wilayah pengembangan Kelapa meliputi:


-

Kabupaten Ogan Komering Ilir

Kabupaten Musi Banyuasin

II 14

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

Kabupaten Banyuasin

4) Kawasan Peternakan
Kawasan peternakan dikembangkan di semua wilayah Provinsi Sumatera Selatan
terutama pada beberapa wilayah berikut ini:
-

Kabupaten Ogan Komering Ulu

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Kabupaten Ogan Komering Ilir

Kabupaten Ogan Ilir

Kabupaten Muara Enim

Kabupaten Lahat

Kabupaten Musi Rawas

Kabupaten Musi Banyuasin

Kabupaten Banyuasin

5) Kawasan Perikanan, terdiri dari:


a. Perikanan Darat dengan luas total 57.473,21 Ha atau sekitar 0,88% kawasan
perikanan yang dikembangkan di semua wilayah Provinsi Sumatera Selatan
terutama pada beberapa wilayah berikut ini:
-

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Kabupaten Ogan Ilir

Kabupaten Muara Enim

Kabupaten Lahat

Kabupaten Musi Rawas

Kabupaten Musi Banyuasin

Kabupaten Banyuasin

Kota Pagar Alam

b. Perikanan laut dan pertambakan dikembangkan di Kabupaten Banyuasin dan


Kabupaten Ogan Komering Ilir.
6) Kawasan Pertambangan
Pengembangan kawasan pertambangan di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki luas
total 1.231.361,13 Ha atau sekitar 14,15% yang diarahkan ke wilayah berikut ini:
-

Kabupaten Ogan Komering Ulu;

II 15

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur;

Kabupaten Muara Enim;

Kabupaten Lahat;

Kabupaten Musi Rawas;

Kabupaten Musi Banyuasin;

Kabupaten Banyuasin; dan

Kota Prabumulih.

Pada umumnya lokasi kawasan ini berada di dalam kawasan hutan. Berikut adalah
jenis komoditas dari sektor pertambangan di Provinsi Sumatera Selatan beserta
lokasinya:
a. Gas alam dan minyak bumi dikembangkan pada wilayah:
-

Kabupaten Muara Enim;

Kabupaten Musi Banyuasin;

Kabupaten Banyuasin;

Kota Prabumulih;

Kabupaten Ogan Komering Ilir;

Kabupaten Ogan Ilir;

Kabupaten Musi Rawas;

Kabupaten Lahat; dan

Kabupaten Ogan Komering Ulu.

b. Batubara dikembangkan pada wilayah:


-

Kabupaten Muara Enim;

Kabupaten Lahat;

Kabupaten Musi Rawas;

Kabupaten Musi Banyuasin;

Kabupaten Banyuasin;

Kabupaten Ogan Komering Ulu;

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan;

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur;

Kota Prabumulih; dan

Kabupaten Ogan Komering Ilir.

c. Pasir kuarsa terdapat di Kabupaten Ogan Komering Ilir.


d. Granit terdapat di Kabupaten Ogan Komering Ilir.

II 16

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

e. Batu kapur terdapat di:


-

Kabupaten Ogan Komering Ulu;

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan;

Kabupaten Lahat;

Kabupaten Musi Rawas.

f. Tanah liat terdapat di:


-

Kabupaten Ogan Komering Ulu;

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan;

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur;

Kabupaten Ogan Komering Ilir;

Kabupaten Ogan Ilir;

Kabupaten Muara Enim;

Kabupaten Lahat;

Kabupaten Musi Rawas;

Kabupaten Musi Banyuasin;

Kota Prabumulih;

Kota Pagar Alam; dan

Kota Lubuk Linggau.

g. Pasir dan koral terdapat di:


-

Kabupaten Ogan Komering Ulu;

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan;

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur;

Kabupaten Ogan Komering Ilir;

Kabupaten Ogan Ilir;

Kabupaten Muara Enim;

Kabupaten Lahat;

Kabupaten Musi Rawas;

Kabupaten Musi Banyuasin;

Kabupaten Banyuasin;

Kota Palembang;

Kota Prabumulih;

Kota Pagar Alam; dan

Kota Lubuk Linggau.

II 17

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

h. Marmer terdapat di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan Kabupaten


Lahat
i. Batu apung dikembangkan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan,
Kabupaten Lahat dan Kota Pagar Alam.
j. Gas metan (Coal Bed Methane) terdapat di:
-

Kabupaten Ogan Komering Ulu;

Kabupaten Muara Enim;

Kabupaten Lahat;

Kabupaten Musi Rawas;

Kabupaten Musi Banyuasin;

Kabupaten Banyuasin; dan

Kota Prabumulih.

k. Panas bumi (Geothermal) terdapat di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan,


Kabupaten Muara Enim dan Kota Pagar Alam
7) Kawasan Industri
a. Kawasan industri (Industrial Estate) yang berskala besar akan dikembangkan di
Kawasan Tanjung Api-Api;
b. Kawasan industri sedang dan industri kecil tersebar di Kabupaten/Kota:
-

Berbagai industri seperti pupuk, minyak remiling, kayu olahan dan lain-lain
terkonsentrasi di Kota Palembang;

Kawasan industri untuk industri berat direncanakan dibangun berdekatan


dengan Pelabuhan Laut Tanjung Api-api;

Pengembangunan agro industri di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Muara


Enim dan Kota Pagar Alam;

Industri Pengolahan karet, minyak sawit dan pulp di Kabupaten Muara Enim,
Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Ogan Komering Ilir;

Peningkatan industri semen, remiling dan industri kecil di Kabupaten Ogan


Komering Ulu;

Pengembangan industri kecil yang berorientasi pada agro industri dan daerah
Kabupaten Musi Rawas;

Pengembangan kilang minyak skala kecil di Kabupaten Musi Banyuasin.

8) Kawasan Pariwisata, akan dikembangkan di seluruh Kabupaten/Kota se Provinsi


Sumatera Selatan. Prioritas utama pengembangan pariwisata adalah di Benteng Kuto

II 18

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

Besak (Palembang), Gunung Dempo (Pagar Alam) dan Danau Ranau (Ogan
Komering Ulu Selatan).
9) Kawasan Permukiman
Pengembangan kawasan permukiman dikembangkan diseluruh Kabupaten/Kota
dengan luas total 144.743,81 Ha atau sekitar 1,66% dengan pengelompokkan sebagai
berikut:
a. Kawasan permukiman padat: di Kota-Kota Palembang, Lubuk Linggau, Muara
Enim, Baturaja, Lahat, Prabumulih, Tanjung Enim dan Pagar Alam.
b. Kawasan permukiman sedang: di Kota-Kota Kayu Agung, Indralaya, Sekayu,
Pangkalan Balai, Muara Dua, Martapura, Tanjung Raja dan Gumawang
(Belitang).
10) Kawasan Tertentu, terdiri dari:
a. Kawasan Hankam:
-

Kawasan Pangkalan TNI AL di Kota Palembang;

Kawasan Pangkalan TNI AU menjadi satu dengan Kawasan Bandara SMB II


di Kota Palembang;

Kawasan Objek Militer Baturaja (OMIBA) di Kabupaten Ogan Komering


Ulu, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan Kabupaten Ogan Komering
Ulu Timur;

Kawasan Pangkalan dan Instalasi Militer yang telah ada di Provinsi Sumatera
Selatan; dan

Kawasan Hankam yang baru diproses melalui kajian oleh Pemda dan atau
TNI.

b. Kawasan Bersejarah (situs) dan peninggalan perang di Kota Palembang,


Kabupaten Lahat, Kota Pagar Alam dan Kabupaten Muara Enim.
c. Kawasan Strategis, yaitu: Kawasan Tanjung Api-Api, Kawasan Metropolitan
Palembang-Inderalaya-Pangkalan Balai-Sungsang, dan Kawasan PalembangBetung-Inderalaya (Patungraya).
Tabel 2.5 Arahan Pola Pemanfaatan Ruang Provinsi Sumatera Selatan
Pemanfaatan Ruang
A. Kawasan Lindung
1. Hutan Lindung
2. Hutan Suaka Alam
3. Sempadan Pantai
4. Sempadan Sungai
5. Perlindungan Buaya

Total Luas (Ha)


538.126,00
711.828,00
27.089,00
100.937,22
13.871,94

II 19

Persentase (%)
6,18
8,18
0,31
1,17
0,16

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

Pemanfaatan Ruang
Senyulong

LAPORAN AKHIR
Total Luas (Ha)

Total A
B. Kawasan Budidaya Pertanian
1. Pertanian Lahan Basah
2. Pertanian Lahan Kering
3. Perkebunan
4. Perikanan
5. Hutan Produksi
6. Hutan Produksi Terbatas
7. Areal Penggunaan Lain
Total B
C. Kawasan Budidaya Non Pertanian
1. Permukiman
2. Pertambangan
3. Kawasan Tanjung Api-api
Total C
TOTAL A+B+C

Persentase (%)

1.350.891,22

15,53

784.003,73
541.158,58
3.185.446,45
57.473,21
1.810.023,00
214.679,00
600.323,00
7.193.106,97

9,01
6,22
37,14
0,88
20,8
2,47
6,14
82,66

144.743,81
1.231.361,13
13.000,00
157.743,81
8.701.742,00

1,66
14,15
0,15
1,81
100,00

Sumber: RTRW Provinsi Sumsel 2005-2019

Gambar 2.2

Peta Arahan Pemanfaatan Ruang Pada RTRW Provinsi Sumatera Selatan

II 20

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

2.3.3

LAPORAN AKHIR

Rencana Pengembangan Infrastruktur Transportasi


Kebijakan

pengembangan

sistem

transportasi

diarahkan

untuk

menunjang

pengembangan tata ruang di Provinsi Sumatera Selatan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Pengembangan sistem transportasi yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan
wilayah Provinsi Sumatera Selatan agar dapat berkembang dengan serasi bersama
dengan wilayah yang ada di sekitarnya. Adapun sasarannya adalah:
-

Membuka keterisolasian wilayah Provinsi Sumatera Selatan;

Menunjang kegiatan eksport-import Provinsi Sumatera Selatan dengan wilayah


lainnya; dan

Menunjang pembangunan sektor-sektor kegiatan perekonomian utama di Provinsi


Sumatera Selatan.

b. Pengembangan sistem transportasi yang bertujuan untuk mendukung pemerataan


pembangunan, yaitu dengan sasaran:
-

Memperlancar koneksi dan distribusi arus barang dan jasa serta meningkatkan
mobilisasi penduduk di Provinsi Sumatera Selatan;

Meningkatkan keterhubungan ke wilayah-wilayah potensi yang masih terisolasi.

Penetapan klasifikasi fungsi jaringan jalan sebagai prasarana transportasi di Provinsi


Sumatera Selatan mengacu kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
1980 dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan. Berdasarkan tabel
tersebut maka jalan-jalan di Provinsi Sumatera Selatan dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
1) Jalan arteri primer, yang menghubungkan:
-

Perbatasan Jambi dengan Kota Bumi (Lampung) melalui Lubuk Linggau, Lahat,
Muara Enim, Tanjung Enim, Baturaja dan Martapura disebut Lintas Tengah
Sumatera.

Perbatasan Jambi dengan perbatasan Lampung melalui Buyung Lincir, Pangkalan


Balai, Palembang, Inderalaya, Kayu Agung, Penyandingan dan Pematang
Panggang disebut Lintas Timur Sumatera.

Palembang dengan Muara Enim melalui Prabumulih disebut Lintas Penghubung.

Betung dengan Lubuk Linggau melalui Sekayu, Mangun Jaya, Muara Beliti
disebut Lintas Penghubung.

2) Jalan kolektor primer, yang menghubungkan:


-

Prabumulih dengan Baturaja melalui Beringin;

II 21

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

Sekayu dengan Muara Rupit melalui Babat Tman dan Bingin Teluk;

Sekayu dengan Cinta Kasih melalui Pendopo;

Kayu Agung dengan Muara Dua melalui Cempaka dan Martapura;

Lahat dengan Kepahyangan (Bengkulu) melalui Pagaralam;

Lahat dengan Kepahyangan (Bengkulu) melalui Tebing Tinggi dan Tanjung Raya.
Provinsi Sumatera Selatan melakukan pembangunan pelabuhan laut di Tanjung

Api-api yang diperkirakan akan meningkatkan arus kendaraan dan beban jaringan pada
jalan akses menuju pelabuhan. Jaringan jalan akses menuju ke Pelabuhan Tanjung Api-api
saat ini melalui Kota Palembang. Hal ini dapat menimbulkan beban berlebih terhadap
jaringan jalan di Kota Palembang yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemacetan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dibangun jalan lingkar luar (outer
ring road) barat untuk melayani arus menerus. Selain itu perlu juga ditingkatkan atau
dibangun jalan sekelas arteri primer yang menghubungkan Kota Palembang dengan
pelabuhan laut di Tanjung Api-api. Oleh karena itu untuk meningkatkan akses menuju
Pelabuhan Tanjung Api-api dan mendistribusikan berbagai produk ekonomi, direncanakan
pembangunan jalan tol Pelembang-Indralaya-Betung.

Gambar 2.3

Peta Arahan Rencana Jaringan Jalan pada RTRW Provinsi Sumatera Selatan

II 22

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

2.4 Kawasan Strategis


2.4.1

Kawasan Strategis Provinsi Sumatera Selatan


Kawasan strategis Provinsi Sumatera Selatan telah ditentukan dalam pembahasan

arahan pemanfaatan ruang Provinsi Sumatera Selatan. Kawasan Strategis Provinsi


Sumatera Selatan terdiri dari:

2.4.2

Kawasan Tanjung Api api;

Kawasan Metropolitan Palembang-Inderalaya-Pangkalan Balai-Sungsang; dan

Kawasan Palembang-Betung-Inderalaya (Patungraya).


Kawasan Strategis Kota Palembang
Penentuan kawasan strategis Kota Palembang dilakukan berdasarkan Penetapan

kawasan strategis Kota Palembang pada RTRW Kota Palembang Tahun 2012-2032 yang
terdiri dari:
a. Kawasan Tepian Sungai Musi (Kawasan Strategis Sosial-Budaya)
Pengembangan aktivitas kota di sepanjang tepian sungai dalam konsep
waterfront/riverside harus digambarkan semaksimal mungkin untuk kepentingan publik
melalui:
-

Pengembangan

node-node

kegiatan

pada

beberapa

lokasi

strategis

yang

berseberangan;
-

Pembentukan pola-pola poros jalan yang mengarah ke sungai sehingga membentuk


bukaan view ke air, sekaligus mengantisipasi peningkatan aksesibilitas kedua sisi
berseberangan melalui angkutan air;

Pengembangan promenade, berupa pedestrian/jalan di tepian sungai;

Pengembangan ruang-ruang terbuka kota (public open space) di sepanjang tepian


sungai.

No
1

2
3
4

Tabel 2.6 Node-Node Yang Dikembangkan Dalam Penataan Kawasan Tepi Sungai
Musi
Lokasi Node
Kegiatan Pengisi
Benteng Kuto Besak, Masjid Agung, Wisata
Sejarah,
Kegiatan
Masjid Lawang Kidul, Kampung Kapiten, Perlombaan, Event-event Nasional,
Bagus Kuning, Kelenteng 10 Ulu, 16 Ilir, Taman Kota.
kampung Palembang Ulu
Pelabuhan Boom Baru
Kegiatan Pelabuhan
Pulau Kemarau
Wisata Sejarah
Kaki Jembatan Ampera
Taman Kota

Sumber: RTRW Provinsi Sumsel 2005-2019

II 23

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

b. Kawasan Jakabaring (Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi)


Kawasan Jakabaring termasuk kedalam kawasan strategis pertumbuhan ekonomi
yang akan dikembangkan menjadi kawasan terpadu dengan berbagai fasilitas. Saat ini telah
dibangun fasilitas olah raga dan perkantoran pemerintah. Luas kawasan Jakabaring adalah
sekitar 2.023 Ha. Fasilitas penunjang lain yang akan dibangun:
-

Exhibition Hall (WTC Palembang)

Fly over simpang Jakabaring

Komplek perkantoran pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

Lapangan Golf

International Hospital

Kantor Pusat Bank Sumsel Babel

Gambar 2.4

Peta Rencana Pengembangan Kawasan Jakabaring

c. Kawasan Agropolitan Gandus (Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi)


Kawasan agropolitan gandus berlokasi pada wilayah pulokerto dengan luas
pengembangan lebih dari 100 Ha. Wilayah ini kaan dikembangkan menjadi daerah
agropolitan dan agrowisata berupa persawahan, kolam ikan (keramba terapung), kebun
buah serta wisata sungai. Saat ini di Pulokerto telah dibuka 900 Ha daerah persawahan dan

II 24

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

apabila dikembangkan menjadi pertanian terpadu diharapkan akan menarik investor dari
luar daerah.
Pengembangan dilakukan dengan menambah tujuh zona untuk pengembangan
kawasan agropolitan di Kelurahan Pulokerto, Kecamatan Gandus Palembang. Ketujuh
zona itu adalah zona wisata sungai, sona konservasi, zona pariwisata, zona fauna, zona
minapolitan, zona entrance dan zona floral.
d. Kawasan Kasiba-Lisiba Talang Kelapa (Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi)
Pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman untuk jangka pendek, menengah
dan panjang perlu diselenggarakan dengan pengembangan permukiman skal besar melalui
Kawasan Siap Bangun (Kasiba) dan Lingkungan Siap Bangun (Lisiba) yang berdiri sendiri
sesuai dengan RTRW Kota Palembang. Kawasan siap bangun yang berlokasi di Kelurahan
Talang Kelapa Kecamatan Alang-alang Lebar Palembang dengan luas 649,28 Ha.
e. Kawasan Pusat Kota (Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi)
Kawasan Sudirman merupakan cikal bakal jantung Kota Palembang, dimana
kawasan pusat kota (Central Business District) Kota Palembang berkembang di poros
utama selatan-utara antara Jembatan Musi dan Sudirman-Veteran berperan sebagai city
square. Sedangkan poros Sudirman-Veteran hingga Demang Daun Lebar-Basuki Rahmat
merupakan kawasan perluasan dari kegiatan CBD dengan perkembangan yang sangat
intensif. Perkembangan kondisi Kawasan Sudirman sudah berada pada ambang batas
kemampuannya menampung kegiatan. Sehingga memberikan implikasi terhadap kegiatan
lain yang saling terkait.
f. Kawasan Industri Keramasan Karya Jaya (Kawasan Strategis Pertumbuhan
Ekonomi)
Kawasan Keramasan Karya Jaya diarahkan akan menjadi kompleks kawasan industri
di Kota Palembang. Pembangunan kawasan industri Keramasan Karya Jaya memerlukan
suatu perencanaan yang matang dan komprehensif untuk dapat memberikan manfaat secara
ekonomi, kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Pengembangan kawasan
ini terdiri dari empat program yaitu pembangunan infrastruktur wisata sungai Musi,
terminal multi moda, pengembangan pemusatan air limbah dan transportasi perkotaan.
g. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Karya Jaya
Kawasan pengembagan ekonomi terpadu Karya Jaya diarahkan terutama untuk
terminal terpadu, perdagangan dan jasa serta komplek pergudangan. Pengembangan ini
dimaksudkan untuk pemerataan pengembangan wilayah di Kota Palembang khususnya

II 25

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

antara wilayah Seberang Ilir dan Seberang Ulu. Selain dikembangkan sesuai dengan fungsi
utama kegiatan terminal terpadu yang mencakup terminal angkutan umum, dermaga sungai
dan terminal kereta api, perdaganagn dan jasa serta pergudangan, kawasan ini juga
dikembangkan permukiman untuk mendukung fungsi kawasan tersebut.
h. Kawasan Taman Purbakala Situs Sriwijaya Karanganyar (Kawasan Strategis Sosial
Budaya)
Kawasan taman purbakala situs Sriwijaya Karanganyar dikembangkan menjadi
kawasan cagar budaya untuk memperhatikam kelestarian bukti-bukti peninggalan
bersejarah di Kota Palembang. Pada kawasan situs ini ditemukan sisa-sisa bangunan stupa,
arca Budha, arca Boddhisatwa, kepala arca Buddha dan lempengan emas bertulis.
Kawasan ini terletak di Bukit Siguntang. Arahan pengembangannya kawasan ini akan
dibagi menjadi beberapa komponen antara lain ruang pengolahan data, perpustakaan,
bangunan museum dan TPKS (Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya) sebagai museum
situs.
i. Kawasan Industri Sukarami di Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarami
Kawasan industri Sukarami terletak di koridor jalan inner ring road timur Kota
Palembang menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dan Pelabuhan Laut Tanjung
Api-Api. Kawasan industri ini dimaksudkan untuk memanfaatkan keuntungan lokasi
strategis kedua prasarana perhubungan skala nasional tersebut.
2.4.3

Kawasan Strategis Kabupaten Banyuasin


Penentuan kawasan strategis Kabupaten Banyuasin sesuai dengan RTRW Kabupaten

Banyuasin Tahun 2011-2031. Kawasan strategis provinsi di Kabupaten Banyuasin terdiri


dari:
a. Kawasan perkotaan Metropolitan Palembang
Kawasan ini merupakan kawasan yang memilki nilai strategis potensi ekonomi cepat
tubuh di Provinsi Sumatera Selatan. Arahan pengembangan kawasan strategis ini adalah
melalui pengembangan kawasan perdagangan dan jasa melalui revitalisasi kawasan,
penataan lingkungan sekitar, peningkatan aksesibilitas menuju kawasan dalam mendukung
peningkatan fungsi kawasan sebagai kawasan metropolitan. Pengembangan pembangunan
kawasan perkotaan Metropolitan Palembang diarahkan menggunakan pembangunan
vertikal.
b. Kawasan pelabuhan Tanjung Api-api

II 26

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

Kawasan Tanjung Api-api berlokasi di Kecamatan Banyuasin II. Arahan


pembangunan kawasan ini adalah dengan meningkatkan aksesibilitas dan sarana penunjang
pelabuhan

dan

kawasan

industri,

mengembangkan

pelabuhan

internasional,

mengintregrasikan dengan pengembangan wilayah disekitarnya dan meningkatkan


kerjasama dengan pihak swasta.
c. Kawasan Taman Nasional Sembilang
Kawasan ini merupakan kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan
ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang
harus dilindungi atau dilestarikan serta memberikan perlindungan keseimbangan tata guna
air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian. Kawasan ini berlokasi di
Kecamatan Banyuasin II dengan luas 205.750 Ha.
d. Kawasan Minapolitan
Arahan

untuk

kawasan

minapolitan

di

Kabupaten

Banyuasin

adalah

mempertahankan luasan lahan budidaya perikanan, meningkatkan produktivitas perikanan


budidaya, meningkatkan pendapatan nelayan/pembudidaya dengan program multiaktivitas
minabisnis serta mengembangkan kawasan minabisnis dari hulu hingga hilir yang sesuai
dengan potensi kawasan.
Selain kawasan strategis provinsi, Kabupaten Banyuasin juga memiliki kawasan
strategis Kabupaten Banyuasin yang terdiri dari:
1) Kawasan Strategis Kabupaten Dari Sudut Kepentingan Pada Aspek Ekonomi
Rencana pengembangan kawasan strategis bagi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Banyuasin terbagi dalam beberapa kawasan yang terdiri dari:

Kawasan pendukung perkotaan metropolitan palembang, terdiri dari beberapa


kegiatan antara lain:

Kota Terpadu Mandiri (KTM) Telang

Kawasan Perdagangan Betung

Kawasan Pusat Pemerintahan Pangkalan Balai

Kawasan Pusat Permukiman Perkotaan

Kawasan strategis pertanian, terdiri dari beberapa kegiatan antara lain:


-

Kawasan agropolitan

Kawasan industri masyarakat perkebunan

Kawasan sentra produksi beras pertanian pasang surut

Kawasan sentra pertambangan dan migas

II 27

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

Kawasan strategis ekonomi khusus Tanjung Api-api

Kawasan strategis industri

Kawasan minapolitan

2) Kawasan Strategis Kabupaten Dari Sudut Kepentingan Pada Aspek Lingkungan


Rencana pengembangan kawasan strategis bagi aspek lingkungan di Kabupaten
Banyuasin terbagi dalam beberapa kawasan yang terdiri dari:
-

Kawasan taman nasional sembilang

Kawasan suaka margasatwa padang sugihan

3) Kawasan Strategis Kabupaten Dari Sudut Kepentingan Pada Aspek Sosial-Budaya


berupa kawasan perkampungan nelayan di Kecamatan Sungsang.
4) Kawasan Strategis Kabupaten Dari Sudut Kepentingan Pada Aspek Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi berupa kawasan agrocenter sembawa di Kecamatan
Sembawa.
2.4.4

Kawasan Strategis Kabupaten Ogan Ilir


Kawasan strategis provinsi yang sudah ditetapkan dalam RTRW Provinsi Sumatera

Selatan Tahun 2012 2032 adalah kawasan strategis, seperti:


1. Kawasan Perkotaan Metropolitan Palembang
2. Kawasan Koridor Palembang - Prabumulih
3. Kawasan Minapolitan
Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) merupakan kawasan strategis yang perlu
penanganan strategis dan termasuk kawasan strategis yang sudah ditetapkan nasional dan
provinsi. Menurut RTRW Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2012-2032, Kawasan Strategis
Kabupaten (KSK) Kabupaten Ogan Ilir adalah:
1. Kawasan Perkotaan Indralaya
2. Kawasan Koridor Kota Palembang Indralaya
3. Kawasan Koridor Indralaya Tanjung Raja
4. Kawasan Agropolitan Muara Kuang dan Indralaya Utara
5. Kawasan Minapolitan
6. Kawasan Terpadu Mandiri Transmigrasi (KTM)
7. Kawasan Kurang Berkembang (Rambang Kuang dan Muara Kukang)

II 28

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

Gambar 2.5

LAPORAN AKHIR

Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Ogan Ilir


Gambar 2.6

II 29

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

2.5 Perekonomian Wilayah


Kondisi perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari beberapa indikator
diantaranya adalah laju pertumbuhan PDRB. PDRB sering dipakai sebagai indikator
kemakmuran suatu daerah. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menggambarkan
kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan nilai tambah pada suatu waktu tertentu. Laju
pertumbuhan ekonomi (PDRB atas dasar harga konstan 2010) provinsi-provinsi di wilayah
Sumatera bagian selatan menunjukkan penurunan pada Tahun 2015. Besarnya PDRB
Provinsi Sumatera Selatan selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.7 PDRB Provinsi Sumatera Selatan (Miliar Rupiah)
Tahun
2012
2013
2014
2015

PDRB Atas Dasar Harga


Berlaku
253.265,12
280.348,46
306.120,76
332.726,58

PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000


220.459,20
232.175,05
243.093,77
254.022,86

Sumber: Provinsi Sumsel Dalam Angka, 2016

Berdasarkan tabel PDRB Provinsi Sumatera Selatan dapat diketahui bahwa PDRB
Provinsi Sumatera Selatan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini dapat diartikan
baik PDRB Nominal maupun PDRB riil selama empat tahun terakhir mengalami kenaikan.
Untuk mengetahui kondisi perekonomian di Kabupaten/kota Provinsi Sumatera
Selatan dapat dilihat dari nilai PDRB menurut Kabupaten/kota Provinsi Sumatera Selatan.
Berdasarkan harga berlaku, terdapat tiga Kabupaten/kota yang memberikan peranan cukup
besar terhadap PDRB. Pada tahun 2015, tiga kabupaten/kota yang memberikan sumbangan
terbesar adalah Kota Palembang, Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Muara Enim
dengan peranan masing-masing secara berurutan adalah 32,1 persen; 16,0 persen dan 12,1
persen.
Tabel 2.8 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sumatera Selatan (Miliar Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kabupaten/Kota
Ogan Komering Ulu
Ogan Komering Ilir
Muara Enim
Lahat
Musi Rawas
Musi Banyuasin
Banyuasin
OKU Selatan
OKI Timur

2012
2013
KABUPATEN
8.537,42
9.254,64
16.048,88
18.145,22
31.602,52
35.262,88
11.374,00
12.395,28
10.989,48
11.972,54
44.524,35
47.640,95
15.636,17
17.524,59
4.672,22
5.221,45
7.844,32
8.775,03
II 30

2014

2015

9.989,80
20.135,48
37.445,44
13.227,77
13.376,33
52.183,24
19.133,85
5.805,75
9.739,84

10.642,63
21.811,38
40.985,98
13.824,15
14.100,93
53.913,52
20.794,41
6.371,60
10.999,60

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

No
10
11
12
13
1
2
3
4

Kabupaten/Kota
Ogan Ilir
Empat Lawang
Pali
Musi Rawas Utara
Palembang
Prabumulih
Pagar Alam
Lubuk Linggau
JUMLAH

LAPORAN AKHIR

2012
5.793,51
2.897,37
3.996,71
4.816,14
75.268,38
3.954,13
1.809,05
3.318,49
253.083,14

2013
6.557,52
3.173,53
4.509,82
5.029,14
KOTA
85.193,32
4.298,35
1.977,95
3.735,45
280.667,66

2014
7.336,97
3.468,14
4.747,88
5.776,34

2015
8.174,44
3.815,59
5.094,63
5.932,21

95.131,39
5.068,15
2.133,10
4.193,36
308.892,83

108.483,64
5.575,39
2.279,64
4.693,18
337.492,92

Sumber: Provinsi Sumsel Dalam Angka, 2016

Namun jika melihat pertumbuhan ekonominya pada Tahun 2015, tiga kabupaten/kota
yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi tertinggi secara berurutan adalah Kabupaten
Muara Enim, Kabupaten OKU Timur dan Kota Lubuk Linggau dengan laju pertumbuhan
ekonomi masing-masing sebesar 7,6 persen; 6,8 persen dan 6,3 persen.
Tabel 2.9 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Sumatera Selatan (Miliar Rupiah)
No

Kabupaten/Kota

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Ogan Komering Ulu


Ogan Komering Ilir
Muara Enim
Lahat
Musi Rawas
Musi Banyuasin
Banyuasin
OKU Selatan
OKI Timur
Ogan Ilir
Empat Lawang
Pali
Musi Rawas Utara

1
2
3
4

Palembang
Prabumulih
Pagar Alam
Lubuk Linggau
JUMLAH

2012
2013
KABUPATEN
7.376,01
7.704,61
14.230,59
15.135,83
26.374,75
28.158,76
9.479,39
9.937,39
9.245,29
9.788,57
35.290,94
36.683,31
13.777,76
14.628,96
4.056,98
4.267,95
6.951,88
7.435,45
5.121,36
5.492,92
2.582,01
2.721,11
3.352,72
3.577,35
4.104,39
4.190,45
KOTA
70.090,31
74.193,37
3.496,88
3.674,19
1.641,56
1.735,06
2.943,70
3.042,98
220.116,52
232.368,58

Sumber: Provinsi Sumsel Dalam Angka, 2016

II 31

2014

2015

7.987,73
15.902,78
29.041,41
10.317,90
10.510,08
38.397,35
15.380,59
4.503,08
7.821,52
5.852,73
2.836,12
3.577,35
4.606,18

8.230,96
16.668,45
31.253,27
10.537,52
11.049,70
39.272,81
16.236,00
4.707,44
8.354,95
6.122,37
2.963,78
3.736,27
4.759,31

78.079,09
4.097,01
1.814,40
3.235,62
243.960,94

82.329,66
4.295,41
1.892,92
3.439,78
255.850,60

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

2.1

LAPORAN AKHIR

Tataran Transportasi Wilayah Provinsi Sumatera Selatan..................................II2.1.1 Antisipasi MP3EI untuk Pengembangan Angkutan Barang........................II-1
2.1.2 Arah Pengembangan Transportasi Darat (Jalan Raya)..............................II-2

2.2

Kondisi Jaringan Jalan............................................................................ II-4

2.3

Kebijakan Perwilayahan..........................................................................II-7
2.3.1 Rencana Struktur Ruang Sumatera Selatan...........................................II-7
2.3.2 Rencana Pola Ruang.......................................................................II-9
2.3.3 Rencana Pengembangan Infrastruktur Transportasi...............................II-20

2.4

Kawasan Strategis................................................................................II-22
2.4.1 Kawasan Strategis Provinsi Sumatera Selatan......................................II-22
2.4.2 Kawasan Strategis Kota Palembang..................................................II-23
2.4.3 Kawasan Strategis Kabupaten Banyuasin...........................................II-26
2.4.4 Kawasan Strategis Kabupaten Ogan Ilir.............................................II-28

2.5

Perekonomian Wilayah............................................................................II-3

Tabel 2. 1 ........Panjang Jalan Provinsi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan


Tahun 2016.................................................................................................. II-5
Tabel 2. 2 .......Panjang Jalan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Permukaan Jalan di Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2016............................................................................II-5
Tabel 2. 3 .....Panjang Jalan Menurut Kabupaten/Kota dan Kondisi Jalan di Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2016........................................................................................ II-6
Tabel 2.4 Luasan Kawasan Hutan Lindung Provinsi Sumatera Selatan........................II-10
Tabel 2. 5 Arahan Pola Pemanfaatan Ruang Provinsi Sumatera Selatan.......................II-19
Tabel 2. 6 Node-Node Yang Dikembangkan Dalam Penataan Kawasan Tepi Sungai Musi....
23
Tabel 2. 7PDRB Provinsi Sumatera Selatan (Miliar Rupiah)....................................II-30
Tabel 2. 8.........PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera
Selatan (Miliar Rupiah)................................................................................. II-30
Tabel 2. 9 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera
Selatan (Miliar Rupiah)................................................................................. II-31

II 32

KAJIAN LALU LINTAS PEMBANGUNAN JALAN TOL


KAYU AGUNG PALEMBANG BETUNG
PROVINSI SUMATERA SELATAN

LAPORAN AKHIR

Y
Gambar 2.1 Peta Arahan Struktur Ruang Pada RTRW Provinsi Sumatera Selatan............II-9
Gambar 2. 2 Peta Arahan Pemanfaatan Ruang Pada RTRW Provinsi Sumatera Selatan. . .II-20
Gambar 2. 3 Peta Arahan Rencana Jaringan Jalan pada RTRW Provinsi Sumatera Selatan.. .
22
Gambar 2. 4 Peta Rencana Pengembangan Kawasan Jakabaring...............................II-24
Gambar 2. 5 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Ogan Ilir.................................II-29

II 33

You might also like